• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH AGROFORESTRY (4) SEBARAN SISTEM AGROFORESTRY DI TROPIS ACHMAD KASIYANI INSTITUT PERTANIAN INTAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIAH AGROFORESTRY (4) SEBARAN SISTEM AGROFORESTRY DI TROPIS ACHMAD KASIYANI INSTITUT PERTANIAN INTAN YOGYAKARTA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH AGROFORESTRY (4)

SEBARAN SISTEM AGROFORESTRY DI TROPIS

ACHMAD KASIYANI

(2)

LINGKUNGAN TROPIS

THE TROPICAL ENVIRONMENT

Parameter utama iklim yang menentukan kondisi lingkungan di daerah

tropis adalah

1. Hujan (jumlah dan distribusi) dan

2. Temperature (Rejim perubahan siang dan malam) .

3. Altitude (Tinggi tempat

)

sebab dapat berpengaruh pada

temperatur, juga

(3)

Dari pandangan sistem agroforestry, wilayah ekologi utama yang

diperkenalkan untuk daerah sub tropis oleh FAO adalah :

1. wilayah temperate,

2. mediterranean,

3. arid and semiarid,

4. subhumid tropical (lowland),

5. humid tropical (lowland) and

6. pegunungan (highland.)

(4)

SIFAT SIFAT UTAMA DARI WILAYAH EKOLOGI UTAMA DARI AGROFORESTRY PENTING DI DAERAH TROPIS DAN SUB TROPIS

Characteristics Humid/subhumid

lowlands Dry regions (semiarid and arid) Highlands Climate/Iklim Hot, humid for all or

most of the year, rainfall > 1000

mm; sometimes one or more extended dry periods per year; Koppen Af, Am and some Aw, esp. Aw”

Hot, one or two wet seasons and at least one long dry period; rainfall 1000 mm; Koppen Aw" (some),Aw', and B climates Cool temperatures, subhumid or humid (arid highlands are of low AF potential); altitude over 1000 m; Koppen Ca, Cw (agricultural growing period over 120 days)

Vegetation and soils (Vegetasi san jenis tanah)

Evergreen or semi-evergreen vegetation; Ultisols (Acrisols) and Oxisols (Ferralsols) and other acid, low-base tropical soils

Savannas with low or medium-high trees and bushes (Aw); thorn scrub and steppe grasslands (BS), Vertisols,Alfisols

(Luvisols, Nitosols) and Entisols

Evergreen to semi-evergreen vegetation depending on rainfall. Oxisols (Humic Ferralsols) and Ultisols (Humic

Acrisols)Andosols (volcanic soils)

(5)

Major geographical spread

(of areas with AF Importance)

Penyebaran geografis

All tropical continents, especially,south-east and south Asia, west Africa and central and southAmerica; about 35% of tropical land

Savanna and

sub-Saharan zones of Africa, Cerrado of South

America,semi-arid and arid parts of Indian

subcontinent approx. 45% of totaltropical land

Asia (Himalayan region, some parts of southern India and S.E. Asia), east and central African highlands, Andes; about 20% of tropical land Main land-use systems/system penggunaan lahan utama Commercial forestry, agricultural tree crop plantations, rice-paddies (esp. Asia), ranching (S. America), shifting cultivation, arable cropping Arable farming, extensive ranching or nomadic pastoralism, perennial crop husbandry towards the more humid areas, forestry

Arable farming, plantation agriculture and forestry, ranching (in south and central America), shifting cultivation

Characteristics Humid/subhumid lowlands Dry regions (semiarid and

(6)

Main land-use and ecological problems/ penggunaan lahan dan masalah ekologi

Excessive deforestation (and consequent shortening of fallows,etc.)

overgrazing, soil acidity and consequent problems, low soil fertility, high rainfall erosivity

Drought (in areas with less rainfall), soil fertility decline caused by over-cultivation, over-grazing, degradation of decideous woodland, fuelwood/ fodder shortage

Soil erosion; shortening of fallows; over -grazing, deforestation and ecosystem degradation; fodder/ fuel shortage Major agroforestry Emphasis/bentuk agroforestry utama

Improved fallows, soil fertility improvement and conservation, food production

Fuelwood/fodder

production, soil fertility improvement,

windbreaks and shelterbelts, food production

Soil conservation, fodder/ fuel Production, watershed

Management,

ecosystem stabilization and protection

of rare species

Characteristics Humid/subhumid lowlands Dry regions (semiarid and

(7)

PERSEBARAN SISTEM AGROFORESTRY TROPIS

Dataran rendah humid dan subhumid tropis

Dicirikan oleh kondisi panas , iklim humid (lembab) hampir sepanjang tahun dan

tanaman selalu hijau semi. Kondisi humid tropic merupakan wilayah ekologi utama dari total populasi manusia yang mensupport penyebaran dan keragaman agroforestry system dan pemanfaatan tanah lain

 Disebabkan oleh kondisi iklim yang mampu mendukung pertumbuhan spesies tanaman

secara lebih cepat beberapa bentuk asosisiasi tanaman agroforestry dapat dijumpai di daerah dengan populasi padat.

 Ragam pekarangan rumah, penanaman kombinasi tanaman pangan semusim dan

aneka lapisan tajuk tanaman pohon biasa dijumpai di suatu daerah.

 Didaerah dengan populasi yang kurang padat seperti di Amerika Latin , tanaman

pohon dilahan padang rumput atau tanaman pakan ternak, perbaikan kondisi bera pada wilayah sistem perladangan berpindah dan hutan tanaman industri kayu, merupakan sistem agroforestry utama

(8)

Beberapa bentuk sistem agroforestry yang banyak dijumpai di daerah ini :

1.

shifting cultivation, taungya,

2.

homegardens, plantation-crop combination, an

d

(9)

Semi arid dan kering tropis

Sistem agroforestry utama di daerah ini dipengaruhi oleh tekanan populasi,

pekarangan dan aneka lapisan tinggi tajuk tanaman juga ditemukan di zona

padat penduduk.

Pada zona ini

bentuk

agroforestry

yang paling

dominan

dikembangkan

adalah.

1.

Beragam bentuk systems silvopastoral,

2.

Windbreaks and shelterbelts, serta

3.

Multipurpose trees on crop lands, seperti

Faidherbia (Acacia)

albida-based

4.

Systems in Africa and

Prosopis-based agrisilvicultural systems in the Indian

Subcontinent

Karena bahan kayu sering menjadi masalah utama hampir di sebagian

wilayah semiarid dan arid tropics; maka sistem agroforestry yang potensial

untuk produksi kayu bakar sangat penting(e.g., Nair, 1987).

(10)

Dataran tinggi tropis

 Kira 20% dari lahan didaerah tropis berada di ketinggian antara 900-1800 m. Dataran

tinggi tropis yang secara potensial terdapat sistem agroforestry adalah di daerah lembab/humid dan subhumid, sementara daerah yang beriklim kering tidak memiliki sistem agroforestry yang potensial

 Problem pemanfaatan lahan di daerah pegunungan pada daerah humid atau kering

di dataran rendah tergantung pada iklim, dimana pada wilayah berlereng dan terjal menjadikan isu erosi tanah sesuatu yang perlu untuk diperhatikan.

 Lebih dari itu pada umumnya temperatur tahunan rendah pada daerah pegunungan

(setiap kenaikan 100 m dalam tinggi tempat di tropis, temperatur akan turun 0.6 o C

dari temperatur tahunan, hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan dari beberapa spesies tanaman yang biasa ditanam di dataran rendah

(11)

Bentuk agroforstry utama

di daerah pegunugan tropis ialah :

1. Xistm produksi yang melibatkan tanaman perkebunan seperti

kopi dan teh dalam bentuk perusahaan perkebunan komersiel

atau kebun rakyat skala kecil

2. Penggunaan dan pemanfaatan tanaman tahunan

berkayu,

dalam konservasi tanah dan pemeliharaan kesuburan tanah

3. Perbaikan waktu bera dan pemanfaatan lahan

system

silvopastoral.

(12)

Humid Lowlands

1. Shifting cultivation 2. Taungya

3. Plantation-crop combinations 4. Multilayer tree gardens

5. Intercropping systems

Semiarid Lowlands

1. Silvopastoral systems

2. Windbreaks and shelterbelts 3. Multipurpose trees for fuel and

fodder

4. Mutlipurpose trees on farmlands

Highlands

1. Soil conservation hedges 2. Silvopastoral combinations 1. Plantation-crop combinations

BENTUK UTAMA SISTEM AGROFORESTRY DI DAERAH TROPIS

(13)

Major agroforestry systems in different ecological regions of the tropics and subtropics

(14)

Sistem agroforestry berkembang

sesuai dengan

sifat agroekologi

.

Faktor ekonomi

seperti

tekanan populasi manusia, ketersediaan tenaga

kerja dan akses pasar,

juga

menjadi penentu yang penting dalam

berkembangnya system agroforestry

, oleh karena itu keragaman perlu

dipertimbangkan

diantara sistem yang mirip atau serupa kondisi

agroklimatnya.

Aneka ragam spesies tanaman, pekarangan dengan mengatur strata

tinggi kanopi merupakan contoh nyata,

Hasil analisis terhadap struktur dan fungsi dari 10 aspek sistem pekarangan

di beberapa wilayah ekologi,

Fernandes and Nair (1986) menjumpai

bahwa meskipun unit luasan pekarangan kurang 0.5 ha , umumnya berisi

dari sejumlah spesies tanaman pohon/kayu dan semak

(15)

Pekarangan secara hati hati dibuat strukturnya dengan baik,

sehingga

spesies tanaman kayu/pohon terdiri dari tiga sampai

dengan lima jenis spesies

dengan berbagai ketinggian, Masing

masing komponen memiliki tempat khusus serta fungsi diantara

semua pola

(16)

Shifting cultivation and improved fallows

Terminologi

shifting cultivation “

menunjuk pada sistem agroforestry di mana

tanah dibawah vegetasi alami yang ditebang, ditanami dengan tanaman

pertanian bahan pangan untuk beberapa tahun yang pendek (2-3 years), tetapi

proses regenarasinya dikenal sebagai “ fase fallow or bush fallow”, yang

waktunya lebih lama (biasanya antara 10-20 tahun)

Penebangan pohon biasanya diikuti dengan metode pembabatan semak

belukar (slash-and-burn agriculture), yang hanya menggunakan peralatan

tangan sederhana.

Pohon dan semak yang berguna ditinggalkan tetap berdiri serta kadang kadang

hanya dipangkas saja, beberapa pohon dan semak belukar yang lain dipotong

atau dipangkas agak tinggi ditinggalkan batangnya agar bisa bertunas kembali

serta untuk fasilitasi rambatan bagi tanaman yang merambat

(17)

 Sesudah 2 or 3 tahun untuk pertanaman pertanian,ladang tersebut ditinggalkan

dibiarkan untuk tidak ditanami lagi untuk mmberikan kesempatan tumbuh kembali menjadi hutan kembali.

 Petani penggarap akan kembali lagi pada lahan sekarang setelah 5 sampai

dengan 25 tahun kemudian. Membersihkan lahan sekali lagi dan siklus tersebut selalu diulang kembali

(18)

NAMA LOKAL USAHATANI PERLADANGAN BERPINDAH DI BEBERAPA BAGIAN NEGARA TROPIS A. ASIA Ladang Jumar Ray Tam-ray, rai Hay Hanumo, Chena Karen Taungya

Caingin,Bewar, dhya, dippa, erka, jhum, kumri, penda, pothu, podu Indonesia, Malaysia Java Vietnam Thailand Laos Philippines Sri Lanka Japan, Korea Burma (Myanmar) India B. AMERICAS Coamile Milpa Roca Mexico

Mexico, Central America Brazil C. AFRICA Masole Tavy Chitimene, citimene Proka Zaire Madagascar

Zaire, Zambia, Zimbabwe, Tanzania,Ghana

(19)

SKEMA PERUBAHAN BENTUK DENGAN LAMANYA WAKTU BERA DAN AKIBATNYA PADA HASIL TANAMAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH PADA PERLADANGAN BERPINDAH (Source: Adapted from Okigbo (1985) (after Ruthenberg, 1980).

(20)

PENGELOLAAN TANAH DAN PERLADANGAN BERPINDAH

Pada umumnya telah disepakati bahwa usaha pertanian perladangan

berpindah tradisional yang memberikan peluang periode waktu bera yang

lebih panjang dikategorikan sebagai usahatani yang berbasis pada metode

pengelolaan tanah,

bisa diterima di lingkungan sosial maupun ekologi,

karena ada peluang untuk pengembalian kesuburan tanah dan tumbuh

tanaman lagi

Sebelum hutan ditebang

,

siklus hara tertutup ada di dalam sistem tanah

hutan

. Didalam

sistem ini hampir semua unsur hara disimpan

didalam

biomassa dan permukaan tanah yang kondisi siklusnya

sangat konstan

dalam melepas unsur hara dari satu satuan sistem siklus ke satuan sistem

siklus yang lain melalui proses fisik dan biologi air hujan (i.e., foliage

leaching), guguran daun, dekomposisi perakaran dan pengambilan hara

oleh tanaman.

(21)

Lundgren (1978) melaporkan bahwa 18 lokasi di sekeliling daerah

tropis yang memiliki rata rata

jumlah seresah bahan organik antara

8-9 ton/ha/tahun

yang ditambahkan dari tanaman hutan yang

tertutup yang secara hitungan bisa

menghasilkan

unsur hara

sebanyak 134 N, 7 P, 53 K, 111 Ca and 32 Mg (kg ha-1 tahun)

Pembabatan dan pembakaran tanaman hutan

menyebabkan

kerusakan dari siklus unsur hara tertutup yang berjalan terus menerus

dalam keadaan seimbang

Selam proses

pembakaran suhu tanah meningkat dan berikutnya

sinar matahari menimpa langsung tanah yang terbuka

dan

menghasilkan suhu tanah dan udara meningkat

(Ahn, 1974; Lal

et al.,

1975

).

(22)

Perubahan regim suhu menyebabkan peningkatan aktivitas biologi di

dalam tanah dan permukaan tanah

. Tambahan

abu hasil

pembakaran sebagai penyebab penting di dalam proses kimia dan

kandungan bahan organik tanah

(Jha

et al., 1979; Stromgaard,

1991).

Pada umumnya

terjadi perubahan basa basa dan peningkatan

ketersediaan pospor setelah pembakaran, nilai ph meningkat, tetapi

biasanya hanya bersifat sementara

Pembakaran diharapkan juga untuk meningkatkan kandungan

bahan organik tanah, terutama disebabkan oleh adanya bahan

organik yang tak terbakar tertinggal di permukaan tanah

(Sanchez

and

Salinas, 1981; Nair, 1984).

(23)
(24)

Perkembangan kondisi bera (The evolution of planted fallows)

 Tren perkembangan sistem usahatani di daerah tropis menunjukkan bahwa

intensitas manajemen dapat mempertahankan produktivitas yang biasanya diperlakukan setelah terjadi penurunan dan kerusakan khususnya dari komponen tanah yang tidak bisa diperbaharui

 Berdasar pengertian dan deskripsi tentang usaha pertanian tropis (Benneh, 1972;

Ruthenberg, 1980; MacDonald, 1982), pola logis evolusi dari sistem usahatani tradisional di humid tropics telah dibangun oleh Kang and Wilson (1987), seperti yang terbaca di gambar dibawah ini. Jalur (pathway) pola evolusi secara singkat terdiri dari “perubahan utama” yang dalam pola usahatani menunjukkan kegiatan intervensi dengan penanaman pohon di periode bera atau metode agroforestry dapat dintroduksikan sehingga melindungi kerusakan sumberdaya alam.

(25)

Tahapan dalam evolusi pengelolaan waktu bera dan bentuk usahatani bertingkat pada system perladangan berpindah di wilayah humid tropis. Source: Kang and Wilson (1987)..

(26)

Jalur evolusi diawali dengan tahapan yang dideskripsikan dalam bentuk rotasi sederhana berdasarkan tahapan waktu agroforestry. Hal ini dicirikan oleh penanaman jangka pendek untuk usahatani tanaman semusim yang diikuti oleh periode bera yang lebih lama untuk mengembalikan potensi dan produktivitas lingkungan yang hilang.

Dalam periode bera, peremajaan kembali spesies tanaman kurang efisien, meskipun begitu masih bisa menyimpan potensi produktivitas tanah

Tahap kedua yang biasanya dipengaruhi oleh tekanan jumlah penduduk atau populasi, periode penanaman dan lahan pertanaman bertambah luas. Pengembalian input energi menurun serta intensitas penelolaan meningkat

Tahap ketiga usaha mulai diupayakan dengan cara melakukan manipulasi terhadap spesies dalam periode bera tanpa penanaman, untuk menjamin pengembalian kesuburan tanah dalam keadaan cepat dalam periode bera yang lebih pendek.

(27)

 Tahap keempat, lebih banyak dilakukan manipulasi terhadap periode bera yang

masing masing tergantung pada kekuatan masing masing. Tahapan suksesi berlanjut, panjang periode pertanaman bertambah lama secara cepat dan periode bera menjadi lebih cepat hilang.

(28)

Dalam hal ini spesies tanaman yang diinginkan tetap tinggal dilahan pertanian

tidak lagi bisa memnuhi perbaikan metode sistem usahatani yang baru, dan

hal ini menjadikan pemilihan speseies pohon yang sesuai dengan kondidsi

sistem usahatani baru menjadi sangat penting.

Tahap kelima, tumbuhnya fase penanaman tanaman pertanian dan periode

bera (merging of cropping and fallow phases) dan keenam mulai kegiatan

intensikasi pertanaman dengan sistem kombinasi multistrory (intensive multistory

combinations) yang berevolusi dari tahapan tahapan sebelumnya, tetapi

tidak melalui perbedaan

Di beberapa wilayah dimana tanaman dengan kanopi bertingkat dan sistem

agroforestry secara intensif dengan tanaman pohon dan tanaman semusim

(Nair, 1979; Michon, 1983) mendominasi , disana tidak ada kejadian tahap

keempat dan kelima.

(29)

Improved tree fallows

 Tanaman pohon penting dalam periode bera dari sistem usahatani perladangan

berpindah yang menggunakan pohon sebagai bagian dari sistem usahatani ketika saat bera setelah peratanaman semusim dipanen.

Alasan penggunaan pohon adalah hasil dari tanaman bisa bernilai ekonomi atau

terdapat perbaikan dari tingkat ameliorasi atau keduanya.

Kombinasi pembudidayaan tanaman meliputi spesies dan komponen yang

berbeda yang dapat diatur dalam ruang dan waktu

 Sistem usahatani perladangan berpindah adalah pengaturan waktu dan tahapan

pemanfaatan lahan antara fase penanaman dan bera. Yang dilakukan secara bergantian.

 Yang dimaksud dengan perbaikan spesies pohon yang tumbuh dalam sistem

usahatani perladangan berpindah adalah penggunaan jenis pohon dan semak yang lebih baik "improved tree“ pada periode bera.

(30)

Namun selain keterlibatan pemilihan spesies pohon yang lebih baik perlu

dilakukan pula pengaturan teknik pengelolaan tanaman dan pepohonan.

Alley cropping

merupakan contoh

metode perbaikan sistem perladangan

berpindah, yang memanfaatkan sistem bera dengan mengatur dan

mengelola tanaman pohon(secara permanen) agar lebih bermanfaat

untuk tanaman , tanah dan lingkungannya

(31)

Berbicara masalah spesies pohon yang sesuai untuk meningkatkan

waktu bera dalam wilayah ”shifting cultivation” , biasanya sangat

terbatas pada jenis pohon atau semak yang bisa dipakai untuk

memperbaiki kondisi kualitas tanah.

Perbaikan tanah sudah tidak diragukan lagi merupakan salah satu

dari pertimbangan upaya perbaikan sistem bera dari perladangan

berpindah,

Secara alami “shifting cultivation”

sudah berpindah. Secara

tradisional stuasi bera yang berkepanjangan waktunya telah

dipotong menjadi lebih pendek dan (or is rapidly being) diganti oleh

waktu bera yang lebih pendek atau dihilangkan dari sistem.

(32)

POHON DAN SEMAK UNTUK PERBAIKAN TANAH

SPECIES PRIORITY Acacia auriculiformis I Acacia mangium 2 Acacia mearnsii I Acacia Senegal 2 Acacia tort Ms 2 Acrocarpus fraxinifolius 2 Alchornea cordifolia 2 Albizia lebbeck 2

Alnus spp., inc. nepalensis, acuminata 2 Cajanus cajan Calliandra calothyrsus 2 Cassia siamea 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2

Catatan sebagai prioriritas untuk perbaikan tanah (by NFTA: Nitrogen Fixing Tree Association) 1 = prioritas pertama; 2 = prioritas kedua; Diadopsi dari Young (1989).

(33)

SPECIES PRIORITY

Casuarina spp., mainly equisetifolia 2 Cordia alliodora

Dactyladenia (syn. Acioa) barteri 2 Erythrina spp. (poeppigiana, fusca) 2 Faidherbia (syn. Acacia) albida 1 Flemingia macrophylla I

Gliricidia sepium 2

Inga spp. (edulis, jinkuil, duke, vera) 2 Lespedeza bicolor Leucaena diversiflora 2 Leucaena leucophala I 2 2 2 1 1 2 2 2 1

Catatan sebagai prioriritas untuk perbaikan tanah (by NFTA: Nitrogen Fixing Tree Association) 1 = prioritas pertama; 2 = prioritas kedua; Diadopsi dari Young (1989).

(34)

SPECIES PRIORITY

Paraserianthes (syn. Albizia) falcataria I

Parkia spp. (africana, biglobosa, clappertonia, roxburghii) 2 Parkinsonia aculeata

Pithecellobium duke 2

Pithecellobium (syn. Samanea) saman 2

Prosopis spp., (cineraria, glandulosa, juliflora) 2 Robinia pseudoacacia 2

Sesbania spp., (bispinosa, grandiflora, rostrata, sesban) Faidherbia (syn. Acacia) albida 1

Flemingia macrophylla I Gliricidia sepium 2

Inga spp. (edulis, jinkuil, duke, vera) 2 Lespedeza bicolor Leucaena diversiflora 2 Leucaena leucophala I 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2

Catatan sebagai prioriritas untuk perbaikan tanah (by NFTA: Nitrogen Fixing Tree Association) 1 = prioritas pertama; 2 = prioritas kedua; Diadopsi dari Young (1989).

(35)

RINGKASAN KULIAH KE LIMA

 Parameter utama iklim yang menentukan kondisi lingkungan di daerah tropis adalah

1. Hujan (jumlah dan distribusi) dan

2. Temperature (Rejim perubahan siang dan malam) .

3. Altitude (Tinggi tempat) sebab dapat berpengaruh pada temperatur, juga

4. Sifat sifat bentuk permukaan lahan.

 Persebaran agroforestri di humid tropis

1. Humid Lowlands bentuknya ; Shifting cultivation,Taungya, Plantation-crop

combinations, Multilayer tree gardens, Intercropping systems

2. Semiarid Lowlands bentuknya ; Silvopastoral systems, Windbreaks and shelterbelts,

Multipurpose trees for fuel and fodder, Mutlipurpose trees on farmlands

3. Highlands bentuknya ; Soil conservation hedges, Silvopastoral combinations,

(36)

Perkembangan kondisi bera

 Adalah kondisi kosong pada lahan usahatani bekas perladangan berpindah.

intensitas manajemen dapat mempertahankan produktivitas yang biasanya

diperlakukan setelah terjadi penurunan dan kerusakan khususnya dari komponen tanah yang tidak bisa diperbaharui

PERBAIKAN JENIS POHON PADA PERIODE BERA

 Tanaman pohon penting dalam periode bera dari sistem usahatani perladangan

berpindah Alasan penggunaan pohon adalah hasil dari tanaman tersebut bisa bernilai ekonomi atau terdapat perbaikan dari tingkat ameliorasi atau keduanya.

 Kombinasi pembudidayaan tanaman meliputi spesies dan komponen yang

(37)

 Perbaikan tanah sudah tidak diragukan lagi merupakan salah satu dari

pertimbangan upaya perbaikan sistem bera dari perladangan berpindah Alley cropping merupakan contoh metode perbaikan sistem perladangan berpindah, yang memanfaatkan sistem bera dengan mengatur dan mengelola tanaman pohon(secara permanen) agar lebih bermanfaat untuk tanaman , tanah dan lingkungannya

 Yang dimaksud dengan perbaikan spesies pohon yang tumbuh dalam sistem

usahatani perladangan berpindah adalah penggunaan jenis pohon dan semak yang lebih baik "improved tree“ (memilih pohon yang baik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Firman Tuhan itu, sebagai Pelayan Yesus Kristus kami memberitakan bahwa pengampunan dosa telah berlaku dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.. Roh Kudus

Melalui rekontruksi nilai-nilai aswaja yang kemudian disosialisasikan secara massif-di antaranya melalui jalur pendidikan-diharapkan dapat memberikan pemahaman masyarakat

Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. Kotak plastik

Bab IV yaitu laporan hasil penelitian yang berfungsi untuk menggambarkan pendapat ulama Kota Banjarmasin tentang penamaan produk yang tidak lazim beserta alasan yang

Perubahan tingkat nyeri haid (dismenorhea) pada responden setelah dilakukan teknik relaksasi progresif sesuai dengan teori menurut Wahyuni dan Rahman (2009) bahwa teknik

Pengelolaan data berita adalah halaman yang diakses oleh administrator unutk memasukkan, merubah dan menghapus data berita yang ada pada Sistem Informasi Geografis

Polarisasi konsentrasi adalah sebuah fenomena yang menggambarkan bagaimana akumulasi dari solusi yang menahan membran hasil lapisan fouling pada permukaan membran

Berdasarkan tujuan diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas