• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Bakteri Coliform dan Konsistensi Feses Friesian Holstein Pra Sapih yang Diberi Calf Starter dengan Taraf Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma domestica)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jumlah Bakteri Coliform dan Konsistensi Feses Friesian Holstein Pra Sapih yang Diberi Calf Starter dengan Taraf Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma domestica)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

“Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0”

Jumlah Bakteri Coliform dan Konsistensi Feses Friesian Holstein Pra Sapih yang

Diberi Calf Starter dengan Taraf Penambahan Tepung Kunyit

(Curcuma domestica)

Wicaksono, F. K., S. Mukodiningsih, E. Pangestu Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang

Jalan drh. Soejono Koesoemo Wardjojo, Tembalang, Semarang - 50275 *Corresponding E-mail :fachri5844@gmail.com

Abstrak

Permasalahan serius yang dihadapi peternak dalam pemeliharaan pedet pra sapih adalah penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri patogen didalam sistem pencernaan sehingga dibutuhkan bahan herbal untuk mengurangi penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara taraf penambahan tepung kunyit pada calf starter dan umur terhadap jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses pedet Friesian Holstein pra sapih. Rancangan yang digunakan adalah split plot berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri 2 perlakuan yakni umur ternak sebagai petak utama (A1: umur 3 minggu dan A2: umur 6 minggu) dan taraf penambahan tepung kunyit sebagai anak petak ((T0: 100% calf starter + 0% tepung kunyit (w/w); T1: 100% calf starter + 0,4% tepung kunyit (w/w); T2: 100% calf starter + 0,8% tepung kunyit (w/w); T3: 100% calf starter + 1,2% tepung kunyit (w/w)) dengan 3 ulangan. Pellet dibuat memenuhi kebutuhan PK 19,61% dan TDN 85,71%. Materi yang digunakan adalah pedet unsex Friesian Holstein pra sapih lepas kolostrum berumur 8 – 14 hari sebanyak 12 ekor dengan rata-rata bobot badan 39 ± 3,0kg. Parameter yang diamati adalah jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses pedet Friesian Holstein pra sapih. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan (analysis of variance/ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara taraf penambahan tepung kunyit dan umur yang berbeda terhadap jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses (P>0,05), faktor penambahan taraf tepung kunyit dan faktor umur tidak berpengaruh terhadap jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses. Kesimpulan penelitian adalah perlakuan taraf penambahan tepung kunyit dan umur berbeda memberikan jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses yang sama.

Kata Kunci : Calf starter, pedet Friesian Holstein, kunyit, coliform, konsistensi feses.

Pendahuluan

Kebutuhan nutrien pedet sejak lahir sampai sapih dipenuhi dari 60% susu dan 40% pakan starter yang mengandung (NRC, 2001). Pemberian pakan kasar bertujuan untuk melatih

(2)

Pedet yang baru lahir memiliki rumen yang belum berkembang sehingga perlu dirangsang dengan pemberian pakan padat (Cunningham, 1995). Perbaikan nutrien pedet dapat dilakukan dengan pemberian susu pengganti (milk replacer) untuk mengatasi kekurangan susu induk untuk menambah asupan nutrisi pedet (Winarti et al., 2011). Calf starter (CS) merupakan pakan kasar yang diformulasikan khusus untuk pedet pra sapih lepas kolostrum terdiri bahan pakan sumber serat yang palatable (Maharani et al., 2015).

Pedet pra sapih umur 7–42 hari rentan terhadap penyakit diare ditandai dengan konsistensi feses yang cair dan tak jarang terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam. Diare diakibatkan oleh peningkatan populasi bakteri coliform didalam saluran pencernaan (Mukodiningsih et al., 2017). Tingkat mortalitas pedet pra sapih antara 65 – 85% dengan prevalensi diare berkisar 20 – 31% (Esfandiari et al., 2011). Pedet yang mengalami diare biasanya oleh peternak ditangani dengan pemberian antibiotik yang dalam jangka panjang dan tidak terkontrol berpotensi menyebabkan resistensi sehingga tidak bereaksi menghambat atau membunuh bakteri akibatnya pengobatan sia-sia dan menimbulkan residu yang dapat membahayakan manusia-sia. Oleh karena itu diperlukan bahan pengganti antibiotik dengan memanfaatkan aditif yang berasal dari tepung kunyit (Besung, 2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara taraf penambahan tepung kunyit pada calf starter dan umur terhadap jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses pedet Friesian Holstein pra sapih. Manfaat penelitian adalah memperoleh data dan informasi kombinasi perlakuan terbaik umur pedet dan penambahan tepung taraf kunyit yang berbeda pada pellet calf starter.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan 12 ekor pedet FH unsex pra sapih lepas kolostrum di CV. Capita Farm Getasan, Semarang yang berumur 8–14 hari sebanyak 12 ekor dengan rata-rata bobot badan 39±3,0 kg. Pakan calf starter berbentuk pellet dibuat dari jagung giling, bekatul, bungkil kedelai, molasses, mineral mix dengan kandungan PK 19,61% dan TDN 85,71% (Mukodiningsih et al., 2010)

Uji biologis (feeding trial) berlangsung bulan Oktober – Desember selama 6 minggu pemeliharaan dengan 1 minggu pertama untuk adaptasi dan 5 minggu selanjutnya sebagai perlakuan dan pengambilan data. Pemberian calf starter dan susu diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan pertambahan bobot badan setiap minggunya dengan perbandingan susu dan calf starter 60 : 40, hijauan dan air minum diberikan secara ad libitum(NRC, 2001). Susu dan calf starter diberikan

(3)

Rancangan yang digunakan adalah split plot berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri 2 perlakuan yakni umur ternak sebagai petak utama (A1: umur 3 minggu dan A2: umur 6 minggu) dan taraf penambahan tepung kunyit sebagai anak petak ((T0: 100% calf starter + 0% tepung kunyit (w/w); T1: 100% calf starter + 0,4% tepung kunyit (w/w); T2: 100% calf starter + 0,8% tepung kunyit (w/w); T3: 100% calf starter + 1,2% tepung kunyit (w/w)) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati meliputi jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses pedet FH pra sapih. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan (analysis of variance/ANOVA). Penghitungan jumlah bakteri coliform dengan metode pour plate (Fardiaz, 1992) dan analisa konsistensi feses dengan metode scoring sesuai klasifikasi menurut (Larson et al., 1977). Pengambilan sampel feses dilakukan saat pedet berumur 3 dan 6 minggu secara langsung dari rektum (perektum) setelah pemberian susu dan calf starter menggunakan gloves.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Analisis Ragam Jumlah Bakteri Coliform Feses Perlakuan

Penambahan Tepung Kunyit

Rataan T0 (0%) T1(0,4%) T2(0,8%) T3(1,2%) --- 106cfu/g ---Umur 3 minggu 37 73 28 42 45 Umur 6 minggu 49 23 31 15 29 Rataan 43 48 30 28 37

Keterangan : Tidak berpengaruh nyata (P>0,05).

Berdasarkan analisis ragam yang disajikan dalam Tabel 1, diketahui bahwa tidak ada pengaruh interaksi (P>0,05) antara taraf penambahan tepung kunyit dan umur pedet terhadap jumlah bakteri coliform, begitu pula faktor umur pedet dan faktor taraf penambahan tepung kunyit juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah bakteri coliform. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan taraf penambahan tepung kunyit dan umur 3 dan 6 minggu memberikan hasil yang sama terhadap jumlah bakteri coliform. Pedet baru lahir sampai berumur setidaknya 6 minggu memiliki fisiologis dan perkembangan organ yang sama. Cunninham (1995) menyatakan bahwa pedet dibawah 6 minggu mempunyai kondisi fisiologis yang sama, tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Rataan jumlah bakteri coliform yang dihasilkan dari semua perlakuan pada minggu ke 3 dan 6 sesuai literatur. Hal ini sesuai pendapat Suardana et al. (2016) jumlah bakteri coliform yang terkandung dalam feses mencapai 108 – 109 cfu/g. Menurut Muliani (2015) minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit berperan mengatur sekresi asam lambung agar tidak berlebihan dan mengurangi peristaltik usus yang terlalu berat sehingga akan menekan gejala diare.

(4)

Tabel 2. Hasil Analisis Ragam Konsistensi Feses Perlakuan

Penambahan Tepung Kunyit

Rataan T0 (0%) T1(0,4%) T2(0,8%) T3(1,2%) - skoring ---Umur 3 minggu 1,93 1,67 2,13 2,07 1,95 Umur 6 minggu 2,93 1,20 1,93 2,60 2,17 Rataan 2,43 1,43 2,03 2,33 2,06

Keterangan : Tidak berpengaruh nyata (P>0,05).

Berdasarkan analisis ragam diketahui bahwa tidak ada pengaruh interaksi (P>0,05) antara taraf penambahan tepung kunyit dan umur pedet terhadap konsistensi feses, begitu pula faktor umur pedet dan faktor taraf penambahan tepung kunyit juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsistensi feses. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan taraf penambahan tepung kunyit pada umur 3 dan 6 minggu memberikan hasil yang sama terhadap konsistensi feses. Rataan skoring konsistensi feses setengah padat yang cenderung menunjukkan gejala diare. Menurut Esfandiari et al. (2011) perubahan konsistensi feses dari padat ke lembek atau cair menunjukkan gejala diare akibat infeksi bakteri e. coli. Feses yang normal mempunyai konsitensi yang utuh dan tidak menyebar. Larson et al. (1977) menyatakan bahwa feses normal berbentuk utuh dan menyatu pada lantai yang menandakan ternak dalam keadaan sehat.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan taraf penambahan tepung kunyit dan umur berbeda memberikan jumlah bakteri coliform dan konsistensi feses yang sama. Perlu dilaksanakan penelitian lanjutan dengan taraf penambahan tepung kunyit yang lebih tinggi. Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada CV. Capita Farm Getasan, Semarang atas izin, dukungan materi, tenaga teknis dalam pelaksanaan penelitian. Laboratorium Teknologi Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro atas fasilitas yang diberikan.

Daftar Pustaka

Besung, I. N. K. 2011. Pengaruh pemberian ekstrak kunyit pada anak babi yang menderita colibacillosis. J. Majalah Ilmiah Peternakan. 12 (3) : 430–438.

Cunningham, J. G. 1995. Textbook of Veterinary Phisiology. Saunders Company, USA.

Esfandiari, A., S. D. Widhyari dan A. Hujarat. 2011.Diare pada sapi neonates yang ditantang Escherichia coli K-99. J. Ilmu Pertanian Indonesia 16 (3) : 191–197.

(5)

Maharani, N., J. Achamdi dan S. Mukodiningsih. 2015. Uji biologis konsumsi pakan, populasi bakteri rumen dan pH pellet complete calf starter pada pedet Friesian Holstein pra sapih. J. Agripet 15 (1) : 61–65.

Mukodiningsih, S., J. Achmadi, F. Wahyono dan E. Pangestu. 2017. The Biological Quality of Adding Fermented Wasted Cabbage as Probiotic Source to Pellet Calf Starter on Calf Performance. Prosiding Sustainable Animal Agriculture for Developing Countries. Malang, 16–19 Oktober 2017.

Muliani, H. 2015. Effect of Turmeric (Curcuma domestica Vahl.) Extract on Broiler Blood Cholesterol Levels. J. Sains dan Matematika 23 (4) : 107–111.

National Research Council. 2001. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 7th Revised Edition. National Academy Press, Washington D. C.

Suardana. I. W., P. J. R. A. Putri, I. N. K. Besung. 2016. Isolasi dan identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada feses sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung Bali. J. Buletin Veteriner 8 (1) : 30–35.

Winarti, E., W. Suwito dan S. Rustijarno. 2011. Pengaruh Pemberian Calf starter Terhadap Kondisi Pedet Prasapih. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011.

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Ragam Jumlah Bakteri Coliform Feses Perlakuan
Tabel 2. Hasil Analisis Ragam Konsistensi Feses Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Model analisis dengan kerangka kerja Tiwana, perancangan dan implementasi perangkat lunak untuk Prototipe KMS berbasis web dan menggunakan metode Prototipe Sistem Informasi model

Berdasarkan data yang didapat dari pendekatan REBA, penulis melakukan Perancangan Perbaikan Sikap Kerja Yang Ergonomis Terhadap Operator Pencucian Motor Untuk Mengurangi

Hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan konsumen adalah variabel interaksi personal, dimana variabel independen

Pembelajaran menulis puisi bermuatan budaya lokal adalah pembelajaran menuangkan pikiran dan perasaan melalui bahasa yang padat, singkat, dan penuh makna ke

Dengan asumsi tarif kedua pajak (jizyah dan kharaj) lebih tinggi daripada tarif pajak bagi individu muslim (dharibah), maka penerimaan negara adalah maksimal bilamana

Selain dari isu tentang kuota, isu yang mendesak adalah bahwa tingkat representasi perempuan di parlemen bisa ditingkatkan dan aspirasi masyarakat bisa disalurkan dengan

Pada gambar 5.1 bagian Bjuga menunjukkan adanya bangkai rayap yang tidak utuh, dimana bangkai tersebut hanya menyisakan badan atau kepala dari rayap yang sudah

• Firewall adalah sebuah software atau hardware atau kombinasi keduanya maupun sistem itu sendiri untuk kombinasi keduanya maupun sistem itu sendiri untuk mencegah akses yang