• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Laboratorium Based Learning dalam Pembelajaran Fisika Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desain Laboratorium Based Learning dalam Pembelajaran Fisika Dasar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Desain Laboratorium Based Learning dalam

Pembelajaran Fisika Dasar

1)

Indrawati Wilujeng* 1

Prodi Pendidikan Fisika STKIP Al Hikmah indrawati.physics@gmail.com

Abstrak Fisika dasar merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh setiap mahasiswa jurusan Fisika, baik murni maupun terapan. Capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu mahasiswa mampu menguasai konsep, memiliki pengetahuan operasional, dan memiliki sikap ilmiah yang baik. Laboratorium based learning (pembelajaran berbasis laboratorium) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif secara sekaligus sebagaimana dengan capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Model pembelajaran ini sangat sesuai jika diterapkan dalam pembelajaran fisika dasar, sehingga mahasiswa tidak hanya memahami konsep, namun juga mengasah keterampilan dan sikap ilmiahnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi desain pembelajaran fisika dasar tingkat universitas dengan menggunakan model laboratorium based learning. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi literatur. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, diketahui bahwa desain laboratorium based learning yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran fisika dasar harus memenuhi minimal lima komponen, antara lain dosen, mahasiswa, materi, media pembelajaran, dan diktat (yang terintegrasi dengan modul praktikum).

Kata kunci: desain pembelajaran, lab based learning, fisika dasar

1. Pendahuluan

Berdasarkan kurikulum pendidikan fisika di perguruan tinggi terdapat mata kuliah Fisika Dasar yang wajib ditempuh oleh tiap mahasiswa. Umumnya, mata kuliah tersebut memiliki beban 3 sks dan 1 sks kegiatan praktikum di laboratorium. Namun seringkali, kegiatan praktikum di laboratorium tidak sejalan dengan teori yang telah didapatkan di kelas. Mahasiswa melakukan praktikum tanpa mempelajari teorinya terlebih dahulu, atau sebaliknya teori sudah diberikan di awal semester namun kegiatan praktikum dengan topik sejenis justru dilakukan di akhir semester. Hal ini tentu tidak efektif bagi pembelajaran dan berakibat pada ketidakutuhan pemahaman mahasiswa terhadap topik yang dipelajari.

Selain itu, asosiasi profesi pendidik fisika telah menetapkan capaian pembelajaran yang wajib dimiliki oleh lulusan [1], beberapa aspek diantaranya yaitu:

(2)

18

1. menguasai konsep teoretis fisika klasik dan modern (kuantum) secara umum sebagai aspek pengetahuan;

2. memiliki pengetahuan operasional lengkap tentang fungsi, cara mengoperasikan instrumen fisika yang umum dan yang khusus untuk proses pembelajaran sebagai aspek keterampilan; dan

3. mempunyai ketulusan, komitmen, kesungguhan hati untuk mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan peserta didik dengan dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan akhlak mulia serta memiliki motivasi untuk berbuat bagi kemaslahatan peserta didik dan masyarakat pada umumnya sebagai aspek sikap.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk dapat meningkatkan tiga aspek sekaligus (pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah) adalah laboratorium based learning [2]. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan studi literatur untuk memberikan rekomendasi desain laboratorium based learning yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran fisika dasar.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi literatur. Mekanisme penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain: mengumpulkan informasi dari berbagai referensi sepuluh tahun terakhir yang membahas tentang

laboratorium based learning dan karakteristik mata kuliah fisika dasar, mengkaji hasil penelitian sebelumnya yang relevan, dan memberikan rekomendasi tentang penerapan pembelajaran fisika dasar dengan laboratorium based learning.

3. Laboratorium Based Learning

Laboratorium based learning merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan antara

teori di kelas dengan praktik di laboratorium. Mahasiswa dapat mempraktikkan secara empiris kemampuan kognitif dan psikomotornya dengan menggunakan alat-alat laboratorium. Dengan menerapkan model laboratorium based learning maka pemahaman mahasiswa terhadap suatu topik akan menjadi utuh. Mahasiswa tidak hanya mendapat teori yang sifatnya abstrak, namun juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui pengalaman langsung yang ia dapatkan di laboratorium. Selain itu, sikap ilmiah mahasiswa juga akan terbangun melalui pengalaman tersebut, misalnya kerja sama, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab.

(3)

19 Berdasarkan teori konstruktivisme, kemampuan kognitif dapat terbangun melalui tindakan yang muncul dari motivasi diri dan interaksi dengan lingkungan [3]. Dengan menerapkan laboratorium based learning, maka mahasiswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungan (laboratorium). Suasana belajar di laboratorium dapat memberikan kesan yang berbeda sehingga akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa [4].

4. Deskripsi Mata Kuliah Fisika Dasar

Fisika dasar merupakan mata kuliah keahlian yang mempelajari ilmu-ilmu dasar fisika dalam menganalisis fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Materi fisika dasar dibagi ke dalam empat kelompok besar antara lain: mekanika, termodinamika, elektromagnetika, dan optika. Materi-materi tersebut merupakan materi yang bisa divisualisasikan secara langsung melalui percobaan di laboratorium.

5. Desain Laboratorium Based Learning dalam Pembelajaran Fisika Dasar

Berdasarkan referensi dan hasil peneltian sebelumnya yang relevan didapatkan bahwa

laboratorium based learning sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran berbasis

sains, termasuk fisika dasar. Berikut ini adalah desain laboratorium based learning yang dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika dasar di perguruan tinggi.

Gambar 4.1 Desain laboratorium based learning dalam pembelajaran fisika dasar

LAB

BASED

LEARNING

(4)

20

Masing-masing komponen dari desain laboratorium based learning dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Dosen

Dosen yang menerapkan laboratorium based learning diharuskan berkompeten dan memiliki sifat kreatif. Standar kompetensi minimal yang harus dimiliki antara lain: a. Mampu mengelola pembelajaran dalam laboratorium;

b. Memberi arahan kepada mahasiswa agar pembelajaran dapat berjalan lancar; c. Mampu mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa;

d. Mengawasi dan membimbing mahasiswa selama praktikum; dan

e. Memastikan standar keamanan dan keselamatan selama kegiatan praktikum berlaku.

Selain itu dosen juga harus kreatif dalam mengemas pembelajaran, salah satunya adalah dengan melakukan variasi terhadap alat dan bahan yang digunakan sebagai media pembelajaran. Mahasiswa dapat diminta untuk membawa alat dan bahan yang ada di rumah maupun terdapat di lingkungan sekitar dan menggunakannya dalam praktikum. Hal ini tidak lain bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa dengan lingkungan dan menjadikannya sebagai sumber belajar yang nyata.

2) Mahasiswa

Mahasiswa mengerjakan pre test dan post test dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman mahasiswa terhadap topik yang dipelajari. Mahasiswa dilatih untuk memiliki keterampilan laboratorium, antara lain: mengklasifikasi variabel, melakukan pengukuran, mengambil data praktikum, menafsirkan dan mengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

3) Materi

Materi yang bisa disajikan dalam laboratorium based learning adalah materi yang bisa divisualisasikan menggunakan alat-alat laboratorium. Beberapa materi tersebut, antara lain: pengukuran, GLB, GLBB, Hukum Hooke, bandul matematis dan fisis, Hukum II Newton, gaya gesek, massa jenis benda, Hukum Archimedes, kalorimeter, cepat rambat gelombang, dan resonansi bunyi.

(5)

21 Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam laboratorium based learning antara lain alat dan bahan yang ada di laboratorium atau alat dan bahan yang dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar.

5) Diktat

Diktat yang digunakan dalam laboratorium based learning yaitu diktat yang terintegrasi dengan modul praktikum. Diktat tersebut minimal memuat beberapa hal di bawah ini:

a) Uraian singkat terkait topik secara umum dan uraian khusus terkait masalah yang akan dipecahkan melalui praktikum.

b) Tujuan terkait masalah yang diungkapkan, misal: mahasiswa dapat menentukan nilai konstanta pegas atau mahasiswa dapat membuat grafik hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.

c) Alat dan bahan yang diperlukan

Dosen dapat merancang praktikum sedemikian rupa dengan menggunakan alat dan bahan sederhana yang memungkinkan bagi mahasiswa untuk membawanya, sehingga permasalahan yang akan dipecahkan dalam praktikum menjadi lebih kontekstual.

d) Langkah kegiatan

Langkah kegiatan yang disertakan adalah langkah kegiatan untuk melakukan praktikum yang membuat mahasiswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari. e) Data hasil praktikum

Bagian ini melatih mahasiswa untuk menuliskan data hasil praktikum dengan benar.

f) Analisis data

Bagian ini melatih mahasiswa untuk mengolah data dan menganalisisnya dengan benar sesuai dengan teori yang berlaku.

g) Kesimpulan

Mahasiswa diminta untuk menarik kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di awal pembelajaran.

h) Langkah selanjutnya

Bagian ini dapat berisi rancangan proyek, kajian pustaka, maupun latihan soal yang dapat memperkaya pemahaman mahasiswa terkait topik tertentu.

(6)

22

Kesimpulan

Laboratorium based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat

untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika dasar. Dengan menerapkan model pembelajaran laboratorium based learning, pemahaman mahasiswa terhadap materi menjadi utuh. Mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan (aspek kognitif) saja, melainkan juga dapat meningkatkan keterampilan (psikomotor) dan membangun sikap ilmiah (afektif). Desain laboratorium based learning yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran fisika dasar harus memenuhi minimal lima komponen, antara lain dosen, mahasiswa, materi, media pembelajaran, dan diktat (yang terintegrasi dengan modul praktikum). Setiap komponen harus ada agar tujuan pembelajaran dalam mengembangkan aspek kognitif, psikomotor, dan sikap secara terintegrasi dapat tercapai.

Daftar Pustaka

[1] Physical Society of Indonesia. 2015. Hasil Perumusan Capaian Pembelajaran Prodi Sarjana Pendidikan Fisika. Hasil disampaikan di Forum MIPA LPTK Indonesia. 7-8 Desember, UNDIKSHA Singaraja.

[2] Almroth, Bethanie Carney, “The Importance of Laboratory Exercise in Biology Teaching; Case Study in an Ecotoxicology Course,” in Högskolepedagogiska texter, Enheten för pedagogic och interaktivt lärande (PIL).

[3] Jean Piaget, The Psychology of Intelligence, (London: Routledge, 2005), v

[4] Bayrak, Bekir, “To Compare The Effects of Computer Based Learning and The Laboratory Based Learning on Students’ Achievement Regarding Electric Circuit,” in The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET January 2007 Vol.6 Issue 1 Arcticle 2.

Gambar

Gambar 4.1 Desain laboratorium based learning dalam pembelajaran fisika dasar LAB

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pengembangan pasar melalui Rumah Saudara yang dilakukan oleh Bank Saudara dilakukan untuk memperluas pangsa pasar, mengenalkan Bank Saudara kepada

Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang – undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara

Ikan Hiu tidak dirugikan, remora mendapat sisa daging makanan hiu serta aman dari serangan predator

Magnet permanen adalah salah satu jenis material maju dengan aplikasi yang sangat luas dan strategis yang perlu dikembangkan di Indonesia.Efisiensi energi yang

Pada tanggal 9 – 14 Mei 2011, telah dilangsungkan ToT Fasilitator PMTS Nasional di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, dengan tujuan terlaksananya

Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini digunakan untuk mengatahui lebih jauh mengenai apakah surat teguran dan surat paksa berpengaruh terhadap penerimaan

Yang berhak mengajukan dispensasi perkawinan ke Pengadilan Agama adalah pihak yang akan melakukan perkawinan di bawah umur tersebut, namun dapat juga diajukan

dapat diketahui bahwa pemberian air kelapa memberikan respon positif terhadap kandungan sulforaphane microgreens tanaman brokoli pada semua media tanam yang