• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus (Boediono, 1989:155). Pembicaraan mengenai inflasi mulai sangat popular di Indonesia ketika laju inflasi demikian tingginya hingga mencapai 650% pada pertengahan dasawarsa 1960-an. Tingginya inflasi tersebut dengan berbagai implikasi negatifnya telah menyebabkan pemerintah memberikan perhatian yang khusus terhadap laju inflasi. Dengan kebijaksanaan makro ekonomi yang diarahkan pada penekanan laju inflasi maka memasuki tahun 1980-an laju inflasi telah mulai dapat ditekan. Bahkan pada tahun-tahun berikutnya laju inflasi di Indonesia tidak pernah lagi mengalami inflasi yang double-digit (Bank Indonesia).

Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu: 1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) dan 2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation) 3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation). Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) atau inflasi dari sisi permintaan (demand side inflation) adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan

(2)

maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat/tinggi mendorong peningkatan permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap karena kapasitas produksi sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus, dari hal tersebut maka pertumbuhan ekonomi merupakan suatu tolak ukur bagi keberhasilan pembangunan suatu negara, khususnya di bidang ekonomi. Suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan terus-menerus tiap tahunnya akan memajukan pembangunan di negara tersebut. GRAFIK 1.1 3,79 3,87 5,48 4,38 5,63 5,22 6,28 6,39 4,00 6,20 6,50 6,40 5,81 5,12 4,66 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2001-2015 (%)

(3)

Dalam ekonomi makro dijelaskan keadaan ekonomi suatu negara secara menyeluruh berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan GDP). Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonominya. Oleh karena itu, naik turunnya ekonomi tentunya akan mempengaruhi beberapa sektor. Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi yang meningkat tentu akan meningkatkan pendapatan per kapita sehingga dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga. Selain itu, pertumbuhan ekonomi meningkat akan meningkatkan pula investasi sehingga terjadi pembangunan diberbagai daerah. GRAFIK 1.2 8,10 9,06 9,67 9,86 10,26 10,45 9,75 8,46 8,14 7,41 6,96 6,37 5,88 5,70 5,81 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015

Pengangguran Indonesia 2001-2015 (%)

Sumber : Badan Pusat Statistik

Pengangguran merupakan masalah bagi semua negara di dunia. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi akan mengganggu stabilitas nasional setiap negara. Sehingga setiap negara berusaha untuk mempertahankan tingkat

(4)

pengangguran pada tingkat yang wajar. Dalam teori makro ekonomi, masalah pengangguran dibahas pada pasar tenaga kerja (Labour Market) yang juga dihubungkan dengan keseimbangan antara tingkat upah dan tenaga kerja (Bank Indonesia).

Secara umum, kondisi perekonomian Indonesia tahun 2004 mengalami perkembangan yang lebih baik. Kegiatan ekonomi mencatat pertumbuhan tertinggi pascakrisis ekonomi, yaitu sebesar 4,38%, yang diikuti dengan perbaikan pola ekspansi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut didukung dan dicapai dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Perkembangan inflasi pada tahun 2004 lebih tinggi dibandingkan tahun 2003, tetapi tingkat inflasi relatif terkendali pada tingkat 6,4%, atau masih dalam kisaran 5,5%. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi belum dapat memperbaiki tingkat pengangguran. Selama 2004, tingkat pengangguran mencapai 9,86%, relatif tidak berubah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 9,67%. Kondisi pengangguran yang tidak menunjukkan perbaikan tersebut tidak terlepas dari permasalahan yang terjadi disektor riil (Bank Indonesia).

Ketersediaan lapangan kerja yang lebih kecil dari jumlah pencari kerja didorong oleh kegiatan sektor produksi yang kurang memadai bagi penciptaan lapangan kerja (Bank Indonesia, 2004).

Secara keseluruhan, kinerja perekonomian Indonesia di 2005 tumbuh sebesar 5,63%, terutama ditopang oleh pertumbuhan permintaan domestik yang relatif tinggi. Meskipun lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada

(5)

tahun 2004 sebesar 4,38%. Inflasi mengalami peningkatan tinggi mencapai 17,1%, terutama sejak kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005. Kenaikan inflasi yang sangat tajam didorong oleh kenaikan harga BBM dan kenaikan harga yang diatur pemerintah khususnya tarif angkutan. Disamping menyebabkan tingginya ekspektasi inflasi, kenaikan harga dan kelangkaan BBM telah pula menyebabkan kenaikan harga yang tinggi pada kelompok bahan makanan yang bersifat fluktuatif akibat kelangkaan pasokan dan gangguan distribusi di berbagai daerah. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, kondisi ketenagakerjaan di 2005 belum membaik. Hal ini antara lain tercermin dari tingkat pengangguran yaitu mencapai 10,26% (Bank Indonesia, 2005). GRAFIK 1.3 3.30 5.49 7.53 5.63 7.70 16.20 6.19 8.88 7.12 4.01 6.37 4.11 5.45 7.43 6.81 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015

Inflasi Indonesia 2001-2015 (%)

(6)

Pada tahun 2006 inflasi mengalami penurunan sebesar 6,60%, dengan perkembangan tersebut maka perekonomian tumbuh dalam tren membaik sehingga untuk keseluruhan 2006 pertumbuhan mencapai 5,5%, sedikit lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Berdasarkan sektornya, pertumbuhan ekonomi 2006 terutama dipengaruhi meningkatnya pertumbuhan pada sektor primer, seperti sektor pertanian, dan sektor tersier, seperti sektor pengangkutan dan komunikasi. Perekonomian yang belum diimbangi peningkatan kapasitas produksi secara signifikan mengakibatkan pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi tingkat pengangguran menjadi terbatas. Tingkat pengangguran menjadi 10,27%, namun demikian jumlah pengangguran ini masih relatif lebih tinggi dibanding periode sebelum krisis yang rata-rata mencapai 5,5% (Laporan Perekonomian Indonesia, 2006).

Pada tahun 2007, Inflasi tercatat sebesar 6,62%, atau berada dalam kisaran yang ditetapkan pemerintah yakni 6,0%. Secara keseluruhan, perkembangan inflasi pada tahun laporan dipengaruhi oleh perkembangan berbagai faktor, baik fundamental maupun nonfundamental. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2007 mencapai 6,28%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5,48%. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan pada tahun 2007 diiringi oleh penyerapan jumlah tenaga kerja yang lebih tinggi yang berdampak pada penurunan angka pengangguran. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan angkatan kerja mendorong tren penurunan persentase tingkat pengangguran menjadi 9,11%. Tingkat pengangguran

(7)

terbuka mengalami penurunan sampai dengan Agustus 2008. Sementara itu, tingkat pengangguran mencapai 8,46% (Bank Indonesia, 2007).

Perekonomian Indonesia tahun 2008 secara umum mencatat perkembangan yang cukup baik ditengah terjadinya gejolak eksternal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,06%, pada 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 6,3%. Dilihat dari sumbernya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut terutama didukung oleh konsumsi dan ekspor.

Disisi harga, tekanan inflasi di Indonesia yang sampai dengan triwulan III-2008 masih tinggi, mulai menurun pada triwulan IV-2008 terutama dipicu oleh kenaikan harga komoditas internasional terutama minyak dan pangan. Inflasi pada tahun 2008 mencapai 11,73%. Sementara itu tingkat pengangguran pada tahun 2008 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu mencapai 8.39% (Bank Indonesia, 2008).

Berdasarkan laporan perekonomian Indonesia yang telah dijelaskan di atas maka tingkat pengangguran menggambarkan perkembangan pengangguran tiap tahun dari suatu negara. Masalah pengangguran, merupakan masalah yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Akan tetapi, masalah pengangguran juga berhubungan dengan bidang sosial dan pendidikan. Dulu, orang yang menganggur dikaitkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Akan tetapi, di zaman sekarang tidak hanya orang dengan pendidikan yang rendah yang menganggur, orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi pula banyak yang menganggur. Hal ini tentunya

(8)

memperlihatkan tingginya jumlah penduduk dengan sedikitnya lapangan pekerjaan atau penawaran tenaga kerja di Indonesia.

Masalah pengangguran penting untuk dianalisa karena pengangguran ini akan menimbulkan gejolak sosial politik yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi suatu negara. Pengangguran dapat menurunkan daya beli masyarakat, karena orang yang menganggur berarti tidak berpenghasilan dan bekerja tidak penuh.

Penelitian mengenai pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terdadap pengangguran telah banyak dilakukan, namun penelitian ini tetap penting dilakukan karena pengangguran perlu diperhatikan mengingat dampaknya yang sangat luas bagi perekonomian suatu negara.

Dengan tingkat inflasi yang stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cukup baik maka seharusnya diiringi dengan penurunan tingkat pengangguran. Namun realitanya tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan fenomena tersebut perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang diatas maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pengangguran di Indonesia tahun

(9)

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia tahun 2001-2015.

3. Bagaimana pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia tahun 2001-2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap pengangguran di Indonesia tahun 2001-2015.

2. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia tahun 2001-2015.

3. Untuk menganalisis pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia tahun 2001-2015.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek ilmiah maupun aspek praktis. Dalam aspek ilmiah manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti lainnya dapat dijadikan refrensi atau rujukan awal dalam

melakukan penelitian yang sejenis.

2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah cakrawala pengetahuan di bidang pendidikan dan perekonomian.

3. Sebagai salah satu konstribusi ilmiah dalam melengkapi kajian yang mengarah pada inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran.

(10)

1. Dapat menjadi alat evaluasi bagi praktisi terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada Game Edukasi Siaga Bencana Gempa Bumi terdapat video animasi yang berisikan tentang tindakan yang harus dilakukan ketika pra bencana gempa bumi, saat

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Sebuah akuarium berbentuk kubus, jika akuarium tersebut berisi air penuh 729 dm 3 , maka panjang rusuk bagian dalam akuarium adalah ….. Andi membawa dua utas tali dalam kegiatan

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Blora sebagai salah satu Organisasi Pemerintah Daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu Kepala