Press Conference
RAPBN 2021
1. Perkembangan Perekonomian Terkini
dan Proyeksi Tahun 2021
2. Pokok-Pokok Rancangan APBN 2021
Perkembangan Perekonomian
Terkini dan Proyeksi Tahun 2021
50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 2 2 -J an 2 7 -J an 0 1-Fe b 06 -F eb 1 1-Fe b 1 6-Fe b 2 1-Fe b 2 6-Fe b 0 2 -M ar 0 7 -M ar 1 2 -M ar 1 7 -M ar 2 2 -M ar 2 7 -M ar 0 1 -Apr 0 6 -Apr 1 1 -Apr 1 6 -Apr 21 -Apr 2 6 -Apr 0 1 -M ay 0 6 -M ay 1 1 -M ay 1 6 -M ay 2 1 -M ay 2 6 -M ay 3 1 -M ay 0 5 -J un 1 0 -J un 1 5 -J un 2 0 -J un 2 5 -J un 3 0 -J un 05 -J ul 1 0 -J ul 1 5 -J ul 2 0 -J ul 2 5 -J ul 3 0 -J ul 0 4-Aug 0 9-Aug
Sumber: worldmeters.info, 12 Agustus 2020
500 .000 1.00 0.000 1.50 0.000 2.00 0.000 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 22 -J an 27 -J an 01 -F eb 06 -F eb 11 -F eb 16 -F eb 21 -F eb 26 -F eb 02 -M ar 07 -M ar 12 -M ar 17 -M ar 22 -M ar 27 -M ar 01 -Apr 06 -Ap r 11 -Ap r 16 -Ap r 21 -Ap r 26 -Ap r 01 -M ay 06 -M ay 11 -M ay 16 -M ay 21 -M ay 26 -M ay 31 -M ay 05 -J un 10 -J un 15 -J un 20 -J un 25 -J un 30 -J un 05 -J ul 10 -J ul 15 -J ul 20 -J ul 25 -J ul 30 -J ul 04 -Aug 09 -Aug WHO menyatakan COVID-19 sebagai PANDEMI ± 1,5 bulan < 1 bulan
5 JUTA 10 JUTA 15 JUTA 21 hari
TOTAL KASUS & KEMATIAN KUMULATIF
• Saat ini, episenter pandemi adalah negara-negara
berpenduduk besar (AS, Brazil,
India, Rusia) → mendorong kenaikan kasus yang eskalatif. • Kenaikan kasus juga terjadi di
banyak negara yang sudah relaksasi spt di Eropa, Meksiko, Filipina, Australia, Hong Kong, dll.
ESCALATING?
FLATTENING?
DECLINING?
NEX
T?
± 5 bulan total kematian746 ribu
12 Agustus total kasus20,7 juta
285.371 TAMBAHAN KASUS HARIAN20 JUTA
• PDB Q2-2020 terkontraksi di hampir semua negara, akibat dari kebijakan restriksi ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
• Kontraksi terdalam dialami negara-negara dengan restriksi yang lebih ketat, serta memiliki ketergantungan tinggi terhadap ekspor dan pariwisata.
• Terdapat deviasi antara proyeksi dan realisasi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Menunjukkan ketidakpastian yang tinggi serta sulitnya melakukan proyeksi di masa pandemi.
IMF
World BankOECD
Jan Apr
Jun
2020 2021 3,3 -3,0-4,9
3,4 5,85,4
2020 2021 JanJun
2,5-5,2
2,64,2
2020 2021 MarJun
-7,6 s.d. -6,4 2,8 s.d. 5,2 2,4 3,3Pemulihan Ekonomi Dunia
diperkirakan mulai terjadi di tahun
2021
• Ketersediaan vaksin akan mendukung percepatan pemulihan ekonomi global
Tekanan Covid-19 Menyebabkan Perekonomian Dunia Mengalami
Kontraksi Terutama pada Triwulan Kedua Tahun 2020
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia oleh beberapa Lembaga Internasional
Sumber : Bloomberg & Trading Economics
-4 ,1 -1,7 -5 ,7 -1,4 -5 ,5 -2,3 -0 ,7 -3 ,1 -2 ,4 -2 ,7 -0,3 -2 ,8 -2 ,3 -2 ,0 -1 ,5 0 ,3 -9 ,1 3 ,0 2 ,4 1, 4 2,7 1 ,6 3,8 -6 ,8 -2 2 ,1 -2 1 ,7 -1 9 ,0 -1 8 ,9 -1 7, 3 -1 6 ,5 -1 6 ,5 -1 5, 0 -1 4 ,5 -1 4 ,4 -1 3, 2 -1 2 ,8 -1 1, 7 -1 0 ,7 -9 ,8 -9 ,5 -9 ,0 -5,3 -3 ,8 -2 ,9 -1,8 -0,7 0 ,4 3,2 S P A N Y O L IN G G R IS P E R A N C IS M E K S IK O IT A L IA P O R T U G A L F IL IP IN A E U R O A R E A B E L G IA EU S IN G A P U R A A U S T R IA JE R M A N C E K O L A T V IA A M E R IK A S E R IK A T H O N G K O N G IN D O N E S IA L IT H U A N IA K O R E A S E L A T A N K A Z A K H S T A N T A IW A N V IE T N A M T IO N G K O K
PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTALAN (% YOY) Q1 Q2
Kasus COVID-19 Indonesia Tren Meningkat, Melewati 130 Ribu Kasus
Kasus Covid-19 di bulan Juni – Juli meningkat cukup signifikan seiring akselerasi tes dan
relaksasi PSBB/ pembukaan kembali aktivitas.
Perkembangan
COVID-19 di
Indonesia
Sebaran
Berdasarkan
Provinsi
(per 13 Agustus 2020)31%
Sumber: Kemenkes, diolah
DKI Jakarta
21%
20% 8% 8%
5%
31%
Jatim
Jateng Sulsel
Jabar
Kalsel
Lainnya
Proyeksi Pertumbuhan Berdasarkan Pengeluaran
Tahun 2020 (%-yoy)
▪
Pandemi Covid-19
menyebabkan
proyeksi
pertumbuhan
ekonomi Indonesia
mengalami koreksi ke
bawah
▪
Baseline
Pertumbuhan 2020
diharapkan tetap
dapat positif namun
bergerak ke batas
bawah dengan
risiko yang tinggi
karena eskalasi
kasus Covid-19
masih meningkat.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 Cenderung Bergerak
ke Bawah, Akibat Ketidakpastian yang Tinggi dari Pandemi Covid-19
Institusi Sebelum COVID-19 Maret-April Latest
Pemerintah 5,3 -0,4 s.d. 2,3 -1,1 s.d. 0,2 ADB 5,2 2,5 -1,0 IMF 5,1 0,5 -0,3 WB 5,1 -3,5 s.d. 2,1 0,0 OECD 5,0 4,8 -3,9 s.d.-2,8 Uraian 2020 APBN 2020 Outlook Kons RT dan LNPRT 4,9 -1,3 - 0,0 Kons Pemerintah 4,3 2,0 - 4,0 PMTB 6,0 -4,2 - -2,6 Ekspor 3,7 -5,6 - -4,4 Impor 3,2 -10,5 - -8,4 PDB 5,3 -1,1 - 0,2
Proyeksi Pertumbuhan 2020 (%-yoy)
▪
Deviasi proyeksi
antar institusi
menunjukkan faktor
ketidakpastian yang
tinggi.
▪
Perkembangan
Covid-19 yang masih
belum pasti membuat
downside risk thd
proyeksi masih tinggi
dan perlu diantisipasi
Ekonomi Indonesia 2021 Diproyeksi Tumbuh
4,5% - 5,5%
FAKTOR UTAMA
PERTUMBUHAN
EKONOMI 2021
5,0 5,1 5,2 5,0 -1,1 4,5 5,0 5,1 5,2 5,0 0,2 5,52016
2017
2018
2019
2020
2021
Realisasi ProyeksiProyeksi Pemerintah: 2020 dan 2021 Proyeksi Beberapa Lembaga Internasional
-0,3
IMF2021
2020
6,1
0,0
4,8
-1,0
5,3
%, per JuniKeberhasilan Penanganan Covid-19
▪ Efektivitas penanganan Covid-19 ▪ Ketersediaan vaksin di tahun 2021
Akselerasi Reformasi
▪ Reformasi untuk produktivitas, daya saing & iklim investasi
Lembaga Pengelola Investasi Reformasi Anggaran Omnibus Law CiKa
Dukungan Ekspansi Fiskal
Melanjutkan Program PEN
▪ Dukungan sisi demand melalui penguatan bansos & BLT
▪ Dukungan sisi supply fokus pada insentif pajak, serta bantuan kredit & penjaminan bagi UMKM dan korporasi
Pertumbuhan Ekonomi Global
▪ Proyeksi pertumbuhan ekonomi globalyang membaik menjadi faktor positif meskipun masih penuh ketidakpastian
Koordinasi Kebijakan Fiskal-Moneter yang Baik Turut Memberi
Sentimen Positif di Pasar Keuangan Domestik
Sumber: CEIC & Bloomberg, diolah
• Tekanan di pasar keuangan mereda,
khususnya di pasar surat berharga negara
(SBN)
• Yield obligasi menurun
ke posisi awal
tahun meskipun kepemilikan asing belum
pulih
• Tingkat suku bunga SBN 10 Tahun 2021
diestimasi 7,29 persen
• Burdensharing dan koordinasi Moneter
-Fiskal
turut berkontribusi terhadap
sentimen positif di pasar SBN
✓ “Even by the dramatic standards of economic
stimulus in the age of coronavirus, Indonesia stands out” (Bloomberg Opinion, 9 Juli).
✓ Skema Burden Sharing bisa membawa
dampak yang baik pada akselerasi pemulihan ekonomi sekaligus stabilnya pasar keuangan. (BCA, diberitakan Kontan 19 Juli).
Yield Obligasi Indonesia 10 Tahun (%)
Aliran Modal Masuk/Keluar 2020 (Rp Triliun)
25 Mar; 8,38 7 Agustus; 6,79 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,50
Dec-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Jan - 30 JulKumulatif
Saham 0,0 -4,8 -5,6 -8,8 8,0 -4,5 -3,9 -19,5
SBN 15,2 -28,9 -121,3 -2,1 7,1 5,2 8,8 -116,1
Nilai Tukar Rupiah di tahun 2020 bergerak menguat dan di tahun
2021 diperkirakan bergerak pada kisaran
Rp14.600/US$
14.800 14.400 14.600 13.392 13.307 13.384 14.246 14.146 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Outlook Realisasi
Outlook Rata Rata Nilai Tukar 2020-2021
Kondisi global di tahun 2021 diperkirakan kondusif, namun volatilitas di sektor keuangan global masih tetap perlu diwaspadai.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan
nilai tukar rupiah di tahun 2021:
Pemulihan ekonomi domestik di 2021 akan
semakin menarik arus modal masuk dan memperkuat Rupiah
Peluang pemulihan ekonomi negara maju,
akan mempengaruhi kondisi likuiditas di pasar
global
Normalisasi
kebijakan moneter di AS dan negara maju
lainnya Perbaikan kinerja perdagangan internasional Indonesia Rata-rata 2018; 14.250 Rata-rata 2019; 14.146 Rata-rata s.d. 13 Agustus; 14.508 13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 16.500 17.000 Ja n-18 Feb -1 8 M ar -1 8 Ap r-18 M ay -1 8 Jun -1 8 Jul -1 8 Au g-18 Sep -1 8 O ct -1 8 N ov -1 8 D ec-18 Ja n-19 Feb -1 9 M ar -1 9 Ap r-19 M ay -1 9 Jun -1 9 Jul -1 9 Au g-19 Sep -1 9 O ct -1 9 N ov -1 9 D ec-19 Ja n-20 Feb -2 0 M ar -2 0 Ap r-20 M ay -2 0 Jun -2 0 Jul -2 0 Au g-20
• Perkembangan inflasi akan dipengaruhi
kekuatan pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat
• Penambahan likuiditas di masyarakat dapat
mendorong naiknya permintaan
Sumber: BPS, Kementerian Keuangan
5,0 5,0 4,5 4,5 4,0 4,0 3,0 3,0 2,5 2,5 2,0 2,0 3,0 3,6 3,1 2,7 3,0 2016 2017 2018 2019 2020 2021…
Range Sasaran Inflasi Realisasi
Perkembangan dan Target Inflasi, 2016-2021 (%) Simulasi Inflasi Tahun 2020 & 2021 (%, ytd)
Sumber: BPS 3,15 2,48 3,02 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags* Sep* Okt* Nov* Des* Pola 2017-2019 2020 2021
Tingkat Inflasi Diperkirakan Terkendali Pada Sasaran 3,0±1,0%
Inflasi di tahun 2020 dan 2021 diperkirakan berada pada kisaran 3%
• Ketersediaan pasokan pangan dan kelancaran
distribusi menjadi faktor kunci stabilitas harga dan mendukung ketahanan pangan
• Kebijakan administered price yang akomodatif diperlukan untuk mendukung terkendalinya inflasi
Harga Minyak Mentah (ICP) 2021 Diperkirakan pada Kisaran
US$45/Barel
,
Sementara Lifting Minyak Mencapai
705 Rbph
dan Lifting Gas
1.007 Rbph
40,3 -40 -20 0 20 40 60 80 Ja n -19 M ar -19 M ay -19 Ju l-19 Se p -19 N o v-19 Ja n -20 M ar -20 M ay -20 Ju l-20
Brent WTI ICP
Per 31 Juli 43,3 778 829 804 778 746 705 705 1.195 1.180 1.142 1.145 1.047 992 1.007 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Lifting Minyak Lifting gas
Lifting Migas 2015-2021
Perkembangan Harga Minyak Dunia ICP 2021Proyeksi
US$45/brl
Proyeksi Harga Minyak 2020- 2021 (update 11 Agustus 2020) EIA Bloomberg
38,5
41,4
45,5
49,5
38-43
42-44
43-52
45-57
WTI
Brent
1. Potensi penurunan alamiah sumur-sumur existing 2. Eksplorasi yang masif pada wilayah cekungan baru 3. Optimalisasi lifting migas melalui peningkatan
upaya teknis, reformasi birokrasi, serta perbaikan iklim usaha (ease of doing business)
Target lifting migas 2021 akan dipengaruhi oleh: • Peluang perbaikan kondisi perekonomian global
berdampak pada naiknya permintaan minyak
• Pemotongan produksi oleh produsen minyak dunia • Kondisi geopolitik
• Risiko second wave Covid-19
2020 2021 2020 2021
Faktor Yang Mempengaruhi
Harga Minyak Dunia 2021
Proyeksi 2021
Lifting Minyak :705 rbph Lifting Gas : 1.007 rbph 40,6
Kemiskinan dan Pengangguran Tahun 2020 Diperkirakan Meningkat
Akibat Pandemi Covid-19 dan ditargetkan menurun di tahun 2021
▪ Pandemi COVID-19 menghentikan tren penurunan tingkat kemiskinan ➔ Terdapat 1,63 juta orang miskin baru dibandingkan September 2019 ▪ Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2020 (sebelum COVID-19)
menurun ke 4,99%. Namun COVID-19 telah mengakibatkan tambahan pengangguran sebanyak 1,76 juta pekerja hingga Mei 2020.
▪ Indikator kesejahteraan akan diperbaiki di tahun 2021 dengan target ▪ Tingkat kemiskinan 9,2% -9,7% ▪ Tingkat Pengangguran : 7,7% -9,1% ▪ Gini Ratio : 0,377 – 0,379 1 3 7 ,5 8 7 3 ,1 1 8 9 ,5 3 7 5 ,2 1 .0 3 3 ,0 3 1 4 ,8 3 7 8 ,1 1 0 4 6 ,3 3 1 8 ,5 3 9 0 ,2 1 .0 5 8 ,3 3 1 9 ,0
Formal PHK Formal Dirumahkan Informal terdampak
7 Apr 20 1 May 20 10 May 20 27 May 20
Sumber: Press Release Kemnaker
Pekerja Terdampak COVID-19 Tahun 2020 (ribu orang per 27 May) Target Tingkat Penggangguran Terbuka 2021: 7,7 – 9,1%
Tren Penurunan Tingkat Kemiskinan Terhenti dampak Covid-19
2 8 ,0 1 2 7 ,7 7 2 5 ,9 5 2 5 ,1 4 26,4 2 10,86 10,64 9,82 9,41 9,78 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Tingkat Kemiskinan
Target Tingkat Kemiskinan 2021:
9,2-9,7
%Sumber: BPS
Perkembangan rasio Gini
0,382 0,381 1970 1976 1980 1984 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2007 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Target Gini 2021:
0,377-0,379
Sumber: BPSPertumbuhan ekonomi (%, yoy) Inflasi (%, yoy)
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
Tingkat Suku Bunga SBN 10 Tahun (%) Nilai tukar (Rp/US$)
Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel)
Lifting minyak (ribu barel per hari)
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)
2020
Outlook
(1,1) – 0,2 2,0 – 4,0 3,0 – 4,0 -14.400 – 14.800 35 – 40 705 992 4,5 - 5,5 3,0 -7,29 14.600 45 705 1.0072021
RAPBN
Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2020 dan 2021
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan kembali menuju trajectory pertumbuhan jangka
menengah, nilai tukar relatif menguat dan harga minyak diperkirakan meningkat
Pokok-Pokok Rancangan
APBN Tahun 2021
Pokok-pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2021
Reformasi APBN
Melanjutkan dan mempercepat
Pemulihan Ekonomi Nasional
Penguatan Reformasi Struktural
Prioritas Pembangunan
Nasional
❑ Peningkatan iklim investasi, mendorong inovasi dan daya saing (competitiveness).
❑ Perbaikan kualitas SDM dan peningkatan
produktivitas melalui reformasi bidang pendidikan, pelatihan vokasi, penelitian, reformasi bidang
kesehatan, dan reformasi perlindungan sosial. ❑ melanjutkan dan menuntaskan penanganan
Covid-19
❑ Pemulihan ekonomi dan memperkuat ketahanan ekonomi domestik
❑ meliputi bidang Penerimaan Perpajakan dan PNBP, reformasi belanja dan TKDD
❑ meningkatkan kualitas belanja (spending
better) yang fokus pada pelaksanaan
program prioritas
❑ Menjaga kesehatan dan sustainabilitas fiskal dalam jangka menengah-panjang.
mengakselerasi pembangunan dengan prioritas bidang Kesehatan, Pendidikan , Teknologi Komunikasi dan Informasi ketahanan pangan, perlindungan sosial, dan pariwisata untuk mendorong tercapainya sasaran
pembangunan tahun 2021
Tema: Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi
1 2
3 4
5, 02 5, 07 5, 17 5, 02 (1,1) – 0,2 4, 5 -5 ,5 2,49 2,51 1,82 2,20 6,34 5,50 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Pertumbuhan Ekonomi (%) Defisit (% thd PDB)
❑ COVID-19 masih menimbulkan ketidakpastian, arah
ekonomi global/domestik diproyeksikan membaik
namun risiko ketidakpastian sangat tinggi
❑ Tahun 2021 dukungan pemulihan ekonomi perlu tetap
dilanjutkan, ekspansi fiskal dibutuhkan untuk
membiayai pemulihan ekonomi diseretai penguatan reformasi kebijakan Defisit RAPBN 2021 diproyeksikan mencapai • Insentif di bidang kepabeanan dan relaksasi prosedur perijinan untuk sektor tertentu khususnya yang terdampak pandemi Covid-19
• Keringanan
pembayaran PNBP dan pengenaan tarif s.d Rp0 atau 0% dalam kondisi tertentu
• Melanjutkan SSN untuk akselerasi pemulihan (a.l. Kartu Sembako, PKH, Pra kerja) • Dukungan program/kegiatan pada sektor terdampak (a.l. Pangan, Pariwisata) • Memperluas akses permodalan UMKM dan koperasi melalui subsidi bunga KUR. • Mendukung restrukturisasi BUMN, BLU, Sovereign Wealth Fund (SWF)
• Meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, UMi dan perumahan bagi MBR • Melanjutkan dukungan terhadap pendidikan tinggi, penelitian, dan kebudayaan • Mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui pemberian insentif pajak secara selektif dan terukur
Pendapatan Negara
Belanja Negara
Pembiayaan Anggaran
Pemerintah akan melanjutkan kebijakan fiskal ekspansif di tahun 2021
5,50% PDB
Defisit APBN 2021
pada kisaran 5,50%
PDB dalam rangka
Perpres 72/2020 growth (%) RAPBN Growth (%) A. PENDAPATAN NEGARA 1.699,9 (13,3) 1.776,4 4,5 I. Penerimaan Perpajakan 1.404,5 (9,2) 1.481,9 5,5II. Penerimaan Negara Bukan Pajak 294,1 (28,1) 293,5 (0,2)
III. Penerimaan Hibah 1,3 (76,4) 0,9 (30,6)
B. BELANJA NEGARA 2.739,2 18,6 2.747,5 0,3
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.975,2 32,0 1.951,3 (1,2)
1. Belanja K/L 836,4 (4,2) 1.029,9 23,1
2. Belanja Non K/L 1.138,9 82,8 921,4 (19,1)
II. Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa 763,9 (6,0) 796,3 4,2
1. Transfer ke Daerah 692,7 (6,8) 724,3 4,6
2. Dana Desa 71,2 2,0 72,0 1,1
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (1.039,2) 198,1 (971,2) (6,5) % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (6,34) (5,50)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 1.039,2 158,5 971,2 (6,5)
2020
2021
URAIAN
(triliun rupiah)mendukung
Percepatan Pemulihan
Ekonomi dan
Penguatan Reformasi
INSENTIF USAHA
SEKTORAL K/L &
KESEHATAN
APBN Menjadi Instrumen Utama dalam Penanganan Dampak Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2021
Kebijakan PEN dilanjutkan di tahun 2021 untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia
2020 : Rp87,55 T 2021 : Rp25,40 T 2020 : Rp106,11 T 2021 : Rp136,7 T 2020:Rp120,61 T 2021:Rp20,40 T 1. Pengadaan vaksin COVID-19 Rp18,0 T
2. Imunisasi, Sarpras, Lab, Litbang Rp4,97 T
3. Cadangan Bantuan Iuran BPJS utk PBPU/BP Rp2,43 T 1. Dukungan Pariwisata Rp5,46 T 2. Ketahanan Pangan Rp14,96T 3. Pengembangan ICT Rp19,4 T 4. Pinjaman ke daerah Rp10,0 T 5. Padat Karya K/L Rp14,2T 6. Kawasan Industri Rp12,7 T 7. Cadangan Belanja PEN Rp60,0 T
1. Pajak DTP Rp3,1 T 2. Pembebasan PPh 22 Impor Rp12,0 T 3. Pengembalian Pendahuluan PPN Rp5,3 T 2021 Rp356,5T*)
PEMDA
*) 2021: Usulan Biaya PEN
2020 Rp695,2T
PERLINDUNGAN
2020: Rp203,9 T 2021: Rp110,2 T 1. PKH 10 jt KPM Rp28,7 T 2. Sembako Rp45,1 T → 18,8 jt KPM @200 rb/12 bulan 3. Pra Kerja Rp10,0T → vokasi offline & online4. Dana Desa → Rp14,4 T (BLT Desa dan mendukung BUMDes)
5. Bantuan Sosial Tunai Rp12,0 T→10 jt KPM @200rb/6 bln
SOSIAL
UMKM
2020 : Rp123,46 T2021 : Rp48,8 T 1. Subsidi bunga KUR reguler Rp14,8 T2. Dukungan Pembiayaan thd KUMKM Rp1,0T 3. Penempatan Dana di perbankan
4. Penjaminan Loss Limit Rp1,0T
5. Cadangan Pembiayaan PEN Rp32,0T
PEMBIAYAAN
2020 : Rp53,57 T
2021 : Rp14,9 T
1. PMN kpd Lembaga penjaminan Rp5,0 T (LPEI) 2. PMN kepada BUMN yang menjalankan
penugasan Rp8,9 T (HK, ITDC, Pelindo III, KIW) 3. Penjaminan backstop loss limit Rp1,0 T
Pendapatan Negara RAPBN 2021
Kebijakan Penerimaan Perpajakan Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Transformasi Ekonomi
▪ Pemberian insentif untuk kegiatan vokasi dan litbang untuk Peningkatan kualitas SDM
▪ Pemajakan atas perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) ▪ Ekstensifikasi dan pengawasan berbasis individu dan kewilayahan
▪ Pemeriksaan, penagihan, dan penegakan hukum yang berbasis risiko dan berkeadilan
▪ Meneruskan reformasi perpajakan yang meliputi bidang organisasi, SDM, IT
dan basis data, proses bisnis, serta peraturan pajak
▪ Pengembangan fasilitas kepabeanan dan harmonisasi fasilitas fiskal lintas K/L
Pemberian insentif perpajakan yang selektif dan terukur antara lain:
Kebijakan Optimalisasi dan Reformasi Perpajakan
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Penguatan sektor strategis dalam rangka transformasi ekonomi
▪ melalui Omnibus Law Perpajakan dan proses bisnis layanan yang user friendly berbasis IT
▪ Penguatan klinik ekspor/klinik untuk percepatan investasi dan daya saing
▪ Insentif Perpajakan kepada sektor terdampak yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi
▪ Insentif perpajakan dalam rangka membantu cash flow Wajib Pajak dan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat
▪ Pembebasan / penurunan Bea Masuk untuk
mengakselerasi perekonomian dan investasi
Penerimaan perpajakan di masa pemulihan tahun 2021 diproyeksikan tumbuh optimal
5,5% (
yoy
) dengan fokus mendukung pemulihan ekonomi dan melanjutkan reformasi
Penerimaan Pajak diperkirakan Rp 1.268,5 T (tumbuh 5,8%) dan Kepabeanan Cukai Rp 213,4 T (tumbuh 3,8%)
1.106,0 1.151,0 1.313,3 1.332,7 1.198,8 1.268,5 179,0 192,5 205,5 213,5 205,7 213,4 1.285,0 1.343,5 1.518,8 1.546,1 1.404,5 1.481,9 3,6 4,6 13,0 1,8 (9,2) 5,5 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Penerimaan Perpajakan
(triliun rupiah) Pajak Bea & Cukai Growth Perpajakan (%)
❑ PPh Non migas diproyeksikan tumbuh 3,2% dengan memperhatikan sektor ekonomi penyumbang pajak utama belum sepenuhnya recovery pasca covid-19
❑ Peningkatan kinerja penerimaan PPN yang tumbuh 7,6% sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi
Insentif Pajak Diarahkan Sebagai Instrumen Fiskal dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penguatan Transformasi Ekonomi
membantu cashflow
perusahaan untuk kembali melakukan aktifitas usaha
Percepatan Pengembalian
Pendahuluan PPN
Insentif PPh 22 Impor
Dalam rangka memenuhi impor kebutuhan bahan baku produksi untuk sektor-sektor yang masih terdampak Covid-19
Pajak Ditanggung
Pemerintah (DTP)
mendukung daya saing dan keekonomian sektor tertentu
menarik penanaman modal untuk meningkatkan investasi di dalam negeri dalam rangka mendorong diversifikasi ekonomi, membuka lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan wilayah
Tax Holiday &
Tax Allowance
Penerimaan Pajak Tahun 2021 akan didukung oleh kinerja positif
penerimaan PPh dan PPN
630,1 596,5 685,3 713,1 638,5 658,7 2016 2017 2018 2019 2020 Perpres 72/2020 RAPBN2021 PPh Migas 666,2 646,9 750,0 772,3 670,4 699,9 412,2 480,7 537,3 531,6 507,5 546,1 14,0 (5,3) 14,9 4,1 (10,5) 3,2 (2,7) 16,6 11,8 (1,1) (4,5) 7,6 2016 2017 2018 2019 2020 Perpres 72/2020 RAPBN2021PPN Growth PPh Nonmigas (%) Growth PPN (%) PPh Nonmigas
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai meningkat
▪ Pengembangan sistem pengawasan cukai terintegrasi (excise connection). ▪ Pemberantasan dan menurunkan
peredaran Barang Kena Cukai Illegal Insentif kepabeanan terutama untuk
kemudahan ekspor dan impor
memenuhi kebutuhan bahan baku lokal dan relaksasi bagi Kawasan Berikat (KB) & KITE
Penyempurnaan Sistem National Logistics Ecosystem (NLE) dengan target a.l:
✓ Menurunakan Biaya logistik
✓ Menurunkan Waktu logistik dari 111 jam menjadi 55,8 jam
✓ Peringkat Trading Across Border (TAB) dalam EODB naik dari 116 ke 87
143,5 153,3 159,6 172,4 172,2 178,5 (0,8) 6,8 4,1 8,0 (0,1) 3,6 Growth Cukai (%) Cukai 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Cukai (Rptriliun) * Perpres 72/2020 32,5 35,1 39,1 37,5 31,8 33,2 3,0 4,1 6,8 3,5 1,7 1,8 1,5 10,5 17,0 (10,5) (18,4) 4,4
Growth Pajak Perdagangan Inter. (%)
Bea Keluar Bea Masuk
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pajak Perdagangan Internasional (Rptriliun)
Perpres 72/2020
RAPBN RAPBN
Reformasi untuk
optimalisasi penerimaan
Dukungan Transformasi Ekonomi
Dukungan Pemulihan
Ekonomi Nasional
Kebijakan Kepabeanan dan Cukai 2021 Meliputi :
seiring dengan perluasan basis cukai dan perbaikan perdagangan Internasional di tahun 2021RAPBN Growth (%)
1. SDA Migas 44,1 81,8 142,8 121,1 53,3 72,4 35,9 2. SDA Non Migas 20,8 29,3 37,8 33,8 25,8 29,1 12,9 3. Kekayaan Negara Dipisahkan 37,1 43,9 45,1 80,7 65,0 26,1 (59,8) 4. PNBP Lainnya 117,9 108,8 128,6 124,5 100,1 107,0 7,0 5. BLU 41,9 47,3 55,1 48,9 50,0 58,8 17,6 Total PNBP 261,9 311,2 409,3 409,0 294,1 293,5 (0,2) 2021 2019 2017 2018 Perpres 72/2020 PNBP 2016 64,9 111,1 180,6 154,9 79,1 101,6 197,1 200,1 228,7 254,1 215,1 192,0 261,9 311,2 409,3 409,0 294,1 293,5 2,5 18,8 31,5 (0,1) (28,1) (0,2) 2016 2017 2018 2019 2020 2021
PNBP SDA PNBP Non-SDA Growth (%)
PNBP Tahun 2021 diproyeksikan sejalan dengan peningkatan harga komoditas
utama khususnya minyak bumi dan didukung optimalisasi PNBP K/L
(Triliun Rupiah) RAPBN Perpres 72
Proyeksi PNBP Tahun 2021 :
• PNBP Sumber Daya Alam (SDA) dari Migas mengikuti pergerakan harga dan lifting minyak dan gas bumi sementara PNBP SDA Non migas terutama akan dipengaruhi harga dan produksi Batu Bara. • Langkah optimalisasi lifting migas dilakukan antara lain melalui
peningkatan iklim investasi sektor migas dan mengendalikan Cost
Recovery
• Penerimaan Kekayaan Negara yang Dipisahkan dari dividen BUMN mengalami penurunan dengan mempertimbangkan dampak covid-19 pada pelemahan kinerja BUMN
• Pelayanan PNBP KL pada tahun 2021 diharapkan akan lebih optimal seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi
ICP, 2015-2021 (US$/barel) Lifting, 2015-2021 (MBPD) 49 40 51 70 62 3745 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 778 829 804 778 746 705 705 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 HBA, 2015-2021 (US$/Ton) 60 62 86 99 78 70 70 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 35-40 3 5 67
Belanja Pemerintah Pusat
7 3 2 ,1 6 8 4 ,2 7 6 5 ,1 8 4 6 ,6 8 7 3 ,4 8 3 6 ,4 1 .0 2 9 ,9 26,9 (6,5) 11,8 10,6 3,2 (4,2) 23,1 2015 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 2021 Belanja KL (triliun Rupiah) Growth (%)
▪Mendorong birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, produktif, dan kompetitif melalui Reformasi Birokrasi
▪Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur melalui pemberian gaji 13 dan THR ▪Pengendalian jumlah pegawai seiring perubahan pola kerja & proses bisnis
▪Melanjutkan efisiensi dengan menjaga peningkatan belanja barang, a.l.: ✓ Pengendalian perjadin, rapat, honor, dan RDK
✓ Kebijakan inovatif seperti WFH, open space ruang kerja, dan dukungan IT ▪Penajaman dan sinergitas Belanja Barang diserahkan ke Masyarakat/Pemda
sejalan dengan sumber pendanaan lain maupun peningkatan bantuan sosial
▪Melanjutkan kegiatan prioritas tertunda dampak Covid 19) secara sangat selektif
▪Mendukung agenda digitalisasi dan sektor strategis yang mempercepat pemulihan ekonomi
▪Pengembangan infrastruktur dasar pada kawasan perbatasan, tertinggal, terluar dan terdepan (3T) serta permukiman kumuh perkotaan;
▪Melanjutkan program bansos. a.l. seperti PKH, Kartu Sembako PIP, dan PBI JKN. ▪Mendukung Reformasi Perlindungan Sosial
▪Perluasan cakupan KIP Kuliah untuk mahasiswa baru
▪Mendorong efektivitas program bansos melalui penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS ), pemanfaatan ICT, serta penguatan monev
Pagu Anggaran Belanja K/L
2021 tumbuh 23,1 % dari 2020
diarahkan untuk melanjutkan upaya pemulihan sosial-ekonomi dan mendorong reformasi belanja dalam rangka penyehatan fiskal sekaligus penguatan efektivitas belanja
Belanja Pegawai
Belanja
Barang
Belanja
Modal
Bantuan SosialRata2 penyerapan belanja K/L 2017-2019 → 99,3%
2020 : sesuai pagu Perpres 72/2020 (belum memperhitungkan realokasi dari non KL pagu pasca Perpres)
2021 : Telah memperhitungkan Multi years contract, Pendidikan, Kesehatan, Prioritas Nasional atau prioritas K/L yang berlanjut
Belanja K/L diarahkan untuk mendukung upaya pemulihan
sosial-ekonomi dan penguatan reformasi
Kemen PUPR 100,6 75,6 149,8 Polri 98,2 92,6 112,0 Kemenag 63,9 62,4 67,0 Kemensos 57,7 104,4 92,8 Kemenkeu 39,5 39,0 43,3 Kemenhub 39,7 32,7 45,7 Kemenkes 67,3 78,5 84,3 36,5 70,7 *) 81,5 19,4 14,0 21,8 Real 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 Kemendikbud (triliun rupiah) Kemenhan 115,4 137,0 Real 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 117,9
*) pengalihan pendidikan tinggi dari Kemenristek ke Kemendikbud
**) termasuk anggaran BLU di Kemenkeu (thn 2019: Rp13,8T; Thn 2020: Rp15,2T; Thn 2021: Rp8,5 T) antara lain BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan LPDP
Kementan 10 K/L dengan pagu anggaran terbesar dalam RAPBN TA 2021
Kebijakan 2021:
Diarahkan untuk percepatan pemulihan kesehatan pasca pandemi, diikuti peningkatan akses dan mutu layanan melalui penguatan sistem kesehatan
1. Percepatan pemulihan kesehatan akibat Covid-19 →
Peningkatan dan pemerataan supply side, penguatan koordinasi, dan antisipasi untuk pengadaan vaksin
33,8 -0,6 18,3 4,2 87,0 -20,1 -350 -300 -250 -200 -150 -100 -50 0 50 00 50 100 150 200 250 300 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021
Belanja K/L Belanja Non K/L TKDD Pembiayaan % Pertumbuhan
92,2 113,1 109,0 212,5 (Triliun Rupiah) 92,8 169,7
2. Penguatan program generasi unggul→
Meningkatkan nutrisi ibu hamil/menyusui dan balita, serta akselerasi penurunan stunting
3. Penguatan Sinergi dan Koordinasi Pusat dan Daerah → Sinergi perencanaan, penganggaran, dan
pembiayaan untuk mendukung supply side, serta penguatan program promotif dan preventif
5. Health Security Preparedness → Penguatan
pencegahan, deteksi, dan respon penyakit, serta Sistem kesehatan terintegrasi
4. Reformasi JKN → Perbaikan mutu layanan dan
efektivitas biaya JKN, penguatan iuran JKN dan
validitas data PBI JKN, serta penguatan peran Pemda
Anggaran Kesehatan 2021
mencapai 6,2% APBN
Layanan Pengendalian Penyakit TB
145 layanan (Rp2,8 T)
Penyediaan Makanan Tambahan
bagi
238.000 Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis
dan
441.000 Ribu
Balita Kurus (Rp1,1 T)
Bantuan Iuran
Peserta PBI JKN
96,8 juta jiwa
(Rp48,8 T)
Bantuan Iuran PBPU dan
BP kelas III
(Rp2,4 T)
Antisipasi pengadaan
Vaksin Covid-19 untuk
160 juta orang
(Rp18,0 T)
Antisipasi pelaksanaan
Imunisasi untuk
160 juta orang (Rp3,7 T)
Pembangunan
971
Puskesmas
Pembangunan/Rehabilitasi
559 RS Rujukan
Bantuan Operasional Kesehatan
untuk
10.143 Puskesmas
(Rp10,7 T)
Bantuan Operasional KB untuk
5.737 Balai Penyuluhan KB
(Rp2,0 T)
Prevalensi Stunting
21,1 persen
Perluasan Prioritas Intervensi
pada
360 kab/kota
Mendukung Reformasi Sistem Kesehatan termasuk Sinergi antara Pusat dan Daerah
Target Prioritas
Bidang Kesehatan
Tahun 2021
Reformasi Pendidikan
• Transformasi kepemimpinan kepala sekolah
• Transformasi Pendidikan dan pelatihan guru (transformasi PPG untuk menghasilkan generasi guru baru)
• Mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa
(menyederhanakan kurikulum ➔ lebih fleksibel dan
berorientasi pada kompetensi) • Standar Penilaian global
• Kemitraan Daerah dan Masyarakat Sipil
Anggaran Pendidikan 2021
diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
melalui peningkatan skor PISA dan penguatan penyelenggaraan PAUD serta
peningkatan kompetensi guru
Arah kebijakan 2021:
2021
1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 187,9 199,4 A. Anggaran Pendidikan pada K/L 141,4 160,2 B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 46,5 39,3 2. 284,5 299,1 3. Melalui Pengeluaran Pembiayaan 75,4 51,0 4. Anggaran Pendidikan (1 + 2 + 3) 547,8 549,5 5. Total Belanja Negara 2.739,2 2.747,5
RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN 20,0 20,0
2020 Komponen Anggaran Pendidikan
(triliun rupiah)
Melalui Transfer ke Daerah & Dana Desa
Perpres 72
Pagu Anggaran (Defisit 5,5%)
Kebijakan Pendidikan Lainnya
• Penguatan vokasi dan kartu prakerja (link and match dengan industri,serta penguatan R&D)
• Penguatan penyelenggaraan PAUD (melalui BOP PAUD dan DD untuk PAUD di desa)
• Peningkatan efektivitas penyaluran bantuan Pendidikan (BOS, PIP, dan LPDP)
• Percepatan peningkatan kualitas sarpras pendidikan terutama untuk daerah 3T
• Penajaman KIP Kuliah dan Pendanaan Pendidikan Tinggi
370,8 406,1 431,7 460,3 547,8 549,5 (5,0) 9,5 6,3 6,8 19,0 0,31 2016 2017 2018 2019 Perpres 72 2020 Pagu Anggaran 2021 BPP TKDD Pembiayaan Pertumbuhan (%)
Program Indonesia Pintar
(juta siswa)• 17,9
• 17,9
Kemendikbud
Kemenag
• 2,2
• 2,2
Beasiswa Bidik Misi / KIP
Kuliah
(ribu mahasiswa)
Kemendikbud
Kemenag
Penerimaan beasiswa LPDP
(mahasiswa)
• 4.000 – 5.000
• 5000
Bantuan Operasional
Sekolah
(juta siswa)TKDD
Kemenag
TPG Non PNS
(ribu guru)
Kemendikbud Kemenag• 1.095,1
• 985,0
• 52,6
• 52,6
• 46,8
• 45,8
• 8,9
• 8,9
• 270,9
• 270,9
• 274,6
• 274,6
Capaian dan target pembangunan pendidikan untuk
difokuskan untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pada beberapa sektor untuk mendukung dan meningkatkan kualitas dan delivery layanan kepada masyarakat
1. Penyediaan Base Tranceiver Station (BTS) sebanyak 5.053 lokasi
2. Penyediaan kapasitas satelit di 12.377 lokasi layanan publik 3. Pembangunan Pusat Data Nasional
4. Literasi Digital, Transformasi Digital Sektor Strategis, Digital
Technopreneur
5. Pengendalian Penyelenggaraan Sistem Elektronik
6. Pemutakhiran DTKS, perangkat IT dan Jaringan Komunikasi 7. Mendukung digitalisasi pendidikan seperti pengadaan alat
TIK dan media pembelajaran
Kegiatan Strategis Bidang TIK tahun 2021, a.l:
Uraian 2021 (trl Rp) 1. Belanja K/L 21,5 a. Kominfo 14,7 b. Kemensos 1,5 c. Kemenkeu 2,1 d. Kemen ATR/BPN 1,0 e. KL Lainnya 2,2
2, Transfer ke Daerah & Dana Desa 9,0
JUMLAH 30,5
1. Akselerasi Transformasi Digital untuk penyelenggaraan pemerintahan;
2. Mewujudkan public service delivery yang efisien dan cepat antara lain di bidang pendidikan dan kesehatan;
3. Mengkonsolidasi dan mengoptimasi infrastruktur dan layanan bersama (shared services);
4. Mewujudkan inklusi masyarakat di wilayah prioritas
pembangunan dan mendorong kesetaraan dengan tambahan akses internet pada sekitar 4.000 desa/kelurahan 3T
Pembangunan
Bidang TIK 2021
Program Perlindungan Sosial Tahun 2021
Kebijakan Perlinsos 2021 untuk mendukung reformasi sistem perlindungan sosial secara bertahap
Anggaran Perlinsos 2016-2021
Arah kebijakan 2021:
1. Melanjutkan
Perlinsos
untuk
akselerasi
pemulihan (a.l. Kartu Sembako, PKH, Bansos
Tunai selama 6 bulan dan Kartu Pra kerja)
2. Mendorong
program
perlinsos
yang
komprehensif berbasis siklus
hidup dan
antisipasi
aging
population
(reformasi
perlindungan sosial)
3. Integrasi Program secara bertahap dan
berhati-hati program subsidi energi (listrik dan LPG)
menjadi Bansos, Integrasi PKH dan PIP
4. Penyempurnan
DTKS
dan
perbaikan
mekanisme penyaluran program perlinsos,
serta penguatan monev
419,3
495,0
378,2
353,9
275,7
261,2
4%
6%
28%
7%
31%
-15%2016 2017 2018
2019 2020 2021
Anggaran PerlinsosAnggaran Perlinsos 2021 diarahkan untuk percepatan pemulihan sosial bagi keluarga
miskin dan rentan miskin serta menjamin akses kesehatan dan pendidikan
Anggaran Perlinsos 2021 Rp419,3 Triliun (15,2% APBN)
Kemenkes
Kemensos
48,8 T
48,8 T
112,5 T
85,8 T
TOTAL
495,0 419,3
a.l. Program Keluarga Harapan 37,0 28,7 Kartu Sembako 43,1 45,1 Bansos Tunai 32,4 12,0 PIP 11,1 11,1 Dana Desa 71,2 72,0 Pra Kerja 20,0 10,0 Subsidi 180,1 161,2 KIP Kuliah/Bidikmisi 7,1 10,1 PBI JKN 48,8 48,8
2020
2021
Kemendikbud
18,2 T
21,3 T
BA BUN
233,3 T
189,2 T
TKDD
71,2 T
72,0 T
Pembiayaan
1,0 T
2,0 T
Capaian dan Target Output Prioritas
2020
2021
Cakupan KPM Menerima Bantuan PKH10 Jt
10 Jt
Cakupan KPM Menerima Kartu Sembako20,0 Jt
18,8 Jt
Jumlah Siswa Menerima Bantuan PIP20,1 Jt
20,1 Jt
Jumlah Penduduk Peserta PBI JKN96,8 Jt
96,8 Jt
Jumlah KPM Menerima Bansos Tunai9,0 Jt
10,0 Jt
03
04
02
01
06
05
Jumlah Mahasiswa Memperoleh KIP Kuliah1,1 Jt
1,0 Jt
0,2 -9,1 -10,8 -4,9 -6,0 30,2 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 Belanja K/L Belanja Non K/L TKDD % Pertumbuhan
(T ri liu n Rup iah ) 104,2 80,0 85,1 89,5 100,3 110,4
Program Ketahanan Pangan 2021 diarahkan peningkatan
produksi pangan serta dukungan pemulihan ekonomi
1. Mendorong Produksi Komoditas Pangan →
membangun sarpras dan penggunaan teknologi
2. Revitalisasi Sistem Pangan Nasional → a.l.
memperkuat korporasi petani/nelayan dan
distribusi pangan
3. Pengembangan Food Estate di Kalteng, Sumsel,
dan Papua (Merauke) untuk Meningkatkan
Produktivitas Pangan → a.l. pemberdayaan
transmigrasi/petani
eksisting
dan
investasi
small farming pada lahan seluas 165.000 Ha
Target Output Prioritas 2021
58,50
Produksi Padi (juta ton)
24,20
Produksi Jagung
(juta ton) Produksi Kedelai(juta ton)
0,42
0,44
Produksi Daging
(juta ton) Pembangunan Bendungan43 unit on-going
4 unit baru
Peningkatan/Rehabilitasi Irigasi
51.000 Ha
Kebijakan 2021
Anggaran Ketahanan Pangan 2016-2021
Anggaran Infrastruktur 2021 diarahkan untuk penyediaan layanan dasar,
peningkatan konektivitas, serta dukungan pemulihan ekonomi
1. Melanjutkan pembangunan infrastruktur pascapandemi covid 19 melalui penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas
2. Diarahkan dalam bentuk infrastruktur padat karya yang mendukung Kawasan industri dan pariwisata
3. Pembangunan sarana Kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar (air, sanitasi , pemukiman)
4. Penyelesaian kegiatan prioritas 2020 yang tertunda
Uraian 2020* 2021
1. Pemerintah Pusat 140,1 236,3
a.l Kemen PUPR 75,6 149,8
Kemenhub 32,7 45,7
2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa 112,5 131,9
a.l. DAK Fisik 14,4 26,1
DTU infrastruktur 61,7 69,4
4 Pembiayaan 28,5 45,8
a.l PMN 19,0 17,4
LMAN - 11,2
JUMLAH 281,1 414,0
Konektivitas Energi &
Ketenagalistrikan TI & Informasi Pelayanan Dasar Bandara 10 unit Jalur KA 378 km’sp Jembatan 13,1 km Pembangunan Jalan 678,0 km Rumah Susun &
Rumah Khusus 11.650 unit Jaringan irigasi 20 ribu Ha Bendungan 47 unit (43 on going & 4 baru)
Akses Sanitasi & Persampahan 1.037.010 KK Jaringan Gas Bumi utk Rumah Tangga 120.776 SR Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan 25 ribu unit Palapa Ring: Barat 40%; Tengah 30 %; Timur 30 % Penyediaan BTS di daerah 3 T di 5.053 lokasi 269,1 381,2 394,0 394,1 281,1 414,0 5,1 41,6 3,4 0,0 -28,7 47,3 -900,0 -800,0 -700,0 -600,0 -500,0 -400,0 -300,0 -200,0 -100,0 0,0 100,0 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 450,0 500,0 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 Anggaran Infrastruktur (Triliun Rupiah) Pertumbuhan (%)
*Perpres Nomor 72 Tahun 2020
Kebijakan 2021
Target Output Strategis 2021
Outlook 2020*
Arah kebijakan 2021:
Pembangunan Bidang Pariwisata 2021
diarahkan untuk kegiatan prioritas dalam
rangka mendorong pemulihan sektor pariwisata
1. Pemulihan pariwisata →
pengembangan destinasi pada 5 fokus kawasan (Danau Toba,
Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang)
2. Pengembangan aspek 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) serta peningkatan pada 2P (promosi dan partisipasi pelaku usaha swasta) 3. Pendekatan storynomics tourism
yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, kekuatan budaya
4. Skema KPBU dalam membangun
pusat pusat hiburan seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan
Kemenparekraf
4,9 T
Kemen PUPR
2,7 T
K/L lainnya
1,1 T
Kemenhub
0,5 T
Fasilitasi Pembangunan dan Pengembangan
Sarana Hunian Pendukung dan penataan kawasan
pariwisata di 5 destinasi pariwisata super prioritas
Pengembangan 5 destinasi pariwisata prioritas
lainnya, infrastruktur dasar di Tangjung Pandan,
Bromo-Tengger-Semeru, Wakatobi, Morotai dan
Raja Ampat.
Promosi pariwisata
Pembangunan jalan dan jembatan pada 5
Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Pembangunan dermaga di daerah wisata
Kegiatan Strategis 2021, a.l.:
TKDD
4,3 T
Hibah ke
Daerah
Subsidi diarahkan untuk lebih tepat sasaran, terintegrasi,
dan mendukung UMKM dan Koperasi
Subsidi Energi
Subsidi Non Energi
▪ Pupuk
✓ Penajaman subsidi pupuk melalui penyempurnaan data petani e-RDKK penerima subsidi dengan basis data NIK dan alamat (by name by address).
✓ Efisiensi HPP dan perubahan komposisi pupuk NPK sebagai langkah efisiensi anggaran.
▪ Insentif perpajakan melalui subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP)
▪ KUR ➔Plafon KUR naik dari Rp190 T (2020) menjadi Rp220 T (2021), naik 16 persen dengan porsi KUR mikro 60%, KUR kecil 39%, dan KUR
penempatan TKI 1%. 119,1 106,8 97,6 153,5 136,9 95,6 108,1 66,9 67,4 68,8 63,4 64,9 96,4 64,8 186,0 174,2 166,4 216,9 201,8 192,0 172,9 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres 72/2020 RAPBN 2021 Subsidi Energi Subsidi Non Energi
12%
2015 2016 2018 2020-2021
7%
9% 6%
Perkembangan suku bunga KUR
▪ Subsidi tetap solar Rp500/lt (2020: Rp1.000/lt)
▪ Subsidi listrik Rumah Tangga diberikan kepada RT daya
450 VA dan 900 VA sesuai data DTKS ➔ pelanggan 32,8
juta RT.
▪ Volume Subsidi Energi:
✓ LPG 3 Kg 7,0 juta MT
✓ Solar 15,8 juta kiloliter
✓ Minyak tanah
0,5 juta kiloliter
▪ Integrasi secara bertahap dan berhati-hati subsidi energi
ke bantuan sosial melalui pengendalian volume
▪ Mendukung peningkatan pelayanan umum bidang transportasi
Dukungan atas Lembaga Hankam dan Penegak Hukum
diberikan untuk peningkatan stabilitas nasional dalam pelaksanaan pembangunan dan pemulihan ekonomi
(2020)
2021
(triliunrupiah)Kemenhan
POLRI
Kejaksaan
RI
Mahkamah
Agung
KPK
137,0
(117,9)
▪
pemenuhan, modernisasi,
dan perawatan alustista
▪
memelihara kestabilan
pertahanan mendorong
pemulihan ekonomi
112,0
(92,6)
▪
memperkuat stabilitas
Polhukhankam mendorong
pemulihan ekonomi
▪
modernisasi almatsus
▪
profesionalisme SDM
9,2
(5,7)
▪
Penanganan/penyelesaian
pemulihan aset terkait tindak
pidana
▪
pembangunan ruang
pemantauan serangan siber,
dan pusat data SOC
11,2
(9,9)
▪
Peningkatan fungsi SPPT
TI di 283 pengadilan
▪
pengembangan prosedur
beracara elektronik di
pengadilan (e-court)
1,1
(0,9)
▪
monitoring implementasi
Strategi Nasional Pencegahan
Korupsi
▪
Pengembangan Sistem
Penanganan Perkara Pidana
Korupsi mendukung SPPT-TI
▪
Pemulihan Aset Tindak Pidana
Transfer Ke Daerah
dan Dana Desa RAPBN 2021
ARAH KEBIJAKAN TKDD :
1. Mendukung upaya pemulihan ekonomi sejalan dengan prioritas nasional, melalui:
a. Pembangunan aksesibilitas dan konektivitas kawasan sentra pertumbuhan ekonomi.
b. Dukungan insentif kepada daerah untuk menarik investasi, perbaikan sistem pelayanan investasi, dan dukungan terhadap UMKM.
2. Mensinergikan TKDD dan Belanja K/L dalam pembangunan human capital (Pendidikan dan Kesehatan).
3. Mendorong belanja Infrastruktur daerah melalui creative
financing seperti pinjaman daerah, KPBU daerah, serta
kerjasama antardaerah untuk mendukung pencapaian target RPJMN.
4. Redesain pengelolaan TKDD, terutama DTU dan DTK dengan penganggaran berbasis kinerja dan peningkatan akuntabilitas. 5. Meningkatkan kinerja anggaran TKDD dan melakukan reformasi
APBD melalui implementasi Standar Harga Satuan Regional (SHSR) dan Penyusunan Bagan Akun Standar (BAS).
“Peningkatan quality control anggaran TKDD dan mendorong pemerintah daerah dalam pemulihan ekonomi, pendidikan dan kesehatan dalam rangka mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi nasional”
Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2021
Catatan : Dukungan Pemerintah kepada daerah selain melalui TKDD juga dilakukan melalui: hibah daerah dan pinjaman daerah
PERKEMBANGAN TKDD, 2015-2020 (triliun rupiah)
623,1 710,3 742,0 757,8 813,0 763,9 796,3 8,6% 14,0% 4,5% 2,1% 7,3% -6,0% 4,2% 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres 72/2020 RAPBN2021 TKDD Growth TKDD
Dukungan TKDD Untuk Program Prioritas Tahun 2021
Pengembangan Pariwisata
Dukungan penyediaan sarana,
amenitas, akses jalan pariwisata dan pengembangan Desa Wisata, yang diikuti pemberian insentif perpajakan, peningkatan
kualitas tata kelola
destinasi
wisata
dan
kapasitas
masyarakat pelaku usaha pariwisata
Peningkatan infrastruktur dan konektivitas
Dukungan untuk peningkatan akses dan konektivitas darat maupun air dalam rangka pemulihan ekonomi
Reformasi Pendidikan dan Kesehatan
1. Dukungan perbaikan dan peningkatan sarana prasarana pendidikan berdasarkan target “ketuntasan intervensi” dalam mendukung program merdeka belajar
2. Dukungan peningkatan kesiapan sistem kesehatan termasuk ketersedian sarana, prasarana dan alkes Fasyankes di daerah dan desa
Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan petani/Nelayan
Peningkatan dan pemberdayaan usaha pertanian/ perikanan, yang didukung penyediaan akses jalan dan konservasi sumber air
Pengembangan UMKM:
Dukungan pembangunan dan revitalisasi sentra
IKM, serta pelatihan, pendampingan dan
pemberdayaan UMKM dan BUMDes
Pembangunan ICT
Dukungan digitalisasi pendidikan dan kesehatan, serta pengembangan desa digital.
Dukungan
TKDD pada
Program
Prioritas
Target Output DAK Fisik Tahun 2021
• Peningkatan sarana dan prasarana 23.016 unit • Pembangunan 34 unit dan
Rehabilitasi 36 unit Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum
PENDIDIKAN
• Pembangunan Pusat Daur Ulang Sampah 17 unit • Penanaman Hutan Rakyat
16.750 Hektar
LHK
Pembangunan amenitas kawasan pariwisata dan Pembangunan Atraksi daya tarik wisata di 154 daerah
PARIWISATA • Pembangunan 971 Gedung Puskesmas • Pembangunan/Rehabilitasi 559 RS Rujukan • Penguatan Intervensi stunting di 360 kab/kota KESEHATAN • Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan 60 Pelabuhan • Pembangunan Bus Air 10
Unit dan Bus Air Roro 10 Unit TRANSPORTASI PERAIRAN • Pembangunan SPAM JP 167.110 SR • Perluasan SPAM JP 117.097 SR AIR MINUM • Pemeliharaan/Rehabilitasi Jalan 2.375 KM • Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan
10.076 KM • Pembangunan Jalan 229 KM • Pembangunan Jembatan 699 M JALAN Pengembangan dan Pembangunan 33.975 SR Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Terpusat skala
Permukiman dan 465 SR skala Perkotaan
SANITASI
• Peningkatan kualitas rumah
40.000 Unit
• Pembangunan baru rumah layak huni 10.000 Unit
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
• Pembangunan Sentra IKM
20 Sentra
• Revitalisasi Sentra IKM 100
Sentra
IKM
• Pembangunan 3.355 unit
sumber air
• Pembangunan 1.000 km jalan usaha tani/jalan produksi
PERTANIAN
• Pembangunan/Rehabilitasi dan Pengadaan Sarpras Pelabuhan Perikanan di 111 Pelabuhan
Perikanan
• Pembangunan/Rehabilitasi Unit Perbenihan Prov/Kab/Kota
255 Unit
KELAUTAN DAN PERIKANAN
• Rehabilitasi jaringan irigasi
335.584 Ha
• Pembangunan jaringan irigasi 41.488 Ha
IRIGASI
• Pembangunan dan
Peningkatan Jalan Pedesaan strategis 1.769 KM • Pengadaan Sarana Transportasi Perairan dibawah 20 GT sebanyak 585 unit TRANSPORTASI PEDESAAN
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 218 ribu sekolah dan 46,8 juta siswa
BOP Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 7.459 ribu peserta didik
Tunjangan Profesi Guru PNSD 1.155.590 guru
Tambahan Penghasilan Guru PNSD 159.817 guru Tunjangan Khusus Guru PNSD 37.169 guru
BOP Pendidikan Kesetaraan 717.912 peserta didik
BOP Museum dan Taman Budaya 108 museum dan 20 taman budaya
BOK dan BOKB
10.143 puskesmas dan 5.737 balai penyuluhan KB
Dana PK2UKM
60.193 peserta pelatihan dan 835 pendamping
Dana Administrasi Pelayanan Kependudukan 542 pemerintah daerah
Dana Pelayanan Kepariwisataan 44.320 peserta pelatihan dan 50 TIC Dana Bantuan BLPS
1 pemerintah daerah
Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan-Anak 250 pemerintah daerah
Dana Fasilitasi Penanaman Modal 111,6 ribu peserta pelaku usaha
Dana Pelayanan Ketahanan Pangan 2.190 kelompok masyarakat
Dana Desa
Meningkatkan kinerja pelaksanaan dana desa serta mendukung pemulihan ekonomi dan sektor prioritas
ARAH KEBIJAKAN DANA DESA 2021 :
Reformulasi Pengalokasian dan Penyaluran Dana Desa :
Fokus untuk Pemulihan Perekonomian Desa :
Mendukung Pengembangan Sektor Prioritas :
• Meningkatkan porsi alokasi formula guna memperbaiki proporsi alokasi
dana desa per desa sesuai karakteristik desa.
• Penguatan alokasi kinerja untuk mendorong kinerja desa dalam
meningkatkan transformasi perekonomian desa.
• Memperkuat kesinambungan program padat karya tunai.
• Memberdayakan UKM dan sektor usaha pertanian.
• Mendorong transformasi ekonomi desa melalui desa digital.
• Mendukung program pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) melalui pengembangan desa digital.
• Mendukung program pengembangan pariwisata melalui
pembangunan desa wisata.
• Mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan usaha
budidaya pertanian, peternakan dan perikanan.
Dana Desa, 2015-2021
CAPAIAN OUTPUT DANA DESA 2015-2019
20,8 46,7 59,8 59,9 69,8 71,2 72,0 0,0% 124,8% 28,0% 0,2% 16,6% 2,0% 1,1% 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres 72/2020 RAPBN2021
Pembiayaan Anggaran
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN)
Proyeksi penerbitan SBN neto (SUN dan SBSN) sesuai kebutuhan pembiayaan defisitSBN 2015-2021 (Triliun Rupiah)
Yield SBN 2015-2020 (%)
• Pemenuhan pembiayaan utang didominasi penerbitan SBN
• Supply-demand di pasar keuangan dan yield SBN berdampak pada pemenuhan pembiayaan utang dan beban fiskal keseluruhan.
• Stabilitas makro dan perbaikan pengelolaan utang berdampak pada perbaikan credit rating, mendorong perbaikan yield dalam 4 tahun terakhir. • Namun, sejak Maret 2020, risiko pandemi Covid-19 menyebabkan gejolak
pasar keuangan global sehingga yield SBN meningkat signifikan.
• Sejak Juni 2020, yield SBN mulai membaik seiring berkurangnya volatilitas dan kembalinya kepercayaan pelaku pasar keuangan.
Rencana pemenuhan pembiayaan utang tahun 2021:
a. Optimalisasi lelang SBN dengan mempertimbangkan partisipasi BI (lelang regular, green shoe option dan private placement)
b. Pengadaan utang tunai valas dengan memanfaatkan fleksibilitas antarinstrumen utang untuk mendukung kebutuhan pembiayaan.
c. Penerbitan SBN ritel sebagai upaya financial deepening tetap dilakukan mempertimbangkan minat investor domestik
Untuk mengantisipasi pemenuhan pembiayaan RAPBN 2021 dengan defisit 5,5% PDB, dapat dilakukan penerbitan SBN Special Instrument sebesar Rp431,5 T
(antara lain melalui private placement Bank Indonesia) 9,74 8,81 8,31 6,79 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Jun -1 5 D ec-1 5 Jun -1 6 D ec-1 6 Jun -1 7 D ec-1 7 Jun -1 8 D ec-1 8 Jun -1 9 D ec-1 9 Jun -2 0
Yield SBN 10Y Linear (Yield SBN 10Y)
Dampak COVID 19
AKSELERASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
• Meningkatkan daya saing investasi dan ekspor • Pembangunan infrastruktur sarpras transportasi, pemukiman dan infrastruktur ketahanan energi
PENGUATAN KELEMBAGAAN UMKM, UMI, ASURANSI & PENJAMINAN
MENDORONG PROGRAM EKSPOR NASIONAL
• Mendukung industry barang/jasa yang berorientasi ekspor
• Penguatan daya saing barang/jasa dalam negeri di pasar internasional
SDM YANG BERKUALITAS
• Peningkatan produktivitas/daya saing SDM • Menjamin keberlangsungan program
pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi.
MENINGKATKAN PERAN SERTA INDONESIA DI DUNIA
INTERNASIONAL
• Mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia di dalam organisasi Lembaga Keuangan Internasional
3
4
5
2
1
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN INVESTASI PEMERINTAH TA 2021
01
02
03
04 05
Anggaran Pendidikan Melalui Pembiayaan Rp51,0 T
Dukungan Kelembagaan dan Pemberdayaan Rp22 T
Anggaran Peran serta Indonesia di Dunia Internasional Rp2,9 T
Anggaran Infrastruktur Rp45,1 T
Anggaran Program Ekspor Nasional Rp5,0 T 1. PT PLN Rp5T 2. PT HK Rp6,2T 3. PT SMF Rp2,25T 4. PT PAL Rp1,3T 5. Pelindo III Rp1,2T 6. PT ITDC Rp0,47T 7. PT KIW Rp0,977 T 8. BLU PPDPP Rp16,62T 9. BLU LMAN Rp11,1T 1. LPDP Rp20,0T
2. Dana Abadi Penelitian Rp3,0T 3. Dana Abadi Kebudayaan Rp2,0T 4. Dana Abadi Perguruan Tinggi Rp4,0T 5. Pembiayaan Pendidikan Rp22,0T
1. PT BPUI Rp20,0T 2. BLU PIP Rp2,0T 1. LPEI Rp5,0T 1. BLU LDKPI Rp2,0T2. Investasi kepada LKI 0,9 T
• Pengembangan dan pemberdayaan UMKM sektor UMi • Peningkatan akurasi data dan perbaikan penyaluran, • Memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan
1.
Perekonomian global dan domestik di tahun 2021
diproyeksikan
membaik
meskipun
diliputi
ketidakpastian yang tinggi. Diharapkan ketersediaan
vaksin akan menambah keyakinan masyarakat dan
dunia usaha dalam mempercepat pemulihan ekonomi
2.
Pemerintah
akan
tetap
melanjutkan
kebijakan
countercyclical di tahun 2021 melalui RAPBN yang
ekspansif-konsolidatif
untuk mendukung percepatan
pemulihan
ekonomi
dan
memperkuat
reformasi
struktural.
3.
RAPBN tahun 2021 akan
menjadi instrumen penting
untuk
mewujudkan sasaran pembangunan nasional
.
4.
Prioritas pembangunan nasional akan difokuskan
pada
bidang
Kesehatan,
Pendidikan,
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi,
Ketahanan
Pangan,
Perlindungan Sosial, Infrastruktur, dan Pariwisata.
50
Tahun 2021 menjadi momentum penting bagi pemulihan ekonomi nasional sekaligus
memperkuat reformasi dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045
Pemulihan
Ekonomi pasca
pandemi Covid-19
Mempercepat recovery
dunia usaha yang terdampak pandemi Covid-19
1
Peningkatan
Daya Saing
Ekonomi
Meningkatkan daya saing ekonomi dengan mendorong peningkatan kapasitas inovasi dan adaptasi teknologi
3
Keluar dari
Middle Income
Trap
Bertahap keluar dari
middle income trap
dengan perbaikan
produktivitas, peningkatan daya saing dan kualitas SDM – Tenaga Kerja
6
5
Pemanfaatan
Kondisi
Demografi
Memaksimalkan potensi demografi produktif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasionalAkselerasi
Transformasi
Ekonomi
4
• Mempercepat transformasi industri manufaktur• Mendorong Produk Manufaktur Indonesia yang berteknologi tinggi
Melanjutkan
Reformasi Struktural
Menjaga keberlanjutan reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka
menengah – panjang