• Tidak ada hasil yang ditemukan

Press Conference RAPBN Agustus 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Press Conference RAPBN Agustus 2020"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Press Conference

RAPBN 2021

(2)

1. Perkembangan Perekonomian Terkini

dan Proyeksi Tahun 2021

2. Pokok-Pokok Rancangan APBN 2021

(3)

Perkembangan Perekonomian

Terkini dan Proyeksi Tahun 2021

(4)

50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 2 2 -J an 2 7 -J an 0 1-Fe b 06 -F eb 1 1-Fe b 1 6-Fe b 2 1-Fe b 2 6-Fe b 0 2 -M ar 0 7 -M ar 1 2 -M ar 1 7 -M ar 2 2 -M ar 2 7 -M ar 0 1 -Apr 0 6 -Apr 1 1 -Apr 1 6 -Apr 21 -Apr 2 6 -Apr 0 1 -M ay 0 6 -M ay 1 1 -M ay 1 6 -M ay 2 1 -M ay 2 6 -M ay 3 1 -M ay 0 5 -J un 1 0 -J un 1 5 -J un 2 0 -J un 2 5 -J un 3 0 -J un 05 -J ul 1 0 -J ul 1 5 -J ul 2 0 -J ul 2 5 -J ul 3 0 -J ul 0 4-Aug 0 9-Aug

Sumber: worldmeters.info, 12 Agustus 2020

500 .000 1.00 0.000 1.50 0.000 2.00 0.000 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 22 -J an 27 -J an 01 -F eb 06 -F eb 11 -F eb 16 -F eb 21 -F eb 26 -F eb 02 -M ar 07 -M ar 12 -M ar 17 -M ar 22 -M ar 27 -M ar 01 -Apr 06 -Ap r 11 -Ap r 16 -Ap r 21 -Ap r 26 -Ap r 01 -M ay 06 -M ay 11 -M ay 16 -M ay 21 -M ay 26 -M ay 31 -M ay 05 -J un 10 -J un 15 -J un 20 -J un 25 -J un 30 -J un 05 -J ul 10 -J ul 15 -J ul 20 -J ul 25 -J ul 30 -J ul 04 -Aug 09 -Aug WHO menyatakan COVID-19 sebagai PANDEMI ± 1,5 bulan < 1 bulan

5 JUTA 10 JUTA 15 JUTA 21 hari

TOTAL KASUS & KEMATIAN KUMULATIF

• Saat ini, episenter pandemi adalah negara-negara

berpenduduk besar (AS, Brazil,

India, Rusia) → mendorong kenaikan kasus yang eskalatif. • Kenaikan kasus juga terjadi di

banyak negara yang sudah relaksasi spt di Eropa, Meksiko, Filipina, Australia, Hong Kong, dll.

ESCALATING?

FLATTENING?

DECLINING?

NEX

T?

± 5 bulan total kematian

746 ribu

12 Agustus total kasus

20,7 juta

285.371 TAMBAHAN KASUS HARIAN

20 JUTA

(5)

• PDB Q2-2020 terkontraksi di hampir semua negara, akibat dari kebijakan restriksi ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

• Kontraksi terdalam dialami negara-negara dengan restriksi yang lebih ketat, serta memiliki ketergantungan tinggi terhadap ekspor dan pariwisata.

• Terdapat deviasi antara proyeksi dan realisasi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Menunjukkan ketidakpastian yang tinggi serta sulitnya melakukan proyeksi di masa pandemi.

IMF

World Bank

OECD

Jan Apr

Jun

2020 2021 3,3 -3,0

-4,9

3,4 5,8

5,4

2020 2021 Jan

Jun

2,5

-5,2

2,6

4,2

2020 2021 Mar

Jun

-7,6 s.d. -6,4 2,8 s.d. 5,2 2,4 3,3

Pemulihan Ekonomi Dunia

diperkirakan mulai terjadi di tahun

2021

• Ketersediaan vaksin akan mendukung percepatan pemulihan ekonomi global

Tekanan Covid-19 Menyebabkan Perekonomian Dunia Mengalami

Kontraksi Terutama pada Triwulan Kedua Tahun 2020

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia oleh beberapa Lembaga Internasional

Sumber : Bloomberg & Trading Economics

-4 ,1 -1,7 -5 ,7 -1,4 -5 ,5 -2,3 -0 ,7 -3 ,1 -2 ,4 -2 ,7 -0,3 -2 ,8 -2 ,3 -2 ,0 -1 ,5 0 ,3 -9 ,1 3 ,0 2 ,4 1, 4 2,7 1 ,6 3,8 -6 ,8 -2 2 ,1 -2 1 ,7 -1 9 ,0 -1 8 ,9 -1 7, 3 -1 6 ,5 -1 6 ,5 -1 5, 0 -1 4 ,5 -1 4 ,4 -1 3, 2 -1 2 ,8 -1 1, 7 -1 0 ,7 -9 ,8 -9 ,5 -9 ,0 -5,3 -3 ,8 -2 ,9 -1,8 -0,7 0 ,4 3,2 S P A N Y O L IN G G R IS P E R A N C IS M E K S IK O IT A L IA P O R T U G A L F IL IP IN A E U R O A R E A B E L G IA EU S IN G A P U R A A U S T R IA JE R M A N C E K O L A T V IA A M E R IK A S E R IK A T H O N G K O N G IN D O N E S IA L IT H U A N IA K O R E A S E L A T A N K A Z A K H S T A N T A IW A N V IE T N A M T IO N G K O K

PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTALAN (% YOY) Q1 Q2

(6)

Kasus COVID-19 Indonesia Tren Meningkat, Melewati 130 Ribu Kasus

Kasus Covid-19 di bulan Juni – Juli meningkat cukup signifikan seiring akselerasi tes dan

relaksasi PSBB/ pembukaan kembali aktivitas.

Perkembangan

COVID-19 di

Indonesia

Sebaran

Berdasarkan

Provinsi

(per 13 Agustus 2020)

31%

Sumber: Kemenkes, diolah

DKI Jakarta

21%

20% 8% 8%

5%

31%

Jatim

Jateng Sulsel

Jabar

Kalsel

Lainnya

(7)

Proyeksi Pertumbuhan Berdasarkan Pengeluaran

Tahun 2020 (%-yoy)

Pandemi Covid-19

menyebabkan

proyeksi

pertumbuhan

ekonomi Indonesia

mengalami koreksi ke

bawah

Baseline

Pertumbuhan 2020

diharapkan tetap

dapat positif namun

bergerak ke batas

bawah dengan

risiko yang tinggi

karena eskalasi

kasus Covid-19

masih meningkat.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 Cenderung Bergerak

ke Bawah, Akibat Ketidakpastian yang Tinggi dari Pandemi Covid-19

Institusi Sebelum COVID-19 Maret-April Latest

Pemerintah 5,3 -0,4 s.d. 2,3 -1,1 s.d. 0,2 ADB 5,2 2,5 -1,0 IMF 5,1 0,5 -0,3 WB 5,1 -3,5 s.d. 2,1 0,0 OECD 5,0 4,8 -3,9 s.d.-2,8 Uraian 2020 APBN 2020 Outlook Kons RT dan LNPRT 4,9 -1,3 - 0,0 Kons Pemerintah 4,3 2,0 - 4,0 PMTB 6,0 -4,2 - -2,6 Ekspor 3,7 -5,6 - -4,4 Impor 3,2 -10,5 - -8,4 PDB 5,3 -1,1 - 0,2

Proyeksi Pertumbuhan 2020 (%-yoy)

Deviasi proyeksi

antar institusi

menunjukkan faktor

ketidakpastian yang

tinggi.

Perkembangan

Covid-19 yang masih

belum pasti membuat

downside risk thd

proyeksi masih tinggi

dan perlu diantisipasi

(8)

Ekonomi Indonesia 2021 Diproyeksi Tumbuh

4,5% - 5,5%

FAKTOR UTAMA

PERTUMBUHAN

EKONOMI 2021

5,0 5,1 5,2 5,0 -1,1 4,5 5,0 5,1 5,2 5,0 0,2 5,5

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Realisasi Proyeksi

Proyeksi Pemerintah: 2020 dan 2021 Proyeksi Beberapa Lembaga Internasional

-0,3

IMF

2021

2020

6,1

0,0

4,8

-1,0

5,3

%, per Juni

Keberhasilan Penanganan Covid-19

▪ Efektivitas penanganan Covid-19 ▪ Ketersediaan vaksin di tahun 2021

Akselerasi Reformasi

Reformasi untuk produktivitas, daya saing & iklim investasi

Lembaga Pengelola Investasi Reformasi Anggaran Omnibus Law CiKa

Dukungan Ekspansi Fiskal

Melanjutkan Program PEN

Dukungan sisi demand melalui penguatan bansos & BLT

Dukungan sisi supply fokus pada insentif pajak, serta bantuan kredit & penjaminan bagi UMKM dan korporasi

Pertumbuhan Ekonomi Global

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global

yang membaik menjadi faktor positif meskipun masih penuh ketidakpastian

(9)

Koordinasi Kebijakan Fiskal-Moneter yang Baik Turut Memberi

Sentimen Positif di Pasar Keuangan Domestik

Sumber: CEIC & Bloomberg, diolah

• Tekanan di pasar keuangan mereda,

khususnya di pasar surat berharga negara

(SBN)

• Yield obligasi menurun

ke posisi awal

tahun meskipun kepemilikan asing belum

pulih

• Tingkat suku bunga SBN 10 Tahun 2021

diestimasi 7,29 persen

• Burdensharing dan koordinasi Moneter

-Fiskal

turut berkontribusi terhadap

sentimen positif di pasar SBN

✓ “Even by the dramatic standards of economic

stimulus in the age of coronavirus, Indonesia stands out” (Bloomberg Opinion, 9 Juli).

✓ Skema Burden Sharing bisa membawa

dampak yang baik pada akselerasi pemulihan ekonomi sekaligus stabilnya pasar keuangan. (BCA, diberitakan Kontan 19 Juli).

Yield Obligasi Indonesia 10 Tahun (%)

Aliran Modal Masuk/Keluar 2020 (Rp Triliun)

25 Mar; 8,38 7 Agustus; 6,79 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,50

Dec-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Jan - 30 JulKumulatif

Saham 0,0 -4,8 -5,6 -8,8 8,0 -4,5 -3,9 -19,5

SBN 15,2 -28,9 -121,3 -2,1 7,1 5,2 8,8 -116,1

(10)

Nilai Tukar Rupiah di tahun 2020 bergerak menguat dan di tahun

2021 diperkirakan bergerak pada kisaran

Rp14.600/US$

14.800 14.400 14.600 13.392 13.307 13.384 14.246 14.146 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Outlook Realisasi

Outlook Rata Rata Nilai Tukar 2020-2021

Kondisi global di tahun 2021 diperkirakan kondusif, namun volatilitas di sektor keuangan global masih tetap perlu diwaspadai.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan

nilai tukar rupiah di tahun 2021:

Pemulihan ekonomi domestik di 2021 akan

semakin menarik arus modal masuk dan memperkuat Rupiah

Peluang pemulihan ekonomi negara maju,

akan mempengaruhi kondisi likuiditas di pasar

global

Normalisasi

kebijakan moneter di AS dan negara maju

lainnya Perbaikan kinerja perdagangan internasional Indonesia Rata-rata 2018; 14.250 Rata-rata 2019; 14.146 Rata-rata s.d. 13 Agustus; 14.508 13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 16.500 17.000 Ja n-18 Feb -1 8 M ar -1 8 Ap r-18 M ay -1 8 Jun -1 8 Jul -1 8 Au g-18 Sep -1 8 O ct -1 8 N ov -1 8 D ec-18 Ja n-19 Feb -1 9 M ar -1 9 Ap r-19 M ay -1 9 Jun -1 9 Jul -1 9 Au g-19 Sep -1 9 O ct -1 9 N ov -1 9 D ec-19 Ja n-20 Feb -2 0 M ar -2 0 Ap r-20 M ay -2 0 Jun -2 0 Jul -2 0 Au g-20

(11)

• Perkembangan inflasi akan dipengaruhi

kekuatan pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat

• Penambahan likuiditas di masyarakat dapat

mendorong naiknya permintaan

Sumber: BPS, Kementerian Keuangan

5,0 5,0 4,5 4,5 4,0 4,0 3,0 3,0 2,5 2,5 2,0 2,0 3,0 3,6 3,1 2,7 3,0 2016 2017 2018 2019 2020 2021…

Range Sasaran Inflasi Realisasi

Perkembangan dan Target Inflasi, 2016-2021 (%) Simulasi Inflasi Tahun 2020 & 2021 (%, ytd)

Sumber: BPS 3,15 2,48 3,02 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags* Sep* Okt* Nov* Des* Pola 2017-2019 2020 2021

Tingkat Inflasi Diperkirakan Terkendali Pada Sasaran 3,0±1,0%

Inflasi di tahun 2020 dan 2021 diperkirakan berada pada kisaran 3%

• Ketersediaan pasokan pangan dan kelancaran

distribusi menjadi faktor kunci stabilitas harga dan mendukung ketahanan pangan

• Kebijakan administered price yang akomodatif diperlukan untuk mendukung terkendalinya inflasi

(12)

Harga Minyak Mentah (ICP) 2021 Diperkirakan pada Kisaran

US$45/Barel

,

Sementara Lifting Minyak Mencapai

705 Rbph

dan Lifting Gas

1.007 Rbph

40,3 -40 -20 0 20 40 60 80 Ja n -19 M ar -19 M ay -19 Ju l-19 Se p -19 N o v-19 Ja n -20 M ar -20 M ay -20 Ju l-20

Brent WTI ICP

Per 31 Juli 43,3 778 829 804 778 746 705 705 1.195 1.180 1.142 1.145 1.047 992 1.007 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Lifting Minyak Lifting gas

Lifting Migas 2015-2021

Perkembangan Harga Minyak Dunia ICP 2021Proyeksi

US$45/brl

Proyeksi Harga Minyak 2020- 2021 (update 11 Agustus 2020) EIA Bloomberg

38,5

41,4

45,5

49,5

38-43

42-44

43-52

45-57

WTI

Brent

1. Potensi penurunan alamiah sumur-sumur existing 2. Eksplorasi yang masif pada wilayah cekungan baru 3. Optimalisasi lifting migas melalui peningkatan

upaya teknis, reformasi birokrasi, serta perbaikan iklim usaha (ease of doing business)

Target lifting migas 2021 akan dipengaruhi oleh: • Peluang perbaikan kondisi perekonomian global

berdampak pada naiknya permintaan minyak

• Pemotongan produksi oleh produsen minyak dunia • Kondisi geopolitik

• Risiko second wave Covid-19

2020 2021 2020 2021

Faktor Yang Mempengaruhi

Harga Minyak Dunia 2021

Proyeksi 2021

Lifting Minyak :705 rbph Lifting Gas : 1.007 rbph 40,6

(13)

Kemiskinan dan Pengangguran Tahun 2020 Diperkirakan Meningkat

Akibat Pandemi Covid-19 dan ditargetkan menurun di tahun 2021

▪ Pandemi COVID-19 menghentikan tren penurunan tingkat kemiskinan ➔ Terdapat 1,63 juta orang miskin baru dibandingkan September 2019 ▪ Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2020 (sebelum COVID-19)

menurun ke 4,99%. Namun COVID-19 telah mengakibatkan tambahan pengangguran sebanyak 1,76 juta pekerja hingga Mei 2020.

Indikator kesejahteraan akan diperbaiki di tahun 2021 dengan target ▪ Tingkat kemiskinan 9,2% -9,7% ▪ Tingkat Pengangguran : 7,7% -9,1% ▪ Gini Ratio : 0,377 – 0,379 1 3 7 ,5 8 7 3 ,1 1 8 9 ,5 3 7 5 ,2 1 .0 3 3 ,0 3 1 4 ,8 3 7 8 ,1 1 0 4 6 ,3 3 1 8 ,5 3 9 0 ,2 1 .0 5 8 ,3 3 1 9 ,0

Formal PHK Formal Dirumahkan Informal terdampak

7 Apr 20 1 May 20 10 May 20 27 May 20

Sumber: Press Release Kemnaker

Pekerja Terdampak COVID-19 Tahun 2020 (ribu orang per 27 May) Target Tingkat Penggangguran Terbuka 2021: 7,7 – 9,1%

Tren Penurunan Tingkat Kemiskinan Terhenti dampak Covid-19

2 8 ,0 1 2 7 ,7 7 2 5 ,9 5 2 5 ,1 4 26,4 2 10,86 10,64 9,82 9,41 9,78 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Tingkat Kemiskinan

Target Tingkat Kemiskinan 2021:

9,2-9,7

%

Sumber: BPS

Perkembangan rasio Gini

0,382 0,381 1970 1976 1980 1984 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2007 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Target Gini 2021:

0,377-0,379

Sumber: BPS

(14)

Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) Inflasi (%, yoy)

Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)

Tingkat Suku Bunga SBN 10 Tahun (%) Nilai tukar (Rp/US$)

Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel)

Lifting minyak (ribu barel per hari)

Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)

2020

Outlook

(1,1) – 0,2 2,0 – 4,0 3,0 – 4,0 -14.400 – 14.800 35 – 40 705 992 4,5 - 5,5 3,0 -7,29 14.600 45 705 1.007

2021

RAPBN

Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2020 dan 2021

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan kembali menuju trajectory pertumbuhan jangka

menengah, nilai tukar relatif menguat dan harga minyak diperkirakan meningkat

(15)

Pokok-Pokok Rancangan

APBN Tahun 2021

(16)

Pokok-pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2021

Reformasi APBN

Melanjutkan dan mempercepat

Pemulihan Ekonomi Nasional

Penguatan Reformasi Struktural

Prioritas Pembangunan

Nasional

❑ Peningkatan iklim investasi, mendorong inovasi dan daya saing (competitiveness).

❑ Perbaikan kualitas SDM dan peningkatan

produktivitas melalui reformasi bidang pendidikan, pelatihan vokasi, penelitian, reformasi bidang

kesehatan, dan reformasi perlindungan sosial. ❑ melanjutkan dan menuntaskan penanganan

Covid-19

❑ Pemulihan ekonomi dan memperkuat ketahanan ekonomi domestik

❑ meliputi bidang Penerimaan Perpajakan dan PNBP, reformasi belanja dan TKDD

meningkatkan kualitas belanja (spending

better) yang fokus pada pelaksanaan

program prioritas

❑ Menjaga kesehatan dan sustainabilitas fiskal dalam jangka menengah-panjang.

mengakselerasi pembangunan dengan prioritas bidang Kesehatan, Pendidikan , Teknologi Komunikasi dan Informasi ketahanan pangan, perlindungan sosial, dan pariwisata untuk mendorong tercapainya sasaran

pembangunan tahun 2021

Tema: Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi

1 2

3 4

(17)

5, 02 5, 07 5, 17 5, 02 (1,1) – 0,2 4, 5 -5 ,5 2,49 2,51 1,82 2,20 6,34 5,50 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Pertumbuhan Ekonomi (%) Defisit (% thd PDB)

❑ COVID-19 masih menimbulkan ketidakpastian, arah

ekonomi global/domestik diproyeksikan membaik

namun risiko ketidakpastian sangat tinggi

❑ Tahun 2021 dukungan pemulihan ekonomi perlu tetap

dilanjutkan, ekspansi fiskal dibutuhkan untuk

membiayai pemulihan ekonomi diseretai penguatan reformasi kebijakan Defisit RAPBN 2021 diproyeksikan mencapai • Insentif di bidang kepabeanan dan relaksasi prosedur perijinan untuk sektor tertentu khususnya yang terdampak pandemi Covid-19

• Keringanan

pembayaran PNBP dan pengenaan tarif s.d Rp0 atau 0% dalam kondisi tertentu

• Melanjutkan SSN untuk akselerasi pemulihan (a.l. Kartu Sembako, PKH, Pra kerja) • Dukungan program/kegiatan pada sektor terdampak (a.l. Pangan, Pariwisata) • Memperluas akses permodalan UMKM dan koperasi melalui subsidi bunga KUR. • Mendukung restrukturisasi BUMN, BLU, Sovereign Wealth Fund (SWF)

• Meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, UMi dan perumahan bagi MBR • Melanjutkan dukungan terhadap pendidikan tinggi, penelitian, dan kebudayaan • Mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui pemberian insentif pajak secara selektif dan terukur

Pendapatan Negara

Belanja Negara

Pembiayaan Anggaran

Pemerintah akan melanjutkan kebijakan fiskal ekspansif di tahun 2021

5,50% PDB

(18)

Defisit APBN 2021

pada kisaran 5,50%

PDB dalam rangka

Perpres 72/2020 growth (%) RAPBN Growth (%) A. PENDAPATAN NEGARA 1.699,9 (13,3) 1.776,4 4,5 I. Penerimaan Perpajakan 1.404,5 (9,2) 1.481,9 5,5

II. Penerimaan Negara Bukan Pajak 294,1 (28,1) 293,5 (0,2)

III. Penerimaan Hibah 1,3 (76,4) 0,9 (30,6)

B. BELANJA NEGARA 2.739,2 18,6 2.747,5 0,3

I. Belanja Pemerintah Pusat 1.975,2 32,0 1.951,3 (1,2)

1. Belanja K/L 836,4 (4,2) 1.029,9 23,1

2. Belanja Non K/L 1.138,9 82,8 921,4 (19,1)

II. Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa 763,9 (6,0) 796,3 4,2

1. Transfer ke Daerah 692,7 (6,8) 724,3 4,6

2. Dana Desa 71,2 2,0 72,0 1,1

D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (1.039,2) 198,1 (971,2) (6,5) % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (6,34) (5,50)

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 1.039,2 158,5 971,2 (6,5)

2020

2021

URAIAN

(triliun rupiah)

mendukung

Percepatan Pemulihan

Ekonomi dan

Penguatan Reformasi

(19)

INSENTIF USAHA

SEKTORAL K/L &

KESEHATAN

APBN Menjadi Instrumen Utama dalam Penanganan Dampak Covid-19

dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2021

Kebijakan PEN dilanjutkan di tahun 2021 untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia

2020 : Rp87,55 T 2021 : Rp25,40 T 2020 : Rp106,11 T 2021 : Rp136,7 T 2020:Rp120,61 T 2021:Rp20,40 T 1. Pengadaan vaksin COVID-19 Rp18,0 T

2. Imunisasi, Sarpras, Lab, Litbang Rp4,97 T

3. Cadangan Bantuan Iuran BPJS utk PBPU/BP Rp2,43 T 1. Dukungan Pariwisata Rp5,46 T 2. Ketahanan Pangan Rp14,96T 3. Pengembangan ICT Rp19,4 T 4. Pinjaman ke daerah Rp10,0 T 5. Padat Karya K/L Rp14,2T 6. Kawasan Industri Rp12,7 T 7. Cadangan Belanja PEN Rp60,0 T

1. Pajak DTP Rp3,1 T 2. Pembebasan PPh 22 Impor Rp12,0 T 3. Pengembalian Pendahuluan PPN Rp5,3 T 2021 Rp356,5T*)

PEMDA

*) 2021: Usulan Biaya PEN

2020 Rp695,2T

PERLINDUNGAN

2020: Rp203,9 T 2021: Rp110,2 T 1. PKH 10 jt KPM Rp28,7 T 2. Sembako Rp45,1 T → 18,8 jt KPM @200 rb/12 bulan 3. Pra Kerja Rp10,0T → vokasi offline & online

4. Dana Desa → Rp14,4 T (BLT Desa dan mendukung BUMDes)

5. Bantuan Sosial Tunai Rp12,0 T→10 jt KPM @200rb/6 bln

SOSIAL

UMKM

2020 : Rp123,46 T2021 : Rp48,8 T 1. Subsidi bunga KUR reguler Rp14,8 T

2. Dukungan Pembiayaan thd KUMKM Rp1,0T 3. Penempatan Dana di perbankan

4. Penjaminan Loss Limit Rp1,0T

5. Cadangan Pembiayaan PEN Rp32,0T

PEMBIAYAAN

2020 : Rp53,57 T

2021 : Rp14,9 T

1. PMN kpd Lembaga penjaminan Rp5,0 T (LPEI) 2. PMN kepada BUMN yang menjalankan

penugasan Rp8,9 T (HK, ITDC, Pelindo III, KIW) 3. Penjaminan backstop loss limit Rp1,0 T

(20)

Pendapatan Negara RAPBN 2021

(21)

Kebijakan Penerimaan Perpajakan Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Transformasi Ekonomi

▪ Pemberian insentif untuk kegiatan vokasi dan litbang untuk Peningkatan kualitas SDM

▪ Pemajakan atas perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) ▪ Ekstensifikasi dan pengawasan berbasis individu dan kewilayahan

▪ Pemeriksaan, penagihan, dan penegakan hukum yang berbasis risiko dan berkeadilan

▪ Meneruskan reformasi perpajakan yang meliputi bidang organisasi, SDM, IT

dan basis data, proses bisnis, serta peraturan pajak

▪ Pengembangan fasilitas kepabeanan dan harmonisasi fasilitas fiskal lintas K/L

Pemberian insentif perpajakan yang selektif dan terukur antara lain:

Kebijakan Optimalisasi dan Reformasi Perpajakan

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Penguatan sektor strategis dalam rangka transformasi ekonomi

melalui Omnibus Law Perpajakan dan proses bisnis layanan yang user friendly berbasis IT

▪ Penguatan klinik ekspor/klinik untuk percepatan investasi dan daya saing

▪ Insentif Perpajakan kepada sektor terdampak yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi

Insentif perpajakan dalam rangka membantu cash flow Wajib Pajak dan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat

▪ Pembebasan / penurunan Bea Masuk untuk

mengakselerasi perekonomian dan investasi

Penerimaan perpajakan di masa pemulihan tahun 2021 diproyeksikan tumbuh optimal

5,5% (

yoy

) dengan fokus mendukung pemulihan ekonomi dan melanjutkan reformasi

Penerimaan Pajak diperkirakan Rp 1.268,5 T (tumbuh 5,8%) dan Kepabeanan Cukai Rp 213,4 T (tumbuh 3,8%)

1.106,0 1.151,0 1.313,3 1.332,7 1.198,8 1.268,5 179,0 192,5 205,5 213,5 205,7 213,4 1.285,0 1.343,5 1.518,8 1.546,1 1.404,5 1.481,9 3,6 4,6 13,0 1,8 (9,2) 5,5 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Penerimaan Perpajakan

(triliun rupiah) Pajak Bea & Cukai Growth Perpajakan (%)

(22)

❑ PPh Non migas diproyeksikan tumbuh 3,2% dengan memperhatikan sektor ekonomi penyumbang pajak utama belum sepenuhnya recovery pasca covid-19

❑ Peningkatan kinerja penerimaan PPN yang tumbuh 7,6% sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi

Insentif Pajak Diarahkan Sebagai Instrumen Fiskal dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penguatan Transformasi Ekonomi

membantu cashflow

perusahaan untuk kembali melakukan aktifitas usaha

Percepatan Pengembalian

Pendahuluan PPN

Insentif PPh 22 Impor

Dalam rangka memenuhi impor kebutuhan bahan baku produksi untuk sektor-sektor yang masih terdampak Covid-19

Pajak Ditanggung

Pemerintah (DTP)

mendukung daya saing dan keekonomian sektor tertentu

menarik penanaman modal untuk meningkatkan investasi di dalam negeri dalam rangka mendorong diversifikasi ekonomi, membuka lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan wilayah

Tax Holiday &

Tax Allowance

Penerimaan Pajak Tahun 2021 akan didukung oleh kinerja positif

penerimaan PPh dan PPN

630,1 596,5 685,3 713,1 638,5 658,7 2016 2017 2018 2019 2020 Perpres 72/2020 RAPBN2021 PPh Migas 666,2 646,9 750,0 772,3 670,4 699,9 412,2 480,7 537,3 531,6 507,5 546,1 14,0 (5,3) 14,9 4,1 (10,5) 3,2 (2,7) 16,6 11,8 (1,1) (4,5) 7,6 2016 2017 2018 2019 2020 Perpres 72/2020 RAPBN2021

PPN Growth PPh Nonmigas (%) Growth PPN (%) PPh Nonmigas

(23)

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai meningkat

▪ Pengembangan sistem pengawasan cukai terintegrasi (excise connection). ▪ Pemberantasan dan menurunkan

peredaran Barang Kena Cukai Illegal Insentif kepabeanan terutama untuk

kemudahan ekspor dan impor

memenuhi kebutuhan bahan baku lokal dan relaksasi bagi Kawasan Berikat (KB) & KITE

Penyempurnaan Sistem National Logistics Ecosystem (NLE) dengan target a.l:

✓ Menurunakan Biaya logistik

✓ Menurunkan Waktu logistik dari 111 jam menjadi 55,8 jam

✓ Peringkat Trading Across Border (TAB) dalam EODB naik dari 116 ke 87

143,5 153,3 159,6 172,4 172,2 178,5 (0,8) 6,8 4,1 8,0 (0,1) 3,6 Growth Cukai (%) Cukai 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Cukai (Rptriliun) * Perpres 72/2020 32,5 35,1 39,1 37,5 31,8 33,2 3,0 4,1 6,8 3,5 1,7 1,8 1,5 10,5 17,0 (10,5) (18,4) 4,4

Growth Pajak Perdagangan Inter. (%)

Bea Keluar Bea Masuk

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Pajak Perdagangan Internasional (Rptriliun)

Perpres 72/2020

RAPBN RAPBN

Reformasi untuk

optimalisasi penerimaan

Dukungan Transformasi Ekonomi

Dukungan Pemulihan

Ekonomi Nasional

Kebijakan Kepabeanan dan Cukai 2021 Meliputi :

seiring dengan perluasan basis cukai dan perbaikan perdagangan Internasional di tahun 2021

(24)

RAPBN Growth (%)

1. SDA Migas 44,1 81,8 142,8 121,1 53,3 72,4 35,9 2. SDA Non Migas 20,8 29,3 37,8 33,8 25,8 29,1 12,9 3. Kekayaan Negara Dipisahkan 37,1 43,9 45,1 80,7 65,0 26,1 (59,8) 4. PNBP Lainnya 117,9 108,8 128,6 124,5 100,1 107,0 7,0 5. BLU 41,9 47,3 55,1 48,9 50,0 58,8 17,6 Total PNBP 261,9 311,2 409,3 409,0 294,1 293,5 (0,2) 2021 2019 2017 2018 Perpres 72/2020 PNBP 2016 64,9 111,1 180,6 154,9 79,1 101,6 197,1 200,1 228,7 254,1 215,1 192,0 261,9 311,2 409,3 409,0 294,1 293,5 2,5 18,8 31,5 (0,1) (28,1) (0,2) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

PNBP SDA PNBP Non-SDA Growth (%)

PNBP Tahun 2021 diproyeksikan sejalan dengan peningkatan harga komoditas

utama khususnya minyak bumi dan didukung optimalisasi PNBP K/L

(Triliun Rupiah) RAPBN Perpres 72

Proyeksi PNBP Tahun 2021 :

• PNBP Sumber Daya Alam (SDA) dari Migas mengikuti pergerakan harga dan lifting minyak dan gas bumi sementara PNBP SDA Non migas terutama akan dipengaruhi harga dan produksi Batu Bara. • Langkah optimalisasi lifting migas dilakukan antara lain melalui

peningkatan iklim investasi sektor migas dan mengendalikan Cost

Recovery

• Penerimaan Kekayaan Negara yang Dipisahkan dari dividen BUMN mengalami penurunan dengan mempertimbangkan dampak covid-19 pada pelemahan kinerja BUMN

• Pelayanan PNBP KL pada tahun 2021 diharapkan akan lebih optimal seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi

ICP, 2015-2021 (US$/barel) Lifting, 2015-2021 (MBPD) 49 40 51 70 62 3745 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 778 829 804 778 746 705 705 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 HBA, 2015-2021 (US$/Ton) 60 62 86 99 78 70 70 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 35-40 3 5 67

(25)

Belanja Pemerintah Pusat

(26)

7 3 2 ,1 6 8 4 ,2 7 6 5 ,1 8 4 6 ,6 8 7 3 ,4 8 3 6 ,4 1 .0 2 9 ,9 26,9 (6,5) 11,8 10,6 3,2 (4,2) 23,1 2015 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 2021 Belanja KL (triliun Rupiah) Growth (%)

▪Mendorong birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, produktif, dan kompetitif melalui Reformasi Birokrasi

▪Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur melalui pemberian gaji 13 dan THR ▪Pengendalian jumlah pegawai seiring perubahan pola kerja & proses bisnis

▪Melanjutkan efisiensi dengan menjaga peningkatan belanja barang, a.l.: ✓ Pengendalian perjadin, rapat, honor, dan RDK

✓ Kebijakan inovatif seperti WFH, open space ruang kerja, dan dukungan IT ▪Penajaman dan sinergitas Belanja Barang diserahkan ke Masyarakat/Pemda

sejalan dengan sumber pendanaan lain maupun peningkatan bantuan sosial

▪Melanjutkan kegiatan prioritas tertunda dampak Covid 19) secara sangat selektif

▪Mendukung agenda digitalisasi dan sektor strategis yang mempercepat pemulihan ekonomi

▪Pengembangan infrastruktur dasar pada kawasan perbatasan, tertinggal, terluar dan terdepan (3T) serta permukiman kumuh perkotaan;

▪Melanjutkan program bansos. a.l. seperti PKH, Kartu Sembako PIP, dan PBI JKN. ▪Mendukung Reformasi Perlindungan Sosial

▪Perluasan cakupan KIP Kuliah untuk mahasiswa baru

▪Mendorong efektivitas program bansos melalui penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS ), pemanfaatan ICT, serta penguatan monev

Pagu Anggaran Belanja K/L

2021 tumbuh 23,1 % dari 2020

diarahkan untuk melanjutkan upaya pemulihan sosial-ekonomi dan mendorong reformasi belanja dalam rangka penyehatan fiskal sekaligus penguatan efektivitas belanja

Belanja Pegawai

Belanja

Barang

Belanja

Modal

Bantuan Sosial

Rata2 penyerapan belanja K/L 2017-2019 → 99,3%

2020 : sesuai pagu Perpres 72/2020 (belum memperhitungkan realokasi dari non KL pagu pasca Perpres)

2021 : Telah memperhitungkan Multi years contract, Pendidikan, Kesehatan, Prioritas Nasional atau prioritas K/L yang berlanjut

(27)

Belanja K/L diarahkan untuk mendukung upaya pemulihan

sosial-ekonomi dan penguatan reformasi

Kemen PUPR 100,6 75,6 149,8 Polri 98,2 92,6 112,0 Kemenag 63,9 62,4 67,0 Kemensos 57,7 104,4 92,8 Kemenkeu 39,5 39,0 43,3 Kemenhub 39,7 32,7 45,7 Kemenkes 67,3 78,5 84,3 36,5 70,7 *) 81,5 19,4 14,0 21,8 Real 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 Kemendikbud (triliun rupiah) Kemenhan 115,4 137,0 Real 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 117,9

*) pengalihan pendidikan tinggi dari Kemenristek ke Kemendikbud

**) termasuk anggaran BLU di Kemenkeu (thn 2019: Rp13,8T; Thn 2020: Rp15,2T; Thn 2021: Rp8,5 T) antara lain BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan LPDP

Kementan 10 K/L dengan pagu anggaran terbesar dalam RAPBN TA 2021

(28)

Kebijakan 2021:

Diarahkan untuk percepatan pemulihan kesehatan pasca pandemi, diikuti peningkatan akses dan mutu layanan melalui penguatan sistem kesehatan

1. Percepatan pemulihan kesehatan akibat Covid-19 →

Peningkatan dan pemerataan supply side, penguatan koordinasi, dan antisipasi untuk pengadaan vaksin

33,8 -0,6 18,3 4,2 87,0 -20,1 -350 -300 -250 -200 -150 -100 -50 0 50 00 50 100 150 200 250 300 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021

Belanja K/L Belanja Non K/L TKDD Pembiayaan % Pertumbuhan

92,2 113,1 109,0 212,5 (Triliun Rupiah) 92,8 169,7

2. Penguatan program generasi unggul

Meningkatkan nutrisi ibu hamil/menyusui dan balita, serta akselerasi penurunan stunting

3. Penguatan Sinergi dan Koordinasi Pusat dan Daerah → Sinergi perencanaan, penganggaran, dan

pembiayaan untuk mendukung supply side, serta penguatan program promotif dan preventif

5. Health Security Preparedness → Penguatan

pencegahan, deteksi, dan respon penyakit, serta Sistem kesehatan terintegrasi

4. Reformasi JKN → Perbaikan mutu layanan dan

efektivitas biaya JKN, penguatan iuran JKN dan

validitas data PBI JKN, serta penguatan peran Pemda

Anggaran Kesehatan 2021

mencapai 6,2% APBN

(29)

Layanan Pengendalian Penyakit TB

145 layanan (Rp2,8 T)

Penyediaan Makanan Tambahan

bagi

238.000 Ibu Hamil Kurang

Energi Kronis

dan

441.000 Ribu

Balita Kurus (Rp1,1 T)

Bantuan Iuran

Peserta PBI JKN

96,8 juta jiwa

(Rp48,8 T)

Bantuan Iuran PBPU dan

BP kelas III

(Rp2,4 T)

Antisipasi pengadaan

Vaksin Covid-19 untuk

160 juta orang

(Rp18,0 T)

Antisipasi pelaksanaan

Imunisasi untuk

160 juta orang (Rp3,7 T)

Pembangunan

971

Puskesmas

Pembangunan/Rehabilitasi

559 RS Rujukan

Bantuan Operasional Kesehatan

untuk

10.143 Puskesmas

(Rp10,7 T)

Bantuan Operasional KB untuk

5.737 Balai Penyuluhan KB

(Rp2,0 T)

Prevalensi Stunting

21,1 persen

Perluasan Prioritas Intervensi

pada

360 kab/kota

Mendukung Reformasi Sistem Kesehatan termasuk Sinergi antara Pusat dan Daerah

Target Prioritas

Bidang Kesehatan

Tahun 2021

(30)

Reformasi Pendidikan

• Transformasi kepemimpinan kepala sekolah

• Transformasi Pendidikan dan pelatihan guru (transformasi PPG untuk menghasilkan generasi guru baru)

• Mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa

(menyederhanakan kurikulum ➔ lebih fleksibel dan

berorientasi pada kompetensi) • Standar Penilaian global

• Kemitraan Daerah dan Masyarakat Sipil

Anggaran Pendidikan 2021

diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan

melalui peningkatan skor PISA dan penguatan penyelenggaraan PAUD serta

peningkatan kompetensi guru

Arah kebijakan 2021:

2021

1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 187,9 199,4 A. Anggaran Pendidikan pada K/L 141,4 160,2 B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 46,5 39,3 2. 284,5 299,1 3. Melalui Pengeluaran Pembiayaan 75,4 51,0 4. Anggaran Pendidikan (1 + 2 + 3) 547,8 549,5 5. Total Belanja Negara 2.739,2 2.747,5

RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN 20,0 20,0

2020 Komponen Anggaran Pendidikan

(triliun rupiah)

Melalui Transfer ke Daerah & Dana Desa

Perpres 72

Pagu Anggaran (Defisit 5,5%)

Kebijakan Pendidikan Lainnya

• Penguatan vokasi dan kartu prakerja (link and match dengan industri,serta penguatan R&D)

• Penguatan penyelenggaraan PAUD (melalui BOP PAUD dan DD untuk PAUD di desa)

• Peningkatan efektivitas penyaluran bantuan Pendidikan (BOS, PIP, dan LPDP)

• Percepatan peningkatan kualitas sarpras pendidikan terutama untuk daerah 3T

• Penajaman KIP Kuliah dan Pendanaan Pendidikan Tinggi

370,8 406,1 431,7 460,3 547,8 549,5 (5,0) 9,5 6,3 6,8 19,0 0,31 2016 2017 2018 2019 Perpres 72 2020 Pagu Anggaran 2021 BPP TKDD Pembiayaan Pertumbuhan (%)

(31)

Program Indonesia Pintar

(juta siswa)

• 17,9

• 17,9

Kemendikbud

Kemenag

• 2,2

• 2,2

Beasiswa Bidik Misi / KIP

Kuliah

(ribu mahasiswa)

Kemendikbud

Kemenag

Penerimaan beasiswa LPDP

(mahasiswa

)

• 4.000 – 5.000

• 5000

Bantuan Operasional

Sekolah

(juta siswa)

TKDD

Kemenag

TPG Non PNS

(ribu guru)

Kemendikbud Kemenag

• 1.095,1

• 985,0

• 52,6

• 52,6

• 46,8

• 45,8

• 8,9

• 8,9

• 270,9

• 270,9

• 274,6

• 274,6

Capaian dan target pembangunan pendidikan untuk

(32)

difokuskan untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pada beberapa sektor untuk mendukung dan meningkatkan kualitas dan delivery layanan kepada masyarakat

1. Penyediaan Base Tranceiver Station (BTS) sebanyak 5.053 lokasi

2. Penyediaan kapasitas satelit di 12.377 lokasi layanan publik 3. Pembangunan Pusat Data Nasional

4. Literasi Digital, Transformasi Digital Sektor Strategis, Digital

Technopreneur

5. Pengendalian Penyelenggaraan Sistem Elektronik

6. Pemutakhiran DTKS, perangkat IT dan Jaringan Komunikasi 7. Mendukung digitalisasi pendidikan seperti pengadaan alat

TIK dan media pembelajaran

Kegiatan Strategis Bidang TIK tahun 2021, a.l:

Uraian 2021 (trl Rp) 1. Belanja K/L 21,5 a. Kominfo 14,7 b. Kemensos 1,5 c. Kemenkeu 2,1 d. Kemen ATR/BPN 1,0 e. KL Lainnya 2,2

2, Transfer ke Daerah & Dana Desa 9,0

JUMLAH 30,5

1. Akselerasi Transformasi Digital untuk penyelenggaraan pemerintahan;

2. Mewujudkan public service delivery yang efisien dan cepat antara lain di bidang pendidikan dan kesehatan;

3. Mengkonsolidasi dan mengoptimasi infrastruktur dan layanan bersama (shared services);

4. Mewujudkan inklusi masyarakat di wilayah prioritas

pembangunan dan mendorong kesetaraan dengan tambahan akses internet pada sekitar 4.000 desa/kelurahan 3T

Pembangunan

Bidang TIK 2021

(33)

Program Perlindungan Sosial Tahun 2021

Kebijakan Perlinsos 2021 untuk mendukung reformasi sistem perlindungan sosial secara bertahap

Anggaran Perlinsos 2016-2021

Arah kebijakan 2021:

1. Melanjutkan

Perlinsos

untuk

akselerasi

pemulihan (a.l. Kartu Sembako, PKH, Bansos

Tunai selama 6 bulan dan Kartu Pra kerja)

2. Mendorong

program

perlinsos

yang

komprehensif berbasis siklus

hidup dan

antisipasi

aging

population

(reformasi

perlindungan sosial)

3. Integrasi Program secara bertahap dan

berhati-hati program subsidi energi (listrik dan LPG)

menjadi Bansos, Integrasi PKH dan PIP

4. Penyempurnan

DTKS

dan

perbaikan

mekanisme penyaluran program perlinsos,

serta penguatan monev

419,3

495,0

378,2

353,9

275,7

261,2

4%

6%

28%

7%

31%

-15%

2016 2017 2018

2019 2020 2021

Anggaran Perlinsos

(34)

Anggaran Perlinsos 2021 diarahkan untuk percepatan pemulihan sosial bagi keluarga

miskin dan rentan miskin serta menjamin akses kesehatan dan pendidikan

Anggaran Perlinsos 2021 Rp419,3 Triliun (15,2% APBN)

Kemenkes

Kemensos

48,8 T

48,8 T

112,5 T

85,8 T

TOTAL

495,0 419,3

a.l. Program Keluarga Harapan 37,0 28,7 Kartu Sembako 43,1 45,1 Bansos Tunai 32,4 12,0 PIP 11,1 11,1 Dana Desa 71,2 72,0 Pra Kerja 20,0 10,0 Subsidi 180,1 161,2 KIP Kuliah/Bidikmisi 7,1 10,1 PBI JKN 48,8 48,8

2020

2021

Kemendikbud

18,2 T

21,3 T

BA BUN

233,3 T

189,2 T

TKDD

71,2 T

72,0 T

Pembiayaan

1,0 T

2,0 T

Capaian dan Target Output Prioritas

2020

2021

Cakupan KPM Menerima Bantuan PKH

10 Jt

10 Jt

Cakupan KPM Menerima Kartu Sembako

20,0 Jt

18,8 Jt

Jumlah Siswa Menerima Bantuan PIP

20,1 Jt

20,1 Jt

Jumlah Penduduk Peserta PBI JKN

96,8 Jt

96,8 Jt

Jumlah KPM Menerima Bansos Tunai

9,0 Jt

10,0 Jt

03

04

02

01

06

05

Jumlah Mahasiswa Memperoleh KIP Kuliah

1,1 Jt

1,0 Jt

(35)

0,2 -9,1 -10,8 -4,9 -6,0 30,2 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 Belanja K/L Belanja Non K/L TKDD % Pertumbuhan

(T ri liu n Rup iah ) 104,2 80,0 85,1 89,5 100,3 110,4

Program Ketahanan Pangan 2021 diarahkan peningkatan

produksi pangan serta dukungan pemulihan ekonomi

1. Mendorong Produksi Komoditas Pangan →

membangun sarpras dan penggunaan teknologi

2. Revitalisasi Sistem Pangan Nasional → a.l.

memperkuat korporasi petani/nelayan dan

distribusi pangan

3. Pengembangan Food Estate di Kalteng, Sumsel,

dan Papua (Merauke) untuk Meningkatkan

Produktivitas Pangan → a.l. pemberdayaan

transmigrasi/petani

eksisting

dan

investasi

small farming pada lahan seluas 165.000 Ha

Target Output Prioritas 2021

58,50

Produksi Padi (juta ton)

24,20

Produksi Jagung

(juta ton) Produksi Kedelai(juta ton)

0,42

0,44

Produksi Daging

(juta ton) Pembangunan Bendungan43 unit on-going

4 unit baru

Peningkatan/Rehabilitasi Irigasi

51.000 Ha

Kebijakan 2021

Anggaran Ketahanan Pangan 2016-2021

(36)

Anggaran Infrastruktur 2021 diarahkan untuk penyediaan layanan dasar,

peningkatan konektivitas, serta dukungan pemulihan ekonomi

1. Melanjutkan pembangunan infrastruktur pascapandemi covid 19 melalui penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas

2. Diarahkan dalam bentuk infrastruktur padat karya yang mendukung Kawasan industri dan pariwisata

3. Pembangunan sarana Kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar (air, sanitasi , pemukiman)

4. Penyelesaian kegiatan prioritas 2020 yang tertunda

Uraian 2020* 2021

1. Pemerintah Pusat 140,1 236,3

a.l Kemen PUPR 75,6 149,8

Kemenhub 32,7 45,7

2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa 112,5 131,9

a.l. DAK Fisik 14,4 26,1

DTU infrastruktur 61,7 69,4

4 Pembiayaan 28,5 45,8

a.l PMN 19,0 17,4

LMAN - 11,2

JUMLAH 281,1 414,0

Konektivitas Energi &

Ketenagalistrikan TI & Informasi Pelayanan Dasar Bandara 10 unit Jalur KA 378 km’sp Jembatan 13,1 km Pembangunan Jalan 678,0 km Rumah Susun &

Rumah Khusus 11.650 unit Jaringan irigasi 20 ribu Ha Bendungan 47 unit (43 on going & 4 baru)

Akses Sanitasi & Persampahan 1.037.010 KK Jaringan Gas Bumi utk Rumah Tangga 120.776 SR Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan 25 ribu unit Palapa Ring: Barat 40%; Tengah 30 %; Timur 30 % Penyediaan BTS di daerah 3 T di 5.053 lokasi 269,1 381,2 394,0 394,1 281,1 414,0 5,1 41,6 3,4 0,0 -28,7 47,3 -900,0 -800,0 -700,0 -600,0 -500,0 -400,0 -300,0 -200,0 -100,0 0,0 100,0 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 450,0 500,0 2016 2017 2018 2019 Outlook 2020 RAPBN 2021 Anggaran Infrastruktur (Triliun Rupiah) Pertumbuhan (%)

*Perpres Nomor 72 Tahun 2020

Kebijakan 2021

Target Output Strategis 2021

Outlook 2020*

(37)

Arah kebijakan 2021:

Pembangunan Bidang Pariwisata 2021

diarahkan untuk kegiatan prioritas dalam

rangka mendorong pemulihan sektor pariwisata

1. Pemulihan pariwisata →

pengembangan destinasi pada 5 fokus kawasan (Danau Toba,

Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang)

2. Pengembangan aspek 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) serta peningkatan pada 2P (promosi dan partisipasi pelaku usaha swasta) 3. Pendekatan storynomics tourism

yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, kekuatan budaya

4. Skema KPBU dalam membangun

pusat pusat hiburan seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan

Kemenparekraf

4,9 T

Kemen PUPR

2,7 T

K/L lainnya

1,1 T

Kemenhub

0,5 T

Fasilitasi Pembangunan dan Pengembangan

Sarana Hunian Pendukung dan penataan kawasan

pariwisata di 5 destinasi pariwisata super prioritas

Pengembangan 5 destinasi pariwisata prioritas

lainnya, infrastruktur dasar di Tangjung Pandan,

Bromo-Tengger-Semeru, Wakatobi, Morotai dan

Raja Ampat.

Promosi pariwisata

Pembangunan jalan dan jembatan pada 5

Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Pembangunan dermaga di daerah wisata

Kegiatan Strategis 2021, a.l.:

TKDD

4,3 T

Hibah ke

Daerah

(38)

Subsidi diarahkan untuk lebih tepat sasaran, terintegrasi,

dan mendukung UMKM dan Koperasi

Subsidi Energi

Subsidi Non Energi

▪ Pupuk

✓ Penajaman subsidi pupuk melalui penyempurnaan data petani e-RDKK penerima subsidi dengan basis data NIK dan alamat (by name by address).

✓ Efisiensi HPP dan perubahan komposisi pupuk NPK sebagai langkah efisiensi anggaran.

▪ Insentif perpajakan melalui subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP)

▪ KUR ➔Plafon KUR naik dari Rp190 T (2020) menjadi Rp220 T (2021), naik 16 persen dengan porsi KUR mikro 60%, KUR kecil 39%, dan KUR

penempatan TKI 1%. 119,1 106,8 97,6 153,5 136,9 95,6 108,1 66,9 67,4 68,8 63,4 64,9 96,4 64,8 186,0 174,2 166,4 216,9 201,8 192,0 172,9 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres 72/2020 RAPBN 2021 Subsidi Energi Subsidi Non Energi

12%

2015 2016 2018 2020-2021

7%

9% 6%

Perkembangan suku bunga KUR

▪ Subsidi tetap solar Rp500/lt (2020: Rp1.000/lt)

▪ Subsidi listrik Rumah Tangga diberikan kepada RT daya

450 VA dan 900 VA sesuai data DTKS ➔ pelanggan 32,8

juta RT.

▪ Volume Subsidi Energi:

✓ LPG 3 Kg 7,0 juta MT

✓ Solar 15,8 juta kiloliter

✓ Minyak tanah

0,5 juta kiloliter

▪ Integrasi secara bertahap dan berhati-hati subsidi energi

ke bantuan sosial melalui pengendalian volume

▪ Mendukung peningkatan pelayanan umum bidang transportasi

(39)

Dukungan atas Lembaga Hankam dan Penegak Hukum

diberikan untuk peningkatan stabilitas nasional dalam pelaksanaan pembangunan dan pemulihan ekonomi

(2020)

2021

(triliunrupiah)

Kemenhan

POLRI

Kejaksaan

RI

Mahkamah

Agung

KPK

137,0

(117,9)

pemenuhan, modernisasi,

dan perawatan alustista

memelihara kestabilan

pertahanan mendorong

pemulihan ekonomi

112,0

(92,6)

memperkuat stabilitas

Polhukhankam mendorong

pemulihan ekonomi

modernisasi almatsus

profesionalisme SDM

9,2

(5,7)

Penanganan/penyelesaian

pemulihan aset terkait tindak

pidana

pembangunan ruang

pemantauan serangan siber,

dan pusat data SOC

11,2

(9,9)

Peningkatan fungsi SPPT

TI di 283 pengadilan

pengembangan prosedur

beracara elektronik di

pengadilan (e-court)

1,1

(0,9)

monitoring implementasi

Strategi Nasional Pencegahan

Korupsi

Pengembangan Sistem

Penanganan Perkara Pidana

Korupsi mendukung SPPT-TI

Pemulihan Aset Tindak Pidana

(40)

Transfer Ke Daerah

dan Dana Desa RAPBN 2021

(41)

ARAH KEBIJAKAN TKDD :

1. Mendukung upaya pemulihan ekonomi sejalan dengan prioritas nasional, melalui:

a. Pembangunan aksesibilitas dan konektivitas kawasan sentra pertumbuhan ekonomi.

b. Dukungan insentif kepada daerah untuk menarik investasi, perbaikan sistem pelayanan investasi, dan dukungan terhadap UMKM.

2. Mensinergikan TKDD dan Belanja K/L dalam pembangunan human capital (Pendidikan dan Kesehatan).

3. Mendorong belanja Infrastruktur daerah melalui creative

financing seperti pinjaman daerah, KPBU daerah, serta

kerjasama antardaerah untuk mendukung pencapaian target RPJMN.

4. Redesain pengelolaan TKDD, terutama DTU dan DTK dengan penganggaran berbasis kinerja dan peningkatan akuntabilitas. 5. Meningkatkan kinerja anggaran TKDD dan melakukan reformasi

APBD melalui implementasi Standar Harga Satuan Regional (SHSR) dan Penyusunan Bagan Akun Standar (BAS).

“Peningkatan quality control anggaran TKDD dan mendorong pemerintah daerah dalam pemulihan ekonomi, pendidikan dan kesehatan dalam rangka mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi nasional”

Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2021

Catatan : Dukungan Pemerintah kepada daerah selain melalui TKDD juga dilakukan melalui: hibah daerah dan pinjaman daerah

PERKEMBANGAN TKDD, 2015-2020 (triliun rupiah)

623,1 710,3 742,0 757,8 813,0 763,9 796,3 8,6% 14,0% 4,5% 2,1% 7,3% -6,0% 4,2% 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres 72/2020 RAPBN2021 TKDD Growth TKDD

(42)

Dukungan TKDD Untuk Program Prioritas Tahun 2021

Pengembangan Pariwisata

Dukungan penyediaan sarana,

amenitas, akses jalan pariwisata dan pengembangan Desa Wisata, yang diikuti pemberian insentif perpajakan, peningkatan

kualitas tata kelola

destinasi

wisata

dan

kapasitas

masyarakat pelaku usaha pariwisata

Peningkatan infrastruktur dan konektivitas

Dukungan untuk peningkatan akses dan konektivitas darat maupun air dalam rangka pemulihan ekonomi

Reformasi Pendidikan dan Kesehatan

1. Dukungan perbaikan dan peningkatan sarana prasarana pendidikan berdasarkan target “ketuntasan intervensi” dalam mendukung program merdeka belajar

2. Dukungan peningkatan kesiapan sistem kesehatan termasuk ketersedian sarana, prasarana dan alkes Fasyankes di daerah dan desa

Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan petani/Nelayan

Peningkatan dan pemberdayaan usaha pertanian/ perikanan, yang didukung penyediaan akses jalan dan konservasi sumber air

Pengembangan UMKM:

Dukungan pembangunan dan revitalisasi sentra

IKM, serta pelatihan, pendampingan dan

pemberdayaan UMKM dan BUMDes

Pembangunan ICT

Dukungan digitalisasi pendidikan dan kesehatan, serta pengembangan desa digital.

Dukungan

TKDD pada

Program

Prioritas

(43)

Target Output DAK Fisik Tahun 2021

• Peningkatan sarana dan prasarana 23.016 unit • Pembangunan 34 unit dan

Rehabilitasi 36 unit Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum

PENDIDIKAN

• Pembangunan Pusat Daur Ulang Sampah 17 unit • Penanaman Hutan Rakyat

16.750 Hektar

LHK

Pembangunan amenitas kawasan pariwisata dan Pembangunan Atraksi daya tarik wisata di 154 daerah

PARIWISATA • Pembangunan 971 Gedung Puskesmas • Pembangunan/Rehabilitasi 559 RS Rujukan • Penguatan Intervensi stunting di 360 kab/kota KESEHATAN • Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan 60 Pelabuhan • Pembangunan Bus Air 10

Unit dan Bus Air Roro 10 Unit TRANSPORTASI PERAIRAN • Pembangunan SPAM JP 167.110 SR • Perluasan SPAM JP 117.097 SR AIR MINUM • Pemeliharaan/Rehabilitasi Jalan 2.375 KM • Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan

10.076 KM • Pembangunan Jalan 229 KM • Pembangunan Jembatan 699 M JALAN Pengembangan dan Pembangunan 33.975 SR Sistem Pengelolaan Air Limbah

Domestik Terpusat skala

Permukiman dan 465 SR skala Perkotaan

SANITASI

• Peningkatan kualitas rumah

40.000 Unit

• Pembangunan baru rumah layak huni 10.000 Unit

PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

• Pembangunan Sentra IKM

20 Sentra

• Revitalisasi Sentra IKM 100

Sentra

IKM

• Pembangunan 3.355 unit

sumber air

• Pembangunan 1.000 km jalan usaha tani/jalan produksi

PERTANIAN

• Pembangunan/Rehabilitasi dan Pengadaan Sarpras Pelabuhan Perikanan di 111 Pelabuhan

Perikanan

• Pembangunan/Rehabilitasi Unit Perbenihan Prov/Kab/Kota

255 Unit

KELAUTAN DAN PERIKANAN

• Rehabilitasi jaringan irigasi

335.584 Ha

• Pembangunan jaringan irigasi 41.488 Ha

IRIGASI

• Pembangunan dan

Peningkatan Jalan Pedesaan strategis 1.769 KM • Pengadaan Sarana Transportasi Perairan dibawah 20 GT sebanyak 585 unit TRANSPORTASI PEDESAAN

(44)

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 218 ribu sekolah dan 46,8 juta siswa

BOP Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 7.459 ribu peserta didik

Tunjangan Profesi Guru PNSD 1.155.590 guru

Tambahan Penghasilan Guru PNSD 159.817 guru Tunjangan Khusus Guru PNSD 37.169 guru

BOP Pendidikan Kesetaraan 717.912 peserta didik

BOP Museum dan Taman Budaya 108 museum dan 20 taman budaya

BOK dan BOKB

10.143 puskesmas dan 5.737 balai penyuluhan KB

Dana PK2UKM

60.193 peserta pelatihan dan 835 pendamping

Dana Administrasi Pelayanan Kependudukan 542 pemerintah daerah

Dana Pelayanan Kepariwisataan 44.320 peserta pelatihan dan 50 TIC Dana Bantuan BLPS

1 pemerintah daerah

Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan-Anak 250 pemerintah daerah

Dana Fasilitasi Penanaman Modal 111,6 ribu peserta pelaku usaha

Dana Pelayanan Ketahanan Pangan 2.190 kelompok masyarakat

(45)

Dana Desa

Meningkatkan kinerja pelaksanaan dana desa serta mendukung pemulihan ekonomi dan sektor prioritas

ARAH KEBIJAKAN DANA DESA 2021 :

Reformulasi Pengalokasian dan Penyaluran Dana Desa :

Fokus untuk Pemulihan Perekonomian Desa :

Mendukung Pengembangan Sektor Prioritas :

• Meningkatkan porsi alokasi formula guna memperbaiki proporsi alokasi

dana desa per desa sesuai karakteristik desa.

• Penguatan alokasi kinerja untuk mendorong kinerja desa dalam

meningkatkan transformasi perekonomian desa.

• Memperkuat kesinambungan program padat karya tunai.

• Memberdayakan UKM dan sektor usaha pertanian.

• Mendorong transformasi ekonomi desa melalui desa digital.

• Mendukung program pengembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) melalui pengembangan desa digital.

• Mendukung program pengembangan pariwisata melalui

pembangunan desa wisata.

• Mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan usaha

budidaya pertanian, peternakan dan perikanan.

Dana Desa, 2015-2021

CAPAIAN OUTPUT DANA DESA 2015-2019

20,8 46,7 59,8 59,9 69,8 71,2 72,0 0,0% 124,8% 28,0% 0,2% 16,6% 2,0% 1,1% 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres 72/2020 RAPBN2021

(46)

Pembiayaan Anggaran

(47)

Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN)

Proyeksi penerbitan SBN neto (SUN dan SBSN) sesuai kebutuhan pembiayaan defisit

SBN 2015-2021 (Triliun Rupiah)

Yield SBN 2015-2020 (%)

• Pemenuhan pembiayaan utang didominasi penerbitan SBN

• Supply-demand di pasar keuangan dan yield SBN berdampak pada pemenuhan pembiayaan utang dan beban fiskal keseluruhan.

• Stabilitas makro dan perbaikan pengelolaan utang berdampak pada perbaikan credit rating, mendorong perbaikan yield dalam 4 tahun terakhir. • Namun, sejak Maret 2020, risiko pandemi Covid-19 menyebabkan gejolak

pasar keuangan global sehingga yield SBN meningkat signifikan.

• Sejak Juni 2020, yield SBN mulai membaik seiring berkurangnya volatilitas dan kembalinya kepercayaan pelaku pasar keuangan.

Rencana pemenuhan pembiayaan utang tahun 2021:

a. Optimalisasi lelang SBN dengan mempertimbangkan partisipasi BI (lelang regular, green shoe option dan private placement)

b. Pengadaan utang tunai valas dengan memanfaatkan fleksibilitas antarinstrumen utang untuk mendukung kebutuhan pembiayaan.

c. Penerbitan SBN ritel sebagai upaya financial deepening tetap dilakukan mempertimbangkan minat investor domestik

Untuk mengantisipasi pemenuhan pembiayaan RAPBN 2021 dengan defisit 5,5% PDB, dapat dilakukan penerbitan SBN Special Instrument sebesar Rp431,5 T

(antara lain melalui private placement Bank Indonesia) 9,74 8,81 8,31 6,79 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Jun -1 5 D ec-1 5 Jun -1 6 D ec-1 6 Jun -1 7 D ec-1 7 Jun -1 8 D ec-1 8 Jun -1 9 D ec-1 9 Jun -2 0

Yield SBN 10Y Linear (Yield SBN 10Y)

Dampak COVID 19

(48)

AKSELERASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

• Meningkatkan daya saing investasi dan ekspor • Pembangunan infrastruktur sarpras transportasi, pemukiman dan infrastruktur ketahanan energi

PENGUATAN KELEMBAGAAN UMKM, UMI, ASURANSI & PENJAMINAN

MENDORONG PROGRAM EKSPOR NASIONAL

• Mendukung industry barang/jasa yang berorientasi ekspor

• Penguatan daya saing barang/jasa dalam negeri di pasar internasional

SDM YANG BERKUALITAS

• Peningkatan produktivitas/daya saing SDM • Menjamin keberlangsungan program

pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi.

MENINGKATKAN PERAN SERTA INDONESIA DI DUNIA

INTERNASIONAL

• Mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia di dalam organisasi Lembaga Keuangan Internasional

3

4

5

2

1

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN INVESTASI PEMERINTAH TA 2021

01

02

03

04 05

Anggaran Pendidikan Melalui Pembiayaan Rp51,0 T

Dukungan Kelembagaan dan Pemberdayaan Rp22 T

Anggaran Peran serta Indonesia di Dunia Internasional Rp2,9 T

Anggaran Infrastruktur Rp45,1 T

Anggaran Program Ekspor Nasional Rp5,0 T 1. PT PLN Rp5T 2. PT HK Rp6,2T 3. PT SMF Rp2,25T 4. PT PAL Rp1,3T 5. Pelindo III Rp1,2T 6. PT ITDC Rp0,47T 7. PT KIW Rp0,977 T 8. BLU PPDPP Rp16,62T 9. BLU LMAN Rp11,1T 1. LPDP Rp20,0T

2. Dana Abadi Penelitian Rp3,0T 3. Dana Abadi Kebudayaan Rp2,0T 4. Dana Abadi Perguruan Tinggi Rp4,0T 5. Pembiayaan Pendidikan Rp22,0T

1. PT BPUI Rp20,0T 2. BLU PIP Rp2,0T 1. LPEI Rp5,0T 1. BLU LDKPI Rp2,0T2. Investasi kepada LKI 0,9 T

• Pengembangan dan pemberdayaan UMKM sektor UMi • Peningkatan akurasi data dan perbaikan penyaluran, • Memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan

(49)

1.

Perekonomian global dan domestik di tahun 2021

diproyeksikan

membaik

meskipun

diliputi

ketidakpastian yang tinggi. Diharapkan ketersediaan

vaksin akan menambah keyakinan masyarakat dan

dunia usaha dalam mempercepat pemulihan ekonomi

2.

Pemerintah

akan

tetap

melanjutkan

kebijakan

countercyclical di tahun 2021 melalui RAPBN yang

ekspansif-konsolidatif

untuk mendukung percepatan

pemulihan

ekonomi

dan

memperkuat

reformasi

struktural.

3.

RAPBN tahun 2021 akan

menjadi instrumen penting

untuk

mewujudkan sasaran pembangunan nasional

.

4.

Prioritas pembangunan nasional akan difokuskan

pada

bidang

Kesehatan,

Pendidikan,

Teknologi

Informasi

dan

Komunikasi,

Ketahanan

Pangan,

Perlindungan Sosial, Infrastruktur, dan Pariwisata.

(50)

50

(51)

Tahun 2021 menjadi momentum penting bagi pemulihan ekonomi nasional sekaligus

memperkuat reformasi dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045

Pemulihan

Ekonomi pasca

pandemi Covid-19

Mempercepat recovery

dunia usaha yang terdampak pandemi Covid-19

1

Peningkatan

Daya Saing

Ekonomi

Meningkatkan daya saing ekonomi dengan mendorong peningkatan kapasitas inovasi dan adaptasi teknologi

3

Keluar dari

Middle Income

Trap

Bertahap keluar dari

middle income trap

dengan perbaikan

produktivitas, peningkatan daya saing dan kualitas SDM – Tenaga Kerja

6

5

Pemanfaatan

Kondisi

Demografi

Memaksimalkan potensi demografi produktif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

Akselerasi

Transformasi

Ekonomi

4

• Mempercepat transformasi industri manufaktur

• Mendorong Produk Manufaktur Indonesia yang berteknologi tinggi

Melanjutkan

Reformasi Struktural

Menjaga keberlanjutan reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka

menengah – panjang

2

TANTANGAN PEREKONOMIAN JANGKA MENENGAH DAN PANJANG

Referensi

Dokumen terkait

Bidang afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tanpak pada siswa dalam berbagai tikah laku sepertiatensi/perhatian terhadap

LEGENDA KI AGENG BANYI^IRU dan JOKO TINGKIR 13.. karena Sultan Trenggana tidak menyetujui hubungan tersebut dimana seorang putri raja memadu kasih dengan seorang tamtama yang hanya

penyusutan kalmar apabila PT XYZ ingin membebankan penyusutan kalmar ke dalam laporan keuangan fiskal maka langkah yang sebaiknya diambil adalah dengan membebankan

Pengertian desentraliasi menurut Bratakusumah dan Riady (2010:7) merupakan “kebijakan pemerintah pusat dimana pemerintah daerah diberikan wewenang dalam mengatur dan

Pada saat sosialisasi program pendampingan Ketua Gugus menekankan bahwa guru-guru harus bisa mengubah mindset terlebih dahulu agar dapat mengimplemen- tasikan kurikulum 2013

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi oleh Pokja 443 Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Provinsi

Simpulan pada penelitian ini adalah penerapan model Kooperatif Script meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi kelas X IPS 1 SMA

Perbedaan dengan sudut pandang lainnya, disini Jepang bertindak sebagai aktor sosial bukan sebagai aktor rasional yang hanya memandang bahwa suatu bentuk kerjasama