• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal of Control and Network Systems

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Journal of Control and Network Systems"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

UNJUK KERJA JARINGAN OPENSWAN DAN OPENVPN

PADA PT. RELIANCE

Wahyu Andy Yulianto1)Jusak2)I Dewa Gede Rai Mardiana3)

Program Studi/Jurusan Sistem Komputer STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298

Email: 1)wahyuandyyulianto@gmail.com, 2)jusak@stikom.edu, 3)dewa@stikom.edu

Abstract:Virtual Private Network (VPN) is a communications technology that allows

connections to and from public network as if working on a private network. By using this technology, users are possible to access files, or even a database server inside the private network.The users are able to access the network using the same settings as they were physically located in a private network.

This experiment are intended to get the value of the parameters and analyzing performance of theVPN network. To get these valuesreal computer networks that consists of two VPN gateways equipped with tools and testing applications such as PING, FTP, tcpdump, video streaming (IP CCTV) applications and VoIP (SJPhone) were built.

It is known that on testing Application of VPN Openvpn des ede3 and. md5 has the smallest latency value 0.164 seconds, equal to the bandwidth delay the smallest product of 245.7573 bits, Whereas, in the FTP service providing bandwidth utilization the largest of the download of 15% and from the side of upload 24.68%. The result is the best rather than the result of application Other VPN is examined and it is very relevant implemented on PT. Reliance securities that are part large network traffic comes from FTP Server and the TCP service.

Keywords: Virtual Private Network (VPN), Openswan, Openvpn, Cryptography

Dalam era globalisasi ini, kebutuhan akan komunikasi data yang terintegrasi sudah menjadi kebutuhan primer bagi institusi ataupun perusahaan bisnis. Pada era ini, banyak perusahaan atau institusi mendirikan cabang – cabangnya di berbagai lokasi, baik dalam satu kota maupun di antar negara, belum lagi jika seorang pegawai harus bekerja walaupun tidak berada di dalam kantor, yang mengharuskan pegawai itu mengakses file-file, atau server

database yang berada di jaringan private dalam

kantor pusat ataupun di dalam kantor cabang yang tidak di routing didalam area public network.

Virtual Private Network (VPN) merupakan

sebuah teknologi komunikasi yang memungkinkan adanya koneksi dari dan ke public

network serta menggunakan seolah-olah private network dan bahkan bergabung dengan private

network itu sendiri. Dengan mengunakan

teknologi ini, maka seorang pegawai dapat mengakses file-file, atau server database yang berada di dalam private network , dan mendapatkan hak akses dan pengaturan yang sama bagaikan secara fisik berada di tempat dimana

private network itu berada. Untuk di ingat private network haruslah berada di dalam kondisi

diutamakan dan terjaga kerahasiaannya. Dalam

virtual private network yang menjadi standar

utamanya adalahkeamanan data dan ketertutupan

share data dari akses ilegal serta skalabilitas

jaringan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelum yaitu “analisa performansi bandwidth utilization dan latency pada virtual private network ip security dan secure socket layer” yang ditulis oleh saudara Nuzli Latief JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) 18-28

Journal of Control and Network Systems

Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone

(2)

Hernawan pada Tahun 2007 yang mengimplementasi dan menganalisa unjuk kerja jaringan virtual private network Openswan dan Openvpn pada sebuah private network tanpa membuat tunnel melalui public network, sedangkan dalam penelitian ini melakukan mengimplementasi dan menganalisa unjuk kerja jaringan virtual private network Openswan dan Openvpn pada real network dengan melalui public network dan yang berfokus untuk menghubungkan dua buah private network dari tempat yang berbeda, yaitu PT. Reliance Sekuritas Cabang Bangka dan PT. Reliance Sekuritas Cabang Dipenegoro.

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari unjuk kerja yang terbaik dalam Parameter Latancy, bandwidth delay product, dan bandwidth utilization dalam protocol TCP. Diharapkan setelah penelitian ini selesai diimplementasi dapat menyediakan media komunikasi yang aman karena sebagaian besar trafik yang akan dilewatkan adalah berasal dari akses download atau upload dari atau ke server FTP kantor pusat atau pun kantor cabang Reliance

Virtual Private Network (VPN)

Menurut Markus Feilner (2006),

VirtualPrivate Network (VPN) adalah :

1. Virtual, karena secara nyata hubungan antara dua network-based atau lebih ini tidak terhubung langsung dengan masing-masing

interface. VPNhanyalah sebuah virtual

connection yang disediakan oleh VPN

software, karena menggunakan infrastruktur public network untuk bertukar informasi secara private network.

2. Private, karena hanya angggota dari perusahaan atau staf perusahaan tersebut yang diijikan oleh VPN Software untuk membaca atau menulis data yang di informasikan.

Virtual Private Network (VPN) merupakan

sebuah jaringan private yang menghubungkan sebuah node dengan node yang lain melalui

public network. Data atau informasi yang

dilewatkan akan di encapsulation (dibungkus) dan di enkripsi, agar data atau informasi tersebut terjamin keamanan dan kerahasiaanya.

Openswan

Openswan merupakan aplikasi dari teknologi VPN (Virtual Private Network) yang menerapkan protokol IPsec(IP security). OPENSWAN berjalan pada sistem operasi linux yang mendukung kernel

2.0, 2.2, 2.4, dan 2.6 yang bekerja dengan cara membuat private network melalui public network.

Menurut Paul Wouters (2006), OPENSWANmenyediakan layanan enkripsi dan otentifikasi pada tingkat atau level internet

protocol yang melindungi semua lalu lintas data

yang dibawa melalui internet protocol.

Tiga protocol openswan yang digunakan : 1. AH(Authentication Header) menyediakan

integritas koneksifitas, dan memberikan otentikasi pada paket asal.

2. ESP (Encapsulating Security Payload)

menyediakan enkapsulasi serta enkripsi terhadap data pengguna untuk meningkatkan kerahasiaan data.

3. IKE (Internet Key Exchange) adalah sebuah protokol otomatis untuk membangun, negosiasi, memodifikasi, dan menghapus SA (security association) antara dua host dalam sebuah jaringan.

Berikut ini Gambar 1.Topologi sederhana dari aplikasi Openswan.

Gambar 1.Topologi Sederhana Openswan http://ubuntu.org.cn/images/f/f3/Freeswan.gif

Openvpn

Openvpn adalah sebuah implementasi VPN

open source yang menggunakan enkripsi SSL.

Implementasi klien Openvpn tersedia untuk banyak sistem operasi, termasuk Linux, Windows 2000/XP atau yang lebih tinggi, OpenBSD, FreeBSD, NetBSD, Mac OS X, dan Solaris. Pada sebuah VPN, OPENVPN akan meng-enkapsulasi semua trafik (termasuk protokol DNS dan protokol-protokol lain) di tunnel yang terenkripsi (Feilner, 2006).

Berikut ini Gambar 2.Salah satu Topologi untuk mengimplementasi Openvpn.

(3)

Gambar 2.Topologi Openvpn

http://openmaniak.com/openvpn/openvpn_advanc ed.gif

Parameteranalisis openswan dan openvpn

a. BandwidthUtilization

Menurut Nuzli Latif Hernawan (2007), ada dua hal yang harus di ketahui tentang bandwidth

utilization, yaitu bandwidth dan throughput. Bandwidth adalah ketersediaan daya tampung atau

kapasitas menampung data perdetik dari sebuah media komunikasi. Throughput adalah jumlah bit yang ditransmisikan perdetik melalui sebuah sistem atau media komunikasi.

Bandwidth utilization adalah besaran kapasitas

bandwidth yang disediakan selama proses

transmisi data dengan satuan persentase. Secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut.

Bandwidth utilization (%) =

(throughput / bandwidth) x 100% (1)

b. Latency

Menurut Sofana (2011), Latency disebut juga

delay. Latency menyatakan berapa lama waktu

yang diperlukan mengirim sebuah (message) dari satu node ke node lainnya (end to end

network).Sebagai contoh, latency sebuah service

adalah 24 ms, artinya waktu yang diperlukan untuk mengirim message dari service tersebut dari satu node ke node lainnya selama 24 ms.

Latency bersifat dinamis sesuai dengan situasi

dan kondisi.Jika suatu network session

menghendaki latency maksimum untuk setiap paket yang dikirimkan adalah 39 ms, namun ternyata ada beberapa paket yang hanya bisa sampai setelah 50 ms, maka dapat dikatakan paket tersebut mengalami perbedaan latency atau variasi

latency.Variansi dari latency disebut sebagai jitter. Jitter dapat didefinisikan sebagai delay yang

diakibatkan oleh panjang-panjang antrian, dalam waktu pengolahaan data, atau waktu yang diperlukan dalam proses transmisi data.

c. Packet loss.

Packet loss terjadi ketika satu atau lebih paket

/ data yang dikirimkan dari point yang satu ke

point yang lain. Di saat transceiver mengirimkan

sejumlah paket ke receiver melalui sebuah media komunikasi, paket tersebut gagal mencapai tujuannya. Hal ini dapat menyebabkan masalah yang signifikan, terutama pada beberapa aplikasi seperti VoIP (voice over internet protocol), dimana informasi yang hilang (information lost) tidak dapat dikembalikan (recovered). Pada beberapa kasus, terdapat kemungkinan untuk memperbaiki packet loss dan memungkinkan data untuk dapat dirakit ulang (reassembled) seperti keadaannya semula.

d. Bandwidth Delay Product (BDP)

Bandwidth delay product (BDP) dalam

komunikasi data mengacu pada perkalian dari kapasitas data link atau bandwidth per second dengan penundaan koneksi end-to-end atau round

trip time (RTT). Hasilnya, jumlah data yang

diukur dalam bit (atau byte), yang setara dengan jumlah data maksimum pada rangkaian jaringan pada suatu waktu tertentu, yaitu data yang telah dikirim tapi belum diterima. Kadang-kadang dihitung sebagai kapasitas link data dikali dengan

round trip time: BDP (bits) =

bandwidth (bits/sec) x RTT (sec) (2)

Selanjutnya, berdasar dari latar belakang penelitian ini yaitu untuk menganalisa unjuk kerja jaringanvirtual private network (VPN) dari aplikasi Openswan dan Openvpn akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.

METODE

Secara umum metode penelitian dalam jurnal ini terbagai dari dua bagian besar, yaitu:

a. Perancangan Sistem b. Proses Pengambilan data

Perancangan Sistem

Sistem ini dibangun dengan skenario jaringan sederhana, dengan model point-to-point

connection.Dalam sistem point-to-point

connection ini hanya mempergunakan dua

perangkat PC router sebagai objek penelitian untuk dipergunakan sebagai media VPN server.

(4)

1. Perancangan VPN dengan Openswan

Perancangan sistem yang dipergunakan untuk pengujian cukup sederhana, hanya dibutuhkan dua buah komputer, masing – masing komputer berfungsi sebagai VPN gateway. Kedua VPN gateway tersebut di install Aplikasi openswan untuk membuat tunnel sebagai private link yang melalui public link untuk connection virtual private

network.Berikut Gambar 3. Topologi

Openswan yang diimplementasi dalam penelitian ini.

Gambar 3.Skema Jaringan point-to-point Openswan

Berikut Tabel 1. Data Teknisyang digunakan dalam penelitian dengan Openswan.

Tabel 1.Data teknis VPN gateway dengan Openswan

Jenis Vpn gateway bangka

Vpn gateway diponegoro

System operasi Ubuntu server

11.04

Ubuntu server 11.04

Application Openswan Openswan

IP address Public 111.94.128.xxx 111.94.128.yyy Private 192.168.5.251 192.168.12.254 CPU Intel p4 1.5 ghz 1 gb ddr III ram 2 nic 100 mbps (realtek) Intel p4 1.5 ghz 1 gb ddr III ram 2 nic 100 mbps (d-link) 2. Perancangan VPN dengan Openvpn

Pada perencanaan jaringan virtual private

network (VPN) dengan Openvpn

menggunakan topologi yang sama dengan topologi pada Openswan. Berikut Gambar 4. Topologi Openvpn yang diimplementasi dalam penelitian ini.

Gambar 4. Topologi point-to-point OPENVPN

Berikut Tabel 2. Data Teknisyang digunakan dalam penelitian dengan Openvpn.

Tabel 2. Data teknis VPN Gateway dengan Openvpn

Jenis vpn gateway bangka

vpn gateway diponegoro

System operasi ubuntu server

11.04

ubuntu server 11.04

Application openswan openswan

Ip address Public 111.94.128.xxx 111.94.128.yyy Private 192.168.5.251 192.168.12.254 Tun 192.168.11.1 192.168.11.2 Cpu intel p4 1.5 ghz 1 gb ddr iii ram 2 nic 100 mbps (realtek) intel p4 1.5 ghz 1 gb ddr iii ram 2 nic 100 mbps (d-link)

Proses Pengambilan data

Berikut ini dijelaskan blok diagram proses pengambilan dan pemprosesan data menjadi gambar grafik troughput dari setiap service yang diujikan.Berikut Gambar 5. Blok diagram proses pengambilan dan pengolahan data dalam penelitian ini.

Gambar 5. Blok diagram proses pengambilan dan pengolahan data

Dari gambar 5, system input adalah aplikasi atau proses transmisi data yang melalui media VPN yang sedang berjalan pada virtual private

network (VPN) gateway system. Disaat aplikasi

atau proses transmisi data sedang berlangsung secara bersamaan aplikasi networking TCPdump juga dijalankan untuk capturing atau menangkap

packet - packet data yang sedang terkirim antar

VPN gateway, selanjutnya akan disimpan dalam

text file.

Pada bagian proses adalah setelah proses transmisi data telah selesai, terbentuklah sebuah

textfile hasil aplikasi TCPdump yang selanjutnya

akan di convert ke fileexcel office. Berikut Gambar 6. Ilustrasi converting text file ke

fileexceloffice. VPN server dan Firewal à

111.94.128.xxx PRIVATE SUBNET 192.168.5.0 / 24

IP TUN 192.168.11.1

VPN server dan Firewal à 111.94.128.yyy PRIVATE SUBNET 192.168.12.0 / 24 IP TUN 192.168.11.2 RELIANCE BANGKA RELIANCE DIPONEGORO 1.5 Mbps 1.5 Mbps VPN gateway system Network Trafic Capture Micr. Excel Excel FIle Excel FIle Proses

Analisis Perbandingan Latency

Analisis Perbandingan Packet Loss

Analisis Perbandingan Bandwidth Delay Product Analisis Perbandingan Bandwidth Utilization FTP download dan upload Analisis Perbandingan Bandwidth utilization video streaming Analisis Perbandingan Bandwidth utilization voice over internet protocol

Output

Input

Text File

TCP Dump PING (latency dan packet loss) VPN server dan Firewal à LEFT

111.94.128.xxx LEFT SUBNET 192.168.5.0 / 24

VPN server dan Firewal à RIGHT 111.94.128.yyy RIGHT SUBNET 192.168.12.0 / 24

RELIANCE BANGKA

RELIANCE DIPONEGORO

(5)

Text File

Excel File

Gambar 6.Converting text file to excel office file Setelah terbentuk excel file dari hasil TCPdump tersebut, selanjutnya akan digunakan

tools dari Microsoft excel yaitu Pivot Table yang

merangkum informasi dari kolom Xa(time) dan kolom byte untuk mendapatkan hasil throughput setiap detiknya. Gambar 7.Merupakan hasil dari

file Microsoft excel yang sudah diolah dengan

tools Pivot tabel.

Gambar 7. Pivot tabel dari hasil TCPdump.

systemoutput adalah hasil pengolahan data dari

pivot tabel yang akan direpresentasikan dalam bentuk grafik dan tabel yang secara rinci dijelaskan pada bagian berikut ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan dan menentukan nilai latency,

packet loss, bandwidth delay product, dan bandwidth utilization yang terbaik dari setiap

kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi virtual

private network (VPN) Openswan dan Openvpn.

Metode enkripsi dan otentikasi virtual private

network (VPN)

1. Openswan

Pada Openswan yang menggunakan mode

internet protocol security (IPSEC), overhead

tersusun atas beberapa header seperti SPI, Cipter

block, padding, next header, dan lain sebagainya.

Menurut Hernawan (2007), ukuran dari header tersebut sudah ditetapkan oleh The Internet

Engineering Task Force (IETF) dengan

mengeluarkan Request for comment

(RFC).Berikut ini besaran overhead dari setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi Openswan.Berikut Tabel 3Ukuran overhead pada aplikasi VPN Openswan.

Tabel 3.Ukuran overhead pada aplikasi VPN Openswan.

Enkripsi / Otentikasi Overhead Size (Byte)

3DES-MD5 66

3DES-SHA1 78

AES128-MD5 74

AES128-SHA1 86

2. Openvpn

Header OPenvpn ,terdiri atas 3 bagian yaitu

MAC data didalamnya terdapat otentikasi dan enkripsi, actual data merupakan data sebenarnya,

padding data digunakan untuk keperluan message digest dari setiap otentikasinya. Berikut ini

besaran overhead dari setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi Openvpn.Berikut Tabel 4.Ukuran overhead pada aplikasi VPN Openvpn.

Tabel 4.Ukuran overhead pada aplikasi VPN Openvpn.

Enkripsi / Otentikasi Overhead Size (Byte)

DES-EDE3-MD5 31

DES-EDE3-SHA1 35

AES128-MD5 39

AES128-SHA1 43

Pengujian Latency dengan Openswan dan

Openvpn

Dalam pengujian latency dengan aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, dilakukan dengan kombinasi enkripsi dan otentikasi yang sama pada lima kali periode pengiriman data icmp sebesar 100, 200, 500, 1000, dan 1500 byte dengan pengulangan 100 kali persatu kali periode dan pada waktu yang berbeda untuk masing – masing kombinasi enkripsi dan otentikasi dan diambil nilai rata- ratanya. Berikut Tabel 5.Perbandingan

(6)

Tabel 5.Perbandingan latency antar aplikasi Openswan dan Openvpn.

Aplikasi VPN dan enkripsi / otentikasi Ave.Latency (dt) Openvpn.des.ede3-md5 0.164 Openswan.3des-md5 0.173 Openswan.aes128-sha1 0.202 Openvpn.des.ede3-sha1 0.245 Openswan.aes128-md5 0.270 Openswan.3des-sha1 0.362 Openvpn.aes128-sha1 0.364 Openvpn.aes128-md5 0.370 Didalam kondisi ideal nilai latency

dipengaruhi oleh besaran overhead pada setiap masing – masing kombinasi enkripsi dan otentikasi dari aplikasi VPN Openswan dan Openvpn.Openvpn DES-EDE3/MD5 mempunyai overhead sebesar31 Byte, sedangkan pada aplikasi Openswan 3DES/MD5 yang merupakan urutan kedua pada pengujian

latency mempunyai nilai overhead sebesar 66

Byte atau mempunyai selisih 35 Byte dari aplikasi Openvpn DES-EDE3/MD5. Dengan adanya overhead maka akan berpengaruh pada nilai latency, bandwidth-delay product, dan

bandwidth utilization yang berjalan pada transmission control protocol (TCP). Jadi dapat

disimpulkan semakin besar nilai overhead maka semakin kecil bandwidth utilization dan semakin besar nilai dari latency serta

bandwidth-delay product.

Pengujian Packet loss dengan Openswan dan Openvpn

Packet loss adalah banyaknya paket yang

gagal mencapai tempat tujuan dari tempat paket tersebut dikirim. Ketika nilai packet loss membesar atau diatas 0% maka dapat diketahui bahwa jaringan komunikasi sedang sibuk (congested) atau terjadi overload. Berikut ini nilai rata-rata packet loss dari lima kali pengiriman paket ICMP dengan besaran yang berbeda dari setiap kombinasi VPN Openswan dan Openvpn yang terepresentasikan dengan tabel dan grafik.Berikut Tabel 6. Perbandingan

packet loss Openswan dan Openvpn

Tabel 6.Perbandingan packet loss Openswan dan Openvpn Aplikasi VPN Persentase Packet Loss (%) Openswan.3des-sha1 0.2% Openvpn.aes128-sha1 0.4% Openvpn.des.ede3-sha1 0.6% Openvpn.aes128-md5 0.8% Openvpn.des.ede3-md5 1.2% Openswan.aes128-sha1 3.2% Openswan.aes128-md5 5.6% Openswan.3des-md5 5.8%

Pada factor internal yang dipandang dari hal-hal yang ideal, dapat dipengaruhi dari tipe otentikasinya. Dapat dicermati pada urutan pertama sampai ketiga atau dari nilai packet

loss 0,2% sampai 0,6% penggunakan SHA1

sebagai tipe otentikasinya. Menurut Sadikin (2012) pada bukunya “Kriptografi untuk keamanan jaringan”, menyatakan bahwa MD5 menghasilkan digest dengan ukuran 128 bit, sedangkan SHA1 menghasilkan digest 160bit. Jadi dapat disimpulkan semakin kecil atau pendek digest –nya akan mudah diserang dengan collision serta jika kondisi traffic jaringan sedang padat. Dapat diartikan pesan yang berotentikasi SHA1 lebih reliable

terhadap factor ekternal.

Pengujian Bandwidth-Delay Product.

Pada pengujian bandwidth-delay product pada aplikasi VPN dengan Openswan dan Openvpn, dibutuhkan nilai dari rata-rata

round-trip time (RTT) dan nilai bandwidth yang sudah

disediakan dari ISP mencapai (UP-TO) sebesar 1500 Kbps. Untuk mendapatkan nilai RTT penulis melakukan pengujian dengan aplikasi PING dengan mengambil nilai rata – rata RTT dari 5 periode pengiriman paket icmp secara berurutan sebesar 100, 200 ,500, 1000 dan 1500 byte.Berikut Gambar 8. Grafik

Bandwidth-Delay Product Pada Aplikasi VPN Openswan

(7)

Gambar 8. Grafik Bandwidth-Delay Product Pada Aplikasi VPN Openswan dan Openvpn.

Pada Gambar 8.Menunjukan bahwa aplikasi VPN dengan Openvpn dengan kombinasi enkripsi dan otentikasi DES-EDE3/MD5 mempunyai nilai

bandwidth-delay product sebesar 245,7573 bits.

Nilai tersebut merupakan nilai yang terkecil dari setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi pada aplikasi VPN Openswan dan Openvpn lainnya. Sedangkan untuk nilai terbesar dimiliki oleh aplikasi VPN Openvpn AES128/MD5 dengan nilai 554,6985 bits. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aplikasi VPN dengan Openvpn DES-EDE3/MD5 merupakan aplikasi VPN paling efisian dalam penggunaan

bandwidth-delay product dan juga berdasar dari nilai latency

serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan sudah dijelaskan pada sub babPengujian Latency dengan Openswan dan Openvpn.

Pengujian

bandwidth

utilization

Menggunakan FTP

Pengujian dengan Mode Download FTP

1. Openswan

Berikut Gambar 9. Grafik bandwidth utilizationdalam proses download dengan aplikasi

Openswan.

Gambar 9.Grafik bandwidth utilizationdalam proses download dengan aplikasi Openswan. 2. Openvpn

Berikut Gambar 10. Grafik Bandwdith

Utilization Dalam proses download dengan

aplikasi Openvpn.

Gambar 10.Grafik Bandwdith Utilization Dalam proses download dengan aplikasi Openvpn

3. Perbandingan Openswan dan Openvpn dalam mode download FTP

Berikut Gambar 11. Perbandingan persentase

bandwidth utilization Openswan dan Openvpn

dalam mode download FTP

Gambar 11.Perbandingan persentase bandwidth

utilization Openswan dan Openvpn dalam mode download FTP

Dalam pengujian unjuk kerja bandwidth

utilization proses download dari service FTP

disimpulkan bahwa aplikasi VPN Openvpn enkripsi DES-EDE3 dan otentikasi MD5 merupakan aplikasi VPN yang memiliki unjuk kerja yang lebih besar dan lebih baik dengan nilai 23.48% dari kapasitas bandwidth yang tersedia daripada aplikasi VPN Openswan 3DES-MD5 dan memiliki selisih nilai dari aplikasi VPN Openswan sebesar 1.28%. Nilai bandwidth – delay product secara ideal dipengaruhi oleh besaran latency dan besaran overhead. Jika melihat besaran latency Openswan 3DES-MD5 mempunyai delay lebih lama sebesar 0.009 detik atau 9 mili-detik dengan Openvpn DES-EDE3-MD5. Untuk nilai dari

packet loss tidak terlalu berpengaruh pada besaran bandwidth utilization, dikarena FTP berjalan

menggunakan protocol TCP yang bersifat

connection oriented. 22.20% 23.48% B an d w id th u til iz at io n ( %) swan.3des_md5 open.des.ede3_md5 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 22.20%20.90%19.67% 14.84% B an d w id th Ut il iz at ion (%) ftp_3des_md5 ftp_3des_sha1 22.00% 22.50% 23.00% 23.50% 23.48% 22.57% 22.88% 23.26% B an d w id th Ut il iz at ion (%)

des ede3_sha1 des ede3_sha1

aes128_md5 aes128_sha1 259.32 542.25 404.80 303.37 245.7573 367.122 554.6985 545.6838

Bandwidth-Delay Product (Bits)

BDP pada Openswan dan Openvpn

O_Swan.3des-md5 O_Swan.3des-sha1 O_Swan.aes128-md5 O_Swan.aes128-sha1 O_VPN.des.ede3-md5 O_VPN.des.ede3-sha1 O_VPN.aes128-md5 O_VPN.aes128-sha1

(8)

Pengujian dengan Mode Upload FTP

1. Openswan

Berikut Gambar 12. Grafik bandwidth utilization proses upload pada aplikasi FTP

dengan Openswan.

Gambar 12.Grafik bandwidth utilizationProses

upload pada aplikasi FTP dengan Openswan

2. Openvpn

Berikut Gambar 13. Grafik bandwidth utilization proses upload pada aplikasi FTP

dengan Openvpn.

Gambar 13.Grafik bandwidth utilizationProses

upload pada aplikasi FTP dengan Openvpn.

3. Perbandingan Openswan dan Openvpn dalam mode upload FTP

Berikut Gambar 14. Perbandingan persentase

Bandwidth utilization Openswan dan Openvpn

dalam mode upload FTP.

Gambar 14.Perbandingan persentase Bandwidth

utilization Openswan dan Openvpn dalam modeupload FTP.

Berdasar pada data – data yang sudah diperoleh untuk menentukan unjuk kerja manakah yang terbaik dalam proses transmisi upload pada

service FTP. Dalam penelitian ini disimpulkan

bahwa aplikasi VPN Openvpn enkripsi DES-EDE3 dan otentikasi MD5 merupakan aplikasi VPN yang memiliki unjuk kerja yang paling baik dari pada Aplikasi Openswan enkripsi 3DES dan otentikasi MD5 untuk proses transmisi upload pada service FTP. Persentase unjuk kerja aplikasi VPN dengan Openvpn enkripsi DES-EDE3 dan otentikasi MD5 menyediakan kapasitas bandwidth sebesar 24.68% dari available bandwidth ISP (internet service provider) dan memiliki selisih persentase dari aplikasi VPN Openswan enkripsi 3DES dan otentikasi MD5 sebesar 3.97%.

Pengujian

bandwidth

utilization

menggunakan video streaming

1. Openswan

Berikut Gambar 15. Grafik bandwidth utilization proses transmisi video streaming

dengan openswan.

Gambar 15.Grafik bandwidth utilization proses transmisi videostreaming dengan openswan

2. Openvpn

Berikut Gambar 16. Grafik bandwidth utilization proses transmisi video streaming

dengan openvpn

Gambar 16.Grafik bandwidth utilization proses transmisi videostreaming dengan openvpn 3. Perbandingan Openswan dan Openvpn dalam

transmisi Video Streaming.

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 20.71% 19.34%18.23% 16.45% B an d w id th Ut il iz at ion ( %) ftp_3des_md5 ftp_3des_sha1 ftp_aes128_md5 ftp_aes128_sha1 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 24.68% 23.36%21.54% 19.06% B an d w id w it h Ut il iz at ion (%) Des.ede3-md5 Des.ede3-sha1 Aes128-md5 Aes128-sha1 swan.3des_md5 open.des.ede3_md5 20.71% 24.68% B an d w id th u til iz at io n (%) 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 6.20% 13.68% 6.11% 6.23% b an d w id th u til iz a ti on (%)

Video streaming Openswan

vid_3des_md5 vid_3des_sha1 vid_aes128_md5 vid_aes128_sha1 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 13.21% 13.38% 9.30%10.71% B an d w id th u til iz at io n ( %)

Video streaming Openvpn

vid-des.ede3_md5 vid-des.ede3_sha1

(9)

Berikut Gambar 17. Perbandingan persentase

bandwidth utilization Openswan dan Openvpn

dalam transmisi video streaming.

Gambar 17.Perbandingan persentase bandwidth

utilizationOpenswan dan Openvpn dalam

transmisi video streaming

Berdasarkan pada data – data yang sudah diperoleh untuk menentukan unjuk kerja

bandwidth utilization yang terbaik dalam transmisi video streaming, dapat disimpulkan bahwa

aplikasi VPN Openswan enkripsi 3DES dan otentikasi SHA1 merupakan aplikasi VPN yang memiliki nilai persentase unjuk kerja jaringan yang lebih besar dan lebih baik dari pada aplikasi VPN Openvpn enkripsi DES-EDE3 dan otentikasi SHA1. Persentase bandwidth utilization dari aplikasi VPN Openswan enkripsi 3DES dan otentikasi SHA1 adalah menyediakan kapasitas

bandwidth sebesar 13.68% dari kapasitas

bandwidth yang disediakan ISP dan memiliki

selisih nilai persentase dari aplikasi Openvpn enkripsi DES.EDE3 dan otentikasi SHA1 sebesar 0.3%.

Antara Openswan 3DES-SHA1 dan Openvpn DES-EDE3-SHA1 yang membedakan adalah besar overhead yang dihasil. Pada tabel 2.6 dan tabel 2.8 diketahui Openswan 3DES-SHA1 memiliki overhead sebesar 78 byte, sedangkan

overhead aplikasiOpenvpn DES-EDE3-SHA1

sebesar 35 byte, dan selisih nilai overhead antara keduanya sebesar 43 byte. Tetapi tidak berarti semakin besar nilai overhead semakin baik nilai

bandwidth utilization pada service video

streaming. Ini dibuktikan pada Openswan

AES128-SHA1 yang mempunyai nilai overhead sebesar 86 byte ternyata hanya menyediakan 6.23% bandwidth utilization. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk untuk service video

streaming yang mempunyai framesize besar dan

dinamis lebih cocok menggunakan 3DES atau DES-EDE3 sebagai enkripsinya dan SHA1 sebagai otentikasi untuk mengurangi efek

collisiondari public network.

Pengujian

bandwidth

utilization

Menggunakan VoIP

1. Openswan

Berikut Gambar 18. Grafik bandwidth utilizationdari Aplikasi VOIP dengan Aplikasi

VPN Openswan

Gambar 18. Grafik bandwidth utilization Dari Aplikasi VOIP dengan Aplikasi VPN

Openswan 2. Openvpn

Gambar 19. Grafik bandwidth utilizationdari Aplikasi VOIP dengan Aplikasi VPN Openvpn

Gambar 19.Grafik bandwidth utilization Dari Aplikasi VOIP dengan Aplikasi VPN

Openvpn

3. Perbandingan Openswan dan Openvpn dalam transmisi voice overInternet Protocol (VOIP).

Berikut Gambar 20. Perbandingan persentase

bandwidth utilization Openswan dan Openvpn

dalam transmisi Voip dari sisi receiver dan

transmitter 2.6000% 2.7000% 2.8000% 2.9000% 3.0000% 3.1000% rx tx 2.8075% 2.7797% 2.7859% 2.8125% 2.9283% 2.9303% 3.0009% 2.9663% B an d w id th u til iz at io n ( %) voip_3des_md5 voip_3des_sha1 voip_aes128_md5 voip_aes128_sha1 2.6000% 2.8000% 3.0000% 3.2000% 3.4000% tx rx 2.8833% 2.8847% 2.9871% 2.9920% 3.3032% 3.2987% 3.3980% 3.3963% B an d w id th Ut il iz at ion ( %) voip_des_md5 voip_des_sha1 voip_aes128_md5 voip_aes128_sha1

(10)

Gambar 20.Perbandingan persentase bandwidth

utilizationOpenswan dan Openvpn dalam

transmisi Voip dari sisi receiver dan transmitter Berdasar pada data - data yang sudah diperoleh untuk menentukan unjuk kerja yang terbaik dalam metode bandwidth utilization dari

service voice over internet protocol (VOIP),

disimpulkan bahwa aplikasi VPN Openvpn enkripsi AES128 dan otentikasi SHA1 merupakan aplikasi VPN yang memiliki nilai persentase unjuk kerja jaringan terbesar dari pada aplikasi VPN Openswan enkripsi AES128 dan otentikasi SHA1. Persentase bandwidth utilization dari aplikasi VPN Openvpn enkripsi AES128 dan otentikasi SHA1 memiliki selisih nilai persentase dari aplikasi Openswan enkripsi AES128 dan otentikasi SHA1 sebesar 0.3692% dari sisi

receiver, Sedangkan dari sisi transmitter memiliki

selisih 0,4677%.

Dari pengujian Bandwidth Utilization (%) dalam service voice over internet protocol ( VOIP ) dipengaruhi oleh hasil persentase packet loss yang terjadi disaat pengiriman paket-paket data

voice over internet protocol. Framesize dari voice over internet yang dapat diukur dengan Tcpdump

adalah seperti pada tabel 4.24 yaitu memiliki

range 100 byte sampai 200 byte. Dari hasil

pengujian packet loss yang terepresentasikan pada gambar 4.4 dan gambar 4.5, dirata-rata

packet loss dengan size 100 byte sampai 200 byte

dengan aplikasi VPN Openswan dengan kombinasi enkripsi AES128 dan otentikasi SHA1 adalah sebesar 0.5 %, Sedangkan untuk aplikasi VPN Openvpn dengan kombinasi enkripsi AES128 dan otentikasi SHA1 memiliki rata – rata

packet loss 0 %. Jadi dapat disimpulkan untuk

transmisi voice over internet protocol nilaipacket

loss mempengaruhi besarnya kapasitas bandwidth

yang disediakan oleh setiap aplikasi VPN, yaitu Openswan dan Openvpn.

SIMPULAN

Setelah melakukan penelitian dan pengujian unjuk kerja jaringan dari servicevirtual private

network (VPN ) dengan mengunakan aplikasi

Openswan dan Openvpn, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Implementasi Openswan sebagai aplikasi

virtual private network berjalan dengan baik

dengan menghubungkan dua site atau dua VPN server.Aplikasi Openswan dikatakan berjalan dengan baik karena memenuhi kriteria berikut.

a. Setiap VPN device dengan aplikasi VPN Openswan dapat dikonfigurasi serta dapat dioperasikan

b. Sub Network yang berasal dari dua

tempat yang berbeda yaitu, PT. Reliance Sekuritas Cabang Bangka dan Cabang Dipenegoro dapat ter-routing dan terhubung untuk bertukar informasi 2. Implementasi Openvpn sebagai aplikasi virtual

private network berjalan dengan baik dengan menghubungkan dua site atau dua VPN server. Aplikasi Openvpn dikatakan berjalan dengan baik karena memenuhi kriteria berikut: a. Setiap VPN device dengan aplikasi VPN

Openvpn dapat dikonfigurasi serta dapat dioperasikan

b. Sub Network yang berasal dari dua

tempat yang berbeda yaitu, PT. Reliance Sekuritas Cabang Bangka dan Cabang Dipenegoro dapat ter-routing dan terhubung untuk bertukar informasi c. Terbentuknya interface tun sebagai

interface virtual dari aplikasi VPN

Openvpn.

3. Pengambilan data unjuk kerja jaringan dilakukan dengan aplikasi jaringan standart (network analysis tools), yaitu :

a. Pengambilan data parameterlatency, packetloss dan bandwidthdelayproduct

menggunakan aplikasi PING (ICMP)

b. Pengambilan data

parameterbandwidthutilization

menggunakan aplikasi TCPdump

c. Dari aplikasi PING dan TCPdump yang berbentuk text file akan dirubah bentuk menjadi grafik dan nilai pada Tabel-Tabel mengunakan fasilitasi dari Microsoft Excel.

4. Setelah melakukan uji analisa perbandingan didapat kesimpulan sebagai berikut :

Openswan.voip_aes128_sha1 Openvpn.voip_aes128_sha1 3.0009% 3.3963% 2.9303% 3.3980% B an d w id th u til iz at io n ( %)

Voice Over Internet Protocol

(11)

a. Berdasar perbandingan nilai latency dari setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, diketahui bahwa aplikasi VPN Openvpn DES-EDE3-MD5 memiliki nilai latency terkecil sebesar 0.164 detik.

b. Berdasar perbandingan nilai packet loss dari setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, diketahui bahwa aplikasi VPN Openswan 3DES-SHA1 memiliki nilai

packetloss terkecil sebesar 0.2 %.

c. Berdasar perbandingan nilai bandwidth

delay product dari setiap kombinasi

enkripsi dan otentikasi aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, diketahui bahwa aplikasi VPN Openvpn DES-EDE3-MD5 memiliki nilai bandwidth

delay product terkecil sebesar 245,7573

bits.

d. Berdasar perbandingan nilai bandwidth

utilization service download dan upload

FTP dari setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, diketahui bahwa aplikasi VPN Openvpn DES-EDE3-MD5 memiliki nilai

bandwidthutilizationservicedownload

terbesar yaitu 23,48 % dan

bandwidthutilizationserviceupload

terbesar yaitu 24,68 %.

e. Berdasar perbandingan nilai bandwidth

utilization service video streaming dari

setiap kombinasi enkripsi dan otentikasi aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, diketahui bahwa aplikasi VPN Openswan 3DES-SHA1 memiliki nilai bandwidth

utilization video streaming terbesar yaitu

13,68 %.

f. Berdasar perbandingan nilai bandwidth

utilization service voice over internet protocol dari setiap kombinasi enkripsi

dan otentikasi aplikasi VPN Openswan dan Openvpn, diketahui bahwa aplikasi VPN Openswan AES128-SHA1 memiliki nilai bandwidth utilization

service voice over internet

protocolterbesar yaitu RX = 3,3963 %

dan TX =3.3980 %.

5. Dari dua aplikasi VPN yaitu Openswan dan Openvpn, yang lebih cocok diimplementasi pada PT. Reliance Sekuritas adalah aplikasi VPN Openvpn DES-EDE3-MD5 dikarenakan

aplikasi VPN tersebut dapat menyediakan kapasitas bandwidth (bandwidth Utilization) terbesar dalam protocol TCP (FTP, HTTP, Email dan lain-lain) yang mempunyai sifat

connectionoriented dan aplikasi VPN

Openvpn DES-EDE3-MD5 juga memiliki

latency dan bandwidth delay productterkecil.

DAFTAR PUSTAKA

Feilner.Markus . 2006. Building and Integrating

Virtual Private Networks. Birmingham.

PACKT

Lammle,Todd . 2007. Cisco Certified Network

Assocciate Study Guide. Indianapolis.

SYBEX

Sadikin, Rifki. 2012 .Kriptografi untuk keamanan jaringan.Yogyakarta. CV. Andy Offset (Penerbit ANDY)

Sofana.Iwan .2009 .CISCO CCNA DAN JARINGAN KOMPUTER .Bandung.

Informatika Bandung.

Wouters. Paul and Bantoft, Ken . 2006. Building

and Integrating Virtual Private

Networks with Openswan.

Gambar

Gambar 1.Topologi Sederhana Openswan  http://ubuntu.org.cn/images/f/f3/Freeswan.gif
Gambar 2.Topologi Openvpn
Gambar 3.Skema Jaringan point-to-point  Openswan
Gambar 6.Converting text file to excel office file  Setelah  terbentuk    excel  file  dari  hasil  TCPdump  tersebut,  selanjutnya  akan  digunakan  tools dari Microsoft excel  yaitu Pivot Table  yang  merangkum  informasi  dari  kolom  Xa(time)  dan  kol
+6

Referensi

Dokumen terkait

dinema jantan, hal ini sesuai dengan pernyataan Baginda (2006) yang menyatakan bahwa nilai IKG rata-rata ikan betina cenderung lebih besar dari ikan jantan hal ini

Dari hasil surveillans dan monitoring Brucellosis pada tahun 2013 yang direncanakan pada 17 kabupaten/kota yang ada di 4 (empat) Propinsi wilayah kerja Balai Veteriner

Persaingan yang terjadi antara Indonesia dan Thailand dalam memperebutkan posisi terbaik dalam basis produksi Toyota dilakukan dengan beberapa cara, yaitu Pertama, pemerintah

Bagian tubuh lainnya yang banyak dikeluhkan oleh responden adalah pada bagian leher, tangan, dan bokong. Keluhan pada pergelangan tangan kanan dan tangan kanan

Dari hasil pengambilan data, yaitu perbandingan antara pengukuran level air menggunakan batas air pada waduk yang dilakukan oleh operator, dengan penggunaan sensor ultrasonic

7 pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, khususnya renang yang diterapkan di SMP Negeri 1 Cerme secara obyektif dan descriptable dalam sebuah

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Mengubah Pecahan, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar