• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

LAPORAN HASIL REVIU ATAS KINERJA PENYELENGGARAAN

PELAYANAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN PADA DINAS

PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

(DPMPTSP) KABUPATEN TABANAN

NOMOR

:

700/0731/LHR-2021/Itkab

(2)

Tabanan, 10 Mei 2021 Nomor : 700/0731/LHR-2021/Itkab

Lampiran : 1 (satu) gabung

Perihal : Laporan Hasil Reviu atas Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tabanan

Kepada

Yth. BUPATI TABANAN di -

TABANAN

Bersama ini kami sampaikan Laporan Hasil Reviu atas Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan pada DPMPTSP Kabupaten Tabanan. Uraian hasil reviu sebagaimana diuraikan di bawah ini:

I. PERNYATAAN TELAH DIREVIU

Kami telah melakukan reviu atas Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tabanan yang diamanatkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI) dengan surat KPK RI Nomor B/1447/KSP.00/70-73/03/2021 tanggal 1 Maret 2021 Perihal Pedoman Pelaporan Capaian Aksi Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah Tahun 2021, sesuai dengan Keputusan Bupati Tabanan Nomor: 180/1562/02/HK&HAM/2020 tanggal 30 Desember 2020 tentang Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Inspektorat Kabupaten Tabanan Tahun 2021 dan Surat Tugas Bupati Tabanan Nomor 094/0525/Itkab tanggal 1 April 2021. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Hasil Reviu atas Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan menjadi tanggung jawab manajemen DPMPTSP Kabupaten Tabanan

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa proses pendelegasian kewenangan, rekomendasi teknis, transparansi informasi, penggunaan aplikasi perijinan, pelaksanaan kode etik dan Standar Operasional Prosedur (SOP), ketepatan waktu pemrosesan perijinan, standar pelayanan perijinan mengenai sarana dan prasarana, ketersediaan regulasi mengenai perijinan, pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) atas proses perijinan telah dilaksanakan

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

INSPEKTORAT

Jln. Pahlawan No. 19 Telepon: (0361) 811311 T A B A N A N

(3)

lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan standar dan peraturan terkait dengan tujuan menyatakan pendapat atas obyek audit secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat semacam itu. Ruang lingkup reviu meliputi menilai ketersediaan regulasi mengenai perijinan serta proses perijinan antara lain: pendelegasian kewenangan, rekomendasi teknis, transparansi informasi, penggunaan aplikasi perijinan, pelaksanaan kode etik dan SOP, ketepatan waktu pemrosesan perijinan, standar pelayanan perijinan mengenai sarana dan prasarana, dan pelaksanaan KSWP. Dalam pelaksanaan reviu, kami melakukan serangkaian aktivitas untuk menelusuri dokumen sumber, cek fisik, dan permintaan keterangan mengenai proses Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Berdasarkan hasil reviu, kami memberikan catatan terdapat:

1. Proses pelaksanaan pendelegasian kewenangan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. Penunjukan tim teknis belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 3. Proses pertimbangan teknis belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 4. Penyelenggaraan Ijin Reklame belum dilaksanakan;

5. Penerbitan brosur informasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

6. Ketepatan waktu pemrosesan permohonan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

7. Kelengkapan sarana prasarana Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

8. Revisi Perda RTRW dan Perkada RDTR untuk wilayah Kabupaten Tabanan sampai saat ini masih berupa rancangan;

9. Terdapat Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang sudah didelegasikan ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan tetapi belum ditetapkan dengan Perkada;

10. Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/03/HK&HAM/2021 Tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11. Terjadi kesalahan penyajian dalam Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 yang merupakan Perubahan Kedua Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan;

12. Penyajian Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

13. Penyajian Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 Tentang Standar Operasional Prosedur belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

14. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Persetujuan Prinsip Membangun sudah tidak relevan;

(4)

15. Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) atas proses perijinan belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

16. Persiapan penilaian mandiri kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PBB) belum optimal.Berdasarkan reviu kami, kecuali terhadap catatan pada paragraf di atas, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa proses Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

II. URAIAN HASIL REVIU 1) Umum

A. Informasi Umum

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tabanan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal, perijinan dan urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral pada Pemerintah Kabupaten yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dalam menentukan kebijakan di bidang Perijinan.

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Perijinan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tabanan memiliki susunan organisasi sebagai berikut:

1 Kepala : I Made Sumerta Yasa, S.STP., M.Si.

2 Sekretaris : I Wyn Sukanrayasa, S.Sos., M.Si.

3 Kasubag Umum dan Kepegawaian : Ni Ketut Sukartini, S.Sos. 4 Kasubag Keuangan : I Gd Wayan Sukasada, S.E. 5 Kasubag Perencanaan Dan Pelaporan : I Gusti Wirawan, S.H.

6 Kabid Penanaman Modal & Perijinan : Drs. I Nengah Arimbawa, M.M. 7 Kasi Program Penanaman Modal : I Made Mahendra, S.E.

8 Kasi Program Data Dan Informasi Perijinan : -

9 Kasi Energi Sumber Daya Meneral : Gst. Ayu Made Adi Gayatri, S.Sos. 10 Kabid Promosi dan Pengembangan

Penanaman Modal

: I Gst. Ngr. Heru Mahaputra, S.H., M,Si.

11 Kasi Promosi : Cokorde Istri Inten, S.E.

12 Kasi Pengembangan Penanaman Modal : Dewa Ketut Sumawijaya, S.E. 13 Kasi Sarana dan Prasarana Promosi : Ni Luh Nik Kusumayanti, S.Sos. 14 Kabid Pengendalian Penanaman : Ni Luh Santi Budiartini

(5)

15 Kasi Pengendalian Penanaman Modal : I Made Suwitra, S.Ag., M.Si. 16 Kasi Pengendalian Perijinan : Md Purnama Wikantara 17 Kasi Monev Dan Pelaporan : I Made Jelas, S.Sos.

18 Kabid Pelayanan Perijinan : I Kadek Suardana Dwi P., S.IP. 19 Kasi Verifikasi Berkas : Ni Ketut Murdiasih, S.E.

20 Kasi Verifikasi Lapangan : Drs. Dw. Kt. Putra Adnyana, M.AP. 21 Kasi Penetapan : A.A. N. Gd. Mahaputra K., S.T. 22 Kabid Pelayanan Non Perijinan : Endah Setiyaningsih, S.P. 23 Kasi Verifikasi Berkas : I Wayan Wisana, S.H.

24 Kasi Verifikasi Lapangan : I Gst. N. Mayun Muliawan, S.Sos. 25 Kasi Penetapan : Dra. Giartuti

B. Dasar Pelaksanaan Reviu

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Sarana Elektronik;

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah;

g. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

h. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan; i. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan;

j. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 22 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan;

k. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur;

l. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan;

m. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak dan Penelitian Terhadap Pemenuhan Kewajiban

(6)

Pajak Daerah Oleh Pemerintah Daerah;

n. Surat KPK RI Nomor B/1447/KSP.00/70-73/03/2021 tanggal 1 Maret 2021 Perihal Pedoman Pelaporan Capaian Aksi Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah Tahun 2021;

o. Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/1562/02/HK&HAM/2020 tentang Program Kerja Pemeriksaan Tahunan Inspektorat Tahun 2021;

p. Surat Tugas Bupati Tabanan Nomor 094/0493/Itkab tanggal 1 April 2021 perihal penugasan Reviu Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) Kabupaten Tabanan.

C. Tujuan Reviu

Tujuan reviu adalah untuk memberikan keyakinan bahwa proses pendelegasian kewenangan, rekomendasi teknis, transparansi informasi, penggunaan aplikasi perijinan, pelaksanaan kode etik dan Standar Operasional Prosedur (SOP), ketepatan waktu pemrosesan perijinan, standar pelayanan perijinan mengenai sarana dan prasarana, ketersediaan regulasi mengenai perijinan, pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) atas proses perijinan telah dilaksanakan sesuai ketentuan

D. Ruang Lingkup Reviu

Ruang lingkup reviu meliputi menilai ketersediaan regulasi mengenai perijinan serta proses perijinan antara lain: pendelegasian kewenangan, rekomendasi teknis, transparansi informasi, penggunaan aplikasi perijinan, pelaksanaan kode etik dan SOP, ketepatan waktu pemrosesan perijinan, standar pelayanan perijinan mengenai sarana dan prasarana, dan pelaksanaan KSWP.

E. Waktu Pelaksanaan Reviu

Reviu dilaksanakan mulai tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2021 (18 hari kerja).

F. Metode/Teknik Reviu

Reviu dilakukan dengan teknik penelusuran dokumen, wawancara/permintaan keterangan dan prosedur analitis lainnya. Data-data yang dianalisis adalah data yang dihasilkan dari proses Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tabanan dan dokumen yang bersumber dari pihak lain sebagai pendukung analisis.

(7)

G. Susunan Tim Reviu

Reviu dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Inspektur Kabupaten Tabanan Nomor: 094/0493/Itkab tanggal 1 April 2021, dengan susunan Anggota Tim sebagai berikut: Penanggung Jawab : I Gede Urip Gunawan, S.Sos., M.Si.

Wakil Penanggung Jawab : I Made Widastra, S.E. Pengendali Teknis : Ruth Lodo, S.E., M.M.

Ketua Tim : Dewa Made Adi Kesuma Yudha, SE, M.Si. Anggota Tim : 1. I Wayan Restutaufan, S.Sos.

2. I Gusti Agung Bagus Kusumajaya, S.E. 3. Ni Nyoman Pustini, S.E.

4. Ni Nengah Emy Sumarni, S.E. 5. Ni Made Sri Haryati, S.E. 6. I Ketut Suardika, S.E.

H. Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab auditor adalah pada simpulan dan rekomendasi hasil reviu berdasarkan dokumen formal yang diperoleh. Sedangkan kebenaran formal dan material atas dokumen-dokumen tersebut adalah tanggung-jawab Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tabanan.

2) Hasil Reviu

A. Pengujian Proses Pelaksanaan Pendelegasian Kewenangan

Berdasarkan hasil reviu bahwa, menurut Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan dalam Pasal 2 ayat (3) yang menerangkan bahwa Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis pelayanan yang terdiri dari 8 Pelayanan di Bidang Penanaman Modal dan menurut Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan dalam Pasal 2 ayat (3) yang menerangkan bahwa Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis pelayanan yang terdiri dari 82 Pelayanan di Bidang Perijinan dan 14 Pelayanan di Bidang Non Perijinan, dan jika diuraikan lebih lanjut menurut Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Teknis Pengampu dapat diuraikan sebagai berikut:

(8)

No. OPD Jumlah Pelayanan Penanaman Modal, Perijinan dan Non

Perijinan

1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan 53

2 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan

11

3 Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan 1

4 Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPRPKP) Kabupaten Tabanan

5

5 Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan 6

6 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (UKM) Kabupaten Tabanan

2

7 Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Tabanan

5

8 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan 3

9 Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan 2

10 Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kabupaten Tabanan

1

11 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tabanan

2

12 Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan 2

13 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 10

14 Bappelitbang Kabupaten Tabanan 1

Jumlah 104

Sesuai hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen terkait ditemukan dari 104 jumlah Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan tersebut sebanyak 55 item sudah sesuai yang dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) sedangkan sisanya sebanyak 49 item belum dilengkapi dengan BAST dari PD Teknis, temuan ini diperkuat dengan Surat Pernyataan dari Kepala DPMPTSP Kabupaten Tabanan yang menjelaskan bahwa memang benar dokumen tersebut belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian tertanggal 27 April 2021. (1.04.01)

(9)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah:

Pasal 6 yang menjelaskan:

ayat (1) “Dalam menyelenggarakan pelayanan Perijinan dan Non Perijinan, Gubernur atau Bupati/Wali Kota mendelegasikan kewenangannya kepada Kepala DPMPTSP.” ayat (3) “Bupati/Wali Kota mendelegasikan kewenangan kepada Kepala DPMPTSP Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kewenangan Perijinan dan Non Perijinan yang menjadi urusan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. kewenangan Perijinan dan Non Perijinan yang menjadi urusan pemerintah yang diberikan pelimpahan wewenang kepada Bupati/Wali Kota.”

ayat (4) “Pendelegasian wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.”

Pasal 7 “Berdasarkan pendelegasian wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4), Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan oleh PTSP meliputi:

a. penerimaan dan/atau penolakan berkas permohonan; b. penerbitan dokumen izin dan nonizin;

c. penyerahan dokumen izin dan nonizin; dan

d. pencabutan dan pembatalan dokumen izin dan nonizin.”

Hal ini disebabkan oleh tidak tertibnya DPMPTSP Kabupaten Tabanan dalam mengadministrasikan dokumen-dokumen pendelegasian kewenangan.

Akibatnya Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang didelegasikan ke DPMPTSP Kabupaten Tabanan keabsahannya tidak valid.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah menerima kondisi tersebut serta akan berupaya untuk melengkapi BAST Pendelegasian Kewenangan dari OPD Teknis tersebut.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar segera melengkapi BAST pendelegasian kewenangan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Pemerintah Kabupaten Tabanan dari OPD Teknis Pengampu ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan. (06)

B. Pengujian Prosedur Rekomendasi Teknis

Berdasarkan hasil reviu bahwa, sesuai tujuan dari Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) diantaranya meningkatkan kualitas PTSP yaitu mewujudkan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat, untuk itu Kepala DPMPTSP Kabupaten Tabanan dalam Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan

(10)

dan Non Perijinan berkoordinasi dengan perangkat daerah yang terkait pengemong urusan pemerintah daerah kabupaten dimana terkait dengan hal tersebut dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan PTSP, pada bidang yang menyelenggarakan pelayanan dibentuk tim teknis sesuai kebutuhan yang merupakan representasi dari perangkat daerah terkait yang beranggotakan dari masing-masing wakil dari perangkat daerah teknis terkait, tim teknis dalam melaksanakan pemeriksaan teknis lapangan dibawah koordinasi Kepala DPMPTSP Kabupaten Tabanan memiliki kewenangan untuk memberikan pertimbangan teknis untuk selanjutnya mengambil keputusan dalam memberikan rekomendsi mengenai diterima atau tidaknya ijin dan atau non ijin diterbitkan. Adapun beberapa temuan terkait rekomendasi teknis dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penunjukan Tim Teknis Belum Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku Dalam Tahun Anggaran 2021 Kepala DPMPTSP Kabupaten Tabanan telah menyampaikan permohonan tenaga teknis kepada OPD Teknis Pengampu dengan surat Nomor 503/032/DPMPPTSP tanggal 7 Januari 2021, selanjutnya ditindaklanjuti dengan pembentukan tim teknis yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/03/HK&HAM/2021 tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu dengan tugas tim sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan perijinan di Kabupaten Tabanan sesuai dengan kewenangan baik yang bersifat teknis maupun administratif.

b. Membuat laporan pertanggungjawaban baik fisik maupun keuangan. c. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Bupati.

Berdasarkan hasil pemeriksaan penelusuran atas dokumen Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/03/HK&HAM/2021 Tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu ditemukan:

a. Terdapat PD Teknis yaitu Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan pada Izin Trayek dan Izin Insidentil Truk Masuk Kota belum dimuat dalam Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/03/HK&HAM/2021 tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu; (1.04.07) b. Berdasarkan Surat Tugas Nomor 503/16/DPMPPTSP, terdapat salah satu nama

anggota yang ditugaskan pada Dinas Kominfo Kabupaten Tabanan tidak sesuai dengan nama yang ditunjuk pada surat nomor 003/0234/Diskominfo tanggal 14 Januari 2021, dimana pada Surat Nomor 003/0234/Diskominfo Dinas Kominfo Kabupaten Tabanan menunjuk Aparatur Sipil Negara (ASN) atas nama I Nyoman Andy Wirawan, S.T., Selaku Tim Teknis sedangkan yang tercantum

(11)

pada Surat Tugas Nomor 503/16/DPMPPTSP adalah ASN atas nama I Wayan Sugiana, S.E. (1.04.07)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Pasal 5 yang menjelaskan:

ayat (1) “Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan, DPMPTSP bertanggung-jawab secara administratif, sedangkan tanggung-jawab teknis berada pada PD terkait.”

ayat (2) “Pengawasan dan evaluasi setelah terbitnya Perijinan dan Non Perijinan dilakukan dan menjadi tanggung-jawab PD terkait, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.”

Pasal 6 yang menjelaskan:

ayat (1) “Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, pada bidang yang menyelenggarakan pelayanan dibentuk tim teknis sesuai dengan kebutuhan yang merupakan representasi dari PD terkait.”

ayat (2) “Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari perwakilan PD terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.”

ayat (3) “Staf PD teknis terkait yang duduk dalam anggota Tim Teknis sebagaimana pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala PD sesuai bidang tugasnya.” ayat (4) “Pemeriksaan teknis dilapangan dilakukan oleh tim teknis dibawah koordinasi Kepala DPMPPTSP.”

Ayat (5) “Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki kewenangan untuk memberikan pertimbangan teknis untuk memberikan rekomendasi Perijinan dan Non Perijinan”.

Hal ini disebabkan karena kurang cermatnya Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan dalam memahami aturan yang berlaku.

Akibatnya Penunjukan Tim Teknis yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/03/HK&HAM/2021 Tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu belum sesuai ketentuan.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah sepakat dengan temuan atas kondisi tersebut serta akan segera ditindaklanjuti.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar:

a. Berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk merevisi Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/HK&HAM/2021 tanggal 4 Januari 2021 tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu supaya Ijin Trayek

(12)

dan Ijin Insidentil Truk Masuk Kota dimasukkan ke dalam Surat Keputusan Bupati tersebut; (09) dan

b. Penugasan Tim Teknis yang ditetapkan dengan Surat Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan supaya mengacu pada Surat Penetapan Petugas Teknis yang disampaikan oleh PD Teknis (09)

2. Proses Pertimbangan Teknis Belum Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku Pemeriksaan teknis di lapangan dilakukan oleh tim teknis dibawah koordinasi Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan yang beranggotakan masing-masing wakil dari PD Teknis terkait yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perijinan, rekomendasi hanya merupakan saran atau pertimbangan teknis dapat atau tidaknya ijin atau non ijin diterbitkan.

Sesuai standar Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan dijelaskan bahwa Kepala Seksi Verifikasi Berkas pada masing-masing bidang melakukan verifikasi keabsahan dan kelengkapan administrasi permohonan ijin, permohonan ijin sudah lengkap dan benar dilanjutkan ke Kepala Seksi Verifikasi Lapangan dengan membuat jadwal pengecekan lokasi, berdasarkan penjadwalan cek lokasi yang sudah ditetapkan tim teknis melaksanakan pemeriksaan lapangan. Hasil pemeriksaan lapangan yang tidak sesuai dengan dokumen permohonan dikembalikan ke pemohon dengan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan penolakan melalui front office sedangkan hasil pemeriksaan lapangan yang sudah sesuai dengan dokumen permohonan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang kemudian diserahkan kepada Kepala Seksi Penetapan untuk ditindaklanjuti. Selanjutnya Kasi Penetapan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan tim teknis yang sudah memenuhi persyaratan teknis lapangan melanjutkan dengan penerbitan surat ijin dan dilanjutkan ke Kepala Bidang.

Dari hasil pemeriksaan 31 sampel permohonan ijin yang terdiri dari 12 jenis perijinan dengan rentang waktu dari tanggal 1 Januari 2021 sampai dengan 31 Maret 2021 rinciannya terlihat pada lampiran (1) ditemukan:

a. Sebanyak 1 (satu) permohonan ijin tidak dilengkapi dengan (BAP) Teknis. (1.04.01); dan

b. Terdapat 4 (empat) permohonan ijin dengan Nama Petugas Teknis yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Teknis berbeda dengan yang ditetapkan oleh OPD teknis; (1.04.07)

(13)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Pasal 6 yang menjelaskan:

ayat (1) “Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, pada bidang yang menyelenggarakan pelayanan dibentuk tim teknis sesuai dengan kebutuhan yang merupakan representasi dari PD terkait.”

ayat (2) “Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari perwakilan PD terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.”

ayat (3) “Staf PD teknis terkait yang duduk dalam anggota Tim Teknis sebagaimana pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala PD sesuai bidang tugasnya.” ayat (4) “Pemeriksaan teknis dilapangan dilakukan oleh tim teknis dibawah koordinasi Kepala DPMPPTSP.”

ayat (5) “Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki kewenangan untuk memberikan pertimbangan teknis untuk memberikan rekomendasi Perijinan dan Non Perijinan.”

Pasal 9 yang menjelaskan:

ayat (1) “Pelaksanaan pelayanan Perijinan dan Non Perijinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) mulai dari tahap menerima dan memverifikasi berkas permohonan sampai dengan tahap penyerahan dokumen dilakukan secara terpadu satu pintu.”

ayat (2) “Proses pelaksanaan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk satu jenis Perijinan dan Non Perijinan tertentu atau paralel.” ayat (3) “Dalam hal proses penerbitan Perijinan dan Non Perijinan perlu pemeriksaan teknis di lapangan dan/atau rekomendasi, dilakukan oleh Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2).”

Hal ini disebabkan oleh kelalaian Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan dalam memverifikasi kelengkapan dokumen persyaratan terbitnya suatu ijin maupun non ijin yang dimohonkan dan penempatan Petugas Teknis tidak sesuai kapasitasnya. Akibatnya Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan belum berproses sesuai dengan ketentuan. Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah sepakat dengan temuan atas kondisi tersebut dan akan menindaklanjutinya.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar:

a. Lebih cermat dalam memverifikasi kelengkapan dokumen persyaratan permohonan Perijinan maupun Non Perijinan yang akan diterbitkan; (09) dan b. Memperhatikan kapasitas Petugas Teknis saat pemeriksaan teknis lapangan.

(14)

3. Penyelenggaraan Ijin Reklame Belum Dilaksanakan

Sesuai hasil analisis dokumen dan permintaan keterangan ke Bidang Pendapatan Daerah Lainnya (PDL) Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tabanan didapatkan informasi bahwa selama ini Bidang PDL Bakeuda Kabupaten Tabanan telah menerima pendapatan daerah yang bersumber dari Pajak Reklame untuk Tahun Anggaran 2021 dari Bulan Januari 2021 sampai dengan Bulan April 2021 sebesar Rp891.296.904,00 dengan rincian sebagai berikut:

No. Bulan Jumlah (Rp)

1 Januari 2021 156.969.125,00

2 Pebruari 2021 109.763.556,00

3 Maret 2021 351.020.564,00

4 April 2021 273.543.659,00

Total 891.296.904,00

Adapun pemungutan pajak tersebut tanpa dilengkapi dengan proses Ijin Reklame yang kewenangan penerbitan Ijin Reklame ada pada DPMPTSP Kabupaten Tabanan disamping itu untuk petugas teknis Ijin Reklame belum ada. (1.04.07) Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Pasal 2 yang menjelaskan:

ayat (1) “Bupati menyelenggarakan pelayanan Perijinan dan non Perijinan.” ayat (3) “Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis pelayanan yang terdiri dari:

a. Pelayanan Perijinan di Bidang Penanaman Modal antara lain: 61. Ijin Reklame.”

Pasal 3 yang menjelaskan:

ayat (1) Bupati mendelegasikan kewenangan Penyelenggaraan Pelayanan perijinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kepada Kepala Dinas DPMPPTSP. ayat (2) Pendelegasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Penyelenggaraan Pelayanan perijinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2).

Hal ini disebabkan karena dasar hukum yang mengatur tentang ijin reklame belum ada.

Akibatnya pelayanan Pajak Reklame belum dilengkapi dengan Ijin Reklame. Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah perlu diadakannya koordinasi terkait dasar hukum penerbitan Ijin Reklame.

(15)

dengan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tabanan dan Dinas PUPRPKP Kabupaten Tabanan serta pihak terkait lainnya tentang Ijin Reklame dan sinkronisasinya dengan Pajak Reklame. (09)

C. Pengujian Transparansi Informasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Berdasarkan hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen dengan mengambil sampel sebanyak 15 jenis brosur perijinan dengan rincian terlihat pada (lampiran 2) ditemukan: (1.04.07)

a. 15 jenis brosur tidak mencantumkan tata cara penanganan perijinan;

b. Dari 15 brosur yang dijadikan sampel terdapat 6 brosur yang tidak mencantumkan lama pemrosesan perijinan; dan

c. Pada item biaya di brosur masih menyajikan sumbangan pihak ketiga.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah.

Pasal 11 yang menjelaskan:

ayat (1) “Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pelayanan Perijinan dan Non Perijinan wajib membentuk MPP Perijinan dan Non Perijinan.”

ayat (2) “MPP Perijinan dan Non Perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

a. jenis pelayanan yang disediakan; b. syarat;

c. prosedur; d. biaya; e. waktu;

f. hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dan warga masyarakat; dan g. penanggung jawab Penyelenggaraan Pelayanan.”

ayat (3) “MPP Perijinan dan Non Perijinan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh kepala daerah dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.”

Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Pasal 10 Ayat (1) “Pelaksanaan pelayanan Perijinan dan Non Perijinan tidak dipungut biaya oleh penyelenggara DPMPTSP.”

Hal ini disebabkan Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan tidak cermat dalam menyusun brosur sehingga tidak sesuai dengan peraturan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait.

Akibatnya informasi yang termuat dalam brosur kurang lengkap dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(16)

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah akan segera merevisi brosur-brosur tersebut agar informasi yang tersaji sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar segera merevisi brosur informasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan supaya informasi yang disajikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. (09)

D. Pengujian Ketepatan Waktu Pemrosesan Perijinan

Berdasarkan hasil analisis dokumen dengan mengambil sampel 30 berkas Permohonan Ijin dari Bulan Januari sampai dengan April 2021 dengan jenis ijin yang diuji sebanyak 12 jenis perijinan terdapat 20 item permohonan yang terlambat penyelesaiannya dengan rentang waktu keterlambatan antara 7 hari sampai dengan 55 hari dengan rinciannya terlihat pada (lampiran 3). (1.04.07)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah, Pasal 28 yang menjelaskan Jangka waktu pelayanan Perijinan dan Non Perijinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f kecuali huruf e ditetapkan paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen Perijinan dan Non Perijinan secara lengkap dan benar, kecuali yang diatur waktunya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hal ini disebabkan karena kurang tertibnya Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan dalam pemrosesan ijin yang dimohonkan.

Akibatnya Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah sepakat dan menerima temuan tersebut, hal itu disebabkan karena operasional ijin saat ini masih berada dalam satu bidang serta akan segera mengkoordinasikan 3 bidang terkait masalah SOP dan membuat Peraturan Bupati agar sesuai dengan PP 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar lebih tertib dan disiplin waktu dalam memproses permohonan Perijinan dan Non Perijinan. (09)

(17)

E. Pengujian Standar Pelayanan Perijinan Mengenai Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil analisis dokumen, permintaan keterangan dan cek fisik pada tanggal 9 April 2021 ditemukan antara lain: (1.04.07)

a. Sarana prasarana untuk layanan pengaduan belum didukung dengan adanya kotak pengaduan;

b. Ruang laktasi/ruang menyusui dan ruang bermain belum ada;

c. Alat penyedia daya listrik atau uninterruptible power supply (UPS) tidak berfungsi karena rusak berat;

d. Telepon dan mesin facsimile belum ada karena tidak tersedianya link telepon; e. Mesin antrian belum ada;

f. Pendingin ruangan (AC) belum ada; g. Generator listrik belum ada;

h. Kendaraan operasional lapangan; i. Pemadam kebakaran;

j. Alat petunjuk arah; dan k. Petunjuk arah lokasi.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah, Pasal 42 yang menjelaskan:

ayat (4) “Ruang pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, paling sedikit terdiri atas:

a. ruang tunggu; b. ruang laktasi;

c. ruang difabel dan manula; d. ruang bermain anak;

e. ruang arsip dan perpustakaan; f. toilet/kamar mandi;

g. tempat ibadah; h. tempat parkir; dan

i. ruang/tempat penjualan makanan dan minuman.”

ayat (5) “Alat/fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, paling sedikit terdiri atas:

a. seragam pelayanan; b. formulir;

c. telepon dan mesin faksimile;

d. perangkat komputer, printer, dan scanner; e. mesin antrian;

(18)

g. kotak pengaduan; h. mesin foto kopi;

i. kamera pengawas (CCTV); j. koneksi internet;

k. laman/website dan e-mail;

l. alat penyedia daya listrik atau uninterruptible power supply (UPS); m. alat pemadaman kebakaran;

n. pendingin ruangan; o. televisi;

p. brosur; q. banner;

r. petunjuk arah lokasi; dan

s. alat/fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini disebabkan karena proses perpindahan kantor Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan yang baru dilakukan dan keterbatasan anggaran dalam pengadaan sarana dan prasarana tersebut.

Akibatnya proses Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak optimal.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah menerima hasil temuan dan akan segera melengkapi sarana dan prasarana penunjang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar segera melengkapi sarana dan prasarana dalam menunjang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan. (09)

F. Pengujian Ketersediaan Regulasi Mengenai Perijinan

Berdasarkan hasil reviu, Pemerintah Kabupaten Tabanan telah menerbitkan beberapa Peraturan dalam menunjang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan baik dalam bentuk Perda, Perkada, maupun SK Kada yang mengatur mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Pendelegasian Kewenangan, Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP), SOP Perijinan Terintegrasi, Kode Etik Perijinan, dan Tim Teknis. Adapun beberapa temuan terkait regulasi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Revisi Perda RTRW Dan Perkada RDTR Untuk Wilayah Kabupaten Tabanan Masih Berupa Rancangan

(19)

Pariwisata Tanah Lot, Perda RDTR Kecamatan Baturiti, dan Perda RDTR Kawasan Perkotaan Tabanan masih berupa rancangan dengan beberapa dokumen usulan pendukung Ranperda tersebut dengan rincian sebagai berikut: (1.04.07)

No. Jenis Ranperda Dokumen Usulan

1 Revisi Ranperda RTRW Kabupaten Tabanan

KAK, Materi Teknis dan Naskah Akademis, Surat Persetujuan Konsultasi, Naskah Ranperda, dan Surat Pengantar pra Loket RTRW.

2 Ranperda RDTR Kawasan Efektif Pariwisata Tanah Lot

KAK, Peta Dasar, Materi Teknis, KLHS Tanah Lot, Naskah Ranperda, Penjelasan Ranperda.

3 Ranperda RDTR Kecamatan Baturiti

KAK, Materi Teknis, Peta Dasar, Naskah Ranperda, dan Penjelasan Ranperda. 4 Ranperbup RDTR

Kawasan Perkotaan Tabanan

Peta Dasar, Laporan Materi Teknis, Laporan KLHS RDTR BWP Tabanan 2017, Naskah Akademik, Surat Rekomendasi RDTR Tabanan, Ranperbup Kawasan Perkotaan Tabanan,

Penjelasan Ranperbup, dan Surat Pengantar pra Loket RDTR Tabanan.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan:

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pasal 6 menjelaskan:

ayat (4) “Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyusun dan menyediakan RTR yang telah ditetapkan dalam bentuk digital dan sesuai standar yang ditetapkan oleh Pemerintah pusat.”

ayat (5) “Penyediaan RTR yang telah ditetapkan dalam bentuk digital sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimaksudkan agar dapat diakses dengan mudah oleh Masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kesesuaian rencana lokasi kegiatan dan/atau usahanya dengan RTR.

Pasal 9 menjelaskan:

ayat (1) “Penyusunan rencana umum tata ruang meliputi: a. penyusunan rencana tata ruang wilayah nasional; b. penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi; c. penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten; dan d. penyusunan rencana tata ruang wilayah kota.”

(20)

ayat (2) “Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 18 (delapan belas) bulan terhitung seiak pelaksanaan penyusunan rencana umum tata ruang.

Pasal 69 menjelaskan:

ayat (1) “Prosedur penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf c meliputi:

a. pengajuan rancangan peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten dari bupati kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten dan dilengkapi dengan:

1. berita acara pembahasan dari Pemerintah Daerah provinsi mengenai rancangan peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten;

2. validasi dokumen kajian lingkungan hidup strategis dan perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan lingkungan hidup; dan

3. rekomendasi peta dasar dari badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang informasi geospasial.

b. pembahasan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten untuk menyepakati substansi yang akan disampaikan kepada Menteri;

c. penyampaian rancangan peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten dari bupati kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan substansi;

d. pembahasan lintas sektor dalam rangka penerbitan persetujuan substansi oleh Menteri bersama kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten, Dewan Perwakilan Ralryat Daerah kabupaten, dan seluruh Pemangku Kepentingan terkait;

e. penerbitan persetujuan substansi oleh Menteri berdasarkan hasil pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud pada huruf d;

f. pelaksanaan persetujuan bersama antara bupati dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten berdasarkan persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada huruf e;

g. pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten oleh gubernur untuk memastikan rancangan peraturan daerah telah sesuai dengan persetujuan substansi oleh Menteri; dan h. penetapan peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah

(21)

Pasal 85 menjelaskan:

ayat (1) “Prosedur penetapan RDTR kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1) huruf b meliputi:

a. Konsultasi Publik rancangan peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang RDTR kabupaten/kota dengan Masyarakat termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;

b. penyampaian rancangan peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang RDTR kabupaten/kota kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan substansi;

c. pembahasan lintas sektor dalam rangka pemberian persetujuan substansi oleh Menteri bersama kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dan seluruh Pemangku Kepentingan terkait; dan

d. penetapan rancangan peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang RDTR kabupaten/kota oleh bupati/wali kota sesuai dengan persetujuan substansi oleh Menteri.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Pasal 44 menjelaskan:

ayat (1) “Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang belum memiliki RDTR, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan wajib menetapkan RDTR untuk Kawasan Industri atau kawasan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

ayat (2) “Dalam rangka penetapan RDTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang memberikan bantuan teknis.”

Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan mengenai peraturan yang mengatur mengenai RDTR.

Akibatnya Pemerintah Kabupaten Tabanan lambat dalam menerbitkan Perkada mengenai RDTR di Wilayah Kabupaten Tabanan.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah perihal revisi Perda RTRW Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2032 dan proses penetapan Ranperda RDTR di Wilayah Kabupaten Tabanan merupakan lokus dari Dinas PUPRPKP Kabupaten Tabanan dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian dan pembahasan lebih lanjut dengan instansi terkait.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

(22)

dengan Dinas PUPRPKP Kabupaten Tabanan dalam mempercepat proses penerbitan Perda RTRW dan Perkada RDTR. (09)

2. Terdapat Pelayanan Terpadu Satu Pintu Yang Sudah Didelegasikan ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan Tetapi Belum Ditetapkan Dengan Perkada

Sesuai hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen ditemukan masih terdapat 2 item Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan dari OPD Teknis Pengampu yaitu Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tabanan yang belum didelegasikan ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan yang terdiri dari Ijin Lembaga Kesejahteraan Sosial dan Ijin Pengumpulan Uang atau Barang. (1.04.07)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan:

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah Pasal 6 yang menjelaskan:

ayat (1) “Dalam menyelenggarakan pelayanan Perijinan dan NonPerijinan, Gubernur atau Bupati/Wali Kota mendelegasikan kewenangannya kepada Kepala DPMPTSP.”

ayat (3) “Bupati/Wali Kota mendelegasikan kewenangan kepada Kepala DPMPTSP Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kewenangan Perijinan dan Non Perijinan yang menjadi urusan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. kewenangan Perijinan dan Non Perijinan yang menjadi urusan pemerintah yang diberikan pelimpahan wewenang kepada Bupati/Wali Kota.”

ayat (4) “Pendelegasian wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.”

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pasal 8 ayat (4) “Penyederhanaan berdasarkan jenis non usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi bidang:

a. Pekerjaan umum dan penataan ruang;

b. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

c. Ketentraman dan ketertiban serta perlindungan masyarakat; d. Sosial;

e. Tenaga kerja; f. Pertanahan;

(23)

Hal ini disebabkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu antara lain: Pelayanan Undian Berhadiah dan Pengumpulan Dana dari OPD Teknis Pengampu yaitu Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tabanan baru didelegasikan ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan tanggal 7 April 2021 dengan BAST Nomor 460/2018/Dinas.P3A.

Akibatnya Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum sepenuhnya memuat pelayanan terpadu satu pintu yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Tabanan dan sudah didelegasikan ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah Ijin Lembaga Kesejahteraan Sosial dan Ijin Pengumpulan Uang atau Barang sudah didelegasikan ke Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan tertanggal 7 Mei 2021 dengan BAST Nomor 460/2018/DINSOS,P3A dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tabanan.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan supaya Ijin Lembaga Kesejahteraan Sosial dan Ijin Pengumpulan Uang atau Barang bisa segera dimasukkan ke dalam Peraturan Bupati Tabanan yang mengatur tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan. (09)

3. Pembuatan Surat Keputusan Bupati Tabanan Tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu Belum Sesuai Ketentuan

Sesuai hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen Penetapan Tim Teknis yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/HK&HAM/2021 tanggal 4 Januari 2021 tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu yang menerangkan penunjukan nama OPD sebagai Tim Teknis. (1.04.07)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 Pasal 6 yang menjelaskan:

ayat (2) “Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari perwakilan PD terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.”

ayat (3) “Staf PD teknis terkait yang duduk dalam anggota Tim Teknis sebagaimana pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala PD sesuai bidang tugasnya.”

(24)

Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan dan OPD Teknis Pengampu mengenai peraturan yang mengatur mengenai Tim Teknis.

Akibatnya Surat Keputusan Bupati Tabanan tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu yang menerangkan penunjukan nama OPD sebagai Tim Teknis belum belum sesuai ketentuan yang berlaku. Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah sepakat dengan temuan dan akan menindaklanjutinya.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk merevisi Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/122/HK&HAM/2021 Tanggal 4 Januari 2021 tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Terpadu Satu Pintu supaya yang dicantumkan sebagai Tim Teknis dalam Surat Keputusan Bupati tersebut adalah nama Petugas Teknis yang telah ditetapkan oleh Kepala PD Teknis. (09)

4. Terjadi Kesalahan Penyajian Dalam Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 Yang Merupakan Perubahan Kedua Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan

Sesuai hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen ditemukan terjadi kekeliruan dalam penyajian Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 yang merupakan Perubahan Kedua Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang tidak mengakomodir Pasal 2 ayat (3) Huruf a yang tertuang dalam Peraturan induknya yaitu Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang menjelaskan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan di Bidang Penanaman Modal antara lain: (1.04.07)

1) Izin Pendaftaran Penanaman Modal; 2) Izin Prinsip Perubahan;

3) Izin Perluasan;

4) Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan; 5) Izin Usaha;

6) Izin Usaha Perubahan; 7) Izin Usaha Perluasan; dan

(25)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 Pasal 1 yang menjelaskan: Ketentuan ayat (3) huruf b Pasal 2 angka 1, 4, 7 dihapus, ditambahkan 20 angka yakni angka 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, merubah 31 angka yakni angka 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 ,45, 46, 47, 48 ,49, 50, 51, 52, 53, 54 dan huruf c angka 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dihapus, ditambahkan 6 angka yakni angka 21, 22, 23, 24, 25, 26 dalam Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan (Berita Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2018 Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan (Berita Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2019 Nomor 22).

Hal ini disebabkan karena kurang cermatnya Tim Penyusun dan verifikator dalam menyusun Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 yang merupakan Perubahan Kedua dari Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Akibatnya Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 yang merupakan Perubahan Kedua Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan belum mengakomodir Peraturan Induknya.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah menerima temuan tersebut dan sudah melakukan koordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan terkait draf penyusunan aturan pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 serta jawaban dari Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan menyetujui untuk pembuatan Peraturan Bupati yang baru terkait Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk menerbitkan Perkada baru tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu. (09)

5. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Penyajiannya Belum Sesuai Dengan Ketentuan Sesuai hasil analisis dokumen ditemukan terjadi kekeliruan dalam penyajian Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman

(26)

Penyelenggaran Pelayanan yakni tidak konsisten dalam penyajian satuan jangka waktu pelayanan antara lain: (1.04.07)

1. Dalam penyelesaian Pelayanan Perijinan Penanaman Modal dari 8 jenis ijin menyajikan jangka waktu pelayanan dengan satuan kerja;

2. Dalam penyelesaian Pelayanan Perijinan dari 82 jenis ijin, sebanyak 6 jenis ijin menyajikan jangka waktu pelayanan dengan satuan kerja dan 38 jenis ijin menyajikan jangka waktu pelayanan dengan satuan hari;

3. Dalam penyelesaian Pelayanan Non Perijinan dari 14 jenis ijin, sebanyak 5 jenis ijin menyajikan jangka waktu pelayanan dengan satuan kerja dan 9 jenis ijin menyajikan jangka waktu pelayanan dengan satuan hari.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu daerah Pasal 28 yang menjelaskan: Jangka waktu pelayanan Perijinan dan NonPerijinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f kecuali huruf e ditetapkan paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen Perijinan dan Non Perijinan secara lengkap dan benar, kecuali yang diatur waktunya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hal ini disebabkan karena kurang cermatnya Tim Penyusun dan verifikator dalam menyusun Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan.

Akibatnya Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan belum sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi. Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah menerima temuan tersebut dan sudah dilakukan koordinasi dengan Bagian Organisasi dan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk segera membuat draf Peraturan Bupati baru mengenai aturan pelaksanaan dan SOPnya.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk merevisi Peraturan Bupati Tabanan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan. (09)

6. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 Tentang Standar Operasional Prosedur Penyajiannya Belum Sesuai dengan Ketentuan

Sesuai hasil analisis dokumen ditemukan terjadi kekeliruan dalam penyajian Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur dimana tanggal pengesahan SOP tidak disajikan. (1.04.07)

(27)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah. Pasal 12 “Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan pemerintah daerah wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan:

a. standar pelayanan; dan

b. standar operasional prosedur.”

Pasal 14 Ayat (1) “Komponen Standar Operasional Prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b meliputi:

a. nomor standar operasional prosedur; b. tanggal pembuatan;

c. tanggal revisi; d. tanggal pengesahan; e. disahkan oleh;

f. nama standar operasional prosedur; g. dasar hukum;

h. kualifikasi pelaksana; i. keterkaitan;

j. peralatan dan perlengkapan; k. peringatan;

l. pencatatan dan pendataan; m. uraian prosedur;

n. pelaksana; o. kelengkapan; p. waktu; dan q. output.”

Hal ini disebabkan karena kurang cermatnya Tim Penyusun dan verifikator dalam menyusun Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur.

Akibatnya Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur belum sesuai dengan Peraturan di atasnya.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah menerima temuan tersebut dan sudah dilakukan koordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk merevisi Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 Tentang Penerapan Standar Operasional Prosedur.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk merevisi

(28)

Peraturan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur. (09)

7. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Persetujuan Prinsip Membangun Sudah Tidak Relevan

Sesuai hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen ditemukan dalam Pelayanan Non Perijinan berupa Persetujuan Prinsip Membangun Perkada yang ada untuk dijadikan dasar dalam melakukan pelayanan masih menggunakan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Persetujuan Prinsip Membangun dimana dalam melakukan pelayanan masih menerima sumbangan pihak ketiga sesuai dengan yang dijelaskan dalam Pasal 7 “Masyarakat /Instansi/badan Hukum yang Permohonan Persetujuan Prinsip Membangunnya disetujui oleh Bupati dapat memberikan sumbangan kepada Pemerintah Kabupaten Tabanan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.” (1.04.07)

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu daerah Pasal 18 Ayat (1) “Pelaksanaan pelayanan Perijinan dan Non Perijinan tidak dipungut biaya oleh penyelenggara PTSP.”

Hal ini disebabkan karena kurang cermatnya Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan dalam memperbaharui regulasi yang digunakan dalam Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

Akibatnya Pelayanan Non Perijinan berupa Persetujuan Prinsip Membangun belum mempunyai regulasi yang relevan.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah menerima temuan tersebut dan selanjutnya akan berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Tabanan untuk memperbaharui Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Persetujuan Prinsip Membangun.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan

memerintahkan Kepala Dinas PMPPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bagian Hukum Setda Kabupaten Tabanan untuk memperbaharui Perkada tentang Persetujuan Prinsip Membangun yang mengacu pada Peraturan di atasnya yang terbaru. (09)

(29)

G. Pengujian Pelaksanaan KSWP Atas Proses Perijinan

Berdasarkan hasil permintaan keterangan dan analisis dokumen ditemukan antara lain: (1.04.07)

a. Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) belum diterapkan sepenuhnya dalam proses perijinan terutama pada pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan;

b. Walaupun kewajiban perpajakan daerah belum diselesaikan oleh pemohon, proses perijinan tetap dilakukan;

c. Implementasi KSWP Daerah selama ini masih dilakukan secara manual dengan penerbitan laporan implementasi tax clerance oleh Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan yang ditujukan ke Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kabupaten Tabanan yang di dalamnya terdapat data Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) yang sedang diproses yang dimohonkan untuk dilakukan verifikasi terhadap wajib pajak yang telah terdaftar yang nantinya ditindaklanjuti oleh Bakeuda Kabupaten Tabanan dengan menerbitkan laporan implementasi tax clearance yang menerangkan hasil dari konfirmasi terhadap pemilik usaha yang telah mendapatkan TDUP yang telah diusulkan.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak dan Penelitian Terhadap Pemenuhan Kewajiban Pajak Daerah oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 2 ayat (1) “Pemerintah Daerah melakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak sebelum memberikan layanan publik tertentu.”

Pasal 5 “Layanan Publik Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri atas:

a. Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik; b. Izin Mendirikan Bangunan;

c. Izin Trayek;

d. Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing; e. Pajak Hotel dan Restoran (PHR);

f. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); dan

g. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).”

Pasal 6 “Pemerintah Daerah dapat memberikan layanan publik tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 kepada pemohon apabila pemohon dapat memenuhi:

a. Status Wajib Pajak Valid dari KPP Pratama; atau

b. Status Wajib Pajak Valid dari Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tabanan.” Hal ini disebabkan karena belum terintegrasinya aplikasi perpajakan daerah dengan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan.

(30)

Akibatnya pelaksanaan KSWP untuk pajak yang dikelola Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan belum bisa dilaksanakan sesuai dengan amanat Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak dan Penelitian Terhadap Pemenuhan Kewajiban Pajak Daerah oleh Pemerintah Daerah.

Tanggapan dari Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan adalah sepakat dengan temuan tersebut dan akan menindaklanjutinya.

Inspektur Kabupaten Tabanan merekomendasikan Bupati Tabanan memerintahkan Kepala Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan agar berkoordinasi dengan Bakeuda Kabupaten Tabanan agar segera bisa menerapkan KSWP Daerah secara online sesuai dengan amanat Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak dan Penelitian Terhadap Pemenuhan Kewajiban Pajak Daerah oleh Pemerintah Daerah. (09)

H. Pengujian Persiapan Penilaian Mandiri Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB)

Berdasarkan Surat dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor 103/A.7/B.3/2021 Perihal Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Kinerja PTSP dan Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tanggal 22 April 2021. Tim Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kabupaten Tabanan telah melakukan survei atas berbagai kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam Penilaian Mandiri untuk Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB) pada Dinas PMPTSP Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan hasil konfirmasi dan keterangan dari Dinas PMPTSP terkait kesiapan di setiap kriteria penilaian sebagaimana yang tertera dalam Lampiran V Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penilaian Kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Pemerintah Daerah Serta Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kementrian/Lembaga dijelaskan sebagai berikut: (1.04.01)

1. Pada Kriteria Penilaian terkait dengan penyusunan peraturan daerah atau peraturan kepala daerah yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan di bidang percepatan pelaksanaan berusaha serta peraturan pelaksanaan Perijinan berusaha terintegrasi secara elektronik dengan empat (4) indikator penilaian dan delapan (8) tolak ukur penilaian dari 34 izin berusaha yang tertuang dalam Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan terdapat:

(31)

b. SOP 34 ijin berusaha belum melalui sistem OSS sudah ada berupa draf yang pada nantinya akan didefinitifkan menjadi SOP;

c. Sistem pendukung sistem OSS belum ada;

d. Evaluasi atas SOP Perijinan Berusaha melalui sistem OSS belum dilakukan sehingga belum ada tindak lanjut;

2. Pada Kriteria Reformasi pelaksanaan perijinan berusaha dan pengawalan realisasinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan terdapat:

a. Program kerja dalam rangka reformasi Perijinan Berusaha belum direncanakan;

b. Koordinasi dengan pemda lain dan PTSP Pemda di wilayahnya terkait reformasi perijinan berusaha belum dilakukan;

c. Evaluasi terhadap aktivitas identifikasi peraturan perijinan berusaha, pelaksanaan perijinan berusaha beserta permasalahannya sudah direformasi, hal ini terlihat dari Peraturan Bupati Tabanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang sudah mengalami perubahan sebanyak 2 kali yaitu pada Peraturan Bupati Tabanan Nomor 22 Tahun 2019 dan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 24 Tahun 2020; d. Rekomendasi deregulasi peraturan perijinan berusaha belum ada;

e. Aktivitas mendorong perijinan berusaha terkait waktu, biaya, pelaksanaan, dan pendampingan kepada pelaku usaha telah dilakukan sesuai ketentuan.

3. Kriteria Penilaian atas Koneksi Pemda dengan sistem OSS terkait dengan ketersediaan SOP OSS, SOP sistem pendukung OSS, dan evaluasi implementasi pemanfaatan sistem OSS dan sistem pendukungnya sudah ada berupa draf yang pada nantinya akan didefinitifkan menjadi SOP.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penilaian Kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Pemerintah Daerah Serta Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kementrian/Lembaga.

Pasal 2 yang menjelaskan:

ayat (1) Peraturan Badan ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melakukan Penilaian Kinerja PTSP dan PPB Pemda, serta Kinerja PPB Kementerian Negara/Lembaga.

ayat (2) Penilaian Kinerja PTSP dan PPB Pemda, serta Kinerja PPB Kementerian Negara/Lembaga bertujuan untuk:

a. mengetahui Kinerja PTSP dan PPB Pemda, serta Kinerja PPB Kementerian Negara/Lembaga;

b. melakukan evaluasi terhadap Kinerja PTSP dan PPB Pemda, serta Kinerja PPB Kementerian Negara/ Lembaga;

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pasal 4 ayat (3) Peraturan Bupati Jember Nomor 34 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak di

(3) Penggunaan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk keperluan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun 2018 untuk

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat 2 Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 45 Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (2), Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 19 ayat (2) Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2019 tentang

bahwa sesuai dengan ketentuan Ayat (1) Pasal 4 Peraturan Bupati Batang Nomor 22 Tahun 2017 dan untuk menjamin transparansi dan kepastian hukum dalam rangka meningkatkan pelayanan

ayat (1) Peraturan Bupati Serang Nomor 62 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang, maka perlu membentuk Unit Pencegahan

(1) Pada saat Peraturan daerah ini diundangkan sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan sudah ditetapkan, penetapan Kawasan Lahan Pertanian Pangan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup diatur dengan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan