• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TABANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TABANAN"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

TAHUN 2016 – 2021

DINAS LINGKUNGAN

HIDUP KABUPATEN

TABANAN

PEMERINTAH

KABUPATEN TABANAN

RENSTRA

(2)

KATA PENGANTAR

Swasti Angayubagya kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan

Yang Maha Esa karena atas Asung Kerta Waranugaraha-Nyalah Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan Tahun 2016 – 2021ini dapat diselesaikan.

Renstra ini merupakan salah satu rencana pembangunan jangka menengah dan perencanaan strategi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan. Dengan telah selesainya Renstra ini, maka seluruh pelaksanaan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan selama kurun waktu 5 (lima) Tahun mengacu pada Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan ini.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup ini dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan DinasLingkungan Hidup selama tahun 2016-2021.

Demikian untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

JALAN PAHLAWAN NOMOR 1A TELP. ( 0361 ) 812623

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 2 Daftar Isi ... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 4 1.2. Landasan Hukum ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra... 7

1.4. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TABANAN 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi………. 11

2.2. Struktur Organisasi... 26

2.3. Sumber Daya ... 28

2.4. Kinerja Pelayanan ... 29

2.5. Kekuatan, Kelamahan, Peluang, dan Ancaman OPD ... 32

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD……… 34

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah……….. 35

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dan Renstra Kabupaten……….... 38

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS……… 39

3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis………... 40

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Tujuan dan Sasaran DLH Kabupaten Tabanan ... 43

4.2. Strategi dan Kebijakan ... 44

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Kegiatan ... 46

5.2. Pendanaan Indikatif Program/KegiatanTahun 2016 – 2021 ... 48

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1 Indikator Kinerja DLH ... 62

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Tabanan memiliki luas daratan yang relatif kecil yaitu sekitar 839,33 km2, dengan jumlah penduduk yang wajib KTP sebanyak 454.482 jiwa sesuai data SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah) Kabupaten Tabanan Tahun 2015. Tingkat kepadatan rata-rata penduduk sebesar 685.477% dengan pertumbuhan penduduk 10,0%/tahun berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tabanan. Secara administrasi Kabupaten Tabanan dibagi menjadi 10 kecamatan, 133 desa/kelurahan, 133 desa swasembada, dan sawah irigasi 21.962 Ha

Dengan melihat luas Kabupaten Tabanan yang kecil tetapi memilik iperkembangan jumlah penduduk yang sangat signifikan, maka selayaknya dalam perencanaan pembangunan di Tabanan kiranya prinsip-prinsip keseimbangan ekologi dari berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan patut dilestarikan, sehingga Tabanan yang SERASI (Sejahtera, Aman dan Berprestasi) yang tertuangdalam Visi Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan tahun 2016-2021 dapat tercapai.

Kabupaten Tabanan mempunyai keterbatasan terhadap ketersediaan sumber daya alam yang dimiliki, akan tetapi memiliki kebudayaan daerah dan lingkungan alam yang merupakan potensi dan andalan sebagai sumber pembangunan. Potensi lokal yang sangat khas yang dimiliki Kabupaten Tabanan seperti keunikan alam, budaya, termasuk sistem sosial dan tata cara kehidupan yang senantiasa menopang gerak pembangunan, harus dijag akelestarian dan keberlanjutannya. Untuk itu, pengelolaan sumberdaya alam seharusnya mengacu kepada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan.

Sehubungandengan hal tersebut,sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 serta amanat PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang RPJMD Pemerintah Kabupaten Tabanan maka setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-OPD yang merupakan dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 (lima) tahun

1.2 Landasan Hukum

Renstra Dinas Lingkungan Kabupaten Tabanan disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

(5)

2. Undang-UndangNomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-UndangNomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan;

5. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025;

6. Undang-UndangNomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7. Undang-UndangNomor 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaa n Lingkungan Hidup;

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

(6)

21. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

22. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup;

25. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS;

27. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2013 tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administrasi di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

28. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata;

29. Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

31. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

32. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

33. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

34. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Tabanan (Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 11);

(7)

35. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021;

36. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

37. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Keputusan yang bersifat Penetapan;

38. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

39. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan; 40. Peraturan Bupati Tabanan Nomor 54 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Perangkat

Daerah Tahun 2016-2021 Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra

1.3.1 Maksud

Sebagai perwujudan perencanaan strategis yang meliputi Visi, Misi, Strategi, Tujuan, dan Sasaran yang akan dicapai oleh OPD Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan dalam kurun waktu tahun 2016-2021.

1.3.2 Tujuan

Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan dalam mengimplementasikan program-program/kegiatan pembangunan lingkungan hidup Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021.

1.4 Sistematika Penulisan

Sebelum membahas sistematika penulisan, perlu terlebih dahulu memahami alur pikir penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan 2016-2021. Dalam penyusunan Renstra ini diawali dengan analisis kondisi masa lalu dan saat ini, yang menyangkut hasil yang telah dicapai, kemudian dilakukan identifikasi lingkungan strategis internal dan eksternal. Perumusan visi dan misi, analisis kondisi yang diharapkan, strategi dan arah kebijakan pembangunan serta program pembangunan dilakukan dengan mengacu hasil analisis lingkungan strategis dan tahapan lima tahunan dalam Renstra DLH Kabupaten Tabanan. Adapun alur pikir penyusunan Renstra DLH Kabupaten Tabanan digambarkan sebagai berikut:

(8)

RPJMD Kabupaten Tabanan (Tahapan Ketiga RPJP)

Visi dan Misi DLH

Strategi dan Arah kebijakan Analisis kondisi yang

diharapkan

--- Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai 5 th kedepan

Identifikasi lingkungan strategis

--- Analisis factor eksternal dan internal

Analisis kondisi yang lalu dan saat ini Masalah dan tantangan yang dihadapi PROGRAM INDIKATOR Kegiatan Tahunan Renstra DLH 2016-2021

Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Renstra DLH Kabupaten Tabanan 2016-2021

Proses yang dilakukan dalam penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan sebagai berikut:

1. Analisis Lingkungan Organisasi

Analisis lingkungan organisasi internal, dilakukan terhadap organisasi, tugas, fungsi, pelaksanaan tugas dan fungsi DLH. Analisis lingkungan organisasi eksternal, dilakukan terhadap keberadaan organisasi (instansi), mitra kerja DLH dan usaha serta lembaga swadaya masyarakat Analisis lingkungan organisasi menghasilkan identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berkaitan dengan keberadaan DLH dan mitra kerjanya.

2. Analisis Lingkungan Strategis

Analisis lingkungan strategis dilakukan terhadap kondisi serta permasalahan lingkungan di Kabupaten Tabanan. Analisis tersebut menghasilkan identifikasi peluang dan kendala/tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan lingkungan hidup.

3. Perumusan Visi dan Misi

Dengan mempertimbangan hasil analisis lingkungan dan lingkungan strategis, maka dilakukan perumusan visi DLH yang menggambarkan angan-angan atau keinginan yang akan diwujudkan sampai dengan tahun 2021. Dengan memperhatikan kedudukan, tugas dan fungsi DLH yang dirumuskan misi dalam rangka mewujudkan atau menjabarkan Visi yang telah ditetapkan.

(9)

4. Perumusan Tujuan dan Sasaran

Tujuan dirumuskan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut bersifat kualitatif dan menggambarkan kondisi yang ingin dicapai secara bertahap dan berkesinambungan dalam kurun waktu lima tahun. Tujuan yang telah dirumuskan memberikan arah dalam perumusan sasaran, program, serta kegiatan dalam rangka melaksanakan visi dan misi Bupati Tabanan. Sasaran dan arah kebijakan dalam Renstra DLH dirumuskan dengan memperhatikan sasaran dan arah kebijakan dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Tabanan serta faktor kunci keberhasilan. Arah kebijakan memberikan gambaran cara-cara yang perlu ditempuh dalam rangka melaksanakan misi DLH Kabupaten Tabanan. Sasaran dirumuskan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan setiap tujuan diwujudkan melalui beberapa sasaran. Untuk menjaga konsistensi antara Renstra DLH dengan RPJMD, sasaran utama ditetapkan dalam Renstra sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD selain itu dirumuskan pula sasaran-sasaran lain yang diperlukan untuk mendukung pencapaian utama. Setiap sasaran dilengkapi dengan indikator sasaran dan rencana (target) capaian sasaran.

5. Perumusan Kebijakan dan Program

Kebijakan yang dimaksud adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi yang ditetapkan. Sedangkan program-program untuk mencapai sasaran adalah program-program-program-program yang ditetapkan dalam RPJMD. Setiap proram tersebut telah dilengkapi dengan kegiatan pokok sebagai pedoman untuk penyusunan rencana kegiatan.

Adapun penulisan dokumen Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN TABANAN

2.1 Tugas dan Fungsi dan Struktur Organisasi OPD 2.2 Struktur Organisasi OPD

(10)

2.4 Kinerja Pelayanan OPD

2.5 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman OPD

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD 3.2 Telaahan Visi Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Renstra Kabupaten

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan OPD

4.2 Strategi dan Kebijakan OPD

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program dan Kegiatan

5.2 Pendanaan Indikatif Program/Kegiatan Tahun 2016-2021

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(11)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TABANAN

Sesuai dengan program kerja Pemerintah Republik Indonesia yang berazaskan Trisakti yaitu kedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk itu dalam rangka mewujudkan tiga azas tersebut, program pemerintah yang berkaitan dengan lingkungan hidup tertuang dalam konsep dan program Nawa Cita adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan dan memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial, melalui kebijakan memperkuat pendidikan, kebhinekaan, dan terciptanya dialog antarwarga. Untuk daerah Kabupaten Tabanan, program Nawa Cita ini telah terimplementasi melalui lima misi Pemerintah Kabupaten Tabanan yang salah satunya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur dalam rangka mengembangkan pusat pertumbuhan wilayah yang berwawasan lingkungan dengan tujuan meningkatkan kualitas infrastruktur dalam rangka memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah

2.1 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi

2.1.1 Tugas Pokok

Sesuai Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup diatur dengan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan, maka Tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan adalah melaksanakan urusan pemerintahan dalam bidang pengelolaan dan pengendalian kerusakan lingkungan. 2.1.2 Fungsi

Fungsi yang diamanatkan adalah Perumusan kebijakan teknis sesuai lingkup tugasnya. Penyelenggaraan pelayanan umum sesuai lingkup tugasnya, Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai lingkup tugasnya dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

2.1.3 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun rincian tugas masing – masing pejabat DLH Kab. Tabanan sebagai berikut: 1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas :

a. Menyusun program dan Rancangan Rencana Kerja Dinas berdasarkan kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(12)

c. Merumuskan kebijakan umum Dinas serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan kewenangan;

d. Mendistribusikan kebijakan umum Dinas serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan kewenangan;

e. Menilai prestasi kerja bawahan;

f. Menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota;

g. Melakukan pengendalian terhadap pelayanan umum dan perizinan; h. Membina bawahan dalam pencapaian program Dinas;

i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan; j. Melaksanakan pembinaan umum dan pembinaan teknis; k. Melaksanakan sistem pengendalian intern;

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

2. Sekretaris Dinas mempunyai tugas :

a. Mengkoordinasikan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup;

b. Menyelenggarakan pengendalian internal pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Lingkungan Hidup;

c. Merumuskan sasaran kesekretariatan pada Dinas Lingkungan Hidup;

d. Menyelenggarakan urusan umum, perencanaan, keuangan, hukum dan kepegawaian;

e. Membina, mengarahkan bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas;

f. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi abis;

g. Mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

h. Menilai hasil kerja bawahan untuk pedoman pengembangan karier;

i. Menginventarisasi permasalahan Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup serta pengupayakan alternatif pemecahannya;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; dan

k. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

2.1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. Melaksanakan urusan ketatausahaan umum;

b. Melaksanakan urusan rumah tangga dan pemeliharahan barang pada skpd; c. Melaksanakan administrasi kepegawaian serta mengadakan pembinaan dan

peningkatan disiplin pegawai di lingkungan skpd berdasarkan ketentuan yang berlaku;

(13)

d. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

e. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

f. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; g. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier;

h. Menginventarisasi permasalahan sub bagian umum dan kepegawaian serta mencari alternatif pemecahannya;

i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; dan j. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban.

2.2 Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan mempunyai tugas :

a. melaksanakan pembukuan, perhitungan anggaran, verifikasi dan perbendaharaan administrasi keuangan;

b. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran; c. menyusun laporan keuangan SKPD secara berkala;

d. melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, distribusi dan administrasi penghapusan barang;

e. menyusun laporan dan akuntansi aset dan barang;

f. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapakan agar tugas-tugas terbagi habis;

g. memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

h. membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; i. menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier;

j. menginventarisasi permasalahan Sub Bagian Keuangan serta mencari alternatif pemecahannya;

k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; dan

l. membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

3. Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) mempunyai tugas :

a. inventarisasi data dan informasi sumberdaya alam; b. penyusunan dokumen RPPLH;

c. koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam RPJP dan RPJM; d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH;

(14)

f. koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

g. penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan hidup);

h. sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan dan Ekoregion; i. penyusunan NSDA dan LH;

j. penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah; k. penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;

l. sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH; m. penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten; n. pengesahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

o. fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS; p. fasilitasi pembinaan penyelenggaraan KLHS;

q. pemantauan dan evaluasi KLHS;

r. koordinasi penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, izin lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);

s. penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL);

t. penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan (komisi penilai, tim pakar dan konsultan);

u. pelaksanaan proses izin lingkungan;

v. penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayan pengaduan dan penyelesaian pengaduan masyarakat;

w. fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

x. pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan;

y. penyusunan rekomendasi tindaklanjut hasil verifikasi pengaduan;

z. pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring dan pelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan;

aa. penyelesaian sengketa lingkungan baik di luar pengadilan maupun melalui pengadilan;

bb. sosialisasi tata cara pengaduan;

cc. pengembangan sistem informasi penerimaan pengaduan masyarakat atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

dd. penyusunan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;

(15)

ee. pelaksanaan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;

ff. pelaksanaan pengawasan tindaklanjut rekomendasi hasil evaluasi penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;

gg. pembinaan dan pengawasan terhadap Petugas Pengawas Lingkungan Hidup Daerah;

hh. pembentukan tim koordinasi penegakan hukum lingkungan; ii. pembentukan tim monitoring dan koordinasi penegakan hukum;

jj. pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

kk. pelaksanaan penyidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup; dan ll. penanganan barang bukti dan penanganan hukum pidana secara terpadu.

mm. menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

nn. melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

oo. membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan imformasi dan pertanggungjawaban.

3.1 Kepala Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan mempunyai tugas : a. inventarisasi data dan informasi sumberdaya alam;

b. penyusunan dokumen RPPLH;

c. koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam RPJP dan RPJM; d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH;

e. penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

f. koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

g. penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan hidup);

h. sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan dan Ekoregion; i. penyusunan NSDA dan LH;

j. penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah; k. penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;

l. sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH; m. penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten; n. pengesahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

o. fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS; p. fasilitasi pembinaan penyelenggaraan KLHS;

(16)

r. koordinasi penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, izin lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);

s. penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL);

t. penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan (komisi penilai, tim pakar dan konsultan);

u. pelaksanaan proses izin lingkungan;

v. menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

w. melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

x. membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

3.2 Kepala Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan mempunyai tugas: a. Penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayanan pengaduan dan penyelesaian

pengaduan masyarakat;

b. Fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

c. Pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan;

d. Penyusunan rekomendasi tindak lanjut hasil verifikasi pengaduan;

e. Pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring dan pelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan;

f. Penyelesaian sengketa lingkungan baik diluar pengadilan maupun melalui pengadilan;

g. Sosialisasi tata cara pengaduan; dan

h. Pengembangan sistem informasi penerimaan pengaduan masyarakat atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

i. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

k. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

3.3 Sub Bidang Penaatan Hukum mempunyai tugas :

a. Penyusunan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan atau pengelolaan lingkungan;

b. Pelaksanaan pengawasan terhadap penerimaan izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;

(17)

c. Pelaksanaan pengawasan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi penerimaan izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;

d. Pembinaan dan pengawasan terhadap Petugas Pengawasan Pembentukan Tim Koordinasi Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Daerah;

e. Pembentukan tim koordinasi penegakan hukum lingkungan; f. Pembentukan tim monitoring dan koordinasi penegakan hukum;

g. Pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

h. Pelaksanaan penyidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup; dan i. Penanganan barang bukti dan penanganan hukum pidana secara terpadu.

j. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

l. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

4. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Peningkatan Kapasitas mempunyai tugas:

a. Penyusunan informasi pengelolaan sampah tingkat kabupaten/Kota;

b. Penetapan terkait pengurangan sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu;

c. Perumusan kebijakan pengurangan sampah;

d. Pembinaan pembatasan timbunan sampah kepada produsen/industry;

e. Pembinaan pengunaan bahan baku produksi dan kemasan yang mampu diurai oleh proses alam;

f. Pembinaan pendaur ulang sampah;

g. Penyediaan fasilitas pendaur ulang sampah;

h. Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari produk dan kemasan produk; i. Perumusan kebijakan penanganan sampah kabupaten/Kota;

j. Koordinasi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah;

k. Penyediaan sarpras penanganan sampah;

l. Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah; m. Penetapan lokasi tempat TPS, TPST dan TPA sampah;

n. Pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir dengan sistem pembuangan open dumping;

o. Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah; p. Pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan pemrosesan akhir sampah;

(18)

q. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;

r. Pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan sampah;

s. Penyusunan kebijakan perizinan pengelolaan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta;

t. Pelaksanaan perizinan pengelolaan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta,;

u. Perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);

v. Pelaksanaanpembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);

w. Perumusan penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan sementara limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam suatu daerah Kabupaten/Kota;

x. Pelaksanaan perijinan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten/Kota;

y. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten/Kota;

z. Penyusunan kebijakan perizinan pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah Kabupaten/Kota;

aa. Pelaksanaan perizinan bagi pengumpulan limbah B3;

bb. Pelaksanaan perizinan pengangkutan limbah B3 menggunakan alat angkut roda 3 (tiga) dilakukan dalam satu daerah Kabupaten/Kota;

cc. Pelaksanaan perizinan Penimbunan Limbah B3 dilakukan dalam satu daerah Kabupaten/Kota;

dd. Pelaksanaan perizinan penguburan limbah B3 medis;

ee. Pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan,pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan limbah B3;

ff. Penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

gg. Identifikasi verifikasi dan validasi serta penetapan pengakuan keberadanaan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(19)

hh. Penetapan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; ii. Pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA;

jj. Pembentukan panitia pengakuan masyarakat hukum adat;

kk. Penyusunan data dan informasi profil MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

ll. Penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

mm. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

nn. Pelaksanaan fasilitas kerjasama dan pemberdayaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

oo. Penyiapan model peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

pp. Penyiapan sarpras peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

qq. Pengembangan materi diklat dan penyuluhan LH; rr. Pengembangan metode diklat dan penyuluhan LH; ss. Pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH;

tt. Peningkatan kapasitas infrastruktur dan penyuluhan LH; uu. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli LH; vv. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan penyuluhan; ww. Penyiapan sarpras diklat dan penyuluhan LH;

xx. Pengembangan jenis penghargaan LH;

yy. Penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan LH; zz. Pelaksanaan penilaian dan pemberian penghargaan;

aaa. Pembentukan tim penilaian penghargaan yang kompeten; dan dukungan program pemberian penghargaan tingkat Provinsi dan Nasional.

bbb. Pelaksanakan pengawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

ccc. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tanaman dan penghijauan;

ddd. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan dalam penataan taman; dan

eee. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan taman untuk peningkatan kualitas dan pemulihan lingkungan.

fff. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta

(20)

ggg. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

hhh. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

4.1 Kepala Seksi Pengelolaan Sampah mempunyai tugas:

a. Penyusunan informasi pengelolaan sampah tingkat Kabupaten/Kota;

b. Penetapan target pengurangan sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu;

c. Perumusan kebijakan pengurangan sampah;

d. Pembinaan pembatasan timbunan sampah kepada produsen/industri;

e. Pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang mampu diurai oleh proses alam;

f. Pembinaan pendaurulangan sampah;

g. Penyediaan fasilitas pendaurulangan sampah;

h. Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari produk dan kemasan produk; i. Perumusan kebijakan penanganan sampah di kabupaten/kota;

j. Koordinasi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah;

k. Penyediaan sarpras penanganan sampah;

l. Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah; m. Penetapan lokasi tempat TPS, TPST, dan TPA sampah;

n. Pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir dengan sistem pembuangan open dumping;

o. Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah; p. Pemberian kompentasi dampak negatif kegiatan pemrosesan akhir sampah; q. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan dengan badan

usaha pengelolaan sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah; r. Pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan sampah;

s. Penyusunan kebijakan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta;

t. Pelaksanaan perizinan pengelolaan sampah; pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta.

u. Perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha); dan

v. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);

w. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

(21)

y. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

4.2 Kepala Seksi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mempunyai tugas:

a. Perumusan penyusunan kebijakan perijinan penyimpanan sementara limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah kabupaten/kota;

b. Pelaksanaan perijinan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah kabupaten/kota;

c. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah kabupaten/kota;

d. Penyusunan kebijakan perizinan pengumpulan dan pengangkutan limbah B3( pengajuan, perpanjangan,perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah kabupaten/kota;

e. Pelaksanaan perizinan bagi pengumpulan limbah B3;

f. Pelaksanaan perizinan pengangkutan limbah B3 menggunakan alat angkut roda 3 (tiga) dilakukan dalam satu daerah kabupaten/kota;

g. Pelaksaan perizinan Penimbunan Limbah B3 dilakukan dalam satu daerah kabupaten/kota;

h. Pelaksaan perizinan limbah B3 medis; dan

i. Pemantauan pengawasan terhadap pengelolaan, pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan limbah B3.

j. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

l. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban.

4.3 Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup dan Pertamanan mempunyai tugas:

a. penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kerifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; b. identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan pengakuan keberadaan

masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(22)

c. penetapan tanah ulayat merupakan keberadaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; d. pelaksaan komunikasi dialogis dengan MHA;

e. pembentukan panitia pengakuan masyarakat hukum adat;

f. penyusunan data dan informasi profil MHA, kerifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

g. Penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

h. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

i. Pelaksaan fasilitas kerjasama dan pemberdayaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

j. Penyiapan model peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

k. Penyiapan sapras peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

l. Pengembangan materi diklat dan penyuluhan LH; m. Pengembangan metode diklat dan penyuluhan LH; n. Pelaksaanan diklat dan penyuluhan LH;

o. Peningkatan kapasitas instuktur dan penyuluh LH;

p. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli LH; q. Pelaksaan identifikasi kebutuhan diklat dan penyuluhan; r. Penyiapan sapras diklat dan penyuluhan LH;

s. Pengembangan jenis penghargaan LH;

t. Penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan LH; u. Pelaksanaan penilaian dan pemberian penghargaan LH; v. Pembentukan penilaian dan penghargaan yang kompeten; dan

w. Dukungan program pemberian penghargaan tingkat kabupaten dan nasional; x. Melaksanakan pengawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

y. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tanaman dan penghijauan;

z. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan dalam penataan taman; dan

aa. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan taman untuk peningkatan kualitas dan pemulihan lingkungan;

bb. Menginvetarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

(23)

dd. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban.

5. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup mempunyai tugas :

a. Pelaksanaan pemantauan sumber pencemar institusi dan non institusi; b. Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara, tanah serta pesisir dan laut; c. Penentuan baku mutu lingkungan;

d. Pelaksanaan penanggulangan pencemaran (pemberian informasi, pengisolasian serta penghentian) sumber pencemar institusi dan non institusi;

e. Pelaksaan pemulihan pencemaran (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber pencemar institusi dan non institusi;

f. Penentuan baku mutu sumber pencemar;

g. Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;

h. Penyusunan kebijakan pembinaan terhadap sumber pencemaraan institusi dan non institusi;

i. Pelaksanaan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non institusi; j. Pelaksanaan pembinaan tidak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sumber

pencemar institusi dan non institusi;

k. Penyediaan sapras pemantuan lingkungan (laboratorium lingkungan); l. Penentuan kinerja baku kerusakan lingkungan;

m. Pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan;

n. Pelaksaan penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan;

o. Pelaksanaan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan restorasi) kerusakan lingkungan;

p. Pelaksanaan perlindungan sumber daya alam; q. Pelaksanaan pengawetan sumber daya alam;

r. Pelaksanaan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam; s. Pelaksanaan pencadangan sumber daya alam;

t. Pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;

u. Pelaksanaan inventarisasi GRK dan penyusunan profil emisi GRK; v. Perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;

w. Penetapan kebijakan dan pelaksanaan konservasi, pemanfaatan berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati;

x. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati; y. Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati; dan

(24)

z. Pengembangan sistem informasi dan pengelolaan data base keanekaragaman hayati;

aa. Mengiventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

bb. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

cc. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

5.1 Kepala Seksi Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas:

a. Pelaksanaan pemantauan sumber pencemaran institusi dan non institusi; b. Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara, tanah serta pesisir dan laut; c. Penentuan baku mutu lingkungan;

d. Pelaksanaan penanggulangan pencemaran (pemberian informasi, pengisolasian serta penghentian) sumber pencemar institusi dan non institusi;

e. Pelaksanaan pemulihan pencemaran (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber pencemar institusi dan non institusi;

f. Penentuan baku mutu sumber pencemar;

g. Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;

h. Penyusunan kebijakan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non institusi;

i. Pelaksanaan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non institusi; j. Pelaksanaan pembinaan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sumber

pencemar institusi dan non institusi; dan

k. Penyediaan sapras pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan).

l. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

n. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

5.2 Kepala Seksi Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas: a. Penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan; b. Pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan;

c. Pelaksanaan penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan; dan

d. Pelaksanaan pemulihan (pembersihan, remediasi, sehabilitasi dan restorasi) kerusakan lingkungan;

(25)

e. Menginventarisasi permasalahan yang menjadi bidang tugasnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

g. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

5.3 Kepala Seksi Pemeliharan Lingkungan Hidup mempunyai tugas:

a. Melaksanakan program dan kegiatan Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup; b. Merumuskan perencanaan pada seksi pemeliharaan lingkungan sebagai bahan

kajian perumusan pada bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup;

c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

d. Memberikan petunjuk kepada bawahan agar hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan;

e. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; f. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier;

g. Menginventarisasi permasalahan seksi pemeliharaan lingkungan hidup serta mengupayakan alternatif pemecahannya;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; dan

i. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

Sementara itu untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup juga dibentuklah Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Peraturan Bupati Tabanan No. 36 Tahun 2014, yaitu :

UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja yang mempunyai tugas :

a. Merencanakan dan melaksanakan kegiata UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja

b. Mengkoordinasikan Kegiatan UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja bersama instansi terkait untuk terciptanya sinkronisasi tugas;

c. Mengumpulkan dan mengolah data untuk pedoman kerja;

d. Melakukan pelayanan, pengawasan, pengendalian dan evauasi pelaksanaan operasional pengolahan sampah dn lumpur tinja berdasarkan ketentuan yang berlaku;

e. Melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(26)

f. Membagi tugas kepada bawahan berdasarkan ketentuan yang berlaku agar tugas terbagi habis;

g. Membina, memberi ptunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan;

h. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier;

i. Menginventasisasi permasalahan serta mengupayan alternatif pemecahannya; j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

k. Membuat laporan hasil kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.

2.2 Struktur Organisasi / Sumber Daya Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan sesuai Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata kerja perangkat daerah Kabupaten Tabanan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan, memiliki struktur Organisasi terdiri dari:

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat Dinas ;

c. Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

d. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peningkatan Kapasitas;

e Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup; dan f. UPT Lembaga Teknis Daerah.

Dengan rincian sebagai berikut:

a. Kepala Dinas sebagai pemimpin tertinggi

b. Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris yang membawahi : 1. Sub Bag. Umum dan Kepegawaian; dan

2. Sub Bag. Keuangandan Perencanaan.

c. Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidupdipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawahi :

1. Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan;

2. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan; dan 3. Seksi Penegakan Hukum Lingkungan.

d. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peningkatan Kapasitas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawahi :

1. Seksi Pengelolaan Sampah;

2. Seksi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; dan

(27)

e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawahi :

1. Seksi Pencemaran Lingkungan; 2. Seksi Kerusakan Lingkungan; dan 3. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup. f. UPT Lembaga Teknis Daerah

Berikut Bagan Struktur Kelembagaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan:

2.3 Sumber Daya

Disamping dukungan anggaran faktor yang sangat menentukan pencapaian bidang lingkungan hidup Daerah Kabupaten Tabanan adalah dukungan sumber daya yang dimiliki. Dukungan Sumber Daya Manusia masing-masing jenis pelayanan dirinci perjenjang pendidikan sebagai berikut:

a. Jumlah Pegawai 170 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan b. Tingkat Pendidikan :

S2 : 6 Orang S1 : 27 Orang

Kepala Dinas Lingkungan Hidup

Jabatan Fungsional Sekretariat

Sub Bag. Umum dan Kepegawaian

Sub Bag. Keuangan dan Perencanaan

Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak

Lingkungan

Seksi Penegakan Hukum Lingkungan Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa

Lingkungan

UPT

Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peningkatan Kapasitas

Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup dan Pertamanan Seksi Limbah Bahan

Berbahaya Seksi Pengelolaan Sampah Seksi Pemeliharaan Lingkungan Seksi Kerusakan Lingkungan Seksi Pencemaran Lingkungan

Sub Bagian Tata Usaha

(28)

D3 : 1 Orang SMA : 75 Orang SLTP : 31 Orang SD : 30 Orang

c. Rincian disiplin ilmu pejabat pada Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tabanan S2 dan S1: Sarjana dan S2 Kajian Lingkungan : 1 Orang

Sarjana dan S2 Keuangan Daerah : 1 Orang Sarjana dan S2( Magister Sain) : 1 Orang Sarjana dan S2 Tehnik MDEV.Plg : 1 Orang Sarjana dan S2 Lingkungan : 1 Orang Sarjana dan S2 Kesehatan : 1 Orang Sarjana Sosial Politik : 11 Orang Sarjana Tehnik : 3 Orang Sarjana Kesehatan : 2 Orang Sarjana Ekonomi : 3 Orang Sarjana Pertanian : 2 Orang Sarjana Peternakan : 1 Orang Sarjana Muda (D3) : 1 Orang d. Jumlah Pegawai / tenaga sebanyak 852 orang terdiri dari:

1. Pegawai Negeri Sipil : 170 orang

2. Tenaga Kontrak Administrasi : 58 orang 3. Tenaga Kontrak Kegiatan : 539 orang 4. Outsorcing Tenaga Kebersihan : 85 orang c. Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Struktural:

1. Eselon II.B : 1 orang

2. Eselon III.A : 1 orang

3. Eselon III.B : 3 orang

4. Eselon IV.A : 11 orang

5. Eselon V.A : 1 orang

d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan:

1. Golongan IV : 7 orang

2. Golongan III : 27 orang

3. Golongan II : 75 orang

(29)

2.4 Kinerja Pelayanan

2.4.1 Kinerja Pelaksanaan

Berdasarkan visi, misi, kebijakan umum secara langsung menunjukkan bahwa urusan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup merupakan bagian yang ada didalam rencana strategis OPD, akan tetapi dalam melaksanakan misi tersebut penerapan standar pelayanan minimal sudah masuk di dalamnya dan sudah ada kegiatan yang mendukung secara berkesinambungan sejak tahun 2011-2015

Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan berpedoman pada ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut maka Kementerian Lingkungan Hidup telah menindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Mendasarkan ketentuan dalam kedua Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Tabanan mempunyai empat jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup yaitu:

1. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air

2. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak

3. Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau tanah untuk produksi Biomassa

4. Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Adapun realisasi pelaksanaan untuk masing-masing jenis pelayanan SPM bidang lingkungan hidup setiap tahun mulai tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

(30)

Tabel 2.1

Realisasi Target Capaian SPM Jenis Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air Tahun 2011-2015

Tahun Target (%) Realisasi (%) Keterangan

2011 60 100 Tuntas 2012 80 100 Tuntas 2013 100 100 Tuntas 2014 100 100 Tuntas 2015 100 100 Tuntas Tabel 2.2

Realisasi Target Capaian SPM Jenis Pelayanan

Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak Tahun 2011-2015 Tahun Target (%) Realisasi (%) Keterangan

2011 60 100 Tuntas 2012 80 100 Tuntas 2013 100 100 Tuntas 2014 100 100 Tuntas 2015 100 100 Tuntas Tabel 2.3

Realisasi Target Capaian SPM Jenis Pelayanan

Informasi Status Kerusakan Lahan Dan/Atau Tanah Untuk Produksi Biomassa Tahun 2011-2015

Tahun Target (%) Realisasi (%) Keterangan

2011 60 - Tuntas

2012 80 - Tuntas

2013 100 - Tuntas

2014 100 - Tuntas

2015 100 - Tuntas

Keterangan: Untuk Jenis Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau tanah produksi biomassa tahun 2011-2015 tidak dapat dilaksanakan karena belum ada peta lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa dari pusat kementerian lingkungan hidup untuk daerah Kabupaten Tabanan.

(31)

Tabel 2.4

Realisasi Target Capaian SPM Jenis Pelayanan

Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Tahun 2011-2015

Tahun Target (%) Realisasi (%) Keterangan

2011 60 100 Tuntas

2012 80 100 Tuntas

2013 100 100 Tuntas

2014 100 100 Tuntas

2015 100 100 Tuntas

2.4.2. Capaian RPJMD Kabupaten Tabanan Tahun 2011-2015

Implementasi capaian RPJMD Kabupaten Tabanan Tahun 2011-2015 yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan telah dilaksanakan dengan baik (tuntas)

Tabel 2.5

Implementasi Capaian RPJMD Kabupaten Tabanan Tahun 2011-2015

NO Bidang Urusan Pemerintahan dan program prioritas pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

KET Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Presentase kasus pencemaran lingkungan yang ditangani secara tuntas 10% 10% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% Tuntas

Selain hal tersebut diatas sebagai Instansi Pemerintah di Kabupaten Tabanan, pembentukan Dinas Lingkungan Hidupadalah merupakan penggabungan dari Badan Lingkungan Hidup Dan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan, yang mana pada Dinas Lingkungan Hidup juga terdapat urusan dan kewenangan dibidang kebersihan, dan pertamanan meliputi ruang lingkup pengelolaan di bidang kebersihan dan pertamanan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan.

(32)

2.5 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman OPD

Berdasarkan isu strategis pengelolaan lingkungan hidup yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Tabanan 2011-2015 dan kondisi yang ada, maka dicari adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemungkinan timbul, sebagai berikut:

2.5.1. Kekuatan

1. Peraturan perundang-undangan 2. Awig-awig Desa Pakraman

3. Kearifan Lokal (Tri Hita Karana, Tri Mandala, Tumpek Uduh/Kadang, Nyeraga Gunung dan lain-lain)

4. Keberadaan desa pakraman 5. LSM

6. Lembaga Sosial lainnya 2.5.2. Kelemahan

1. Masih rendahnya pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

2. Masih kurang jelasnya/ketidakpastian substansi dari produk hukum di bidang lingkungan hidup.

3. Masih belum jelasnya mekanisme keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

4. Kurangnya pemahaman masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan tentang hakekat dan fungsi AMDAL, RKL dan RPL.

5. Pertambahan Penduduk dan perkembangan pemukiman di Kota Tabanan. 6. Peningkatan volume dan karakteristik sampah.

7. Paradigma sistem pengolahan sampah di masyarakat. 8. Semakin tingginya biaya pengelolaan sampah.

9. Luasnya cakupan pelayanan Dinas Lingkungan Hidup.

10. Semakin kritisnya masyarakat terhadap tuntutan pembangunan daerah. 2.5.3. Peluang

1. Penerapan KLHS untukKabupatenTabanan

2. Potensi sumberdayaalam (sungai, danau, pesisirdanpantai, ekosistemhutan)

3. Keindahanalam (lansekapalamidan lansekapbuatan), budaya, adatistiadat/kearifanlokal yang cukupbesar

4. Adanya peraturan perundang -undangan terkait pengelolaan persampahan

5. Meningkatnya keterpaduan antar sektor dalam pembangunan prasarana dan sarana khususnya pembangunan prasarana persampahan dan Ruang Terbuka Hijau.

(33)

7. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang menjadi modal pelaksanaan tugas dan fungsi dinas, seperti gedung kantor, sarana angkutan persampahan, dan peralatan perlengkapan kantor lainnya.

8. Terbukanya kesempatanmengikuti pendidikan formaldaninformaluntuk meningkatkan kualitas SDM Aparatur DLH.

9. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi sangat mendukung dalam pengembangan dan penyusunan perencanaan.

10. Adanya program - program dan kegiatan pemerintah pusat yang dilaksanakan didaerah dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur penyehatan lingkungan pemukiman, seperti pembangunan fasilitas 3R, dan bank sampah.

2.5.4. Ancaman

1. Meningkatnya degradasi lingkungan dapat terjadi karena kesalahan dalam memformulasikan pengertian otonomi daerah dengan melakukan pembangunan yang berdalih meningkatkan PAD apabila tidak mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

2. Adanya kebijakan yang berorientasi pada peningkatan ekonomi tanpa memperhatikan aspek lingkungan, pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukan, serta pelanggaran pemanfaatan ruang baik di daerah hulu, tengah, maupun hilir akan menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan daya dukung dan daya tamping lingkungan.

3. Ancaman lainnya yang memperparah kerusakan lingkungan adalah aktivitas pembangunan yang dapat merusak hutan, danau, lahan pertanian, lingkungan pesisir. 4. Alih fungsi lahan menyebabkan rusaknya habitat flora dan fauna sehingga dapat

(34)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD

Adapun Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut:

1. Bagi sebagian besar para pelaku usaha, masyarakat dan para pengambil kebijakan masih beranggapan bahwa melakukan proses produksi atau kegiatan yang ramah lingkungan memerlukan biaya yang mahal dan memperbesar biaya produksi dan memperkecil keuntungan serta menghambat investasi. Pemahaman yang seperti ini merupakan tantangan dalam upaya pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan, terutama pengendalian pencemaran air sungai, air tanah, danau beratan dan pencemaran udara. 2. Masih terbatasnya kelompok masyarakat yang peduli terhadap lingkungan serta

terbatasnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya menjaga kualitas lingkungan untuk menjaga kualitas hidup manusia. Kondisi ini menyebabkan replikasi percontohan tentang pengelolaan lingkungan belum berkembang secara cepat seperti yang diharapkan. 3. Keterbatasan dari tenaga lintas sektoral untuk memahami kegiatan adipura sehingga

menyebabkan belum berkembangnya kepedulian masyarakat tentang kebersihan sesuai yang diharapkan.

4. Keterpihakan para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup masih relatif rendah sehingga alokasi anggaran masih relative rendah dibandingkan dengan sektor lain. Pengelolaan lingkungan hidup masih sebagai pelengkap pembangunan di daerah dan belum dijadikan arus utama pembangunan.

5. Permasalahan lingkungan di daerah perkotaan dan pedasaan adalah pengelolaan sampah yang belum sepenuhnya dapat menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), meningkatnya pembuangan limbah cair domestic dan home industry ke aliran sungai dengan tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, penyerobotan daerah sempadan sungai untuk permukiman, serta keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kondisi ini menyebabkan tidak saja mengurangi estetika lingkungan tetapi telah mengancam pada pencemaran lingkungan.

6. Belum efektifnya Bank Sampah akibat dari tingginya biaya operasional yang dibebankan kepada kelompok masyarakat mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan sampah secara mandiri.

7. Kurangnya kesadaran pelaku usaha/kegiatan terhadap lingkungan dalam mencari ijin lingkungan menyebabkan masih adanya pelaku usaha/kegiatan melakukan usahanya tanpa ijin lingkungan yang berakibat meningkatnya jumlah limbah cair, padat dan B3.

(35)

8. Dalam Kegiatan Kerjasama Pengelolaan sampah Sarbagita, masih perlu tambahan armada,

mengingat pada awal kerjasama target pengiriman sampah oleh Kabupaten Tabanan sebanyak 6 truck, sedangkan yang bisa direalisasikan sampai saat ini hanya 2 truck, hal ini disebabkan karena kekurangan armada.Sehingga apabila ada peningkatan volume sampah karena adanya pertambahan penduduk dan aktivitas ekonomi maka pelayanan tidak bisa dilaksanakan secara optimal.

9. Belum terlaksananya pengolahan sampah pada tingkat sumber (rumah tangga, pasar, kantor dan lain-lain) secara baik sehingga volume sampah yang dikirim ke TPA tetap besar, apabila hal ini tidak dapat penanganan yang signifikan maka TPA dikawatirkan akan cepat penuh.

10. Perilaku masyarakat yang belum menunjang kebersihan, keindahan dan pelestarian lingkungan.

11. Selama ini penanganan lumpur tinja,dilakukan pengurasan secara on coll,sehingga pengelolaan lumpur tinja belum bisa optimal.

12. Sebagian masyarakat sudah melakukan pemilahan / pewadahan sampah, namun kondisi ini belum didukung oleh ketersediaan sarana pengangkutan sampah terpilah sehingga sampah kembali tercampur ketika proses pengangkutan ke TPA.

13. Perlu pengembangan composter pada tingkat rumah tangga untuk menangani / pengolahan sampah kegiatan upacara agama.

3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.2.1 Telaah Visi

Visi Pembangunan Kabupaten Tabanan yang akan dicapai selama lima tahun mendatang (2016-2021)yaitu: “TABANAN SERASI” (Sejahtera, Aman dan Berprestasi). Visi Tabanan serasi 2016-2021 (disebut dengan jilid II) merupakan kelanjutan dari visi sebelumnya (disebut dengan jilid I) dengan semangat baru dan landasan yang lebih kuat. Semangat baru yaitu menjalankan ajaran Tri Sakti, memperkuat landasan yaitu dengan menggali konsep-konsep dasar pembangunan dari para pendiri bangsa melalui “Pemangunan Semesta Berencana”, dan memperhatikan agenda perencanaan pembangunan nasional melalui “Nawacita”.

Makna Tabanan Sejahtera, Aman, dan Berprestasi (Jilid II) ini pun dijabarkan secara lebih luas dari makna sebelumnya, sehingga menjadi:

 Kata “SERASI” sendiri diartikan sebagai: keselarasan atau keseimbangan atau keharmonisan antara unsur-unsur material – spiritual, fisik – non fisik, kota – desa, intelektual – budi pekerti, laki – perempuan, dan lain-lain agar tercapai kondisi masyarakat yang tenteram dan damai.

Gambar

Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Renstra DLH Kabupaten Tabanan 2016-2021
Tabel 4.2.1 Sasaran dan Strategi
Tabel 4.2.2  Strategi dan Kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 97 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan (Berita Daerah Kabupaten

Peraturan Walikota Semarang Nomor 72 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fun'gsi, rerta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Berita Daerah

Saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian ini yaitu adanya peningkatan dalam hal pendistribusian media internal BULETiN minimal sesuai dengan

Kewajiban yang dimaksud tidak hanya terbatas ketika orang tua si anak masih terikat dalam sebuah perkawinan, namun meskipun hubungan orang tua sudah putus dari ikatan

Berdasarkan Peraturan Bupati Magelang Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang,

Dalam Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta Tata Kerj a Dinas Daerah Kabupaten

Berdasarkan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 69 Tahun 2016 Tentang Tugas Dan Fungsi, Susunan Organisasi, Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan