• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/19 GERAKAN GREEN EDUCATION RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN MAGELANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1/19 GERAKAN GREEN EDUCATION RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN MAGELANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1/19

GERAKAN GREEN EDUCATION RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN MAGELANG

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat III Angkatan XXXII

Tahun : 2017

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Kehutanan & Lingkungan Hidup Inovator : Agus Budiwiantara, SH

Jabatan : Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang Instansi : Pemerintah Kabupaten Magelang

Latar Belakang

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu elemen perkotaan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan dan aktivitas penduduk, karena pada dasarnya RTH merupakan unsur alamiah yang sangat berperan dalam mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan. Hal ini terkait pula dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mengusung pentingnya unsur alam dalam keseimbangan kota. Pengadaan RTH secara luas bertujuan untuk

meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan, uu Nomor 26/2007 tentang penataan ruang, penataan RTH di perkotaan bertujuan untuk : (1) menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan (2) mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan perkotaan, dan (3) meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman.

Kondisi RTH di perkotaan telah mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan kota yang dinamis, sekaligus perubahan kondisi lingkungan yang makin buruk dari tahun ke tahun semakin hari keberadaan RTH semakin terdesak dengan kebutuhan masyarakat perkotaaan (Grey,1996). Walaupun terdapat peraturan dan standar mengenai jumlah dan luasan minimal dalam penyediaan RTH di perkotaan, ternyata perwujudannya masih terbentur pada berbagai persoalan, salah satunya adalah permasalahan keterbatasan lahan). Hal ini disebabkan perkembangan kegiatan di perkotaan cenderung mendorong perkembangan fisik kota, sehingga akan semakin banyak lahan terbangun dan semakin berkurangnya ruang terbuka. Padahal dengan bertambahnya tutupan lahan berupa gedung-gedung atau perkerasan, maka kebutuhan terhadap RTH pun seharusnya semakin bertambah. RTH kota idealnya memiliki luas30 % dari keseluruhan luas wilayah kota,

Keterbatasan lahan ini mengakibatkan keberadaan RTH menjadi berkurang karena terdesak oleh fungsi lain yang muncul seiring dengan perkembangan kota. RTH seringkali mengalami alihfungsi guna lahan baik menjadi bangunan maupun menjadi lahan yang diperkeras yang tidak memungkinkan tanaman untuk tumbuh. Selain itu pemerintah juga tidak konsisten dalam menjaga RTH yang ada, karena banyak alihfungsi guna lahan atau pelebaran jalan yang tidak diimbangi dengan peremajaan RTH, atau membiarkan sempadan sungai, rel, dan instalasi berbahaya ditempati oleh permukiman kumuh tanpa ada sanksi yang tegas. Hal-hal tersebut menjadikan

(2)

2/19

RTH di perkotaan harus bersaing dengan keadaan yang sulit mulai dari keterbatasan lahan, hingga kondisi lingkungan yang buruk karena akibat polusi dari kendaraan bermotor dan utilitas lainnya (Grey dan Deneke,1986). Persoalan ini tentunya akan berujung pada upaya dalam penyediaan RTH yang sesuai dengan ketentuan yang ada dengan mempertimbangkan kondisi yang ada pada saat ini.

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di propinsi jawa tengah yang letaknya antara 110”01’51” dan 110 26’58” Bujur Timur dan antara 7 19 13 dan 7 42 16 Lintang selatan. Kabupaten Magelang mempunyai luas wilayah 108.573 Ha Dengan luas yang terbesar adalah kecamatan Kajoran,yaitu 8,341 Ha atau 7,68% dari luas Kabupaten Magelang secara keseluruhan.Sedangkan luas wilayah terrendah adalah Kecamatan Ngluwar,luas wilayahnya sebesar 2.244 Ha atau 2,06% dari luas Kabupaten Magelang secara keseluruhan. Wilayah Kabupaten Magelang berada pada ketinggian antara 154-3296 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Dua Daerah Aliran Sungai Das Progo dan Dan Das Bogowonto hal ini menjadikan lahan di wilayah Kabupaten Magelang Sangat Subur. Secara Administrasi Kabupaten Magelang terdiri dari 21 Kecamatan dan 372 desa/kelurahan sebagai berikut.

Tabel 1

KECAMATAN DAN LUAS WILAYAH DI KABUPATEN MAGELANG

Nama Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan

Luas Wilayah

(Ha) Prosentase

Salaman 20 6.887 6.34

Borobudur 20 5.455 5.02

(3)

3/19

Ngluwar 8 2.244 2.07

Salam 12 3.163 2.91

Srumbung 17 5.318 4.90

Dukun 15 5.430 5.00

Muntilan 14 2.861 2.64

Mungkid 16 3.740 3.44

Sawangan 15 7.237 5.67

Candimulyo 19 4.695 4.32

Mertoyudan 13 4.535 4.18

Temburan 15 4.904 4.52

Klajoran 29 8.341 7.68

Kaliangkrik 20 5.734 5.28

Bandongan 14 4.579 4.22

Windusari 20 6.165 5.68

Secang 20 4.734 4.36

Tegalrejo 21 3.589 3.31

Pakis 20 5.956 5.49

Grabag 28 7.716 7.11

(4)

4/19

Ngablak 16 4.380 4.03

Total 372 108.570 100.00

Adapun jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Magelang antara lain sebagai berikut

1. Taman kota; : Ada

2. Taman wisata alam; : Tidak ada

3. Taman rekreasi; : Tidak ada

4. Taman lingkungan perumahan dan permukiman; : Ada

5. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial; : Ada

6. Taman Hutan Raya : Tidak ada

7. Hutan kota; : Ada

8. Hutan lindung; : Ada

9. Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah; : Ada

10. Cagar alam; : Tidak ada

11. Kebun raya; : Tidak ada

(5)

5/19

12. Kebun Binatang : Tidak ada

13. Pemakaman umum; : Ada

14. Lapangan olah raga; : Ada

15. Lapangan upacara; : Ada

16. Parkir terbuka; : Ada

17. Lahan pertanian perkotaan; : Tidak ada

18. Jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET); : Tidak ada

19. Sempadan sungai, : Ada

Sempadan pantai : Tidak ada

Sempadan bangunan : Tidak ada

Sempadan situ : Tidak ada

Sempadan rawa : Tidak ada

20. Jalur pengaman jalan : Ada

Jalur median jalan :

Jalur rel kereta api :

(6)

6/19

Jalur pipa gas :

Jalur pedestrian :

21. Kawasan dan jalur hijau :

22. Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; : Tidak ada

23. Taman atap (roof garden). : Tidak ada

24. Taman kecamatan : Ada

25. Taman Kelurahan : Ada

26. Taman RW : Ada

27. Taman RT : Ada

28. Taman Nasional : Ada

29. Hutan rakyat : Ada

30. Taman Koleksi Tanaman Langka : Ada

Mengacu pada Peraturan Bupati Magelang Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang maka pengelolaan ruang terbuka hijau di Kabupaten Magelang merupakan salah satu tugas dan kewenangan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang. Adapun susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut.

1. Kepala Dinas

(7)

7/19

2. Sekretariat

1. Subbagian Program 2. Subbagian Keuangan

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan 1. Seksi Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah

2. Seksi Pengendalian Pencemaran Udara dan Limbahan Bahan Berbahaya Beracun

4. Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup 1. Seksi Pengendalian kerusakan Lahan

2. Seksi Konservasi Sumber Daya Air dan Keanekaragaman Hayati

5. Bidang Peningkatan Kapasitas dan Tata Lingkungan 1. Seksi Peningkatan Kapasitas dan Penataan Lingkungan 2. Seksi Tata Lingkungan

6. Bidang Kebersihan dan Pertamanan 1. Seksi Kebersihan

2. Seksi Pertamanan

7. UPT Dinas

Berdasarkan Peraturan Bupati Magelang Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup yang meliputi perumusan kebijakan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengadministrasian, penatausahaan, evaluasi dan pelaporan bidang pengendalian kerusakan dan konservasi lingkungan hidup dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Dinas Lingkungan Hidup serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Adapun uraian tugasnya sebagai berikut.

(8)

8/19

1. Merumuskan program, kegiatan, rencana kerja dan anggaran Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

2. Membagi tugas, mendelegasikan wewenang, memberikan petunjuk dan membina pelaksanaan tugas bawahan

3. Merumuskan konsep kebijakan daerah, pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis di Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

4. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendataan lokasi, sosialisasi dan pembinaan/ penyuluhan kegiatan di Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup berdasarkan pedoman teknis dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat

5. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan konservasi Daerah Aliran Sungai, Kawasan Lindung diluar Kawasan Hutan yang mempunyai fisiografi seperti hutan lindung dan bidang kehutanan yang menjadi kewenangan Kabupaten sesuai petunjuk teknis agar terwujud pengelolaan yang optimal

6. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan meningkatkan peran serta masyarakat agar terwujud pelestarian RTH di Kabupaten Magelang

7. Mengoordinasikan pengembangan sistem informasi dan pengelolaan data base kerusakan lahan, keanekaragaman hayati, sumber daya alam dan tututap vegetasi agar terwujud peningkatan pelayanan informasi lingkungan

8. Melaksanakan perlindungan, pengawetan, pencadangan dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam

9. Mengkoordinasikan pembinaan program strategis lingkungan hidup antara lain : Kalpataru, Saka Kalpataru, Proklim dan Adiwiyata

10. Mengoordinasikan pengendalian kerusakan lingkungan hidup berkaitan dengan produksi bio massa

11. Mengkoordinasikan penetapan kriteria baku kerusakan lahan dan/atau tanah di wilayah Kabupaten dan penetapan kawasan yang berisiko menimbulkan bencana

12. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pemulihan lahan dan/atau tanah akibat kerusakan lingkungan

13. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan pembinaan, fasilitasi pelayanan di Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

(9)

9/19

14. Memverifikasi pengelolaan administrasi, data dan informasi di Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

15. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup di Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

16. Mengarahkan dan mengendalikan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan administrasi umum Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

17. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan pemantauan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup

18. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Permasalahan lingkungan yang ada di Kabupaten Magelang antara lain adanya degradasi lingkungan di sebagian wilayah yang semakin parah. Hal ini ditandai oleh makin meningkatnya suhu udara di atas kawasan perkotaan, penurunan muka air tanah, pencemaran air tanah, udara, dan suara (bising), amblasan permukaan tanah, suasana gersang, monoton, membosankan dan terjadinya tekanan psikologis penghuninya (stress).

Kurangnya apresiasi akan pentingnya RTH, inkonsistensi kebijakan dan strategi Tata Ruang Kota yang sudah ditetapkan dalam Rencana Induk Kota, serta lemahnya fungsi pengawasan (kontrol) dalam pelaksanaan pembangunan menyebabkan kuantitas dan kualitas RTH semakin berkurang, keterbatasan luas lahan akibat benturan kepentingan dalam fenomena pembangunan perkotaan, lebih ditekankan pada pentingnya pembangunan sektor perindustrian dan perdagangan yang dianggap mampu menyerap banyak tenaga kerja (atau demi kepentingan ekonomi jangka pendek) semakin memperburuk kondisi RTH. Adapun penyebab permasalahan terkait RTH di Kabupaten Magelang :

1. Terbatasnya ruang terbuka hijau di wilayah Kabupaten Magelang yang kurang dari standar yang ditetapkan pemerintah (standar yang ditetapkan pemerintah dalam PP No. 1 Tahun 2007 sebesar 30%)

2. Kurangnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH

3. Kurangnya akurasi data RTH di Kabupaten Magelang

4. Kurangnya program dan kegiatan terkait pelestarian RTH

5. Lemahnya pengawasan pengelolaan RTH di Kabupaten Magelang

(10)

10/19

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut hendaknya diperlukan kebijakan, program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH di wilayah Kabupaten Magelang serta dukungan dari masyarakat berupa peran aktif dalam pembangunan lingkungan.

Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada, diperlukan suatu analisa yang lebih terinci untuk mengetahui sampai dimana permasalahan yang ada, untuk itu digunakan model analisa yang dianggap tepat dalam menggambarkan permasalahan yaitu Leavitt’s Model yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 1

Leavitt’s Model (1965)

Masalah yang ditemui :

Komponen Kondisi setiap komponen Komponen yang paling perlu diintervensi

Dampak perubahan komponen yang paling perlu diintervensi terhadap komponen lainnya

(11)

11/19

1. Task

Kurangnya program dan kegiatan peningkatan kualitas dan kuantitas RTH

Pelaksanaan Gerakan Green Education pengelolaanRTH

Task – people :

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam program peningkatan kualitas dan kuantitas RTH

Task – struktur :

Meningkatnya kelembagaan masyarakat dalam program pengelolaan RTH

Task - Technologi:

Meningkatnya pengawasan kualitas dan kuantitas RTH

2. People

Kurangnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH

People - Struktur :

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam

kelembagaan pengelolaan RTH

People-Technologi :

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengawasan kondisi RTH

(12)

12/19

3. Struktur

Kurangnya kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan RTH

Struktur–Technologi :

Meningkatnya kelembagaan masyarakat dalam

pengawasan kondisi RTH

4. Technology

Lemahnya pengawasan kondisi RTH di Kabupaten Magelang

Meningkatnya pengawasan kondisi RTH di Kabupaten Magelang

Berdasarkan latar belakang dan analisa diatas, permasalahan permasalahan lingkungan yang ada di Kabupaten Magelang adalah kurangnya program dan kegiatan peningkatan kualitas dan kuantitas RTH. Untuk itu penulis selaku Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup mempunyai gagasan inovasi untuk melaksanakan Green Education pengelolaan RTH di wilayah Kabupaten Magelang.

Adapun Green Education pengelolaan RTH ini dimaksudkan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan RTH dengan memberdayakan masyarakat agar ikut berperan aktif untuk memelihara dan meningkatkan RTH di wilayahnya. Selain hal tersebut pembekalan pengetahuan terkait manfaat RTH juga diberikan kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan serta menggerakkan masyarakat untuk dapat ikut aktif dalam kegiatan penanaman sejuta pohon serta terlibat dalam pembangunan taman kota.

Hasil benchmarking di Kota Bandung dengan lokus Dinas Kesehatan Kota Bandung dan UPT Puskesmas Riung Bandung, maka nilai best practice yang dapat diadopsi adalah :

1. Omaba (Ojek makanan bayi) yaitu penanganan gizi buruk dengan membuat jenis makanan bergizi yang terbuat dari jagung, telur, susu yag diolah dan selanjutnya dikirim ke tempat ibu bayi yang kekurangan gizi buruk. Dana dari CSR (Pertamina) dan Lurah, yang intinya keterlibatan/ koordiasi antara Dinas terkait dan masyarakat.

2. From Zero to Hero

Contoh kantin sekolah lingkungan harus bersih, kantin bersih, cuci tangan sebelum makan. Untuk itu harus ada kerjasama antara Dinas, sekolah, wali murid, siswa dan masyarakat sekitar. Keterkaitan dengan rancanga proyek perubahan adalah keterlibatan instansi terkait dengan partisipai masyarakat, untuk itu diperlukan kerja sama yang baik sehingga penulis mengambil judul Gerakan Green education ruang terbuka hijau di Kabupaten Magelang.

Manfaat

(13)

13/19

Manfaat dari pelaksanaan proyek perubahan ini antara lain 1. Bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang

a. Meningkatnya kinerja pengelolaan RTH

b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan RTH 1. Bagi peningkatan pelayanan kepada masyarakat

a. Meningkatnya program dan kegiatan pengelolaan RTH

b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTH di Kabupaten Magelang 1. Manfaat bagi Stakeholder

a. Bagi Pemerintah Kabupaten Magelang

1) Mendukung program pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup

2) Meningkatkan kenyamanan dan keasrian wilayah Kabupaten Magelang

b. Bagi Masyarakat

1) Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan RTH

2) Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup

(14)

14/19

Milestone

No Tahapan Output Waktu

I Jangka Pendek

1. Membentuk Tim Kerja

a. Penyusunandraft SK Tim kerja

b. Revisi draft SK Tim kerja

c. Penandatanganan SK Tim Kerja

d. Pendistribusian SK Tim Kerja

Terbentuknya Tim Kerja dengan SK

Minggu III Juni 2017

2. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan stakeholder terkait

a. Koordinasi dengan stakeholder internal

b. Koordinasi dengan stakeholder eksternal

Terlaksananya koordinasi dan konsultasi dengan stakeholder terkait

MInggu I Juli 2017

(15)

15/19

3. Pendataan kondisi RTH di Kabupaten Magelang

a. Pengumpulan data RTH

b. Validasi data RTH

c. Pemetaan RTH

Tersedianya data kondisi

RTH di Kabupaten Magelang MInggu II Juli 2017

4. Sosialisasi peraturan tentang RTH

a. Sosialisasi melalui spanduk dan brosur

b. Sosialisasi melalui media

c. Hasil sosialisasi peraturan tentang RTH

Terlaksananya sosialisasi

tentang RTH Minggu III Juli 2017

5. Pembentukan Paguyuban Sadar Lingkungan

a. Rapat pembentukan paguyuban sadar lingkungan

b. Penyusunan hasil pembentukan paguyuban sadar lingkungan

Terbentuknya Paguyuban

Sadar Lingkungan Minggu IV Juli 2017

(16)

16/19

6. Pembekalan pengetahuan RTH kepada masyarakat

a. Penentuan lokasi pilot project (3 desa)

b. Koordinasi dengan lokasi pilot project

c. Pelaksanaan pembekalan

Terlaksananya sosialisasi klinik penyehatan laporan keuangan

Minggu I Agustus 2017

7. Pelaksanaan lomba penataan lingkungan antar desa

a. Persiapan lomba penataan lingkungan antar desa

b. Pelaksanaan lomba penataan lingkungan antar desa

c. Pemberian Reward

Terlaksananya lomba penataan lingkungan antar desa

Minggu II Agustus 2017

8. Pelaksanaan gerakan tanam seribu pohon

a. Penamanan pohon di sempadan sungai

b. Penanaman pohon di lereng pegunungan

Terlaksananya gerakan tanam seribu pohon

Minggu II Agustus 2017

(17)

17/19

9. Monitoring dan Evaluasi kegiatan Proyek Perubahan

a. Rapat monev

b. Penyusunan hasil monev

Terlaksananya monev proyek perubahan

Minggu III Agustus 2017

II. Jangka Menengah

1. Pembekalan pengetahuan RTH kepada masyarakat (beberapa desa)

a. Penentuan lokasi pilot project (beberapa desa)

b. Koordinasi dengan lokasi pilot project

c. Pelaksanaan pembekalan

Terlaksananya pembekalan pengetahuan RTH kepada masyarakat (beberapa desa)

September 2017 s.d Desember 2018

2. Pelaksanaan renovasi taman kota berbasis masyarakat

a. Penyediaan sarana dan prasrana renovasi taman

b. Pelaksanaan renovasi taman

Terlaksananya renovasi taman kota berbasis masyarakat

September 2017 s.d Desember 2018

III. Jangka Panjang

1. Pelaksanaan akuisisi RTH privat (private land acquistion) di wilayah Kabupaten Magelang

Terlaksananya

pengembangan kerjasama pelayanan klinik penyehatan laporan keuangan

(18)

18/19

Tahun 2019

(19)

19/19

2. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya monev Tahun 2019

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 06 Mar 2022 23:42:00

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, hasil dari uji hipotesis H4 membuktikan bahwa gaya kepemimpinan transformasional ada hubungan yang positif dan signifikan dengan motivasi kerja manajerial, hal ini

Adapun keuntungan menjadi anggota biasa Hijabers Surabaya: Mendapatkan Membercard, discount (potongan) belanja 10%-15% di tenant yang bekerja sama dengan Hijabers Surabaya

Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang sebagai salah satu organisasi perangkat daerah di lingkungan Kabupaten Magelang berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun

Untuk K-Means berbasis LVQ yang akan dilakukan adalah : Pertama : memodifikasi dari K- Means konvensional , yakni melakukan proses K- Means secara iterative

Kewajiban yang dimaksud tidak hanya terbatas ketika orang tua si anak masih terikat dalam sebuah perkawinan, namun meskipun hubungan orang tua sudah putus dari ikatan

Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku bertugas untuk membantu Manager Factory dalam menangani seluruh kegiatan penerimaan dan sortasi bahan baku.. Mengatur jadwal penerimaan

Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Kabupaten

Berdasarkan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 69 Tahun 2016 Tentang Tugas Dan Fungsi, Susunan Organisasi, Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan