• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : MANIPULASI MATERIAL CETAK ELASTOMER

Kelompok : A12

Tgl. Praktikum : Senin, 1 Mei 2016

Pembimbing : Priyawan Rachmadi,drg.,PhD.

Penyusun :

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

1. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis

silicone addition dengan teknik double impression menggunakan metode hand mixing

No .

Nama NIM

1. Lintang Maudina S 021511133052

2. Nancy Cynthia S 021511133053

3. I Ketut Brahma Pande 021511133054

(2)

2. Manipulasi Material Cetak Silikon 2.1 Bahan

a. Material Cetak silicon, 2 tube pasta

Gambar 1. Tube Pasta b. Material cetak silicon putty, 2 toples

Gambar 2. Toples Silicon Putty

c. Material cetak silicon light body dalam catridge

Gambar 3. Silicon light body dalam cartridge

2.2 Alat

a. Paper pad dan spatula b. Mixing gun

c. Catridge dan mixing tips d. Sendok cetak sebagian e. Model kerja

(3)

2.3 Cara Kerja

2.3.1 Teknik Double Impression Indirect dengan Bahan Medium Body dan Very Heavy Body

a. Mempersiapkan master model yang akan di cetak b. Sendok cetak dicoba terlebih dahulu pada model master.

c. Mengambil base dan katalis menggunakan sendok takar. Setengah diambil dari base, dan setengahnya diambil dari katalis silicon putty. Karena mencetaknya menggunakan sendok cetak sebagian. Apabila sudah diambil,

base dan katalis dicampur dengan cara dilipat menggunakan tangan hingga

homogen ditandai dengan warna yang sama, selama 10-15 detik. Gambar 4. Paper pad dan

spatula Gambar 5. mixing tipsCartridge dan

Gambar 7. Sendok cetak sebagian Gambar 6. Mixing gun

(4)

d. Setelah adonan menjadi homogen, adonan di aplikasikan ke sendok cetak sebagian, kemudian di cetak di master model (gigi target pada master model ditengah sendok cetak). Ditunggu hingga adonan setting. Setting ditandai dengan adonan elastis dan tidak lengket. Setelah setting, sendok cetak di lepas dari master model dan cetakan gigi yang akan direstorasi di kurangi kira-kira 3-5 mm atau sekelilingnya untuk tempat light body.

e. Pasta dasar base dan katalis medium body dikeluarkan dari tube pasta dan diletakkan diatas paperpad secara terpisah masing-masing sepanjang 2 cm

Gambar 10. Base dan katalis dletakkan di tangan dan kemudian dicampur Gambar 9. Pengambilan base dan

katalis yang merata

Gambar 11. Pencetakan pada master model

Gambar 12. Cetakan gigi yang akan direstorasi dikurangi

(5)

Gambar 13. Pasta

Base dan katalis

diletakkan di Paper pad sepanjang 2 cm

f. Diatas paper pad pasta dasar base dan katalis medium body diaduk memakai spatula dengan gerakan memutar selama 20 detik, dilanjutkan dengan gerakan melipat ke area lebih luas selama 25 detik hingga homogen, ditandai dengan warnanya menjadi satu warna. Jadi totalnya 45 detik.

Gambar 14. Pasta Base dan katalis diaduk

g. Adonan yang telah homogen dikumpulkan lalu diambil sebagian dan diaplikasikan ke sendok cetak sebagian, sebagian diaplikasikan ke gigi target ada master model.

h. Setelah setting, cetakan dilepas dari master model dan diamati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil cetakan. 2.3.2 Teknik Double Impression Direct dengan bahan light body dan very heavy

body

a. Menyiapkan material cetak silicon putty dan master model. b. Mencoba sendok cetak sebagian pada gigi target

c. Mengambil base dan katalis menggunakan sendok takar. Setengah diambil dari base, dan setengahnya diambil dari katalis. Karena mixing

gun mencetaknya menggunakan sendok cetak sebagian.

d. Menyiapkan mixing gun dengan keadaan catridge silikon light body serta

(6)

e. Light body pada diaplikasikan ke model kerja pada gigi hingga menutupi keseluruhan bagian yang akan direstorasi.

f. Base dan katalis segera dicampur dengan cara dilipat menggunakan tangan hingga homogen ditandai dengan warna yang sama, selama 10-15 detik.

g. Apabila adonan telah homogen, adonan tersebut dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian dan dibuat cekungan yang tidak terlalu dalam pada bagian tengah.

h. Light body yang ada pada mixing gun diaplikasikan pada sendok cetak yang telah diberi cekungan.

Gambar 15. Light body diletakkan pada sendok cetak i. Sendok cetak segera dicetakkan

pada master model, dan ditunggu hingga setting

j. Setelah setting, melepaskan cetakan dari model kerja

k. Mengamati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil cetakan.

3. HASIL PRAKTIKUM

Gambar 16. Sendok cetak yang berisi light

(7)

Pada praktikum ini menggunakan dua teknik double impression dengan cara tidak langsung (manual) dengan Metode Hand Mixing dan dengan cara langsung dengan Metode Static Auto Mixing. Dalam Metode Hand Mixing ini, menggunakan master model rahang atas dengan tujuan percetakan pada gigi premolar 1 (24). Proses pencampuran menggunakan spatula secara manual, sedangkan Metode Static Auto Mixing menggunakan master model rahang bawah pada gigi molar 1 (46). Dalam pencampuran secara otomatis menggunakan mixing gun. Pada pencampuran base dan katalis silicon putty dilakukan teknik memijat dengan dua tangan hingga homogen.

4. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 17 : Hasil praktikum percobaan Hand mixing

Gambar 18 : Hasil praktikum percobaan Static Auto Mixing

Percobaan ke

Objek mencetak

Teknik Permukaan hasil cetakan

1 Gigi rahang bawah

Hand Mixing (ada pengruangan pada cetakan putty)

- Tidak ada gelembung udara pada hasil cetakan.

- Hasilnya detail dan cukup baik.

2 Gigi rahang atas

Static Auto Mixing - Tidak ada gelembung udara yang terjebak dalam objek. - Hasil cetakan detail tidak rapi

(8)

4.1 Material Cetak Elastomer

Material cetak digunakan untuk membuat replika atau cetakan jaringan keras dan jaringan lunak mulut secara akurat. Area yang ingin dicetak bisa bervariasi, bisa satu gigi saja, seluruh rahang bergigi, hingga satu rahang tanpa gigi. Cetakan yang dihasilkan adalah cetakan negative yang harus diisikan dengan dental stone atau material model lain untuk menghasilkan cetakan positif yang dapat dilepas bila dental stone atau material model sudah setting.(Sakaguchi, 2012, hal. 278).

Material cetak yang ideal haruslah material elastis yang dapat mencetak bentuk gigi dengan akurat hingga di area undercut dan kembali ke bentuk semula tanpa mengalami distorsi. Material cetak yang digunakan sekarang ini dapat dikelompokkan berdasarkan komposisi, mekanisme setting, sifat mekanis, dan aplikasinya (Anusavice, 2012, hal. 152). Material cetak berdasarkan sifat mekanisnya, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu material cetak elastis dan non elastis (McCabe, 2008, hal.137).

Gambar 19. Klasifikasi Material Cetak (McCabe, 2008, hal.137)

Material cetak elastomer merupakan salah satu jenis material cetak elastis. Material cetak ini merupakan material cetak berbasis polimer sintesis yang secara kimiawi berikatan rantai ketika set dan dapat diregangkan, namun akan dengan cepat kembali ke dimensi awalnya, seperti karet vulkanisir alami (karet yang terdiri atas campuran karet dan belerang) (Anusavice, 2012, hal. 153). Material cetak elastomer bersifat lebih kuat dan lebih stabil daripada material cetak hidrokoloid (Manappallil, 2010, hal.191). Hal tersebut disebabkan karena material cetak elastomer tidak dimanipulasi dengan air sehingga tidak memiliki sifat sineresis (mengerut) seperti material cetak hidrokoloid. Hal tersebut membuat elastomer memiliki batas waktu untuk membuat model positif lebih panjang dari

(9)

material cetak hidrokoloid (tahan hingga satu minggu).Secara umum, material cetak elastomer memiliki sifat sebagai berikut:

a. Dapat menciptakan cetakan yang sangat detail karena memiliki viskositas rendah

b. Koefisien ekspansi termal tinggi.

c. Hampir semua jenis material cetak elastomer (kecuali polyether) bersifat hydrophobic, sehingga harus berhati-hati ketika menuangkan adonan gypsum ke dalam cetakan negative agar tidak ada udara yang terjebak, selain itu saat akan diaplikasikan untukpencetakan jaringan di dalam rongga mulut, permukaan yang mau dicetak harus dipastikan kering juga harus kering agar

flow elastomer baik.

d. Tear strength baik sehingga tahan terhadap sobekan.(Manappallil, 2010, hal.

192-193)

Material cetak elastomer umumnya diformulasikan dalam beberapa konsistensi (viskositas). Menurut viskositasnya material cetak elastomer dibagi menjadi empat, yaitu : ( Manappallil, 2010, hal. 191)

1. Light body or syringe consistency 2. Medium or regular body

3. Heavy body or tray consistency 4. Very heavy or putty consistency

Menurut Manappallil (2010, hal. 191), secara kimiawi, material cetak elastomer terbagi atas empat kelompok, yaitu:

1. Polysulphides 2. Addition Silicones 3. Condensation Silicones 4. Polyether

Material cetak elastomer merupakan material cetak yang memiliki akurasi tinggi dan berkualitas mirip karet, sehingga sering disebut sebagai bahan karet. Karena bahan cetak elastomer memiliki sifat-sifat seperti yang disebut diatas, material cetak ini dapat digunakan untuk:

1. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan tetap

2. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan lepasan pada rahang bergigi 3. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan lengkap pada rahang yang

tidak bergigi

(10)

5. Untuk mebuat model duplikasi (tiruan)

6. Polyether digunakan sebagai ujung cetakan pada custom trays rahang tak bergigi (Manappallil, 2010, hal. 192)

4.2 Manipulasi Material Cetak Elastomer

Pencampuran material cetak elastomer dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain adalah hand mixing, static mixing, dan dynamic mechanical

mixing (Anusavice 2012, hal. 157 - 159)

1. Hand Mixing

Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan kedua pasta di atas mixing pad atau glass lab dengan ukuranpanjang yang sama. Kemudian kedua pasta tersebut diratakan melebar di atas mixing pad, kemudian diaduk secara melipat ke depan dan ke belakang hingga homogen. Adonan sudah dikatakan homogeny apabila kedua warna pasta telah tercampur dengan baik.

Untuk material cetak elastomer jenis silikon yang memiliki viskositas putty metode pencampuran dilakukan dengan menakar volume kedua pasta dengan sendok takar dan kemudian mencampur kedua pasta dengan melipat adonan menggunakan tangan hingga warnanya menjadi homogen.

2. Static Mixing

Metode ini dilakukan dengan menggunakan gun untuk menekan material cetak elastomer yang terdiri dari base dan katalis di dalam cartridge. Pengaplikasian pada area yang akan dicetak dibantu oleh mixing tip yang berbentuk silinder. Material adonan cetak dapat langsung diaplikasikan pada

tray atau langsung pada gigi yang telah disiapkan.

3. Dynamic Mechanical Mixing

Metode ini dilakukan dengan menggunakan motor untuk nenjalankan

parallel plungers, mendorong material cetak keluar menuju mixing tip dan

menuju sendok cetak.

Menurut Manappallil (2010, hal. 202) terdapat beberapa teknik dalam membuat cetakan dengan material cetak elastomer, yaitu:

1. Single Mix Technique

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan bahan cetak elastomer yang viskositasnya regular dan indivudual tray. Base dan katalis dicampur, sebagian dimasukkan ke dalam tray dan sebagian dimasukkan ke dalam

(11)

langsung pada area yang akan dicetak dan tray dicetakkan juga di bagian yang akan dicetak dan tunggu hingga material cetak mencapai fase

setting.

2. Multiple Mix Technique(Umumnya disebut Double Impression)

Material yang digunakan adalah material cetak berviskositas heavy

bodied dan light bodied. Kedua material yang berviskositas berbeda

dicampurkan dalam pads yang berbeda. Adonan Heavy bodied dimasukkan ke dalam tray sedangkan material yang light bodied dimasukkan ke dalam syringe dan diaplikasikan langsung pada area yang akan dicetak. Kemudian, tray yang berisi adonan heavy body juga dicetakkan ke area yang akan dicetak, dan tunggu hingga material cetak tersebut telah mencapai fase setting.

3. Reline Technique

a. One-stage putty wash technique

Jenis material cetak elastomer yang digunakan pada teknik ini adalah yang berviskositas putty dan light body dengan stock tray berpori. Pertama adonan putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock

tray, sedangkan adonan light body dimasukkan ke dalam syringe dan

diinjeksikan langsung ke area yang akan dicetak. Setelah itu, tray yang berisi adonan putty dicetakkan dan ditekan hingga setting. Adonan material cetak putty akan menekan adonan light body agar mencetak detail struktur permukaan gigi yang dicetak sehingga cetakan yang dihasilkan lebih akurat.

b. Two-stage putty wash technique

Pada teknik ini, jenis material cetak yang digunakan adalah yang berviskositas putty dan light body dengan stock tray berpori. Pertama adonan putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock tray.Sebelum mencetakkan stock tray ke area yang akan dicetak, plastik tipis diletakkan diatasnya, setelah itu baru dicetakkan. Setelah setting, lepaskan adonan putty dari cetakan dan lepaskan plastiknya. Lalu adonan light body dimasukkan ke dalam syringe dan diinjeksikan langsung ke area yang akan dicetak, dan sisanya dimasukkan ke dalam adonan putty yang ada di tray. Setelah itu cetakan awal yang dibuat

(12)

dengan adonan putty dicetakkan juga diatas adonan yang telah diinjeksikan dan ditunggu hingga setting.

4.3 Material Cetak Polivinyl siloxane

Bahan cetak Polyvinyl siloxane adalah elastomer polimerisasi adisi silikon yang diperkenalkan secara luas di pasaran pada tahun 1970 dan sejak saat itu banyak digunakan. Bahan ini mempunyai sifat-sifat fisik dan mekanis yang sangat baik, seperti perubahan dimensi yang rendah, elastic recovery yang baik, tidak membentuk produk sampingan pada reaksi polimerisasi, tidak terjadi shrinkage pada bahan cetak, dan mempunyai stabilitas dimensi yang baik. Polyvinyl

siloxane digunakan pada pembuatan gigi tiruan cekat, tambalan, gigi tiruan

lepasan dan implan.

4.3.1 Komposisi Material Cetak Polivinyl siloxane

Material cetak silikon adisi sering disebut sebagai polyvinyl siloxane atau

vinyl polysiloxane. Material cetak silikon adisi umumnya diproduksi dalam dua

pasta terpisah. Satu pasta berisi liquid prepolimer dengan filler dan katalis pada pasta lain(McCabe, 2008, hal. 168).

Material cetak ini terdiri atas pasta basis dan pasta katalis yang mengandung bentuk vinil silikon. Pasta basis mengandung polymethyl hydrogen siloxane serta prepolimer siloxan lain, pasta katalis mengandung divinyl polydimethyl siloxane serta prepolimer siloxan lain. Pasta katalis mengandung aktivator garam platinum, dan pasta yang basis mengandung hidrid silikon. Pasta basis dan pasta katalis berisi bahan pengisi (filler) yaitu Amorphous silica atau flourcarbons yang digunakan sebagai bahan pengisi untuk meningkatkan dan memperbaiki sifat – sifat pasta. (Annusavice, 2012, hal.154)Bahan pengisi secara normal berguna untuk meningkatkan bond strength antara bahan pengisi dan polimer, yang mana berfungsi sebagai cross-linker atau ikatan silang, serta untuk mendapatkan viskositas yang diinginkan. Semakin banyak filler semakin tinggi viskositasnya. Warna agen juga ditambahkan untuk membedakan pasta basis dan katalis dan untuk membantu evaluasi mixing.

(13)

Gambar 20. Komposisi Silikon Adisi (Manappalil, 2010, hal. 198)

4.3.2 Sifat Kimia Bahan Cetak Polyvinyl siloxane

Sifat kimia bahan cetak polyvinyl siloxane berkebalikan dengan silikon kondensasi, polimer reaksi tambahan berujung kelompok vinyl dan berikatan dengan kelompok hidrid (silane), diaktifkan oleh katalis garam platinum (asam chloroplatinic).

Reaksi silikon adisi adalah sebagai berikut :

Gambar 21. Reaksi kimia polyinyl siloxane (Manappallil,2010,hal.198)

Pada bahan cetak ini tidak terdapat produk sampingan seperti alkohol maupun gas hidrogen karena ada penambahan garam platinum untuk menyerap hidrogen, sehingga tidak terjadi kontraksi silikon dan poreus permukaan cetakan serta meminimalisasi perubahan dimensi yang terjadi selama polimerisasi (Annusavice, 2012, hal.154). Biasanya waktu kerja dan pengerasan bahan cetak silikon adisi sekitar 2 sampai 4 menit, diikuti dengan waktu pengerasan 4 sampai 6 menit.

Faktor yang mempengaruhi waktu kerja cetakan adalah viskositas bahan cetak. Perubahan dimensi yang paling kecil pada waktu setting (pengerasan) dari semua bahan cetak elastomer adalah menunjukkan perubahan dimensi pada bahan

Vinil siloxane + Silane siloxane

Silicone rubber Salt

(14)

cetak polyvinyl siloxane. Dimana viskositas bahan yang rendah menunjukkan perubahan dimensi yang paling tinggi (0,02-0,05 persen shrinkage) akibat bahan pengisi yang rendah. Oleh karena itu, material cetak adisi memiliki elastisitas bahan yang baik.

4.3.3 Sifat Fisis Material Cetak Polyvinyl siloxane

a.

Viskositas

Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu bahan beserta ketidakmampuannya untuk mengalir. Bahan dengan viskositas rendah memiliki kemampuan untuk mengalir lebih baik daripada bahan dengan viskositas yang tinggi. Bahan cetak polyvinyl siloxane terdiri atas beberapa tingkat viskositas yaitu: low viscosity (light body), medium viscosity

(medium body), high viscosity (heavy body), very high viscosity (putty)

(Annusavice, 2012). Masing-masing viskositas dari bahan cetak memiliki komposisi yang sama, perbedaan terdapat pada partikel bahan pengisi (filler) yang ditambahkan untuk meningkatkan viskositas bahan cetak tersebut. Viskositas bahan ini dapat meningkat sesuai dengan kandunganfiller didalamnya. Semakin banyak filler yang ditambahkan semakin tinggi viskositasnya yang diikuti dengan menurunnya tingkat kecairan bahan cetak. Bahan cetak adisi silikon tipe medium body memiliki viskositas yang cukup untuk mencegah kelebihan aliran jika dimasukkan ke dalam sendok cetak. Bahan cetak tipe light body dapat merekam secara akurat detail permukaan preparasi gigi. Detail permukaan adalah kemampuan bahan cetak untuk menghasilkan keakuratan permukaan objek dan berhubungan dengan viskositas bahan cetak. Viskositas yang rendah menghasilkan detail yang lebih baik.

Nilai viskositas bahan cetak polyvinyl silikon berdasarkan ADA spesifikasi no. 19

Tabel 1. Nilai viskositas

bahan cetak silikon adisi polyvinyl siloxane.

Bahan Cetak PVS Berdasarkan Viskositas

Ukuran Nilai Viskositas (NSM-2)

Putty 400-700

Heavy Body 200-300

Reguler 40-150

(15)

Keterangan: Nsm-2 = poise, 1 poise = 0,1 N s/m2, 1 Ns/m2= 0,102 kg s/m2.

4.3.4 Sifat Mekanis Material Cetak Polyvinyl siloxane a. Daya alir (Flow)

Daya alir adalah sifat bahan yang memungkinkan untuk berubah bentuknya bila diberikan suatu load walaupun load tersebut tidak diperbesar lagi (konstan). Bahan cetak yang memiliki daya alir yang tinggi mengalir dengan baik dan dapat mencetak detail yang baik. Daya alir pada bahan cetak polyvinyl siloxane baik bila dibandingkan dengan bahan cetak elastomer lainnya (Mc Cabe, 2008)

b. Elastisitas ( Elasticity )

Elastisitas adalah sifat suatu benda yang dimungkinkan untuk diubah bentuknya dengan beban yang bila beban tersebut dihilangkan akan kembali ke bentuk semula (Sumadhi, 2010). Sifat elastik yang baik pada suatu bahan dapat ditunjukkan dengan melihat besarnya elastic recovery dan perubahan dimensi bahan tersebut.

4.3.5 Keuntungan dan Kerugian Material Cetak Polyvinyl siloxane

Keuntungan menggunakan silikon adisi adalah keakuratan tinggi dan stabilitas dimensi yang tinggi setelah setting, memiliki warna dan bau yang aman untuk pasien, dan dapat digunakan pada custom tray atau tembaga maupun metal plate. Sedangkan kerugiannya adalah harganya yang lebih mahal, lebih rigid daripada silikon kondensasi, susah untuk menghilangkannya di sekitar undercut, dan bisa menimbulkan gas hidrogen ketika setting, menghasilkan gelembung pada permukaan die. (O’brien, 2008, hal 183 -184)

KEUNTUNGAN KERUGIAN

Hasil cetakan akurat Hidrofobik

Mudah dimanipulasi

Terdapat banyak jenis viskositas Dapat terkontaminasi oleh

sarung tangan lateks Setting time cepat

Stabilitas dimensi yang baik Mahal

Daya tahan robekan sedang

Distorsi lebih sedikit Pengerasan terpengaruh oleh suhu

dan kelembaban Dapat diisi berulang kali

(16)

5. PEMBAHASAN

Manipulasi material cetak elastomer ini digunakan material jenis silikon adisi. Polimer reaksi tambahan berujung kelompok vinil dan berkaitan dengan kelompok hibrid, diaktifkan oleh katalis garam platinum. Bila proporsi tidak seimbang atau terdapat gangguan, reaksi sampingan akan menghasilkan gas hydrogen yang akan menjadikan hasil cetakan master model menjadi porus. Pabrik seringkali menambahkan logam mulia, seperti platinum atau palladium, untuk bertindak sebagai hidrogen absorber. hal ini dilakukan agar tingkat porositas dapat ditekan seminimal mungkin.

Salah satu kerugian menggunakan bahan cetak silikon adalah sifat hidrofobik yang dimiliki. Untuk mengatasi sifat ini pabrik biasanya membuat silikon dengan reaksi tambahan yang lebih hidrofilik. Penambahan bahan hidrofilik ini dapat memperbesar daya afinitas pada stone. manipulasi material cetak silikon menggunakan sarung tangan lateks yang mengandung sulfur dimungkinkan dapat memperlambat waktu setting dan berakibat distorsi. Karakteristik polyvinyl siloxane adalah encer dan agak kental. Bahan basis maupun katalis dalam bahan ini memiliki kandungan kimia yang hampir serupa dan memiliki konsistensi yang sama, sehingga cocok untuk digunakan alat mekanis seperti mixing gun. Pada praktikum ini, terdapat dua cara yang digunakan dalam memanipulasi material cetak silikon yaitu dengan cara hand mixing dan static automixing.

a. Teknik Double Impression secara tidak langsung dengan Metode Hand mixing (Bahan Putty dan pasta light body).

Pada percobaan pertama dilakukan pencampuran base dan katalis silicon putty dengan perbandigan 1:1. Kedua bahan dicampur hingga homogeny ditandai dengan warna yang sama. Setelah homogen, adonan dimasukkan kedalam sendok cetak sebagian dan dicetakkan kedalam master model. Hasil cetakan negatif yang terbentuk, dirapikan bagian samping dari sekeliling gigi target dengan menggunakan pisau model hingga hilang batas-batasnya kira-kira sebesar 2-5 mm. Setelah itu disiapkan pasta dasar dan katalis dari light body yang diletakkan diatas paper pad masing-masing sepanjang 2 cm. Lalu diaduk menggunakan spatula dengan gerakan memutar dan melipat. Setelah itu campuran tersebut diisikan pada model cetakan negative dengan menyelubungi gigi target dan pada master model.

(17)

Lalu dicetakkan kembali pada master model dengan posisi yang sama, dan ditunggu hingga setting. Ciri setting adalah apabila sisa campuran pasta dasar dan katalis pada paper pad telah mudah dilepas dan tidak lengket.

Manipulasi dengan cara ini cenderung memerlukan waktu yang cepat dan tepat terutama pada pencampuran base dan katalis putty dengan menggunakkan tangan. Waktu setting yang singkat dibutuhkan gerakan yang cepat agar keduanya tercampur homogen. Apabila kurang homogen, cetakan tidak akan bisa mengeras.

Pada penggunaan teknik hand mixing penyediaan bahan dan tempat lebih banyak dan kurang efisiennya waktu yang terpakai. Selain itu saat mengeluarkan pasta adisi pada mixing pad tidak selalu sama dengan takaran yang semestinya karena penekanan pada tube setiap orang berbeda-beda, sehingga didapatkan hasil double impression material yang kurang presisi dalam perbandingannya. Namun dari segi ekonomi lebih terjangkau karena hanya memerlukan spatula pengaduk dan mixing pad yang dapat dipergunakan berkali-kali.

b. Teknik Double Impression secara langsung dengan Metode Static Auto Mixing (Bahan Putty dan light body dalam catridge).

Pada percobaan kedua ini dilakukan perpaduan antara material silicone putty dan light body. Langkah pertama menyiapkan mixing gun dengan memasang

cartridge silicone light body yang telah diisi dengan light body. Setelah itu silicone light body diaplikasikan secukupnya pada gigi master model yang akan

dicetak, hingga menutupi keseluruhan gigi target yang akan direstorasi. Selanjutnya menyiapkan hasil cetakan negatif yang telah dibuat dari silicon putty, dengan cara mencampur adonan base dan katalis sampai homogen. Kemudian dicetakkan ke sendok cetak. Cetakan gigi target pada master model diberi cekungan dengan menggunakan jari kira-kira berukuran sama dengan die, kemudian di isi sebagian dengan light body pada mixing gun dan di cetak ke master model. Ditunggu setting dan setelahnya cetakan dilepas. Manipulasi dengan cara ini, lebih cepat, efisien meskipun diperlukan ketelitian ketika menyemprotkan silikon light body dengan mixing gun baik pada model yang akan direstorasi maupun pada cetakan, karena terkadang silikon light body tidak menutupi seluruh bagian yang akan direstorasi.

Pada penggunaan teknik static automixing memiliki beberapa keunggulan dibanding hand mixing. Dengan menggunakan alat mekanis tersebut terdapat keseragaman dalam membagi dan mengaduk bahan. Semakin kecil kemungkinan

(18)

masuknya udara kedalam adukan serta waktu pengadukan mejadi lebih singkat dan kemungkinan kontaminasi bahan menjadi lebih sedikit (Anusavice, 2012).

Hasil kedua percobaan didapatkan bahwa hasil cetakan akan lebih halus, detail, dan akurat dengan menggunakan metode static auto mixing. Hal itu disebabkan karena light body silicon akan tercampur lebih homogen dengan

catridge dan dengan menggunakan mixing tips silikon bisa langsung diarahkan

dengan tepat ke arah gigi geligi yang akan dicetak dengan menggunakan mixing

gun, dibandingkan dengan metode hand mixing yang besar kemungkinan tidak

tercampur dengan homogen karena dicampur dengan manual dan tidak bisa tepat diarahkan ke gigi geligi yang akan dicetak.

Kelebihan metode static auto mixing adalah hasil yang didapatkan akan lebih halus, detail dan akurat, namun kekurangan metode static auto mixing adalah alat yang digunakan lebih mahal, bahan plastik dari mixing tips yang sekali pakai tersebut tentu akan mencemari lingkungan dan sisa bahan silikon pada mixing tips yang tidak terpakai juga akan terbuang. Pada silikon dengan manipulasi memakai

static auto mixing dengan hand mixing, terlihat bahwa dengan static auto mixing

silikon mempunyai working time lebih cepat daripada hand mixing, sehingga dapat segera diletakkan pada sendok cetak dan dicetakkan ke mulut pasien. Selain itu, proses pengerasan pada mulut, auto mixing juga memiliki waktu yang lebih cepat daripada hand mixing. Dilihat dari kekuatan tekanannya, auto mixing memiliki 1-2,9% sedangkan hand mixing hanya 0,92%. Dapat dilihat perbedaan dengan jelas antara manipulasi keduanya. (Sakaguchi 2012, hal. 289).

Kelebihan metode hand mixing adalah alat yang digunakan lebih terjangkau, lebih ramah lingkungan dan sisa silikon yang terbuang lebih minimal, namun hasil cetakan yang dihasilkan tidak sehalus dan sedetail metode static auto mixing.

Berdasarkan viskositasnya, material cetak medium/regular body memiliki viskositas yang medium dan material cetak light body memiliki viskositas yang rendah Perbedaan ini dapat menimbulkan masalah yakni sulitnya mendapatkan campuran yang homogen, terkecuali bila dilakukan teknik pengadukan yang baik.

Namun pada percobaan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil cetakan dengan static automixing kurang baik dibandingkan dengan hand mixing karena hasil cetakan static automixing terlihat tidak rapi dan terlihat terdapat ada patahan. Hal ini mungkin disebabkan karena pada saat pengisian light body pada master model dengan mixing gun terjadi kesalahan, dimana seharusnya pengisiannya menyeluruh dari cervical dan menutupi bagian gigi yang akan dicetak (merata).

(19)

Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa faktor yang akan memengaruhi hasil pencetakan antara lain:

1. Ratio atau perbandingan antara base dan katalis tidak sama rata. 2. Proses pencampuran base dan katalis tidak homogen.

3. Pemberian light body tidak rata.

4. Posisi cetakan pertama atau kedua berbeda atau tidak sama.

6. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis silicone addition dengan teknik double impression menggunakan metode hand mixing dan metode Static Auto Mixing.

7. DAFTAR PUSTAKA

Anusavice KJ. 2012. Phillip’s Science of Dental Material. 12th ed. W.B Saunders, st.

Louis Missouri

McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed. Blackwell

Publishing L.td., Australia.

O’brien W J, 2008. Dental Matrials and Their Selection. 3rd edition. Quintessence

Publishing

Sakaguchi RL, John M. Powers. 2012, Craig’s Restorative dental material, 13th ed.

Gambar

Gambar 3. Silicon light body dalam cartridge
Gambar 4.  Paper pad dan
Gambar 10. Base dan katalis dletakkan di tangan dan kemudian dicampurGambar 9. Pengambilan base dan
Gambar 15. Light body diletakkan pada sendok cetak i.    Sendok cetak segera dicetakkan
+4

Referensi

Dokumen terkait

“Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

➢ Amatilah sinyal masukan dan sinyal keluaran blok LPF pada TP10 untuk sinyal masukan dan TP11 untuk sinyal keluaran dengan menghubungkan probe CH1 ke TP10 dan probe

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen laba pada nilai perusahaan dengan pola income increasing saat akhir jabatan CEO lama dan pola income

Uji statistic menggunakan paired sample T-test pada kelompok perlakuan dengan menggunakan GCU Easytouch dan diperoleh hasil pengurangan nyeri yang ada pada tabel 4.7,

Kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua dari implementasi Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan, tahun

Implementasi Sistem E-Commerce Pada Aroma Bakery & Cake Shop (Santoso) | 1068 Pembuatan program dilakukan dengan menginstalasi software yang mendukung implementasi atau

Kedua penelitian tersebut akan digabungkan penerapannya menjadi satu sehingga memunculkan ide judul proposal ini yaitu “Analisis Serangan DDoS Menggunakan Algoritma

Setelah diperoleh data observasi pengukuran awal (pretest), selanjutnya dilakukan pemberian perlakuan (treatment) sebanyak dua kali yang merupakan tahap untuk