• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1

Topik : Manipulasi Material Cetak Elastomer Kelompok : A10

Tgl. Pratikum : Senin, 27 Maret 2017

Pembimbing : Priyawan Rachmadi, drg., Ph.D

Penyusun :

1. Salsalia Siska Azizah ( 021611133045 ) 2. Intan Savina Noer A ( 021611133046 )

3. Anisa Nur Afifah ( 021611133047 )

4. Tata Prasantat M ( 021611133048 )

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2017

(2)

1. TUJUAN

Pada akhir praktikum mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis silikon adisi dengan teknik double impression melalui cara hand mixing dan static auto mixing.

2. MANIPULASI MATERIAL CETAK SILIKON 2.1 Alat

Gambar 1.Alat-alat untuk manipulasi elastomer a. Paper pad dan spatula

b. Mixing Gun

c. Catridge dan mixing tips d. Sendok cetak sebagian e. Model kerja

f. Cutter 2.2 Bahan

a. Material cetak silicon, 2 tube pasta b. Material cetak silicon putty, 2 toples

e

b

e a

(3)

c. Material cetak silicon light body dalam catridge 2.3 Cara Kerja

2.3.1 Teknik Double Impression secara indirect dengan metode hand mixing bahan putty dan pasta light body

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mencetak 2. Menentukan gigi target yang akan dicetak menggunakan elastomer 3. Mencobakan sendok cetak yang sesuai dengan rahang model kerja

4. Mengambil satu sendok takar putty base, dan diratakan. Kemudian mengambil satu sendok putty catalyst

5. Putty base diletakkan pada tangan kiri dan putty catalyst pada tangan yang lain. Mencampurkan base dan catalyst selama 20 detik, hitung menggunakan stopwatch

6. Setelah adonan tercampur hingga homogen, adonan diletakkan pada sendok cetak sebagian dan ditekan menggunakan jari agar bagian tengah lebih rendah 7. Kemudian sendok cetak dicetakkan ke model kerja rahang atas yang ingin

direparasi. Adonan ditunggu hingga setting

8. Setelah setting, sendok cetak dilepas dari model kerja 9. Rapikan sekeliling gigi target sekitar 3-5 mm dengan karter

10. Mencobakan kembali sendok cetak pada model kerja untuk latihan agar pas saat mencetakkan kembali

11. Pasta base dan catalyst dikeluarkan dari tube dan diletakkan di atas paper pad sepanjang 2 cm

12. Pasta base dan catalyst diaduk menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 20 detik dan gerakan gerakan melipat selama 25 detik

13. Setelah homogen, adonan dikumpulkan pada spatula dan hasil pengadukan dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian pada daerah gigi target yang telah dirapikan

14. Kemudian dilakukan pencetakan dan ditunggu sampai setting dan setelah setting sendok cetak dilepas dan mengamati hasilnya

(4)

Gambar 2 : Mencampur putty base dan catalyst dengan gerakan melipat

Gambar 3: Hasil adonan putty yang telah dilepas dari model kerja 2.3.2 Teknik Double Impression secara direct dengan metode static auto mixing (bahan

putty dan light body dalam catridge) 1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menentukan gigi target yang akan dicetak menggunakan elastomer 3. Mencobakan sendok cetak yang sesuai dengan rahang model kerja

4. Menyiapkan mixing gun dengan memasang catridge silicone light body yang telah diisi dengan light body

5. Mixing tips dipasang pada catridge

6. Mengambil satu sendok takar putty base, dan diratakan. Kemudian mengambil satu sendok putty catalyst.

7. Putty base diletakkan pada tangan kiri dan putty catalyst pada tangan yang lain. Mencampurkan base dan catalyst selama 20 detik, hitung menggunakan stopwatch

8. Secara bersamaan saat mencampur putty juga dilakukan memberikan light body ke gigi target

9. Setelah adonan tercampur hingga homogen, adonan putty diletakkan pada sendok cetak sebagian dan pada daerah sekitar gigi target ditekan menggunakan jari membentuk suatu lubang

10. Kemudian pada lubang tersebut diisi sebagian menggunakan bahan light body catridge

11. Sendok cetak dicetakkan ke model kerja rahang bawah yang ingin direparasi. Adonan ditunggu hingga setting

(5)

2.3.3 Teknik Double Impression secara direct dengan metode hand mixing (bahan putty dan pasta medium body)

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menentukan gigi target yang akan dicetak menggunakan elastomer 3. Mencobakan sendok cetak yang sesuai dengan rahang model kerja

4. Pasta base dan catalyst dikeluarkan dari tube dan diletakkan di atas paperpad sepanjang 2 cm

5. Pasta base dan catalyst diaduk menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 20 detik dan gerakan gerakan melipat selama 25 detik 6. Pada detik ke 20 pencampuran medium body, secara bersamaan pasta base

dan catalyst material putty yang telah dipersiapkan dicampurkan hingga homogen

7. Setelah adonan pasta base dan catalyst material putty tercampur hingga homogen, adonan kemudian diletakkan pada sendok cetak sebagian dan pada daerah sekitar gigi target ditekan menggunakan jari membentuk suatu lubang

8. Kemudian pada lubang tersebut diisi sebagian menggunakan adonan medium body paste. Sebagian lagi pada gigi target yang ingin direparasi juga diberikan adonan medium body paste

9. Sendok cetak dicetakkan ke model kerja rahang bawah yang ingin direparasi. Adonan ditunggu hingga setting

10. Setelah setting, sendok cetak dilepas dari model kerja.

Gambar 4: Mencampur kedua pasta dengan gerakan memutar

3. HASIL PRAKTIKUM

(6)

PERCOBAAN KE

MODEL

KERJA TEKNIK HASIL CETAKAN

1. Gigi rahang

bawah

Hand Mixing (ada pengurangan pada

cetakan putty)

- Ada porus pada hasil cetakan - light body melapisi seluruh

permukaan gigi target - Ada bintil pada hasil cetakan - Hasil cetakan cukup detail 2. Gigi rahang atas Static Auto Mixing

- Ada porus pada hasil cetakan - Light body tidak melapisi gigi

target secara baik

3. Gigi rahang

bawah

Hand Mixing (tanpa pengurangan)

- Ada gelembung udara / bintil - Light body tidak melapisi gigi

target secara baik Tabel 1. hasil praktikum material cetak elastomer

Percobaa n Ke

Sillicon Setting Time

1. Putty (pengurangan pada cetakan putty) 03 menit 54 detik

Pasta 02 menit 30 detik

3. Putty + light body 03 menit 41 detik

4. Putty + pasta 03 menit 48 detik

Tabel 2. Setting time material cetak elastomer

Gambar 5: hasil praktikum ketiga teknik yang berbeda

4. PEMBAHASAN

A

C B

(7)

Material cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik seperti karet, pada mulanya bahan cetak elastomer dikenal dengan sebutan rubber impression material atau karet sintetik. Termasuk dalam bahan cetak sintetik polimer yang secara kimiawi mengalami ikatan penyilangan (cross-linked) saat bereaksi dan dapat dengan tepat mencetak dimensi asli dari objek yang akan dicetak. Terdiri dari dua komponen yaitu pasta dasar dan katalis yang dapat berupa pasta maupun liquid. (Anusavice, Kenneth J., 2013, hal: 153)

Material cetak elastomer menjadi pilihan dokter gigi karena tinggi kekuratannya , mempunyai stabilitas dimensi baik dan memilki kemampuan mencetak dengan detail yang baik. Material cetak elastomer dan beberapa bahannya diklasifikasikan oleh standart ISO untuk Dental Elastomeric Impression Material (ISO 4823). Material cetak elastomer terbagi menjadi Polysulphides, Silicone condensation, Silicone addition dan Polyethers. (McCabe dan Walls, 2008, hal: 153)

Selain itu material cetak elatomer dapat dibedakan menurut kekentalannya atau konsistensinya yaitu, extra low, low, medium, heavy, dan putty. Extra low dan putty tersedia hanya untuk kondensasi dan silikon adisi. Polisulfide tersedia hanya pada light-body dan heavy –body,. Tidak ada bentuk heavy-body yang digunakan untuk kondensasi silikon. (Anusavice, Kenneth J., 2013, hal: 153)

Pada kedoteran gigi material cetak elastomer digunakan untuk mencetak gigi tiruan lepasan, immendiate denture, dan mahkota serta gigi tiruan tetap yang memerlukan cetakan yang akurat an detail pada gigi yang telah di preparasi. (Yuliati et al, 2014. Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi I. Surabaya: Airlangga University Press. pp.82)

Pada praktikum kali digunaka material cetak silikon adisi. Komposisi bahan cetak addition silicones terdiri dalam bentuk pasta base dan pasta accelerator (katalis). Pasta base mengandung polymethylhydrosiloxane, sama baiknya dengan divinylpolysiloxane. Sedangkan pasta katalis (atau accelerator) mengandung Cdan platinum salt. Platinum salt dan polymethylhydrosiloxane keduanya terpisah sebelum pencampuran. Keduanya baik pasta base maupun pasta accelerator mengandung bahan pengisi. (Anusavice 2008, hal 154)

Pada pencampuran pasta platinum dan katalis adisi akan terjadi reaksi yang menyebabkan ikatan cross linking antara dua jenis silixane prepolymer. Patut diketahi bahwa reaksi tidak

(8)

menghasilkan produk sampingan tetapi kadang-kadang menghasilkan hidrogen (McCabe dan Walls, 2008, hal: 168-170).

Secara teknik, gas hidrogen adalah produk sampingan yang tidak berpengaruh pada stabilitas dimensi pada bahan cetak. Meskipun begitu, gas hidrogen dapat mengakibatkan pinpoint voids pada hasil cetakan gypsum sesaat setelah cetakan di lepas dari mulut (Anusavice, KJ, 2007, Philips’ Science of Dental Materials. Eleventh Edition, Missouri: Saunders Elsevier, p. 154).

Oleh karena itu beberapa produsen menyarankan penuangan ditunda hingga evolusi hidrogen selesai agar permukaan cor tidak menjadi berlubang. Mekanisme pelepasan hidrogen tidak jelas, tetapi mungkin melibatkan reaksi katalis platinum dengan kelembaban. Silang menghasilkan peningkatan viskositas ditambah dengan perkembangan sifat elastis (McCabe dan Walls, 2008, hal: 170).

Salah satu kelemahan material bahan cetak silikon adalah sifatnya hindrofobik. Surfaktan nonionic dapat ditambahkan pada pasta pada proses manufaktur untuk mengurangi besarnya sifat hidrofobik pada permukaan material.

Silicon addition diklasifikasikan berdasarkan tingkat viskositasnya yaitu terbagi menjadi light body, medium body, heavy body, dan putty. Pada material cetak putty memiliki nilai viskositas tinggi dan memiliki kemampuan flow yang rendah sehingga cetakan yang dihasilkan kurang detail, namun sifat material ini tidak kaku sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan dari cetakan. Oleh karenanya putty digunakan sebagai material sendok cetak bersama dengan material vikositas rendah, teknik ini menggunakan dua jenis material cetak silicon atau yang dikenal dengan double impression. (Rianti, Devi. 2014) Material vikositas rendah dalam praktikum ini menggunakan jenis medium body dan light body.

Pada praktikum manipulasi material cetak elastomer, diguanakan teknik double impression yakni mencetak dengan dua bahan. Yaitu putty dengan light body yang dimanipulasi dengan hand mixing dan static auto mixing.

Static auto mixing merupakan teknik mencetak secara mekanik. Cartridge yang berisi sillicon light body dimasukkan ke dalam mixing gun dan material base dan katalis keluar dari mixing tip, dimana pencampuran terjadi pada tabung mixing tip. Material (yang telah

(9)

homogen) dapat ditempatkan ke gigi yang dipreparasi secara langsung dan sendok cetak. Salah satu kelebihan sistem ini yaitu tangan operator tidak menyentuh bahan secara langsung dalam pencampuran melainkan menggunakan alat. Kekurangan dari static auto mixing yaitu bahwa mixing tip hanya dapat digunakan sekali pakai dimana material sisa yang terdapat didalam tube tersebut lama-kemalaan setting dan menyumbat saluran tube.

Hand mixing merupakan teknik mencetak secara manual menggunakan spatula untuk mencampurkan dua bahan, cara ini lebih praktis karena hanya menggunakan alat yang sederhana yaitu spatula dan paper pad. Namun cara ini juga memiliki kekurangan karena jumlah katalis dan base kurang presisi perbandingannya, yaitu 1:1. Hal ini disebabkan karena kemampuan mengira-ngira jumlah pasta yang dituangkan pada paper pad terbatas sehingga bisa jadi tidak sama. Selain itu sangat sulit untuk menyamakan ukuran base dan katalis pada paper pad.

Pada praktikum manipulasi hand mixing dilakukan percobaan pengurangan hasil cetakan putty pada gigi target setelah itu baru diletakkan manipulasi material dengan hand mixing dan juga tanpa pengururangan pada cetakan putty gigi target .

Beberapa masalah yang dapat terjadi pada saat memanipulasi material cetak elastomer silikon adisi antara lain (Mc Cabe & Walls, 2008):

1. Working time yang kurang cukup. Hal ini biasanya disebabkan oleh suhu yang terlalu panas sehingga working time dan setting time hanya sebentar. Apabila material cetak tidak setting bisa jadi katalis tidak aktif karena sudah terkontaminasi oleh zat lain seperti tin atau sulfur compound.

2. Kurang detail. Apabila silikon adisi belum dimodifikasi sehingga ia masih memiliki sifat hidrofobik akan menyebabkan cetakan kurang detail.

3. Porus. Permukaan hasil cetakan dapat berporus karena adanya gas hidrogen yang, jika terjadi hal demikian lebih baik penuangan die ditunda selama satu jam terlebih dahulu.

4. Distorsi. Hal ini dapat terjadi apabila polysiloxane adhesive kurang. Penambahan adhesive dengan cara dikombinasikan dibutuhkan.

Pada praktikum manipulasi hand mixing dilakukan percobaan pengurangan hasil cetakan putty pada gigi target setelah itu baru diletakkan manipulasi material dengan hand mixing dan juga tanpa pengururangan pada cetakan putty gigi target .

(10)

a) Teknik Double Impression secara indirect dengan metode hand mixing bahan putty dan pasta light body

1. Hasil percobaan didapati light-body kurang melapisi putty secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena kurangnya material light body yang dituang kedalam putty sehingga belum mencetak sampai ke permukaan bagian dalam. Viskositas dari light body juga lebih tinggi sehingga kurang mengalir pada sela-sela ataupun detail mulut.

2. Bintil yang ditemukan pada permukaan light body disebabkan karena pengolesan light body yang kurang merata, sehingga waktu sendok cetak dicetakkan pada model kerja terdapat udara yang terjebak. Dapat juga disebabkan oleh pengadukan putty yang tidak homogen.

b) Teknik Double Impression secara direct dengan metode static auto mixing (bahan putty dan light body dalam catridge)

1. Hasil praktikum didapatkan material light body sudah menutupi semua permukaan pada cetakan gigi target. Selain itu material medium body juga menutupi di daerah sekitar gigi target

2. Porus lebih banyak ditemuakan di cetakan gigi target daripada cara manipulasi static auto mixing disebabkan oleh flow pada material hand mixing lebih rendah, selain itu pengadukan secara hand mixing dengan menggunakan spatula mampu membuat udara terprangkap.

3. Bintil yang ada disebabkan oleh body di servikal labial tidak merata sehingga pada saat sendok cetak dimasukkan pada model kerja terdapat udara yang terperangkap.

4. Hasil cetakan cukup detail, semua detail gigi target tercetak hal tersebut dikarenakan light body yang diletakkan pada cetakan putty sudah cukup sehingga semua permukaan gigi target tertutupi oleh light body saat dicetakkan pada model kerja sehingga. menghasilkan cetakan yang cukup detail

c) Teknik Double Impression secara direct dengan metode hand mixing (bahan putty dan pasta medium body)

1. Pada percobaan ini dilakukan pencetakan pada rahang atas, saat pencetakan gigi target posisi sendok cetak kurang tepat atau kurangnya luas permukaan

(11)

area yang ditekan sehingga material light body mengalir keluar dari area target. Oleh karena itu didapati permukaan putty belum tertutupi light body secara merata. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya pemberian material light body pada bagian incisal dan proximal gigi target.

2. Terdapat porus pada permukaan gigi target dikarenakan pada saat mencampur bahan cetak putty tidak homogen. Penyebab lainnya adalah saat memasukan sendok cetak yang berisi putty dan light body ke gigi target kurang pas atau tergeser hal ini menyebabkan udara terjebak.

5. SIMPULAN

Manipulasi material cetak elastomer dengan teknik double impression dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung (ada pengurangan). Pencampuran material cetak elastomer tersebut dapat menggunakan metode hand mixing dan static auto mixing. Kedua cara tersebut dapat menghasilkan hasil cetakan yang detail.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil cetakan yang paling bagus adalah hasil pencetakkan dengan metode indirect karena hasil dengan metode indirect dapat dihasilkan cetakan yang akurat, detail, dan melapisi keseluruhan gigi target. Hal ini diakibatkan karena metode indirect dilakukan pengerokan terlebih dahulu sehingga bahan medium body yang diisikan tidak keluar-keluar saat melakukan cetak pada gigi target dan juga gigi target pas pada daerah pengerokan, tidak seperti metode direct yang belum tentu pas dicetakkan pada lubang yang ditekan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, KJ. 2013. Phillips’ Science of Dental Materials. 12th ed. China : Elsevier

Saunders. pp. 153-154 , pp 169 – 171.

Yuliati et al, 2014. Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi I. Surabaya: Airlangga University Press. pp. 82.

Mc Cabe, JF., Walls A. 2008. Applied Dental Materials 9th ed. Wiley, John and Sons

Incorporated. pp.153, pp 168-170

Gambar

Gambar 1.Alat-alat untuk manipulasi elastomer a. Paper pad dan spatula
Gambar 2 : Mencampur putty base dan catalyst dengan gerakan melipat
Tabel 2. Setting time material cetak elastomer

Referensi

Dokumen terkait

Ketika anda membuat document yang cukup banyak text atau gambar tentu hal itu akan sulit untuk melakukan pemeriksaan tampilan perhalamannya, pada Microsoft word memiliki beberapa

Didefinisikan sebagai daerah dimana bahan akan kembali kepada panjang semula bila tegangan luar dihilangkan. Daerah proporsionalitas merupakan bagian dari

Casting juga merupakan suatu teknik yang sering dilakukan di kedokteran gigi dalam pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi tiruan, jembatan rangka gigi tiruan dan lain-lain dengan

medium atau bahan, terlihat dari hasil percobaan pada jarak 0,5-5,0 mm intensitas radiasi pada bahan yang dihasilkan semakin kecil juga, maka terlihat bahwa semakin

Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan.. Bagian tabung reaksi

Cendawan yang tumbuh pada biji tersebut belum diketahui kerena tidak melakukan uji atau isolasi cendawan sedangkan satu biji padi terserang oleh bakteri yang