• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS DIPONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS DIPONEGORO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

POTENSI LUNCURAN LUMPUR BASAH (SPILL OUT)

PADA TAMBANG BAWAH TANAH TIPE BLOCK CAVING

BERDASARKAN LITOLOGI, FAKTA HISTORIS DAN

KONDISIONAL MUCKING : STUDI KASUS BLOK

PENAMBANGAN DEEP ORE ZONE (DOZ)

PT. FREEPORT INDONESIA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

BAIHAQI FAHMEIZA YUSUF

NIM. 21100112130019

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

SEMARANG

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

POTENSI LUNCURAN LUMPUR BASAH (SPILL OUT)

PADA TAMBANG BAWAH TANAH TIPE BLOCK CAVING

BERDASARKAN LITOLOGI, FAKTA HISTORIS DAN

KONDISIONAL MUCKING: STUDI KASUS BLOK

PENAMBANGAN DEEP ORE ZONE (DOZ)

PT. FREEPORT INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan sarjana S-1 pada Departemen Teknik Geologi

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Oleh:

Baihaqi Fahmeiza Yusuf 21100112130019

Telah disetujui dan disahkan pada Hari, Tanggal : Rabu, 1 Februari 2017

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dian Agus Widiarso, ST., MT.

NIP. 197608122010121002 Rinal Khaidar Ali, ST., M.Eng. NIK. 198505040214011225 Mengetahui,

Ketua Departemen` Geologi

Najib, ST., M.Eng., Ph.D NIP. 197710202005011001

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Baihaqi Fahmeiza Yusuf

NIM : 21100112140086

Departemen : Teknik Geologi

Judul Skripsi : Potensi Luncuran Lumpur Basah (Spill Out) Pada Tambang Bawah Tanah Tipe Block Caving

Berdasarkan Litologi, Fakta Historis dan Kondisional Mucking : Studi Kasus Blok Penambangan Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

TIM PENGUJI

Pembimbing : Dian Agus Widiarso, ST., MT. (...) Pembimbing : Rinal Khaidar Ali, ST., M.Eng. (...) Penguji : Najib, ST., M.Eng., Ph.D (...)

Semarang, 1 Februari 2017 Departemen Teknik Geologi

Ketua,

Najib, ST., M.Eng., Ph.D NIP. 197710202005011001

(4)

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Baihaqi Fahmeiza Yusuf

Nim : 21100112130019

Tanda tangan :

(5)

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertanda tandan di bawah ini

Nama : Baihaqi Fahmeiza Yusuf

NIM : 21100112130019

Departemen : Teknik Geologi

Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Nonekslusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Potensi Luncuran Lumpur Basah (Spill Out) Pada Tambang Bawah Tanah Tipe Block Caving Berdasarkan Litologi, Fakta Historis dan Kondisional

Mucking : Studi Kasus Blok Penambangan Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia.

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti / Noneksklusif ini, Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetam mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada Tanggal : 1 Februari 2017

Yang menyatakan,

Baihaqi Fahmeiza Yusuf NIM. 21100112130019

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini dipersembahkan untuk:

Fahrudin Mei Sulistyoningsih (Alm.) Putri Ramadhani Adinda Meidina Ratnasari

Fania Asfi Rahmadewi

(7)

vii

KATA PENGANTAR

PT.Freeport Indonesia sebagai perusahaan yang besar, memiliki standart keamanan kerja yang tinggi selalu melakukan pengawasan serta melakukan kajian keamanan tambang demi mewujudkan budaya selamat dan produksi optimal. Sistem penambangan bawah tanah pada blok Deep Ore Zone (DOZ) merupakan pengaplikasian metode penggalian secara runtuhan (Block Caving). Salah satu dari resiko area ini adalah tidak dapat diaksesnya area runtuhan untuk dilakukan kontrol ketika peledakan primer sudah dilakukan. Luncuran lumpur basah (spill out / mudrush) merupakan salah satu resiko dari kurangnya kontrol atas masuknya air ke dalam wilayah hancuran batuan di atas level ekstraksi yang menyebabkan material terlampau jenuh air.

Penelitian ini merupakan kajian terhadap kerentanan bahaya luncuran lumpur basah di level ekstraksi yang mungkin terjadi dengan adanya lubang sebagai lokasi jatuhan hancuran batuan (drawbell) dengan pengamatan di titik penarikan produksi (drawpoint) pada tiap panel produksi, serta analisis terhadap sampel skeleton corelog lokasi penelitian yang ada.

Penelitian ini dibatasi oleh area penelitian di level produksi blok DOZ dengan survei pengamatan terhadap drawpoint aktif di 10 Panel (1E-06), analisis terhadap 409 data rekam historis kejadian luncuran lumpur basah yang telah terjadi dalam periode Januari 2008 - Mei 2016 dan rekam data produksi H-1 dari 409 kejadian tersebut. Temuan pada survei digunakan sebagai data aktual kondisi area produksi terkini terhadap kerentanan luncuran lumpur basah yang kemudian dilakukan korelasi atas identifikasi pola luncuran yang ditemukan untuk menduga besaran resiko pengaruh luncuran lumpur basah secara kualitatif dengan analisis taksonomi. Hasil akhir yang diharapkan berupa rekomendasi terhadap manajemen produksi sebagai masukan untuk meminimalisir potensi luncuran lumpur basah di level ekstraksi.

Studi mengenai potensi luncuran lumpur basah di level produksi ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam mekanisme produksi hancuran bijih(raw ore) yang aman dan selamat.

Semarang, 2017

(8)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, untuk setiap rahmat, riski, dan luapan ilmu baru yang diberikan selama perjuangan yang dapat dijalankan.

2. Kedua orang tua tercinta, Mei Sulistyoningsih dan Fahrudin , yang selalu memberikan dukungan moral, materiil, serta doa.

3. Almarhumah kakakku Putri Ramadhani, menempatkanku sebagai si sulung dari adik-adik tercinta kita, Adinda MR dan Fania AR yang telah memberikan banyak semangat dan doa.

4. Bapak Najib, ST., M.Eng., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro sekaligus dosen penguji dalam uji pendadaran yang telah membimbing penulis hingga menjadi sarjana.

5. Bapak Dian Agus Widiarso, ST., MT., selaku dosen pembimbing I yang telah memberi arahan dan bimbingan dalam setiap tahapan yang dilalui.

6. Bapak Rinal Khaidar Ali, ST., M.Eng., selalu dosen pembimbing II yang berkenan memberi bimbingan dan motivasi selama penyusunan laporan ini 7. Bapak Ir. Wahju Krisna Hidajat, M.T., selaku dosen wali yang selalu berkenan

memberi bimbingan dan motivasi selama saya menempuh kuliah di jurusan ini. 8. Segenap Dosen dan Admin di Teknik Geologi UNDIP yang telah membantu

dalam administrasi selama saya menyusun Tugas Akhir.

9. Aleksander M. Purba selaku General Superitendent Sub DOZ-DMLZ Dept. Underground Geotech PT. Freeport Indonesia beserta staff yang telah mengizinkan dan membantu pelaksanaan pengambilan data di PT. Freeport Indonesia, Tembagapura-Papua.

10. Sandi Agung F. dan Muhammad I. Aufar selaku pembimbing lapangan serta supervisor yang telah memberikan masukan dan koreksinya.

11. Bapak Apun, Mas Reza, dan Mas Dhani dari Departemen Geologi PTFI yang senantiasa berbagi ilmu dan bimbingan di sela- sela kesibukan.

12. Vira Anesya, sebagai penyemangat serta teman berbagi dalam impian dan komitmen.

13. Keluarga Teknik Geologi Angkatan 2012 dan keluarga besar Teknik Geologi Universitas Diponegoro yang telah memberikan banyak pengalaman, perhatian, kritik, dan saran.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Semarang, 2017

(9)

ix

ABSTRAK

Deep Ore Zone (DOZ) Block Cave terletak di selatan Pegunungan Jayawijaya (Papua), bagian dari East Ertsberg Skarn System (EESS) yang memproduksi mineralisasi dari Gunung Bijih Timur (GBT). Tambang ini merupakan tambang bawah tanah dengan sistem runtuhan batuan secara gravitasi yang tersusun atas 3 level utama (elevasi 3079-3146m) dan telah memproduksi lebih dari 165 juta ton bijih dengan kadar 1,06% Cu dan 0,81ppm Au. Peningkatan produksi akan meningkatkan tantangan dan salah-satu yang berbahaya adalah menjadi pemicu luncuran lumpur basah yang berpotensi dalam fatalitas dan kurangnya produksi.luncuran lumpur ini terbentuk atas material halus(<5cm),jenuh air, dan tersusun butiran lepas batuan. Luncuran lumpur ini dapat terjadi melalui bukaan yang ada pada drawpoint.

Penelitian dilakukan dengan survei pengamatan terhadap drawpoint aktif di panel 1D - panel 6, uji spectral terhadap sampel bubuk skeleton core serta rekam produksi ore terhadap 409 rekam kejadian luncuran lumpur basah dalam periode Januari 2008 - Mei 2016 dengan analisis secara taksonomi untuk menemukan pola atas luncuran lumpur basah terhadap resiko kejadian.

Hasil survei terhadap 310 drawpoint aktif didapati sebaran kelas drawpoint terbaru yang menunjukkan sebaran resiko kemungkinan luncuran lumpur basah terjadi. Analisa terhadap sampel material halus pada skeleton core menunjukkan jenis mineral yang memungkinkan menjadi penyerta dan beresiko menjadi titik lemah di zona skarn yang ada. Berdasarkan analisis secara taksonomi terhadap 409 rekam data kejadian luncuran lumpur basah yang terjadi antara Januari 2008 - Mei 2016 beserta data produksi H-1 kejadian, diketahui adanya batasan area pengaruh dan besaran pengaruh atas produksi hancuran ore di drawpoint. Perhatian lebih perlu dilakukan pada kelas drawpoint basah sehingga perlu dilakukan pembatasan besaran produksi bijih dengan jumlah bucket yang disarankan. Area pengaruh atas kegiatan produksi bijih (ore) yang didapati berada dalam radius 18m dari pusat drawpoint teramati. Besaran produksi yang disarankan berupa produksi bijih (ore) secara simultan dalam 1 periode order produksi dengan besaran tiap drawpoint kurang dari 12 bucket(11.3ton).

Kata kunci: DOZ, resiko luncuran lumpur basah, metode taksonomi, pembatasan produksi

(10)

x

ABSTRACT

The Deep Ore Zone (DOZ) Block Cave Mine is located at the southern area of the Jayawijaya Mountain Range (Papua), a part of the East Ertsberg Skarn System (EESS) that produces mineralization from Gunung Bijih Timur (GBT). This mine is an underground mine that utilizes the gravity flow system at three main levels (from 3079 until 3146 meters) and has produced more than 165 million tons of ore with1.06% Cu and 0.81 ppm Au. The increase of production arouses many challenges and the most dangerous one is the wet muck flow because the impacts are relative to fatality and economic loss. The wet muck material is formed by fine (grain size < 5cm), saturated, and loose grains merge with the water appearance. This wet muck flow can be happen in extraction level DOZ via opening in drawpoint.

The research was done by observational survey on drawpoint active in panel 1D - panel 6, spectral test against pulverised sample of skeleton cores as well as 409 report of wet muck spill incident between January 2008 - May 2016 and the ore production record of incident using taxonomic analysis to find pattern and its connection to spill risk.

As result from survey of 310 active drawpoint, map class of last drawpoint status can be drawn and shown wetmuck class as risk area of potential spill. Analysis of pulverised sample from skeleton core shown mineral which possible become wetmuck materials or low resistance section in skarn zone. Based on analysis in taxonomy against 409 report of wet muck spill incident between January 2008 - May 2016 and production record of H-1 incident, shown boundaries area of mucking influence and magnitude of influence over the production of raw ore in drawpoint. More awarness needs to be done on wet drawpoint class with confine production of ore within recommended bucket of production. Area of influence over the activities of production of ore (ore) which are found to be within a radius of 18 m from the center of drawpoint observed. The amount which suggested in raw ore production is mucking simultaneously in 1 order the production of the period in 1 Panel Area with the value of each drawpoint less than 12 bucket(11.3ton).

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Pokok Permasalahan ... 2

Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1Maksud Penelitian ... 3

1.3.2Tujuan Penelitian ... 3

Batasan Masalah ... 4

Lokasi, Kondisi dan Kesampaian Daerah Penelitian ... 4

1.5.1Lokasi Penelitian ... 4

1.5.2Kesampaian Daerah Penelitian ... 7

Penelitian Terdahulu ... 8

Manfaat Penelitian dan Hasil Akhir Yang Diharapkan ... 9

Waktu Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

(12)

2.2. Kondisi Geologi Regional ... 13

2.2.1Fisiografi Regional wilayah pertambangan PT Freeport Indonesia ... 13

2.2.2Geologi Ertsberg Mining District (EMD) ... 15

2.3. Penambangan Block Caving ... 21

2.3.1. Sistem Dasar Penambangan... 21

2.3.2. Gua / Area Bukaan Tambang(cave) ... 24

Luncuran lumpur (Spill Out/ Mud Rush) ... 26

2.3.3. Fragmentasi Batuan ... 28

2.3.4. Aliran Air Dalam Drawpoint ... 31

2.3.5. Analisa Blok Model ... 31

2.3.6. Analisa Batuan Inti (Core) ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1. Metode yang digunakan ... 35

3.1.1Pengambilan Data Referensi ... 35

3.1.2Pengambilan Data Lapangan ... 35

3.1.3Pengambilan Data Laboratorium ... 35

3.2. Alat-alat yang digunakan ... 36

3.3. Tahap Penelitian... 37

3.3.1Tahap Pengambilan Data ... 37

3.3.2Tahap Pengelompokan Data ... 39

3.3.3Tahap Pengolahan Data ... 39

3.3.4Tahap Pembahasan ... 39

3.3.5Tahap Pengambilan Kesimpulan ... 39

3.4. Bagan Alir Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Penyelidikan Geologi Lapangan ... 41

4.1.1Survey Litologi Lokasi Produksi level ekstraksi ... 41

4.1.2Analisa Litologi dan Tingkat kebasahan terhadap Luncuran Lumpur . 58 4.2 Pengamatan Skeleton Core log batuan ... 61

4.3 Analisis Model Bukaan Pertambangan DOZ ... 66

4.4 Analisis Hidrogeologi Daerah Penelitian ... 69

(13)

4.5.1Rekam Kejadian Luncuran Lumpur Basah Tahunan ... 72

4.5.2Rekam Historis Litologi ... 73

4.5.3Rekam Historis Pengaruh Air Dalam Luncuran Lumpur Basah ... 74

4.5.4Rekam Historis Ekstraksi/Penarikan Produksi Ore (mucking) ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

Kesimpulan ... 87 Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 89 DAFTAR ISTILAH ... 93 LEMBAR PENGESAHAN... 96 LAMPIRAN ... 97

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah PT. Freeport Indonesia. ... (UG Division,2007) ... 5 Gambar 1.2 Lokasi pengamatan lapangan dalam peta permodelan level

ekstraksi blok DOZ (UG Division,2007) ... 6 Gambar 2.1 Peta daerah Kontrak Karya PT. Freeport Indonesia.

(UG Division,2007) ... 12 Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Area Central Range (dimodifikasi

dari Quarles van Ufford, 1996 Op cit. Soebari L, 2010). ... 16 Gambar 2.3 Susunan satuan stratigrafi,(dimodifikasi dari ...

Quarles van Ufford, 1996). ... 17 Gambar 2.4 Peta Geologi daerah COW – A (PTFI Op cit.Soebari L,2010). 20 Gambar 2.5 Penampang sayatan vertikal melintang Undercut – Ekstraksi

(UG Division, 2007) ... 22 Gambar 2.6 Pola herringbone pada penampang horizontal level

Ekstraksi DOZ (UG Division, 2007)... 22 Gambar 2.7 Kenampakan Rock Breaker pada Grizzly Area DOZ ... 23 Gambar 2.8 Potongan horizontal Drawpoint (Laubscher,1994) ... 23 Gambar 2.9 Model manual LHD yang digunakan di level ekstrasi DOZ

(UG Division,2007) ... 24 Gambar 2.11 Drawbell level extraction DOZ-PTFI (UG-database, 2016) ... 27 Gambar 2.12 Peledakan Sekunder Batuan Menggantung (Rio Tinto, 2010)... 29 Gambar 2.13 Behavioral dalam Height of Interaction Zone (Susaeta, 2004) .... 30 Gambar 2.14 Representasi Flow Behavior (Susaeta, 2004)... 30 Gambar 2.15 Perhitungan Rock Quality Designation (RQD )(Deere 1989) ... 33 Gambar 2.16 Reflektansi Spektra atas piroksen dalam fungsi ukuran butir

(Clark, 1993) ... 34 Gambar 4.1 Permodelan Peta Geologi level ekstraksi DOZ PT. Freeport

(15)

Gambar 4.2 Marmer (sampel Batuan Intact Di Lapangan (STA2) dan sampel slabbing batuan)... 43 Gambar 4.3 Diorit(sampel batuan intact di lapangan (STA4) dan ...

sampel batuan hand speciment) ... 45 Gambar 4.4 Drawpoint P3-0E dan Hand Sample Marmer dalam Drawpoint... 48 Gambar 4.5 Hand Specimen Skarn( Magnetite Dominant) ... 48 Gambar 4.6 Hand Specimen Skarn (Forsterite dengan relict

bedding atas magnetite) ... 49 Gambar 4.7 Hand Specimen Forsterite skarn dengan vein kecil anhydrite ... 50 Gambar 4.8 Hand Specimen Diorit teralterasi ... 51 Gambar 4.9 Sebaran litologi dominan dalam drawpoint di daerah penelitian .. 52 Gambar 4.10 Peta Tinjauan Fragmen Dominan dalam Drawpoint ... 54 Gambar 4.11 Peta kejenuhan air pada hancuran batuan dalam drawpoint. ... 60 Gambar 4.12 Kondisi kelas Engineering pada drawpoint DOZ pada akhir ...

bulan Mei 2016. ... 60 Gambar 4.13 Titik lokasi core log ... 61 Gambar 4.14 Kenampakan skeleton corelog dengan rekam fresh corelog. ... 62 Gambar 4.15 Contoh pengambilan sampel NIR dan batuan dalam ...

Skeleton Corelog ... 64 Gambar 4.16 Grafik reflektan dalam pengujian NIR Spectoral Test ...

Skeleton Corelog ... 64 Gambar 4.17 Contoh grafik reflektan dalam pengujian NIR Spectoral Test

pada sampel Skeleton Corelog ... 65 Gambar 4.18 Potongan model litologi batuan secara vertikal arah South-North

Panel 2-3 DOZ ... 68 Gambar 4.19 Penampang Vertikal North-South blok model yang sejajar panel

3 (RQD, struktur geologi, dan bentuk cave) ... (UG geotech & hydrology, 2010) ... 69 Gambar 4.20 Sebaran titik Piezometer (UG Hidrology,2016) ... 70 Gambar 4.21 Rekam data aliran air perbulan sejak 2008-2016 ...

(16)

Gambar 4.22 Grafik Litologi dalam historis spill ... 73

Gambar 4.23 Grafik perubahan kondisi drawpoint ... 74

Gambar 4.24 Grafik presentase penarikan produksi hancuran bijih (mucking) drawpoint pada 409 peristiwa spill ... 76

Gambar 4.25 Grafik presentase penarikan produksi hancuran bijih (mucking) drawpoint dengan adjacent pada 409 peristiwa spill ... 78

Gambar 4.26 Blok model yang diberlakukan di DOZ ... 79

Gambar 4.27 Asumsi jarak pengaruh area penarikan produksi hancuran bijih (mucking) ... 80

Gambar 4.28 Hasil iterasi menerus yang dijumpai... 80

Gambar 4.29 Taksonomi quality method diagram of mucking ... 82

Gambar 4.30 Iterasi normal antar drawpoint ... 83

Gambar 4.31 Histogram penarikan produksi hancuran bijih (mucking) ... dari presentase kombinasi tertinggi ... 84

Gambar 4.32 Representasi Isolated- Interactive Flow Behavior (Susaeta, 2004) ... 86

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 8

Tabel 1.2 Rincian Kegiatan Penelitian di PT. Freeport Indonesia ... 10

Tabel 4.1 Kelas fragmen batuan dalam drawpoint. ... 53

Tabel 4.2 Kelas kebasahan pada batuan dalam drawpoint ... 55

Tabel 4.3 Klasifikasi kondisi batuan dalam drawpoint Underground (Geotech & Hydrology., 2007) ... 58

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah PT. Freeport Indonesia... 97

Lampiran 1.2 Lokasi pengamatan lapangan dalam peta permodelan level ekstraksi blok DOZ ... 98

Lampiran 2 Lembar Geologi Striplog ... 99

Lampiran 3 Lembar Geotechnical Striplog ... 101

Lampiran 4 Drawpoint Observation Report ... 103

Lampiran 5 Rekam Historis Data kejadian luncuran ... 117

Lampiran 6 Rekam Perhitungan Data Produksi ... 123

Lampiran 7 Peta Pola Pergerakan Luncuran Lumpur Basah Tahunan ... 124

(19)

Daftar Istilah

Block Caving : Metode penambangan bawah tanah secara runtuhan dengan memotong

bagian bawah lapisan bijih.

Bucket : Satuan hitung pengambilan hancuran bijih dalam drawpoint dalam 1 kali

angkut menggunakan LHD (kurang lebih sebesar 11.3 ton)

Bucket order : Besaran penarikan produksi yang dijadwalkan pada 1 periode

Cave front : Garis batas terluar dari gua; area pada titik terakhir pada proses

peledakan di level undercut.

Cave propagation : Proses pengembangan/ perluasan area gua pada level undercut; proses perambatan ambrukan batuan pada atap gua.

Cave subsidence : Runtuhnya batuan dari atap gua

Concrete : Proses penguatan batuan dengan cara melapisi batuan dengan semen dan

pecahan kerakal

Collar : Mulut lubang pengeboran

Corelog : Sampel inti batuan yang diambil dari proses pengeboran

Corelog Skeleton : Sampel inti batuan dari proses pengeboran yang telah lalu dan telah tersimpan dalam gudang sebagai sampel asli database.

Coresite : Tempat penyimpanan fisik corebox dan skeleton core

DMLZ : Deep Mill Level Zone; Area penambangan bawah tanah dibawah area

DOZ (proses development dan produksi)

DOZ : Deep Ore Zone; Area penambangan bawah tanah dibawah area IOZ

(proses produksi)

Drill Drift : Titik pengeboran pada lorong di level undercut yang nantinya berfungsi

sebagai perancangan pembentukan pillar

Drawbell : lubang yang menghubungkan level undercut dan ekstraksi sebagai jalur

masuknya hancuran batuan ke dalam drawpoint; 1 drawbel terhubung pada 2 drawpoint pada panel yang berbeda.

Draw column : Dinding tepi pada dalam drawbell; dapat berupa major pillar maupun

minor pillar

Draw control : Pengendalian / manajemen mucking; penjadwalan dan besaran mucking

Drawpoint : Lubang bukaan dalam panel terowongan yang berfungsi sebagai titik

pengambilan bijih;

Drawzone : Area jatuhan hancuran bijih dari lubang drawbell; area lingkup 2

drawpoint yang bersebelahan dan terhubung pada 1 drawbell yang sama.

EESS : East Ertsberg Skarn System; area endapan skarn pada bagian timur

(20)

GBT : Gunung Bijih Timur; Area penambangan bawah tanah pertama yang berada di level teratas EESS district(telah tutup).

Grizzly : Titik penumpahan bijih yang telah diangkut dari drawpoint, konektor

hancuran bijih menuju level haulage/ pengangkutan.

HOD : Height of Draw; Perkiraan tinggi dari besaran material hancuran batuan

yang telah terambil.

Hung up : kondisi tersangkutnya hancuran bijih yang terlampau besar sehingga

menggantung dan tidak dapat terambil di dalam drawpoint.

IOZ : Intermediate Ore Zone; Area penambangan bawah tanah dibawah area

GBT (telah tutup)

Kominusi : Proses bercampurnya hancuran material

Lead / lag : Perhitungan jarak perluasan area tambang/ garis batas terluar dari cave

front yang ada di level undercut,

LHD : Load Haul Dump; alat yang mengangkat hancuran bijih dari dari dalam

drawpoint menuju grizzly

Minegem : Automatic LHD; LHD yang dikendalikan dari jarak jauh

Muck : Hancuran bijih yang ada di dalam rongga drawpoint.

Mucking : Penarikan bijih/ ekstraksi bijih dari dalam drawpoint menggunakan Load

Haul Dump (LHD)

Mudpack : Lapisan lempungan yang mengeras

NIR : Near-Infra Red; reflektansi terhadap infrared dengan panjang gelombang

pendek yang digunakan untuk mengetahui komposisi mineral

Ore : bijih

Panel : Lorong pada terowongan yang berfungsi area hilir mudiknya alat berat.

Pillar : Batuan penahan konstruksi terowongan/ penahan rongga terbuka di

bawah tanah.

Pillar Major : Batuan penahan yang sejajar di atas lorong Panel yang memisahkan antar

panel

Pillar Minor : Batuan penahan yang melintang di antara 2 panel yang memisahkan

antar drawbell yang ada.

Rilling material : Material bergerak.berpindah lokasi

Rock breaker : Penghancur batuan; Alat berat yang digunakan untuk memperkecil

(21)

Shotcrete : Proses penguatan batuan dengan cara melapisi batuan dengan semen; penembakan semen

Slabbing : Pemotongan batuan dengan gerinda untuk menghaluskan batuan.

Spill out : Mud rush; Luncuran lumpur basah yang keluar dari dalam drawpoint dan

melewati batas bibir drawpoint sehingga masuk ke dalam panel produksi.

Split set : Rangka tulang baja yang digunakan untuk memperkuat struktur lorong

panel

TDR : Time Domain Reflectometry; metode pengukuran berdasarkan putusnya

kabel yang telah tertanam.

Wire mesh : Tulangan besi yang teranyam/ dilas; berfungsi sebagai jaring penahan

hancuran batuan pada dinding dan atap terowongan, secara umum memiliki rongga antar tulangan selebar 10x10cm.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan

Tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 17 perawat shift siang, ada 12 orang perawat sebelum shift pagi memiliki tekanan darah sistolik normal, serta 12 perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima tidak diterima dimana variabel moderasi kepemilikan negara hanya memperkuat

Dengan pembayaran dari kapitasi, instalasi farmasi klinik dapat langsung melakukan pemesanan obat (berdasarkan kebutuhan pengadaan dan bersumber dari e-katalog)

Pengurus KONI Kabupaten Ogan Komering Ulu telah melaksanakan program yang sangat baik dalam rangka menyiapkan sumberdaya manusia yakni melakukan Penaratan Pelatih

variabel random diskrit yang berdistribusi Poisson dan memperhatikan faktor spasial, maka hubungan antara variabel respon dalam hal ini jumlah kematian bayi dan variabel

Bab ini berisi penjelasan tentang metodologi pengembangan sistem yang belum pernah dibahas pada kuliah-kuliah di Prodi IF namun digunakan pada KP, atau teori yang tidak terkait

Sejalan dengan pengertian bimbingan Islam di atas, yang dimaksud dengan bimbingan rohani Islam bagi pasien adalah pelayanan yang memberikan santunan rohani kepada pasien