• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin pesat dan era teknologi digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin pesat dan era teknologi digital"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan zaman yang semakin pesat dan era teknologi digital yang semakin tanpa batas menuntut segala aspek kehidupan melakukan adaptasi secara cepat dan kontuinitas agar tidak tergilas oleh arus informasi dan tak tertinggal oleh perubahan. Begitu juga dalam dunia pendidikan di tengah canggihnya teknologi diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan yang dapat menguasai iptek dan seimbang dengan imtak yaitu iman dan takwa.

Menjawab tantangan tersebut pemerintah membuat regulasi dalam bidang pendidikan yaitu salah satunya dengan membuat sekolah yang berbasis life skill yang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Semakin mernjamurnya sekolah kejuruan tersebut membuat budaya organisasi dalam lembaga pendidikan khususnya sekolah mengalami suatu perubahan.Sebagaimana dijelaskan oleh Waridin dan Masrukhin dalam Kusumawati(2008) bahwa :

(2)

“ Budaya Organisasi (Coorporetae Culture) sering diartikan sebagai nilai-nilai,simbol-simbol yang dimengerti dan dipatuhi bersama,yang dimiliki suatu organisasi sehingga anggota organisasi merasa satu keluarga dan menciptakan suatu kondisi anggota organisasi tersebut merasa berbeda dengan organisasi lain.”

Dalam suatu organisasi budaya organisasi sangat menentukan tingkat kepuasan dari para anggota organisasi tersebut baik itu organisasi yang bersifat profit maupun nonprofit seperti lembaga pendidikan maupun kesehatan. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang diakukan oleh Miharty (2013) dalam Jurnalnya yang berjudul The Influence of Organizational Culture on Job Satisfaction towards Improving the Quality of Education in University of Riau yang juga meneliti tingkat kepuasaan kerja dalam sebuah lembaga pendidikan ditemukan hasil bahwa budaya organisasi dan kepuasan kerja antara karyawan adalah pada tingkat yang cukup, dan ada pengaruh positif budaya organisasi pada kepuasan kerja karyawan. Semakin baik budaya organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan dapat ditingkatkan melalui budaya organisasi yang kondusif.

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut sangatlah jelas bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Namun kenyataan yang terjadi dalam tempat penelitian yang penulis hadapi tidak menunjukkan hasil yang sesuai. Tempat penelitian penulis merupakan salah satu lembaga pendidikan berbasis pesantren atau boarding school yaitu Pondok Pesantren Ashiiddiqiyah 2 Tangerang yang merupakan cabang dari Pondok Pesantren Ashidiiqiyah Jakarta yang didirikan oleh salah satu ulama besar Indonesia yaitu DR KH Noor Muhammad Iskandar SQ. Sebagai

(3)

lembaga yang cukup besar dalam bidang pendidikan yang telah berdiri dari tahun 1985 begitu banyak permasalahan yang dihadapi khususnya dalam pencapaian kualitas pendidikan baik dari tenaga pendidik, fasilitas pendidikan,peserta didik itu sendiri, serta permasalahan berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan.

Kepuasaan kerja berkaitan erat antara sikap pegawai terhadap berbagai faktor dalam pekerjaan antara lain :situasi kerja ,pengaruh sosial dalam kerja, imbalan dan kepemimpinan serta faktor lain.(Lodge dan Derek dalam Kusumawati,2008:5).Melihat pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kepuasaan kerja seorang pegawai sangat dipengaruh berbagai faktor namun pada umumnya seorang pegawai merasa puas dengan pekerjaannya apabila kenyataan yang dihadapi sesuai dengan harapan pegawai itu sendiri.

Hal ini dibuktikan dengan hasil pra research yang dilakukan penulis kepada beberapa orang karyawan yang telah lama bekerja di atas lima tahun di lembaga ini ditemukan hasil sebagai berikut :

Tabel 1.1

Hasil Pra Research Mengenai Tingkat Kepuasan Kerja

No. Pertanyaan Dalam Jumlah

Y T

1 Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan

kerja sekarang 10 10 2 Saya merasa puas bekerja disini karena

banyaknya peluang untuk maju atau

mengembangkan karier 8 12 3 Saya merasa puas dengan penghasilan yang

diberikan oleh Yayasan 7 13 4 Saya merasa puas terhadap jenjang karir di

Sekolah ini 6 14

5 Saya merasa puas terhadap fasilitas yang

didapat dari sekolah ini 5 15 6 Saya merasa puas dengan pencapaian kinerja

(4)

7 Saya merasa puas dengan informasi yang

didapatkan tentang perkembangan Sekolah ini 7 13 8 Saya merasa puas dengan aturan dan kebijakan

Yayasan 4 16

Sumber : Hasil Pra Research (2016)

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa salah satu permasalahan yang terjadi berkaitan dengan kepuasan kerja yaitu berhubungan dengan budaya organisasi. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hasil pra research nomor enam mengenai tingkat kepuasan diperoleh keterangan bahwa para karyawan merasa tidak puas dengan kinerja mereka sebanyak 11 orang dari 20 orang. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan laporan hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru selama kurun waktu tiga tahun kebelakang.

Tabel 1.2

Penilaian Kinerja Guru Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang Tahun 2013 sampai 2015 (dalam rata-rata)

No Penilaian Kinerja Guru 2013 Tahun 2014 2015

1 Kedisiplinan Kerja 85 75 70

2 Pembuatan RPP 88 85 75

3 Pembuatan media pembelajaran 80 73 70 4 Inovasi metode Pembelajaran 85 75 65

5 Penilaian Hasil Belajar 82 80 80

Rata-Rata 84 78 74

Sumber : Supervisi Pendidikan dan Pengajaran (2016)

Dari tabel di atas diperoleh keterangan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun kebelakang terjadi penurunan kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian Aspeng Dikjar yang dilihat dari tugas-tugas pokok dan tanggung jawab

(5)

guru seperti kedisipinan, pembuatan RPP, pembuatan media pembelajaran, inovasi metode pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Dari tahun 2013 nilai rata-rata kelima aspek penilaian tersebut sebesar 84 kemudian mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar 78 dan di tahun 2015 menjadi 72. Berdasarkan beberapa wawancara dengan sesama rekan kerja penurunan kinerja tersebut salah satu faktor penyebabnya adalah karena kurang kondusifnya lingkungan pekerjaan dan ketidakpuasan kerja.

Dari keterangan di atas bila dilihat dari rata-rata hasil kinerja selama kurun waktu tiga tahun dapat dibuat grafik line seperti di bawah ini :

Gambar 1.1 : Grafik Rata-Rata Penilaian Kinerja Guru Tahun 2013-2015 Sumber : Aspeng Dikjar (2016)

Dalam penelitian yang lain dijelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu salah satunya dari kompensasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Nazir, dkk (2013) dalam jurnalnya yang berjudul

65 70 75 80 85 2013 2014 2015 Penilaian Kinerja Guru

Rata-Rata Penilaian Kinerja Guru Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang Tahun 2013-2015 (dalam rata-rata)

(6)

Impact of Rewards and Compensation on Job Satisfaction:Public and Private Universities of UK ditemukan hasil bahwa Rewards memiliki hubungan dengan komitmen organisasi, pemberian reward yang sesuai akan meningkatkan kepuasan kerja para guru, kompensasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen dan kepuasan karyawan, dimana pemberian kompensasi yang sangat dasar di lihat pada kinerja.Penelitian tersebut dilakukan dalam sebuah lembaga pendidikan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis.

Berdasarkan hal tersebut nampaknya kondisi ini tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di tempat penelitian penulis. Dari hasil pra research yang telah dijelaskan di dalam tabel 1.1 dijelaskan bahwa tingkat kepuasaan karyawan berdasarkan penghasilan atau gaji yang diberikan masih sangat rendah yaitu 13 orang responden menjawab tidak puas dari 20 responden. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan data gaji karyawan Pondok Pesantren Ashiddiqiyah 2 Tangerang Tahun 2014 sampai 2016 yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.3

Daftar Gaji Karyawan Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang Tahun 2014 sampai 2016

No Range Gaji Tahun

2014 2015 2016

1 < Rp 500.000 90 Orang 85 Orang 85 orang

2 > Rp 500 ribu– Rp 1.juta 63 Orang 62 Orang 70 orang 3 > Rp 1 juta – Rp 2 juta 65 Orang 70 Orang 75 orang 4 > Rp 2 juta– Rp 3 juta 15 Orang 23 Orang 26 orang 5 > Rp 3 juta – Rp 4 juta 1 Orang 2 Orang 5 orang

Total 234 Orang 242 Orang 261 orang

Sumber: Bagian Keuangan Yayasan (2016)

(7)

Gambar : 1.2 Grafik Pie Gaji Karyawan Ponpes AIC 2 Tangerang Sumber : Kepegawaian (2016)

Dari tabel 1.3 dan gambar grafik pie diatas di atas dapat dengan jelas diperoleh keterangan bahwa mayoritas karyawan Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang ini miliki gaji yang sangat rendah yaitu di bawah atau kurang dari Rp 500.000. Terdapat dari tabel 1.3 diketahui bahwa gaji karyawan Ponpes

38% 27% 28% 6% 0%

2014

2014

35% 26% 29% 10% 1%

2015

33% 27% 29% 10% 2%

2016

(8)

Ashiddiqiyah 2 Tangerang dari 3 tahun terakhir masih berada diangka kurang dari Rp 500.000, yaitu di tahun 2014 sebanyak 90 orang, tahun 2015 dan tahun 2016 sebanyak 85 orang. Dimana dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan para karyawan Ponpes Ashiddiqiyah ini sangat memprihatinkan.

Berdasarkan hasil pra research yang telah dijelaskan di atas terdapat beberapa point yang menggambarkan secara jelas bahwa tingkat kepuasaan karyawan masih rendahyaitu salah satunya yang berkaitan dengan pengembangan karir dan jenjang karir yang menjawab tidak puas diatas 10 orang dari 20 responden masing-masing 12 orang menjawab tidak puas terhadap pengembangan karir dan 14 orang yang menjawab tidak puas untuk jenjang karir. Serta tingginya yang menjawab tidak puas terhadap aturan dan kebijakan yayasan yaitu sebesar 16 orang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasaan karyawan terhadap budaya organisasi di Pondok Pesantren Ashiddiqiyah 2 Tangerang ini masih rendah.

Hal di atas dapat diperkuat dari data peningkatan karir di Pondok Pesantren Ashiddiqiyah 2 Tangerang dalam kurun 5 (lima) terakhir seperti dijelaskan dalam tabel di bawah ini :

(9)

Gambar 1.1 Grafik Jenjang Karir Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang

Tahun 2012-2016

Sumber: Bagian Kepegawaian (2016)

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian di lembaga ini yang berkaitan dengan judul “ PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PONPES ASHIDDIQIYAH 2 TANGERANG”

1.2Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah di atas dapat penulis uraikan beberapa identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Budaya organisasi di Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang kurang kondusif yang berdampak pada penurunan kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. 0 2 4 6 8 10 12 2012 2013 2014 2015 2016 STAFF WAKASEK KEPSEK BPH YAYASAN

(10)

b. Kompensasi yang diterima oleh karyawan Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang sangat kecil sehingga mempengaruhi tingkat kepuasan kerja dan kesejahteraan karyawan itu sendiri

c. Rendahnya tingkat kepuasan karyawan Pondok Pesantren Ashiddiqiyah 2 Tangerang khususnya berkaitan dengan jenjang karir dan pengembangan karir

1.2.2 Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah penulis jelaskan di atas maka penulis dapat merumuskan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan?

b. Apakah Kompensasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan? c. Apakah Budaya Organisasi dan Kompensasi berpengaruh terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan?

1.2.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas banyak faktor yang mempengaruhi variabel kepuasan kerja karyawan namun dalam penelitian ini peneliti membatasi faktor kepuasan kerja pada masalah budaya organisasi dan kompensasi. Selain itu objek penelitian dibatasi hanya pada karyawan Pondok Pesantren Ashiddiqiyah 2 yang berada di Kota Tangerang.Mengingat Ponpes

(11)

Ashiddiqiyah itu terdiri dari 11 cabang yang berada di Jakarta, Karawang,Serpong,Cianjur, Lampung dan Palembang.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilaksanakan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci serta memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Budaya Organisasi dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pondok Pesantren Ashiddiqiyah 2 Tangerang. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat dijelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan

b. Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasaan Kerja karyawan

c. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja

1.4Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya keilmuan mengenai budaya organisasi sekolah

(12)

dan kompensasi dalam sebuah organisasi pesantren atau boarding school.

b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan sekolah khususnya sekolah yang berada dalam sebuah pesantren.

1.4.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain :

a. Sebagai salah satu referensi untuk para peneliti di masa yang akan datang dalam mengkaji ilmu tentang manajemen khususnya manajemen sekolah

b. Sebagai bahan rujukan dalam proses pengambilan keputusan untuk para pimpinan sekolah dalam membuat program baru pembelajaran di sekolah khususnya sekolah berbasis Pesantren.

Gambar

Gambar 1.1 : Grafik Rata-Rata Penilaian Kinerja Guru Tahun 2013-2015  Sumber : Aspeng Dikjar (2016)
Gambar : 1.2 Grafik Pie Gaji Karyawan Ponpes AIC 2 Tangerang  Sumber : Kepegawaian (2016)
Gambar 1.1 Grafik Jenjang Karir Ponpes Ashiddiqiyah 2 Tangerang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan anak terutama mengenai hubungan peran orang tua dengan perilaku mental

Tingkat Kecukupan Energi Yang Rendah Sebagai Faktor Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Kecukupan zat gizi merupakan nilai yang menggambarkan kecukupan zat gizi

pengaruh yang dirasakan oleh pelaku UKM dalam penerapan fintech pada usahanya yang dirasakan yang paling utama yaitu memudahkan transaksi pembayaran dan memuaskan pelanggan

Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan tera/ tera ulang dari Pemerintah Daerah.. Bagian Kedua

Hasil desain rigid riser sangat berpengaruh pada proses instalasinya termasuk tebal dinding riser yang menentukan apakah riser tersebut akan berhasil untuk

Dari skripsi yang telah disebutkan di atas, penelitian yang secara khusus mengulas mengenai makna dan jenis peribahasa Korea yang menggunakan leksem tteok ( 떡 )

Apabila terjadi korelasi yang tinggi antar variabel bebas maka variabel tidak ortogonal, artinya akan menyebabkan deviasi standar dari masing-masing koefisien

bahasa sebagai seni yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Jadi, ada dua aspek yang perlu diketahui seseorang dalam retorika, yaitu pengetahuan mengenai