• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORATT KOTA BANDUNG TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORATT KOTA BANDUNG TAHUN"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

(RENSTRA)

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

TAHUN 2013-2018

(RENSTRA)

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

TAHUN 2013-2018

(RENSTRA)

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 - 2018.

Kami menyadari di dalam menyusun Rencana Strategis ini masih banyak terdapat kekurangan, baik yang berkaitan dengan teknik perumusan maupun penyajiannya. Namun demikian, besar harapan kami agar Renstra ini dapat bermanfaat, khususnya bagi Inspektorat dan yang memerlukannya, untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan maupun penentuan kebijakan selanjutnya.

Bandung, 2014 INSPEKTUR KOTA BANDUNG

KOSWARA, SE.Ak., MM., CFrA Pembina Tingkat I

(3)

BAB I

P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG

Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab yang diwujudkan dengan sosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif serta dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat merupakan sasaran dari penyelenggaraan Rencana Strategis tahun 2013-2018. Sementara itu dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun 2013 hingga tahun 2018, salah satunya adalah menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktek-praktek KKN, melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) pada semua tingkatan dan lini pemerintahan serta pada semua program dan kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui koordinasi dan sinergi pengawasan serta percepatan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan.

Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara merupakan salah satu program dari Kementerian Negara PAN yang bertujuan menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (sistem AKIP) dalam mewujudkan aparatur yang bersih. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja yang efektif dan akuntabel di lingkungan aparatur negara.

(4)

Peningkatan pengawasan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal dan audit eksternal serta pengawasan oleh masyarakat; menata dan menyempurnakan kebijakan sistem struktur kelembagaan dan prosedur pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan terukur; menindaklanjuti temuan pengawasan; meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif (aparat pengawasan instansi pemerintah, sistem pengendalian manajemen); mengembangkan penerapan pengawasan berbasis kinerja, dan mengembangkan profesionalitas tenaga pemeriksa; mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) dan perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan, kode etik dan standar audit; melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan dan meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal. Selain itu dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya, diharapkan dapat menjadi motivator bagi para aparatur pengawasan untuk lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan kualitas pengawasan.

Uraian yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu pelaksanaan dari fungsi manajemen yaitu pengawasan. Pengertian pengawasan tersebut perlu ditanamkan kepada setiap pejabat pemerintah dan masyarakat untuk menjamin terlaksananya perencanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Setiap pejabat pemerintah dan masyarakat diharapkan turut berpartisipasi dalam

(5)

mewujudkan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik. Penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013-2018 merupakan pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan kebijakan pelaksanaan tugas dalam kurun waktu 5 tahun ke depan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 19 ayat (4) serta dalam rangka mensinergiskan dan menselaraskan kebijakan Walikota Bandung terpilih yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018 yang merupakan instrumen untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala SKPD selama 5 (lima) tahun.

Inspektorat sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah wajib membuat Rencana strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung 2013-2018 dalam rangka menuangkan program dan kegiatan dalam rangka menunjang implementasi kebijakan dengan menselaraskan sasaran strategisnya khususnya aspek pengawasan pembangunan, kemasyarakatan dan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam visi ke 2 (dua) Walikota Bandung terpilih yaitu terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani melalui pelaksanaan pengawasan yang profesional dan akuntabel. Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan harmonisasi rencana pembangunan yang terintegrasi baik dari tingkat pusat, tingkat provinsi maupun tingkat Kota Bandung.

(6)

Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi Inspektorat Kota Bandung serta Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 tahun 2013 tentang rincian tugas pokok, fungsi dan wilayah kerja Inspektorat Kota Bandung. Dalam hal ini Inpektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paradigma Inspektorat saat ini adalah sebagai sebagai

Catalyst dengan menjalankan fungsi Quality Assurance atau

penjamin mutu, dan Consulting Partner atau sebagai konsultan dengan menjalankan fungsi Early Warning System atau sebagai peringatan dini sebelum dilakukan pemeriksaan oleh eksternal. Dengan perubahan paradigma, yang tadinya sebagai pemeriksa (Watchdog) saat ini Inspektorat lebih ditekankan melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut sangat perlu dilakukan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kota Bandung selaku unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah mempunyai fungsi:

(7)

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, penilaian tugas pengawasan; dan

4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Inspektorat. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung dituangkan melalui Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan Kementerian Dalam Negeri. PKPT disusun didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, dan menghindari temuan berulang serta memperhatikan efisiensi anggaran dan efektifitas dalam penggunaan sumberdaya manusia sehingga tumpang tindih kegiatan maupun anggaran tidak terjadi. Ruang lingkup dari Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) ini meliputi:

1. Pemeriksaan Reguler (Current Issues)

Pemeriksaan reguler adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap SKPD maupun institusi pendidikan.

2. Pemeriksaan Non Reguler

Pemeriksaan Non reguler adalah pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan tertentu, yang dimana pemeriksaan tertentu yaitu pemeriksaan terhadap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari tingkat dasar, menengah maupun kejuruan, audit prakontrak pengadaan barang dan jasa, serta kas opname dan persediaan barang.

Pendampingan Tindak Lanjut atas temuan oleh Inspektorat Kota Bandung dengan mengevaluasi dan memeriksa Satuan Kerja Perangkat Daerah. Inspektorat Kota Bandung mereviu Laporan Keuangan yang terdiri dari reviu laporan keuangan SKPD dan reviu laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung. Selain mereviu laporan keuangan dilakukan juga evaluasi. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), evaluasi RKA SKPD, evaluasi renstra SKPD.

(8)

Sebagai badan pengawas selain melakukan reviu laporan keuangan dan evaluasi juga melakukan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan khusus ini dilakukan dengan adanya sumber dari pengaduan masyarakat atau pegawai maupun yang berasal atas permintaan/perintah Walikota Bandung melalui pengaduan via SMS dan Twitter.

Dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inspektorat berkoordinasi dan berkonsultasi baik dengan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, selaku unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat provinsi maupun BPKP Perwakilan Jawa Barat. Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota Bandung yang didasarkan kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten/Kota paling banyak 48 orang dan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya.

Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini Inspektorat Kota Bandung telah mengusulkan dan mendapatkan persetujuan pengangkatan staff dan Kepala Seksi di Inspektorat melalui penyesuaian/inpassing sejumlah 41 orang, sesuai dengan pasal 30 ayat (1) dengan persetujuan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 830/541/A.4/IJ tanggal 21 April 2011 perihal penetapan Penyesuaian/Inpassing dalam Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah

(9)

Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan apabila Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus. Berdasarkan pada ke 2 (dua) peraturan perundangan tersebut maka dilakukan penyesuaian dengan dihilangkannya jabatan Kepala Seksi dengan telah terbitnya Keputusan Walikota Bandung Nomor 700/Kep.697-BKD/2011 tanggal 14 September 2011 tentang penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan Angka Kreditnya pada Inspektorat Kota Bandung, sehingga saat ini Inspektorat Kota Bandung memiliki jabatan fungsional auditor danjabatan fungsional pengawas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah (P2UPD) yang diharapkan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Inspektorat dapat lebih mandiri, profesional dan akuntabel dalam melakukan pembinaan pengawasan terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

(10)

1.2 LANDASAN HUKUM

Sebagai institusi formal, keberadaan dan aktivitas Inspektorat Kota Bandung mengacu kepada landasan hukum yang berlaku yaitu:

1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

3. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

(11)

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

17. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

(12)

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

27. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditya;

(13)

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;

29. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung

30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018;

31. Peraturan Walikota Kota Bandung Nomor 542 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, dan Wilayah Kerja Satuan Organisasi Inspektorat Kota Bandung.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan pemerintahan daerah guna mewujudkan visi dan misi Walikota Bandung terpilih dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung adalah:

1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani;

2. Terwujudnya aparatur yang profesional dan akuntabel, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang optimal.

3. Tersedianya dokumen perencanaan lima tahunan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung setiap tahun.

4. Tersedianya sarana pengendalian kinerja yang akan dilakukan selama lima tahun.

(14)

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Bandung disusun berdasarkan sistematika yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan Inspektorat Kota Bandung, struktur organisasi Inspektorat Kota Bandung, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan dua eselon dibawah kepala Inspektorat Kota Bandung.

2.2 Sumber Daya Inspektorat Kota Bandung

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki inspektorat Kota Bandung dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia.

2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Inspektorat Kota Bandung berdasarkan sasaran/target Renstra Inspektorat Kota Bandung periode sebelumnya.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

(15)

Bagian ini mengemukakan hasil analisis yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Inspektorat Kota Bandung pada lima tahun mendatang.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan Inspektorat Kota Bandung beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Inspektorat Kota Bandung yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kota.

3.4Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

(16)

3.5Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direviu kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD. Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD beserta penjelasannya.

4.2 Tujuan dan Sasaran SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya.

4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif (Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif).

(17)

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(18)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Inspektorat Kota Bandung sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi Inspektorat Kota Bandung. Dengan perubahan struktur organisasi Inspektorat tersebut akan menghapus jabatan struktural di bawah Inspektur Pembantu Wilayah. Sejalan dengan terbentuknya jabatan fungsional, Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Inspektorat Kota Bandung merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Walikota Bandung dengan tugas pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara teknis dan administratif dengan mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung telah diatur di dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi Inspektorat Kota Bandung sebelum direvisi, dengan susunan organisasi sebagai berikut: 1. Inspektur, sebagai pimpinan organisasi;

2. Sekretaris, membawahi: a.Sub Bagian Perencanaan;

b.Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; c.Sub Bagian Administrasi dan Umum.

(19)

3. Inspektur Pembantu Wilayah I, membawahi:

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah I; b.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah I; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah I. 4. Inspektur Pembantu Wilayah II, membawahi:

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah II; b.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah II; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah II. 5. Inspektur Pembantu Wilayah III, membawahi:

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah III; b.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah III; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah III. 6. Inspektur Pembantu Wilayah IV, membawahkan:

a.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah IV; b.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah IV; c.Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wil. IV. 7. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan apabila Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus. Kemudian diikuti dengan penyesuaian Peraturan Daerah Kota Bandung dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung, yang mengubah struktur organisasai Inspektorat dengan menghapus jabatan struktural di bawah Inspektur Pembantu, sejalan dengan terbentuknya jabatan fungsional Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD).

(20)

Dengan berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2013 tentang rincian tugas pokok, fungsi dan wilayah kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung serta perubahan Inspektur Pembantu Wilayah IV menjadi Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) yang ditugaskan untuk melakukan hal-hal penugasan yang bersifat kekhususan. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Hal tersebut sesuai dengan visi Walikota Bandung yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung tahun 2013-2018 yaitu “Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera”. Visi tersebut dijabarkan dalam 4

(empat) misi yaitu :

Misi Pertama: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan

tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.Bermakna untuk menciptakan kenyamanan bagi seluruh warga KotaBandung melalui pembangunan infrastruktur yang berkualitas dengan memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan.

Misi Kedua: Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih

dan melayani. Dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan birokrasi pemerintah Kota Bandung yang prima, menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan masyarakat yang didukung oleh kompetensi aparat yang profesional dan sistem modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government).

(21)

Misi Ketiga: Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan

berdaya saing. Dimaksudkan untuk mewujudkan warga Kota Bandung yang sehat, cerdas, dan berbudaya yang bercirikan meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, serta terpeliharanya seni dan warisan budaya.

Misi Keempat: Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan

berkeadilan. Dimaksudkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja, menciptakan iklim usaha yang kondusif, mengembangkan koperasi dan UMKM, mewujudkan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan serta mengembangkan sistem pembiayaan kota terpadu.

Sumber Daya Manusia Inspektorat Kota Bandung yang menjalankan tugas berdasarkan jabatan dan fungsinya didasarkan kepada kategori golongan yang terdiri dari pejabat struktural, fungsional/pemeriksa dan pelaksana yang tersaji pada tabel 2.1. berikut:

(22)

2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Tabel 2.1

BEZZETING PEJABAT STRUKTURAL, FUNGSIONAL /PEMERIKSA DAN PELAKSANA INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

NO ESELON/JENJANG/PELAKSANA I II GOLONGANIII IV JML KET

a b c d a b c d a b c d a b c d 1 2 3 4 5 6 7 8 I PEJABAT STRUKTURAL 1. ESELON I 2. ESELON II 1 1 3. ESELON III 1 4 5 4 ESELON IV 1 3 4 SUB JUMLAH 1 4 5 10

II PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR( PFA )

1. AUDITOR UTAMA

2. AUDITOR MADYA 2 2

3. AUDITOR MUDA 1 4 5

4. AUDITOR PERTAMA 1 1 2

5. AUDITOR PENYELIA 1 1 2

6. AUDITOR PELAKSANA LANJUTAN 1 1

7. AUDITOR PELAKSANA 1 1 2 4

SUB JUMLAH 1 3 3 1 6 2 16

III PEJABAT PENGAWAS URUSANPEMERINTAHAN DAERAH (P2UPD)

(23)

2. PENGAWAS PEMERINTAHAN MUDA 5 9 14 3. PENGAWAS PEMERINTAHAN

PERTAMA 4 3 7

SUB JUMLAH 4 3 5 13 11 6 1 43

IV PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR ( PFA ) YANG

DIPEKERJAKAN/DIPERBANTUKAN DARI UNIT KERJA LAIN

1. AUDITOR UTAMA 0

2. AUDITOR MADYA 0

3. AUDITOR MUDA 0

4. AUDITOR PERTAMA 0

5. AUDITOR PENYELIA 0

6. AUDITOR PELAKSANA LANJUTAN 0

7. AUDITOR PELAKSANA 0

SUB JUMLAH 0

VII STAF ADMINISTRASI DAN UMUM

1. DOKTOR 2. MAGISTER 1 1 3. SARJANA 4 4 8 4. DIPLOMA IV 5. DIPLOMA III 2 1 3 6. DIPLOMA I 7. SLTA/SMK 1 1 8. SLTP 2 2 9. SD 0 SUB JUMLAH 2 1 2 4 5 1 15 TOTAL JUMLAH 84

(24)

Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung 2013-2018

2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Pelaksanaan kebijakan strategis pemberantasan korupsi berdasarkan amanat Pasal 3 dan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014. Berdasarkan peraturan tersebut tugas Pemerintah Daerah yang

pertama adalah menjabarkan dan melaksanakan Strategi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) melalui aksi Pencegahan Pemberantasan Korupsi yang ditetapkan setiap tahun. Tugas Pemerintah Daerah yang kedua, adalah

menyampaikan laporan pencapaian pelaksanaan aksi PPK sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kementerian yang membidangi urusan pemerintahan dalam negeri dan Kementerian/Badan yang membidangi urusan perencanaan pembangunan nasional.

Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan yaitu Pertama, menyusun 7 (tujuh) Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAD-PPK) dengan berpedoman pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 356/5152/SJ tanggal 12 Desember 2012 tentang Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantaran Korupsi (PPK) Pemerintah Daerah Tahun 2013, terdiri dari:

1. Pembentukan kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) bagi pemerintah daerah yang belum membentuk kelembagaan PTSP;

2. Pelimpahan kewenangan penerbitan perizinan dan non perizinan di daerah kepada lembaga PTSP;

(25)

3. Publikasi standar pelayanan terpadu satu pintu pada lembaga PTSP (bagi pemerintah daerah yang sudah membentuk kelembagaan PTSP;

4. Penyediaan sarana dan mekanisme penyelenggaraan penanganan pengaduan layanan PTSP;

5. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah;

6. Publikasi dokumen rencana pembangunan daerah dan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah;

7. Pelaksanaan transparansi proses pengadaan barang dan jasa.

Kedua, membentuk tim koordinasi pencegahan dan

pemberantasan korupsi pemerintah daerah, dengan diketuai oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dikoordinasikan oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan.

Penataan dan Peningkatan Efektivitas Kelembagaan

Inspektorat Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan Apabila Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus. Kemudian diikuti dengan penyesuaian Peraturan Daerah Kota Bandung dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi Inspektorat Kota Bandung, yang mengubah struktur organisasai Inspektorat dengan menghapus jabatan structural di bawah Inspektur Pembantu,

(26)

Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung 2013-2018

sejalan dengan terbentuknya jabatan fungsional Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD).

Dengan berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2013, tentang rincian tugas pokok, fungsi dan wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung seharusnya dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung.

Penataan dan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Inspektorat

Dalam penataan dan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbagi menjadi dua yaitu:

a) Peningkatan Bimbingan Teknis dan Diklat bagi auditor dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) melalui kerjasama dengan BPKP Perwakilan Jawa Barat maupun Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri; b) Merumuskan dan menetapkan Kode Etik maupun Penetapan

Angka Kredit bagi Auditor dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) di lingkungan Inspektorat Kota Bandung.

(27)

Peningkatan Anggaran Inspektorat Kota Bandung Sebagai SKPD Khusus

Berikut upaya yang dilakukan Inspektorat, dalam rangka meningkatkan anggaran Inspektorat Kota Bandung sebagai SKPD Khusus:

a) Peningkatan Tunjangan Kelangkaan Profesi bagi Pejabat Fungsional Auditor dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) di lingkungan Inspektorat Kota Bandung melalui Tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS;

b) Peningkatan pengadaan sarana dan prasarana penunjang pengawasan;

c) Peningkatan alokasi biaya bagi profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan;

d) Peningkatan biaya untuk sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

e) Peningkatan alokasi biaya untuk penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan melalui penyusunan dan perumusan Pedoman Operasional Pengawasan (POP) dan Daftar Materi Pengawasan (DMP);

f) Peningkatan alokasi biaya koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif;

g) Peningkatan biaya untuk fasilitasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

h) Peningkatan biaya kegiatan fasilitasi koordinasi dan konsultasi Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (AD-PPK), fasilitasi Monitoring dan evaluasi Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) dan Pakta Integritas;

i) Peningkatan alokasi biaya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan baik Internal maupun eksternal;

(28)

Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung 2013-2018

Kontribusi terhadap pelaksanaan revitalisasi tindak lanjut percepatan peningkatan pelayanan publik Kota Bandung meliputi upaya-upaya sebagai berikut.

a. Menyusun Sistem dan Prosedur Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

b. Memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat yang meliputi:

- Pengaduan tentang penyalahgunaan wewenang; - Hambatan dalam pelayanan publik;

- Pengaduan tentang tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(KKN);

- Pengaduan tentang pelanggaran disiplin pegawai.

Membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 di lingkungan Pemerintah Kota Bandung :

a) Meningkatkan efektifitas Tim Satgas SPIP Pemerintah Kota Bandung maupun pembentukan Tim Satgas SPIP di tingkat SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

b) Meningkatkan kualitas hasil pengawasan melalaui Road to WTP dalam rangka pencapaian opini BPK-RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Tahun 2015 terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dengan penandatangan komitmen oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung; c) Penataan kompetensi Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas

Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009;

d) Membangun sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel melalui peningktan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dalam :

(29)

a. Pengawasan Reguler; b. Pemeriksaan khusus; c. Pemeriksaan Tertentu;

d. Penangaanan Pengaduan Masyarakat;

e. Tindak lanjut Hasil Temuan Internal dan eksternal.

e) Membangun standar moral bagi Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) dan auditor melalui pembudayaan nilai-nilai strategis organisasi :

I = I N T E G R I T A S N = N O R M A T I F S = S O L U S I P = P R O F E S I O N A L E = E F E K T I F dan E F I S I EN K = K O N S I S T E N T = T U N T A S O = O B Y E K T I F R = R E S P O N S I F A = A N T I S I P A T I F T = T E R P E R C A Y A

j) Meningkatkan perangkat pendukung teknologi informasi penunjang pelaksanaan pengawasan, sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan serta fasilitas sarana-prasarana gedung dan kantor yang representatif.

k) Mengoptimalkan anggaran Inspektorat yang memadai dan meningkat setiap tahunnya yang dimanfaatkan untuk:

 Tunjangan kelangkaan profesi;

 Satuan biaya khusus bagi pengawasan;

 Peningkatan Sumber Daya Manusia bidang Pengawasan;

 Penanganan pengaduan;

 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau atas Permintaan maupun current issues.

(30)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2013 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung.

Inspektorat Kota Bandung sebagai lembaga yang menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi yang mampu meningkatkan kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean Government) dengan tujuan dapat memberikan kontribusi nyata

bagi meningkatnya kemakmuran warga kota (welfare state).

Berdasarkan analisis, permasalahan yang dihadapi oleh Inspektorat Kota Bandung adalah sebagai berikut:

 Pemeriksaan lebih ke aspek administratif, bukan ke hasil;

 SKPD menganggap perencanaan bukan suatu kebutuhan mendasar;

(31)

 Tidak ada sanksi yang tegas terhadap pengelolaan kinerja; (hingga ke keuangan daerah);

 SKPD masih ewuh pakewuh, tidak concern terhadap tindak lanjut hasil temuan pengawasan;

 Pelaksanaan sistem lebih bersifat formalitas;

 Kesulitan reviu dokumen perencanaan karena dokumen tidak seragam formatnya;

 Temuan yang berulang (seperti barang daerah, pengadaan barang dan jasa);

 Rendahnya tindak lanjut atas temuan oleh SKPD;

 Peningkatan kapasitas SDM (auditor & P2UPD) tidak sepenuhnya controllable bagi inspektorat;

 Sistem penyelenggaraan pemeriksaan belum seragam (dibutuhkan semacam audit program yang konsisten);

 Teknik audit untuk mengungkap substansi temuan dibalik yang administratif masih lemah;

 Struktur organisasi belum sesuai dengan kebutuhan teknis pemeriksaan;

 Standar kompetensi SDM inspektorat belum terpenuhi;

 Norma, standar, & prosedur pemeriksaan belum sepenuhnya tersedia;

 Peraturan Walikota yang ada, belum sepenuhnya mengatur SOP secara lengkap tentang tatacara pemeriksaan;

 Kesenjangan antara perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan;

 Kesenjangan antara bimtek dan kebutuhan;

 Dalam penyelenggaran tugas inspektorat, sulit dibedakan antara peran auditor dan P2UPD;

 Pemeriksaan tidak menyentuh akar permasalahan;

Hard and soft controll atas kompetensi dan integritas yang

(32)

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Visi dan Misi Inspektorat Kota Bandung merupakan Implementasi yang harus dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018 dimana RPJMD tersebut merupakan perwujudan Visi dan Misi Walikota Bandung terpilih periode 2013-2018.

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Walikota Bandung, Inspektorat Kota Bandung yang berada dalam Misi ke 2 Walikota Bandung terpilih yaitu:

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani melalui pelaksanaan pengawasan yang profesional dan akuntabel mengimplementasikan Visi tersebut dengan langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem dan mekanisme peraturan perundangan pada auditan;

2. Membina dan memberikan masukan bagi terselenggaranya pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani melalui hasil pengawasan internal;

3. Terwujudnya Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang profesional, berkualitas dan akuntabel;

4. Meningkatnya kualitas hasil pengawasan sebagai bahan masukkan bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja aparat pemerintah;

5. Sinergitas antar aparat pengawasan intern pemerintah dalam mewujudkan terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang optimal.

Faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi visi dan misi kepala daerah :

(33)

1. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM):

a. Masih Kurangnya Sertifikasi yang berkaitan dengan kompetensi Bidang Pengawasan;

b. Belum seimbangnya rasio antara tenaga pengawasan dengan obyek pemeriksaan;

c. Masih kurangnya Bimbingan Teknis maupun diklat kompetensi baik bagi Pejabat Fungsional Auditor dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD).

2. SARANA PRASARANA:

a. Masih belum memadainya perangkat pendukung teknologi informasi penunjang pelaksanaan pengawasan;

b. Masih belum memadainya sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan;

c. Masih belum memadainya fasilitas dan sarana prasarana gedung dan kantor yang representatif.

3. ANGGARAN:

Belum terpenuhinya Anggaran penunjang pengawasan dari APBD Kota Bandung sesuai kebutuhan sesuai dengan kebijakan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kementerian Dalam Negeri.

Upaya-Upaya Mengatasi Kendala Dan Hambatan

1. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas SDM yang ada melalui kerjasama berupa Bimbingan Teknis dan Diklat Kompetensi dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri;

2. Mengoptimalkan koordinasi dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung maupun Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri untuk memfasilitasi pendidikan dan latihan bagi Pejabat Pengawas

(34)

Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) dan Jabatan Fungsional Auditor (JFA);

3. Meningkatkan kerjasama teknis dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk optimalisasi:

a. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; b. Tindak lanjut hasil temuan BPK-RI;

c. Pemeriksaan tujuan tertentu untuk penanganan temuan yang bersifat strategis;

d. Perumusan regulasi kebijakan Sistem Pengendalian Internal;

e. Membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

4. Merumuskan Ratio kebutuhan SDM pemeriksa melalui Analisis Beban Kerja (ABK) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sesuai dengan kompetensi dalam bidang pengawasan;

5. Mengadakan Bimbingan teknis maupun Pendidikan Kantor Sendiri (PKS) kompetensi dalam bidang pengawasan bagi Pejabat Fungsional Auditor dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD);

6. Mendorong Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) untuk mengoptimalkan status kepemilikan dan aset Pemerintah Kota Bandung;

7. Mengoptimalkan anggaran yang tersedia seefektif dan seefisien mungkin dalam rangka peningkatan kinerja tenaga pengawas dan pelaksana di lingkungan Inspektorat Kota Bandung;

8. Mengusulkan secara bertahap peningkatan anggaran dalam tiap tahun anggaran sesuai dengan target kinerja pengawasan maupun kebijakan pengawasan Kementerian Dalam Negeri yang didasarkan pada Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013-2018.

(35)

3.3 Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya adalah:

1. Isu strategis dalam sasaran dari penyelenggaraan negara tahun 2013-2018;

2. Isu strategis dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun 2013-2018;

3. Isu strategis yang diangkat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

4. Isu strategis yang diangkat dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 dan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) serta Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2013 tentang Tata Cara Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Strategis Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013-2018 dan perlu dipersiapkan baik Peraturan Perundangan serta Penguatan Kelembagaan sebagai landasan mewujudkannya dengan:

1. Belum optimalnya tindaklanjut hasil pemeriksaan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

(36)

3. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di jajaran SKPD;

4. Belum optimalnya implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di jajaran SKPD Pemerintah Kota Bandung;

5. Perlunya peningkatan pelayanan Inspektorat Kota Bandung atas Pengaduan Masyarakat terhadap proses pembangunan Kota Bandung.

(37)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung pada dasarnya mencerminkan apa yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung dan mengimplementasikan visi dan misi WaliKota Bandung sebagaimana tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung tahun 2013-2018. Untuk mewujudkan visi yersebut Inspektorat Kota Bandung membutuhkan misi. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Inspektorat Kota Bandung. Visi dan misi Inspektorat Kota Bandung pada dasarnya adalah apa yang akan diwujudkan dan bagaimana upaya-upaya yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan, sebagaimana nanti akan diimplementasikan ke dalam strategi, kebijakan, program, dan kegiatan Inspektorat Kota Bandung tahun 2013-2018.

Visi Inspektorat Kota Bandung adalah:

Visi di atas menunjukkan kaitan antara tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung dengan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, meliputi aspek penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabilitas kinerja, dan pelayanan publik yang prima. Kualitas dan profesionalitas pengawasan internal yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Bandung harus berdampak pada terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di 3 (tiga) aspek tersebut.

“Terwujudnya pengawasan internal yang berkualitas dan profesional menuju tata kelola pemerintahan yang baik”

(38)

Rencana Strategis Inspektorat Kota bandung 2013-2018

Dengan demikian, pokok visi yang harus diperhatikan adalah:

1. Pengawasan internal yang berkualitas dan profesional

Pengawasan internal yang berkualitas dan profesional merupakan pilar utama agar peran dan kedudukan Inspektorat Kota Bandung dapat dirasakan oleh masyarakat berupa penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan kaidah dan peraturan perundangan. Hasil-hasil pengawasan internal harus dapat memberikan keyakinan memadai atas ketaatan, dan kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (assurance activities); dapat memberi peringatan dini (early warning system) dan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (anti corruption activities); dan dapat memelihara dan meningkatkan tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (consulting activities).

2. Tata Kelola Pemerintahan yang baik

Untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi visi organisasi di atas maka Inspektorat Kota Bandung menegaskan misinya sebagai berikut.

1. Meningkatkan efektivitas Pengawasan Internal

Efektivitas pengawasan dapat diukur atas sejauh mana dampak pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor maupun Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan daerah (P2UPD) dapat memperbaiki tata kelola pemerintahan Kota Bandung. Berbagai kendala dalam menegakkan tata kelola pemerintahan yang selama ini terjadi harus dapat dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan internal sebagaimana dimaksud dalam misi pertama ini. Fokus dari peningkatan efektivitas pengawasan internal sekurang-kurangnya meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan pemeriksaan.

(39)

2. Meningkatkan profesionalisme aparat pengawas intern pemerintah

Profesionalisme adalah kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme dalam pengawasan internal berhubungan dengan “profesi” auditor maupun Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan daerah (P2UPD) yang harus memenuhi standar kompetensi dan independensi dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, efektivitas pengawasan internal juga berhubungan dengan bagaimana pemeriksaan dilaksanakan oleh auditor dan Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan daerah (P2UPD) yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup, independensi dalam sikap mental, dan penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran Renstra Inspektorat Kota Bandung pada dasarnya adalah penjabaran lebih teknis dari pernyataan visi dan misi. Melalui tujuan diharapkan dapat diketahui kinerja apa yang diharapkan dapat diwujudkan dari pernyataan visi dan misi. Sedangkan sasaran dapat menspesifikasi indikasi dari keberhasilan kinerja dimasing-masing tujuan.

Untuk mewujudkan hasil yang akan dicapai selama periode perencanaan, maka Inspektorat Kota Bandung merumuskan tujuan yang terkait dengan misi, yaitu:

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; 2. Mewujudkan akuntabilitas kinerja;

(40)

Rencana Strategis Inspektorat Kota bandung 2013-2018

4. Menjadikan pengawasan internal sebagai katalis dan peran konsultatif.

Selanjutnya, untuk mencapai hasil yang optimal yang ingin dicapai selama periode perencanaan, maka Inspektorat Kota Bandung merumuskan tujuan, sasaran dan indikator kinerja sebagai berikut:

1) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, dengan sasaran :

Menurunnya jumlah SKPD dengan temuan pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi, dengan indikator kinerjanya:

 Persentase SKPD yang mendapat temuan yang berindikasi tindak pidana korupsi yang material.

Meningkatnya SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang, dengan indikator kinerjanya:

 Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP pada level berkembang.

2) Mewujudkan akuntabilitas kinerja, dengan sasaran :

Meningkatnya akuntabilitas kinerja Inspektorat Kota Bandung, dengan indikator kinerjanya :

 Skor hasil Evaluasi LAKIP Inspektorat oleh Kementerian Pendayaagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia;

 Tertib administrasi barang/aset daerah di Inspektorat Kota Bandung.

Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, dengan indiktor kinerjanya :

 Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP Minimal B. Meningkatnya Kepatuhan SKPD terhadap peraturan perundang-undangan, dengan indiktor kinerjanya :

 Persentase berkurangnya rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang harus ditindaklanjuti.

(41)

3) Mewujudkan pelayanan publik yang prima, dengan sasaran :

Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator kinerjanya:

 Persentase aduan masyarakat atas layanan publik yang ditindaklanjuti dibandingkan yang diterima Inspektorat setiap tahun.

4) Menjadikan aparat pengawasan intern pemerintah yang dapat berperan sebagai catalyst, consulting partner dan quality

assurance, dengan sasaran :

Meningkatnya aparat pengawasan intern pemerintah yang mendapatkan sertifikat mengikuti pendidikan dan latihan pengembangan profesi, dengan indikator kinerjanya :

 Persentase aparat pengawasan intern pemerintah yang mendapatkan sertifikat mengikuti pendidikan dan latihan pengembangan profesi.

Hubungan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran; beserta target-targetnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

(42)

Rencana Strategis Inspektorat Kota bandung 2013-2018

Tabel

Hubungan visi, Misi, Tujuan, dan Target Sasaran

Visi: Terwujudnya Pengawasan Internal yang Berkualitas dan profesional menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

MISI TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KondisiAwal Target Kinerja Sasaran pada Tahun ke- KondisiAkhir

1 2 3 4 5

Misi 1: Meningkatkan efektivitas Pengawasan Internal

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Menurunnya jumlah SKPD

dengan temuan

pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi Persentase SKPD yang mendapat temuan tindak pidana korupsi yang material. 31% 26% 23% 20% 16% 13% 13% Meningkatnya SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang

Persentase SKPD yang telah

menerapkan SPIP pada level berkembang.

20% 33% 50% 65% 80% 100% 100%

2. Mewujudkan akuntabilitas kinerja Meningkatnya

akuntabilitas kinerja Inspektorat Kota Bandung

Skor hasil Evaluasi LAKIP Inspektorat oleh Kementerian Pendayaagunan C CC CC B B A A

(43)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Tertib administrasi barang/aset daerah di Inspektorat Kota Bandung 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung Persentasi SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP Minimal B 18% 26.23% 44.26% 70.49% 91.80% 100% 100% Meningkatnya Kepatuhan SKPD terhadap Peraturan Perundang-Undangan Persentase berkurangnya rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang harus ditindaklanjuti 100% 18% 34% 50% 66% 72% 96.83%

(44)

Rencana Strategis Inspektorat Kota bandung 2013-2018

3. Mewujudkan pelayanan publik yang prima Meningkatnya kualitas

pelayanan publik Persentaseaduan masyarakat atas layanan publik yang ditindaklanjuti dibandingkan yang diterima Inspektorat setiap tahun 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Misi 2: Meningkatkan profesionalisme aparat pengawas intern pemerintah

1. Menjadikan aparat pengawas intern pemerintah yang dapat perperan sebagai catalyst, consulting partner dan quality assurance

Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang

mendapatkan Sertifikat mengikuti pendidikan dan latihan pengembangan profesi Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang mendapatkan Sertifikat mengikuti pendidikan dan latihan pengembangan profesi

60 APIP 20% 40% 60% 80% 100% Seluruh APIP sudah mendapatkan

(45)

1.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi adalah rumusan umum untuk mencapai sasaran secara spesifik yang dijabarkan ke masing-masing kebijakan berdasarkan analisis SWOT, Streng (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opurtunities (Peluang), Thread (tantangan). Berbagai kebijakan di tiap-tiap strategi diterjemahkan ke dalam program dan kegiatan.

Berdasarkan SWOT dalam kertas kerja maka strategi yang ditempuh selama lima tahun, meliputi:

1. Penataan kebijakan dan sistem pengawasan berbasis risiko; 2. Peningkatan kualitas pelaksanaan pemeriksaan; dan

3. Peningkatan kompetensi aparat pengawas intern pemerintah.

Adapun kebijakan yang ditempuh untuk menjalankan strategi tersebut adalah:

1. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, dan prosedur pemeriksaan;

2. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan teknis pemeriksaan;

3. Penerapan dan pengembangan SPIP oleh SKPD;

4. Peningkatan kualitas SPIP dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota;

5. Peningkatan kualitas AKIP dalam evaluasi internal LAKIP Pemerintah Kota;

6. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah;

7. Pengevaluasian terhadap LAKIP yang telah dilaksanakan oleh SKPD; 8. Pengawasan atas kinerja SKPD;

9. Peningkatan sistem pengendalian intern Pemerintah;

10. Peningkatan pemeriksaan operasional SKPD berdasarkan urutan SKPD yang risikonya paling besar;

11. Pembagian tim pengawas berdasarkan risiko;

12. Pengembangan sistem informasi manajemen hasil pemeriksaan berbasis komputer;

(46)

Rencana Strategis Inspektorat Kota bandung 2013-2018

13. Pembuatan laporan dari entitas pelaporan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);

14. Pemeriksaan terhadap kualitas pelayanan publik yang strategis; 15. Mengembangkan pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi

informasi;

16. Pemberian fasilitas bagi pelaksanaan pengawasan operasional terhadap kegiatan SKPD dan

17. Peningkatan kapasitas SDM (Auditor & P2UPD) yang sepenuhnya

(47)

Tabel 4.2 Hubungan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Mewujudkan pemerintahan

yang bersih dan bebas KKN Menurunnya SKPD dengan temuanjumlah pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi

Penataan kebijakan dan sistem pengawasan berbasis

risiko

1. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, dan produser pemeriksaan;

2. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan teknis pemeriksaan;

3. Peningkatan kualitas AKIP dalam evaluasi internal LAKIP Pemerintah Kota;

4. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah;

5. Pengevaluasian terhadap LAKIP yang telah dilaksanakan oleh SKPD;

6. Pengawasan atas kinerja SKPD; 7. Peningkatan sistem pengendalian

intern Pemerintah;

8. Peningkatan pemeriksaan operasional SKPD berdasarkan urutan SKPD yang risikonya paling besar;

9. Pembagian tim pengawas berdasarkan risiko

Meningkatnya SKPD yang

(48)

mengimplementasikan SPIP pada level berkembang

2. Peningkatan kualitas SPIP dalam penyusunan LK Pemerintah Kota

Mewujudkan akuntabilitas

kinerja Menurunnya pemeriksaan temuankinerja SKPD yang dibawah target

Peningkatan kualitas pelaksanaan pemeriksaan

1. Pengembangan sistem informasi manajemen hasil pemeriksaan berbasis komputer;

2. Pembuatan laporan dari entitas pelaporan yang sesuai dengan SAP;

3. Pemeriksaan terhadap kualitas pelayanan publik yang strategis; 4. Mengembangkan pelayanan

publik melalui pemanfaatan teknologi informasi;

Mewujudkan pelayanan

publik yang prima Menurunnya pengaduan masyarakatjumlah atas layanan publik kepada Inspektorat

Menjadikan pengawasan internal sebagai katalis dan peran konsultatif Meningkatnya tindaklanjut hasil pemeriksaan Peningkatan kompetensi aparat pengawas intern pemerintah

1. Pemberian fasilitas bagi pelaksanaan pengawasan operasional terhadap kegiatan SKPD dan

2. Peningkatan kapasitas SDM (auditor & P2UP) yang sepenuhnya controlable bagi Inspektorat

Meningkatnya

tindaklanjut saran/hasil review

(49)

BAB V

PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan pada bagian sebelumnya, maka disusun langkah-langkah rencana strategis yang lebih operasional untuk kurun waktu lima tahun (2013-2018), meliputi program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Program ini merupakan penjabaran dari kebijakan strategis Inspektorat Kota Bandung dengan tetap mengacu pada program pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018.

Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, dalam hal ini sasaran Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung. Program merupakan kristalisasi kebijakan dari masing-masing strategi yang pada akhirnya adalah untuk mencapai sasaran. Melalui rumusan kebijakan yang tepat, tiap program dan kegiatan diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi dan akan diselesaikan oleh Inspektorat Kota Bandung dalam lima tahun mendatang.

Rinciap program dan kegiatan selama lima tahun sesuai dengan strategi dan arah kebijakan untuk pencapaian visi dan misi Inspektorat Kota Bandung adalah sebagaimana tercantum dalam tabel 5.1 berikut.

(50)
(51)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualikatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebagai ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap unit kerja. Indikator kinerja harus merupakan sesuatau yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkatan kinerja baik dalam tahap perencanaan (ex ente), tahap pelaksanaan (on going), maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi (ex-post)

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan suatu instrumen pertanggungjawaban yang terdiri dari berbagai indikator dan mekanisme kegiatan pengukuran, penilaian dan pelaporan kinerja secara menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi kewajiban pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas, fungsi, dan misi organisasi.

Pada sektor publik seperti entitas pemerintah sistem akuntabilitas kinerja menghadapi masalah berupa sulitnya mengukur kinerja dan menentukan indikator kinerja yang tepat. Problematik tersebut timbul karena sektor publik memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan sektor bisnis, terutama menyangkut output, outcome dan tujuan utama entitas. Output entitas pemerintahan sebagian besar berupa jasa pelayanan publik yang sulit diukur kuantitas maupun kualitasnya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(52)

Daerah Kota Bandung 2013-2018, misi nomor 2 ( dua) yaitu “Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani” dengan tujuan “ Membangun sistem pelayanan publik dan pengelolaan administrasi pemerintahan kota yang efektif” dengan sasaran “Meningkatnya fungsi dan kualitas pengawasan internal pemerintah daerah” maka Inspektorat Kota Bandung mengarahkan kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD sebagaimana tabel 6.1 berikut.

(53)

Rencana Strategis 2013-2018

Tabel 6.1.

Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Kepada Tujuan dan Sasaran RPJMD No. Indikator Kondisi Awal Periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Akhir Periode RPJMD Tahun

1 Tahun2 Tahun3 Tahun4 Tahun5 1. Menurunnya jumlah

SKPD dengan temuan pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi

31% 26% 23% 20% 16% 13% 13%

2. Meningkatnya SKPD yang telah

mengimplementasikan SPIP pada level

berkembang

Gambar

Tabel 4.2 Hubungan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi akhir program juga menunjukkan bahwa sebagian besar peter- nak yaitu mencapai 90 persen telah memili- ki pengetahuan dan keterampilan dan mam- pu mempraktekkan

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu 90 % responden menggunakan saga sebagai obat sariawan, 57,5 % responden yang cara penggunaannya daun saga yang baru

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar MDA, rasio GSH/GSSH pada plasma kehamilan normal, Preeklampsia berat dan eklampsia, digunakan uji beda One Way Anova dengan

Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan, tes fern atau IGFBP-1 (+) pada usia <37 minggu sebelum onset

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi pelayanan PDAM Kota Samarinda pada masyarakat Kelurahan Sempaja Utara belum cukup baik, di dalam pelayanannya masih

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki

Peran Modal Sosial dan Kearifan Lokal (Catur Guru) Dalam Efisiensi Biaya Transaksi Untuk Meningkatkan Kinerja Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Provinsi Bali R.409 4 0028058103

Beberapa hal yang akan diteliti dalam rangka membantu menciptakan keunikan tersebut adalah 1Mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang mendasari pembentukan pola tata ruang