34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi
Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY berlokasi di Jalan Kaliurang KM 17, desa Tegalsari, kecamatan Pakem, kabupaten Sleman. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit negeri kelas A di Yogyakarta yang ditetapkan pemerintah sebagai rujikan tertinggi atau disebut rumah sakit pusat. Berdasarkan jabatan fungsional tertentu di RSJ Grhasia DIY tahun 2014 terdapat 122 perawat dan 2 perawat gigi. RSJ Grhasia DIY memiliki fasilitas rawat inap, rawat jalan, dan UGD. Instalasi rawat inap pasien jiwa maintenance terdiri dari ruang Drupadi, ruang Sembrodo, ruang Nakula, ruang Sadew, ruang Gatotkaca, ruang Srikandi, dan ruang Arjuna. Terdapat 1233 pasien rawat inap jiwa per Sepetember 2016. Sedangkan jumlah pasien skizofrenia rawat inap mencapai 508 pasien per September 2016.
B. Hasil
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Karakteristik Responden (N = 78)
No Karakteristik n % 1. Ruangan Arjuna Drupadi Gatotkaca Nakula Sadewa Sembrodo Srikandi 8 15 7 20 18 3 7 10.3 19.2 9.0 25.6 23.1 3.8 9.0 2. Diagnosa Medis Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Hiberfrenik Skizofrenia Tak Terinci Skizofrenia Residual 21 3 53 1 26.9 3.8 67.9 1.3 3. Lama Perawatan < 7 Hari 7-14 Hari >14 Hari 7 25 46 9 32 59 Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan table 4.1, karakteristik responden berupa ruangan paling banyak yaitu bangsal nakula sebanyak 20 responden (25.6%), diagnosa medis diominasi oleh skizofrenia tak terinci sebanyak 53 responden (67.9%) dan lama perawatan rata- rata >14 hari sejumlah 46 responden (59%).
2. Pengkajian
Tabel 4.2.1 Pelaksanaan Pengkajian Keperawatan
Kategori Jumlah Asuhan Keperawatan
(n=78) Persentase Baik 30 35,5 Cukup Baik 38 48,7 Kurang Baik 9 11,5 Tidak Baik 1 1,3 Total 78 100
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori tidak baik yaitu 1 status pasien 1,3%, kategori kurang baik yaitu 9 status pasien 11,5%, kategori cukup baik yaitu 38 status pasien 48,7%, dan kategori baik yaitu 30 status pasien 38,5%.
Tabel 4.2.2 Crosstab Pengkajian dengan Diagnosa Medis
3. D i a g n o s
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab pengkajian dengan diagnosa medis, didapatkan hasil pengkajian dengan kategori baik yang paling banyak adalah diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci dengan jumlah
Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Pengkajian _Kat Baik 5 0 25 0 30 6.4% .0% 32.1% .0% 38.5% Cukup 14 3 20 1 38 17.9% 3.8% 25.6% 1.3% 48.7% Kurang 2 0 7 0 9 2.6% .0% 9.0% .0% 11.5% Tidak Baik 0 0 1 0 1 .0% .0% 1.3% .0% 1.3% Total 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0%
25 responden (32.1%). Hasil pengkajian dengan kategori cukup baik didominasi oleh diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci dengan jumlah 20 responden (25.6%), sedangkan yang paling sedikit yaitu diagnosa medis f.20.5 skizofrenia residual sebanyak 1 responden (1.3%). Hasil pengkajian dengan kategori kurang baik paling banyak yaitu pada dignosa f.20.3 skizofrenia tak terinci dengan jumlah 7 responden (9%). Hasil pengkajian dengan kategori tidak baik hanya terdapat 1 responden (1.3%) pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci.
Tabel 4.2.3 Crosstab Pengkajian dengan Bangsal Rawat Inap
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab pengkajian dengan bangsal rawat inap didapatkan hasil dengan kategori baik paling banyak yaitu pada
Bangsal Total Arjuna Drupa di Gatotk aca Nakul a Semb rodo sadewa srikan di Pengkaji an_Kat Baik 1 3 5 10 1 8 2 30 1.3% 3.8% 6.4% 12.8% 1.3% 10.3% 2.6% 38.5 % Cukup 6 8 2 9 2 8 3 38 7.7% 10.3% 2.6% 11.5% 2.6% 10.3% 3.8% 48.7 % Kuran g 1 4 0 1 0 1 2 9 1.3% 5.1% .0% 1.3% .0% 1.3% 2.6% 11.5 % Tidak Baik 0 0 0 0 0 1 0 1 .0% .0% .0% .0% .0% 1.3% .0% 1.3% Total 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3% 19.2% 9.0% 25.6% 3.8% 23.1% 9.0% 100.0 %
bangsal Nakula dengan jumlah 10 responden (12,8%). Hasil pengkajian dengan kategori cukup baik paling banyak pada bangsal Nakula yaitu 9 responden (11,5%). Hasil pengkajian dengan kategori kurang baik didominasioleh bangsal Drupadi sebanyak 4 responden (5,1%). Sedangkan hasil pengkajian dengan kategori tidak baik hanya pada bangsal bangsal Sadewa dengan 1 reponden (1,3%).
Tabel 4.2.4 Crosstab Pengkajian dengan Lama Rawat Inap
Lama_Rawat_Kat Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari Pengkajia n_Kat Baik 2 11 17 30 2.6% 14.1% 21.8% 38.5% Cukup 4 8 26 38 5.1% 10.3% 33.3% 48.7% Kurang 1 6 2 9 1.3% 7.7% 2.6% 11.5% Tidak Baik 0 0 1 1 .0% .0% 1.3% 1.3% Total 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab pengkajian dengan lama rawat pada kategori baik paling banyak yaitu >14 hari sebanyak 17 responden (21.8%). Hasil pengkajian dengan kategori cukup baik paling banyak yaitu >14 hari yaitu 26 responden (33,3%). Hasil pengkajian dengan kategori kurang baik didominasi dengan lama rawat 7-14 hari sebanyak 6 responden (7,7%). Sedangkan hasil pengkajian dengan katerogi tidak baik hanya pada lama rawat inap >14 hari sebanyak 1 reponden (1,3%).
3. Diagnosa
Gambar 4.3.1 Pelaksanaan Diagnosa Keperawatan
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori tidak baik yaitu 10 status pasien 12,8%, kategori cukup baik yaitu 12 status pasien 15,5% dan kategori baik yaitu 56 status pasien 71,8%. Baik, 56 Cukup Baik, 12 Tidak Baik, 10 N=75N=78
Tabel 4.3.2 Crosstab Diagnosa dengan Bangsal Rawat Inap
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab diagnosa dengan bangsal rawat inap kategori baik paling banyak yaitu pada bangsal sadewa dengan jumlah 16 responden (20,5%). Hasil diagnosa dengan kategori cuukup baik paling banyak pada bangsal Drupadi sebanyak 9 responden (11,5%). Hasil diagnosa dengan kategor kurang baik paling banyak yaitu pada bangsal Nakula sebanyak 4 reponden (5,1%). Sedangkan hasil diagnosa dengan kategori tidak baik didominasi oleh bangsal Drupadi dan bangsal Nakula dengan masing-masing 1 responden (1,3%).
Bangsal N(%) Total Arjun a Drupa di Gatotk ac Nakul a Sembro do sadewa srikandi Diagnos a_kat Bai k 5 5 6 14 3 16 7 56 (6.4 %) 6.4% 7.7% 17.9% 3.8% 20.5% 9.0% 71.8% Cuk up 2 9 0 1 0 0 0 12 2.6% 11.5% .0% 1.3% .0% .0% .0% 15.4% Kur ang 1 0 1 4 0 2 0 8 1.3% .0% 1.3% 5.1% .0% 2.6% .0% 10.3% Tida k Bai k 0 1 0 1 0 0 0 2 .0% 1.3% .0% 1.3% .0% .0% .0% 2.6% Total 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3 % 19.2% 9.0% 25.6% 3.8% 23.1% 9.0% 100.0 %
Tabel 4.3.3 Crosstab Diagnosa dengan Diagnosa Medis Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Diagnosa_kat Baik 15 2 39 0 56 19.2% 2.6% 50.0% .0% 71.8% Cukup 3 0 8 1 12 3.8% .0% 10.3% 1.3% 15.4% Kurang 3 1 4 0 8 3.8% 1.3% 5.1% .0% 10.3% Tidak Baik 0 0 2 0 2 .0% .0% 2.6% .0% 2.6% Total 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab Diagnosa dengan diagnosa medis pada kategori baik didominasi oleh diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 39 responden (50%). Hasil diagnosa dengan kategori cukup baik paling banyak pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 8 responden (10,3%). Hasil diagnosa dengan kategori kurang baik paling banyak pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 4 responden (5,1%). Hasil diagnosa dengan kategori tidak baik didominasi oleh diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 2 responden (2,6%).
Tabel 4.3.3 Crosstab Diagnosa dengan Lama Rawat Inap Lama_Rawat_Kat Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari Diagnosa_ kat Baik 4 20 32 56 5.1% 25.6% 41.0% 71.8% Cukup 3 4 5 12 3.8% 5.1% 6.4% 15.4% Kuran g 0 1 7 8 .0% 1.3% 9.0% 10.3% Tidak Baik 0 0 2 2 .0% .0% 2.6% 2.6% Total 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0 % Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab diagnosa dengan lama rawat pada kategori baik paling banyak yaitu >14 hari dengan jumlah 32 responden (41%). Hasil diagnosa dengan kategori cukup baik paling banyak yaitu pada lama rawat >14 hari sebnayk 5 responden (6,4%). Hasil diagnosa dengan kategori kurang baik paling banyak yaitu pada rawat inap >14 hari sebanyak 7 responden (9%), sedangkan pada kategori tidak baik hanya pada lama rawat >14 hari dengan jumlah 2 responden (2,6%).
4. Perencanaan
Tabel 4.9 Pelaksanaan Perencanaan Keperawatan
Kategori Jumlah Asuhan Keperawatan
(n=78) Persentase
Baik 77 98,7
Tidak Baik 1 1,3
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori tidak baik yaitu 1 status pasien 1,3% dan kategori baik yaitu 77 status asien 98,7%.
Tabel 4.4.2 Crosstab Perencanaan dengan Diagnosa Medis
Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Perencanaa n_Kat Baik Count 20 3 53 1 77 % of Total 25.6% 3.8% 67.9% 1.3% 98.7% Tida k Baik Count 1 0 0 0 1 % of Total 1.3% .0% .0% .0% 1.3% Total Count 21 3 53 1 78 % of Total 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0 % Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab perencanaan dengan diagnosa medis didapatkan hasil kategori baik didominasi oleh diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci dengan jumllah 53 responden (67,9%) dan kategori tidak baik hanya pada diagnosa medis f.20.0 skizofrenia paranoid dengan 1 responden (1,3%).
Tabel 4.4.3 Crosstab Perencanaan dengan Bangsal Rawat Inap Bangsal Total Arju na Drup adi Gatot kac Nak ula Sembr odo sadew a srika ndi Perenca naan_K at Baik 8 15 7 20 3 17 7 77 10.3 % 19.2 % 9.0% 25.6 % 3.8% 21.8% 9.0% 98.7% Tida k Baik 0 0 0 0 0 1 0 1 .0% .0% .0% .0% .0% 1.3% .0% 1.3% Total 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3 % 19.2 % 9.0% 25.6 % 3.8% 23.1% 9.0% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab perencanaan dengan bangsal rawat inap didapatkan hasil dengan kategori baik paling banyak yaitu pada bangsal nakula sejumlah 20 responden (25,6%) dan kategori tidakbaik hanya pada bangsal sadewa yaitu 1 responden (1,3%).
Tabel 4.4.4 Crosstab Perencanaan dengan Lama Rawat Inap
Lama_Rawat_Kat Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari Perencanaa n_Kat Baik 7 24 46 77 9.0% 30.8% 59.0% 98.7% Tida k Baik 0 1 0 1 .0% 1.3% .0% 1.3% Total 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0%
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab perencanaan dengan lama rawat didapatkan hasil kategori baik paling banyak pada lama rawat >14
hari sebanyak 46 responden (59%) dan kategor tidak baik hanya 1 responden (1,3%) pada lama rawat 7-14 hari.
5. Tindakan Keperawatan
Tabel 4.5.1 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Kategori Jumlah Asuhan Keperawatan
(n=78) Persentase
Cukup Baik 74 94,9
Kurang Baik 3 3,8
Tidak Baik 1 1,3
Total 78 100
Sumber: Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori tidak baik yaitu 1 status pasien 1,3%, kategori kurang baik yaitu 3 status pasien 3,8% dan kategori cukup baik yaitu 74 status pasien 94,9%.
Tabel 4.5.2 Crosstab Tindakan Keperawatan dengan Diagnosa Medis
Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Tindakan _kat Cukup 19 3 51 1 74 24.4% 3.8% 65.4% 1.3% 94.9% Kurang 1 0 2 0 3 1.3% .0% 2.6% .0% 3.8% Tidak Baik 1 0 0 0 1 1.3% .0% .0% .0% 1.3% Total 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab tindakan keperawatan dengan diagnosa medis didapatkan hasil dengan kategori baik paling banyak pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 51 responden
(65,4%), kategori kurang baik paling banyak 2 responden pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci (2,6%), sedangkan pada kategori tidak baik hanya pada diagnosa medis f.20.0 skizofrenia paranoid yaitu 1 responden (1,3%).
Tabel 4.5.3 Crosstab Tindakan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap
Lama_Rawat_Kat
Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari
Tindakan _kat Cukup 7 21 46 74 9.0% 26.9% 59.0% 94.9% Kurang 0 3 0 3 .0% 3.8% .0% 3.8% Tidak Baik 0 1 0 1 .0% 1.3% .0% 1.3% Total 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab tindakan keperawatan dengan lama rawat didapatkan hasil kategori cukup baik paling banyak pada lama rawat >14 hari yaitu 46 responden (59%), kategori kurang baik hanya pada lama rawat 7-14 hari yaitu 3 reponden (3,8%), sedangkan kategori tidak baik juga hanya pada rama lawat 7-14 hari yaitu 1 respondne (1,3%).
6. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.6.1 Pelaksanaan Evaluasi Keperawatan
Kategori Jumlah Asuhan Keperawatan
(n=78) Persentase
Baik 78 100
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori baik 78 status pasien 100%.
Tabel 4.6.2 Crosstab Evaluasi Keperawatan dengan Diagnosa Medis
Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Evaluasi_ Kat Baik 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Total 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab evaluasi dengan diagnosa medis didapatkan hasil dengan kategori baik paling banyak pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 53 responden (67,9%).
Tabel 4.6.3 Crosstab Evaluasi Keperawatan dengan Bangsal Rawat Inap Bangsal Total Arju na Drupa di Gatot kac Nak ula Semb rodo sade wa srika ndi Evaluas i_Kat Bai k 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3 % 19.2% 9.0% 25.6 % 3.8% 23.1 % 9.0 % 100.0 % Total 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3 % 19.2% 9.0% 25.6 % 3.8% 23.1 % 9.0 % 100.0 % Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab evaluasi dengan bangsal rawat inap didapatkan hasil dengan kategori baik paling banyak pada bangsal Nakula sebanyak 20 responden (25,6%).
Tabel 4.6.4 Crosstab Evaluasi Keperawatan dengan Lama Rawat Inap
Lama_Rawat_Kat
Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari
Evaluasi_ Kat Baik 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0% Total 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab evaluasi dengan lama rawat didapatkan hasil pada kategori baik paling banyak yaitu lama rawat >14 hari dengan jumlah 46 responden (59%).
7. Catatan Asuhan Keperawatan
Tabel 4.7.1 Pelaksanaan Catatan Asuhan Keperawatan
Kategori Jumlah Asuhan Keperawatan
(n=78) Persentase
Baik 78 100
Total 78 100
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori baik 78 status pasien 100%.
Tabel 4.7.2 Crosstab Catatan Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Catatan_K at Baik 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Total 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab catatan keperawatan dengan diagnosa medis didapatkan hasil kategori baik paling banyak yaitu pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci yaitu 53 responden (67,9%).
Tabel 4.7.3 Crosstab Catatan Asuhan Keperawatan dengan Bangsal Rawat Inap
Bangsal Total Arju na Drupa di Gatot kac Nak ula Semb rodo sade wa srika ndi Catata n_Kat Baik 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3 % 19.2 % 9.0% 25.6 % 3.8% 23.1 % 9.0 % 100.0 % Total 8 15 7 20 3 18 7 78 10.3 % 19.2 % 9.0% 25.6 % 3.8% 23.1 % 9.0 % 100.0 % Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab catatan keperawatan dengan bangsal rawat inap didapatkan hasil kategori baik didominasi oleh bangsal nakula sebanyak 20 responden (25,6%).
Tabel 4.7.4 Crosstab Catatan Asuhan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap
Lama_Rawat_Kat
Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari
Catatan_Kat Baik 7 25 46 78
9.0% 32.1% 59.0% 100.0%
Total 7 25 46 78
9.0% 32.1% 59.0% 100.0% Sumber: Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab catatan keperawatan dengan lama rawat didapatkan hasil kategori baik paling banyak pada lama rawat >14 hari yaitu 46 responden (59%).
8. Gambaran Asuhan Keperawatan
Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh dari 78 pasien, frekuensi dengan kategori kurang baik yaitu 1 status pasien 1,3%, kategori cukup baik 17 status pasien 21,8% dan kategori baik 60 status pasien 76,9%. 0 10 20 30 40 50 60 70
Baik Cukup Baik Kurang Baik
Gambar 4.8 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSJ Grhasia DIY
Tabel 4.8.2 Crosstab Gambaran Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis Diagnosa_Medis Total f.20.0 f.20.1 f.20.3 f.20.5 Gambaran Asuhan Keperawatan Baik 14 2 44 0 60 17.9% 2.6% 56.4% .0% 76.9% Cukup 7 1 8 1 17 9.0% 1.3% 10.3% 1.3% 21.8% Kurang 0 0 1 0 1 .0% .0% 1.3% .0% 1.3% Total 21 3 53 1 78 26.9% 3.8% 67.9% 1.3% 100.0% Sumber : Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan diagnosa memdis didapatkan hasil kategori baik paling banyak yaitu pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanyak 44 responden (56,4%), kategori cukup baik didominasi oleh diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci sebanya 8 responden (10,3%), sedangkan pada kategori kurang baik hanya pada diagnosa medis f.20.3 skizofrenia tak terinci hanya 1 responden (1,3%).
Tabel 4.8.3 Crosstab Gambaran Asuhan Keperawatan dengan Bangsal Rawat Inap
Bangsal
Total Arjuna Drupadi Gatotkac Nakula
Sembrod o sadewa srikand i Gambaran Asuhan Keperawatan Count 6 5 7 17 3 15 7 60 % of Total 7.7% 6.4% 9.0% 21.8% 3.8% 19.2% 9.0% 76.9 % Count 2 10 0 3 0 2 0 17 % of Total 2.6% 12.8% .0% 3.8% .0% 2.6% .0% 21.8 % Count 0 0 0 0 0 1 0 1 % of Total .0% .0% .0% .0% .0% 1.3% .0% 1.3%
Count 8 15 7 20 3 18 7 78 % of
Total 10.3% 19.2% 9.0% 25.6% 3.8% 23.1% 9.0% 100.0
%
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan bangsal rawat inap didapatkan hasil pada kategori baik didominasi oleh bangsal nakula sebanyak 17 responden (21,8%), kategori cukup baik paling banyak pada bangsal Drupadi sebanyak 10 responden (12,8%) dan kategori kurang baik hanya pada bangsal Sadewa yaitu 1 responden (1,3%).
Tabel 4.8.4 Crosstab Gambaran Asuhan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap
Lama_Rawat_Kat
Total <7 Hari 7-14 Hari >14 Hari
Gambaran Asuhan Keperawat an Baik 4 20 36 60 5.1% 25.6% 46.2% 76.9% Cukup 3 5 9 17 3.8% 6.4% 11.5% 21.8% Kurang 0 0 1 1 .0% .0% 1.3% 1.3% Total 7 25 46 78 9.0% 32.1% 59.0% 100.0% Sumber: Data Sekunder (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik crosstab gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan lama rawat didapatkan hasil pada kaegori baik paling banyak dengan lama rawat >14 hari sejumlah 36 responden (46,2%), kategori cukup baik didominasi lama rawat >14 hari sebanyak 9 responden (11,5%) dan kategori kurang baik paling banyak yaitu pada rawat >14 hari sejumlah 46 responden (59%).
C. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pengkajian Keperawatan
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan pengkajian keperawatan didominasi oleh kategori cukup baik. Hal tersebut disebabkan aspek dalam pengkajian sudah dilakukan dengan baik namun masih ada beberapa aspek yang tidak dilakukan, salah satunya yaitu aspek dalam merumuskan masalah berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan. Pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan dan kebenaran data sangat penting dilakukan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan invidu karena pengkajian merupakan dasar utama (Ardika, 2012). Menurut Siahaan & Tarigan (2013), pengkajian asuhan keperawatan harus dilakukan kepada individu di sarana kesehatan dengan meliputi bio-psiko-sosio-kultural terkait dnegan fenomena tidak terpenuhinya kebutuhan manusia. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Hidayah (2014), yang menyatakan bahwa pengkajian harus meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi, dan menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai individu yang unik termasuk merumuskan masalah berdasarkan kesenjangan status kesehatan.
Pada penelitian ini didapatkan hasil pengkajian dengan kategori baik yaitu didominasi pada diagnosa medis skizofrenia tak terinci namun juga masih terdapat satu responden dengan kategori tidak baik pada skizofrenia tak terinci. Kategori baik pada pengkajian terdapat pada bangsal Nakula
sedangkan masih ada kategori kurang baik pada beberapa bangsal yaitu bangsal Arjuna, bangsal Nakula, bangsal Sadewa, bangsal Srikandi dan yang paling yaitu di bangsal Drupadi. Sedangkan pengkajian paling baik yaitu dengan lama rawat >14 hari.
2. Pelaksanaan Diagnosa Keperawatan
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan diagnosa keperawatan didominasi oleh kategori baik. Hal tersebut dikarenakan aspek dalam diagnosa keperawatan hampir seluruhnya telah dilakukan, seperti merumuskan diagnosa keperawatan actual atau potensial dan diagnosa keperawatan yang ditentukan telah mencerminkan problem. Menurut Herianto (2012), diagnosis keperawatan yang sudah mencerminkan problem sudah dapat melihat hubungan pertimbangan perawat mengenai masalah klien dan asuhan keperawatan sesuai data penunjang. Mutu pelayanan kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatan akan terjamin apabila diagnosa asuhan keperawatan dilaksanakan sesuai standar (Manuho, Warouw, & Hamel, 2015). Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Hartati (2012), yang menunjukkan kualitas diagnosa keperawatan yang baik karena diagnosa keperawatan ditentukan berdasarkan problem.
Pada penelitian ini didaptkan hasil pelaksanaan diagnosa paling baik yaitu terlaksana di bangsal Sadewa sedangkan bangsal yang terdapat kategori tidak baik ada pada bangsal Arjuna dan bangsal Gatotkaca.
Pelaksanaan diagnosa paling baik yaitu dengan diagnosa medis skizofrenia tak terinci dan dengan lama rawat >14 hari.
3. Pelaksanaan Perencanaan Keperawatan
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan perencanaan keperawatan didominasi oleh kategori baik. Hal tersebut disebabkan pelaksanaan keperawatan dilakukan berdasarkan format perencanaan asuhan keperawatan perencanaan yang telah disediakan di RSJ Grhasia DIY, sehingga aspek dalam perencanaan keperawatan dilakukan semua, salah satunya yaitu menentukan berdasarkan diagnosa dan prioritas. Menurut Racheshi (2015), perencanaan keperawatan meliputi penetapan priotitas masalah, penetaan tujuan dan rencana tindakan keperawatan yang berdasarkan urutan prioritas pada diagnosa keperawatan. pendokumentasian perencanaan asuhan keperawatan harus dilakukan oleh perawat yang bersangkutan dengan lengkap agar menghasilkan informasi yang benar dan akurat (Ardiana, 2016). Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Hartati (2012), yang menunjukkan bahwa hasil perencanaan keperawatan dalam kategori baik dengan menggunakan format chelist (V) pada setiap perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dibuat.
Pada penelitian ini didapatkan hasil perencanaan kategori baik pada diagnosa medis skizofrenia tak terinci, di bangsal Nakula dan dengan lama rawat >14 hari. Sedangkan hasil penelitian perencanaan didapatkan
kategori yang tidak baik pada pada diagnosa medis skizofrenia paranoid di bangsal Sadewa denga lama rawat 7-14 hari.
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan tindakan keperawatan didominasi oleh kategori baik. Hal tersebut dikarenakan aspek pada tindakan keperawatan hampir seluruhnya dilakukan. Sama halnya dengan pelaksanaan keperawatan, tindakan keperawatan juga sudah memiliki format sesuai dengan format perencanaan atau formulir asuhan keperawatan yang telah ditentukan. Sehingga perawat hanya memilih dengan mencentang tindakan yang akan dilakukan. Selain itu, hasil bagus juga dikarenakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan. Menurut Sari & Astuti (2013), formulir ringkasan asuhan keperawatan berupa lembaran kertas lebih efisien dan luas dalam pengisiannya. Formulir ringkasan asuhan keperawatan digunakan sebagai lembar pendokumentasian oleh perawat untuk media komunikasi dan koordinasi antar profesi agar informasi yang dihasilkan dapat berkesinambungan (Rahayu & Saptorini, 2015). Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Sari & Astuti (2013), yang menunjukkan bahwa formulir yang terisi terisi lengkap akan mempermudah mengambil keputusan untuk tindakan.
Pada penelitian ini didapatkan hasil tindakan pada kategori tidak baik yaitu dengan lama rawat 7-14 hari pada diagnosa medis skizofrenia paranoid.
5. Pelaksanaan Evaluasi Keperawatan
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan evaluasi keperawatan didominasi oleh kategori baik. Hal tersebut disebabkan evaluasi yang dilaksanakan mengacu pada tujuan yang sebelumnya ditentukan. Selain itu juga dikarenakan dilakukan pencatatan hasil evaluasi yang telah dilakukan yaitu dengan cara SOAP. Evaluasi keberhasilan tiap asuhan keperawatan harus dicatat oleh perawat dalam 24 jam (Ardika R. G., 2012). Menurut Hartati (2012), dokumentasi evaluasi menggunakan format SOAP mempermudah perawat dalam melakukan evaluasi yang berkesinambungan. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Racheshi (2015), yang menunjukkan hasil evaluasi keperawatan yang baik disebabkan sebagian besar evaluasi telah dilakukan oleh perawat mengacu pada standar atau kriteria hasil yang telah ditetapkan pada tujuan keperawatan.
Pada penelitian ini didapatkan hasil evaluasi dengan kategori baik pada bangsal Nakula dengan diagnosa medis skizofrenia tak terinci dan dengan lama rawat >14 hari.
6. Pelaksanaan Catatan Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan catatan asuhan keperawatan didominasi oleh kategori baik. Hal itu dikarenakan pencatatan asuhan keperawatan telah ditulis dengan jelas, ringkas, menggunakan istilah yang baku dan benar. Selain itu berkas catatan juga telah disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu ditempatkan pada rak yang sudah
diurutkan dan diberi label dengan jelas sehingga perawat dengan mudah mengakses catatan asuhan keperawatan tersebut ketika akan melakukan laporan. Menurut Ardenny & Hirzal (2016), Fungsi pencatatan dan pelaporan (reporting) merupakan salah satu fungsi yang berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian. Peraturan departemen kesehatan menyatakan bahwa tenaga perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien, didokumentasikan secara benar dan tepat serta disimpan pada rekam medis asuhan keperawatan, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya atau akurat Fatmawati, Noor, & Maidin (2013). Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Racheshi (2015), yang menyatakan bahwa dokumentasi catatan asuhan keperawatan harus mencerminkan data-data yang akurat dan menghidari terjadinya kesalahanfahaman dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Pada penelitian ini didapatkan hasil catatan keperawatan dengan kategori baik pada bangsal Nakula dengan diagnosa medis skizofrenia tak terinci dan lama rawat >14 hari.
7. Gambaran Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian mengenai gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan yang diperoleh dari penjumlahan penilaian pada pelaksanaan pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan dan catatan asuhan keperawatan didominasi oleh kategori baik. Hal tersebut disebabkan oleh aspek dalam pelaksanakan asuhan keperawatan
keseluruhan hampir telah diisi dengan lengkap. Menurut Ulum & Wulandari (2013), masing-masing tahapan pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki kriteria yang harus dipenuhi. Semua proses asuhan keperawatan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Siahaan & Tarigan, 2012). Hal ini dibuktikan oleh penelitian Febriyanti & Sugiarti (2015), yang menunjukkan bahwa pengisian rekam medik atau asuhan keperawatan harus lengkap agar informasi menjadi akurat.
Pada penelitian ini didapatkan hasil gambaran asuhan keperawatan dengan kategori baik pada bangsal Nakula dengan diagnosa medis skizofrenia tak terinci dan dengan lama rawat >14 hari, sedangkan pada kategori kurang baik yaitu terdapat satu responden dengan diagnosa medis skizofrenia tak terinci pada bangsal Sadewa dan dengan lama rawat >14 hari.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Pengambilan sampel dalam penelitian hanya dilakukan dalam satu periode yaitu pada bulan Maret 2017
2. Penelitian hanya berdasarkan penilaian dokumentasi asuhan keperawatan
3. Masih perlu didukung oleh penelitian selanjutnya karena data yang digunakan hanya data tertulis yaitu dokumentasi rekam medis pasien