• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTUR PASAR, EFISIENSI DAN PROFITABILITAS: STUDI KASUS PERBANKAN SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRUKTUR PASAR, EFISIENSI DAN PROFITABILITAS: STUDI KASUS PERBANKAN SYARIAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRUKTUR PASAR, EFISIENSI DAN

PROFITABILITAS: STUDI KASUS PERBANKAN SYARIAH

2010-2015

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Acknes Marta Kristi

125020500111005

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS STRUKTUR PASAR, EFISIENSI DAN

PROFITABILITAS: STUDI KASUS PERBANKAN SYARIAH

2010-2015

Yang disusun oleh :

Nama

: Acknes Marta Kristi

NIM

: 125020500111005

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di

depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Juni 2016.

Malang, 1 Juli 2016

Dosen Pembimbing,

Dias Satria, SE., M.App.Ec.,Ph.D.

(3)

ANALISIS STRUKTUR PASAR, EFISIENSI DAN PROFITABILITAS: STUDI KASUS PERBANKAN SYARIAH 2010-2015

Acknes Marta Kristi Dias Satria, SE., M.App.Ec.,Ph.D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: acknesmartakristi@gmail.com

ABSTRAK

This study aims to determine the market structure , efficiency and profitability of Islamic banking industry in Indonesia. The data in this resesarch is derived from the quarterly reports of the financial of banks in 2010-2015. The methods used in this research are Data Envelopment Analysis (DEA) and panel regression analysis. The results of this research are market concentration has a positive effect on the level of profitability of a bank. In additional discoveries of the control variables (NPF and BOPO) have negative effect on the level of profitability.

Kata kunci: Market structure, concentration, profitability

A. PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, struktur pasar didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha dan kinerja pasar. Aspek yang menjadi perhatian pada struktur pasar seperti jumlah penjual dan pembeli, keadaan produk, informasi yang didapat antara penjual dan pembeli,serta adanya hambatan untuk memasuki pasar tersebut. Keadaan karakteristik pasar suatu industri memiliki arti penting bagi iklim persaingan antar perusahaan industri di dalam pasar ataupun dalam perekonomian nasional. Dalam persaingan yang kompetitif sebuah industri akan berusaha untuk meningkatkan tingkat efisiensinya. Efisiensi ini dianggap penting dalam industri karena merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Pada pengukuran efisiensi setiap industri akan mempertimbangkan kondisi bagaimana mendapatkan tingkat efisiensi yang sesuai dengan target pelaku industri tersebut. Setiap pelaku industri akan mengharapkan kemampuan kinerja dimana menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada.

Pada akhirnya sebuah industri yang berada dalam ketatnya persaingan, tak lain sebuah perusahaan dalam dunia bisnis adalah bertujuan memaksimumkan keuntungan. Menurut Stigler (1947), setiap peusahaan yang berorientasi pada keuntungan pada dasarnya selalu berusaha memaksimumkan keuntungan (Teguh,2010:10). Keuntungan merupakan pendapatan yang diperoleh oleh produsen selama menjalankan kegiatan bisnis mereka. Oleh karena itu semakin besar keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan di dalam pasar, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh produsen. Dalam dunia bisnis, keuntungan adalah mesin utama guna menciptakan akumulasi modal. Melalui keuntungan yang sudah diperoleh maka perusahaan akan meningkatkan modalnya dan akan memberi kemudahaan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan ekspansi usaha. Dan tak lain, keuntungan ini akan mengundang minat setiap calon pesaing memasuki pasar (Teguh, 2010:11). Struktur pasar yang berada dalam persaingan kompetitif akan memberi perhatian bagi setiap pelaku indutsri untuk melakukan efisiensi dan memaksimalkan profit guna mengembangkan industri tersebut.

Pemilihan perbankan syariah berdasarkan pada perbankan syariah yang telah berkembang pesat dan telah terbukti tahan tehadap krisis. Perbankan syariah juga disinyalir dapat bersaing secara global dikarenakan masuk dalam “TOP TEN” negara yang memiliki potensi dan lingkungan yang mendukung pengembangan industri syariah. Dalam penilaian global yang diwakili oleh Global Islamic Financial Report Tahun 2015, dengan beberapa indikator dalam menilai laporan keuangan perbankan syariah seperti, jumlah bank syariah, aturan pengawas syariah pusat, jumlah lembaga dalam industri keuangan syariah, jumlah aset keuangan syariah, jumlah sukuk, jumlah penduduk muslim, pendidikan dan kebudayaan, serta peraturan dan hukum di suatu negara. Indonesia menorehkan prestasi dengan mendapatkan poin sebesar 24,7 dan memiliki potensi serta lingkungan yang mendukung dalam pengembangan industri perbankan syariah. Maka dari itu, industri perbankan syariah Indonesia diproyeksikan pada tahun selanjutnya menjadi lebih baik dan perlu perhatian khusus baik stuktur pasar dalam industri, tingkat efisiensi perbankan syariah serta memaksimalkan profitabilitas.

(4)

B. KERANGKA TEORI Market Power Theory

Market power adalah suatu ukuran yang menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan untuk menaikan harga

diatas biaya marginal (Church dan Ware 2000). Apabila market power ini dihubungkan dengan bentuk struktur pasar, maka terdapat dua output. Output pertama apabila struktur pasar dari sebuah perusahaan adalah monopoli, maka tingkat market power dari perusahaan tersebut tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan berada dalam bentuk struktur pasar persaingan sempurna, maka tidak terdapat market power di dalam industri tersebut. Hal tersebut menggambarkan semakin tidak kompetitif sebuah pasar, maka semakin tinggi tingkat market powernya. Apabila semakin kompetitif suatu pasar maka semakin rendah market powernya (Lubis, 2012). Terdapat dua hipotesis yang mendukung teori ini yang sekaligus menjelaskan struktur pasar dan profitabilitas atau kinerja suatu bank. Hipotesis pertama yang dikenal hipotesis tradisional atau structure – conduct – performance (SCP) hypotheses dan yang kedua adalah relative market power hypotheses (RMP). Dalam paradigma Structure – Conduct – Performance (SCP), semakin tinggi tingkat konsentrasi sebuah pasar, maka biaya kolusi antara perusahaan terkemuka rendah (Molyneux dan Forbes, 2015). Oleh sebab itu, perusahaan terkemuka memiliki kekuatan pasar (market power) untuk mengatur harga dan memperoleh banyak keutungan. Relative Market Power berpendapat bahwa perusahaan terkemuka tidak perlu melakukan kolusi untuk meningkatkan harganya. Perusahaan dalam pasar dapat bersaing denga cara mendiferensiasi layanan dan produk mereka untuk medapatkan market power atau kekuatan pasar. Efficiency Structure Theory

Teori ini diusulkan oleh Demsetz di tahun 1973 dan dikembangkan oleh Brozen di tahun 1982. Teori ini menyiratkan bahwa keuntungan yang lebih tinggi adalah berasal dari efisiensi yang tinggi serta biaya yang rendah, konsentrasi yang tinggi adalah hasil dari efisiensi yang tinggi (Ye dkk. 2012). Dalam teori ini mengusulkan pandangan yang sangat berbeda dalam menjelaskan hubungan struktur pasar dan kinerja pada suatu bank. Bank yang efisien menikmati keuntungan yang lebih tinggi karena meraih pangsa pasar yang tinggi dan tingginya tingkat konsentrasi. Dalam penelitian Beger (1995), terdapat dua hipotesis yang mendukung teori ini yakni x-efficiency

hypothesis dan scale-efficiency hypothesis. Hipotesis X-efisiensi menegaskan bahwa sebuah perusahaan yang

unggul baik di manajemen produksi dan teknologi, maka akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dan mendapatkan keutungan yang tinggi. Dengan kata lain maka perusahaan ini telah mendapatkan pangsa pasar yang luas. Hipotesis skala efisiensi ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempunyai persamaan management dan teknologi yang sudah cukup baik, tetapi hanya beberapa perusahaan yang dapat memproduksi lebih efisien dibanding perusahaan lain dan sebagai hasilnya akan merasakan pengeluaran biaya yang rendah per unitnya dan mendapatkan keuntungan yang tinggi untuk per unitnya.

Penelitian Terdahulu

1. Penelitian oleh Molyneux dan Forbes (2006) menguji dua hipotesis yang berpengaruh pada industri perbankan di Eropa. Dua hipotesis tersebut adalah structure-conduct-performance (SCP) dan struktur efisiensi. Perbankan Eropa secara umum mendukung hipotesis tradisional atau dikenal dengan structure-conduct-performance (SCP).

2. Penelitian oleh Kang H. Park dan William L. Weber (2005). Penelitian dilakukan pada perbankan Korea pada periode 1992-2002. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui penentu utama dari sebuah profitabilitas dengan menguji hipotesis struktur pasar dan hipotesis struktur efisiensi. Adapun penemuan dalam penelitian ini sangat mendukung hiptesis struktur efisiensi.

3. Penelitian dilakukan oleh Lalith Seelanatha (2010), yang menemukan bukti bahwa tidak mendukung baik teori struktur market power yaitu hipotesis Structure-Conduct-Performance (SCP) dan Relative Market Power (RMP) maupun teori struktur efisiensi.

(5)

C. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini terfokus pada analisis struktur pasar, efisiensi dan profitabilitas dari Perbankan Syariah khususnya Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, terutama yang memiliki laporan triwulanan lengkap dan dipublikasikan pada periode 2010Q3-2015Q3. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitaif adalah data yang diperoleh dari sampel atau populasi, data berupa angka (Suharyadi dan Purwanto: 2009). Data kuantitatif yang terdapat pada penelitian ini adalah Rasio Konsentrasi (CRn), Market Share (MS) atau pangsa pasar, Efisiensi yang dihasilkan oleh Data Envelopment Analysis (DEA), dan rasio keuangan yang terdiri dari Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Finance (NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data panel. Variabel dan Pengukuran

Variabel Dependen. Penggunaan variabel Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen dalam penelitian ini dikarenakan variabel Return on Assets (ROA) merupakan variabel yang paling tepat dalam menggambarkan profitabilitas industri perbankan sebagaimana yang diungkapkan oleh Berger. Pada prinsipnya ROA merupakan gambaran kemampuan manajemen suatu bank untuk mendapatkan profit dari asset bank (Seelanatha, 2010). Penghitungan Rasio ROA adalah sama dengan Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir / Rata-rata Aktiva dalam periode yang sama (sesuai SE No.30/2/UPPB tgl 30 April 1997) dengan satuan persen (%).

Variabel Independen

Market share (MS) adalah presentase jumlah total aset yang dimiliki oleh sebuah bank dibandingkan dengan total

aset seluruh bank umum dalam sektor perbankan dengan satuan persen. Pangsa pasar dengan perhitungan dasar total aset dapat dihitung dengan menggunakan formula (Park dan Weber, 2006).

Dalam penelitian ini akan digunakan variabel Herfindahl – Hirschman Index (HHI) sebagai indikator yang menunjukan konsentrasi dan tingkat persaingan dengan cara mengelompokan perusahaan berdasarkan peringkat penjualan tertinggi untuk dikategorikan bentuk struktur dan perilakunya. Herfindahl – Hirschman Index (HHI) didefinisikan sebagai jumlah dari pangsa pasar yang dikuadratkan dari deposito di semua bank di setiap negara (Goldberg dan Rai, 1996). Rumus dari Herfindahl – Hirschman Index (HHI) adalah sebagai berikut :

Dimana:

Si = Presentase dari total penjualan dalam suatu industri atau presentase pangsa pasar pada akhir peringkat angka penjualan yang ditentukan

N = Jumlah perusahaan yang diamati Variabel Kontrol

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Ukuran besar kecil suatu bank dinilai dari jumlah aktiva atau permodalannya. Rasio ini mencerminkan aktiva bank yang mengandung risiko seperti kredit, tagihan kepada bank lain dan lain-lain yang dibiayai oleh modal sendiri (Siamat, 2005:253). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP, rasio ini dapat diperoleh dengan rumus:

(6)

Non Performing Finance (NPF)

Non Performing Financing (NPF) mencerminkan sebagai risiko pembiayaan yang merupakan jumlah kredit

bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah yang semakin buruk, sehingga besar nilai NPF menyebabkan semakin buruk kinerja bank tersebut. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP, diperoleh dengan formula:

Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP, BOPO dinyatakan dalam rumus berikut:

Pengukuran Efisiensi menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah suatu metodologi non parametrik. DEA mengasumsikan bahwa tidak

semua entitas adalah efisien. DEA mampu menganalisis lebih dari satu input dan/atau output dengan menggunakan model program linier yang menghasilkan nilai efisiensi tunggal untuk setiap penelitian. Terdapat dua model dalam perkembangan Data Envelopment Analysis (DEA). Model yang pertama kali dikembangkan adalah model dengan asumsi constant return to scale (CRS) atau biasa disebut model CCR (Charnes-Cooper-Rhodes). Dalam model constant return to scale setiap UKE akan dibandingkan dengan seluruh UKE yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal UKE adalah sama. Menurut Charnes, Cooper, dan Rhodes model ini dapat menunjukkan technical efficiency secara keseluruhan atau nilai dari profit efficiency untuk setiap UKE. Sedangkan model kedua yang dikembangkan dalam pengukuran tingkat efisiensi adalah model dengan asumsi variable return

to scale (VRS) atau biasa disebut dengan model BCC (Bankers-Charnes-Cooper). Dalam model ini diasumsikan

bahwa kondisi semua UKE tidak sama atau dapat dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal dan menghasilkan efisiens teknis murni. Adapun Perbandingan antara nilai efisiensi model CRS dengan VRS akan menghasilkan Skala Efisiensi (SE).

Regresi Panel

Estimasi model dengan menggunakan data panel terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Metode Ordinary Least Squares (OLS) atau metode Common. 2. Metode kedua adalah metode Fixed Effect Model (FEM).

3. Metode yang ketiga adalah metode yang disebut dengan Random Effect (REM).

Untuk memilih model terbaik diperlukan uji signifikansi model. Uji chow digunakan memilih model terbaik antara metode Common atau metode Fixed Effect Model (FEM). Uji Hausman digunakan memilih model terbaik antara metode Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect (REM).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan regresi panel pada penelitian ini menggunakan metode Random Effect (REM). Dalam penelitian ini menemukan bahwa variabel konsentrasi yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Sedangkan variabel kontrol yang berpengaruh ialah Non Performing Finance (NPF) dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

(7)

Tabel 1 Hasil Estimasi Menggunakan Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.056345 0.067522 -0.834478 0.4053 MS 0.013460 0.012427 1.083110 0.2804 CONC 0.033267 0.019833 1.677377 0.0954 ET -0.001289 0.003035 -0.424800 0.6716 ES 0.006986 0.005506 1.268714 0.2064 CAR -0.001749 0.004922 -0.355308 0.7228 NPF -0.081361 0.041006 -1.984131 0.0490 BOPO -0.056323 0.003411 -16.51410 0.0000 R-squared 0.722130

F-statistic 59.40137 Durbin-Watson stat 1.041022

Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil pengujian terhadap hipotesa-hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Market share atau Pangsa Pasar (MS). Pangsa pasar pada tabel 1, memiliki nilai probabilitas 0.2804. Nilai tersebut lebih besar daripada 0.10 yang berarti bahwa pangsa pasar tidak memiliki pengaruh signifikan dengan arah koefisien negatif. Dalam penelitian ini memiliki hipotesis (H1) berpengaruh signifikan positif terh adap Return on

Assets (ROA). Berdasarkan uraian tersebut, maka variabel independen pangsa pasar menolak H1 karena dalam

pengujian ini menyatakan bahwa pangsa pasar tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap return on assets (ROA).

2. Concentration atau Konsentrasi (CONC). Konsentrasi pada tabel 1, memiliki nilai probabilitas 0.0954. Nilai probabilitas 0.0954 lebih kecil daripada 0.10, artinya konsentrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return

on assets (ROA). Koefisien yang positif juga melambangkan bahwa konsentrasi ini berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA). Sehingga sejalan dengan dugaan/hipotesis dalam penelitian (H2) adalah konsentrasi

memiliki pengaruh positif terhadap return on assets (ROA). Berdasarkan keterangan tersebut maka sangat jelas menerima H2.

3. Technical Efficiency atau Efisiensi Teknik ( ET). Mengacu pada tabel 1, efisiensi teknik memiliki nilai probabilitas sebesar 0.6716. Nilai probabilitas tersebut berada diatas 0.10. Hal ini mencerminkan bahwa variabel independen efisiensi teknikal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on assets (ROA). Dalam penelitian ini diharapkan H3, efisiensi teknik berpengaruh positif pada ROA. Akan tetapi berdasarkan pengujian regresi panel, efisiensi teknik tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets (ROA) dan memiliki koefisien yang negatif.

4. Scalar Efficiency atau Efisiensi Skala (ES). Efisiensi skala pada tabel 4.4 memiliki nilai probabilitas 0.2064. Nilai probabilitas efisiensi skala lebih besar daro 0.10. Dalam penelitian ini diharapkan H4, efisiensi skala berpengaruh positif pada ROA. Namun berdasarkan uraian diatas mencerminkan bahwa efisiensi skala tidak berpengaruh positif terhadap ROA. Oleh sebab itu hipotesis H4 ditolak dalam pengujian ini.

5. Variabel Fundamental Bank Umum Syariah

a. Capital Adequacy Ratio (CAR). Melihat pada tabel 1, Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai probabilitas 0.7228. Nilai probabilitas 0.7228 lebih besar daripada 0.10, hal ini menggambarkan bahwa CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini sama seperti variabel lain, variabel independen ini memiliki hipotesis (H5) bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Namun penemuan ini memberi petujuk menolak hipotesis tersebut.

b. Non Performing Financing (NPF). Variabel Non Performing Financing pada tabel 1, memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0490. Nilai tersebut berada kurang dari nilai 0.10, yang artinya Non Performing Financing memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Adapun koefisien dari NPF ini adalah negatif. Pada hipotesis H6 menduga bahwa NPF ini berpengaruh signifikan negatif pada ROA. Maka berdasarkan uraian diatas, hipotesis H6 diterima dalam pengujian ini.

(8)

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional pada tabel 1, memiliki nilai probabilitas 0.000 dimana nilai tersebut kurang dari 0.10, yang memiliki arti Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan terhadap ROA. Besar koefisien dari BOPO sebesar -0.056323, yang artinya ada pengaruh signifikan yang negative pada ROA. Berdasarkan uraian diatas maka H7 diterima dalam pengujian ini.

Berdasarkan pengujian secara statistika yang telah dilakukan menghasilkan variabel konsentrasi yang secara signifikan positif mempengaruhi profitabilitas suatu bank yang digambarkan oleh Return on Assets (ROA). Sesuai dengan penemuan oleh Molyneux dan Forbes (2006) yang menggambarkan bahwa hubungan yang signifikan dan positif antara konsentrasi dan profitabilitas. Karena berdasarkan pada hipotesis tersebut menyatakan bahwa proporsi perolehan konsetrasi pasar mendorong sejumlah perusahaan melakukan kolusi untuk menguasai pasar. Pada hipotesis tradisional menerangkan pula tingkat konsentrasi pasar yang tinggi akan menurunkan tingkat persaingan antar perusahaan dan menurunkan biaya kolusi.

Adapun penemuan dalam penelitian ini yaitu variabel kontrol seperti rasio BOPO dan rasio NPF yang memilki pengaruh signifikan negatif pada profitabilitas. Maka penurunan dari rasio BOPO yang menggambarkan pengendalian biaya operasional terhadap pendapatan operasional oleh manajemen bank, akan meningkatkan profitabilitas suatu bank syariah. Sedangkan pada rasio NPF yang menggambarkan besarnya jumlah risiko pembiayaan kredit macet juga memiliki pengaruh negatif pada profit suatu bank. Hal ini berimplikasi pada kecilnya nilai risiko macet dari pembiayaan akan meningkatkan jumlah keuntungan suatu bank.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Tidak ada pengaruh dari pangsa pasar Bank Umum Syariah (BUS) terhadap profitabilitas industri perbankan syariah.

2. Terdapat pengaruh positif dari konsentrasi pasar oleh Bank Umum Syariah (BUS) terhadap profitabilitas industri perbankan syariah sebesar 0.03%.

3. Efisiensi Teknis yang merupakan kempampuan pengoptimalan teknologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas industri perbankan syariah.

4. Efisiensi Skala yang merupakan kemampuan perusahaan beroperasi di skala ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas industri perbankan syariah.

5. Indikator fundamental bank yakni BOPO dan NPF memiliki pengaruh negatif terhadap profitailitas industri perbankan syariah. Sedangakan CAR tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas industri perbankan syariah.

Adapun rekomendasi yang merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi pelaku industri perbankan syariah, menurut peneilitian yang telah dilakukan bahwa peningkatan

konsentrasi pasar sangat dibutuhkan mengingat bahwa peningkatan konsentrasi singnifikan positif terhadap peningkatan profit bank. Harus menambah jumlah pembiayaan yang disinyalir perbankan kurang efisien didalam funding dan lending.

2. Bagi penilitian selanjutnya, perlu menambahkan variabel endogen yang disinyalir sebuah keuntungan berasal dari konsentrasi masih harus digali lebih dalam. Serta perlu adanya kajian yang lebih mendalam tidak hanya pada Bank Umum Syariah melainkan pada lembaga lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2015. Kajian Stabilitas Keuangan No. 25, September 2015.

http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas-september-2015 diakses pada 11 januari 2015. Bank Indonesia. 2015. Kajian Stabilitas Keuangan No. 19, September 2012.

http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas-september-2012 diakses pada 11 januari 2015. Bank Indonesia. 2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012.

http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas/syariah diakses pada 11 januari 2015.

Bektas, Eralp. 2006. Test of Market Structure and Profitability in Liberalizing the Deposit Market : The Case of North Cyprus. Problems and Perspective in Management, Vol 4, No. 2, hlm. 62–67.

(9)

Bikker, Jacob A, and Katharina Haaf. 2002. Measures of Competition and Concentration in the Banking Industry : A Review of the Literature. Economic & Financial Modelling, hlm. 1–46.

Church, Jeffrey, and Roger Ware. 2000. Industrial Organization : A Strategic Approach. United State of America: Gary Burke.

Firdaus, Muhammad Faza, and Muhamad Nadratuzzaman Hosen. 2013. Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan: 167–88.

Goldberg, Lawrence G, and Anoop Rai. 1996. The Structure-Performance Relationship for European Banking.

Journal od Banking & Finance Vol.20, hlm. 745–71.

Gumbau, Mercedes. 2000. Profitability , Market Structure And Efficiency : An Application To The Spanish Industry

*.

Jeon, Yongil, and Stephen M Miller. 2005. Bank Performance : Market Power or Efficient Structure ? Department

of Economics Working Paper Series.

Lubis, Andi Fahmi. 2012. Market Power Perbankan Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol.14, No.3, hlm. 235.

M, Muh Sabir, Muhammad Ali, and Abd Hamid Habbe. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Jurnal Analisis Vol.1, No.1: 79–86. Marlow, Michael L, and George E Wright. 1982. “Measuring Market Power as Competition Over Time.” (1980). Mirzaei, Ali, Liu Guy, and Tomoe Moore. Does Market Structure Matter on Banks ’ Profitability and Stability ?

Emerging versus Advanced Economies Does Market Structure Matter on Bank S ’ Profitability. Working Paper No.11-12.

Molyneux, Phil, and William Forbes. 1995. Market Structure and Performance in European Banking Market Structure and Performance in European Banking.Applied Economics Vol.27, No 2, hlm.55–59.

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Statistik Perbankan Indonesia 2015. http://www.ojk.go.id/statistik-perbankan-indonesia-mei-2015 diakses pada 11 Januari 2015.

Park, Kang H, and William L Weber. 2006. “Profitability of Korean Banks : Test of Market Structure versus Efficient Structure.” Jurnal of Economics and Bussiness 58: 222–39.

Seelanatha, Lalith. 2010. “Market Structure , Efficiency and Performance of Banking Industry in Sri Lanka.” Banks

and Bank Systems Vol.5, No.1.

Sekaran, Uma. 2006. Research and Methods For Business, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Siamat, Dhalan. 2005. Manajeman Lembaga Keuangan, Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

S.K, Purwanto dan Suharyadi. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2.J akarta: LP3ES. Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta: Rajawali Pres.

Wiidiarjono, Agus. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasnya Disertai Panduan Eviews, Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ye, Qichang, Zongling Xu, and Dan Fang. 2012. “Market Structure, Performance, and Efficiency of the Chinese Banking Sector.” Econ Change Restruct 45: 337–58.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca dan laporan laba- rugi dari suatu perusahaan akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran posisi keuangan dan

The following copy may be used in presentations, documentation and press releases to describe your relationship as a school registered with Cambridge Assessment

Di masa krisis seperti ini / usaha kecil dan menengah yang berbasiskan ekonomi rakyat / terbukti ampuh dan mampu bertahan // bahkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam

Penelitian selanjutnya disarankan tentang tindak tutur dan register berbagai dokter specialist, hal ini akan menunjukkan hasil interaksi dan jenis komunikasi yang

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) CLOSE FRACTURE PROXIMAL INTERPHALANX DIGITI IV

Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) , Jl. Cipto

Dengan penerapan aplikasi ini, diharapkan perusahaan dapat dengan mudah menyebarkan informasi dan memberikan layanan personal kepada pelanggan Simpulan yang dapat diperoleh