• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT BDH SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT BDH SURABAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

78

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE

OPERASI DI RUMAH SAKIT BDH SURABAYA

Erika Untari Dewi

STIKES William Booth Surabaya Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya (031) 5633365 ABSTRAK

Perilaku caring menolong pasien dengan asuhan keperawatan yang diberikan menciptakan hubungan dan cara bersikap menggunakan perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara komprehensif. Perawat memerlukan keterampilan meliputi kognitif, tehnikal, interpersonal dan kemampuan untuk memperhatikan orang lain yang mencerminkan perilaku caring. Pasien yang menjalani tindakan pembedahan akan dilingkupi oleh perasaan cemas, ketakutan akan ketidaktahuan pada prosedur operasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 30 orang pasien pre operasi dengan sampel 28 orang menggunakan tehnik sampling consecutive. Data penelitian diambil menggunakan kuesioner dan ditabulasi data kemudian menggunakan uji statistik Spearman’s Rho Correlation. Hasil penelitian menunjukkan perilaku caring baik dengan 71%, sedangkan kecemasan pasien pre operasi terbanyak adalah kecemasan sedang dengan 43%. Hasil dari Spearman’s Rho Correlation (p): 0,472 karena (p) ≥0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien pre operasi di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya. Perilaku perawat diaplikasikan sudah baik namun kecemasan pasien dipengaruhi adanya faktor pengalaman, dan ancaman dalam diri yang lebih menonjol sehingga penelitian ini merekomendasikan diperlukannya persiapan mental pada pasien menjelang operasi.

Kata kunci : Perilaku caring, kecemasan, pasien pre operasi. ABSTRACT

Caring behavior to help patients with care nursing was create a relationship and how to be by feel, attention and affection. Nurses need skills including cognitive, tehnical, interpersonal and ability to pay attention to other people who reflect the behavior caring. Patients undergoing surgery will be by feelings of anxiety, fear of ignorance on operating procedure. The purpose of this study to identify how the behavior of caring nurses to anxiety patients pre operation. Desaign a study that was used in this study is correlational with the cross sectional. The population of as much as 30 patients with a sample of 28 people use the consecutive sampling. Data were collected using questioner and tabulated data then using Spearman's Rho Correlation statistic test. The results showed good caring behavior with 71%, while preoperative patient anxiety was moderate anxiety with 43%. The result of Spearman's Rho Correlation (p): 0.472 because (p) ≥0,05 then H0 accepted that there is no correlation of behavior concern to preoperative patient anxiety at RSUD Bhakti Darma Husada Hospital Surabaya. The nurse's behavior is applied well but the patient's anxiety is related to the experience factor, and the inner threat is more prominent so that the research is needed for mental improvement in the patient. Keywords: caring behavior, anxiety, preoperative patients.

(2)

79 PENDAHULUAN

Kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang memadai semakin meningkat dan memacu persaingan antar rumah sakit untuk meningkatkan sistem manajemem pelayanan rumah sakit.. Pelayanan yang baik harus memperhatikan keselamatan pasien juga dapat memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan dan perawatan secara holistik. Pelayanan di rumah sakit ada dua yaitu, pembedahan dan non pembedahan. Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang sering menimbulkan kecemasan. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik fisik maupun psikologisnya misalnya harga diri, gambaran diri, dan identitas diri (Tjandra, 2009). Perawat memerlukan keterampilan khusus yang mencakup intelektual, tehnikal, interpersonal, dan kemampuan untuk memperhatikan orang lain yang mencerminkan perilaku caring.

Kemampuan caring tumbuh dengan sepanjang hidup individu, namun tidak semua perilaku manusia yang mencerminkan caring (Julia, 1995 Cit Haryono, 2013). Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain (Haryono, 2013). Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik seseorang, bukan malah melakukan tindakan amoral dan tidak peka terhadap kebutuhan klien yang dapat

menimbulkan kecemasan dan

ketidaknyamanan klien dalam menjalani perawatan khususnya pasien pre operasi.

Berdasarkan jurnal penelitian Hasil penelitian Agustin (2002) tentang perilaku caring di ruang rawat inap bedah rumah sakit Palembang, mengemukakan hasil yang menunjukkan 51,5% pasien menilai perawat sudah caring terhadap pasien. Penelitian di rumah sakit Adi Husada Kapasari, Surabaya yang dilakukan oleh Mario Viligius P. (2015) tentang kecemasan pasien pre operasi didapatkan bahwa jumlah responden terdapat 13 orang dengan kecemasan ringan 10 orang (77%), kecemasan sedang 3 responden (23%). Pengalaman penulis saat praktik klinik di rumah sakit, pasien yang akan menghadapi pembedahan membutuhkan perhatian perawat dengan persiapan mental atau psikologis. Berdasarkan pengamatan

penulis beberapa perawat masih menganggap bila kecemasan pada periode pre operasi adalah hal yang biasa atau wajar sehingga, penulis amati perilaku caring perawat terhadap pasien periode pre operasi itu kurang contohnya, berlaku kurang adil terhadap pasien, perawat memberikan motivasi dan edukasi, namun belum dipahami sepenuhnya oleh pasien, dan mengobrol dengan temannya (perawat lain) sambil bergurau saat melakukan tindakan kepada pasien.

Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya mengaktifkan saraf otonom simpatis sehingga meningkatkan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi napas, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada pasien dan akhirnya dapat merugikan individu itu sendiri (Rothrock,1999). Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan yang dapat mengakibatkan kecemasan dalam berbagai bentuk seperti marah, menolak, atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Teori Watson menekankan adanya faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan dan membantu perawat berinteraksi dengan orang lain yang terdapat 10 faktor sebagai Human Caring.

Perawat yang caring dan noncaring berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan bagi pasien adalah hasil yang dirasakan oleh pasien caring yaitu, merasa dihargai, mampu kontrol diri, perasaan mendalam bersifat personal, merasa dekat dengan anggota keluarga, dan meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, bersemangat, serta lebih nyaman, sedangkan perawat yang noncaring yaitu, perasaan dipermalukan, takut, putus asa, ketidakberdayaan, keterasingan, kenangan buruk, kehilangan kendali, dan memperlambat proses penyembuhan menurun (Kusmiran, 2015).

Perawat memiliki peranan yang penting, perawat mampu memberikan dorongan untuk pengungkapan serta harus mendengarkan, memahami, dan memberikan informasi yang membantu menyingkirkan kekhawatiran tersebut (Potter, 2006). Penatalaksanaan yang diberikan untuk mengurangi kecemasan melalui hubungan perawat-pasien yang bersifat profesional dalam bentuk interaksi aktif. Perawat melakukan pendekatan kepada

(3)

80 pasien dengan tehnik komunikasi terapeutik, salah satu kemampuan komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi keikutsertaan pasien dengan memotivasi keinginan pasien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian mengenai ”Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Darma Husada Surabaya”

METODE

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Istilah korelasi bermakna sebagai hubungan antar dua variabel atau lebih. Jenis penelitian ini non eksperimen dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana obyek penelitian hanya diobservasi sekali dengan cara pendekatan dan pengumpulan data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pre operasi di ruang rawat ianap rumah sakit Bhakti Darma Husada Surabaya dari April-Mei 2017 dengan jumlah 31 orang. Sampel penelitian sebanyak 28 orang dengan tehnik consecutive sampling. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah perilaku caring perawat kepada pasien pre operasi di ruang rawat inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya. Variabel dependen (terikat) yaitu kecemasan pasien pre operasi di ruang rawat inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner perilaku caring dan Kecemasan skala HARS. Pengujian hipotesis antara perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien pre operasi dengan tehnik korelasi menggunakan uji Spearman ‘Rho.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Demografi

Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin Jenis Kelamin

P : 16 Orang (57%) L : 12 Orang (43%)

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa perempuan paling banyak dengan jumlah 16 orang dengan prosentase 57%.

Tabel 2. Karakteristik Usia Usia 18-24 = 7 Orang (25%) 25-34 = 6 Orang (21%) 35-44 = 7 Orang (25%) 45-54 = 3 Orang (11%) >55 = 5 Orang (18%)

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa sama besar pada kelompok usia 18-24 dan 35-44 sebanyak 7 orang dengan prosentase 25%

Tabel 3. Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir SD : 5 Orang (18%) SMP : 4 Orang (14%) SMA: 15 Orang (54%) Ak/ PT : 3 Orang (11%) Tidak Sekolah: 1 (3%)

Berdasarkan tabel 3 terlihat paling banyak bahwa pendidikan terakhir responden yaitu SMA berjumlah 15 orang prosentase (54%). Tabel 4 . Pekerjaan Pekerjaan Buruh : 2 Orang (7%) Petani : 0 (0%) Swasta : 15 Orang (54%) PNS/POLRI/TNI : 1 Orang (3%) Tidak Bekerja : 10 Orang (36%)

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa paling banyak pekerjaan responden adalah wiraswasta dengan jumlah 15 orang prosentase 54%.

Tabel 5 . Status Perkawinan Status Perkawinan

Belum Menikah: 5 Orang(18%) Sudah Menikah: 23 Orang(82%)

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa sebagian besar berjumlah 23 orang dengan status sudah menikah dengan prosentase 82%.

(4)

81 Tabel 6. Pengalaman Operasi

Pengalaman Operasi

Tidak Pernah: 18 Orang (64%) Sudah Pernah: 10 Orang (36%)

Berdasarkan tabel 6 bahwa terlihat yang tidak mempunyai pengalaman operasi sebelumnya lebih besar dibandingkan yang mempunyai riwayat operasi sejumlah 18 orang (64%).

Analisis Univariat Perilaku Caring Perawat

Tabel 7. Distribusi Perilaku Caring Perawat

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa perilaku caring perawat berdasarkan persepsi pasien sebanyak 20 orang dengan prosentase 71% yang menilai perilaku caring perawat baik.

Kecemasan Pasien Pre Operasi

Tabel 8. Distribusi Kecemasan Pasien Pre Operasi

Kecemasan Frekuensi Persen (%) Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Cemas Panik 7 8 12 1 0 25% 29% 43% 3% 0% Total 28 100%

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa paling banyak dengan tingkat kecemasan sedang berjumlah 12 orang (43%).

Analisis Bivariat

Tabel 9. Tabulasi Silang Perilaku Caring Perawat dengan Kecemasan

Berdasarkan tabel 9 hasil tabulasi silang didapatkan hasil data sebagai berikut, perilaku caring kategori kurang dengan tingkat kecemasan sedang berjumlah 1 orang (100%). Pada perilaku caring kategori cukup dengan tingkat kecemasan sedang berjumlah 2 orang (33%). Pada kategori perilaku caring baik dengan tingkat kecemasan sedang 9 orang (32%). Pada perilaku caring kategori sangat baik dengan tingkat kecemasan ringan berjumlah 1 orang (100%). Hasil uji statistik Spearman’s Rho Correlation dengan nilai signifikasi (p) 0,05 (2-tailed) dengan hasil didapatkan 0,472. Hal ini nilai signifikasi (p) lebih dari 0,05 berarti H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan perilaku caring dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya.

PEMBAHASAN

Perilaku Caring Perawat

Berdasarkan hasil data pada tabel 7 terlihat bahwa lebih dari separuh yang menilai perilaku caring perawat baik di RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya. Perilaku Caring Perawat Frekuensi Persen (%) Sangat Baik Baik Cukup Kurang Tidak Baik 1 20 6 1 0 4% 71% 21% 4% 0% Total 28 100% Kecem asan Perilak u Caring Tidak Cema s Ringa n Sedan g Bera t Pani k Tota l Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik 0 (0%) 5 (25%) 2 (33%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (100% ) 6 (30%) 1 (17%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 9 (45%) 2 (33%) 1 (100% ) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (17% ) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1 20 6 1 0 Total 7 8 12 1 0 28

Uji Statistik Spearman ‘Rho Correlation, hasil signifikan = 0,472.

(5)

82 Berdasarkan teori Duffy (2009) perilaku caring dapat dinyatakan sebagai suatu perasaan untuk memberikan keamanan, perubahan perilaku dan bekerja sesuai standar. Pengaruh caring dapat ditunjukkan dalam kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dengan menciptakan hubungan oleh perawat-pasien, dan diharapkan oleh pasien dalam pelayanan keperawatan. Perilaku perawat yang diberikan adalah tanggapan terhadap respon dari kebutuhan pasien.Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar responden menilai perilaku caring perawat baik dikarenakan adanya hubungan interpersonal yang baik kepada pasien, terpenuhinya kebutuhan pasien, memberikan rasa aman dan nyaman, memperlakukan dengan penuh penghargaan, rutin memeriksa kondisi pasien, memberikan penjelasan dengan sangat jelas, dan memahami mengenai apa yang diperlukan dalam kondisi pasien seperti mengganti diit yang tidak disukai pasien.

Kecemasan Pasien pre Operasi

Dari hasil data pada table 8 tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada didapatkan yaitu pasien yang mengalami kecemasan sedang berjumlah sebanyak 12 orang dengan prosentase 43%. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor internal dan eksternal. Stuart dan Sundeen, 1998 mengemukakan faktor eksternal berupa faktor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan yaitu ancaman terhadap konsep diri seperti, proses kehilangan, perubahan peran, perubahan lingkungan rumah sakitdan status sosial ekonomi. Sedangkan ancaman terhadap biologis seperti, penyakit, trauma fisik, dan pembedahan yang dilakukan. Menurut Peplau, kecemasan sedang yaitu individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi namun, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Peneliti berpendapatbahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi kecemasan responden, hal ini terbukti saat peneliti memberikan kuisioner, pasien terlihat tegang, gelisah, berkeringat berlebihan, terlihat pasien berjalan mondar-mandir di area sekitar kamar dan didukung rasa nyeri akibat penyakit atau trauma fisik. Faktor lain

yang mendukung tingkat kecemasan sedang yaitu pasien yang menjalani persiapan operasi pengalaman persalinan pertama kali dengan resiko tinggi dan multigravida dengan kehamilan tua, jenis operasi besar seperti, pembedahan tulang, pembesaran kelenjar dan sebagainya yang dimana pasien diberikan anastesi umum dan membutuhkan bantuan pernapasan buatan karena tidak bisa bernapas secara mandiri, terjadi perubahan peran terhadap rutinitas pekerjaan sehari-hari dengan pekerjaan yang menetap, ketidaktahuan akan kurangnya informasi tentang prosedur pembedahan seperti, persiapan pengosongan lambung dan kolon, efek samping pembiusan, nyeri setelah pembedahan, dan terjadi perubahan bentuk tubuh setelah tindakan pembedahan.

Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Berdasarkan hasil pembahasan pada tabel 9 tentang distribusi frekuensi perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada uraian tersebut, hasil penelitian dilakukan uji statistik menggunakan Spearman ‘Rho Correlation didapatkan hasil p=0,472 menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara perilaku caring perawat terhadap kecemasan pasien pre operasi di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya. Mc Daniels (2003) menyatakan bahwa caring sebagai proses transformasi (perubahan yang dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur internal dan eksternal) yang tidak terlihat. Atribut soft skills caring mencakup antara lain, kemampuan berkomunikasi, keterampilan interpersonal, kejujuran, empati, kerjasama tim, semangat kerja, kemampuan mendengarkan orang lain, kesabaran, rasa kasih sayang, dan kemampuan berorganisasi.

Kecemasan yang dirasakan oleh pasien tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku yang dapat menurunkan kecemasan pada pasien seperti memberikan motivasi, dukungan, dan edukasi serta dapat meningkatkan rasa percaya diri.Menurut Asmadi (2008) ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu faktor internal dan eksternal antara lain, penyakit, trauma fisik, tindakan pembedahan yang dilakukan, proses kehilangan, perubahan peran, perubahan status sosial ekonomi atau

(6)

83 perubahan lingkungan, faktor umur, status pendidikan, dan status ekonomi (pendapatan). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti melihat adanya faktor predisposisi yang menyebutkan perilaku caring tidak berhubungan dengan kecemasan pasien pre operasi, faktor predisposisi tersebut adalahpersepsi pasien yang baru pertama kali menjalani operasi terdapat perasaan was-was terhadap kondisinya, gelisah dan merasakan nyeri terlebih pada pasien yang akan menjalani operasi seksio pada ibu hamil dengan resiko tinggi. Perilaku caring perawat sudah cukup baik dilakukan, terlihat bahwa beberapa responden mengungkapkan bahwa sebelum menjalani operasi diberikan arahan terlebih dahulu dengan pendaftaran sistem online, dan pasien merasa dipermudah, serta memberikan edukasi, motivasi, rasa aman dan nyaman walaupun tidak semua perawat yang melakukannya. Pada hasil data peneliti didapatkam persepsi responden yang menilai perilaku caring perawat kurang, tetapi ia dengan tingkat kecemasan ringan disebabkan ia merasa perilaku perawat biasa-biasa saja, dan kehadiran perawat dinilai kurang hanya pemeriksaan kondisi rutin. Pada responden yang menilai perilaku caring perawat cukup dengan tingkat kecemasan sedang dikarenakan faktor pengalaman yang mengalami pertama kali operasi, didukung dengan perasaan nyeri pasien, terlihat beberapa pasien mondar-mandir di sekitar ruangan kamar pasien dan takut akan pikiran sendiri, hingga berdampak pada susah berkonsentrasi dan sering lupa. Sehingga untuk perilaku caringperawat dipengaruhi adanya faktor predisposisi yanglebih besar

maka perilaku caring

tidakberhubungandengan kecemasan pasien pre operasi di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya.

SIMPULAN

1. Perilaku caring perawat berdasarkan persepsi pasien didapatkan hasil sebagian besar 20 orang dari 28 responden dengan prosentase 71% yang menilai perilaku caring perawat baik di RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya.

2. Tingkat kecemasan pada pasien pre operasi didapatkan hasil sebagian besar pasien mengalami kecemasan sedang berjumlah 12 orang dari 28 responden dengan prosentase 43% di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya.

3. Tidak ada hubungan antara perilaku caring perawat terhadap kecemasan pasien yang di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya setelah dilakukan hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman ‘Rho p=0,472. SARAN

Dengan penelitian ini hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Bhakti Darma Husada Surabaya dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dengan mempertimbangkan variabel atau sampel yang berbeda agar data yang diperoleh lebih banyak.

Daftar Pustaka

Agustin, I.2002. Perilaku Caring Perawat dan Hubungannya dengan Kepuasan Klien di Instalasi Rawat Inap Bedah Dewasa di RS. Dr. Mohammad Hoesin

Palembang. Jakarta:

Http://www.lib.ui.ac.id diakses pada tanggal 09 Februari 2017

Arif Mustaqim dan Kumala Sari.2009. Asuhan Keperawatan Peripoeratif; Konsep, Proses, Aplikasi. Jakarta: EGC

Arikunto.2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Arfian.2013.Kecemasan. Jakarta: Http://eprints.ung.ac.id. Diakses pada tanggal 02 Februari 2017

Asmadi.2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8 Volume I. Jakarta: EGC

Dwidiyanti.2007. Caring. Semarang: Hapsari Duffy, J. R.2009. Quality Caring in Nursing: Applying Theory to Clinical Practice,

(7)

84 Education and Leadership. New York: Springer Publishing Company.

Eriksen(2003) dalam Kusmiran, Eny.2015. Soft Skills Caring Dalam Pelayanan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Harison(1988) dalam Kusmiran, Eny.2015. Soft Skills Caring Dalam Pelayanan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Haryono, Rudi.2013.Etika Keperawatan

dengan Pendekatan

Praktis.Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hawari, Dadang.2006. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi.Edisi 2 .Jakarta: FKUI

Kusmiran, Eny.2015. Soft Skills Caring Dalam Pelayanan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Makmuri., et all.2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada pasien Pre Operasi. Pekalongan: Http://etd.eprints.ums.ac.id. Diakses tanggal 20 Januari 2017

Mc Daniels(1990) dalam Kusmiran, Eny.2015. Soft Skills Caring Dalam Pelayanan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Mc Daniels(2003) dalam Kusmiran, Eny.2015. Soft Skills Caring Dalam Pelayanan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Morisson, Paul.2008. Caring and Communicating: Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal.2011.Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

M. Skovholt, T.2005. The Cycle Caring: A Model of Expertise in the Helping Professions. Journal of Mental Health Counseling, 27(1), 82-93.

Nursalam.2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam.2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Edisi IV. Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4. Jakarta: EGC.

Robby (2009) dalam Hawari, Dadang.2006. Manajemen, stress, cemas, dan depresi. Jakarta: FKUI.

Setiadi.2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Sukesi, Niken.2011. Upaya Peningkatan

Caring Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap. RS. Permata Medika .Semarang: http://jurnal.unimus.ac.id/article

diakses pada tanggal 08 Februari 2017 Tjandra.2009. Kesehatan Mental. Jakarta:

Gunung Agung.

Videbeck, Sheila.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Viligius, Mario P.2015. Gambaran Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi di Rumah Sakit Adi Husada Kapasari. Surabaya:

Http://repository.wima.ac.id/abstrak.pd f diakses pada tanggal 09 Februari 2017.

Wasis.2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.

Windarwati.2013. Penatalaksanaan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan Ansietas. Malang: Universitas Negeri Malang.

Watson, J.2009. Assessing and measuring caring in nursing and health sciences.

Gambar

Tabel 7.  Distribusi Perilaku Caring  Perawat

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melihat bahwa Negara terbukti masih lemah dalam penanganan hukum kasus tindak pidana perdagangan orang, maka kemungkinan besar yang terjadi, menjadi

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan melalui Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)

Penelitian ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan data, yaitu: (1) metode observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah

Data primer diperoleh dari angggota Gapoktan penerima pinjaman dana BLM-PUAP dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder diperoleh dari lembaga

[r]

Agroindustri dapat mengoptimalkan keunggulan komparatif Indonesia sebagai negara yang berbasis pada sumber daya alam dengan meningkatkan nilai tambah produk dan tetap

S : Jika Anda SERING melakukan hal seperti yang ada pada pernyataan.. J : Jika Anda JARANG melakukan hal seperti yang ada

Melihat begitu pentingnya sebuah penelitian untuk mengetahui perilaku konsumen dalam keputusan pembelian suatu produk/jasa, maka atas dasar latar belakang tersebut