• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT. Astra International, Tbk didirikan oleh William Soeryadjaya dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT. Astra International, Tbk didirikan oleh William Soeryadjaya dan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

40

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Astra International, Tbk didirikan oleh William Soeryadjaya dan adiknya Tjia Kian Tie, bersama teman Tjia Kian Tie yaitu Liem Peng Hong pada tanggal 20 Februari 1957. Awalnya, PT. Astra International, Tbk berkantor di Jalan Sabang No. 36A Jakarta Pusat sebagai perusahaan perdagangan umum yang melaksanakan kegiatan ekspor impor dan perdagangan produk pertanian. Nama Astra sendiri diambil dari Dewi Astrea yang menurut mitologi Yunani merupakan dewi terakhir yang menarik diri ke angkasa dan menjelma menjadi bintang dalam konstelasi Virgo. Perusahaan Astra didirikan dengan suatu cita-cita besar yang tercermin dari nama dan logonya.

PT. Astra International, Tbk mulai berkembang setelah memenangkan kontrak dari PLN untuk mendatangkan generator set senilai US$ 8 juta yang diimpor dari Amerika Serikat. Di dalam proses impor ini terdapat kesalahan sehingga LC yang sudah dibuka harus dipakai untuk mengimpor barang yang lain. Untuk itu PT. Astra International, Tbk memutuskan untuk mengimpor 800 unit truk merek Chevrolet dalam bentuk semi knock-down dari General Motor yang

(2)

merupakan produsen genset tersebut. Inilah titik awal PT. Astra International Tbk mulai bergerak dibidang otomotif.

Tanggal 25 Februari 1969, Presiden Soeharto meresmikan PT. Gaya Motor. Perusahaan yang bergerak dibidang perakitan kendaraan bermotor roda empat ini merupakan perusahaan patungan antara pemerintah RI dengan PT. Astra International, Tbk. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1969, PT. Astra International Tbk ditunjuk sebagai distributor kendaraan bermotor di Indonesia. PT. Astra International, Tbk ditunjuk oleh Honda Motor Company (HMC) Jepang sebagai distributor tunggal sepeda motor Honda di tahun 1970.

Lisensi sebagai distributor alat perkantoran Fuji Xerox di Indonesia akhirnya didapatkan oleh PT. Astra International, Tbk pada tanggal 24 November 1970. Tak hanya itu, di tahun yang sama tepatnya tanggal 12 April PT Toyota-Astra Motor (TAM) didirikan sebagai agen tunggal Toyota yang merupakan perusahaan patungan antara PT. Astra International, Tbk dan Toyota Motor Corporation (TMC). Kemudian, tanggal 11 Juni, PT. Astra International, Tbk mendirikan PT. Federal Motor sebagai pabrik perakitan sepeda motor Honda dan pada tahun yang sama pula sepeda motor Honda S 90z (90cc) pun diluncurkan.

Seiring dengan pembangunan infrastruktur yang tumbuh pesat di Indonesia, PT. Astra International, Tbk mengembangkan usaha di bidang perdagangan dan penyewaan alat berat dari berbagai merek dengan mendirikan PT. United Tractors (UT) pada tanggal 13 Oktober 1972, di

(3)

tahun 1973 UT ditunjuk sebagai distributor alat berat merek Komatsu di Indonesia. PT. Multi Agro Corporation yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan akhirnya didirikan pada tanggal 9 Juli. Sebenarnya PT. Multi Astra dengan kegiatan di bidang perakitan kendaraan Toyota dan berlokasi di Jalan Sunter 1, Jakarta Utara ini dibangun sejak tanggal 13 April 1974 tetapi baru diresmikan pada tanggal 20 Maret 1975.

Dalam meningkatkan pemasaran dan layanan purna jual kendaraan Toyota, maka pada tanggal 1 Januari 1976 didirikanlah PT. Astra Motor Sales yang berlokasi di Jalan KH. Hasyim Ashari 29 Jakarta. Kemudian, pada tanggal 22 April didirikanlah PT Astra Graphia sebagai anak perusahaan PT. Astra International, Tbk dengan kepemilikan saham 100% sebagai distributor mesin fotokopi Xerox di Indonesia.

Perkembangan pasar Daihatsu di Indonesia semakin berkembang, oleh karena itu pada tanggal 31 Mei 1979 didirikanlah PT. Daihatsu Indonesia yang merupakan perusahaan patungan antara Astra Daihatsu Motor Sales Co., Daihatsu Motor Sales dan Nichimen Corporation untuk memproduksi komponen Daihatsu. Peresmian perusahaan ini pun dilakukan pada tahun yang sama tepatnya pada tanggal 22 Oktober. Yayasan Dharma Bhakti Astra pun didirikan oleh perusahaan ini pada tahun 1980 guna membantu dan membina perusahaan kecil dan menengah di bidang teknologi, manajemen, produksi, pemasaran dan akses keuangan.

(4)

Astra membangun Divisi Jasa Keuangan yaitu mendirikan PT. Raharja Sedaya yang bergerak dalam jasa pembiayaan mobil di tahun 1982 yang sebenarnya untuk mendukung bisnis otomotif Grup Astra yang terus meningkat. Setelah mencapai usia yang ke 27 tahun, pendiri dan manajemen Astra merasa perlu untuk memiliki nilai-nilai perusahaan sebagai pedoman dalam berbisnis. Maka, di tahun 1984 dirumuskanlah filosofi perusahaan yang dinamakan “Catur Dharma” dan “Etika Bisnis dan Etika Kerja” serta “Astra Total Quality Control.”

Di tahun 1987 juga PT. Astra International, Tbk mendirikan Yayasan Dana Pensiun Astra agar karyawan yang memasuki masa purnakaryanya atau pensiun memperoleh jaminan hari tua. Akhirnya, PT. Astra International, Tbk go public pada tanggal 4 April 1990 dengan menawarkan 30 juta lembar saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. PT. Federal Adiwiraserasi merupakan cikal bakal Astra Otoparts (AOP) yang didirikan pada tanggal 1991 ini mengelola bidang usaha komponen otomotif. Manajemen PT. Astra International, Tbk pun memperkenalkan logo baru dengan makna: lebih dinamis, menggambarkan kemampuan dan kesempatan Astra yang tidak terbatas, semangat Astra untuk menjelajah dunia usaha dan inisiatif-inisiatif baru serta go global pada tahun 1999.

Pada tahun 2004, PT. Astra International, Tbk bersama Standard Chartered Bank mengambil ahli 63 persen saham Bank Permata Tbk dari Perusahaan Pengelola Asset. Hasil RUPS tanggal 25 Mei 2005 antara lain

(5)

mengangkat Micheal Dharmawan Ruslim sebagai Presiden Direktur dan Budi Setiadharma sebagai Presiden Komisaris. Tahun 2006, PT Astra International Tbk bersama Toyota Financial Services Corporation mendirikan PT. Toyota-Astra Financial Services.

Di bidang infrastruktur PT. Astra International, Tbk melalui anak perusahaannya Astratel Nusantara menambah portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi 30 persen saham PT. PAM Lyonaise Jaya, yang mengelola dan mendistribusikan air bersih untuk daerah Jakarta bagian barat. Sekarang PT. Astra International, Tbk memiliki 154 anak perusahaan, berkat konsistensi, kebersamaan, saling percaya di ruang lingkup Astra International Tbk dan Astra Grup.

4.1.2. Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan 1. Filosofi Perusahaan (Catur Dharma)

 Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara

 Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan

 Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama

 Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik

2. Visi

 Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di

Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui

(6)

pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.

 Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial

serta ramah lingkungan. 3. Misi

Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder kami.

4.1.3. Produk Perusahaan 1. Otomotif

a. Mobil : Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot, BMW dan Lexus.

b. Sepeda Motor : Honda 2. Jasa Keuangan

a. Pembiayaan Mobil

b. Pembiayaan Sepeda Motor c. Pembiayaan Alat Berat d. Asuransi Umum

e. Perbankan

3. Alat Berat dan Pertambangan a. Mesin Konstruksi

b. Pertambangan

(7)

4. Agribisnis

5. Infrastruktur dan Logistik a. Infrastruktur Umum b. Pengelola Air Bersih c. Jalan Tol

d. Mata Rantai Logistik

e. Penampungan Bahan Bakar Minyak 6. Teknologi Informasi

a. Solusi Dokumen

b. Solusi Teknologi Informasi

4.1.4. Tata Kelola Perusahaan

Seiring dengan perjalanan waktu, PT. Astra International, Tbk membentuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia. Sejak tahun 1990 Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan kapitalisasi pasar per 31 Desember 2011 sebesar Rp 229,58 triliun. Saat ini Astra bergerak dalam enam bidang usaha yaitu: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan dan Energi, Agribisnis, Teknologi Informasi, Infrastruktur dan Logistik.

Perkembangan bisnis yang makin kompleks, dirasakan semakin perlu adanya suatu proses tata kelola yang terstruktur untuk mengelola aktivitas bisnis PT. Astra International, Tbk agar tetap sejalan dengan Catur Dharma serta mengarahkannya agar tetap berlangsung di masa

(8)

yang akan datang. Dari tahun ke tahun, PT. Astra International, Tbk telah terpilih menjadi salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dari berbagai institusi.

Sebagai market leader di industrinya, PT. Astra International, Tbk selalu berusaha mengambil satu langkah ke depan. Keadaan ini mendorong diawalinya suatu inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk menyusun suatu pedoman agar dalam menata kelola bisnisnya Direksi tetap profesional, transparan dan bertanggung jawab. Dalam perkembangannya pedoman ini kemudian dikenal sebagai Pedoman

Good Coorporate Governance (GCG) yang juga menjadi acuan anggota

Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan perusahaan agar senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan serta prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.

4.1.5. Struktur Organisasi a. Dewan Direksi

1) Presiden Direktur : Prijono Sugiarto 2) Direktur :

 Gunawan Geniusahardja  Johnny Darmawan D.  Djoko Pranoto

(9)

 Angky Tisnadisastra  Sudirman M. Rusdi  Simon Collier Dixon  Johannes Loman b. Dewan Komisaris

1) Presiden Komisaris : Budi Setiadharma 2) Komisaris Independen :

 Soemadi D. M. Brotodiningrat  Erry Firmansyah

 Hisayuki Inoue

 Anthony John Liddell Nightingale  Benjamin W. Keswick

 Mark Spencer Greenberg  Chiew Sin Cheok

 Jonathan Chang  Alexander Newbigging

4.1.6. Penghargaan

Dari tahun ke tahun, PT. Astra International, Tbk telah terpilih menjadi salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dari berbagai institusi. Sebagai Market Leader di industrinya, PT. Astra International, Tbk selalu berusaha mengambil satu langkah ke depan. PT Astra International, Tbk meraih penghargaan sebagai Best Employers in Indonesia 2011.

(10)

Penghargaan ini adalah kolaborasi dari AON-Hewitt dan Majalah Globe Asia. Best Employers Asia adalah sebuah penelitian terbesar di Asia Pasifik di bidang sumber daya manusia yang meliputi lebih dari 900 organisasi yang mewakili pendapat lebih dari 2 juta karyawan, dimulai sejak 2001.

Adapun penghargaan-penghargaan yang pernah diraih oleh PT. Astra International, Tbk sebagai berikut:

a) Markplus - Marketeers Award

No 2 Indonesia Brand Champion Award 2011: Customer's Brand Choice of Stock, Most Popular Brand of Stock, Most Recommended Brand of Stock.

b) Majalah SWA dan Stern & Co - The Best Public Companies 2011 Based on WAI: No 1 for Overall, No 1 for Category Automobiles and Components.

c) Investors Awards - Best Listed Companies 2011: Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri.

d) Tempo Media Group & Independent Research & Adversory Indonesia - Indonesia's Best Listed Companies 2010: No 1 Category Industrials.

e) Majalah Finance Asia - No 1 Best CEO - Chief Executive Officer - Prijono Sugiarto: No 1 Best Managed Company, No 1 Best Corporate Governance, No 1 Best Investor Relations, No 1 Best CFO - Simon Dixon, No 3 Best Corporate Social Responsibility

(11)

f) Bapepam, IDX, KSEI, KPEI - Capital Market Award 2011 Emiten Saham Terbaik "Kapitalisasi Pasar di atas 10T"

g) Institutional Investor - No 1 Best CEO 2011 - Prijono Sugiarto No 2 Best IR 2011

h) Bapepam, IDX, KSEI, KPEI, Pasar Modal Indonesia - No 1 Best Exhibitor

Investor Summit & Capital Market Expo 2011

i) Indonesia Institute for Corporate Directorship & Business Review - IICD CG AWARDS 2001

The Best Right of Shareholders

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Earning Per Share (Variabel X)

Data Earning Per Share (EPS) PT. Astra International, Tbk tahun 2007-2011 berdasarkan informasi melalui Bursa Efek Indonesia dapat di lihat perkembangannya sebagai berikut:

Tabel 4.1

Perkembangan Earning Per Share PT. Astra International, Tbk

TAHUN EPS 2007 Rp. 1.610,- 2008 Rp. 2.270,- 2009 Rp. 2.480,- 2010 Rp. 3.549,- 2011 Rp. 4.393,-

(12)

Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan Earning Per

Share (EPS) dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami peningkatan,

dimana tahun 2008 Earning Per Share (EPS) mengalami peningkatan menjadi Rp. 2.270,- dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 1.610,- kemudian terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 4.393,-.

Berikut ini Earning Per Share (EPS) disajikan dalam bentuk grafik:

Grafik 4.1

Perkembangan Earning Per Share (EPS) PT. Astra International, Tbk Periode 2007-2011

Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat dikamukakan bahwa peningkatan Earning Per Share (EPS) yang terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh laba bersih perusahaan yang terus meningkat melebihi peningkatan jumlah laba lembar saham yang beredar diluar. Jika di persentasekan, perkembangan Earning Per Share (EPS) dapat di lihat pada tabel 4.2 berikut ini:

1.610 2.270 2.480 3.549 4.393 0 1000 2000 3000 4000 5000 2007 2008 2009 2010 2011 EPS

(13)

Tabel 4.2

Data Persentase Perkembangan Earning Per Share (EPS)

TAHUN

Persentase

Perkembangan Earning

Per Share (EPS)

2006 0% 2007 43,04% 2008 29,07% 2009 8,46% 2010 30,12% 2011 19,21%

(sumber: data diolah)

Mencermati tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa selama tahun penelitian persentase perkembangan Earning Per Share (EPS) pada tahun 2007 sebagai Starting Point, Earning Per Share (EPS) meningkat sebesar 43,04% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 29,07% menjadi Rp. 2.270,-. Kemudian pada tahun 2009 terjadi peningkatan sedikit dihitung sebesar 8,46% menjadi Rp. 2.480,-. Pada tahun 2010 meningkat sebesar 30,12% menjadi Rp. 3,549,- serta tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 19,21% menjadi Rp. 4.393,-. Perkembangan Earning Per Share (EPS) yang terjadi peningkatan ini, disebabkan oleh peningkatan jumlah laba bersih yang diperoleh setelah bunga dan pajak, sedangkan jumlah lembar saham yang beredar tetap.

(14)

4.2.2. Return Saham (Variabel Y)

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari PT. Astra International, Tbk, diperoleh informasi tentang Return Saham sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Return Saham PT. Astra Interantioanl, Tbk Tahun 2007-2011

TAHUN RETURN SAHAM

2007 1,76%

2008 0,47%

2009 3,61%

2010 1,60%

2011 1,38%

(Sumber : Data idx.co.id diolah)

Dari trend Return Saham di atas, terlihat bahwa Return Saham mengalami fluktuasi dan dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut:

Grafik 4.2

Perkembangan Return Saham Periode 2007-2011 PT. Astra International, Tbk 1.76% 0.47% 3.61% 1.60% 1.38% 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 2007 2008 2009 2010 2011 Return Saham

(15)

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dan grafik 4.2, terlihat bahwa

Return saham pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0,47%

dari tahun 2007. Selanjutnya mengalami peningkatan menjadi 3,61% di tahun 2009. Kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2011 menjadi 1,38%. Return saham mengalami fluktuasi sementara Earning Per Share (EPS) mengalami peningkatan yang cukup stabil dari tahun ke tahun. Fluktuasi yang terjadi pada return saham disebabkan besar persentase

return realized dan yield yang tidak stabil.

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Analisis Regresi Sederhana

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk.

Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana melalui SPSS (Statistical Product Service Solution). Dimana persamaan regresinya adalah:

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan persamaan ŷ = 3.100 + 0.051X. Hal ini menunjukkan nilai variabel Y (Return saham) pada konstanta sebesar 3.100. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0.051 yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel

(16)

Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return

Saham sebesar 0,051X.

Persamaan regresi linier sederhana di atas, dapat dilihat pada hasil SPSS sebagai berikut: Tabel 4.4 Coefficienta Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.100 1.184 2.618 .000 EPS .051 .042 .581 3.236 .035

a. Dependent Variable: RETURN

Untuk pengujian keberartian persamaan regresi digunakan kriteria: Pvalue < 0,01 (1%)

Pvalue < 0,05 (5%)

Pvalue < 0,1 (10%)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan kriteria pengujian keberartian persamaan regresi di atas dapat dikemukakan bahwa hasil persamaan regresi telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikansi  0,05 (5%) dengan nilai Pvalue sebesar 0,035 atau 3,5%.

4.3.2. Koefisien Determinasi ( R Square )

Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang

(17)

Y = 3,1 + 0,051 X Y

0,051

digunakan. Sugiyono (2010) mengemukakan tingkat keeratan hubungan variabel X dan Y sebagaimana pada kurva dan tabel berikut ini:

3,1

1

Gambar 4.1 Kurva Hubungan Variabel X dan Y Tabel 4.5

Pedoman Interprestasi

Inter koefisien Tingkat Pengaruh 0.00 - 0.19 Sangat Rendah

0.20 - 0.39 Rendah

0.40 - 0.59 Sedang

0.60 - 0.79 Kuat

0.80 - 1.00 Sangat Kuat

Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Return saham PT. Astra International, Tbk dapat dilihat pada tabel 4.6 koefisien determinasi ( R Square ). Tabel 4.6 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .581a .337 .116 1.07759 .337 1.527 1 3 .035

a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: RETURN

(18)

Mencermati tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa pengaruh Earning Per

Share (EPS) terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk dapat

dilihat pada kolom R Square yakni sebesar 0.337 atau 33,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk sebesar 33,7% dan sisanya sebesar 66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti rasio Return On Assets,

Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas dan

lain-lain, sementara kekuatan hubungan antara kedua variabel berdasarkan tabel 4.5 adalah tergolong rendah.

4.4. Pembahasan

Komponen penting yang diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2001).

Earning Per Share (EPS) adalah analisis laba dari sudut pandang

pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu perusahaan. Earning per share (EPS) dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntansi. Earning Per Share (EPS) merupakan suatu ukuran dimana baik manajemen maupun pemegang saham menaruh perhatian yang besar.

(19)

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh

pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang : 2000). Return yang diterima oleh seorang pemodal yang melakukan investasi tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya/ditransaksikan. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Return saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham. Return sendiri dapat berupa return realisasi (realized

return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi

merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.

Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return

ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor dimasa mendatang.

Menurut Darmadji (2001) bahwa semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Sedangkan menurut Ang (1997) semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasio-rasionya maka semakin tinggi return saham perusahaan, demikian juga jika kondisi ekonomi baik, maka refleksi harga saham akan baik pula.

Menurut Alwi (2003) mengemukakan bahwa Earning Per Share merupakan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar

(20)

saham. Semakin besar nilai Earning Per Share, semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham. Semakin besar EPS akan menarik investor berinvestasi di perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan akan saham meningkat dan harga saham meningkat pula. Dengan demikian, dengan kenaikan harga saham maka akan memungkinkan kenaikan return saham. Jadi EPS mempunyai pengaruh terhadap return saham.

Hasil pengujian persamaan regresi menunjukkan bahwa ŷ = 3.100 + 0.051X. Hal ini menunjukkan nilai variabel Y (Return saham) pada konstanta sebesar 3.100. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0.051 yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel

Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return

Saham sebesar 0,051X dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

Hasil pengujian keberartian persamaan regresi telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikansi  = 0,05 (5%), dengan nilai Pvalue

sebesar 0,035 atau 3,5%. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa Ho yang diuji ditolak dan sebaliknya H1 yang diajukan

diterima. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh

Earning per share Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk.

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0.337. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh Earning per share (EPS) terhadap

(21)

Return Saham PT. Astra International, Tbk sebesar 33,7% dan sisanya

sebesar 66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti rasio Return On

Assets, Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas

dan lain-lain. Hasil penelitian ini mendukung teori Darmadji (2001) dan penelitian sebelumnya oleh Sri Artatik (2007) yang menyatakan bahwa

Earning Per share (EPS) berpengaruh terhadap Return Saham.

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  perkembangan  Earning  Per  Share (EPS) dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami peningkatan,
Gambar 4.1 Kurva Hubungan Variabel X dan Y  Tabel 4.5

Referensi

Dokumen terkait

Dari semuanya itu mulai dari Pemanfaatan sumber belajar yang dilakukan oleh guru termasuk kegiatan keagamaan PAI intinya hanya untuk membentuk akhlak yang

Hasil program ini dapat dapat digunakan oleh pedagang di pasar tradisional untuk mengetahui laporan persediaan barang dan total persediaan barang dengan memanfaatkan komputer

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam petunjuk teknis yang. ditetapkan

Lagu ciptaan Buy Akur yang berjudul “Keong Racun”, membuat peneliti tertarik untuk melakukan suatu studi pemaknaan terhadap lirik lagu “Keong Racun” karena beberapa hal,

Kegiatan PRIMA TANI untuk lahan sawah semi intensif Kabupaten Rembang pada musim tanam I 2007/2008 diintroduksikan dua varietas padi gogo yang telah dilepas Balai Besar

Dalam pembahasan hasil penelitian ini, menjelaskan bahwa aplikasi pemetaan studio musik di Kabupaten Lamongan dengan sistem informasi geografis berbasis android ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengambil β- karoten dari minyak kelapa sawit dengan proses adsorpsi menggunakan karbon aktif, selain itu untuk mendapatkan

Kedua, isi materi buku teks siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII SMP/MTs apabila ditinjau dari empat sub komponen penilaian kelayakan isi juga