• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wiliam Iskandar Ali Ray 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wiliam Iskandar Ali Ray 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hal: 149-154

Implementasi Metode Md5 Untuk Autentikasi Hasil Scan Citra Ijazah

Wiliam Iskandar Ali Ray1

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Email: 1*wiliamthezackray@gmail.com

Abstrak

Teknologi informasi tidak lepas terhadap pemanfaatan teknologi internet (daring) sebagai media dalam mendisitribusikan objek data. Dengan adanya teknologi ini terkadang tindakan-tindakan kjahatan terhadap data yang di distribusikan sering terjadi, seperti pembajakan objek data dan sampai dengan pemanipulasian data. Didalam melakukan pengiriman suatu data, hingga data itu diterima, terdapat persoalan yang sangat penting untuk diperhatikan, kerahasiaan, autentikasi, keutuhan dan tak terbantahkan (non-repudiation).Dengan permasalahan yang ada maka dibutuhkan suatu teknik yang dapat digunakan untuk mendeteksi orisinalitas dari citra digital ijazah. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah dengan fungsi hash yang ada dalam kriptografi. Fungsi hash merupakan fungsi satu arah yang dapat digunakan untuk mengetahui otentikasi suatu pesan. Jika diterapkan pada citra digital ijazah maka dapat diketahui orisinalitas citra ijazah tersebut. Algoritma dalam fungsi hash yang digunakan adalah message digest 5 (MD5). MD5 merupakan fungsi hash kriptografi yang digunakan secara luar dengan nilai hash 128 bit. Algoritma telah dimanfaatkan secara bermacam-macam pada aplikasi keamanan dan umum digunakan untuk melakukan pengujian integritas sebuah file.MD5 adalah salah satu metode kriptografi yang cukup kuat membendung serangan-serangan dari para criptanalys, dan merupakan varian baru setelah MD2 dan MD4. Oleh karena itu MD5 merupakan algoritma yang cukup up to date untuk di bahas saat ini.

Kata Kunci : Kriptografi, Fungsi Hash, MD5, Citra Digital

1. PENDAHULUAN

Citra digital adalah gambar dua dimensi yang bisa ditampilkan pada layar komputer sebagai himpunan/diskrit nilai digital yang disebut pixel/picture elements. Dan juga salah satu bentuk data yang pada umumnya digunakan dalam mendistribusikan objek data. Dengan adanya teknologi ini terkadang tindakan tindakan kejahatan terhadap data yang di distribusikan sering terjadi, seperti pembajakan objek data dan sampai dengan pemanipulasian data[1].

Ijazah merupakan bukti seseorang telah menyelesaikan masa pendidikkannya. Ijazah diberikan oleh lembaga pendidikan kepada peserta didiknya yang telah dinyatakan “lulus”. Ijazah yang sah atau asli adalah ijazah yang dikeluarkan oleh satuan pendidikan yang telah diakreditasi oleh pemerintah. Saat ini ijazah merupakan dokumen yang penting yang digunakan sebagai syarat seseorang untuk melamar pekerjaan. Seiring dengan persaingan yang sangat kompetitif di Indonesia, sekarang ini banyak masyarakat yang telah melakukan pemalsukan ijazah. Berbagai kasus pemalsuan ijazah seringkali terdengar di berbagai media masa.

Perangkat lunak untuk mengolah citra digital juga sangat populer dalam perkembangannya, digunakan oleh pengguna untuk mengolah foto atau untuk berbagai keperluan lain sebagai contoh, adobe photoshop dan GIMP (GNU Image Manipulation Program) yang menyajikan berbagai fitur dalam memanipulasi citra digital. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu alat atau metode yang dapat membantu manusia dalam mendeteksi originalitas citra digital.

Teknik kriptografi merupakan teknik keamanan yang menyediakan dan mengacak pesan text. Kriptografi bertujuan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung dalam sebuah file sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui oleh pihak yang tidak sah.

Salah satu perkembangan yang cukup signifikan dalam perkembangan algoritma kriptografi di zaman modern adalah perkembangan algoritma kriptografi dengan sistem fungsi hash.

Fungsi hash umumnya digunakan untuk keperluan autentikasi dan integritas data, fungsi hash merupakan fungsi yang bersifat satu arah dimana jika dimasukkan data, maka fungsi hash akan menghasilkan sebuah “ checksum” atau “fingerprint” dari data tersebut tidak dapat diubah kembali menjadi pesan semula. Salah satu fungsi hash yang banyak digunakan dalam keamanan jaringan komputer dan internet adalah Message Digest (MD) versi 5 atau dikenal dengan MD5.

MD5 merupakan fungsi hash kriptografi yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap perubahan file orisinilnya. MD5 telah dimanfaatkan secara bermacam-macam pada aplikasi keamanan, dan MD5 juga umum digunakan untuk melakukan pengujian integritas sebuah file. Dalam penelitian sebelumnya metode MD5 diterapkan oleh Sumarno, Indra Gunawan, Heru Satria Tambunan, Eka Irawan Jurnal JUSIKOM PRIMA dengan judul “Analisa Kinerja Kombinasi Algoritma MD5, RSA, RC4 pada keamanan E-Dokumen” Vol. 2 No. 1[2]. Dan penerapan metode MD5 sebelumnya diterapkan oleh Aghus Sofwan, Agung Budi P, Tini Susanto jurnal ilmiah dengan judul “Aplikasi Kriptografi Dengan Algoritma Message Diggess 5” Vol. 11 N0. 1, Juni 2006 [3].

Dalam penelitian ini tujuan dari MD5 adalah untuk melindungi citra digital dari tindakkan manipulasi. Citra digital dapat dilihat dan dimanipulasi oleh orang lain, namun ketika dilakukan proses pengamanan MD5 maka citra digital tidak valid karena telah dilakukan metode MD5. Proses pengujian MD5 pada penelitian ini menggunakan aplikasi MATLAB.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mengambil solusi yaitu mendeteksi originalitas citra digital

(2)

Hal: 149-154 mengunakan metode md5, dimana dengan mengunakan

metode ini dapat mempermudah mendeteksi pemalsuan ijazah. Sehinga yang melakukan pemalsuan ijazah dapat diketahui dengan pasti.

2. TEORITIS A. Kriptografi

Kriptografi (cryptografhy) berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata crypto dan graphia yang berarti ‘penulisan rahasia’. Kriptografi adalah ilmu ataupun seni yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim oleh pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman (Schneier, 1996). Kriptografi merupakan bagian dari suatu cabang ilmu matematika yang disebut kriptologi (cryptology)[5].

B. Metode MD-5 (Message Dgest 5)

MD5 dibuat oleh Ronald Rivest pada tahun 1991. MD5 merupakan fungsi hash satu arah yang merupakan perbaikan dari MD4 setelah MD4 berhasil ditemukan kelemahannya oleh kriptanalis. Algoritma MD5 menerima masukan berupa pesan dengan ukuran sembarang dan menghasilkan message digest yang panjangnya 128-bit.

Message Digest 5 (MD5) adalah salah satu penggunaan fungsi hash satu arah yang paling banyak digunakan. MD-5 merupakan fungsi hash kelima yang dirancang oleh Ron Rivest dan di defenisikan pada RFC 1321. MD-5 merupakan pengembangan dari MD-4 dimana terjadi penambahan satu ronde. MD-5 memproses text masukan kedalam blok-blok bit sebanyak 512 bit, kemudian dibagi kedalam 32-bit sub blok sebanyak 16 kali. Keluaran dari MD-5 berupa 4 buah blok yang masing-masing 32-bit yang mana akan menjadi 128-bit yang biasa disebut nilai hash. Simpul utama MD-5 mempunyai blok pesan dengan panjang 512-bit yang masuk kedalam 4 buah ronde. Adapun langkah-langkah pembuatan message digest secara garis besar[6] adalah:

1. Penambahan bit-bit pengganjal (padding bits).

a. Pesan ditambah dengan sejumlah bit pengganjal sehingga panjang pesan (dalam satuan bits) kongruen dengan 448 modulo 512.

b. Jika panjang pesan 448-bit, maka pesan tersebut di tambah dengan 512-bit menjadi 960-bit. Jadi panjang bit-bit pengganjal adalah antara 1 sampai 512-bit.

c. Bit-bit pengganjal terdiri dari sebuah bit 1 diikuti dengan sisanya bit 0.

2. Penambahan nilai panjang pesan semula.

a. Pesan yang telah diberi bit-bit pengganjal selanjutnya ditambah lagi dengan 64-bit yang menyatakan panjang pesan semula.

b. Jika panjang pesan > 264 maka yang diambil adalah panjangnya dalam modulo. Dengan kata lain, jika panjang pesan semula adalah K bit, maka 64-bit yang ditambahkan menyatakan K modulo 264. c. Setelah ditambah dengan 64-bit, panjang pesan

sekarang menjadi kelipatan 512-bit.

3. Inisialisasi penyangga (buffer) MD.

a. MD membutuhkan 4 buah penyangga (buffer) yang masing-masing panjangnya 32-bit. Total panjang penyangga adalah 4 x 32 = 128-bit. Keempat penyangga ini menampung hasil antara dan hasil akhir.

b. Keempat penyangga ini diberi nama A, B, C, dan D. Setiap penyangga dinisialisasi dengan nilai-nilai (dalam notasi HEX) sebagai berikut:

A= 01234567 B= 89ABCDEF C= FEDCBA98 D= 76543210

4. Pengolahan pesan dalam blok berukuran 512-bit. a. Pesan dibagi menjadi L buah blok

yangmasing-masing panjangnya 512-bit (Y0 sampai YL - 1). b. Setiap blok 512-bit diproses bersama dengan

penyangga MD menjadi keluaran 128-bit, dan ini disebut proses HMD5.

Pada MD-5 terdapat empat buah word 32-bit register yang berguna untuk menginisialisasi massage digest pertama kali. Register-register ini diinisialisasikan dengan bilangan hexadesimal.

Word A : 01 23 45 67 Word B : 89 AB CD EF Word C : FE DC BA 98 Word D : 76 54 32 10

Register-register ini biasa disebut dengan nama chaun variabel atau variabel rantai. Pada MD-5 juga terdapat 4 (empat) buah fungsi nonlinier yang masing-masing digunakan pada tiap operasinya (satu fungsi untuk satu blok), yaitu:

Tabel 1. Fungsi-fungsi dasar MD5 Nama Notasi g (b, c, d) Ff F (b, c, d) (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d) fG G (b, c, d) (b ˄ d) ˅ (c ˄ ~ d) Fh H (b, c, d) b  c  d Fi dI (b, c, d) c  (b ˄ ~ d) Dimana:  = untuk XOR ˄ = untuk AND ˅ = untuk OR ~ = untuk NOT C. Citra Digital

Citra digital merupakan sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai real maupun komplek yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu. Citra yang disimpan dalam memori komputer hanyalah angka-angka yang menunjukkan besar intensitas pada masing-masing pixel tersebut. Sebuah citra digital dapat mewakili oleh sebuah matriks yang terdiri dari M kolom N baris, dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut piksel (piksel = picture element) yaitu elemen terkecil dari sebuah citra. Piksel mempunyai dua parameter, yaitu koordinat dan intensitas atau warna. Nilai yang terdapat pada koordinat

(3)

Hal: 149-154 (x,y) adalah f(x,y), yaitu besar intensitas atau warna dari

piksel di titik itu[7].

3. ANALISA A. Analisa Masalah

Ijazah merupakan surat tanda tamat belajar yang diberikan kepada seseorang yang telah selesai menempuh jenjang pendidikan formal tertentu. Jenjang pendidikan formal tersebut diantaranya adalah sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi atau politeknik. Pentingnya ijazah dalam masyarakat menjadikan pendidikan formal atau sekolah sebagai proses yang harus ditempuh. Semakin tinggi jenjang sekolah seseorang, semakin besar peluang seseorang menempati kedudukan tinggi pada bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya, masalah yang terjadi adalah manipulasi citra digital ijazah dengan software atau perangkat lunak untuk pengolahan citra digital juga sangat banyak dalam perkembangannya, digunakan oleh pengguna untuk mengedit atau mengolah foto untuk berbagai keperluan,

Contoh adobe photoshop yang menyajikan banyak fitur dalam memanipulasi citra digital. Oleh sebab itu akan sangat dibutuhkan alat atau metode yang dapat membantu manusia dalam mendeteksi orisinalitas citra digital ijazah, saat ini ijazah merupakan dokumen yang penting yang digunakan sebagai sarat seseorang untuk melamar pekerjaan, seiring dengan persaingan yang sangat kompetitif di indonesia, sekarang ini banyak masyarakat yang telah melakukan pemalsuan ijazah berbagai kasus pemalsuan ijazah sering kali terdengar di berbagai media masa.

Alasan digunakan penerapan metode MD5 adalah, fungsi hash (prosedur terdefinisi atau fungsi matematika yang mengubah variabel dari suatu data yang berukuran besar menjadi lebih sederhana) kriptografi yang digunakan secara luas dengan hash value 128-bit. MD5 dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi keamanan, dan umumnya digunakan untuk meguji integritas sebuah file.

B. Penerapan Metode MD5 (Message Digest 5)

Proses yang dilakukan untuk pengujian citra ijazah adalah mengubah citra ijazah asli (plain gambar) berformat jpg menjadi nilai hash. Algoritma kriptografi yang digunakan untuk mengoptimalisasi algoritma-algoritma sebelumnya salah satunya adalah MD5. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah citra ijazah. Dokumen hasil pemindaian ini berformat jpg dengan resolusi 1617 x 1053. Untuk memudahkan proses analisa maka diambil sampel dari image tersebut berukuran 6 x 6 piksel dan nilai piksel tersebut diambil menggunakan aplikasi Matlab.

Tabel 1. Nilai citra sampel 168 169 170 170 169 167 173 174 173 173 172 174 170 171 170 169 170 167 173 173 172 171 172 173 171 170 170 170 171 169 172 172 172 172 172 172

Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan algoritma MD5 untuk mendeteksi orisinalitas citra. Sebelum menerapkan algoritma MD5 dilakukan terlebih dahulu penyesuaian input berupa bilangan biner. Untuk itu, nilai piksel dari citra input diubah ke dalam bilangan biner.

Tabel 3. Nilai input biner 101010 00 101010 01 101010 10 101010 10 101010 01 101001 11 101011 01 101011 10 101011 01 101011 01 101011 00 101011 10 101010 10 101010 11 101010 10 101010 01 101010 10 101001 11 101011 01 101011 01 101011 00 101010 11 101011 00 101011 01 101010 11 101010 10 101010 10 101010 10 101010 11 101010 01 101011 00 101011 00 101011 00 101011 00 101011 00 101011 00 1. Penambahan Padding Bit

Dari tabel di atas diketahui bahwa panjang M=288 bit. Proses berikutnya adalah dengan menambahkan padding bit 1 dan sisanya 0 sejumlah k, dengan persamaan sebagai berikut : k = m + 1  448 mod 512 k = 288+ 1  448 mod 512 k =289  448 mod 512 k = 448 – 289 k = 159

Maka banyaknya padding bit 0 yang ditambahkan adalah 159 bit.

Tabel 4. Penambahan padding bit 1010 1000 1010 1001 1010 1010 1010 1010 1010 1001 1010 0111 1010 1101 1010 1110 1010 1101 1010 1101 1010 1100 1010 1110 1010 1010 1010 1011 1010 1010 1010 1001 1010 1010 1010 0111 1010 1101 1010 1101 1010 1100 1010 1011 1010 1100 1010 1101 1010 1011 1010 1010 1010 1010 1010 1010 1010 1011 1010 1001 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000

2. Penambahan Panjang pesan

Penambahan panjang pesan dilakukan dengan penambahan panjang pesan sebanyak 64 bit di akhir. Panjang pesan adalah 159 modulo 288 bit sehingga ditambahkan panjang pesan 159 bit sebagai berikut :

(4)

Hal: 149-154 Tabel 5. penambahan panjang pesan

1010 1000 1010 1001 1010 1010 1010 1010 1010 1001 1010 0111 1010 1101 1010 1110 1010 1101 1010 1101 1010 1100 1010 1110 1010 1010 1010 1011 1010 1010 1010 1001 1010 1010 1010 0111 1010 1101 1010 1101 1010 1100 1010 1011 1010 1100 1010 1101 1010 1011 1010 1010 1010 1010 1010 1010 1010 1011 1010 1001 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1010 1100 1000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 1001 1111

3. Inisialisasi Penyangga Nilai Hash Message Diggest (MD)

Penyangga MD-5 terdiri dari empat yang setiap penyangga memiliki panjang 32 bit, berarti total 128 bit yaitu 4 x 32, dan dalam notasi HEX yaitu :

A = 01 23 45 67 B = 89 AB CD EF C = FE DC BA 98 D = 76 54 32 10

Inisialisasi penyangga dalam biner, yaitu : A = 0 1 2 3 4 5 6 7 = 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 B = 8 9 A B C D E F = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 C = F E D C B A 9 8 = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 D = 7 6 5 4 3 2 1 0 = 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 Fungsi 𝑓𝐹, 𝑓𝐺, 𝑓𝐻, dan 𝑓𝐼 adalah fungsi untuk memanipulasi masukan a, b, c, dan d dengan ukuran 32 bit. Penyelesaian fungsi-fungsi dasar MD5:

1. F (b, c, d) = (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d) = (89ABCDEF ˄ FEDCBA98) ˅ (~89ABCDEF ˄ 76543210) a. (b ˄ c)= (89ABCDEF ˄ FEDCBA98) = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 ˄ 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 b. (~ b ˄ d) = (~89ABCDEF ˄ 76543210) = ~0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 ˄ 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 c. (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d) = 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 ˅ 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 F E D C B A 9 8 2. G (b, c, d) = (b ˄ d) ˅ (c ˄ ~ d) = (89ABCDEF ˄ 76543210) ˅ (FEDCBA98 ˄ ~ 76543210) a. (b ˄ d) = (89ABCDEF ˄ 76543210) = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 ˄ 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 b. (c ˄ ~ d) = (FEDCBA98 ˄ ~ 76543210) = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 ~ 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 ˄ 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 c. (b ˄ d) ˅ (c ˄ ~ d) = 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 ˅ 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 8 8 8 8 8 8 8 8 3. H (b, c, d) = b  c  d = 89ABCDEF  FEDCBA98  76543210 = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000  0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 0 1 2 3 4 5 6 7 4. I (b, c, d) = c  (b ˄ ~ d) a. (b ˄ ~ d) = (89ABCDEF ˄ ~ 76543210) = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 ~ 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 ˄ 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 b. c  (b ˄ ~ d) = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111  0111 0111 0111 0111 0111 0111 0111 0111 7 7 7 7 7 7 7 7 4. Pengolahan pesan dalam blok berukuran 512 bit

Semua bit plainteks yang berjumlah 512 bit dibagi menjadi 16 blok yang mana setiap satu blok berisi 32 bit bagian. Berikut adalah 16 blok bit tersebut :

Table 6. Nilai dalam blok bit

No. Nilai Biner Nilai Hexadesimal

X0 10101000101010011010101010101010 A8A9AAAA X1 10101001101001111010110110101110 A9A7ADAE X2 10101101101011011010110010101110 ADADACAE X3 10101010101010111010101010101001 AAABAAA9 X4 10101010101001111010110110101101 AAA7ADAD X5 10101100101010111010110010101101 ACABACAD X6 10101011101010101010101010101010 ABAAAAAA X7 10101011101010011010110010101100 ABA9ACAC X8 10101100101011001010110010101100 ACACACAC

(5)

Hal: 149-154

No. Nilai Biner Nilai Hexadesimal

X9 10000000000000000000000000000000 80000000 X10 00000000000000000000000000000000 00000000 X11 00000000000000000000000000000000 00000000 X12 00000000000000000000000000000000 00000000 X13 00000000000000000000000000000000 00000000 X14 00000000000000000000000000000000 00000000 X15 00000000000000000000000010011111 0000009F

1. Putaran 1:16 kali operasi dasar dengan g (b,c,d) = F(b,c,d) sebagai berikut:

No. A B C D

X0 01234567 89ABCDEF FEDCBA98 76543210 k = 0 s = 7 i = 1

F(b, c, d) = (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d)

= (89ABCDEF ˄ FEDCBA98 ) ˅ (~ 89ABCDEF ˄ 76543210) = 88888888 ˅ 76543210 = FEDCBA98 a b + (a + g (b, c, d ) + x [0] + T [1])<<< s) a 89ABCDEF+((01234567+FEDCBA98 + A8A9AAAA + D76AA478) <<<7) =89ABCDEF+(( 80144F21)<<<7) = 89ABCDEF+((10000000000101000100111100100001) <<<7 = 89ABCDEF+((00001010001001111001000011000000) = 89ABCDEF+A2790C0 = 93D35EAF Putaran A B C D X0 01234567 89ABCDEF FEDCBA98 76543210

X1 93D35EAF 01234567 89ABCDEF FEDCBA98

k = 1 s = 12 i = 2 F(b, c, d) = (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d) = (01234567 ˄ 89 AB CD EF ) ˅ (~ 01234567 ˄ FE DC BA 98 ) = 01234567 ˅ FE DC BA 98 = FFFFFFFF a b + ((a + g(b, c, d) + X [1] + T [2])<<< S) a 01234567+ ((93D35EAF+ FFFFFFFF + A9A7ADAE + E8C7B756)<<<12) = 01234567 + ((2642C3B2)<<<12) = 01234567 + ((00100110010000101100001110110010)<<<12) = 01234567 + ((00101100001110110010001001100100) = 01234567 + 2C3B2264 = 2D5E67CB Putaran A B C D

X1 93D35EAF 01234567 89ABCDEF FEDCBA98

X2 2D5E67CB 93D35EAF 01234567 89ABCDEF

Lakukan proses hingga putaran ke – 4 dan round terakhir, hingga didapatkan hasil :

Tabel 7. Hasil penyambungan bit di A, B, C, D.

Putaran A B C D

T=0 01234567 89ABCDEF FEDCBA98 76543210

T=1 93D35EAF 01234567 89ABCDEF FEDCBA98

T=2 2D5E67CB 93D35EAF 01234567 89ABCDEF

T=3 BA5A705F 2D5E67CB 93D35EAF 01234567

T=4 8ADB65B7 BA5A705F 2D5E67CB 93D35EAF

T=5 27AB71D2 8ADB65B7 BA5A705F 2D5E67CB

T=6 5A2E87E9 27AB71D2 8ADB65B7 BA5A705F

T=7 7037B28D 5A2E87E9 27AB71D2 8ADB65B7

T=8 E69790BF 7037B28D 5A2E87E9 27AB71D2

T=9 AA9CC1C7 E69790BF 7037B28D 5A2E87E9

T=10 FAAEA200 AA9CC1C7 E69790BF 7037B28D

T=11 0B1E9C92 FAAEA200 AA9CC1C7 E69790BF

T=12 EA50F935 0B1E9C92 FAAEA200 AA9CC1C7

T=13 780C497B EA50F935 0B1E9C92 FAAEA200

T=14 25B52BA5 780C497B EA50F935 0B1E9C92

T=15 11D8B815 25B52BA5 780C497B EA50F935 T=16 C886A413 11D8B815 25B52BA5 780C497B T=17 D30D1328 C886A413 11D8B815 25B52BA5 T=18 72D8F2B4 D30D1328 C886A413 11D8B815 T=19 FDFD9AC4 72D8F2B4 D30D1328 C886A413 T=20 77DF3170 FDFD9AC4 72D8F2B4 D30D1328 T=21 D0F9C0A1 77DF3170 FDFD9AC4 72D8F2B4

T=22 EEFF0216 D0F9C0A1 77DF3170 FDFD9AC4

T=23 F7E3B089 EEFF0216 D0F9C0A1 77DF3170

T=24 9A271807 F7E3B089 EEFF0216 D0F9C0A1

T=25 58F0C110 9A271807 F7E3B089 EEFF0216

T=26 B91A033F 58F0C110 9A271807 F7E3B089

T=27 EDCE4DF0 B91A033F 58F0C110 9A271807

T=28 C3258FBC EDCE4DF0 B91A033F 58F0C110

T=29 CA45CDFC C3258FBC EDCE4DF0 B91A033F

T=30 C356FE5A CA45CDFC C3258FBC EDCE4DF0

T=31 29BCB671 C356FE5A CA45CDFC C3258FBC T=32 F2CF2127 29BCB671 C356FE5A CA45CDFC T=33 2C05854D F2CF2127 29BCB671 C356FE5A T=34 3F5B54E9 2C05854D F2CF2127 29BCB671 T=35 F42C25F7 3F5B54E9 2C05854D F2CF2127 T=36 82C52690 F42C25F7 3F5B54E9 2C05854D T=37 7E175352 82C52690 F42C25F7 3F5B54E9 T=38 0406DC82 7E175352 82C52690 F42C25F7 T=39 A2DB02BC 0406DC82 7E175352 82C52690

T=40 3A341436 A2DB02BC 0406DC82 7E175352

T=41 5C7D093F 3A341436 A2DB02BC 0406DC82 T=42 C763709B 5C7D093F 3A341436 A2DB02BC T=43 67FBC245 C763709B 5C7D093F 3A341436 T=44 8AC01D16 67FBC245 C763709B 5C7D093F T=45 0507DB2B 8AC01D16 67FBC245 C763709B T=46 6BE6DDC7 0507DB2B 8AC01D16 67FBC245

T=47 655F4EF0 6BE6DDC7 0507DB2B 8AC01D16

T=48 6AC4CAFD 655F4EF0 6BE6DDC7 0507DB2B

T=49 F9AA1775 6AC4CAFD 655F4EF0 6BE6DDC7

T=50 9AC21F92 F9AA1775 6AC4CAFD 655F4EF0

T=51 8A0B0457 9AC21F92 F9AA1775 6AC4CAFD

T=52 DF54F5DD 8A0B0457 9AC21F92 F9AA1775

T=53 E865DDAC DF54F5DD 8A0B0457 9AC21F92

T=54 D86EBBBA E865DDAC DF54F5DD 8A0B0457

T=55 E0B00763 D86EBBBA E865DDAC DF54F5DD

T=56 E657B90A E0B00763 D86EBBBA E865DDAC

T=57 C3983EF1 E657B90A E0B00763 D86EBBBA

T=58 99ED242C C3983EF1 E657B90A E0B00763

T=59 D08B3235 99ED242C C3983EF1 E657B90A

T=60 8524B4B1 D08B3235 99ED242C C3983EF1

T=61 F208F091 8524B4B1 D08B3235 99ED242C

T=62 92C9DDED F208F091 8524B4B1 D08B3235

T=63 C2C461CE 92C9DDED F208F091 8524B4B1

(6)

Hal: 149-154 Tabel 8. Nilai hash value awal

A B C D

01234567 89ABCDEF FEDCBA98 76543210 Tabel 9. Nilai hash value akhir

A B C D

EE3BBF79 C2C461CE 92C9DDED F208F091 Nilai hash awal dan akhir di Xor

A = 01234567 EE3BBF79 = EF18FA1E B = 89ABCDEF C2C461CE = 4B6FAC21 C = FEDCBA9892C9DDED = 6C156775 D = 76543210 F208F091 = 845CC281

Dari hasil perhitungan di atas maka dapatlah nilai hash md5 sebagai berikut:

EF18FA1E 4B6FAC21 6C156775 845CC281

4. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari adalah Proses mendeteksi file citra ijazah dilakukan menggunakan metode MD5 dan telah berhasil melakukan proses mendeteksi keaslian file citra ijazah yang berformat JPG dan berjalan sesuai dengan teknik mendeteksi keasliannya. Penerapan metode MD5 telah berhasil membedakan file citra ijazah asli dengan file ijazah manipulasi yaitu dengan membandingkan nilai hash yang di hasilkan dari file citra ijazah tersebut. Mendeteksi file citra ijazah dengan metode MD5 menggunakan matlab dapat dilakukan dengan membandingkan nilai hash antara citra ijazah yang asli dengan yang dimanipulasi. Apabila nilai hash berbeda dari nilai hash citra ijazah asli maka dapat diperoleh keputusan bahwa file tersebut sudah di manipuasi.

REFERENCES

[1] Darma Putra, pengolahan citra dgital, 1st ed. yogyakarta, 2010. [2] V. No et al., “ANALISIS KINERJA KOMBINASI ALGORITMA

MESSAGE-DIGEST ALGORTIHM 5 ( MD5 ), RIVEST SHAMIR ADLEMAN ( RSA ) DAN RIVEST CIPHER 4 ( RC4 ) PADA KEAMANAN E-DOKUMEN,” vol. 2, no. 1, 2018.

[3] A. Sofwan, A. B. P, and T. Susanto, “APLIKASI KRIPTOGRAFI DENGAN ALGORITMA MESSAGE DIGEST 5 ( MD5 ) Abstrak,” vol. 11, no. 1, pp. 22–27, 2006.

[4] “pengertian menurut para ahli,” online, 2016. [Online]. Available: http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-implementasi/. [5] E. Setyaningsih, “Kriptografi & Implentasinya Menggunakan Matlab,”

in kriptografi, N. WK, Ed. yogyakarta, 2015. [6] Rinaldi Munir, kriptografi, Informatik. Bandung, 2006.

[7] Ekoprasetyo, pengolahan citra digital dan aplikasinya menggunakan matlab, 1st ed. yogyakarta, 2011.

[8] P. N. Andono, Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Andi, 2017. [9] H. Hidayat, “ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga,” Univ.

Stuttgart, vol. 9, no. 2006, pp. 16–39, 2011.

[10] E. Sutanta, PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI. yogyakarta: GRAHA ILMU, 2005.

[11] Wahana Komputer, ragam aplikasi pengolahan image dengan matlab, 1st ed. jakarta, 2013.

Gambar

Table 6. Nilai dalam blok bit

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini diajukan sebuah metode perbaikan orientasi citra dengan fitur haar-like dan gradien magnitude citra untuk mendeteksi objek manusia yang ada didalamnya..

Poin penting yang ditonjolkan dalam penelitian ini adalah untuk memperlihatkan keefektifan penggunaan metode pengolahan citra digital untuk mendeteksi sel darah

Pada Tugas Akhir ini diimplementasikan metode steganalisis Binary Similarity Measures (BSM) dan Hidden Markov Models (HMM) untuk mendeteksi beberapa citra digital

Untuk mengatasi hal itu dibutuhkan alat yang dapat membantu masyarakat dalam mendeteksi kadar alkohol dalam makanan Pada penelitian sebelumnya sudah banyak peneliti yang

Sebuah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi keseimbangan

Mendeteksi penyakit abses pada gigi dengan radiografi periapikal melalui segmentasi citra digital dengan menggunakan beberapa metode yaitu Singular Value Decomposition (SVD)

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode pendeteksian penyakit mendeteksi penyakit TB paru berdasar citra statistis histogram sinar-X digital yang meliputi

Penelitian ini menggunakan metode Convolutional Neural Network (CNN) untuk mendeteksi citra x-ray penyakit Covid-19 dengan dataset yang digunakan sejumlah 450