• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Selaput Fetus dan Plasenta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Selaput Fetus dan Plasenta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Selaput Fetus dan Plasenta

Selaput fetus merupakan selaput pelindung fetus, sarana pengangkut makanan dari induk ke fetus, sarana penampung sisa metabolisme dan tempat sekresi enzim dan hormon untuk mempertahankan kebuntingan.Selaput fetus terbentuk dari tropoblast yang pada periode embrio berubah secara morfologi menjadi amnion, khorion dan allantois yang membentuk kantung khorio-allantois dan kuning telur dimana pertumbuhannya kemudian terhenti setelah amnion dan allantois terbentuk seluruhnya (Manspeaker 2009).

Plasenta merupakan tenunan tubuh embrio dan induk yang terjalin pada waktu pertumbuhan embrio untuk kebutuhan penyaluran makanan dari induk ke anak dan zat buangan dari anak ke induk.Dengan demikian plasenta terbagi dua yaitu plasenta fetus (khorio-allantois) yang merupakan bagian dari selaput fetus dan plasenta induk (Doek Kim et al. 2005).Tenunan plasenta terbentuk karena sel epitel karunkula melarutkan sel epitel tropoblast yang masuk ke celah vilinya sehingga terjadi pertautan erat (Manspeaker 2009).

Pembentukan plasenta dimulai pada masa akhir implantasi dengan pembentukan vili pertama pada hari ke-30 masa kebuntingan, berkembang menjadi suatu pertautan primitif khorio-allantois dengan endometrium di daerah karunkula sekitar 33-36 hari masa kebuntingan, kemudian menjadi pertautan erat dan kompleks pada akhir trimester pertama masa kebuntingan. Karunkula berasal dari endometrium dalam keadaan rudimenter pada saat uterus tidak bunting menjadi berkembang bersamaan dengan pertumbuhan embrio (Lewis 1997).Karunkula pada sapi berbentuk konveks menyatakan bentuknya menyerupai bunga kol.Secara makroskopis keseluruhan plasenta sapi bertipe multipleks atau lebih dikenal dengan istilah kotiledonaria.Secara mikroskopis plasenta sapi mempunyai struktur syndesmokhorial dimana darah anak dari induk dipisahkan oleh satu lapis sel epitel, dua lapis sel endotel dan dua lapis tenunan ikat (Manspeaker 2009).

(2)

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan April 2010 sampai Juli 2010 di kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah Tapos Ciawi Kabupaten Bogor. Analisa total leukosit darah dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Hewan Percobaan

Sebanyak 9 ekor sapi betina Frisian Holstein (FH) dara post partusdengan kondisi sehat fisik, body condition score 3 dengan kisaran 2-5 dan partus periode pertamadigunakan dalam penelitian ini. Sapi tersebut ditempatkan dalam kandang yang sama dan diberikan pakan (hijauan dan konsentrat) dan air ad libitum dalam jumlah, jenis dan waktu yang sama pula.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah lubrican (KY jelli), darah sapi segar, Giemsa 10%, metanol, alkohol 70%, minyak emersi, bolus antibiotika yang berisi sulfadiazine 100 mg dan trimethoprim 200 mg. Alat yang digunakan adalah USG (SIUI tipe CTS- 7700V, SIUI Co. Ltd. China) dengan linear probe 7 MHz dan printer (SONY, UP-895 MD), spuit semi otomatis 10 cc, venoject dan vacutainer needle 5cc (EDTAK₃, three fingers,USA), cold box, standing gel, box slides, gelas objek, pinset anatomis, mikroskop Olimpus CH20, counter, label kertas, kapas, sarung tangan plastik (Europlek®, Divasa Farmativa, S. A.).

Prosedur Penelitian

Sapi dibagi kedalam 3 kelompok masing-masing sebanyak 3 ekor sapi (n=3). Kelompok RP+B adalah sapi post partus dengan retensi plasenta dan diterapi secara intrauterus dengan 3 bolus antibiotika pada hari pertama partus (H0).

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diameter Cervix Uterus dan Kornua Uterus

Involusi uterus sangat bergantung pada kontraksi miometrium, eliminasi bakteri dan regenerasi dari endometrium, ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Kontraksi miometrium sangat diperlukan untuk mengeluarkan cairan lochia dari uterus, dan tentunya hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kerja hormon prostaglandin post partus karena hormon tersebut dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga cairan lochia dapat dikeluarkan (Arthur 1996). Eliminasi bakteri dan regenerasi endometrium sangat berkaitan dengan kesempurnaan pengeluaran cairan lochia karena cairan tersebut merupakan media yang sangat cocok untuk perkembangan bakteri post partus seperti Escherichia coli, Fusobacterium necrophorum, Corynebacterium pyogenese, Archanobacterium pyogenes, Staphylococcus aureus sehingga menghambat proses persembuhan luka post partus dan regenerasi endometrium (Kognisson 2001). Penelitian Yeon Lee dan Kim (2006), plasenta sapi yang menggantung di luar vulva lebih dari 24 jam pada kejadian retensi plasenta, akan membuat bakteri lingkungan mudah masuk kedalam uterus, sehingga apabila tidak diberikan bolus antibiotika maka persembuhan luka akan menjadi lebih lama dan dapat memperpanjang masa involusi uterus. Pemberian bolus antibiotika yang mengandung sulfadiazine dan trimethoprim post partus seringkali digunakan sebagai terapi pencegahan terhadap infeksi bakteri, sehingga membantu persembuhan luka dan diharapkan panjangnya waktu involusi uterus mengikuti waktu normalnya.

Berdasarkan analisis statistika terhadap pengaruh pemberian bolus antibiotika pada penelitian ini menunjukan pengembalian ukuran diameter cervix uterus dan kornua uterus pada ketiga kelompok perlakuan sampai dengan minggu kelima tidak berbeda nyata (p>0,05) akan tetapi pengaruh waktu involusi uterus berpengaruh signifikan (p<0,05).Pada minggu kelima kelompok N+B sudah menunjukan gejala estrus kembali,oleh karenanya pengukuran diameter cervix dan kornua uterus dihentikan. Seperti di gambar 4 tampak bahwa, pada saat ini ukuran diameter cervix uterus 5,43±0,49 cm dan kornua uterusnya 5,19±0,61 cm pada kelompok N+B lebih

(4)

SIMPULAN

Pemberian bolus sulfadiazine dan trimethoprim pada sapi perah betina yang mengalami retensi plasenta tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembalian ukuran diameter uterus dan penurunan jumlah total leukosit (p<0,05) sampai 5 minggu pengamatan, akan tetapi ukuran uterusnya lebih kecil dan jumlah total leukositnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sapi yang mengalami retensi plasenta tanpa pemberian bolus pada saat estrus kembali.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pilihan obat yang paling berpengaruh terhadap penyembuhan retensi plasenta di Indonesia.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arthur HG. 1996. Veterinary Reproduction & Obstetrics. Saunders Company Ltd, London.

Ahmed WM, El-Jakee JA, El-Seedy FR, El-Ekhnawy KI and Abd-El Moez SI. 2007. Overview Some Factors Negatively Affecting Ovarian Activity In Large Farm Animal. J. Global Veterinaria 1(1):01-08.

Ahmed WM, R Amal, El-Hameed Abd, ElKhadrawy HH and Hanafi ME. 2009. Investigations on Retained Placenta in Egyptian Buffaloes Strategy Trials. J. Global Veterinaria 3(2): 120-124.

Barnouin J and Chassagne M. 1996.Descripive epidemiology of placental retention in intensive dairy herds.J. Vet Res 27:491-501.

Bondurant RH. 1999. Inflammation in the bovine female reproductive tract. J. Anim Sci 77 supl 2:101-110.

Cai TQ. 2000. Association between neutrophil functions and periparturient disorders in cows. J. Vet Res 55:934-943.

Doek Kim K, Sook Ki K, Gu Kang H and Kim H. 2005. Risk Factor and Economic Impact of Ovarian Cysts on Reproductive and Performance of Dairy Cows in Korea. J. reproduction and Development 51(4).

Dolezel R, Vecera M, Palenik T, Cech S and Vyskocyl M. 2008. Systematic clinical examination of early postpartum cows and treatment of puerperal endometritis did not have any beneficial effect on subsequent reproductives performance. J. Ved Med 53(2):59-69.

[Dirjennak] Direktorat Jendral Peternakan. 2010. Statistika Peternakan. Jakarta: Departemen Pertanian Indonesia.

Faye B. 1991. Interrelationships between health status and farm managementsystem in French herds.J. Vet Med 12: 133-152

Goddard PJ. 1995. Veterinary Ultrasonography. Wallingford, UK: CAB International.

Gilbert, Ekman T dan Esteras O. 2002. Retained Fetal Placenta and Dry Cow Therapy. J. Vet Med (10-11):277-282.

(6)
(7)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha peternakan sapi perah di Indonesia sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala yang mengakibatkan produktifitas sapi perah masih rendah. Dari tahun ketahun produksi susu nasional selalu tidak mampu mengimbangi permintaan konsumen susu. Saat ini produksi susu nasional baru mampu mencukupi 26% dari total kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan susu nasional mencapai 1,306 juta ton per tahun sementara produksi dalam negeri baru mencapai 342 ribu ton per tahun. Untuk mencukupi kekurangan tersebut maka pemerintah berupaya mendatangkan susu impor dari luar negeri diantaranya dari Eropa dan Australia. Hal inilah yang membuat permintaan pasar akan susu masih terbuka luas baik untuk kebutuhan konsumsi masyarakat maupun skala industri (Dirjennak 2010), karena itu perlu adanya peningkatan produktifitas sapi perah.

Efisiensi reproduksi merupakan komponen penting untuk menentukan keberhasilan reproduksi pada sapi perah. Efisiensi reproduksi yang dimaksud adalah meningkatkan hasil usaha dengan cara optimalisasi kemampuan produksi dan reproduksi ternak, sehingga meningkatkan kesejahteraan peternak. Akan tetapi beberapa gangguan reproduksi setelah melahirkan dan pada masa laktasi sering menimbulkan permasalahan sehingga terjadi inefisiensi reproduksi.

Retensi plasenta merupakan salah satu gangguan reproduksi setelah melahirkan yang paling sering dikeluhkan oleh peternak. Retensi plasenta adalah suatu kondisi terhambatnya pengeluaran plasenta lebih dari 12 jam setelah melahirkan pada sapi perah (Ahmed et al. 2009). Retensi plasenta dapat mengakibatkan penurunan reproduksi sehingga servis per conception meningkat, days open dan calving interval menjadi lebih panjang, oleh karenanya dapat menimbulkan kerugian ekonomi pada peternak (Yeon Lee dan Kim 2006).

(8)

2

Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses involusi uterus pada sapi perah yang mengalami retensi plasenta dan diterapi dengan bolus sulfadiazine dan trimethoprim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi khususnya kepada dokter hewan bagaimana gambaran proses involusi uterus tersebut.

Hipotesis

Pada sapi perah yang mengalami retensi plasenta post partus, pemberian bolus sulfadiazine dan trimethoprim akan memberikan pengaruh terhadap penurunan diameter cervix uterus, kornua uterus dan jumlah total leukosit pada proses involusi uterus.

Kerangka Pemikiran

Retensi plasenta merupakan salah satu gangguan reproduksi post partus yang dapat mengakibatkan penurunan penampilan produksi dan kerugian ekonomi pada peternak. Salah satu dampak retensi plasenta adalah menghambat proses involusi uterus sehingga Servis Per Conception (S/C) meningkat, days open dan calving interval menjadi lebih panjang. Kejadian retensi plasenta yang terjadi di beberapa peternakan di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan gangguan reproduksi post partus lainnya. Penggunaan antibiotika dalam bentuk bolus sulfadiazine dan trimethoprim umum digunakan untuk terapi pencegahan infeksi bakteri pada kejadian retensi plasenta post partus di beberapa peternakan di Indonesia, akan tetapi belum pernah dilaporkan bagaimana gambaran proses involusi uterus sapi yang diterapi antibiotika tersebut menggunakan ultrasonografi (USG).

(9)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Selaput Fetus dan Plasenta

Selaput fetus merupakan selaput pelindung fetus, sarana pengangkut makanan dari induk ke fetus, sarana penampung sisa metabolisme dan tempat sekresi enzim dan hormon untuk mempertahankan kebuntingan. Selaput fetus terbentuk dari tropoblast yang pada periode embrio berubah secara morfologi menjadi amnion, khorion dan allantois yang membentuk kantung khorio-allantois dan kuning telur dimana pertumbuhannya kemudian terhenti setelah amnion dan allantois terbentuk seluruhnya (Manspeaker 2009).

Plasenta merupakan tenunan tubuh embrio dan induk yang terjalin pada waktu pertumbuhan embrio untuk kebutuhan penyaluran makanan dari induk ke anak dan zat buangan dari anak ke induk. Dengan demikian plasenta terbagi dua yaitu plasenta fetus (khorio-allantois) yang merupakan bagian dari selaput fetus dan plasenta induk (Doek Kim et al. 2005). Tenunan plasenta terbentuk karena sel epitel karunkula melarutkan sel epitel tropoblast yang masuk ke celah vilinya sehingga terjadi pertautan erat (Manspeaker 2009).

Pembentukan plasenta dimulai pada masa akhir implantasi dengan pembentukan vili pertama pada hari ke-30 masa kebuntingan, berkembang menjadi suatu pertautan primitif khorio-allantois dengan endometrium di daerah karunkula sekitar 33-36 hari masa kebuntingan, kemudian menjadi pertautan erat dan kompleks pada akhir trimester pertama masa kebuntingan. Karunkula berasal dari endometrium dalam keadaan rudimenter pada saat uterus tidak bunting menjadi berkembang bersamaan dengan pertumbuhan embrio (Lewis 1997). Karunkula pada sapi berbentuk konveks menyatakan bentuknya menyerupai bunga kol. Secara makroskopis keseluruhan plasenta sapi bertipe multipleks atau lebih dikenal dengan istilah kotiledonaria. Secara mikroskopis plasenta sapi mempunyai struktur syndesmokhorial dimana darah anak dari induk dipisahkan oleh satu lapis sel epitel, dua lapis sel endotel dan dua lapis tenunan ikat (Manspeaker 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Kedua kelompok ini mendapatkan perlakuan pengajaran yang sama dari segi tujuan dan isi materi pembelajaran tetapi pengajaran pada kelas eksperimen akan menggunakan model

Penelitian yang dilakukan oleh Patterson (Berkowitz, 1995) selama lebih dari satu dekade melakukan observasi dalam hubungan keluarga, hasil penelitian memaparkan bahwa

Untuk tetap menjaga adanya sinkronisasi dan koordinasi dari semua perusahaan- perusahaan Perkebunan Negara, maka tugas Direksi dari perusahaan ini dilakukan oleh Badan

Kar.a !l!a% $($uler.. raian di atas menun$ukkan peran bahasa atau praktik berbahasa dalam penulisan karya ilmiah. arya ilmiah mustahil ditulis tanpa bahasa, yang mana

Tips &amp; Trick Melamar Kerja Psikotes (TPA, CPNS) (silakan klik di bawah ini) ¤  Tips Menghadapi Psychotest Latihan Psikotes/TPA : ¤  Analogi Verbal

Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjikan dan demografi yang

Besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan pengalaman diklat secara bersama-sama terhadap kompeten- si profesional guru ekonomi/akuntansi SMA Se-Kabupaten Kudus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi akademik terhadap produktivitas sekolah di SD Negeri Kecamatan Tebas mencapai 37,0%