• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan faalnya dengan baik. Baru setelah tercapai pubertas, maka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan faalnya dengan baik. Baru setelah tercapai pubertas, maka"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah Menstruasi

Menstruasi adalah periode pengeluaran cairan darah dari uterus yang disebabkan oleh rontoknya endometrium (Hamilton, 1995). Pada masa kanak – kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat dan belum menjalankan faalnya dengan baik. Baru setelah tercapai pubertas, maka terjadilah perubahan – perubahan pada seluruh badan wanita. Pubertas terjadi pada usia 12 – 16 tahun, kejadian terpenting pada pubertas adalah timbulnya menstruasi (haid) pertama kali (menarche). Setelah terjadi menarche menstruasi akan terjadi secara siklis. Dengan pubertas ini wanita masuk dalam masa reproduksi artinya masa mendapatkan keturunan. Setelah masa reproduksi wanita masuk ke dalam klimakterium yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Dalam klimakterium menstruasi berangsur – angsur akan berkurang, mula – mula menstruasi menjadi sedikit kemudian terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali. Menstruasi (haid) yang terakhir disebut menopause.

1. Siklus Menstruasi

Pada tiap siklus menstruasi FSH (follicle stimulating hormone) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel, kadang – kadang lebih dari satu, berkembang menjadi folikel de

(2)

graff yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yaitu LH (Luteinising Hormone). Produksi kedua gonadotropin (FSH dan LH) adalah dibawah pengaruh releasing hormones (RH) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Bila penyalurkan releasing hormones normal berjalan baik, maka produksi gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graff selanjutnya makin lama menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi. Adapun waktu terjadinya proses proliferasi disebut masa proliferasi.

Dibawah pengaruh LH, folikel de graff menjadi lebih matang,

mendekati permukaan ovarium dan kemudian terjadilah ovulasi (ovum lepas dari ovarium). Setelah ovulasi terjadi dibentuklah corpus

rubrum (bewarna merah oleh karena perdarahan tersebut di atas) yang akan menjadi corpus luteum (warnanya menjadi kuning). Di bawah pengaruh hormon – hormon LH dan LTH (luteotropic hormones), suatu hormon gonadotropin juga, corpus luteum menghasilkan progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar – kelenjarnya berkeluk – keluk dan bersekresi (masa sekresi). Bila tidak ada pembuahan, corpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan bahwa kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunnya kadar estrogen dan progesteron

(3)

menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk – keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hiperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemik. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nefrotik. Proses ini disebut haid atau menstruasi (Wiknjosastro, 1999).

Beberapa jenis gangguan haid dan siklusnya adalah sebagai berikut : a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan.

1) Hipermenore yaitu perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6 – 7 hari.

2) Hipomenore yaitu perdarahan haid dengan jumlah darah sedikit, lamanya 1 – 2 hari.

b. Kelainan dalam siklus haid.

1) Polimenore yaitu haid terlalu sering dengan interval < 21 hari. 2) Oligomenore yaitu haid terlalu jarang dengan interval > 21 hari. 3) Amenore yaitu tidak terjadi haid.

c. Perdarahan diluar haid

Metroragia yaitu perdarahan dari vagina pada seorang wanita tanpa ada hubungan dengan suatu siklus haid.

d. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid.

1) Premenstrual tension yaitu keluhan – keluhan yang biasanya muncul satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang. Keluhan ini terdiri atas gangguan emosional berupa irritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri

(4)

kepala, perut kembung, mual, perbesaran dan rasa nyeri pada mammae.

2) Mastodinia yaitu rasa nyeri dan pembesaran mammae sebelum haid.

3) Mittleschmerz yaitu nyeri antara haid, terjadi sekitar pertengahan siklus haid pada saat ovulasi. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan yang kadang – kadang sangat sedikit berupa getah bewarna coklat.

4) Dismenorhe 2. Dismenore

a. Pengertian

Yaitu nyeri haid menjelang atau selama haid sampai menimbulkan gangguan aktivitas dan harus istirahat. Rasa nyeri ini sering diikuti dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan dan lekas marah (Mansjoer, 2000).

b. Pembagian

Rasa sakit saat menstruasi atau dismenore terdiri dari dua kelompok besar. Pertama dismenore primer yaitu tidak berhubungan dengan kelainan ginekologi sedangkan yang kedua, dismenore sekunder yang disebabkan oleh faktor ginekologi.

1) Dismenore primer.

Yaitu nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat – alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu

(5)

setelah menarche biasanya 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus – siklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama – sama dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit – jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan irritabilitas (Wiknjosastro, 1999).

a. Etiologi

Banyak etiologi telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor yang memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer antara lain :

1) Faktor kejiwaan

Para gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.

2) Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.

(6)

Faktor – faktor seperti anemia, penyakit menahun dapat mempengaruhi dismenore.

3) Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi dan sebaliknya.

4) Faktor endokrin

Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin ini mempunyai hubungan dengan saat tonus dan kontraktilitas otot usus. Clitheroe dan Pickles menyatakan bahwa karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot - otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan kedalam peredaran darah, maka selain dismenore dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea, muntah.

(7)

5) Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya hubungan antara dismenore dengan urtikaria, migrain atau asma bronkhiale. Menurut Smith bahwa sebab alergi adalah toksin haid.

b. Manifestasi klinis (Mansjoer, 2000) 1) Usia lebih muda.

2) Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur.

3) Sering pada nulipara (wanita yang belum pernah melahirkan).

4) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik. 5) Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari

pertama atau kedua haid.

6) Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik. 7) Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

8) Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.

9) Pemeriksaan pelvik normal.

10) Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala.

(8)

c. Penanganannya

1) Penerangan dan nasehat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diberikan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat – nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin berguna, kadang – kadang diperlukan psikoterapi.

2) Pemberian obat analgesik

Dewasa ini banyak beredar obat – obat analgesik yang dapat diberikan sebagai etrapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat diperlukan istirahat ditempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan kafein.

3) Terapi hormonal

Tujuannya yaitu menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan ini benar – benar dismenore primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan aktivitas pada

(9)

waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

4) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Pengobatan ini hendaknya diberikan sebelum haid mulai satu sampai tiga hari sebelum haid dan hari pertama haid. Adapun yang termasuk golongan ini adalah indometasin, ibuprofen dan naproksen.

5) Dilatasi kanalis servikalis

Dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin di dalamnya. Neurektomi prasakral (pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf pusat). Ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat saraf sensorik yang ada di ligamentum infundibulum) merupakan tindakan terakhir apabila usaha – usaha lain gagal.

2) Dismenore sekunder

Yaitu nyeri haid yang disebabkan adanya kelainan anatomis ginekologi (Mansjoer, 2000). Misalnya endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengkapan abnormal antara organ didalam perut dan pemakaian IUD (Medicastore, 2008)

(10)

a. Manifestasi klinis dari dismenore sekunder menurut (Mansjoer, 2000) yaitu : 1) Usia lebih tua; 2) Cenderung timbul setelah dua tahun siklus haid teratur; 3) Tidak berhubungan siklus dengan paritas; 4) Nyeri sering terasa terus – menerus; 5) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah; 6) Berhubungan dengan kelainan pelvik; 7) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi; 8) Sering kali memerlukan tindakan operatif.

b. Penanganannya

Yaitu tergantung pada penyebab dari dismenore sekunder itu sendiri. Yang disebabkan oleh endometriosis dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid dan inhibitor sintesis prostaglandin. Dapat juga dilakukan pembedahan, tapi ini merupakan usaha yang terakhir. Untuk yang disebabkan oleh infeksi dapat diberikan antibiotik (Mansjoer, 2000).

B. Nyeri

1. Pengertian

Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh, yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut (Guyton, 1991).

(11)

2. Penanganan nyeri secara farmakologis

Penanganan nyeri yang di alami oleh individu dapat melalui intervensi farmakologis, dilakukan kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama lainnya pada pasien. Obat –obatan yang biasanya digunakan adalah antiinflamasi nonsteroid. Obat – obatan ini dapat menurunkan nyeri dan menghambat produksi prostaglandin dari jaringan – jaringan yang mengalami trauma dan inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi sensitif terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya.

Contoh obat anti inflamasi nonsteroid adalah aspirin, ibuprofen (Smeltzer & Bare, 2001).

3. Penanganan nyeri secara nonfarmakologis menurut Smelter & Bare (2001) terdiri dari : 1) Masase kutaneus; 2) Terapi es dan panas; 3) TENS; 4) Distraksi; 5) Relaksasi; 6) Imajinasi.

a. Masase kutaneus

Masase adalah stimulais kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.

b. Terapi es dan panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cidera dengan menghambat proses inflamasi. Sedangkan penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu

(12)

area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

c. TENS ( Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation )

TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non – nesiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut yang mentransmisikan nyeri. TENS menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

d. Distraksi

Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri.

Contoh : menyanyi, berdoa, menceritakan gambar / foto dengan kertas, mendengarkan musik dan bermain suatu permainan.

e. Relaksasi

Merupakan tehnik pengendoran atau pelepasan ketegangan Contoh : bernafas dalam – dalam dan pelan.

f. Imajinasi

Merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari rasa nyeri yang dirasakan.

(13)

4. Skala Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh individu (Tamsuri, 2006)

0 1 2 3 4 5 Tidak ada Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri

Nyeri ringan sedang hebat sangat paling

Hebat hebat

Gambar 2.1. Skala intensitas nyeri Wong Bakers dalam Tamsuri (2006)

Contoh skala nyeri sederhana dalam bentuk numerik menurut Wong Bakers dalam Tamsuri (2006) adalah nyeri ringan dalam skala 0 sampai 1, nyeri sedang dalam skala 2 sampai 3, nyeri hebat dalam skala 4 sampai 5.

C. Terapi Musik 1. Pengertian

Musik adalah kesatuan dari kumpulan suara melodi, ritme dan harmoni yang dapat membangkitkan emosi. Terapi adalah serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik untuk

(14)

meningkatkan atau memperbaiki kodisi fisik, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia (Pratiwi, 2008).

2. Tujuan terapi musik

Secara garis besar tujuan terapi musik adalah (Pratiwi, 2008) : a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan

Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otak pendengar dapat diperlambat atau dipercepat sehingga kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan.

b. Mengendalikan stres

Musik mampu mengatur hormon – hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat Musik dan kesehatan memiliki kaitan erat, dan tidak diragukan lagi bahwa dengan mendengarkan musik kesukaan mampu membawa dalam mood yang baik dengan waktu yang singkat.

c. Mengurangi rasa sakit

Musik juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah menurun. Akhirnya pendengar pun terbawa dalam suasana rileks, baik itu pada pikiran maupun pada tubuh. Sehingga rasa sakit yang dirasakan pasien dapat berkurang.

(15)

d. Mengekspresikan perasaan

Terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stres, mendorong perasaan rileks serta meredakan depresi. Terapi musik membantu orang – orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik. Hal ini telah berhasil digunakan oleh sebuah institut selama mereka melakukan sesi terapi grup.

e. Meningkatkan memori

Efek yang menyembuhkan dari terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental. Telah dilakukan pula observasi di rumah sakit, yang dilakukan pada pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, diabetes dan kanker, musik juga memiliki kekuatan. Sebagai pelengkap dalam perawatan di panti rehabilitasi, terapi musik sepertinya memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik, begitu pula perannya dalam memperbaiki fungsi, baik fisik maupun mental, dari para penderita dengan gangguan syaraf atau gangguan mental. Dalam hal belajar, berbicara dan mendengarkan masalah, terapi musik juga memiliki peran tersendiri.

f. Mempercepat rehabilitasi fisik

Terapi musik dapat juga memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk penderita alzheimer dan bentuk lain dimensia.

(16)

Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan AIDS, stroke, parkinson serta kanker. Selain itu, terapi musik juga berguna untuk mendukung keluarga dan individual layaknya pasien.

3. Manfaat musik

Menikmati musik memang mengasyikkan dan ternyata musik mempunyai manfaat antara lain (Maxmillion, 2008) :

a. Effect mozart (efek mozart)

Adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang. Sudah terbukti bahwa bila seorang anak sudah sedini mungkin diperkenalkan dengan musik, maka tingkat intelegensinya rata – rata akan lebih tinggi dibanding dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Musik klasik juga bermanfaat untuk ibu hamil dan bayi yaitu mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan yang tentram untuk ibu yang mengandung.

b. Refresing (refresing)

Kadang saat pikiran sedang bosan dan tidak tahu apa yang akan dilakukan maka dengan mendengarkan musik walaupun sejenak segala pikiran pun dapat kembali segar. Hasilnya kita akan bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda.

c. Motivation (motivasi)

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

(17)

tertentu. Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Contohnya saat apel pagi yang diwajibkan menyanyikan lagu wajib nasional semata – mata hanya untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan dan memberi semangat baru bagi pesertanya.

d. People attitude (kepribadian seseorang)

Pengembangan kepribadian seseorang juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Kalau sewaktu kecil senang mendengarkan lagu – lagu anak – anak, waktu sudah besar akan memilih sendiri jenis musik yang disukai seperti rock, metal, blues, jazz, dan lain – lain. Pemilihan jenis musik yang disukai dapat membantu memberikan nuansa hidup yang dibutuhkan, misalnya agar tenang dapat mendengarkan lagu jazz, agar semangat dapat mendengarkan lagu rock atau metal dan agar santai dapat mendengarkan lagu blues atau reggae.

e. Therapy (terapi)

Untuk orang sakit, mendengarkan musik dapat menjadi terapi yang diharapkan dapat mengarahkan pada pemulihan tubuh.

f. Communication (komunikasi)

Sebagai bahasa yang universal, musik mampu menyampaikan berbagai pesan keseluruh bangsa tanpa harus memahami bahasanya. Buktinya event – event sedunia tidak pernah meninggalkan musik sebagai pengantarnya.

(18)

4. Jenis jenis musik

Jenis – jenis musik antara lain adalah (Campbell, 2001) a. Musik klasik

Memiliki kejernihan, keanggunan dan kebeningan. Musik ini mampu memperbaiki kosentrasi dan ingatan.

b. Musik romantik

Menekankan ekspresi dan perasaan, seringkali memunculkan tema – tema individualisme. Musik semacam ini paling baik digunakan untuk meningkatkan simpati, rasa sependeritaan dan kasih sayang.

c. Musik impresionis

Didasarkan pada kesan – kesan dan suasana hati musikal yang mengalir bebas, dan menimbulkan imaji – imaji seperti mimpi. Seperempat jam lamunan musikal diikuti dengan beberapa nenit peregangan dapat membuka impuls – impuls kreatif dan membuat seseorang bersentuhan dengan alam tak sadar.

d. Musik jazz

Musik yang muncul dari dataran Afrika ini membawa kegembiraan dan memberi ilham, melepaskan rasa gembira maupun kesedihan mendalam, membawa kecerdasan dan menegaskan kemanusiaan bersama.

(19)

e. Musik salsa

Mempunyai ketukan dan ritme yang hidup yang dapat membuat jantung makin cepat, meningkatkan pernapasan, dan membuat seluruh tubuh bergerak.

f. Musik Rock

Dapat menggugah nafsu, merangsang gerakan aktif, melepaskan ketegangan dan menutup rasa sakit. Musik tersebut dapat juga menciptakan ketegangan, stres dan rasa sakit didalam tubuh apabila kita tidak dalam suasana batin untuk dihibur secara energetik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan musik untuk mengontrol nyeri adalah (Potter, 2001) :

a. Sesuaikan musik dengan selera klien, umur dan latar belakang.

b. Gunakan earphone agar tidak mengganggu klien dan membantu klien berkonsentrasi pada musik.

c. Jika nyeri sedang akut, tingkatkan volume musik dan jika nyeri berkurang, kurangi volume.

d. Biarkan klien berkonsentrasi pada musik dan mengikuti irama dengan mengetuk – ketukkan jarinya atau menepuk – nepuk paha.

Prosedur dalam menggunakan musik untuk mengurangi nyeri : a. Tanyakan kepada individu itu tentang musik kesukaannya. b. Anjurkan pasien untuk rileks selama 5 menit.

(20)

c. Atur volumenya, jika nyeri sedang akut volume dapat ditinggikan, setelah nyeri berkurang dapat dikurangi volumenya.

d. Berikan earphone agar individu itu dapat menikmati musiknya atau dapat menggunakan radio, CD, tape player atau mp3 player agar lebih mudah memilih dan memutar lagu yang disukai.

e. Biarkan selama 10 menit agar individu berkonsentrasi pada musik sehingga bisa mengurangi nyerinya.

D. Remaja 1. Pengertian

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa

2. Ciri – ciri remaja :

Remaja dapat dibagi 3 kategori yaitu remaja awal (10 – 13 tahun), remaja tengah (13 – 15 tahun), remaja akhir (15 – 19 tahun).

Adapun ciri – ciri perkembangannya adalah : a. Ciri khas remaja awal

1) Lebih dekat dengan teman sebaya 2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak

b. Ciri khas remaja tengah 1) Mencari identitas diri

(21)

2) Timbulnya keinginan untuk berkencan 3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

4) Mengembangkan kemampuan untuk berfikir abstrak 5) Berkhayal tentang aktivitas seks

c) Ciri khas remaja akhir

1) Mengungkapkan kebebasan diri

2) Lebih selektif dalam memilih teman kencan 3) Dapat mewujudkan teman kencan

3. Ciri Utama dalam Perkembangan Remaja (Hurlock, 1999)

a. Adanya kesadaran akan adanya perubahan – perubahan dalam kenyataan dirinya sebagai makhluk biologis. Terutama adanya perubahan – perubahan pada bentuk tubuh sebagai akibat adanya perubahan fisiologis karena bekerjanya kelenjar – kelenjar tertentu yang menjadi lebih efektif.

b. Sejak masa anak sekolah sampai tiba masa remaja, anak yang menjadi remaja merasakan adanya keterikatan kepada kelompok sebayanya dalam lingkup Heteroxesualitas.

c. Timbulnya dorongan untuk mencapai kebebasan pribadi dalam usaha memantapkan status dirinya dalam lingkungan hidupnya sebagai individu yang berdiri sendiri (a separate self).

d. Adanya keinginan remaja untuk memantapkan filsafat hidupnya dan pola hidup tertentu berdasarkan kesatuan norma kehidupan yang

(22)

dianutnya yang akan dijadikan pedoman didalam bertingkah laku dalam perkembangan sebagai manusia biasa.

4. Tugas Perkembangan Remaja (Hurlock, 1999)

Tugas perkembangan remaja dalam proses perkembangannya dalam melampui masa percobaan untuk mencapai kedewasaan.

a. Menerima kenyataan fisiknya serta menggunakan seefektif – efektifnya.

Tujuan dari tugas perkembangan ini adalah bangga, toleran akan kenyataan tubuhnya, sehingga ia menunjukkan usaha – usaha perawatan yang efektif, misalnya menunjukkan sikap yang positif dalam usaha mempercantik diri (groming) sehingga ia menemukan kepuasan pribadi.

b. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman – teman sebaya laki – laki ataupun perempuan.

Dimana mempunyai tujuan yaitu dengan belajar melihat suatu kenyataan anak perempuan adalah wanita dan sebaliknya anak laki – laki adalah laki – laki. Mereka harus dapat bekerja sama dengan teman sebaya sejenis maupun dengan teman yang berlainan jenis dengan dirinya. Didalam pergaulan sosial ini perlu adanya pemahaman akan apa yang disebut dengan perasaan pribadi, disamping adanya suatu kenyataan untuk belajar menjadi pemimpin tanpa adanya suatu sikap dominasi. Untuk itu remaja perlu menjadi orang yang toleran dalam

(23)

lingkup hak dan kewajiban diri sendiri diantara hak dan kewajiban orang lain, dan orang lain ini datang dari dua jenis yang berbeda. c. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita

Hakikat dari tugas ini adalah menerima dan belajar berperan secara sosial sebagai pria atau wanita dewasa.

d. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

Prinsip dasar dari tugas ini adalah seseorang harus bebas dari sifat kekanak – kanakan (childish) dan ketergantungan pada orang tua. Mengasihi orang tua tidak berarti kita terikat pada mereka, menghormati orang dewasa lain bukan berarti kita terikat kepadanya seumur hidup.

e. Mencapai adanya jaminan dan kebebasan ekonomi.

Tujuan dari tugas ini adalah adanya kemampuan untuk dapat hidup sendiri atas kemampuan dan tenaga sendiri. Tugas ini penting bagi laki – laki namun begitu tidak berarti tidak penting bagi perempuan.

f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu jabatan atau pekerjaan. Tugas ini dimaksudkan dapat memilih dan mempersiapkan sesuatu jabatan yang sesuai dengan kemampuan remaja. Pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan akan memudahkan seseorang mencapai kebahagiaan dalam hidup.

(24)

g. Mempersiapkan diri untuk kehidupan perkawinan dan keluarga.

Maksud dari tugas ini adalah mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan keluarga dan mempunyai anak. Tugas khusus bagi anak atau remaja wanita, mereka harus mempersiapakan diri belajar tentang pengelolaan rumah tangga dan cara serta usaha merawat dan membimbing anak. Bagi anak laki – laki untuk mempunyai pekerjaan dan usaha sendiri secepatnya merupakan salah satu tugas khusus untuk dapat mencapai tugas perkembangan ini.

h. Memperkembangkan ketrampilan intelek dan konsep yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Tugas perkembangan ini menggambarkan tentang kemampuan serta ketrampilan intelek untuk mengembangkan konsep – konsep yang menyangkut hukum, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia, dan lembaga – lembaga sosial yang ada dalam kehidupan dunia dewasa ini. Disamping itu mereka perlu pula mengembangkan ketrampilan berbahasa dan berbicara dengan baik serta mengembangkan kemampuan berfikir yang mantap untuk dapat memecahkan masalah kehidupan secara efektif sesuai dengan tuntutan masyarakat dimana mereka hidup

i. Adanya keinginan dan kemampuan untuk mancapai tanggung jawab sosial.

Hakikat dari tugas ini adalah masalah tanggung jawab sosial menyangkut masalah nilai, etika, dan masalah karakter dalam

(25)

kecenderungan berbuat sesuatu yang baik dan buruk. Dengan kata lain hakikat dari tugas ini yaitu mengembangkan diri menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan bangsa yang selalu memperhitungkan nilai – nilai sosial dalam tingkah laku secara pribadi.

j. Memperoleh suatu sistem kesatuan norma hidup yang dijadikan pedoman dalam tindakan – tindakan dan pandangan hidup.

Hakikat dari tugas ini bahwa remaja harus memahami norma – norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Remaja harus sadar memperkembangkan dan merealisasikan norma norma hidup itu dalam perbuatan dan tindakannya.

(26)

E. Kerangka Teori

Dari tinjauan teori yang telah ada dapat dilihat kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.2. Kerangka Teori Smeltzer & bare (2001), Wiknjosastro (1999). Tingkat dismenore a. Ringan b. Sedang c. Berat Penatalaksanaan : 1. Farmakologi Memakai obat – obatan analgetik 2. Non farmakologi a. Masase kutaneus b. Terapi es dan panas c. TENS d. Distraksi - Menyanyi - Berdoa - Bermain suatu permainan - Mendengar kan musik e. Relaksasi f. Imajinasi Faktor penyebab : a. Faktor kejiwaan b. Faktor konstitusi c. Faktor obstruksi kanalis servikalis d. Faktor endokrin e. Faktor alergi Dismenore

(27)

F. Kerangka konsep

Dari kerangka teori yang ada maka dibuat konsep penelitian sebagai berikut : Variabel independen Variabel Dependen

Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

G. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas) adalah sebelum terapi musik dan sesudah terapi musik.

2. Variabel dependent (variabel terikat) adalah perubahan tingkat dismenore.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh terapi musik terhadap tingkat dismenore pada remaja putri di SMK Pati Unus Kecamatan Karangawen.

Terapi musik

Gambar

Gambar 2.1. Skala intensitas nyeri Wong Bakers dalam Tamsuri (2006)
Gambar 2.2. Kerangka Teori Smeltzer &amp; bare (2001),  Wiknjosastro (1999).
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah atau dikurang dengan biaya

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

mudah memperoleh pengetahuan agama, meskipun mereka dari latar belakang pendidikan rendah, namun semangat mereka dalam mendalami agama patut diapresiasi. Keenam

Merumuskan arahan peningkatan pelayanan kereta komuter Surabaya-Lamongan dari segi pelayanan internal dan eksternal berdasarkan preferensi pengguna dengan

 Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer  Tujuan: mengetahui kepekatan urine.  Alat

Penelitian lain yang menunjukkan kemunculan patologis pada sisa rangka manusia berkaitan dengan gaya hidup dari periode transisi ke agrikultur, misalnya saja