• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LOKASI PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Indonesia. Dengan luas mencapai 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara, Kota Medan menjadi kota terbesar yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Di awal berdirinya, kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa. Terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi kota Medan yang bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Babura, Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei Sulang saling. Guru Patimpus mendirikan Kota Medan pada tahun 1590. Tahun 1833 orang Eropa yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan menemukan kampung yang bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk 200 orang yang dipimpin oleh seseorang yaitu bernama Tuanku Pulau Berayan yang bermukim disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan yang membawa lada yang menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara resmi mendapatkan status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir timur serta Sultan Deli berpindah ke Medan.

Medan berubah menjadi kota penting diluar Pulau Jawa pada tahun 1909, terutama setelah pemerintah kolonial belanda membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Saat itu Dewan Kota yang pertama terdiri dari dua belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra, dan seorang Tionghoa.

Usaha perkebunan berkaitan erat dengan pembukaan lahan bagi perkebunan tembakau yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys dan berpusat dipertemuan dua alur sungai (Sungai Babura dan Sungai Deli) yaitu suatu wilayah yang disebut dengan Medan Putri. Tujuan kedatangan Neinhuys ke Deli adalah sebagai suatu rangkaian perjalanan mencari lahan untuk perkebunan tembakau sebagai tugas dari perusahaan dagang. Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsensi tanah oleh Sultan Mahmud kepada Neinhuys yang turut menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat yang termasuk dalam konsesi tersebut Konsensi tanah tersebut yang meliputi kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman tembakau dan pala pada

(2)

masa itu. Pada tahun 1870 kegiatan perkebunan atas konsensi tanah tersebut atau disebut juga Perkebunan Deli Mij telah menjadi luas37

37 Pemdasu. Sumetera Utara Dalam Lintasan Sejarah.hal.314-319 .

Akhir abad ke-19 dan awal abad 20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Pada gelombang pertama kedatangan orang Tionghoa dan jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tapi setelah tahun1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, sebab sebagian besar dari meraka lari meninggalkan perkebunan dan sering membuat kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Lalu pada gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, melainkan untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

2.2. Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan.

Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Pesetujuan Dalam Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan.

(3)

Gambar 2.1: Peta Kota Medan

Perkembangan terkhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis,demografis dan sosial ekonomis.

(4)

Tabel 2.1

Luas Lahan Peruntukan di Kota Medan38

No Jenis Lahan Persentase

1 Permukiman 36,3 % 2 Perkebunan 3,1 % 3 Lahan Jasa 1,9 % 4 Sawah 6,1 % 5 Perusahaan 4,2 % 6 Kebun Campuran 45,4 % 7 Industri 1,5 % 8 Hutan Rawa 1,8 %

Wilayah Kota Medan hampir seluruhnya berbatasan langsung dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, timur dan selatan. Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui sebagai salah satu jalur lalu lintas terpadat didunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya dibidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alamnyaseperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerja sama dan kemitraan sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dangan daerah-daerah sekitarnya.39

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

2.3. Gambaran Kultural Kota Medan

38Sumber : Medan dalam Angka 2014

(5)

Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan.40

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berdiri pada 6 Februari 2008, merupakan partai berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendirianya terkait dengan kondisi bangsa, dimana mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan dan sistem politik yang tak kunjung mampu melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Indonesia dari kemeleratan.

2.4. Sejarah Berdirinya Partai Gerindra

41

Gambar 2.2: Logo Partai Gerindra

Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan

40

http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 21.29

(6)

tujuan bersama dari seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita kemerdekaan tersebut hanya dapat dicapai dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun segala kehidupan secara seimbang lahir dan batin dengan landasan Pancasila. Selanjutnya kehidupan bangsa yang lebih maju, modern, dan mandiri menuntutpembaruan terus‐menerus melalui usaha-usaha yang disesuaikan dengankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan zaman dengan tetap memelihara nilai‐nilai luhur dan kepribadian bangsa Indonesia.

Dalam menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi, identitas dan jatidiri bangsa tetap menjadi fondasi utama untuk memperjuangkan kepentingannasional dan tatanan baru. Terjadinya penyelewengan terhadap cita-citaProklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 di berbagai bidang perlu dikoreksi.Haluan baru dan tatanan baru bagi kehidupan bangsa dan Negara Republik Indonesia harus dilandaskan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Hakikat tatanan baru adalah sikap mental yang menuntut pembaharuan danpembangunan yang terus‐menerus dalam rangka melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.

Sejak Proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih bergulat memerangi kemiskinan dan kemelaratan serta berjuang untuk tegaknya keadilan.Sistem politik dan ekonomi tidak mampu menutup kesenjangan antara kaum miskin dan kaum kaya, yang akhirnya menciptakan jurang ketidakadilan. Ketikakondisi mayoritas rakyat berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tak kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan kebijakan politik, sosial, dan ekonomi untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia. Sistem politikkita tidak mampu membangun kepemimpinan nasional yang kuat, yang dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang kemakmuran yang berkeadilan.

Pada sisi lain, sejak era reformasi, sistem perekonomian kita semakin liberal dan kapitalistik. Sistem ekonomi kerakyatan yang diletakkan dasarnya olehpara pendiri bangsa melalui Pasal 33 UUD 1945 semakin ditinggalkan. Kondisiini telah menyebabkan kehidupan rakyat pada umumnyajauh dari kesejahteraan.Kekayaan alam menjadi lahan pertarungan perebutan pengaruh diantara

(7)

kekuatankekuatanpolitik dan kekuatan asing, tidak untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jumlah kemiskinan dan pengangguran tetap menjadi masalah utama.Karena itu, tidak ada pilihan lain, kita harus mewujudkan kemandirian bangsadengan membangun sistem ekonomi kerakyatan.

Budaya bangsa harus menjadi jati diri dan kekuatan bersama. Wawasan kebangsaan mempererat persatuan dan kesatuan manusia Indonesia. Perbedaan diantara kita tidaklah menjadi sebab untuk terpecah belah, tetapi hendaknya menjadirahmat dan kekuatan bangsa Indonesia. Partai Gerindra dideklarasikan pada tanggal 6 Februari 2008 di Jakarta. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) hadir di tengah masyarakat karena terpanggil untuk memberikan amal baktinyakepada Negara dan rakyat Indonesia. Partai Gerindra adalah partai rakyat yangberjuang untuk tegaknya Pancasila, UUD 1945 sebagaimana ditetapkan pada 18Agustus 1945, dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Partai Gerindra adalah partai rakyat yang mendambakan Indonesia yang bangun jiwanya, dan bangun badannya. Partai Gerindra adalah partai rakyat yangbertekad memperjuangkan kemakmuran dan keadilan disegala bidang. Partai Gerindra menyatakan diri tampil di pentas demokrasi untuk perubahan kepemimpinan nasional, dan perubahan tata laksana penyelenggaraan Negara. Partai Gerindra mendukung segala upaya untuk pembangunan bangsa (nation building) dan karakter manusia Indonesia.42

Partai Gerindra senantiasa berjuang bersama rakyat serta menjadikan kekuatan rakyat sebagai kekuatan utama dalam membangun bangsa dan masyarakat Indonesia. Berangkat dari hal

Partai Gerindra bertekad memerdekakan rakyat Indonesia dari penjajahanbekonomi dan politik yang membelenggu dan merampas kehormatan manusia Indonesia. Partai Gerindra menjunjung tinggi kebebasan intelektual sebagaiamanah Pancasila dan UUD 1945. Partai Gerindra memposisikan diri sebagai partai gerakan yang mandiri, produktif, dan berpijak pada kearifan lokal, dalamupaya menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Sebagai gerakan,

42 Ibid

(8)

tersebut, Prabowo berinisiatif membangun sebuah wadah baru yang kemudian lahirlah partai baru yang dengan nama Gerindra. Prabowo sendiri tidak ikut sebagai Pendiri (dibelakang layar) karena masih terikatdengan Partai Golongan Karya (Golkar). Pendiriannya dilakukan oleh sekelompokpendukungnya seperti Fadli Zon, Suhardi, Ahmad Muzani dan Muchi PR. Barusetelah keluar dari Partai Golkar, Prabowo akhirnya resmi menjadi anggota Partai tanggal 12 Juli 2008.

2.4.1. Visi dan Misi Partai Gerindra

Keberadaan Partai Gerindra dalam pentas politik nasional memiliki visi“menjadi partai politik yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada nilainilai nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.” Untuk mewujudkan visi tersebut, Partai Gerindra mengemban misi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:

1. Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara Kesatuan RepublikIndonesia

yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2. Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan padapembangunan

ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yangberkelanjutan, dan pemeratan

hasil-hasil pembangunan bagi seluruh wargabangsa dengan mengurangi

ketergantungan kepada pihak asing.Membentuk tatanan sosial dan politik

masyarakat yang kondusif untukmewujudkan kedaulatan rakyat dan

kesejahteraan rakyat.

3. Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga takbersalah

dan persamaan hak di depan hukum.

4. Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui Pemilu

5. Legislatif dan Pemilu Presiden untuk menciptakan lapisan

kepemimpinannasional yang kuat.

(9)

2.4.2. Prinsip Dasar Partai Gerindra

Dalam mewujudkan visi dan misi, Partai Gerindra mengacu pada prinsiprinsip

dasar sebagai berikut :

1. Prinsip Disiplin

Disiplin merupakan prinsip dasar dari seluruh pejuangan Partai Gerindradalam mencapai tujuan bersama. Dengan disiplin, seluruh sumber daya terfokus dan terorganisir sehingga mencapai usaha maksimal. Dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, Partai Gerindra senantiasa mengedepankan disiplin dalam setiap gerak dan langkah.

2. Prinsip Kedaulatan

Kedaulatan merupakan perwujudan sejati dari sebuah kemerdekaan, yang meliputi kedaulatan atas diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.Menghargai dan menghormati kedaulatan setiap entitas merupakan landasan penting dalam tata pergaulan sosial, politik, dan ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai Gerindra bersikap dan bertindak berdasarkan penghormatan dan penghargaan terhadap kedaulatan setiap individu serta menjagadan mempertahankan kedaulatan bangsa.

3. Prinsip Kemandirian

Kemandirian dimaknai sebagai bekerja dan berkarya berdasarkankemampuan diri sendiri dan tidak menggantungkan diri pada bantuan pihak lain.Kemandirian juga dimaknai sebagai manifestasi dari kepercayaan diri dan penghargaan atas diri sendiri serta menempatkan setiap individu sebagai entitas yang memiliki kemampuan dan karya. Partai Gerindra bersikap dan bertindak berdasarkan kemampuan yang dimiliki serta menghargai kemandirian setiap individu.

(10)

4. Prinsip Persamaan Hak

Dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap individu memilikipersamaan hak yang dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku. Tak ada yang dikecualikan dan dibedakan haknya, kecuali dikarenakan oleh karya dan kerja individu itu sendiri. Partai Gerindra bersikap dan bertindak dengan mengedepankan persamaan hak setiap individu dan mengembangkan sikap anti diskriminasi.

5. Prinsip Kerjasama dan Gotong Royong

Sikap kerjasama dan gotong royong yang dilandasi oleh penghormatanatas kedaulatan, kemandirian, dan persamaan hak dalam mengerjakan dan menuntaskan sebuah pekerjaan sejatinya merupakan kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Tidak ada individu yang bias hidup tanpa membutuhkan individu lain. Partai Gerindra sangat menyadari pentingnya kerjasama, karena itudalam setiap sikap dan tindakan, Partai Gerindra mengedepankan danmengembangkan kerjasama dan gotong royong dengan entitas masyarakat lainnya sebagai landasan pergaulan berbangsa dan bernegara.

6. Prinsip Musyawarah

Musyawarah merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia yang luhur.Musyawarah memberikan penghormatan kedaulatan individu dan mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi. Musyawarah harus dijadikan jalan utama dalam memecahkan setiap permasalahan sehingga tidak memunculkan konflik dan kebuntuan.

(11)

2.5. STRUKTUR KEPENGURUSAN DPC GERINDRA KOTA MEDAN

Adapun struktur kepengurusan DPC Gerindra Kota Medan adalah sebagai berikut :

Ketua : BOBBY O. ZULKARNAEN, SE Sekretaris : JHON SARI HALOHO, SH, MM Bendahara : CUI TJING HUI (AWI)

Gambar

Gambar 2.1: Peta Kota Medan
Gambar 2.2: Logo Partai Gerindra

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain (Djunaidi, Setiawan, & Andista, 2005) “penentuan jumlah produksi dengan metode fuzzy-mamdani” di mana variabel input yang digunakan yaitu

Posisi penolong pada tindakan piat antung na'as buatan (*P4) adalah tersebut di bawah ini- kecuali.. "aris bahu penolong seaar dengan sumbu tulang dada

Analisis yang digunakan adalah model persamaan struktural (SEM) dan terlebih dahulu dilakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi

Penelitian ini telah melakukan analisis untuk mengindentifikasi gerakan operator saat pengoperasian traktor untuk tarnsportasi, analisis ini dilakukan menggunakan

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengambil data, meliputi nomer rekam medik, identitas pasien, indikasi dilakukannya bedah sesar, antibiotik yang

T2 tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pengujian terhadap properties untuk aplikasi yang bersifat concurrent, dan dengan demikian temporal properties di sini

Subjek penelitian adalah Usman SE (Pembina sekaligus koreografer sanggar Bilapasie), Rifdah (Senior sanggar Bilapasie), dan Zumara (Senior sanggar Bilapasie).

Salah satu cara yang paling sukses dalam meningkatkan coercivitas magnetic dari campuran yang bahan dasamya cobalt adalah penggunaan material underlayer yang sesuai yang