• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU MADRASAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU MADRASAH"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS PELATIHAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI

GURU MADRASAH

DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA

TAHUN 2014

(2)

Diterbitkan oleh:

Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia 2014

(3)

PERANGKAT PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

1. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

-

Jenjang SD/MI

Kelas I

Kelas IV

-

Jenjang SMP/MTs

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendidikan Jasmani dan Olah Raga (PJOK)

Seni Budaya

Prakarya

-

Jenjang SMA/MA dan SMK/MAK

Bahasa Indonesia

Sejarah

Matematika

7

Buku Guru

(4)

KATA PENGANTAR

Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Beberapa alasan perlunya pengembangan Kurikulum 2013 adalah: a) Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran; b) Kecenderungan banyak negara menambah jam pelajaran; dan c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkanjam pelajaran di Indonesia dengan Negara lain relatif lebih singkat.

Madrasah merupakan bagian dari sistem pendidikan di Indonesia. Kementerian Agama akan memberlakukan Kurikulum 2013 di semua jenjang madrasah pada tahun ajaran 2014/2015. Guru sebagai ujung tombak dalam suksesnya implementasi kurikulum perlu diberikan pembekalan yang cukup dalam bentuk pelatihan. Pelatihan dalam rangka implementasi kurikulum direncanakan akan diikuti oleh semua guru di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.

Dalam rangka efektifitas pelaksanaan pelatihan bagi guru pelaksana Kurikulum 2013 nanti, maka Petunjuk Teknis Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah disusun dengan mengacu kepada Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013 di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam sebagai acuan seluruh jajaran Kementerian Agama dalam rangka pelaksanaan pelatihan tersebut.

Jakarta, Maret 2014

An.Direktur Jenderal Pendidikan Islam Direktur Pendidikan Madrasah

Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, MA NIP. 196911101994031005

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Dasar Hukum ... 2 C. Tujuan ... 3 D. Sasaran ... 3 E. Ruang Lingkup ... 4 BAB II ... 5

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ... 5

A. Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 ... 5

B. Tujuan Pelatihan ... 6

C. Peserta Pelatihan ... 6

D. Kompetensi Peserta Pelatihan ... 8

E. Strategi Pelaksanaan Pelatihan ... 8

F. Struktur Program Pelatihan / Kurikulum Pelatihan ... 8

G. Materi Pelatihan ... 11

BAB III ... 12

MEKANISME PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ... 12

A. Pengelolaan Pelatihan ... 12

B. Pendekatan, Pola dan Proses Pelatihan ... 12

C. Tindak Lanjut Pasca Pelatihan ... 14

D. Narasumber, Penatar dan Fasilitator ... 14

1. Nara Sumber ... 14

2. Penatar ... 14

3. Fasilitator ... 16

E. Sumber Dana ... 16

F. Durasi Pelatihan ... 16

1. Jam pelajaran per hari ... 16

BAB IV... 18

PENILAIAN PESERTA DAN PELAKSANAAN PELATIHAN ... 18

A. Tujuan Penilaian ... 18

B. Penilaian Peserta ... 18

1. Tes Awal dan Tes Akhir ... 18

2. Penilaian Proses ... 25

3. Nilai Akhir ... 27

4. Sertifikat Pelatihan ... 28

C. Penilaian Peserta Terhadap Penatardan Fasilitator ... 28

(6)

BAB V ... 30

ORGANISASI PENYELENGGARA PELATIHAN KURIKULUM 2013 ... 30

A. Organisasi Umum Pelaksana Pelatihan ... 30

B. Tugas dan Peran Tiap Tim ... 31

BAB VI... 32

PENJAMINAN MUTU PELATIHAN... 32

A. Ruang Lingkup ... 32

B. Monitoring Dan Evaluasi Program ... 32

C. Pengawasan Program ... 33

D. Pelaporan ... 33

BAB VII ... 34

PENUTUP ... 34

LAMPIRAN ... 35

Lampiran 1: Jumlah Peserta Pelatihan Guru MI ... 36

Lampiran 2: Jumlah Peserta Pelatihan Guru MTs ... 38

Lampiran 3: Jumlah Peserta Pelatihan Guru MA... 40

Lampiran 4: Jumlah Peserta Pelatihan Kepala Sekolah dan Perngawas ... 41

Lampiran 5: Kompetensi Peserta Pelatihan dan Indikator Keberhasilan ... 42

Lampiran 6: Jadual Pelatihan ... 45

Lampiran 7: Format NilaiKetrampilan untuk Peserta Pelatihan Kurikulum 2013 ... 57

Lampiran 8: Format Penilaian Sikap ... 58

Lampiran 9. Format Rekapitulasi Penilaian Sikap... 59

Lampiran 10: Format Rekapitulasi Nilai Akhir Pelatihan ... 61

Lampiran 11: Format Penilaian Penatar/Fasilitator ... 62

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perkembangan kurikulum di Indonesia sejak jaman kemerdekaan sampai dengan akan diberlakukannya Kurikulum 2013 dapat digambarkan pada diagram dibawah ini.

Gambar1.1 Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, masih dijumpai beberapa masalah sebagai berikut.

1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.

2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(8)

4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.

5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.

8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

Kurikulum 2006 (KTSP) dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu tantangan abad ke 21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowlwdge-based society dan kompetensi masa depan.

Kementerian Agama berencana untuk melaksanakan Kurikulum 2013 pada seluruh madrasah binaan yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) pada tahun ajaran 2014/2015. Untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 tersebut, Kementerian Agama memandang perlu untuk melakukan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah dan pengawas madrasah.

Pada tahun anggaran 2014 akan dilaksanakan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru Sasaran. Pelatihan Guru Sasaran menjadi tanggungjawab Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Agar kegiatan pelatihan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, perlu disusun “Pedoman Umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam”untuk dijadikan sebagai acuan oleh fihak yang akan melaksanakan pelatihan tersebut.

B. Dasar Hukum

Program Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah berbasis kompetensi yang dikembangkan dengan memperhatikan beberapa peraturan sebagai berikut.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentangGuru danDosen.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan.

(9)

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013

Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.

C. Tujuan

Buku pedoman ini disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi semua pihak yang akan melaksanakan kegiatan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah.

D. Sasaran

Pedoman ini disusun untuk digunakan oleh beberapa unit pelaksana pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 guru madrasah sebagai berikut.

1. Institusi Pelaksana Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Guru Madrasah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota (pelatihan ke guru sasaran).

2. Tim Pemantau Implementasi Kurikulum 2013.

(10)

E. Ruang Lingkup

Pedoman ini memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, materi, strategi, jenis kegiatan dan rambu-rambu penyelenggaraan pelatihan serta proses penilaian.

(11)

BAB II

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan KTSP dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 didasari pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka. Perbedaan paradigma atau pola pikir dalam penyusunan Kurikulum 2004 dan KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013 sebagaimana dicantumkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Perubahan pola pikir pada Kurikulum 2013

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan

dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan

Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, 4 Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang

lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

Perubahan tersebut diatas harus disosialisasikan secara luas pada semua fihak yang berkepentingan secara langsung dengan pendidikan di madrasah maupun fihak lain yang berkepentingan. Strategi yang digunakan dalam sosialisasi Kurikulum 2013 dengan cara menginformasikan kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan masyarakat serta pelatihan Kurikulum 2013 kepada guru, kepala sekolah dan pengawas madrasah. Pelatihan implementasi Kurikulum 2013 bagi guru madrasah mengkuti strategi, pola, materi/bahan yang digunakan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pelatihan Kurikulumm 2013 bagi guru sekolah binaannya.

(12)

B. Tujuan Pelatihan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 agar terjadi perubahan pola fikir (mindset) guru madrasah dalam mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan evaluasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan baik dan benar.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 adalah agar guru madrasah mampu memahami materi pelatihan yang terdiri atas:

a) rasional Kurikulum 2013; b) elemen perubahan kurikulum;

c) Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD);

d) strategi implementasi Kurikulum 2013; e) isi Buku Guru;

f) isi Buku Siswa;

g) penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); h) cara penilaian sesuai tuntutan Kurikulum 2013;

i) cara melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013; dan

j) skenario pelaksanaan pelatihan dan metodologi pelatihan Implemenasi Kurikulum 2013.

C. Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 terdiri dari Guru Madrasah (MI, MTs, dan MA). Guru Kelas/Mata Pelajaran adalah guru dari sekolah terpilih yang akan mengajar pada tahun ajaran 2014. Guru Inti akan melatih Guru Kelas/Mata Pelajaran sedangkan Instruktur Nasional akan melatih Guru Inti. Dalam situasi tertentu, jika di provinsi tidak tersedia Instruktur Nasional, maka provinsi bisa merekrut Widyaiswara yang ada di Balai Diklat Keagamaan, LPMP, atau perguruan tinggi dengan syarat mereka harus bersertifikat.

Guru madrasah yang akan mengikuti pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sebagai berikut.

1. Jenjang MI a) Guru Kelas I b) Guru Kelas IV 2. Jenjang MTs

a)

Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

b)

Guru Bahasa Indonesia

(13)

d)

Guru Matematika

e)

Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

f)

Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

g)

Guru Seni Budaya

h)

Guru Pendidikan Jasmani dan Olah Raga (PJOK)

i)

Guru Prakarya

3. Jenjang MA

a) Guru Bahasa Indonesia (kelas X) b) Guru Sejarah Indonesia (kelas X) c) Guru Matematika (kelas X)

Secara nasional jumlah madrasah, guru kelas/mapel yang akan mengikuti pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dicantumkam dalam tabel berikut.

Tabel 2.2 Sasaran Nasional Pelatihan Kurikulum 2013 No. Jenjang/Mata Pelajaran Jumlah Madrasah Jumlah Guru I MI 1 Guru Kelas II MTs 1 PPKN 2 B. Indonesia 3 B. Inggris 4 Matematika 5 IPA 6 IPS 7 Seni Budaya 8 Penjaskes 9 Prakarya III MA 1 B. Indonesia 2 Matematika 3 Sejarah IV Semua Jenjang 1 Pengawas

2 Guru Mapel Keagamaan 3. Kepala Sekolah

Jumlah

(14)

D. Kompetensi Peserta Pelatihan

Secara umum kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para peserta setelah mengikuti pelatihan sebagai berikut.

1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013.

2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.

3. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum 2013 (rasional, elemen perubahan, SKL, KI dan KD, serta strategi implementasi).

4. Memiliki keterampilan menganalisis keterkaitan antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Buku Guru, dan Buku Siswa.

5. Memiliki keterampilan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada Kurikulum 2013.

6. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar. 7. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning. 8. Memiliki keterampilan melaksanakan penilaian autentik dengan benar.

9. Memiliki keterampilan berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar, dan santun. Uraian lebih lanjut tentang kompetensi peserta pelatihan, indikator, materi pelatihan, dan kegiatan pelatihan (metoda pelaksanaan) dicantumkan dalam Lampiran 5.

E. Strategi Pelaksanaan Pelatihan

Kegiatan pelatihan guru dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan kegiatan utama adalah Pelatihan Guru Sasaran.

Strategi pelaksanaan untuk kegiatan utama pelatihan tersebut diatas dicantumkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Strategi Pelaksanaan Pelatihan

No. Kegiatan Utama Strategi

1. Pelatihan Guru

a. Guru Kelas I dan IV MI b. Guru MTs

c. Guru MA

• Guru yang mengajar di sekolah sasaran • Dilatih oleh Guru Inti

• Pre dan Test akhir • Evaluasi berbasis PAP

F. Struktur Program Pelatihan / Kurikulum Pelatihan

Struktur program pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 secara umum berisi materi pelatihan sebagai berikut:

1. Perubahan Mindset; 2. KonsepKurikulum 2013; 3. Analisis Materi Ajar;

4. Perancangan Model Pembelajaran; 5. Praktik Pembelajaran Terbimbing, 6. Pendampingan;

(15)

Durasi pelatihan untuk Instruktur Nasional, Guru Inti dan Guru Kelas/Mata Pelajaran direncanakan 52 Jam atau 5 (lima) hari. Rincian struktur program pelatihan untuk Guru Kelas/Mata Pelajaran, Kerpala Sekolah dan Pengawas tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 2.4.a Struktur Pelatihan Instruktur Nasional, Guru Inti, dan Guru Sasaran

No MateriPelatihan

Alokasi Waktu (JP)

MI MTs MA

IPA IPS Lainnya

0. PERUBAHAN MINDSET 2 2 2 2 2 1. KONSEP KURIKULUM 2013 4 4 4 4 4 1.1 Rasional 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1.2 Elemen Perubahan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1.3 SKL, KI dan KD 2 2 2 2 2 1.4 Strategi Implementasi 1 1 1 1 1

2. ANALISIS MATERI AJAR 12 12 12 12 12

2.1 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu 2

Konsep Pembelajaran IPA Terpadu 2

Konsep Pembelajaran IPS Terpadu 2

2.2 Konsep Pendekatan Scientific 2 2 2 2 2

2.3 Model Pembelajaran 2 2 2 2

2.4 Konsep Penilaian Autentik pada Proses

dan Hasil Belajar 2 2 2 2 2

2.5

Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi)

6 4 4 6 6

3. MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN 8 8 8 8 8

3.1 Penyusunan RPP 5 5 5 5 5

3.2 Perancangan Penilaian Autentik 3 3 3 3 3

4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING 22 22 22 22 22

4.1 Simulasi Pembelajaran 8 8 8 8 8

4.2 Peer Teaching 14 14 14 14 14

PENDAMPINGAN 2 2 2 2 2

TES AWAL DAN TES AKHIR 2 2 2 2 2

TOTAL 52 52 52 52 52

Keterangan:

(16)

Tabel 2.5 Struktur Pelatihan Kepala Sekolah

No. MATA DIKLAT Alokasi Waktu

(JP)

1 Konsep Kurikulum 2013 4

• Rasional 0,5

• Elemen perubahan Kurikulum 2013 0,5

• SKL, KI dan KD 2

• Strategi Implementasi Kurikulum 2013 1

2 Analisis Materi Ajar Semester I 8

• Konsep pembelajaran Tematik 3

• Analisis Buku Guru 2

• Analisis Buku Siswa 3

3 Perancangan Model Belajar Semester I 8

• Perancangan RPP 5

• Perancangan Penilaian 3

4 Praktek Pembelajaran Terbimbing 24

• Simulasi Pembelajaran 8

• Peer Teaching 16

5 Kepemimpinan Pembelajaran, Manajemen Perubahan dan Budaya Sekolah 10

• Budaya sekolah 2

• Manajemen perubahan 4

• Kepemimpinan pembelajaran dan supervisi akademik 4

6 Pengelolaan Pembelajaran * 8

6.a Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu (SD) (8*)

6.b Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu (SMP) (8*)

6.c Pengelolaan Peminatan Peserta Didik (SMA/SMK) (8*)

7 Pendampingan / Rencana Tindak Lanjut (RTL) 4

8 Evaluasi Peserta

• Pre-test 2

• Post-test 2

JUMLAH 70

Keterangan:

* dilaksanakan secara parallel JP = Jam Pelajaran @45 menit

Tabel 2.6 Struktur Pelatihan Pengawas

No. MATA DIKLAT Waktu (JP) Alokasi

1 KONSEP KURIKULUM 2013 4

• Rasional 0,5

• Elemen Perubahan Kurikulum 2013 0,5

• SKL, KL dan KD 2

(17)

2 ANALISIS MATERI AJAR SEMESTER I 8 • Konsep pembelajaran Tematik pada proses dan hasil belajar 3 • Analisis Buku Guru (kesesuaian, kecukupan, dan Kedalaman Materi) 5 • Analisis Buku Siswa (kesesuaian, kecukupan, dan Kedalaman Materi)

3 PERANCANGAN MODEL BELAJAR SEMESTER I 8

• Perancanga RPP (aktivitas belajar dengan pendekatan scientific), Analaisis dan Pemilihan Model Pembelajaran

5 • Perancangan Penilaian (Tes, Portofolio, serta rancangan peneratapan

Authentic Asessment 3

4 PRAKTEK PEMBELAJARAN 24

• Simulasi Pembelajaran (aktivitas siswa belajar dan guru) 8 • Peer Teaching (perencanaan bersama, observasi, dan refleksi

menggunakan APKG) 16

5 SUPERVISI PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 10

6 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN* 8

6.a Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu (SD) (8)

6.b Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dan Terpadu (SMP) (8) 6.c Pengelolaan Pembelajaran Berdasarkan Peminatan (SMA/SMK) (8)

7 PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

• Penjelasan Strategi Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 4 8 EVALUASI PESERTA

• Pre-test 2

• Post-test 2

JUMLAH 70

Keterangan:

* dilaksanakan secara parallel JP = Jam Pelajaran @45 menit

G. Materi Pelatihan

Materi pelatihan disusun oleh Tim Pusat. Semua tingkat pelatihan akan menggunakan materi pelatihanyang sama, namun menggunakan contoh-contoh pembelajaran yang spesifik untuk masing-masing kelas.

Materi pelatihanyang digunakan dalam pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 secara garis besar terdiri dari:

1. Perubahan Mindset 2. Konsep Kurikulum 2013

3. Model Rancangan Pembelajaran 4. Praktik Pembelajaran Terbimbing

Materi pelatihan dikemas dalam bentuk cetakan (hard copy) dan file computer CD (soft copy).

(18)

BAB III

MEKANISME PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Pengelolaan Pelatihan

1. Koordinasi Pelatihan

Pengelolaan pelatihan dilakukan dan dikoordinasikan secara terpusat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan melibatkan unsur provinsi dan kabupaten/kota.

2. Penyelenggaraan Pelatihan

Penyelenggaraan pelatihan untuk beberapa kelompok peserta pelatihan sebagai berikut. a. Pelatihan Kepala Sekolah dilaksanakan di tingkat Provinsi oleh Kantor Wilayah

Kementerian Agama atau kabupaten/kota.

b. Pelatihan Guru dilakukan di provinsi atau kabupaten/kota oleh Kantor Kementerian Agama.

3. Materi/Bahan Pelatihan

Pelatihan untuk semua jenjang dan kelompok peserta menggunakan materi/bahan yang telah disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pelaksanaan pelatihan guru.

4. Penanggungjawab Pelatihan

Penanggungjawab guru madrasah adalah Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kemeterian Agama Kabupaten/Kota terkait.

B. Pendekatan, Pola dan Proses Pelatihan

Pendekatan, pola dan proses pelatihan pada prinsipnya mengikuti pendekatan, pola dan proses yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru menggunakan pendekatan andragogi dengan menerapkan pola diskusi. Paparan teori atau ceramah lainnya dilakukan sebagai sisipan untuk memperkaya materi dalam proses diskusi atau pengambilan kesimpulan.

Pelatihan direncanakan secara bertingkat, diawali dengan pelatihan untuk Instruktur Nasional dengan penatar Tim Pengembang Kurikulum dan Narasumber Nasional. Tingkat ke dua pelatihan untuk Guru Inti dengan penatar Instruktur Nasional. Tingkat ke tiga adalah pelatihan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas dengan penatar Guru Inti/Kepala Sekolah Inti/Pengawas Inti.

(19)

Strategi pelaksanaan secara umum dapat disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Strategi Umum

Proses pelatihan untuk Instruktur Nasional, Guru Inti dan Pengawas, Kepala Sekolah serta Guru Kelas/Mapel mengikuti langkah-langkah yang dicantumkan dalam diagram dibawah ini.

Gambar 3.2 Proses Pelatihan Instruktur Nasional, Guru Inti, dan Guru Peserta NARASUMBER NASIONAL PELATIHAN GURU INTI PELATIHAN GURU KELAS/MAPEL PELATIHAN

INSTRUKTUR NASIONAL melaksanakan pelatihan guru Inti Instruktur Nasional yang siap

Guru Inti yang siap melaksanakan pelatihan Guru kelas/mapel Guru MI, MTs, MA yang telah siap mengimplementasikan Kurikulum 2013

pada bulan Juli 2013 Hasil yang diharapkan

(20)

C. Tindak Lanjut Pasca Pelatihan

Guru MI, MTs dan MA yang telah mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum 2013 wajib menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran mulai tahun ajaran 2014/2015. Selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, guru akan dibimbing oleh Kepala Sekolah dan Pengawas. Disamping itu, guru juga akan mendapatkan program pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 dari Guru Inti. Mekanisme pelaksanaan pendampingan akan dijelaskan dalam panduan tersendiri.

D. Narasumber, Penatar dan Fasilitator

Pelaksanaan pelatihan akan melibatkan narasumber, tim penatar dan fasilitator sebagai berikut.

1. Nara Sumber

Yang dimaksud dengan narasumber adalah pejabat pusat, provinsi, atau kabupaten/kota yang ditugasi untuk memaparkan hal-hal yang terkait dengan peraturan dan kebijakan tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi madrasah.

2. Penatar

Penatar terdiri dari Penatar Nasional, Instruktur Nasional, dan Guru Inti. Jumlah instruktur pelatihan yang harus berada selama pelaksanaan pelatihan 2 (dua) orang per kelas. Jumlah peserta pelatihan per kelas maksimal 40 (empat puluh) orang.

a. Tim Penatar Nasional

Anggota Tim Penatar Nasional adalah para widiyaiswara dari PPPPTK yang ditunjuk untuk melaksananakan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah.

b. Instruktur Nasional

1) Spesialisasi Instruktur Nasional

Instruktur Nasional yang akan ditatar disesuaikan dengan jenis guru yang akan melaksanakan Kurikulum 2013. Jenis spesialisasi Instruktur Nasional dicantumkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1Spesialisasi Instruktur Nasional

Jenjang

Pendidikan Jenis Spesialis Instruktur Nasional

MI 1. Instruktur Nasional Guru Kelas

MTs

1. Instruktur Nasional PPKn

2. Instruktur Nasional Bahasa Indonesia 3. Instruktur Nasional Matematika 4. Instruktur Nasional IPA

5. Instruktur Nasional IPS

6. Instruktur Nasional Bahasa Inggris 7. Instruktur Nasional Seni &Budaya

(21)

Jenjang

Pendidikan Jenis Spesialis Instruktur Nasional

8. Instruktur Nasional PJOK 9 Instruktur Nasional Prakarya MA

1 Instruktur Nasional Bahasa Indonesia 2 Instruktur Nasional Matematika 3 Instruktur Nasional Sejarah Semua Jenjang 1 Guru Keagamaan

2 Pengawas 2) Persyaratan Instruktur Nasional

Calon Instruktur Nasional dapat berasal dari dosen, widyaiswara, dan guru. Persyaratan untuk menjadi Instruktur Nasional sebagai berikut.

a) Kualifikasi pendidikan minimal S1 program studi yang relevan, diutamakan yang memiliki kualifikasi S2;

b) Untuk dosen diutamakan memiliki NIA (nomor induk asessor) sertifikasi guru pada bidang studi yang relevan;

c) Untuk widyaiswara harus memiliki pengalaman pelatihan penyusunan kurikulum;

d) Bagi guru selain memiliki sertifikat pendidik memiliki pula sertifikat sebagai guru inti, guru berprestasi, dan guru pemenang lomba tingkat nasional;

e) Memiliki dedikasi dan pengabdian yang tinggi

f) Lulus Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru yang dilaksanakan oleh Tim Penatar Nasional.

c. Guru Inti

1) Spesialisasi Guru Inti

Guru Inti yang akan ditatar disesuaikan dengan jenis guru yang akan melaksanakan Kurikulum 2013. Jenis spesialisasi Guru Inti dicantumkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1Spesialisasi Guru Inti

Jenjang

Pendidikan Jenis Spesialis Guru Inti

MI 1. Guru Inti Guru Kelas 1 2. Guru Inti Guru Kelas 4

MTs

1. Guru Inti PPKn

2. Guru Inti Bahasa Indonesia 3. Guru Inti Matematika 4. Guru Inti IPA

5. Guru Inti IPS

6. Guru Inti Bahasa Inggris 7. Guru Inti Seni &Budaya

(22)

Jenjang

Pendidikan Jenis Spesialis Guru Inti

8. Guru Inti PJOK 9 Guru Inti Prakarya

MA 1 2 Guru Inti Bahasa Indonesia Guru Inti Matematika 3 Guru Inti Sejarah

Semua Jenjang 1 Guru Keagamaan 2 Pengawas 2) Persyaratan Guru Inti

Calon Guru Inti adalah guru yang mengajar pada madrasah dengan persyaratan sebagai berikut.

a) Kualifikasi pendidikan minimum S1 yang relevan dengan mata pelajaran b) Mempunyai pengalaman sebagai pelatih bagi pendidik atau tenaga

kependidikan sekurang-kurangnya selama 4 (empat) tahun c) Memiliki dedikasi dan pengabdian yang tinggi

d) diprioritaskan bagi guru yang memiliki penghargaan sebagai Guru Berprestasi, Pemenang Lomba Kreatifitas Guru, Pemenang Olimpiade Sain Guru, danmemiliki nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) diatas rata-rata

e) Lulus Pelatihan Guru Inti Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru yang dilaksanakan oleh Instruktur Nasional.

3. Fasilitator

Yang dimaksud fasilitator adalah staf teknis yang membantu instruktur pelatihan dalam pelaksanaan pelatihan di ruang pelatihan. Dalam hal adanya keterbatasan dana untuk membiayai fasilitator, instruktur pelatihan dapat merangkap menjadi fasilitator apabila sedang tidak bertugas menjadi instruktur pelatihan.

E. Sumber Dana

Biaya untuk kegiatan Pelatihan Kurikulum 2013 berasal dari dana APBN yang dialokasikan pada DIPA Kantor Kementerian Agama provinsi dan kabupaten/kota.

F. Durasi Pelatihan

1. Jam pelajaran per hari

Durasi pelatihan untuk Instruktur Nasional, Guru Inti tiap harinya terdiri dari 13 (tiga belas) jam pelajaran @ 45 menit sedangkan untuk Guru sebanyak 10 (sepuluh) jam pelajaran @ 45 menit. Jadual harian pelatihan untuk Instruktur Nasional, Guru Inti dan Guru dicantumkan dalam tabel berikut.

(23)

Tabel 3.1Jadual Harian PelatihanImplementasi Kurikulum Waktu Keterangan 08.00 – 08.45 Jam ke-1 08.45 – 09.30 Jam ke-2 09.30 – 10.15 Jam ke-3 10.15 – 10.30 Istirahat 10.30 – 11.15 Jam ke-4 11.15 – 12.00 Jam ke-5 12.00 – 13.30 Istirahat 13.30 – 14.15 Jam ke-6 14.15 – 15.00 Jam ke-7 15.00 – 15.30 Istirahat 15.30 – 16.15 Jam ke-8 16.15 – 17.00 Jam ke-9 17.00 – 17.45 Jam ke-10 17.45 – 19.30 Istirahat

19.30 – 20.15 Jam ke-11 (Mandiri) 20.15 – 21.00 Jam ke-12 (Mandiri) 21.00 – 21.45 Jam ke-13 (Mandiri) Catatan:

• Peserta Pelatihan menginap ditempat yang ditentukan

• Hari pertama dimulai dengan pembukaan pukul 15.00 (jam ke 7)

• Jam ke 11 s.d 13 dilaksanakan oleh guru secara mandiri sesuai penugasan

Pelatihan Instruktur Nasional, Guru Inti dan Guru dengan durasi waktu selama 52 jam pelajaran dilaksanakan dalam 5 hari. Pelatihan dimulai pada sore hari dengan jadual pelatihan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6

(24)

BAB IV

PENILAIAN PESERTA DAN PELAKSANAAN PELATIHAN

A. Tujuan Penilaian

Penilaian kepada Instruktur Nasional, Guru Inti, Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran pada Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dilakukan untuk mengukur peserta pelatihan dalam mencapai indikator keberhasilan tujuan pelatihan. Peserta pelatihan Instruktur Nasional, Guru Inti, Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran dinyatakan kompeten manakala kompetensi yang diujikannya tercapai dan sebaliknya dinyatakan tidak kompeten manakala kompetensi yang diujikannya tidak tercapai.

1. Penilaian Kepada Peserta

Tujuan penilaian kepada peserta pelatihan Kurikulum 2013 sebagai berikut.

a. Penilaian kepada Instruktur Nasional bertujuan untuk mengukur kelayakan kompetensi yang bersangkutan untuk menjadi penatar Guru Inti.

b. Penilaian kepada Guru Inti bertujuan untuk mengukur kelayakan kompetensi yang bersangkutan untuk menjadi penatar Guru Kelas/Mata Pelajaran yang menjadi sasaran pelatihan.

c. Penilaian kepada Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran bertujuan untuk mengetahui kelemahan guru yang bersangkutan dalam penguasaan Kurikulum 2013 sebagai bahan pertimbangan dalam proses pendampingan pelaksanaan pembelajaran dengan Kurikulum 2013.

2. Penilaian Kepada Penatar, Fasilitator,dan Pelaksana

Tujuan penilaian kepada penatar, fasilitator dan pelaksana pelatihan adalah untuk mendapatkan masukan guna perbaikan mutu pelatihan.

B. Penilaian Peserta

Jenis penilaian peserta pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 meliputi penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta. Penilaian pengetahuan peserta pelatihan dilaksanakan dalam tes awal dan tes akhir sedangkan penilaian sikap dan keterampilan dilakukan dalam penilaian proses.

1. Tes Awal dan Tes Akhir

Tes awal dilakukan pada awal pelatihan untuk mengukur pengetahuan awal peserta pelatihan sebelum proses pembelajaran pelatihan dimulai. Tes akhir dilakukan pada akhirpelatihan untuk mengukur pengetahuan secara menyeluruh peserta pelatihansetelah mengikuti pembelajaran.Penilaiannya menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP). Tes awal dan tes akhir mencakup materi, kompetensi, dan

(25)

indikator pada ranah pengetahuan dari setiap mata pelatihan dalam struktur program pelatihan.

Pada bagian materi, yang diujikan berasal dari mata pelatihan: a) Konsep Kurikulum 2013, b) Analisis Materi Ajar, c) Model Rancangan Pembelajaran, dan d) Praktik Pembelajaran Terbimbing. Jabaran terperinci diuraikan sebagai berikut.

a. Materi Pelatihan Guru Jenjang MI, MTs, dan MA

1) Kompetensi dan Indikator pada Mata Pelatihan Konsep Kurikulum 2013

a) Materi pelatihan ‘Rasional’ dengan kompetensi ‘memahami secara utuh rasional Kurikulum 2013’ mencakup indicatorpada ranah pengetahuan sebagai berikut:

- menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan;

- menjelaskan permasalahan Kurikulum 2006 (KTSP);

- mengidentifikasi kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal; dan

- menjelaskan alasan pengembangan kurikulum.

b) Materi pelatihan ‘Elemen Perubahan Kurikulum 2013’ dengan kompetensi ‘memahami secara utuh elemen perubahan Kurikulum 2013’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut:

- menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian; dan

- menjelaskan empat elemen perubahan kurikulum dalam hubungannya dengan kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan.

c) Materi pelatihan ‘SKL, KI, dan KD’ dengan kompetensi‘memahami keterkaitan antara SKL, KI, dan KD Kurikulum 2013’mencakup indikator pada ranah pengetahuan: menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.

d) Materi pelatihan ‘Strategi Implementasi Kurikulum 2013’ dengan kompetensi ‘memahami secara utuh strategi implementasi Kurikulum 2013’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013.

2) Kompetensi dan Indikator pada Mata Pelatihan Model Rancangan Pembelajaran a) Materi pelatihan ‘Penyusunan RPP’ dengan kompetensi‘menyusun RPP yang

menerapkan pendekatan scientific sesuaidengan model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional maupun intelektual’mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut:

- mengidentifikasirambu-rambu penyusunan RPP; dan - mengidentifikasi SKL, KI dan KD yang dibuat dalam RPP.

(26)

b) Materi pelatihan ‘Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan kompetensi‘merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar’mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut: - mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan

hasil belajar; dan

- mengidentifikasi jenis dan bentuk penilaian pada proses dan hasil belajar sesuai karakteristik mata pelajaran.

3) Kompetensi dan Indikator pada Mata Pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing

Materi pelatihan ‘Simulasi Pembelajaran’ dengan kompetensi mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional maupun intelektual’mencakup indikator pada ranah pengetahuan: mengidentifikasi rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific.

b. Materi Pelatihan Guru Jenjang MI

Kompetensi dan Indikator pada Mata Pelatihan Analisis Materi Ajar

1) Materi pelatihan ‘Konsep Pembelajaran Tematik Terintegrasi’ dengan kompetensi‘mendeskripsikan konsep pembelajaran tematik terintegrasi’mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut:

- menjelaskan konsep pembelajaran tematik terintegrasi;

- menjelaskan pemetaan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tematik terintegrasi; dan

- mendeskripsikan keterkaitan antara jaringan tema, silabus, RPP, dan RKH. 2) Materi pelatihan ‘Konsep Pendekatan Scientific’ dengan kompetensi

‘mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik terintegrasi’mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut: - mendeskripsikan konsep pendekatan scientific; dan

- mendeskripsikan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik terintegrasi.

3) Materi pelatihan ‘Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar’ dengan kompetensi ‘mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut: - mendeskripsikan konsep penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes;

dan

- mendeskripsikan prinsip-prinsip penilaian pada pembelajaran tematik terintegrasi.

4) Materi pelatihan ‘Analisis Buku Guru dan Buku Siswa’ dengan kompetensi ‘memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: menjelaskan strategi penggunaan buku guru untuk kegiatan pembelajaran.

(27)

5) Materi pelatihan ‘Analisis Buku Guru dan Buku Siswa’ dengan kompetensi ‘menganalisis buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: mengidentifikasi kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.

6) Materi pelatihan ‘Analisis Buku Guru dan Buku Siswa’ dengan kompetensi ‘menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran yang terdapat dalam buku siswa.

c. Materi Pelatihan Guru Jenjang MTs dan MA

Kompetensi dan Indikator pada Mata Pelatihan Analisis Materi Ajar

1) Materi pelatihan ‘Konsep Pendekatan Scientific’ dengan kompetensi ‘mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut:

- mendeskripsikan konsep pendekatan scientific; dan

- mendeskripsikan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran. 2) Materi pelatihan ‘Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar’

dengan kompetensi ‘mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan sebagai berikut:

- mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar; dan

- mengidentifikasi jenis dan bentuk penilaian pada proses dan hasil belajar sesuai karakteristik mata pelajaran.

3) Materi pelatihan ‘Analisis Buku Guru dan Buku Siswa’ dengan kompetensi ‘memahami strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: menjelaskan strategi penggunaan buku guru untuk kegiatan pembelajaran.

4) Materi pelatihan ‘Analisis Buku Guru dan Buku Siswa’ dengan kompetensi ‘menganalisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: mengidentifikasi kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.

5) Materi pelatihan ‘Analisis Buku Guru dan Buku Siswa’ dengan kompetensi ‘menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran’ mencakup indikator pada ranah pengetahuan: menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran yang terdapat dalam buku siswa.

d. Kisi-Kisi Butir Tes

(28)

Tes awal dan tes akhir masing-masing terdiri atas 50 butir yang setara (paralel) dan setiap butir disusun dari sebuah pernyataan atau pertanyaan dan 4 buah opsi dengan rincian dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Jumlah Butir Soal

No Mata Pelatihan Materi Pelatihan Jumlah Butir

1. Konsep Kurikulum 2013

1. Rasional

13 butir 2. Elemen Perubahan Kurikulum

3. SKL, KI dan KD

4. Strategi Implementasi Kurikulum 2013

2. Analisis Materi Ajar [Jenjang SD/MI]

1. Konsep Pembelajaran Tematik Terintegrasi

12 butir 2. Konsep Pendekatan Scientific

3. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar

4. Analisis Buku Guru dan Buku Siswa

Analisis Materi Ajar [Jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK]

1. Konsep Pendekatan Scientific 2. Konsep Penilaian Autentik pada

Proses dan Hasil Belajar 3. Analisis Buku Guru dan Buku

Siswa 3. Model Rancangan Pembelajaran&Praktik Pembelajaran Terbimbing 1. Penyusunan RPP 15 butir 2. Perancangan Penilaian Autentik

pada Proses dan Hasil Belajar

Jumlah Butir Tes 40 butir

2) Ranah Pengetahuan

Lima puluh butir tes awal dan tes akhir yang disusun mengukur ranah pengetahuan dengan berfokus pada kategori tingkat 3 (C3 – Aplikasi), tingkat 4 (C4 – Analisis), tingkat 5 (C5 – Evaluasi), dan tingkat 6 (C6 – Kreasi). Adapun kata kerja operasional yang digunakan adalah sebagai berikut.

(29)

Tabel 4.2 Katagori Tingkatan Pengetahuan

C3 – Aplikasi C4 – Analisis C5 – Evaluasi C6 – Kreasi

memerlukan menganalisis mempertimbangkan mengabstraksi

menyesuaikan Mengaudit/memeriksa menilai menganimasi

mengalokasikan membuat blueprint membandingkan mengatur mengurutkan membuat garis besar menyimpulkan mengumpulkan

menerapkan memecahkan mengkontraskan mendanai

menentukan mengkarakteristikkan mengarahkan mengkategorikan menugaskan membuat dasar

pengelompokkan mengkritik mengkode

memperoleh merasionalkan menimbang mengkombinasikan

mencegah menegaskan mempertahankan menyusun

mencanangkan membuat dasar

pengkontras memutuskan mengarang

mengkalkulasi mengkorelasikan memisahkan membangun

menangkap mendeteksi memprediksi menanggulangi

memodifikasi mendiagnosis menilai menghubungkan

mengklasifikasikan mendiagramkan memperjelas menciptakan

melengkapi mendiversifikasi merangking mengkreasikan

menghitung menyeleksi menugaskan mengkoreksi

membangun memerinci ke

bagian-bagian menafsirkan memotret

membiasakan menominasikan memberi

pertimbangan merancang

mendemonstrasikan mendokumentasikan membenarkan mengembangkan

menurunkan menjamin mengukur merencanakan

menentukan menguji memproyeksi mendikte

menemukan mencerahkan memerinci meningkatkan

menggambarkan menjelajah menggradasi memperjelas

menemukan

kembali membagankan merentangkan memfasilitasi

menggunakan memngumpulkan merekomendasikan membentuk

melatih membuat kelompok melepaskan merumuskan

menggali mengidentifikasi memilih menggeneralisasik

an

membuka mengilustrasikan merangkum menumbuhkan

mengemukakan menyimpulkan mendukung menangani

membuat faktor menginterupsi mengetes mengirim

membuat gambar menemukan memvalidasi memperbaiki

membuat grafik menelaah membuktikan kembali menggabungkan

menangani menata memadukan

mengilustrasikan mengelola membatasi

mengadaptasi memaksimalkan menggabungkan

menyelidiki meninimalkan mengajar

memanipulasi mengoptimalkan membuat model

mempercantik memerintahkan mengimprovisasi

mengoperasikan menggarisbesarkan membuat jaringan

mempersoalkan memberi tanda/kode mengorganisasikan

memprioritaskan mensketsa

(30)

3) Taraf Kesukaran Butir Tes

Tes awal dan tes akhir disusun dengan mempertimbangkan sebaran taraf kesukaran butir tes yang membentuk kurva normal. Jika dijabarkan, sebaran tersebut dicantumkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Sebaran Tingkat Kesukaran Butir Tes

Persentase C3-Aplikasi C4-Analisis C5-Evaluasi C6-Kreasi

100% [Pilihan 1] 20% 30% 30% 20%

100% [Pilihan 2] 15% 35% 35% 15%

100% [Pilihan 3] 10% 40% 40% 10%

Atau variasi lain yang menyebar seperti kurva normal.

e. Pelaksanaan Tes

Tes awal dan tes akhir dilaksanakan di dalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mempengaruhi reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang mengganggu pelaksanaan tes.

Tes awal dan tes akhir masing-masing memerlukan alokasi waktu selama 2 x 45 menit.

f. Penyekoran

Setelah pelaksanaan tes awal dan tes akhir, selanjutnya dilakukan penyekoran. Penyekoran dilakukan dengan memberikan angka 1 untuk jawaban betul dan angka 0 untuk jawaban salah pada setiap butir tes. Banyaknya butir yang dijawab betul mengindikasikan tingkat kemampuan peserta pelatihan yang tinggi, dan sedikitnya butir yang dijawab betul mengindikasikan tingkat kemampuan peserta pelatihan yang rendah.

Untuk memperoleh sekor atau nilai setiap peserta pelatihan, rumusnya adalah sebagai berikut:

Nilai = Jumlah Betul x 2 (skala 0-100).

Dengan demikian, sekor perolehan maksimum peserta pelatihan adalah 100 dan sekor minimumnya adalah 0.

Karena tes awal dimaksudkan untuk mengukur kesiapan peserta pelatihan yang akan menerima materi pelatihan, hasil penyekoran tes awal tidak dimasukkan ke dalam rekapitulasi penghitungan total. Yang digunakan dalam rekapitulasi

(31)

penghitungan total dan penentuan kelulusan pada ranah pengetahuan peserta pelatihan didasarkan pada hasil tes akhir.

g. Soal Tes Awal dan Tes Akhir

Soal Tes Awal dan Tes Akhir untuk semua jejang pelatihan menggunakan soal yang disusun oleh Badan PSDMPK dan PMP.

2. Penilaian Proses

Penilaian proses menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP) yang dilakukan di setiap mata pelatihan. Lingkup penilaian proses terdiri dari penilaian sikap dan keterampilan.

a) Penilaian Keterampilan

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta pelatihan dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang mendalam serta keterampilan berbagai macam konteks tugas dan situasi sesuai dengan kompetensi dan indikator yang sesuai dengan kondisi pekerjaan di sekolah. Aspek keterampilan ini menggunakan pendekatan penilaian otentik yang mencakup bentuk tes dan nontes.Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Penilaian keterampilan untuk peserta pelatihan instruktur nasional dan guru inti menggunakan format di bawah ini.

Keterampilan peserta pelatihan yang dinilai mencakup indikator kinerja esensial yang terdiri atas:

1) menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD; 2) melaporkan hasil diskusi;

3) menganalisis keterkaitan antara jaringan tema, silabus, RPP, dan RKH;

4) membuat contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik terintegrasi;

5) menganalisis buku guru dan buku siswa;

6) menyusun RPP pembelajaran tematik terintegrasi dengan pendekatan scientific; 7) merancang penilaian otentik pada pembelajaran tematik terintegrasi;

8) mengamati dan menganalisis tayangan video;

9) praktik pembelajaran tematik yang menerapkan pendekatan scientific.

Pensekoran dilakuan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Dasar Pemberian Skor untuk Instruktur Nasional dan Guru Inti

No Pencapaian Indikator skor

1 Indikator keterampilan dicapai hanya melalui proses

mengamati, mencontoh, dan meniru; maka dinilai: ≤ 54 2 Indikator keterampilan dicapai melalui proses berdiskusi,

(32)

No Pencapaian Indikator skor 3 Indikator keterampilan dicapai melalui proses

bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian; maka dinilai: 65– 74 4 Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan

perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; maka

dinilai: 75– 84

5 Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara

natural; maka dinilai: 85– 100

Tabel 4.5 Dasar Pemberian Skor untuk Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran

No Pencapaian Indikator skor

1 Indikator keterampilan dicapai hanya melalui proses

mengamati, mencontoh, dan meniru; maka dinilai: ≤ 54 2 Indikator keterampilan dicapai melalui proses berdiskusi,

berdialog, dan bertanya jawab; maka dinilai: 55 – 64 3 Indikator keterampilan dicapai melalui proses

bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian; maka dinilai: 65 – 74 4 Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan

perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; maka

dinilai: 75 – 84

5 Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara

natural; maka dinilai: 85 – 100

Penilaian keterampilan peserta mengggunakan format pada Lampiran 7. Tabel 4.6 Tabel Predikat Nilai Ketrampilan

Nilai Sebutan 85 – 100 A =Baik Sekali 75 – 84 B = Baik 65 – 74 C = Cukup 55 – 64 D = Kurang ≤ 54 E = Kurang Sekali b) Penilaian Sikap

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pelatihan dalam aspek:  Kerjasama

 Disiplin

 Tanggungjawab

Pengukuran terhadap ranah sikap dilakukan melalui pengamatan selama peserta mengikuti pelatihan. Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir

(33)

pelatihan secara terus menerus yang dilakukan oleh narasumber/fasilitator pada saat peserta pelatihan melakukan hal hal sebagai berikut.

1) Menerima materi pelatihan.

2) Melaksanakan tugas individu dan kelompok. 3) Berinteraksi dengan narasumber/ fasilitator. 4) Berinteraksi dengan teman sejawat.

5) Mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab. Penilain sikap menggunakan skala sebagai berikut:  BT : Belum Tampak

 MT : Mulai Tampak  SM : Sering Diperlihatkan  ST : Selalu diperhatikan

Skala penilaian sikap tersebut diatas dalam skala 0-100 dituangkan dalam tabelsebagai berikut.

Skala Nilai Skala Angka

ST (Selalu Diperlihatkan) 90 – 100 SM (Sering Diperlihatkan) 80 – 89

MT (Mulai Tampak) 70 – 79

BT (Belum Tampak) 60 – 69

Penilaian sikap peserta pelatihan per mata diklat menggunakan format pada Lampiran 8 dan rekapitulasi untuk semua mata diklat menggunakan format pada Lampiran 9.

3. Nilai Akhir

Penentuan Nilai Akhir(NA) untuk menentukan kelulusan peserta pelatihan ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut.

a.

Nilai kelulusan ditentukan oleh nilai sikap, nilai keterampilan dan nilai pengetahuan.

b.

Pembobotan nilai dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Kategori Nilai Bobot Bobot

Nilai Sikap (NS) 40%% 70%

Nilai Keterampilan (NK) 60%% Nilai Pengetahuan(Tes Awal &

Tes Akhir) 30%

c.

NilaiAkhir Kelulusan

Penghitunganskor akhir kelulusan dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

NA = [{(NSx40%)+(NKx60%)} x 70%]+[TAx30%]

Keterangan: - NA: Nilai Akhir

(34)

- NK :Rerata Nilai Keterampilan dari semua mata pelatihan - TA :Nilai Tes Awal dan Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

Pedikat nilai untuk peserta pelatihan instruktur nasional dan guru inti adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Tabel Predikat Nilai Instruktur Nasional dan Guru Inti

Nilai Predikat 85 – 100 Baik Sekali 75 – 84 Baik 65 - 74 Cukup 55 - 64 Kurang ≤54 Kurang Sekali

Predikat nilai untuk peserta pelatihan guru mata pelajaran dan guru kelas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8 Tabel Predikat Nilai Guru Kelas/Mata Pelajaran

Nilai Predikat 85 – 100 Baik Sekali 75 – 84 Baik 65 - 74 Cukup 55 - 64 Kurang ≤ 54 Kurang Sekali

Rekapitulasi penilaian peserta pelatihan menggunakan format pada Lampiran 10. 4. Sertifikat Pelatihan

Instruktur Nasional dan Guru Inti peserta pelatihan yang memenuhi syarat kelulusan menerima Sertifikat Kelulusan yang dikeluarkan dan ditandatangani bersama oleh Kepala PPPPTK melaksanakan pelatihan dan Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama. Kelulusan untuk peserta pelatihan instruktur nasional dan guru inti adalah 75. Bagi Instruktur Nasional dan Guru Inti yang tidak lulus, serta Guru Kelas /Guru Mata Pelajaran akan mendapatkan Sertifikat Pelatihan yang dikeluarkan oleh PPPPTK yang melaksanakan pelatihan.

C. Penilaian Peserta Terhadap Penatardan Fasilitator

Penilaian peserta pelatihan terhadap penatar dan fasilitator dilaksanakan dengan menggunakan indeks kinerja untuk setiap indikator yang dinilai. Pengukuran terhadap indeks kinerja penatar dan fasilitator dilakukan melalui observasi perilaku. Skor penilaian menggunakan skala 0 – 100.

(35)

Tabel 4.9 Kualifikasi/Predikat Skor terhadap Penatar/Fasilitator Nilai Predikat 85 – 100 Baik Sekali 75 – 84 Baik 65 - 74 Cukup 55 - 64 Kurang ≤ 54 Kurang Sekali

Penilaian mengggunakan format pada Lampiran11

D. Penilaian Pelaksanaan/Penyelenggaraan Pelatihan

Penilaian pelaksanaan/penyelenggaraan pelatihan dilakukan oleh peserta pelatihan meliputi penilaian terhadap aspek dasar hukum, sarana/prasarana, pembiayaan, jangka waktu pelatihan, dan layanan konsumsi. Pengukuran dilakukan dengan pengamatan dengan skor penilaian menggunakan skala 0 – 100. Kualifikasi/predikat skor dicantumkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.10 Kualifikasi Skor/Predikat Pelaksanaan Pelatihan

Nilai Predikat 85 – 100 Baik Sekali 75 – 84 Baik 65 - 74 Cukup 55 - 64 Kurang ≤ 54 Kurang Sekali

(36)

BAB V

ORGANISASI PENYELENGGARA PELATIHAN KURIKULUM 2013

A. Organisasi Umum Pelaksana Pelatihan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah merupakan kegiatan yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama yang terdiri dari Tim Pusat, Tim Provinsi dan Tim Kabupaten Kota. Tim Pusat melibatkan Direktorat Pendidikan Madrasah, sedangkan Tim Daerah sebanyak 33 (tiga puluh tiga) tim yang dikoordinasikan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi yang melibatkan semua Kantor Kemeterian Agama Kabupaten/Kota didaerah masing-masing.

Secara garis besar Organisasi Umum Pelaksanaan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah berikut.

(37)

Gambar 4.1Struktur Organisasi Sosialisasi dan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

B. Tugas dan Peran Tiap Tim

Tugas dan peran masing-masing Tim Pengarah, Tim Pusat, Tim Provinsi, Tim Kabupaten/Kota dan Madrasah dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tim Pusat (Direktorat Pendidikan Madrasah)

a. Membentuk Panitia Nasional pelaksanaan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru.

b. Menyusun Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru secara nasional.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah pada semua jenjang.

e. Menyusun kurikulum, bahan dan materi pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru.

f. Mengembangkan sistem penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah.

g. Mengembangkan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan melaksanakan pemantauan dan evalasi kurikulum 2013.

h. Mengembangkan mekanisme dan pola pendampingan guru pasca pelatihan dalam melaksanakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran.

i. Melaksanakan pelatihan instruktur nasional untuk semua jenjang. j. Melaksanakan pelatihan pendampingan.

k. Menggandakan dan mendistribusikan buku siswa dan buku guru. 2. Tim Provinsi (Kantor Wilayah Kementerian Agama)

a. Mengkoordinasikan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 di provinsi masing-masing.

b. Melakukan sosialisasi Implementasi Kurikulum 2013 di wilayah kerja dinas pendidikan provinsi.

c. Berkoordinasi dengan LPMP setempat untuk perbaikan jumlah guru peserta pelatihan di provinsi masing-masing.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan implementasi kurikulum 2013. 3. Tim Kabupaten/Kota (Kantor Kemenag Kabupaten/Kota)

a. Membentuk panitia pelaksanaan pelatihan pada tingkat kabupaten/kota.

b. Dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP melaksanakan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

c. Melakukan sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 di wilayah kerja dinas pendidikan kabupaten/kota.

d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelatihan.

e. Melaksanakan pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 kepada guru madrasah yang telah mengikuti pelatihan.

(38)

BAB VI

PENJAMINAN MUTU PELATIHAN

Pengendalian program pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrsaah mencakup semua upaya yang dilakukan dalam rangka menjamin pelaksanaan program agar dapat berjalan sebagaimana mestinya, tepat sasaran dan tepat waktu.

A. Ruang Lingkup

Cakupan atau ruang lingkup pengendalian program merupakan kegiatan-kegiatan strategis yang perlu mendapatkan perhatian melalui monitoring dan evaluasi untuk mengidentifikasi permasalahan maupun tingkat keberhasilan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah. Cakupan pengendalian program pemberian dana meliputi:

1. Perencanaan Kegiatan 2. Pelaksanaan Pelatihan

3. Ketercapaian Tujuan Pelatihan 4. Pelaporan hasil

B. Monitoring Dan Evaluasi Program

Pemantauan dan evaluasi pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 perlu dilakukan sebagai bagian dari pengendalian program secara menyeluruh. Laporan hasil pemantauan dan evaluasi program merupakan bahan masukan kepada pimpinan di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama sebagai bahan kebijakan selanjutnya.

Mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Pemantauan dan evaluasi program pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 mengacu pada cakupan pengendalian seperti tersebut di atas.

2. Instrumen pemantauan dan evaluasi program yang digunakan dapat berupa kuesioner, observasi atau wawancara.

3. Jumlah dan sasaran responden sebanyak jumlah kabupaten/kota/rayon pelaksana pelatihan.

4. Pelaksana pemantauan dan evaluasi program terdiri dari unsur-unsur Pusat dan Provinsi. 5. Jadwal pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program dilakukan minimal 1 kali selama

pelaksanaan kegiatan.

6. Sumber dana pemantauan dibebankan pada DIPA Pusat.

(39)

C. Pengawasan Program

Untuk mewujudkan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 yang transparan dan akuntabel, diperlukan pengawasan oleh aparat fungsional internal dan eksternal. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ini sepenuhnya diserahkan kepada lembaga fungsional yang berwenang.

D. Pelaporan

Pelaporan kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru Kelas/Mapel akan dilakukan oleh masing-masing instansi pelaksana pelatihan.

(40)

BAB VII

PENUTUP

Keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum pada tingkat operasional ditentukan oleh kesesuaian kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku yang digunakan. Disamping itu, keberhasilan pendidikan di madrasah juga akan dipengaruhi oleh 3 (tiga) factor yaitu: ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar, peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan serta manajemen madrasah.

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis sebagai media untuk menginformasikan isi Kurikulum 2013 kepada guru, kepala sekolah, dan para fihak terkait lainnya. Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 juga merupakan wahana untuk merubah pola fikir (mindset) dari guru aktif mengajar menjadi peserta didik aktif belajar, dari teacher oriented menjadi student oriented.

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 pada tahun 2013 ini baru dapat menjangkau sebagian kecil dari sasaran nasional yang seharusnya. Guru peserta pelatihan kurikulum 2013 diharapkan dapat mendesiminasikan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang didapat dalam pelatihan kepada para koleganya terutama di madrasah masing-masing.

(41)
(42)

Lampiran 1: Jumlah Peserta Pelatihan Guru MI

No Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Sasaran Peserta Diklat MI Kelas 4 Kelas 4 Kelas 5 Agama Penjas Jumlah 1 Aceh 2 Bali 3 Banten 4 Bengkulu 5 D.K.I. Jakarta 6 DI Yogyakarta 7 Gorontalo 8 Jambi 9 Jawa Barat 10 Jawa Tengah 11 Jawa Timur 12 Kalimantan Barat 13 Kalimantan Selatan 14 Kalimantan Tengah 15 Kalimantan Timur 16 Kep Bangka Belitung 17 Kepulauan Riau 18 Lampung 19 Maluku 20 Maluku Utara 21 Nusa Tenggara Barat 22 Nusa Tenggara Timur

(43)

No Propinsi Sasaran Peserta Diklat MI Jumlah Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 4 Kelas 5 Agama Penjas

23 Papua 24 Papua Barat 25 Riau 26 Sulawesi Barat 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tengah 29 Sulawesi Tenggara 30 Sulawesi Utara 31 Sumatera Barat 32 Sumatera Selatan 33 Sumatera Utara Grand Total

(44)

Lampiran 2: Jumlah Peserta Pelatihan Guru MTs

No Propinsi

Jum

la

h M

Ts Sasaran Peserta Diklat MTs

Jumlah Ag am a PK N B. In d B. In g Ma t IP A IP S Se nB ud Pe nj as Pr ak ar ya 1 Aceh 2 Bali 3 Banten 4 Bengkulu 5 D.K.I. Jakarta 6 DI Yogyakarta 7 Gorontalo 8 Jambi 9 Jawa Barat 10 Jawa Tengah 11 Jawa Timur 12 Kalimantan Barat 13 Kalimantan Selatan 14 Kalimantan Tengah 15 Kalimantan Timur 16 Kep Bangka Belitung 17 Kepulauan Riau 18 Lampung 19 Maluku 20 Maluku Utara

(45)

No Propinsi

Jum

la

h M

Ts Sasaran Peserta Diklat MTs

Jumlah Ag am a PK N B. In d B. In g Ma t IP A IP S Se nB ud Pe nj as Pr ak ar ya

21 Nusa Tenggara Barat 22 Nusa Tenggara Timur 23 Papua 24 Papua Barat 25 Riau 26 Sulawesi Barat 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tengah 29 Sulawesi Tenggara 30 Sulawesi Utara 31 Sumatera Barat 32 Sumatera Selatan 33 Sumatera Utara Grand Total

(46)

Lampiran 3: Jumlah Peserta Pelatihan Guru MA

No Propinsi Jumlah MA Sasaran Peserta Pelatihan Guru MA Jumlah Matematika B. Indonesia Sejarah

1 Aceh 2 Bali 3 Banten 4 Bengkulu 5 D.K.I. Jakarta 6 DI Yogyakarta 7 Gorontalo 8 Jambi 9 Jawa Barat 10 Jawa Tengah 11 Jawa Timur 12 Kalimantan Barat 13 Kalimantan Selatan 14 Kalimantan Tengah 15 Kalimantan Timur 16 Kep Bangka Belitung 17 Kepulauan Riau 18 Lampung 19 Maluku 20 Maluku Utara 21 Nusa Tenggara Barat 22 Nusa Tenggara Timur 23 Papua 24 Papua Barat 25 Riau 26 Sulawesi Barat 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tengah 29 Sulawesi Tenggara 30 Sulawesi Utara 31 Sumatera Barat 32 Sumatera Selatan 33 Sumatera Utara Grand Total

(47)

Lampiran 4: Jumlah Peserta Pelatihan Kepala Madrasah

No Propinsi Jumlah Kepala

Madrasah Jumlah MI MTs MA 1 Aceh 2 Bali 3 Banten 4 Bengkulu 5 D.K.I. Jakarta 6 DI Yogyakarta 7 Gorontalo 8 Jambi 9 Jawa Barat 10 Jawa Tengah 11 Jawa Timur 12 Kalimantan Barat 13 Kalimantan Selatan 14 Kalimantan Tengah 15 Kalimantan Timur 16 Kep Bangka Belitung 17 Kepulauan Riau 18 Lampung 19 Maluku 20 Maluku Utara 21 Nusa Tenggara Barat 22 Nusa Tenggara Timur 23 Papua 24 Papua Barat 25 Riau 26 Sulawesi Barat 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tengah 29 Sulawesi Tenggara 30 Sulawesi Utara 31 Sumatera Barat 32 Sumatera Selatan 33 Sumatera Utara Grand Total

(48)

Lampiran 5: Kompetensi Peserta Pelatihan dan Indikator Keberhasilan

No MateriPelatihan Materi/Sub Kompetensi Peserta Pelatihan Indikator Kegiatan Pelatihan

1 KONSEP KURIKULUM 2013

Rasional Memahami yang utuh tentang konsep Kurikulum 2013 Kemampuan menjelaskan rasional Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan • Paparan

• Diskusi dan tanya jawab

• Kerja Kelompok dan individu • Menilai hasil kerja

peserta lain Elemen perubahan Kurikulum 2013 Kemampuan menjelaskan elemen perubahan Kurikulum serta hubungan antara elemen-elemen tersebut dengan kompetensi yang dibutuhkan di masa depan

SKL, KI

dan KD Kemampuan menganalisis keterkaitan

antara KD, KI, dan SKL serta tahapan dan aktifitas yang harus dilakui untuk memperoleh ketiga kompetensi tersebut Strategi Implementasi Kurikulum 2013 Kemampuan menjelaskan elemen-elemen penting dari implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari standar nasional pendidikan

Gambar

Tabel 2.1 Perubahan pola pikir pada Kurikulum 2013
Tabel 2.2 Sasaran Nasional Pelatihan Kurikulum 2013  No.  Jenjang/Mata  Pelajaran  Jumlah Madrasah  Jumlah Guru   I  MI  1  Guru Kelas  II  MTs  1  PPKN   2  B
Tabel 2.3 Strategi Pelaksanaan Pelatihan
Tabel 2.4.a Struktur Pelatihan Instruktur Nasional, Guru Inti, dan Guru Sasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Photoshop CS6, Adaptive Luas Filter adalah alat yang ampuh untuk fotografer, yang memungkinkan untuk cepat mencapai efek pada gambar, ketika ada sedikit ruang. Ketik Styles

Hal ini tampak pada hasil analisis data motilitas spermatozoa yang menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa tikus wistar hiperlipidemia yang memperoleh minyak jintan hitam

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 36 Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Proses pencarian dilakukan dengan cara aglet mengkloning menjadi aglet kerja dan mengirimkan aglet kerja ini ke host lain untuk mencari file dokumen yang

• Pasien dengan efek samping berat atau serius dan pasien yang tidak menunjukkan perbaikan setelah penanganan efek samping ringan atau sedang harus segera

[r]

Penelitian ini juga mencatatkan beberapa hal penting belum ter- cover seperti data laporan keuangan yang digunakan sebagian masih unconsolidated serta tidak mengikutkan perbankan

Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran dengan