• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BUPATI ALOR

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

TUNJANGAN PERUMAHAN BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perlu diatur Tunjangan Perumahan Bagi Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor;

b. bahwa berdasarkan usulan Badan Anggaran, Pendapat Fraksi, hasil sidang Komisi-Komisi serta Pendapat Akhir Fraksi Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor dalam masa sidang Anggaran Murni Tahun Anggaran 2012, yang menyepakati tentang Besaran Tunjangan Perumahan Bagi Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor sebagaimana telah diakomodir dalam Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2012, maka perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati;

(2)

2 Mengingat :

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tunjangan Perumahan Bagi Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor;

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32

(3)

3

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(4)

4

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 2 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2005 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 486);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 4 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Alor (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2007 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 436);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 10 Tahun 2007 Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 442);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(5)

5

Daerah Kabupaten Alor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2009 Nomor 35, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 468);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2010 Nomor 37, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 470);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Alor Nomor 496);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN PERUMAHAN BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati, ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupataen Alor. 3. Bupati adalah Bupati Alor.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Alor. 6. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Alor. 7. Anggota DPRD adalah Anggota DPRD Kabupaten Alor.

8. Rumah Dinas adalah bangunan tempat tinggal yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk Anggota DPRD.

(6)

6

9. Rumah Jabatan adalah bangunan tempat tinggal yang disediakan Pemerintah Daerah untuk Pimpinan DPRD.

10. Tunjangan Perumahan adalah biaya penggantian perumahan yang disediakan Pemerintah Daerah sepanjang belum tersedia rumah dinas dan/atau rumah jabatan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD.

BAB II

PRINSIP DAN TUJUAN

Pasal 2

Pemberian tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dilaksanakan dengan prinsip :

a. kepastian; b. kepatutan; c. kewajaran; dan d. rasional.

Pasal 3

Pemberian tunjangan perumahan bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja dan kesejahteraan sehingga tercipta kinerja tugas Pimpinan dan Anggota DPRD.

BAB III

PEMBIAYAAN DAN PERSYARATAN

Pasal 4

Pembiayaan atas tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD ditetapkan dalam APBD pada setiap Tahun Anggaran berkenan.

Pasal 5

(1) Pemberian tunjangan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dibayarkan setiap bulan terhitung mulai tanggal Pengucapan Sumpah/Janji.

(2) Pemberian tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk uang.

(3) Dalam hal perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD telah disediakan Pemerintah Daerah, tunjangan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditiadakan.

(7)

7 BAB IV

BESARAN TUNJANGAN PERUMAHAN

Pasal 6

(1) Besaran tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD ditetapkan sebagai berikut :

a. Ketua Rp. 5.250.000,-/bulan

b. Wakil Ketua dan Anggota Rp. 5.000.000,-/bulan

(2) Besaran tunjangan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah termasuk Pajak Penghasilan (Pph).

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 7

Besaran tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) ditinjau kembali setiap 5 (lima) Tahun sekali.

Pasal 8

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah telah menyediakan rumah dinas maka penghentian pembayaran atas tunjangan perumahan terhitung sejak rumah dinas dinyatakan layak huni.

(2) Penghentian pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 9

Dalam hal besaran tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, bertentangan dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku dan/atau menimbulkan kerugian Negara/Daerah, maka menjadi tanggung jawab penerima tunjangan.

(8)

8 BAB VI PENUTUP

Pasal 10

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2012.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Alor.

Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal 23 Juli 2012

Diundangkan di Kalabahi pada tanggal 23 Juli 2012

(9)

9

PENJELASAN ATAS

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

TUNJANGAN PERUMAHAN BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPETN ALOR

I. UMUM

Bahwa penyelenggaraan Pemerintahan tetap mengacu pada amanat Peraturan Perundang-undangan, mengingat sistem yang dianut dalam penyelenggaraan administrasi negara adalah sistem konstitusional.

Bahwa ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengamanatkan “Dalam hal Pemerintah

Daerah belum dapat menyediakan rumah Jabatan Pimpinan atau rumah dinas Anggota DPRD, kepada yang bersangkutan diberikan tunjangan perumahan”.

Bahwa ketentuan sebagaimana diuraikan memperlihatkan 2 (dua) hal prinsip; Pertama, Selama Pemeritah Daerah belum menyediakan rumah Jabatan dan rumah dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD, maka Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban hukum untuk memberikan tunjangan perumahan. Kedua, Apabila Pemeritah Daerah telah menyediakan rumah Jabatan dan rumah dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD, maka tunjangan perumahan ditiadakan. Inilah prinsip konstitusional yang patut diimplementasikan.

Bahwa rumah Jabatan bagi Pimpinan DPRD di Kabupaten baru tersedia rumah Jabatan Ketua DPRD. Sedangkan rumah Jabatan untuk para Wakil-Wakil Ketua belum disediakan Pemerintah Daerah. Demikian halnya dengan rumah Dinas bagi Anggota DPRD.

(10)

10

Bahwa oleh karena itu dalam wujud komitmen implementasi kemitra sejajaran antara Pemerintah dan DPRD Kabupaten Alor, Pemerintah memandang perlu mengatur tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD.

Bahwa usulan tentang besaran tunjangan perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Alor didasarkan atas usulan Badan Anggaran, Pendapat Fraksi, hasil sidang Komisi-Komisi serta Pendapat Akhir Fraksi Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Alor dalam masa sidang Anggaran Murni Tahun Anggaran 2012, sehingga telah diakomodir dalam Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2012.

Bahwa prinsip dalam pemberian tunjangan perumahan sesuai ketentuan perundangan adalah :

1. Kepastian; 2. Kepatutan; 3. Kewajaran; dan 4. Rasional.

Bahwa dengan mengacu pada prinsip tersebut perlu ada tindakan yuridis sebagai wujud kepatutan hukum dalam rangka akuntabilitas keuangan daerah.

Bahwa untuk itu sebagai bentuk tindakan yuridis sebagai wujud kepatutan hukum dalam rangka akuntabilitas keuangan daerah sebagaimana telah dijelaskan dimuka, adalah dengan jalan menyetor kembali ke Kas Daerah apabila Tunjangan Perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Alor bertentangan dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Bahwa dengan demikian Peraturan Bupati ini merupakan landasan yuridis dalam implementasi atas pembayaran Tunjangan Perumahan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD.

(11)

11 II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Huruf a

Yang dimaksud dengan prinsip kepastian adalah bahwa pemberian tunjangan perumahan merupakan amanat Undang-Undang sehingga tampak adanya kepastian regulasi sebagai dasar pengaturan.

Huruf b

Yang dimaksud dengan prinsip kepatutan adalah suatu bentuk pertanggung jawaban hukum atas kepatuhan Peraturan Perundang-undangan yang dijadikan sebagai dasar pembayaran. Huruf c

Yang dimaksud dengan prinsip kewajaran adalah penetapan besaran tunjangan perumahan harus secara wajar disesuaikan dengan tingkat perkembangan ekonomi makro.

Huruf d

Yang dimaksud dengan prinsip rasional adalah penetapan besaran tunjangan perumahan harus logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9

Ketentuan Pasal ini mengatur tentang bentuk tindakan yuridis sekaligus wujud kepatuhan hukum dalam rangka akuntabilitas keuangan daerah, sehingga bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang

(12)

12

telah menerima Tunjangan Perumahan dan ternyata bertentangan dengan ketentuan Perundang-undangan, maka diwajibkan untuk mengembalikan/menyetor ke Kas Daerah sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 10

Cukup jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka beberapa saran berikut dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian pengembangan selanjutnya dapat mengembangkan

“ Sahaja aku solat Fardhu Zohor dua rakaat jamak takdim serta qasar kerana Allah Taala.” Sejurus selepas memberi salam, berdiri semula dan berniat untuk mengerjakan solat Fardhu

Pada penelitian ini variabel yang digunakan sebagai variabel eksogen atau exogenous adalah variabel ROA dan variabel endogen atau endogenous adalah makro ekonomi

Demikian pula penelitian Setianingsih (2009) tentang Peranan Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Muhammadiyah 2

Oleh karena itu dalam Negara Indonesia yang memiliki cita hukum Pancasila sekaligus sebagai norma fundamental negara, maka hendaknya peraturan yang hendak dibuat khususnya

Model Kano yang dapat mengkuantifikasikan kepuasan pelanggan menjadi suatu persamaan matematis dapat diintegrasikan dengan QFD untuk mengoptimalkan desain produk pada

Pengaruh positif tersebut disebabkan karena sebagian besar pengguna sistem dapat menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem dan informasi yang dihasilkan sistem

Hasil dari analisis dan perancangan sistem sebelumnya menjadi dasar peneliti dalam melakukan implementasi sistem ke dalam bahasa pemrograman AngularJS yang digunakan untuk