• Tidak ada hasil yang ditemukan

ITN Malang Bentuk Tim Khusus Songsong Akreditasi A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ITN Malang Bentuk Tim Khusus Songsong Akreditasi A"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ITN Malang Bentuk Tim Khusus

Songsong Akreditasi A

Belum lama ini Dikti melakukan pemetaan atas kampus-kampus Indonesia yang saat ini mendapat akreditasi B. Dalam pemetaan ini diklasifikasi antara kampus yang sangat berpotensi untuk meningkatkan akreditasinya menjadi A dan yang masih butuh proses lebih lanjut. Salah satu yang dianggap berpotensi mendapat akreditasi A adalah Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Demikian paparan Dr. Ir. Kustamar, MT, Wakil Rektor I ITN Malang saat ditemu di ruang kerjanya, Sabtu (17/6).

Atas dasar itulah Dikti kemudian mendorong kampus biru untuk segara bersiap diri dan berupaya memenuhi beberapa kekuarangan sebagai syarat kampus berakreditasi A. Menurut Kustamar, anjuran Dikti inilah yang mendorong pihaknya untuk membentuk tim khusus dalam rangka menyongsong akreditasi A. “Kita sejauh ini sudah baik perkembangannya, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipenuhi. Nah tugas dari tim khusus ini adalah melengkapi itu,” terang pria asal Blitar tersebut.

Secara umum ada dua hal yang akan diupayakan oleh tim ini, di antaranya persiapan borang dan evaluasi diri. Borang ditangani oleh Fourry Handoko dan evaluasi diri diberikan pada Prof. Abraham Lomi. Sementara beberapa anggotanya diisi oleh para dosen-dosen yang biasa memenangkan hibah penelitian. “Jadi kita pilih orang-orang yang berkualitas untuk menangani ini,” kata dia.

Selain itu, imbuh ahli air itu, semua pihak dan para lembaga di ITN Malang juga dilibatkan, mulai dari dekan, direktur pasca sarjana, LPM, LP2K, LPPM, P3KI dan para kabiro-kabiro. Dan yang tak kalah pentingnyaadalah support dari P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional).

(2)

Dalam kesempatan itu, Kustamar juga menjelaskan tujuh poin standar untuk mendapat akreditasi A. Di antaranya: 1) soal visi dan misi, 2) tata pamong, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, 3) mahasiswa dan lulusan, 4) SDM berkaitan dengan dosen dan karyawan, 5) kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, 6) pembiayaan, sarana dan prasarana, dan sistem informasi, 7) penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama.

Dari sekian standar ini, menurut Kustamar yang masih memerlukan perhatian di ITN Malang adalah poin ke tiga yaitu tata pamong dan pengelolaan. Di mana sejauh ini ITN Malang telah berupaya untuk melakukan pengelolaan sebaik mungkin dengan membuat beberapa hal menjadi sistem online. “Beberapa pengelolaan kita sudah online, mulai dari LP2M, RPS, dan tunjangan kinerja pegawai. Beberapa sedang dikerjakan sistem pelaporan kinerja dosen, sistem pengelolaan data kenaikan jabatan fungsional akademis dosen,” kata dia. (her)

Terapkan Green Technology,

Dosen ITN Malang Kembangkan

Bambu Sebagai Alternatif

Pengganti Tulangan Baja

Beton bertulang sebagai struktur bangunan masih banyak digunakan di masyarakat. Sedangkan tulangan baja yang digunakan selain harganya mahal juga lambat laun makin terbatas ketersediaannya karena baja dari bijih besi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Padahal ada alternatif pengganti baja yang mudah ditemukan di Indonesia,

(3)

yaitu bambu. Pemanfaatan bambu sebagai tulangan lebih ramah lingkungan dari pada baja yang bisa menimbulkan kerusakan. Bambu selain murah juga memiliki kekuatan tarik yang cukup memadai.

Konsistensi ITN Malang dalam penerapan green technology inilah yang mendorong Ir. Ester Priskasari, MT., berhasil meneliti penggunaan bambu sebagai pengganti tulangan baja pada kontruksi beton. Penelitian ini sejalan dengan beberapa peneliti yang meneliti dan membuat bambu sebagai tulangan, namun penelitian sebelumnya masih terdapat kekurangan yang perlu perbaikan. “Kekurangannya terutama di daya lekat, karena bambu mempunyai sifat hidrokopis, kadar air di bambu bisa naik turun. Kalau turun bisa menyusut yang mengakibatkan rongga. Jadi kerjasama antara tulangan dan beton tidak bagus,” tutur dosen Teknik Sipil ini saat ditemui di ruang humas ITN Malang, Rabu (14/6).

Kembang susut yang cukup besar pada bambu akan mempengaruhi lekatan antara bambu dengan beton. Oleh sebab itu dosen sekaligus Ketua Lab. Mekanika Tanah ini meneliti dan mengembangkan usaha mengatasi kelemahan tersebut dengan melakukan perlakuan khusus pada bambu sebagai tulangan beton. “Selama ini saya mengamati kekurangan dari bambu yang sudah

(4)

diaplikasikan di lapangan. Dari kelemahan itu kemudian saya teliti dan saya buat perbaikan,” akunya.

Uniknya penelitian yang dilakukan sejak 2014 ini tidak hanya melakukan perlakuan khusus seperti memilih bambu yang tua usianya, melapisi bambu dengan bahan kedap air seperti epoksi, vernis, cat, dll. Mengingat perlakuan tersebut masih sebanding dengan baja polos bahkan kurang, maka Ir. Ester melakukan perlakuan lebih dari itu. Ia memakai bambu kering yang dililiti kawat, dengan adanya kawat maka bila bambu mengembang tidak akan banyak. Begitu juga akan minim penyusutan karena bambu sudah terlebih dahulu dikeringkan.

Lebih jauh ia menjelaskan, bambu mempunyai kuat tarik yang cukup tinggi. Selain itu juga ringan, delapan kali lebih ringan dari baja. Bambu yang digunakan bisa dari semua jenis b a m b u , b a i k i t u b a m b u u t u h a t a u b e l a h a n . P r o s e s pengerjaannyapun sederhana. Pertama-tama bambu dipilih yang usianya tua kemudian dikeringkan dengan jalan diangin-anginkan. Di sini bambu tidak boleh dijemur karena akan pecah. Selanjutnya bambu dioven selama 24 jam untuk mengurangi kadar airnya. Kadar air yang diperbolehkan 10%, rumusnya :

(5)

b e r a t d i a n g i n -a n g i n b e r a t o v e n x 1 0 0 % b e r a t o v e n

(6)

Bambu dengan pengasaran permukaan ini setelah di epoksi kemudian dikekang dengan menggunakan lilitan kawat. Sedangkan uji yang diterapkan memakai uji tarik. Fungsi pengasaran untuk menambah lekat tulangan bambu dan beton.

“Awal penelitian saya menggunakan bambu yang dioroti dengan diameter penampang 1mm. Panjangnya sesuai kebutuhan. Kawat 1mm kita lilitkana pada bambu. Kalau bambu kurang panjang bisa disambung dengan lilitan kawat. Untuk spasi/jarak antar lilitan harus 2,5mm,” ungkapnya.

Lilitan kawat ini menurutnya untuk mempermudah dalam aplikasi. Sebenarnya bisa saja lilitan menggunakan tampar rami atau plastik. “Saya ingin beton ini lilitannya sebanding dengan baja ulir. Maka pengasarannya terispirasi dari baja ulir. Kawat yang digunakan tidak harus baru, bisa juga kita manfaatkan limbah kawat yang tidak terpakai,” imbuhnya.

Dan ternyata setelah diteliti kekuatan bambu ulir ini sebanding dengan baja ulir. Kalau tanpa uliran dan perlakuan maka bambu tidak bisa digunakan sebagai tulangan. Bambu ulir bisa diaplikasikan pada struktur balok kolom, bisa juga pada bangunan bertingkat dua lantai. Jangan khawatir, karena menurut alumni ITN Malang ini bambu di dalam beton tidak bisa keropos karena tidak ada oksigen, sedangkan bambu sendiri sudah kering dan diepoksi.

Penelitian tulangan baja pada kontruksi beton ini mendapat dana hibah bersaing dari Dikti tahun pelaksanaan 2015-2016. Ke depannya Ir. Ester Priskasari, MT., akan terus mengeksplorasi potensi bambu yang diaplikasikan untuk berbagai hal. (humas)

(7)

Kaya Vitamin A dan C, Wolly

Candy Permen Multivitamin

Produk Unggulan ITN Malang

Perpaduan antara sayur dan buah akan menghasilkan cita rasa tersendiri. Seperti halnya penggabungan antara wortel dan jeruk menjadi sebuah minuman sudah lumrah dilakukan namun sayangnya minuman tersebut tidak tahan lama, mudah teroksidasi dan rusak.

Nah…, apa jadinya kalau wortel yang kaya vitamin A dipadukan dengan jeruk yang kaya vitamin C menjadi sebuah permen??. Mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang menjawab tantangan itu dengan membuat permen dari wortel dan dikenal dengan “Wolly Candy” (Permen Wortel Jelly) di Laboratorium Teknologi Bahan Makanan ITN Malang

Berawal dari banyaknya wortel sortiran berukuran kecil dan biasanya dibuang oleh petani wortel, menggugah mahasiswa ITN Malang untuk menjadikan produk yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai jual. Rasa wortel yang manis dipadukan dengan rasa jeruk yang segar menghasilkan Wolly Candy yang enak dan menarik bentuknya.

“Wortel sebagai bahan baku, ditambah perasan jeruk nipis dan berbagai bahan lainnya, akan menghasilkan rasa manis keasaman,” terang Rovita Ika Aryati, bagian produksi saat ditemui di Lab, Kimia Selasa, ((6/6).

(8)

Wolly Candy diproduksi sejak tahun 2010 ini cocok bagi penikmat gula-gula/permen yang sehat. Selain sudah mengantongi PIRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) dari Dinkes, dalam proses pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna. Bahkan dalam proses pengepakan sangat steril melalui proses di vacum/kedap udara serta disinari Ultra Violet sehingga wolly candy tahan 6 bulan tanpa pengawet dan hygienis.

Sebagai permen multivitamin Wolly Candy sangat bagus untuk kesehatan mata dan merangsang pertumbuhan anak-anak. Ilham Arasy bagian marketing produk menyatakan bahwa Wolly Candy produksi Lab Kimia ITN Malang menjadi produk unggulan BKKMTKI (Badan Koordinasi Kegiatan mahasiswa teknik Kimia Indonesia) Daerah IV Jawa Timur, dan sudah dijual lewat toko oleh-oleh di Malang. (humas)

Kelly Candy, Permen Kencur

Jelly Kaya Manfaat Produk

Lab. Kimia ITN Malang

Kencur (Kaempferia Galanga) merupakan salah satu dari 5 jenis tumbuhan yang dikembangkan sebagai tanaman obat asli Indonesia. Dengan kandungan minyak atsiri dan rasa yang menghangatkan membuat kencur menjadi salah satu bahan obat herbal. Sangat efektif untuk meredakan batuk, gatal-gatal pada tenggorokan dan melegakan inflamasi/radang tenggorokan serta mengembalikan suara yang hilang.

(9)

Kencur selain dijadikan minuman segar ternyata bisa diolah dan dijadikan permen kencur. Permen kencur ini merupakan inovasi dari mahasiswa dan dosen Teknik Kimia ITN Malang. Proses penelitian, pembuatan bahkan sampai produksi massal dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Makanan ITN Malang.

Kelly Candy, Permen Kencur Jelly Kaya Manfaat Produk Lab. Kimia ITN Malang

Menurut Erik Setiawan asisten Laboratoriun, penelitian permen kencur sudah dimulai dari tahun 2015. Untuk membuat permen kencur yang terkenal dengan nama Kelly Candy ini tidak semudah kelihatannya. Trial and error dilakukan berkali-kali. “Pertama terlalu manis, kadar gula dikurangi, rasa kencur terlalu tajam dan getar kadar kekentalan dikurangi demikian dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan lidah,” tutur Erik saat bertemu di ruang humas ITN Malang, Rabu (7/6).

Agar mendapatkan hasil maksimal kencur diblender beserta kulitnya, sehingga mengandung kadar serat yang tinggi dan

(10)

dicampur dengan berbagai bahan lain. Kemudian dimasak dan dimasukkan cetakan. Setelah kering baru dipotong dan dikemas.

Dengan pengeringan menggunakan sinar ultraviolet Kelly Candi masa simpannya sampai 6 bulan terjamin hygienis dan steril. Dikemas dalam dua kemasan 150 gram dan 60 gram, Kelly Candy banyak diminati oleh semua golongan umur. “Kami memanfaatkan moment mahasiswa yang pulang kampung dan menjualnya sebagai oleh-oleh,” terang Ilham Arasy marketing produk.

“Menghadapi lebaran penjualan open order lewat media online maupun langsung datang ke Laboratorium Kimia. Kami juga sudah mengunggah di instagram untuk pemasaran dan sudah ada permintaan paling jauh dari Lombok,” pungkasnya. Untuk Pre Order bisa menghubungi : Arasy 081 23251 9636. (humas)

Mahasiswa ITN Malang Meninjau

Studio Andy Rahman

Kreatifitas studio Andy Rahman yang mempertahankan material lokal menjadi icon, merupakan daya tarik tersendiri bagi Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ITN Malang untuk datang secara langsung, mengamati, mempelajari dan menganalisa suatu obyek sebagai pembelajaran.

Studio Andy Rahman yang berlokasi di Sidoharjo, Jawa Timur menjadi singgahan pertama dari HMA. Studionya mengekspos material lokal apa adanya. Misalnya tembok hanya diaci dan menggunakan permainan bata. Ditambah permainan lampu yang

(11)

mendukung suasana. Di sini mahasiswa berdiskusi mulai cara membuat konsep sampai bagaimana mendesain suatu bangunan.

Mahasiswa ITN Malang Meninjau Studio Andy Rahman

Dari kunjungan ke Andy Rachman Studio, pembelajaran yang bisa dipetik adalah Arsitektur itu tidak selalu mahal. “Bahkan Bapak Andy Rahman mempunyai pandangan bahwa arsitektur itu harus dilihat. Maka studio yang ia miliki terbuka untuk umum. Saking uniknya studio miliknya oleh masyarakat sekitar digunakan sebagai balai RW,” terang Yosua Erik Prasetyo Ketua HMA saat ditemui di gedung UKM Kampus I ITN Malang, Rabu (7/6).

Menurut Yosua, konsep studio yang unik ini menjadi daya tarik bagi mahasiswa ITN untuk mengambil foto. Bertema lomba foto sederhana para mahasiswa ini berpencar mencari obyek foto yang kemudian di unggah di IG masing-masing. Satu orang yang menang

(12)

mendapat buku arsitek karya anggota IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia) Jawa Timur.

Semoga kunjungan singkat yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman dan pembelajaran ini akan bermanfaat bagi calon-calon arsitek muda ITN Malang. (humas)

Mahasiswa

ITN

Menelisik

Keunikan Bangunan De Javasche

Bank Surabaya

Mahasiswa Arsitektur yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ITN Malang menelisik keunikan arsitektur bangunan Museum Bank Indonesia (De Javasche Bank) Surabaya. Sebanyak 45 anggota HMA mempelajari filosofi bangunan dari museum yang memiliki warisan arsitektur Kolonial dengan gaya Neo-Renaissance Architecture.

(13)

Ketua HMA, Yosua menuturkan, arsitektur Belanda mengacu pada arsitektur Eropa dengan ciri tembok yang tebal, atap runcing menjulang dengan tiang-tiang yang tinggi. “Tembok dari bangunan ini memiliki tebal sekitar 60 cm, dengan tinggi kira-kira 6 meter. Padahal rata-rata tebal tembok normal di Indonesia hanya 15 cm. Kekokohan bangunan yang berdiri sejak tahun 1829 dan dibangun kembali pada tahun 1904 serta dirancang dengan cara yang sama dengan kantor pusat de Javasche Bank Batavia ini bertahan sampai sekarang, hanya berubah diwarna catnya saja,” tuturnya bersemangat.

(14)

Surabaya juga terdapat bunker semacam ruang bawah tanah. Sedangkan untuk CCTV masih tradisional dengan memanfaatkan bayangan yang terpantul dari cermin. Uniknya atap di tengah bangunan museum ini menggunakan kaca, sehingga pada siang hari pukul 12 Cahaya matahari akan menerobos masuk ke dalam bangunan. “Makanya di siang hari tidak memerlukan lampu. Bangunan seperti ini hanya ada dua di dunia, di Surabaya dan Perancis,” ujarnya.

Sebagai akhir perjalanan tidak lengkap rasanya sebagai mahasiswa Arsitektur , tanpa melakukan karya kreatif sehingga secara bersama-sama membuat sketsa on the spot di seputaran jembatan merah sambil ngabuburit. (humas)

Menebar Kebaikan Mahasiswa

ITN Bagikan Takjil Istimewa

Menebar Kebaikan Mahasiswa ITN Bagikan Takjil Istimewa

Puluhan pekerja terdiri dari tukang becak, tukang parkir, sopir taksi, sopir angkot dan ojek yang biasa mangkal di depan stasiun Kota Baru Malang mendapat pembagian takjil dari Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ITN Malang. “Bagi-bagi takjil gratis sudah merupakan program rutin tiap tahun dari bidang pengabdian masyarakat,” tutur Yosua Erik Prasetyo Ketua HMA saat ditemui di gedung UKM Kampus I, Rabu (7/6).

(15)

Sebanyak 150 bungkus takjil terbagikan merata pada pekerja sedangkan kelebihannya dibagikan ke pengendara yang melintas di depan stasiun. Ada yang menarik dari takjil yang dibagikan mahasiswa arsitek ini. Takjil tersebut berisikan es pisang ijo makanan khas Sulawesi Selatan yang dibuat sendiri oleh anggota HMA. “Sebenarnya menu takjil ini ide dari salah satu anggota HMA yang berasal dari Goa. Selain bahannya mudah diolah makanan ini jarang disuguhkan dalam bagi-bagi takjil gratis,” ungkapnya.

Yosua menuturkan dengan sepenuh hati dan rasa cinta es pisang ijo dibuat sebagai bukti perhatian dan kebaikan yang ingin dibagikan. Karena sesungguhnya manusia tidak bisa hidup sendiri dan perlu berbagi dengan yang lain. Salah satunya di moment ramadhan ini, dimana manusia berusaha berlomba-lomba menebar kebaikan dan cinta kasih.

“Ada 20 anggota HMA yang terlibat dalam aksi ini. Selain berbagi dengan sesama, kegiatan ini juga membentuk rasa

(16)

kekeluargaan pada anggota. Mulai membuat takjil bareng-bareng, membaginya dan diakhiri dengan buka bersama,” menurutnya tugas mahasiswa tidak hanya kuliah namun juga pengabdian kepada masyarakat. (humas)

ITN Malang Kenalkan Permen

Kencur ke Ibu-Ibu PKK Junrejo

Batu

Rempah-rempah satu ini sangat familier di kalangan ibu-ibu sebagai bumbu dapur. Efek menghangatkan membuatnya juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Kencur sirimpang imut ini selain sebagai bumbu dan obat ternyata bisa juga dibuat menjadi permen yang enak. Dengan mengetahui kandungan zat yang bermanfaat pada kencur, Teknik Kimia ITN Malang melakukan Pelatihan Pembuatan Permen Jelly Kencur (Kelly Candy) terhadap ibu-ibu PKK di Balai Desa Kecamatan Junrejo, Batu beberapa waktu yang lalu.

Bertajuk Be a Successful Independent Woman, ITN Malang diundang oleh Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Jurusan Pendidikan Luar Sekolah untuk mengembangkan sumber daya ibu-ibu PKK di Junrejo. UM melirik ITN Malang karena mempunyai Laboratorium Teknologi Bahan Makanan yang credible, kreatif dan inovatif. Terbukti beberapa produk telah memasuki pasaran umum seperti Wolly Candy, Kecap tongkol, Kelly Candy dll.

Rovita Ika Aryanti bagian produksi laboratorium Teknologi Bahan Makanan menyampaikan proses pembuatan permen kencur jelly (Kelly Candy) sangat mudah, selain itu kencur mudah didapat dengan harga murah dan kaya manfaat. (humas)

(17)

Sosis Karya Mahasiswi ITN Ini

Bukan dari Daging, Tapi Harga

dan Gizinya Bisa Bersaing

Biasanya ampas tahu dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, di tangan dua mahasiswi Institut Teknologi Nasional (ITN) Kota Malang, ampas tahu menjadi makanan bernilai ekonomis tinggi. Lutfi Mia Wulandari dan St Aisyah Humairah menyulap ampas tahu menjadi sosis bergizi. Dua mahasiswa Teknik Kimia ITN itu pun menaikkan nilai ekonomis ampas tahu. “Ampas tahu itu dibilas sampai bersih, lalu diperas. Kemudian diberi bawang merah dan bawang putih lalu dikukus dan dikeringkan selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan airnya,” jelas Lutfi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (22/5/2017).

Setelah olahan ampas tahu mengering, kemudian dihaluskan dan diayak menjadi tepung.

“Setelah itu dicampurkan semua bahannya dengan perbandingan 2:1:2. Perinciannya untuk ayam, tepung sagu, dan adonan ampas tahu,” lanjutnya. Lutfi dan Aisyah sengaja memilih tepung sagu karena dapat menyatukan bahan dan ringan. “Kalau menggunakan tepung kanji akan terlalu kenyal,” kata mahasiswi semester enam itu.

Setelah dicampur, adonan itu dikukus. Dua mahasiswi ini mendapat ampas tahu dari Kecamatan Sukun, Kota Malang. Ampas tahu di Kecamatan Sukun sangat melimpah, dan harganya pun cukup murah. “Kami mendapat ampas tahu seharga Rp 10.000 untuk 10 kilogram,” ujarnya. Sebungkus sosis dari ampas tahu itu dijual seharga jualnya Rp 8.000 per bungkus. Setiap bungkus berisi lima sosis.

(18)

Sumber: Kompas.com

Sentra KI ITN Malang Dorong

Dosen dan Mahasiswa Patenkan

Hasil Penelitiannya

Perlindungan secara hukum terhadap Kekayaan Intelektual (KI) civitas akademik menjadi perhatian serius Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan prestis sang peneliti tetapi memang sudah selayaknya invensi-invensi orang-orang kampus biru diapresiasi melalui perlindungan kekayaan intelektual. “Kita yang sudah meneliti, tapi ternyata hasilnya malah dipatenkan oleh orang lain rasanya itu sakit,” terang Dr. Nanik Astuti Rahman ST, MT, ketua bidang ahli teknologi sentra KI ITN Malang saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (29/5)

Karena itu, lanjut perempuan asli Banyuwangi tersebut, pihaknya berupaya mendorong para dosen dan mahasiswa untuk melindungi hasil penelitiannya secara hukum. Saat ini, para peneliti di dunia berlomba-lomba mematenkan temuan-temuannya. Karena pemilik patenlah yang berhak atas suatu invensi sekalipun ada orang lain yang lebih dulu menelitinya. “Kemarin ada kejadian, antara orang Jogjakarta dan Surabaya. Invensinya sama, saat didaftarkan ke kemenkumham ternyata lebih dulu yang Jogjakarta satu menit. Ya akhirnya yang dapat paten yang Jogjakarta, padahal penelitiannya pengembangan dari yang Surabaya,” terang perempuan yang akrab disapa Nani itu.

Masih banyak lagi kasus dimana peneliti utama dikalahkan oleh peneliti pengembang hanya karena soal paten yang lebih dulu. Karena itu, kalau di luar negeri paten dulu baru melakukan

(19)

penelitian, sementara di Indonesia masih sebaliknya.

Dalam kesempatan itu, Nanik juga menjelaskan beberapa jenis kekayaan intelektual yang sejauh ini masih kerap kali disalah pahami. Di antaranya: paten sederhana, paten (biasa), hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain produk, indikasi geografis, desain tata letak sirkuit terpadu, dan perlindungan varietas tanaman. Menurutnya, masing-masing jenis KI ini berbeda satu sama lain. “Nama produk tertentu, itu perlindungannya bukan perlindungan paten tapi merek dagang. Atau menyangkut komposisi jenis makanan tertentu, maka perlindungannya bukan hak cipta tapi rahasia dagang,” tutur alumni ITN Malang tersebut.

Dengan pengklasifikasian tersebut, suatu invensi dapat memiliki lebih dari satu perlindungan KI. Katakanlah produk samrt phone A. Ia bisa mematenkan mereknya, desain produknya, rahasia dagangnya, dst. “Jadi tidak sesederhana yang dibayangkan bahwa produk tertentu sudah dipatenkan,” kata dia. (her)

Referensi

Dokumen terkait

(2) Calon anggota BPD terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Lurah Desa kepada Bupati melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak

Tamburaka Rustam E, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah Sejarah Filsafat dan Iptek, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Tjahjadi Simon Petrus L, Petualangan

Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari

Bila yang diberi amanat adalah orang yang mempunyai pola manajerial yang profesional dalam penyelenggaraan pendidikan, tentu keputusan, ketetapan dalam urusan

El libro está dedicado al álgebra, y en él es donde aparece por primera vez el signo que hoy utilizamos para afirmar la igualdad de dos expresiones, si bien Recorde lo hace más largo

Khusus untuk komoditas biji kakao yang mengalami penurunan nilai ekspor akibat perbedaan perlakuan oleh Malaysia yang mengekspor kembali olahan biji kakao kepada

Unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik ini sangat sedikit sehingga tanpa pemberian pupuk buatan (pupuk anorganik), tanaman tidak dapat memberikan hasil yang

1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil. Melepas Terminal Konektor 2) Dorong