• Tidak ada hasil yang ditemukan

Febri Ramadhani 1, Abizar 2, Rizki 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Febri Ramadhani 1, Abizar 2, Rizki 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 STUDI MORFOLOGI TUMBUHAN PAKU TERTUTUP (Davallia

denticulata (Brum.) Mett.) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GMP KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN

PASAMAN BARAT

Febri Ramadhani1, Abizar2, Rizki2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ramadhanifebri10@gmail.com

ABSTRACT

Davallia denticulata (Brum.) Mett. (this local name: paku tertutup/closed

fern) are commonly found in various places, one of them in oil palm plantations. This plant looks at its morphological differences on the main road with that away from the main road. This is predicted by dust stuck and the exhaust fumes of vehicles that often pass through oil palm plantations. The purpose of this research is to know the difference of morphological form in the sporophyte phase conducted at station I (main road), station II (away from main road) and station III (buffer zone) and environmental factors that influence it. This research was conducted in February 2017, using purposive sampling method by survey and direct collecting. The result of the research showed that the difference of morphological form in rhizome diameter, leaf thickness, leaf width, leaf length, length of mother leaf stalk, and leaf color, and environmental factors influencing air temperature ranging between 33-350C and air humidity 57-71%.

Keywords : Davallia denticulata (Brum.) Mett, morphological differences, dust, exhaust fumes of vehicles

M PENDAHULUAN

Tumbuhan paku merupakan suatu divisio tumbuhan yang telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Alat perkembangbiakan utama tumbuhan ini adalah spora (Tjitrosoepomo,

2009). Tumbuhan paku dapat

ditemukan pada habitat berair,

permukaan tanah, ataupun

menumpang pada tumbuhan lain yang disebut epifit (Barkman, 1958 dalam Ulum dan Setyati, 2015).

Salah satu tumbuhan paku yang hidup epifit yaitu tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.)

Mett.). Tumbuhan ini biasanya

ditemukan pada berbagai tempat, salah satunya di perkebunan kelapa sawit.

Menurut Sastrapradja (1980)

(2)

2

kuat, berdaging, dan agak menjalar. Tangkainya berwarna coklat gelap dan mengkilat. Bentuk entalnya segitiga, menyirip ganda tiga atau empat. Helaian daunnya berbentuk segitiga dengan tepi yang beringgit. Daun-daunnya kaku dan kuat. Permukaan daun licin mengkilat sehingga terlihat dengan jelas.

Tumbuhan paku-pakuan

membutuhkan lingkungan tertentu

untuk kelangsungan hidupnya.

Lingkungan ini dibentuk oleh faktor-faktor ketinggian, iklim, tanah dan air.

Faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan paku

menurut Syafei (1990 dalam Yusuf, 2009) meliputi suhu, intensitas cahaya, kelembaban tanah dan udara, dan pH tanah atau keasaman tanah. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.) Mett.) adalah debu yang

menempel dan asap kendaraan

bermotor di perkebunan kelapa sawit. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar udara di dunia. Berdasarkan estimasi, sekitar 80-90% timbal di udara berasal

dari pembakaran bensin. Tinggi

rendahnya kadar Pb tergantung pada jenis tanaman yang berkaitan dengan

morfologi daun (Sulasmini, 2007).

Menurut Solihin (2014) emisi

kendaraan yang terserap oleh daun melalui stomata secara bertahap akan

menyebabkan kerusakan seperti

berkurangnya jumlah stomata,

kerusakan pada sel penjaga,

peningkatan jumlah stomata yang tertutup, kerusakan pada kondisi

helaian daun, laju fotosintesis

terhambat, luas daun menyusut,

penurunan kadar klorofil, dan

kematian pada daun.

Begitu juga efek dari partikulat

terhadap lingkungan bervariasi

termasuk terhadap manusia,

tumbuhan, material, dan iklim. Bagi

tumbuhan, partikulat menutupi

permukaan daun dan akan

menghalangi proses fotosintesis

ditambah efek langsung lainnya

(Dewata dan Tarmizi, 2015). Pada

daun yang terpapar debu akan

menghalangi cahaya yang masuk

untuk melangsungkan fotosintesis.

Akibatnya mesofil pada daun

berkurang, ketebalan daun menipis dan transpirasi berkurang yang akan menyebabkan berat daun bertambah.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan di perkebunan kelapa sawit

(3)

3

Kabupaten Pasaman Barat cukup

banyak tumbuhan paku tertutup

(Davallia denticulata (Brum.) Mett.) yang hidup epifit di batang kelapa sawit, sejauh ini belum ada laporan

yang mengungkapkan mengenai

tumbuhan paku tersebut. Tumbuhan

paku ini terlihat perbedaan

morfologinya yang berada di jalan utama dengan yang jauh dari jalan utama. Hal ini diperkirakan oleh debu yang menempel dan asap kendaraan

bermotor yang sering melewati

perkebunan kelapa sawit. Untuk itu

diperlukan kajian tentang studi

morfologi tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.) Mett.) di perkebunan kelapa sawit PT. GMP

Kecamatan Pasaman Kabupaten

Pasaman Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan bentuk

morfologi pada fase sporofit yang dilakukan di stasiun I (jalan utama), stasiun II (jauh dari jalan utama) dan stasiun III (kawasan penyangga) dan

faktor lingkungan yang

mempengaruhinya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah

dilaksanakan pada bulan Februari

2017 di perkebunan kelapa sawit PT. GMP Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dan di Laboratorium Botani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Alat-alat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah meteran, jangka sorong, termometer air raksa, hygrometer, oven, alat tulis, kamera digital, gunting tanaman, parang, dan pisau cutter. Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatan spesimen herbarium adalah label lapangan, benang jagung, karung, lakban, tali rafia, kertas koran, kantong plastik, triplek, benang jahit, kertas mounting,

kertas kalkir, label herbarium,

tumbuhan paku dan spiritus.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive

sampling dengan cara survei dan

pengoleksian langsung. Dalam

pengamatan dan pengambilan sampel berdasarkan stasiun, dimana sampel diamati secara acak terpilih yaitu

pengamatan dilakukan terhadap

tumbuhan paku yang mengalami

perubahan morfologi kemudian

dikarakterisasi morfologi vegetatif (rhizoma dan daun).

Pengambilan sampel di

(4)

4

spesimen di stasiun I (jalan utama), 10 spesimen di stasiun II (jauh dari jalan utama), dan 10 spesimen di stasiun III (kawasan penyangga). Jarak antara stasiun I (jalan utama) dengan stasiun II (jauh dari jalan utama) yaitu 100 m.

Setiap sampel diberi label dan

dilakukan pencatatan data atau

informasi yang penting dari karakter

morfologi. Kemudian dilakukan

pengawetan, pengeringan dan

penempelan. Saat pengambilan sampel

di tiga stasiun dilakukan juga

pengukuran faktor fisika kimianya yaitu suhu dan kelembaban udara. Analisis data menggunakan rumus satuan taksonomi operasional (STO) menurut Martasari (2009):

S = 𝑁𝑎

𝑁𝑎+𝑁𝑏 × 100%

Keterangan:

S : koefisien asosiasi Na : karakter yang sama Nb : karakter yang beda

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT. GMP Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, maka dapat

diketahui masing-masing organ

tumbuhan paku tertutup (Davallia

denticulata (Brum.) Mett.) memiliki

jumlah karakter yang berbeda. Jumlah keseluruhan karakter morfologi yang diamati ada 12. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil pengamatan karakter morfologi yang diamati

No Karakter Morfologi Stasiun I Stasiun II Stasiun III

1. Diameter rhizoma

(cm) 0,46 – 0,79 0,46 – 1,13 0,73 – 0,89

2. Warna rhizoma Coklat muda Coklat muda Coklat muda

3. Warna sisik Coklat gelap Coklat gelap Coklat gelap

4. Ketebalan daun (cm) 0,020 – 0,030 0,020 – 0,030 0,020 – 0,040

5. Lebar daun cm) 21,9 – 42,1 27,7 – 43,5 30,5 – 68,5

6. Pangkal daun Obtusus Obtusus Obtusus

7. Ujung daun Acuminatus Acuminatus Acuminatus

8. Bentuk umum daun Cordatus Cordatus Cordatus

9. Panjang daun (cm) 42,3 – 73,2 40,0 – 79,8 70,0 – 116,6

10. Panjang ibu tangkai

daun (cm) 14,4 – 38,1 17,9 – 37,8 30,2 – 55,7

11. Jumlah tingkatan anak daun Quadripinnati fus Quadripinnati fus Quadripinnati fus

12. Warna daun Hijau

(5)

5

Organ rhizoma terdapat 3 karakter yang diamati yaitu pada diameternya di stasiun I (jalan utama) dengan kisaran nilai antara 0,46-0,79 cm sedangkan stasiun II (jauh dari jalan utama) 0,46-1,13 cm dan stasiun III (kawasan penyangga) 0,73-0,89 cm. Warna rhizoma yang dominan di setiap stasiun adalah coklat muda dan sisiknya dominan berwarna coklat gelap.

Organ daun terdapat 9 karakter yang diamati yaitu ketebalan daun di stasiun I dan II dengan kisaran nilai antara 0,020-0,030 cm sedangkan stasiun III 0,020-0,040 cm. Kemudian urutan kisaran lebar daun dari yang rendah hingga paling tinggi secara berurutan di stasiun I dengan nilai antara 21,9-42,1 cm, stasiun II 27,7-43,5 cm dan stasiun III 30,5-68,5 cm.

Urutan kisaran panjang daun dari yang rendah hingga paling tinggi secara berurutan di stasiun I dengan nilai antara 42,3-73,2 cm, stasiun II 40,0-79,8 cm dan stasiun III 70,0-116,6 cm. Sedangkan urutan kisaran panjang ibu tangkai daun dari yang rendah hingga paling tinggi secara berurutan di stasiun I dengan nilai antara 14,4-38,1 cm, stasiun II 17,9-37,8 cm dan stasiun III 30,2-55,7 cm. Warna daun yang dominan di stasiun I adalah hijau kekuningan sedangkan stasiun II dan stasiun III berwarna hijau.

Hasil penelitian terhadap

karakter morfologi organ tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.) Mett.) dapat dilihat pada Gambar 2. Ujung daun Pangkal daun Bentuk umum daun Stasiun II Stasiun I

(6)

6

Adapun hasil pengukuran

kondisi faktor lingkungan tersebut disajikan pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Pengukuran kondisi faktor lingkungan

Parameter Hasil Pengukuran

St. I St. II St. III Suhu Udara

(0C) 35 34 33

Kelembaban

Udara (%) 57 60 71

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada area

pengamatan diperoleh gambaran

kondisi lingkungan pada saat itu di kawasan perkebunan kelapa sawit PT. GMP Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Hasil pengukuran

menunjukkan bahwa suhu udara

berkisar antara 33-350C dan

kelembaban udara 57-71%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT. GMP Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dapat diketahui bahwa pengukuran diameter rhizoma di stasiun I lebih kecil ukurannya dari stasiun II dan III yang diduga karena sering terpapar

oleh debu dan asap kendaraan

bermotor yang melalui jalan utama tersebut. Morfologi yang berbeda-beda

pada setiap stasiun tentunya

menunjukkan bahwa ternyata kondisi

lingkungan mempengaruhi

pertumbuhan tumbuhan paku tertutup pada bagian tertentu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Petkovsek (2008) menyebutkan bahwa partikulat udara mempengaruhi pertumbuhan secara

keseluruhan dan pertumbuhan

tanaman sesuai dengan sifat fisik dan kimianya.

Dari segi ketebalan daun

tumbuhan paku tertutup yang diamati di stasiun I dan II memiliki daun yang tipis dibandingkan di stasiun III. Selanjutnya, pengukuran panjang daun dan panjang ibu tangkai daun di stasiun I terlihat relatif lebih pendek ukurannya daripada stasiun II dan III. Ukuran kisaran panjang daun di stasiun III yaitu 70,0-116,6 cm. Hal ini

Gambar 2. Morfologi tumbuhan paku tertutup di tiga stasiun

(7)

7

sesuai dengan pernyataan Sastrapradja (1980) yang menyebutkan bahwa ental tumbuhan paku tertutup berjumbai

yang panjangnya sampai 1 m.

Dibandingkan pada stasiun I ukuran kisaran panjang daunnya hanya 42,3-73,2 cm. Hal ini terjadi karena tumbuhan paku ditutupi oleh debu dan menyerap asap kendaraan bermotor, maka daun akan melakukan proses

transpirasi lebih tinggi untuk

melakukan fotosintesis yang

mengakibatkan ukuran daun menyusut atau mengecil. Hal ini sejalan dengan pendapat Rachmawati (2006) yang menjelaskan bahwa pada umumnya debu dan asap kendaraan bermotor merusak tanaman melalui daun yang mengakibatkan kematian daun dan gugurnya daun atau menurunnya pertumbuhan tanaman.

Kemudian yang berbeda dari stasiun I yaitu warna daun yang berwarna hijau kekuningan. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya debu yang menempel pada permukaan daun dan asap kendaraan bermotor yang juga mengandung zat-zat pencemar sehingga proses fotosintesis terhambat yang mengakibatkan penurunan kadar klorofil atau warna daun semakin memudar. Hal ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya menurut

Solihin (2014) mengenai Morfologi Daun, Kadar Klorofil, dan Stomata Glodokan (Polyalthia longifolia) pada Daerah dengan Tingkat Paparan Emisi

Kendaraan yang Berbeda di

Yogyakarta ditemukan sampel daun dengan tingkat emisi kendaraan tinggi memiliki warna daun menguning dan rata-rata kandungan kadar klorofil cenderung semakin rendah.

Pengukuran faktor lingkungan ketiga stasiun di perkebunan kelapa sawit PT. GMP Kecamatan Pasaman

Kabupaten Pasaman Barat yang

diamati menunjukkan bahwa suhu udara berkisar antara 33-350C dan kelembaban udara 57-71%. Hasil pengukuran ini tidak sesuai dengan

pernyataan Rahayu (2016) yang

mengemukakan bahwa suhu udara rata-rata 290C dan kelembaban udara 96% di perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, adanya perbedaan karakter morfologi tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.) Mett.) juga dipengaruhi oleh suhu udara dan kelembaban udara di daerah tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

(8)

8

morfologi tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.) Mett.) di perkebunan kelapa sawit PT. GMP

Kecamatan Pasaman Kabupaten

Pasaman Barat, maka diperoleh

kesimpulan bahwa perbedaan bentuk morfologi tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.) Mett.) pada fase sporofit yang dilakukan di stasiun I (jalan utama), stasiun II (jauh dari jalan utama) dan stasiun III (kawasan penyangga) yaitu terlihat perbedaannya pada diameter rhizoma, ketebalan daun, lebar daun, panjang daun, panjang ibu tangkai daun, dan warna daun. Faktor lingkungan yang mempengaruhi ialah suhu udara yang

berkisar antara 33-350C dan

kelembaban udara 57-71%.

DAFTAR PUSTAKA

Dewata dan Tarmizi. 2015. Kimia

Lingkungan. Padang: UNP

Press.

Martasari, C. 2009. Pendekatan

Fenetik Taksonomi dalam

Identifikasi Kekerabatan

Spesies Anthurium. Jurnal

Hort. Vol 19 No 2. Hlm

155-163.

Petkovsek, S.A.S, Bati F, Lansik C.R. 2008. Norway Spruce Needles as Bioindicator of Air Pollution in the Area of Influence of the Sostanj Thermal Power Plant,

Slovenia. Journal

Environmental Pollution.

151:287-291.

Rachmawati. 2006. Uji Pencemaran Udara oleh Partikulat Debu di Sekitar Terminal Lebak Bulus

Berdasarkan Bioindikator

Stomata pada Tanaman

Glodokan (Polyalthia

longifolia). Skripsi. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah. Rahayu, L.P.S., M. Hendra dan

Budiman. 2016.

Keanekaragaman Paku Epifit pada Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Desa Suatang Baru Kecamatan Paser Belengkong Kabupaten

Paser Kalimantan Timur.

Artikel Prosiding Seminar

Tugas Akhir FMIPA UNMUL 2015. Samarinda: Universitas

Mulawarman.

Sastrapradja, S. 1980. Jenis Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional-LIPI.

Solihin, A. 2014. Morfologi Daun, Kadar Klorofil dan Stomata

Glodokan (Polyalthia

longifolia) pada Daerah dengan

Tingkat Paparan Emisi

Kendaraan yang Berbeda di

Yogyakarta. Skripsi.

Yogyakarta: UIN Sunan

Kalijaga.

Sulasmini, L.K., M.S. Mahendra, dan K.A. Lila. 2007. Peranan

Tanaman Penghijauan

Angsana, Bungur, dan Daun Kupu-Kupu sebagai Penyerap Emisi Pb dan Debu Kendaraan

Bermotor di Jalan

Cokroaminoto, Melati, dan Cut Nyak Dien di Kota Denpasar.

(9)

9

Jurnal Ecotrophic. Vol 2 No 1. Hlm 1-11.

Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi

Tumbuhan (Schizophyta,

Thallophyta, Bryophyta,

Pteridophyta). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Ulum, F.B. dan D. Setyati. 2015.

Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Epifit di Gunung Raung

Banyuwangi Jawa Timur

Indonesia. Jurnal Ilmu Dasar. Vol 16 No 1. Hlm 7-12.

Yusuf, M.A.M. 2009.

Keanekaragaman Tumbuhan

Paku (Pteridophyta) di

Kawasan Cagar Alam Gebugan Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Gambar

Tabel 2. Hasil pengamatan karakter morfologi yang diamati
Tabel  3.  Pengukuran  kondisi  faktor     lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan yang terjadi di desa Pancur tidak sesuai harapan, banyak masyarakat yang tidak mau mencoba untuk membudidayakan jamur Tiram, dan ada sebagian manyarakat

Dalam penelitian ini dilakukan penentuan hubungan antara konsentrasi kalkon dengan arus puncak terhadap larutan standar Co(II) 10 μg/L dan Ni(II) 50 μg/L dengan potensial

 Elemen Utama Kawasan yang akan dikembangkan, misal : Koridor (jalan, sungai dll), Ruang Terbuka (Open space, RTH dll), Persimpangan (Intersection) dll sesuai

Pengalaman hidup baik yang positif maupun yang negatif dapat mempengaruhi sistem spiritualitas seseorang. Sebaliknya dapat dipengaruhi juga oleh bagaimana seseorang mengartikan

Jika salah satu arus dalam alat penukar panas merupakan fluida proses yang dikondensasikan sedangkan fluida yang lain merupakan refrigerant atau fluida

Disamping alasan hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara, bapak Djamil salah satu hakim PA Kota Malang juga menjelaskan alasan

Tujuan dari penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Perdagangan Kota Atambua adalah terwujudnya Kawasan Perdagangan Kota Atambua yang pembangunan

Singkatan dari density-based spatial clustering of applications with noise adalah sebuah algoritma untuk mengelompokkan data, agar data yang berada dalam suatu kelompok