• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET MELALUI SELF ORGANIZED LEARNING ENVIRONMENT *)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET MELALUI SELF ORGANIZED LEARNING ENVIRONMENT *)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET MELALUI SELF ORGANIZED LEARNING ENVIRONMENT *)

Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 menerpa dunia. Sejak pertama kali Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi, keadaan kedaruratan yang disebabkan oleh Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda mereda. Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan pandemi akan segera berakhir di Indonesia. Di beberapa negara seperti India dan Chili, kondisi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 ini bahkan bertambah buruk. Gelombang kedua pandemi menyerang negara-negara yang mulai longgar dengan protokol kesehatan yang ketat. Untuk mengurangi bahaya yang disebabkan Covid-19, pemerintah Indonesia mengumumkan mudik lebaran tahun ini pun dilarang untuk daerah tertentu. Lantas, bagaimanakah arah pembelajaran di masa pandemi? Akankah pembelajaran tatap muka segera menggantikan pembelajaran jarak jauh (PJJ), seperti yang diinginkan berbagai pihak?

Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, saat ini mulai didorong oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama tanggal tentang Panduan Penyelenggaraaan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Tentu saja PTM terbatas ini dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan mendapat izin dari pemerintah daerah. SKB ini menggarisbawahi bahwa layanan PTM terbatas ini dimungkinkan setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan Pendidikan divaksinasi Covid-19 secara lengkap. Jika terdapat kasus konfirmasi Covid-19, para pemangku wajib melakukan penanganan kasus dan dapat menghentikan sementara PTM terbatas di satuan pendidikan.

Pembelajaran di masa pandemi ini yang menggunakan PJJ yang sudah berjalan lebih dari satu tahun di banyak tempat, harus diakui masih kurang persiapan dalam pelaksanaannya. Mulai dari ketidaksiapan guru, siswa, infrastruktur internet hingga alasan ekonomi. Masyarakat seperti kurang puas dan mulai bosan dengan pelaksanaan PJJ. Mulai diluncurkannya PTM terbatas,

(2)

setidaknya mulai menjawab keinginan sebagian orang tua yang menginginkan PTM mulai diterapkan untuk menggantikan PJJ. Pada praktiknya, PTM terbatas di sekolah hanya diisi maksimal lima puluh persen jumlah siswa karena harus menerapkan protokol kesehatan. Mekanisme rotasi bagi siswa yang menjalani PTM terbatas dan PJJ diserahkan ke satuan pendidikan. Mengingat bahaya dampak meluasnya Covid-19 yang belum sepenuhnya mereda karena ancaman gelombang kedua pandemi, penggabungan pembelajaran antara PTM terbatas di sekolah dan PJJ adalah solusi sementara yang dapat diterima di masa pandemi ini. PJJ yang umumnya digunakan saat ini adalah pembelajaran daring berbasis teknologi online.

Pembelajaran berbasis teknologi online tidak dapat terlepas dari pemanfaatan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasin (TIK). Salah satu TIK yang berkembang sangat pesat di era abad ini adalah internet. Kehadiraan internet telah mengubah secara revolusioner terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari. Internet hadir sebagai media yang mengintegrasikan segala media komunikasi dan informasi konvensional yang telah ada. Melalui internet, setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh berbagai informasi yang mereka butuhkan dalam segala kebutuhan sehari-harinya.

Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet: Discovery (penemuan), ini meliputi browsing dan pencarian informasi-informasi tertentu. Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah dari mulai pesan-pesan yang berupa buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar atau inter organisasi. Juga termasuk diantaranya transfer informasi (antar komputer) dan proses informasi. Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama seperti E-mail, chat group (percakapan secara berkelompok), dan newsgroup (gabungan kelompok yang bertukar berita). Collaboration (kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya komunikasi, dan kolaborasi antar media elektronik baik itu antar individu maupun antar kelompok maka beberapa fasilitas canggih dan modern pun mulai digunakan dari mulai screen sharing sampai dengan video converence.

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan di seluruh dunia adalah akses sumber informasi yang sulit. Perpustakaan konvensional yang merupakan sumber informasi sangat sulit dijangkau karena jumlahnya sangat terbatas dan dengan terbatasnya ketersediaan buku. Buku-buku

(3)

dan jurnal harus dibeli dengan harga mahal sehingga ilmu (dalam hal ini sumber informasi) menjadi sangat sulit ditemukan dan terkesan mahal. Keberadaan internet mampu mengubah semua itu, karena kita dapat mengakses sumber informasi dengan begitu mudah dan tidak terbatas jumlahnya. Tetapi patut disayangkan karena di negara kita Indonesia, akses pada internet masih cukup mahal.

Menurut temuan riset World Economic Forum, akses terhadap teknologi internet membantu meningkatkan kualitas hidup dan percepatan pembangunan di semua level seperti kesehatan (mHealth), pembelajaran (e-learning), dan keuangan (mobile financial service) (Chakhoyan, 2016). Peningkatan kualitas hidup dan percepatan pembangunan dapat dicapai apabila pemanfaatan internet dipakai untuk hal-hal yang tepat guna dalam kehidupan sehari-hari. Namun satu hal yang patut disayangkan adalah internet masih sangat kecil digunakan untuk keperluan pembelajaran. Hasil survey yang dilakukan oleh APJII Tahun 2018 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia dominan untuk mencari berita dan hiburan.Mengingat peran internet yang begitu besar dalam kehidupan sehari-hari, dan pemanfaatan internet di Indonesia yang masih kurang tepat sasaran, perlu upaya yang serius untuk memanfaatkan media internet dalam jalur yang tepat khususnya di bidang pendidikan.

Internet sebagai Media Pembelajaran

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Arsyad, 2014). Pemanfaatan media pembelajaran diharapkan mampu memberikan motivasi dan merangsang aktivitas siswa dalam belajar. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media sebagai alat bantu mempunyai fungsi mempermudah menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Pembelajaran dengan menggunakan media akan membangkitkan motivasi belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.

(4)

menentukan media pembelajaran yang hendak digunakan. Penggunaan media yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya TIK yang sangat pesat semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Kemajuan TIK menuntun dunia pendidikan untuk mulai memanfaatkan kemajuan yang ada, melalui media-media yang sudah diciptakan, yaitu dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan wahana yang bersentuhan langsung dengan persoalan dalam kehidupan sehari-hari dan hajat orang banyak.

Media pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah internet. Internet merupakan salah satu media yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Di dalam internet terdapat banyak informasi yang dapat diambil manfaatnya untuk menambah wawasan siswa dan juga guru. Dalam pendidikan, internet sangat berguna dalam proses pembelajaran di sekolah, di mana para siswa dapat melengkapi ilmu pengetahuannya. Penggunaan internet sebagai media dapat dianggap sebagai suatu hal yang sudah umum digunakan di kalangan pelajar. Untuk itu sekolah-sekolah bisa menjadikan internet sebagai sarana untuk belajar selain dari buku dan agar mampu menjadi solusi dalam mengatasi masalah yang selama ini terjadi, misalnya minimnya buku yang ada di perpustakaan, keterbatasan tenaga ahli, jarak rumah dengan lembaga pendidikan, biaya yang tinggi dan waktu belajar yang terbatas.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :

1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa;

3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing

4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa; 5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran;

6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses

(5)

pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.

Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada internet sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk penerapan pembelajaran yang inovatif. Salah satu pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan di masa pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran adalah Self-Organized Learning Environment (SOLE).

Pembelajaran Self-Organized Learning Environment (SOLE)

PTM terbatas yang mulai digagas oleh pemerintah dan dikombinasikan dengan PJJ yang berbasis teknologi online, menuntut siswa untuk banyak belajar secara mandiri. Pembelajaran SOLE (Self-Organized Learning Environment) atau Lingkungan Pembelajaran Mandiri cukup tepat untuk diimplementasikan dalam masa pandemi ini. SOLE pertama kali dipraktikkan di India oleh praktisi pendidikan India bernama Sugata Mitra. Ia membuat percobaan di daerah sub urban New Delhi dengan memasang monitor komputer (CPU Pentium 266 MHz) di tembok. Lalu diberi fasilitas keyboard, mouse serta jaringan internet sehingga anak-anak dapat mengakses berbagai bahan pelajaran sekolah.

Anak-anak di India ini tidak pernah diajarkan bagaimana menggunakan komputer oleh guru mereka, tetapi setiap hari mereka mengerumuni komputer di dinding tersebut dan bermain bersama. Sembari bermain, ternyata mereka belajar bagaimana menyusun kalimat, belajar menulis, membaca, dan juga berhitung.

Pembelajaran SOLE menitikberatkan proses pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siapapun yang berkeinginan untuk belajar dengan memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran dan perangkat pintar yang dimilikinya. Dalam konteks pembelajaran yang dilakukan, pembelajaran SOLE digunakan oleh guru dalam mengeksplorasi kedalaman pemahaman materi kepada siswa dengan memanfaatkan rasa keingintahuan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Pembelajaran mandiri melalui SOLE sangat tepat diterapkan untuk pembelajaran di masa pandemi terutama ketika siswa belajar mandiri memanfaatkan media internet.

(6)

Kompetensi yang diharapkan akan terbentuk dalam diri siswa melalui pembelajaran SOLE ini antara lain:

1. Berfikir kreatif (creative thinking)

Pembelajaran SOLE merangsang setiap siswa untuk melatih rasa ingin tahu yang dimilikinya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Berbekal rasa ingin tahu yang besar dan menggunakan fasilitas internet, siswa mencari alternatif jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.

2. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving capability)

Setiap pertanyaan membutuhkan jawaban. Bagaimana cara mencari jawaban dengan menggunakan dan memanfaatkan TIK, membuat siswa dirangsang untuk memecahkan masalah. Di samping itu, pertanyaan yang diberikan membawa siswa pada pengetahuan dan pertanyaan baru. Pertanyaan baru yang muncul tentu membutuhkan jawaban kembali. Proses yang berputar ini, yang diharapkan menghasilkan kemampuan memecahkan masalah pada diri siswa.

3. Kemampuan berkomunikasi (communicate capability)

Setiap jawaban yang didapat tentunya perlu didistribusikan ke siswa yang lain. Setiap siswa diberikan kesempatan menyampaikan jawaban yang didapat berdasarkan pemahamannya sendiri. Dengan melatih tata cara penyampaian jawaban tadi diharapkan akan memunculkan dan melatih kemampuan berkomunikasi pada diri siswa.

Pembelajaran SOLE terdiri atas tiga tahap aktivitas yang harus dilakukan oleh setiap siswa. Guru hanya bertugas memberikan pemicu dalam bentuk pertanyaan utama terkait materi yang akan dibahas. Aktivitas selanjutnya tergantung kreativitas siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut. Lebih terperinci tiga tahapan aktivitas yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pertanyaan (question)

Memberikan pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diajarkan, pertanyaan tersebut diharapkan juga dapat menurunkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih banyak lagi terhadap materi yang diajarkan. Meski sejatinya tidaklah mudah meminta siswa menyusun serentetan pertanyaan kritis yang dapat memancing rasa ingin tahu mereka sendiri terkait konsep tertentu, namun dengan berlatih hal itu pastinya akan menjadi lebih mudah. Dalam praktiknya, beragam pertanyaan yang

(7)

dibuat ini dapat disampaikan saat PTM terbatas di sekolah atau melalui kelas maya baik secara lisan maupun tulisan.

2. Investigasi (investigate)

Langkah kedua adalah menginvestigasi secara kontekstual berbagai pertanyaan-pertanyaan kecil yang sudah dibuat oleh siswa. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengobservasi lingkungan sekitar mereka sekaligus mencari benang merah antara konsep dan konteks materi yang tengah dipelajari. Siswa dalam kelompok berkolaborasi satu dengan yang lainnya, dan dapat menggunakan media internet untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan sebelumnya. Siswa dengan sendirinya akan berlatih memanfaatkan berbagai sumber informasi untuk mendapatkan jawaban dari serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka susun untuk selanjutnya dikaji secara kritis berdasarkan berbagai sumber literasi. Siswa dapat mempelajari secara mandiri dari sumber belajar dengan memanfaatkan media internet.

3. Mengulas (review)

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penemuan mereka terhadap pertanyaan yang diberikan. Di tahap ini, siswa diminta untuk mengulas hasil observasi yang telah diperoleh dengan menggunakan media presentasi sesuai minat dan bakat mereka. Sebagian siswa mungkin akan mengulasnya dalam bentuk tabel dan grafik, namun tidak menutup kemungkinan mereka memilih media lain seperti gambar ataupun video hasil karya sendiri

Pemanfaatan media internet untuk pembelajaran di masa pandemi tetap harus dalam panduan guru dan orang tua. Media internet adalah media tanpa batas. Berbagai informasi yang seringkali tanpa filter, tersedia di dunia maya tersebut. Diperlukan panduan yang jelas dan tegas dari guru terkait situs web yang direkomendasikan yang dapat diakses oleh siswa. Portal Rumah Belajar dari Kemendikbud melalui laman https://belajar.kemdikbud.go.id/ adalah salah satu laman yang dapat direkomendasikan bagi siswa untuk menggali pemahaman secara mandiri terkait materi pelajaran yang sedang dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi dengan memanfaatkan media internet melalui SOLE dalam praktiknya mutlak memerlukan kerja sama semua stakeholder. Perkembangan TIK yang sangat pesat khususnya internet saat ini, sudah sepatutnya dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat khususnya di bidang pendidikan.

(8)

Pemanfaatan media internet melalui pembelajaran SOLE di masa pandemi ini diharapkan mampu mengembangkan potensi diri siswa dalam menjawab tantangan abad 21. Semoga!

*) Yudi Setiadi, S.T., M.Pd.

Pengembang Teknologi Pembelajaran LPMP Lampung

Daftar Pustaka

APJII. 2018. Penetrasi dan Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey 2018. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.

Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Andrew Chakhoyan. 2016. How will 5G internet change the world?. Diakses dari https://www.weforum.org/agenda/2016/03/how-will-5g-internet-change-the-world/

Deni Darmawan. 2014. Pengembangan E- Learning Teori dan Desain. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Saleh Sarifudin. Deskripsi dan Langkah Pembelajaran SOLE (Self-Organized Learning Environment). Diakses dari

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen pembelajaran berbasis Blended Learning di masa Pandemi Covid-19 pada lembaga pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting

Sehingga perlu adanya suatu inovasi untuk mempermudah proses pembelajaran di masa pandemi COVID-19, salah satunya adalah pengembangan Spesix Learning Management

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui penggunaan drawing pen tablet sebagai media pembelajaran cardiotocography di masa pandemi Covid-19..

Tujuan penelitian ini diarahkan untuk mengetahui sejauhmana persepsi mahasiswa terkait efektivitas penggunaan media pembelajaran online di masa pandemi covid-19

Yaitu bagaimana guru dapat membuat media animasi pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran di masa pandemi covid 19 sehingga menarik para siswa untuk

Berdasarkan hasil kedua wawancara di atas maka peneliti dapat mendeskripsikan bahwa guru akidah akhlak di Madrasah Aliyah Pesantren Al-Qamar Bajeng Kabupaten Takalar

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru telah menggunakan WhatsApp sebagai media pembelajaran di masa pandemi covid-19 yang menunjang kegiatan pembelajaran dalam

Hasil dari pengabdian ini menunjukkan bahwa guru-guru yang mengikuti kegiatan pelatihan telah memiliki kemampuan untuk merancang dan menerapkan e-learning dalam proses