• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Indokores Sahabat (Indokores) merupakan sebuah perusahaan produsen wig/hair piece yang berkedudukan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Keputusan untuk mendirikan perusahaan ini didasarkan pada banyaknya kerajinan rambut yang dibutuhkan di Korea Selatan, dan pendirian perusahaan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Indokores sendiri merupakan perusahaan kerjasama antara Indonesia dengan Korea Selatan, dan nama Indokores Sahabat berasal dari kata “Indonesia Korea Selatan Bersahabat.” Indokores adalah anggota kawasan berikat, yang berarti perusahaan tidak perlu lagi membayar pajak dan bea masuk untuk perdagangan luar negeri dan masalah ekspor-impor produk.

Indokores sebagai perusahaan produsen wig, memproduksi berbagai macam wig, mulai dari yang wig untuk fashion hingga wig yang customized untuk rambut bermasalah seperti kebotakan. Tapi, fokus Indokores adalah produksi wig berdasarkan pesanan dan customized, sehingga memiliki volume produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain di Purbalingga yang memproduksi wig hanya untuk fashion.

Indokores banyak menyerap tenaga kerja karena merupakan perusahaan manufaktur. Jumlah total karyawan yang dimiliki oleh Indokores adalah 3500 orang, yang terbagi menjadi lima bagian, yaitu:

1) Bagian personalia, bertugas mengurus dan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan karyawan.

2) Bagian keuangan, tugasnya berkaitan dengan keuangan perusahaan, termasuk pembukuan dan perpajakan.

3) Bagian Ekspor-Impor, bagian ini bertugas mengurus masalah perdagangan produk, terutama ekspor dan impor.

(2)

2

4) Bagian produksi, bertugas memproduksi wig, dengan subbagian celep, natting, wig, sasak, packing, dan skin.

5) Bagian gudang, memiliki tugas yang meliputi aktivitas di gudang, memeriksa persediaan, dan inventarisir.

Dari lima bagian perusahaan tersebut, bagian yang paling banyak membutuhkan karyawan adalah bagian produksi. Karyawan di bagian produksi berjumlah 2954 orang pegawai borongan dengan 100 orang berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya 2854 orang berjenis kelamin perempuan. Karyawan tersebut memiliki tingkat pendidikan dari SD sampai SMA.

Banyaknya jumlah karyawan yang dibutuhkan di bagian produksi merupakan cerminan dari banyaknya wig yang diproduksi oleh perusahaan ini, walaupun Indokores hanya memproduksi wig melalui pemesanan, dan juga karena wig yang diproduksi di Indokores semua proses pengerjaannya dilakukan secara manual, tidak menggunakan mesin.

Karyawan di bagian ini membutuhkan keterampilan dan ketelitian serta konsentrasi yang tinggi karena tingkat kerumitan pekerjaan yang juga tinggi. Karyawan yang masuk ke bagian produksi akan diberi pelatihan untuk natting, proses pemasangan rambut ke dalam lubang rambut yang dilakukan seperti perajutan, selama 3 bulan dan diharapkan pada bulan ketiga karyawan yang sudah diberi pelatihan bisa melakukan natting. Namun, karena kerumitan pekerjaan tersebut, banyak karyawan yang setelah tiga bulan masih belum bisa melakukan pekerjaan tersebut.

Kerumitan pekerjaan ini menjadi masalah bagi perusahaan, karena sebenarnya perusahaan masih membutuhkan lebih banyak karyawan untuk melakukan natting. Namun yang sering terjadi, jika ada pelamar yang masuk dan diberi pelatihan natting, mereka mengundurkan diri hanya setelah 2 hari pelatihan, yang membuat tingkat turnover karyawan tinggi, dan tersisa karyawan yang telah lama bekerja di Indokores.

(3)

3 1.2 Latar Belakang Penelitian

Indonesia, bersama dengan negara berkembang lain di kawasan Asia yang memiliki pertumbuhan produktivitas yang kuat dan terkena dampak krisis Yunani yang lemah, pada tahun 2010 lalu memiliki angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% berdasarkan data dari Bank Dunia (ANTARANews, 2010:par. 1-3). Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang tersebut disinyalir dipimpin oleh negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, terutama China (ANTARANews, 2010:par. 5). Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tidak menjamin akan turunnya jumlah pengangguran (ANTARANews, 2011:par. 20). Menurut Suwito Ardiyanto, SH,MH, widyaswara utama Bidang Penempatan Tenaga kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi seperti dikutip dalam ANTARANews (2010:par. 1-2), pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari total angkatan kerja di Indonesia. Tingkat pengangguran yang tinggi tidak berarti adanya lowongan pekerjaan akan dengan mudah terisi. Hal ini karena beberapa pekerjaan yang tidak terisi memerlukan keterampilan dari karyawannya (ANTARANews, 2010:par. 4). Untuk menanggulanginya, diperlukan pelatihan dan penyuluhan serta penempatan kerja yang tepat (ANTARANews, 2010:par. 7).

PT. Indokores Sahabat (Indokores) sebagai perusahaan produsen wig mengalami hal tersebut. Indokores saat ini kekurangan karyawan bagian produksi, padahal jumlah pengangguran di Purbalingga mencapai 16.653 orang, atau 3,82 persen dari total angkatan kerja di Kabupaten Purbalingga (Suara Merdeka CyberNews, 2011:par.2). Kurangnya karyawan di bagian produksi ini dikarenakan tingkat kerumitan pekerjaan, terutama natting. Natting membutuhkan keterampilan dan ketelitian dari karyawan, dan untuk itu Indokores memberikan pelatihan natting bagi pelamar pekerjaan yang dilaksanakan selama 3 bulan. Akan tetapi, dengan pelatihan yang diberikan, masih banyak karyawan yang memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut setelah hanya berlatih selama 2 hari, bahkan 1 hari,

(4)

4

sehingga membuat tingkat turnover karyawan di perusahaan tersebut tinggi. Hal ini karena kerumitan pekerjaan, dikombinasikan dengan mental pelamar yang cepat lelah dan mudah menyerah, sekalipun umur mereka masih muda. (Sumber: Wawancara dengan Pimpinan Perusahaan)

Penyebab lainnnya yaitu saat Indokores membuka lowongan pekerjaan, hanya ada sekitar 3 orang yang menjawab lowongan dan mendaftar ke Indokores. Hal ini karena banyaknya tenaga kerja yang memilih untuk bekerja di luar negeri yang menjanjikan upah lebih besar, dan karena adanya sistem plasma pembuatan bulu mata palsu, yang memungkinkan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya di rumah. Pilihan pekerjaan yang memungkinkan karyawan untuk bekerja di rumah lebih disukai oleh wanita berkeluarga, yang juga merupakan target utama karyawan bagian produksi Indokores. (Sumber: Wawancara dengan pimpinan perusahaan)

Tabel 1.1

Persentase Turnover Karyawan Tahun 2010 Bulan Jumlah karyawan keluar % Januari 141 4,77 Februari 133 4,50 Maret 32 1,08 April 36 1,22 Mei 33 1,12 Juni 67 2,27 Juli 99 3,35 Agustus 24 0,81 September 127 4,30 Oktober 118 3,99 November 91 3,08 Desember 83 2,81

(5)

5 Tabel 1.2 Jumlah Produksi Wig

Tahun 2010 Bulan Jumlah produksi total Jumlah produksi rata-rata tiap karyawan* Januari 6219 2,11 Februari 6173 2,09 Maret 7109 2,41 April 6735 2,28 Mei 5515 1,87 Juni 6323 2,14 Juli 6493 2,19 Agustus 5540 1,88 September 3525 1,19 Oktober 5373 1,82 November 5041 1,71 Desember 5225 1,77

Sumber: Data Internal Bagian Produksi

Keterangan : * angka merupakan hasil pembulatan

Berdasarkan data pada tabel 1.1 tampak bahwa Indokores memiliki tingkat turnover karyawan yang tinggi di sepanjang tahun 2010, dengan tingkat tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Sedangkan data pada tabel 1.2 menunjukkan tingkat produktivitas karyawan secara total, yang juga menunjukkan tingkat performansi karyawan secara individual. Dengan tingkat produksi rata-rata per karyawan per bulan yang rendah, tampak bahwa performansi karyawan secara rata-rata kurang maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan Indokores terdapat karyawan yang mampu menyelesaikan produksi hingga tiga sampai empat

(6)

6

wig per bulan. Tapi karena karyawan bagian produksi yang sebagian besar adalah wanita berkeluarga, terkadang mereka tidak terlalu fokus dalam mengerjakan pekerjaannya karena mereka memikirkan rumah tangga mereka, sehingga banyak karyawan yang hanya mampu memproduksi wig dengan jumlah di bawah rata-rata.

Tingginya tingkat turnover dan kurang baiknya performansi kerja karyawan di Indokores menandakan kurangnya motivasi yang dimiliki oleh karyawan (Robbins & Judge, 2009:250). Apabila motivasi kerja karyawan di Indokores baik, maka Indokores tidak akan memiliki tingkat turnover yang tinggi. Selain itu, motivasi karyawan yang baik juga akan mempengaruhi performansi kerja karyawan ke arah yang lebih baik (Newstrom, 2011:109). Yang dimaksud dengan motivasi di sini adalah proses dan usaha-usaha yang dilakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan (Robbins & Judge, 2009:209). Sedangkan performansi kerja adalah kesediaan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan (Rivai, 2008:15).

Indokores, dengan 2954 orang karyawan bagian produksi yang dimiliki sekalipun pekerjaan mereka memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, perlu mengetahui apa yang menjadi faktor pendorong karyawan untuk bekerja di Indokores dan memaksimalkannya sehingga faktor-faktor tersebut dapat digunakan oleh Indokores untuk lebih memotivasi karyawan dan memperbaiki tingkat performansi kerja karyawan sehingga pada gilirannya meningkatkan tingkat produktivitas perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai motivasi karyawan yang berjudul “Pengaruh Motivasi Karyawan terhadap Performansi Kerja – Studi di PT. Indokores Sahabat Purbalingga.”

(7)

7 1.3 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diajukan, maka didapat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi karyawan bagian produksi PT. Indokores Sahabat?

2. Bagaimana performansi kerja karyawan bagian produksi PT. Indokores Sahabat?

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap performansi kerja karyawan bagian produksi PT. Indokores Sahabat secara simultan (gabungan) dan parsial (individu)?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motivasi karyawan bagian produksi PT. Indokores Sahabat.

2. Untuk mengetahui performansi kerja karyawan bagian produksi PT. Indokores Sahabat.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap performansi kerja karyawan bagian produksi PT. Indokores Sahabat.

1.5 Kegunaan Penelitian 1. Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen Indokores dalam mengambil langkah strategis berkaitan dengan performansi kerja karyawan bagian produksi.

2. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana dan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang motivasi dan performansi kerja.

(8)

8 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Isi bab ini meliputi uraian tentang objek penelitian, latar belakang, masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang meliputi rangkuman teori dan penelitian terdahulu, kerangka penelitian, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasannya secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan kesimpulan penelitian yang merupakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Selain itu disajikan juga perumusan saran secara kongkrit, yang merupakan implikasi kesimpulan dan berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar