• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PERHITUNGAN BIAYA INTERKONEKSI MODEL JARINGAN BERGERAK DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PERHITUNGAN BIAYA INTERKONEKSI MODEL JARINGAN BERGERAK DAFTAR ISI"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 2 : Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Tentang Buku Panduan dan Perangkat Lunak Formula Perhitungan Biaya Interkoneksi

TANGGAL : 28 Pebruari 2006

PANDUAN PERHITUNGAN BIAYA INTERKONEKSI

MODEL JARINGAN BERGERAK

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... I DAFTAR GAMBAR ... IV Pendahuluan... 1 1.1 Tujuan dokumen ... 1 1.2 Model ... 1 2. Tujuan Model ... 3

2.1 Penentuan Biaya Interkoneksi... 3

2.2 Sifat Model Bottom Up ... 4

2.3 Keterkaitan dengan Model Top Down ... 5

3. Prinsip-Prinsip Model ... 7

3.1 Definisi dan Prinsip LRIC ... 7

3.2 Beban biaya forward looking ... 10

3.3 Layanan Incremental (Service Increments)... 12

3.4 Pendekatan scorched node... 13

3.5 Beban biaya kapital tahunan ... 14

3.6 Alokasi Beban biaya dan Mark Up ... 15

3.7 Ringkasan prinsip-prinsip model ... 17

4. Perancangan Model ... 18

4.1 Skema Model ... 18

(2)

4.3 Elemen jaringan yang dimodelkan ... 22

5 Pengoperasian Model ... 24

5.1 Pendahuluan ... 24

5.2 Gambaran Umum Pengoperasian Model ... 24

5.3 Gambaran umum Perhitungan ... 25

5.4 B. Hasil... 28

5.5 C. Master files ... 28

5.6 Tabel 1a: Network coverage by geotype and region ... 29

5.7 Tabel 1b: Pre-paid Subscribers... 29

5.8 Tabel 1c: Post-paid Subscribers ... 29

5.9 Tabel 1d: Total Subscribers ... 29

5.10 Tabel 2a: Breakdown of traffic origination by region and geotype... 30

5.11 Tabel 2b: Annual traffic by service and region ... 30

5.12 Tabel 2c: Number of call attempts by service and region... 30

5.13 Tabel 2d: Number of unsuccessful call attempts by service and region 30 5.14 Tabel 2.e: Average call duration by service and region... 30

5.15 Tabel 3a: Radio Network Parameters, 2003 ... 31

5.16 Tabel 3b: Network Equipment, 2003 ... 31

5.17 Tabel 3c: Transmission Parameters, 2003... 31

5.18 Tabel 3d: Point to Point fibre Link, 2003... 32

5.19 Tabel 3e: Call set-up/ duration split ... 32

5.20 Tabel 3f: Peak/ Off-peak traffic split ... 32

5.21 Tabel 3g: Utilisation... 33

5.22 Tabel 3h: Call routing ... 34

5.23 Tabel 3i: Erlang Tabel ... 34

5.24 Tabel 4.a: Conversion of billed minutes to network minutes ... 34

5.25 Tabel 4.b: Busy hour Erlang... 35

5.26 Tabel 4.c: busy Hour voice equivalent radio channel ... 35

5.27 Tabel 4d: Utilisation... 35

5.28 Tabel 4e: GSM 900 coverage network ... 37

(3)

5.30 Tabel 4g: Traffic Network ... 38

5.31 Tabel 4h: Provisioned GSM 900 network ... 38

5.32 Tabel 4i: GSM 1800 Traffic Network ... 39

5.33 Tabel 4j: Co-located 900 & 1800 Network... 40

5.34 Tabel 4k: Other network elements ... 40

5.35 Tabel 4.1k: Transmission network - capacity dimensioning ... 41

5.36 Tabel 4m: Provisioned equipment volumes... 42

5.37 Tabel 5a: Top-down model values, 2003 ... 42

5.38 Tabel 5b: Network equipment capex & opex costs, 2003... 43

5.39 Tabel 5c: Transmission costs, 2003 – cost of building own transmission 43 5.40 Tabel 5d: Transmission costs, 2003 – costs of leasing transmission .... 43

5.41 Tabel 5e: Summary: transmission costs by network element... 44

5.42 Tabel 6: Network element costing – 2003 to 2007 (respectively) ... 44

5.43 Tabel 7a.1.: Modern Equivalent Asset additions, Installation costs, Opex 46 5.44 Tabel 7a.2:Cumulative MEA, Installations and Opex ... 47

5.45 Tabel 7.b.1: Depreciation (MEA + Inst. Cost) ... 47

5.46 Tabel 7b2: Average remaining MEA production value ... 47

5.47 Tabel 7c.1: Return on assets ... 47

5.48 Tabel 7c.2: Total annualised capex (Depreciation + ROA) ... 48

5.49 Tabel 7d.1: Total annualised costs (Capex + Opex) ... 48

5.50 Tabel 7d2: Common costs and working capital... 48

5.51 Tabel 8a: Routing factors ... 48

5.52 Tabel 8b: Weighted Traffic ... 49

5.53 Tabel 8c: Network element usage ... 49

5.54 Tabel 9a: LRIC (Rupiahs)... 49

5.55 Mark up ... 49

5.56 Tabel 11a:National service & retail costs ... 50

5.57 Tabel 11b:Regional service & retail costs ... 50

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Definisi LRIC ... 9

Gambar 3.2: Beban biaya historis versus beban biaya forward-looking... 11

Gambar 3.3: Rumus untuk WACC pre-tax nominal... 15

Gambar 4.1: Struktur tingkat tinggi dari model ... 18

Gambar 4.2: Worksheet yang ada pada model... 19

Gambar 4.3: Layanan jaringan yang dimodelkan... 20

Gambar 4.4: Elemen Jaringan yang dimodelkan ... 22

Gambar 5.1: Input dan tahapan perhitungan ... 25

Gambar 5.2: Master files ... 28

(5)

1. Pendahuluan

1.1 Tujuan

dokumen

Dokumen ini adalah buku panduan dalam menggunakan model Bottom

Up LRIC Jaringan Bergerak. Tujuan dokumen ini adalah untuk:

a. Menjelaskan latar belakang pendekatan pemodelan yang diambil, termasuk metodologi pembebanan biaya dan konsep-konsep yang mendukung model perhitungan;

b. Menjelaskan cara kerja dan struktur model perhitungan;

c. Memberikan panduan atau panduan untuk membantu penyelenggara dalam melakukan perhitungan biaya interkoneksi.

Dokumen ini juga telah dirancang untuk memungkinkan penyelenggara melakukan perubahan sesuai dengan pola penyediaan interkoneksi berserta layanannya.

1.2 Model

Model merupakan bentuk fisik dari dari formula perhitungan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Buku panduan ini merupakan panduan atau panduan dalam menggunakan model yang terdapat di dalam Excel Workbook berjudul 'BU Fixed Network Model (29 Apr 05) v1.2 (Illustrative Data).xls'. Hak cipta dari Excel workbook dimaksud dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Setiap penyelenggara dalam melakukan perhitungan biaya interkoneksi dengan menggunakan model tersebut, harus menyalin model dari Ditjen Postel dan menyerahkan hasil perhitungan dengan model yang telah diisi datanya. Ditjen Postel akan memverifikasi keabsahan model dari data log pengisian model. Dalam

(6)

menyerahkan hasil perhitungan dengan model yang telah diisi datanya, penyelenggara harus menyertakan dokumen pengantar yang mencantumkan jastifikasi terhadap variabel dan parameter yang dipilih oleh penyelenggara.

(7)

2. Tujuan

Model

2.1 Penentuan Biaya Interkoneksi

Tujuan model Bottom Up Jaringan Bergerak dapat digunakan untuk menghitung biaya interkoneksi yang terkait dengan berbagai kategori trafik yang berbeda – disebut sebagai service types (service type) pada model. Secara khusus, model ini dimaksudkan untuk digunakan membantu penentuan biaya interkoneksi untuk trafik interkoneksi originasi, terminasi dan transit.

Pengaturan biaya interkoneksi melibatkan penentuan harga yang secara wajar mengkompensasi penyedia layanan interkoneksi atas beban biaya ekonomis dari layanan interkoneksi dimaksud. Biaya interkoneksi yang diregulasi harus memenuhi beberapa syarat agar dapat menjadi efektif, yaitu:

a. biaya interkoneksi tersebut harus mencerminkan secara tepat beban biaya ekonomis layanan interkoneksi;

b. biaya interkoneksi tersebut tidak boleh melibatkan subsidi beban biaya penyedia layanan interkoneksi dengan pembayaran dari pencari akses, tidak pula sebaliknya

c. biaya interkoneksi tersebut harus mengikuti, sepraktis mungkin, biaya yang mungkin muncul dalam sebuah pasar kompetitif-penuh untuk layanan interkoneksi.

Biaya interkoneksi yang diregulasi tidak selalu mencerminkan biaya sebenarnya yang muncul dari penyedia layanan interkoneksi, karena dimungkinkan adanya level ketidakefisiensian yang berlebihan yang menyebabkannya tidak layak untuk diteruskan kepada pencari akses.

(8)

Biaya interkoneksi dapat kemudian dianggap sebagai insentif bagi penyedia akses untuk mencapai level efisiensi operasional di mana biaya tersebut didasarkan.

2.2 Sifat

Model

Bottom Up

Model Bottom Up menentukan beban-beban biaya yang mungkin muncul pada sebuah penyelenggara efisien yang menggunakan teknologi jaringan masa depan (forward looking network technologies) dalam melakukan berbagai layanan jaringan termasuk layanan interkoneksi. Dalam hal ini tujuan utama model adalah untuk menentukan beban biaya yang mungkin timbul pada penyelenggara tersebut dalam menangani level seluruh trafik dan trafik interkoneksi yang diasumsikan. Model ini mengalokasikan beban biaya total tersebut kepada setiap kategori layanan atau jenis trafik dan menghasilkan beban biaya untuk setiap satuan trafik panggilan atau menit. Sebuah Model Beban Biaya Bottom

Up dapat dijalankan menggunakan input data yang berdasar pada level resource dan beban-beban biaya sebuah penyelenggara tertentu. Namun

demikian, hal ini hanya dilakukan untuk tujuan yang sangat khusus1, karena resource yang di-deploy dan beban-beban biaya yang muncul dari sebuah penyelenggara tertentu mungkin tidak mencerminkan level beban biaya penyelenggara efisien yang menggunakan teknologi jaringan masa depan (forward looking network technologies).

Sebaliknya, Model Top Down menghitung satuan beban biaya yang muncul dari suatu penyelenggara. Model seperti ini membutuhkan sebagai input data beban biaya aktual penyelenggara tersebut. Beban-beban biaya tersebut dialokasikan berdasarkan prisip sebab akibat Beban-beban

1

(9)

biaya (cost causation principles) kepada layanan produksi yang menimbulkan beban biaya tersebut. Sebuah Model Top Down tidak selalu mencerminkan beban-beban biaya penyelenggara efisien yang menggunakan teknologi jaringan masa depan (forward looking network

technologies), dan hanya akan mendekati beban-beban biaya tersebut

sampai batas di mana penyelenggaraan yang dimodelkan efisien dalam kondisi ini.

2.3 Keterkaitan dengan Model Top Down

Model Bottom Up yang dijelaskan dalam buku panduan ini harus dipertimbangkan bersama dengan Model Top Down untujk Jaringan Bergerak di Indonesia. Model Bottom Up mengkonstruksikan sebuah basis beban biaya yang digunakan untuk menangani level trafik yang diasumsikan berdasarkan praktek efisien dalam perancangan jaringan, pembelian peralatan, utilisasi dan operasi. Sebaliknya, Model Top Down menentukan beban-beban biaya berdasarkan alokasi beban biaya yang terjadi pada penyelenggara tersebut. Hasilnya, beban biaya yang dihitung menggunakan Model Bottom Up akan sama dengan atau lebih rendah daripada beban biaya yang dihitung menggunakan Model Top

Down.

Model Bottom Up menggunakan data yang sama dengan Model Top

Down, seperti:

a. data pelanggan; b. data trafik;

(10)

c. data common cost dan overhead cost 2;

d. routing factor.

Sebagai tambahan, faktor alokasi yang digunakan untuk mengalokasikan beban biaya pada Model Top Down dapat diturunkan dari output Model

Bottom Up.

2

Perlakuan terhadap common cost dan overhead cost dalam Model Bottom Up selalu menjadi isu yang perlu

diperhatikan. Secara umum persentase mark-up pada direct cost untuk merepresentasikan common cost dan overhead

cost diturunkan dari benchmarks level beban biaya penyelenggara yang diterima sebagai praktek terbaik (best practice).

Namun, sebelum bersandar penuh pada benchmarks, disarankan untuk mencoba persentase mark-up yang dihasilkan oleh beban biaya aktual penyelenggara yang terkait yang dicakup dalam Model Top Down terkait. Jika informasi ini ada dan beban biaya yang dimaksud berada di dalam daerah benchmark, maka data aktual dapat digunakan dalam Model Bottom Up.

(11)

3. Prinsip-Prinsip

Model

3.1 Definisi dan Prinsip LRIC

Teori ekonomi menyatakan bahwa harga optimal tercapai ketika tarif sama dengan beban biaya marginal untuk menyediakan layanan. Beban biaya marginal dalam hal ini didefinisikan sebagai kenaikan basis beban biaya yang terkait dengan pengadaan penambahan satu satuan produksi. Namun, industri telekomunikasi memiliki karakteristik level common cost dan joint cost yang tinggi yang tidak akan dapat ditutupi jika penentuan harga ditentukan hanya oleh beban biaya marginal. Sebagai hasilnya, biaya interkoneksi didasarkan pada forward looking long run incremental

costs (LRIC). Diasumsikan bahwa semua input adalah variabel (jumlah

pegawai, ongkos kapital, dll), sehingga biaya interkoneksi mengikutsertakan pengembalian kapital (return on capital).

LRIC secara umum didefinisikan sebagai beban biaya penambahan sebuah produk atau layanan pada sebuah grup produk atau layanan atau, dengan kata lain, beban biaya yang dapat dihindarkan jika produksi sebuah produk atau layanan dihilangkan dari daftar produk dan layanan yang ada. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan pada saat ini memproduksi layanan A dan B dan kemudian memutuskan untuk menghentikan produksi layanan A, maka beban biaya perusahaan akan berkurang. Perusahaan akan menghemat:

a. Beban-beban biaya variabel yang terkait dengan produksi layanan tersebut

b. Beban biaya tetap yang khusus untuk memproduksi layanan tersebut (Service specific fixed costs)

(12)

Menggunakan harga berdasarkan LRIC, pesaing dapat menentukan antara menggunakan jaringan incumbent atau, dengan alternatif membangun jaringan mereka sendiri, karena biaya interkoneksi akan mencerminkan beban biaya mengkonstruksikan sebuah jaringan berdasar pada teknologi modern, termasuk rate yang wajar atas pengembalian investasi. Pada prakteknya, tentu saja, tidak akan selalu terbuka bagi pesaing untuk membangun jaringan alternatif, karena para pelanggan yang akan ditujukan panggilan kepada mereka mungkin memiliki layanan yang terhubung pada jaringan penyelenggara lainnya. Namun, struktur beban biaya akan mencerminkan beban biaya yang muncul dari sebuah penyelenggara efisien dalam mengadakan jaringan seperti itu.

Gambar 3.1 mengilustrasikan definisi LRIC bagi sebuah layanan (layanan A) yang tidak memiliki beban biaya tetap khusus layanan (service specific

(13)

Gambar 3.1: Definisi LRIC Cost Service A Service B Incremental cost (LRIC)

of Service A Slope = unit LRIC

Slope = average costs

Average cost of Service A

Cost driver volume CVR Fixed common and joint costs (FCJC) Stand-alone cost (SAC) of providing Service B Cost Service A Service B Incremental cost (LRIC)

of Service A Slope = unit LRIC

Slope = average costs

Average cost of Service A

Cost driver volume CVR Fixed common and joint costs (FCJC) Stand-alone cost (SAC) of providing Service B Sumber: Ovum

Seperti yang diilistrasikan pada Gambar di atas, LRIC layanan A adalah beban biaya yang dapat dihindari dengan tidak menyediakan layanan tersebut. Terlihat bahwa LRIC mendekati kemiringan kurva beban biaya atau cost volume relationship (CVR). Gambar 3.1 mengilustrasikan sebuah kasus yang tidak memiliki beban biaya tetap khusus layanan (Service specific fixed costs) yang terkait dengan produksi Layanan A. Jika terdapat beban biaya tetap khusus layanan (Service specific fixed

costs), maka LRIC didefinisikan sebagai kemiringan kurva beban biaya

ditambah setiap beban biaya tetap khusus layanan (Service specific fixed

costs).

Namun, seperti yang telah disebutkan di atas, sebuah bisnis yang memberi harga pada layanannya berdasarkan LRIC tidak akan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, karena dia tidak akan menutupi fixed common cost dan joint cost-nya. Karenanya tarif layanan

(14)

A harus mengikutsertakan mark-up untuk menutupi fixed common cost dan joint cost.

Layanan B pada Gambar 3.1 dapat diambil sebagai representasi trafik yang dimiliki oleh penyelenggara itu sendiri (trafik on-net atau trafik non-interkoneksi) dan Layanan A mewakili trafik interkoneksi yang dibawa ke atau dari jaringan penyelenggara lain. Seperti yang diindikasikan di bawah terdapat beberapa konsekuensi penting untuk satuan beban biaya (unit cost) dari setiap Layanan yang dicerminkan dalam prinsip yang mendasari model, yaitu-

a. Beban-beban biaya dibagi secara proporsional antara Layanan A dan Layanan B, sehingga tidak ada subsidi di antara mereka

b. Tidak terdapat beban biaya jaringan yang berdiri sendiri yang dialokasikan pada suatu bisnis (Layanan B) yang dapat menjadi alasan pengadaan jaringan pada keadaan awal. Dengan kata lain, walaupun penentuan beban biaya interkoneksi terkait dengan kausasi beban biaya (cost causation), pendekatan yang digunakan ini tidak menaruh perhatian pada urutan kausasi beban biaya (cost causation). c. Beban biaya retail tidak terkait dengan Layanan A, yang merupakan

Layanan interkoneksi yang disediakan pada pasar wholesale, sehingga tidak dibagi dengan Layanan A.

3.2 Beban

biaya

forward looking

Apabila LRIC diharapkan menghasilkan indikasi harga yang efisien bagi pasar maka hasilnya harus mencerminkan beban biaya forward-looking untuk membangun dan mengoperasikan sebuah jaringan modern. Beban biaya forward-looking mencerminkan beban biaya yang akan muncul di masa depan untuk mencapati tujuan dan, untuk itu, beberapa penilaian

(15)

diperlukan untuk memperkirakan beban biaya forward-looking. Beban biaya forward-looking berbeda dengan beban biaya historis pada sejumlah hal. Beban biaya historis direkam di masa lalu dan terkait untuk memenuhi tujuan-tujuan historis. Beban biaya historis diketahui dengan pasti dan biasanya digunakan untuk pelaporan finansial. Gambar 3.2 di bawah membandingkan penyelenggaraan dan ciri-ciri beban biaya historis dengan beban biaya forward-looking.

Gambar 3.2: Beban biaya historis versus beban biaya forward-looking

Beban biaya historis Beban biaya forward-looking Penyelengga

raan

• Pelaporan finansial • Penilaian kebiasaan lama • Dasar pengganti bagi

keputusan masa depan

• Dasar untuk menghitung LRIC • Dasar untuk keputusan masa

depan

• Beban biaya relevan untuk pemain baru

Positif Relatif sederhana • Mudah untuk dihasilkan

• Transparan dan dapat direkonsiliasi

• Data untuk keuntungan akunting

• Mendukung keputusan yang secara ekomoni efisien

• Memberikan harga batas bawah (floor) dan batas atas (ceiling) • Menghasilkan target biaya

Negatif • Mengandung alokasi

resource yang secara

ekonomi tidak efisien

• Ketidaktepatan pernyataan keuntungan nyata

• Output sensitif terhadap metodologi tertentu yang dipilih

• Rumit dan kurang

transparan/kemampuan untuk direkonsiliasi

• Dapat memberikan pergerakan keuntungan yang tidak stabil dari waktu ke waktu

(16)

Beban biaya forward looking dapat diharapkan berbeda dengan beban biaya historis sebagai hasil dari perubahan teknologi, inflasi harga (umum ddan khusus), dan fakta bahwa beban biaya historis dimunculkan untuk mendapatkan tujuan-tujuan masa lalu dan mungkin menjadi sangat besar dalam jumlah. Model ini menggunakan beban biaya kapital

forward-looking dan juga beban biaya operasional forward-forward-looking dan historis

untuk dimodelkan.

3.3 Layanan Incremental (Service Increments)

Model ini menghitung LRIC untujk elemen jaringan terkait dengan pengadaan penyampaian jaringan (network conveyance) dan layanan akses. Pendekatan ini menekankan bahwa biaya untuk layanan interkoneksi dan pengadaan layanan jaringan dari bisnis jaringan penyelenggara dan bisnis retail adalah identik dan karenanya tidak diskriminatif. Fixed common cost dan joint cost yang terkait dengan pengadaan layanan jaringan diberi mark up pada level elemen jaringan, sedangkan fixed common cost dan joint cost yang terkait baik dengan penyelenggaraan jaringan maupun retail misalnya beban biaya overhead perusahaan dikenakan kepada elemen jaringan dan juga aktifitas retail. Pendekatan ini sering dikenal dengan Total Service LRIC (TSLRIC). Istilah tersebut berarti bahwa pendekatan LRIC dikenakan kepada volume total atau pertambahan layanan (baik on-net maupun interkoneksi) dan beban biaya tetap tidak dialokasikan hanya pada sub-himpunan dari layanan (seperti layanan on-net).

(17)

3.4 Pendekatan

scorched node

Terdapat dua pendekatan utama untuk memodelkan topologi jaringan dalam Model Bottom Up:

a. Scorched earth – Ini adalah sebuah pendekatan di mana lokasi dan jumlah node jaringan ditentukan berdasarkan sebuah rancangan jaringan yang optimal, dengan memperhitungkan profil kebutuhan saat ini dan masa depan

b. Scorched node – Pendekatan ini mengambil lokasi dan jumlah node jaringan saat ini sebagai basis untuk topologi jaringan yang dimodelkan,

c. Pendekatan scorched earth memiliki sejumlah keterbatasan:

d. Secara komersial tidak realistis, khususnya bagi penyelenggara

incumbent. Node jaringan sangat jarang dapat dipindahkan ke lokasi

yang secara teoritis ideal, dengan hasil bahwa jaringan akan selalu kurang optimal.

e. Secara praktis tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan baik. Rancangan jaringan adalah proses yang rumit, melibatkan sejumlah besar faktor dan parameter rancangan, yang tidak semuanya dapat diukur sebelumnya.

f. Pendekatan ini hanya dapat memberikan optimisasi pada suatu waktu tertentu saja. Jaringan berkembang sejalan dengan waktu dalam merespon perubahan permintaan akan diperkirakan (forecast) dan mengizinkan evolusi dan ketidaktentuan, melebihi batasan efisiensi teoretis.

Pendekatan scorched node lebih unggul dan telah digunakan, karena pendekatan ini:

(18)

a. Mengakui bahwa tidak mungkin untuk secara akurat menangkap akibat proses yang sangat rumit seperti yang ada pada model yang murni prediktif.

b. Mengenal bahwa tidak mungkin secara komersial dan ekomoni secara kontinu untuk merancang ulang struktur node sebuah jaringan atau untuk membuat perubahan mendasar dalam pandangan singkat (short term horizon) model beban biaya.

c. Bersandar pada statistik tentang rancangan jaringan penyelenggara aktual sebagai perkiraan batasan rancangan jaringan yang dihadapi oleh setiap penyelenggara.

Model LRIC harus mencerminkan sebuah arsitektur jaringan yang mewakili trade-off yang wajar antara:

a. b.

Efisiensi teoretis

Realitas praktis tentang cara jaringan dibangun dan dikembangkan

3.5 Beban biaya kapital tahunan

Beban biaya kapital tahunan terdiri dari: a. Pengembalian kapital (Return on Capital) b. Depresiasi ekonomi (Economic Depreciation)

Pengembalian kapital dihitung dengan menerapkan weighted average cost of

capital (WACC) kepada nilai kapital elemen jaringan.

Biaya kapital adalah beban biaya gabungan dari hutang dan ekuitas yang dihasilkan sebuah perusahaan. Dua sumber kapital diberi bobot bersama untuk menghasilkan weighted average cost of capital (WACC) perusahaan yang dimaksud.

Model ini menggunakan beban biaya kapital pre-tax nominal untuk menghitung pengembalian kapital, menggunakan pendekatan CAPM standar.

(19)

Gambar 3.3: Rumus untuk WACC pre-tax nominal

E

D

E

r

E

D

D

r

T

WACC

pre tax Debt post tax Equity post tax

c

+

+

+

=

)

1

(

(

)

Dengan:

1. r Debt post tax = (Risk free rate + debt risk premium) * (1 – Tc) 2. r Equity post tax= Risk free rate + Beta * market risk premium 3. Tc = Marginal tax rate

4. D = Market value of debt 5. E = Market value of equity

Depresiasi ekonomis dapat didefinisikan secara sederhana sebagai perubahan dari waktu ke waktu dalam nilai pasar dari sebuah aset. Nilai pasar dari sebuah aset sama dengan nilai pendapatan saat ini yang diharapkan dihasilkan oleh aset tersebut terhadap sisa usia kegunaan aset tersebut.

3.6 Alokasi Beban biaya dan Mark Up

Routing factors

Secara keseluruhan, Model Bottom Up menghitung elemen jaringan seperti sentral, sistem transmisidan platform jaringan yang dibutuhkan untuk menangani kebutuhan trafik pada setiap tahun yang dicakup oleh model.

Model ini kemudian mengalokasikan beban-beban biaya setiap elemen jaringan kepada berabgai jenis kategori trafik yang didukung oleh jaringan. Model ini melakukan hal tersebut menggunakan service routing factor. Service routing

factor mencerminkan sampai batas tertentu kepada setiap tipe trafik atau

(20)

cara ini beban-beban biaya elemen jaringan dibagi-bagi kepada setiap layanan yang menggunakan elemen jaringan tersebut. Untuk dapat melakukan ini, tabel ruting inisial yang menjelaskan bagaimana setiap service type menggunakan elemen-elemen jaringan harus diberi bobot dengan volume yang terkait dengan setiap layanan jaringan yang dimaksud.

Mark up

Penentuan beban biaya layanan untuk tujuan penentuan biaya interkoneksi perlu mengikutsertakan tidak hanya LRIC untuk layanan dimaksud, tetapi juga bagian common cost dan overhead cost yang dapat secara wajar dikenakan pada pengadaan layanan yang dimaksud.

Cara yang dikenal untuk melakukan hal ini adalah dengan menentukan jumlah beban biaya yang terlibat dan menampilkan beban-beban biaya tersebut sebagai mark-up pada semua operasinal yang terlibat. Perusahaan mungkin memiliki bisnis lain yang berbeda dan terpisah dari operasi yang dimodelkan. Maka common cost dan overhead cost harus dibagi kepada seluruh bisnis tersebut di atas. Pada konteks saat ini, bisnis lain yang umum dapat dikategorikan ke dalamnya adalah:

a.

b. c.

Bisnis layanan tetap retail (kita di sini hanya tertarik pada beban-beban biaya interkoneksi, dan tidak pada beban-beban biaya bisnis retail);

Bisnis layanan jaringan penyedia internet (wholesale dan retail); Bisnis lainnya.

Pendekatan yang diadopsi dalam Model ini adalah untuk mengecek mark-up yang dinyatakan dalam persentase berdasarkan beban biaya aktual Penyelenggara. Model dapat melakukan ini karena data yang ada merupakan bagian dari set data Model Top Down. Model lalu membandingkannya dengan

benchmark dari penyelenggara jaringan bergerak lainnya. Jika persentasenya

(21)

tidak, model menyesuaikannya agar mencerminkan situasi yang ada pada pasar praktek terbaik (best practice market).

Sebuah pendekatan alternatif, jika tidak tersedia data Top Down, adalah menerapkan mark-up berdasarkan hanya pada benchmark.

3.7 Ringkasan prinsip-prinsip model

Model ini menghitung LRIC untuk layanan-layanan yang relevan: 1. Menggunakan LRIC

2. Mengadopsi seluruh jaringan pembawa sebagai inkremen 3. Menggunakan pendekatan Model Bottom Up

4. Menggunakan pendekatan scorched node

5. Menilai aset pada harga saat ini menggunakan basis Modern Equivalent

Asset (MEA)

6. Mengalokasikan beban-beban biaya elemen jaringan kepada Layanan menggunakan Service routing factor

Menerapkan mark-up untuk fixed common cost dan joint cost menggunakan sebuah basis equi-proportional.

(22)

4. Perancangan

Model

4.1 Skema

Model

Berikut adalah gambaran umum dari struktur model seperti terlihat dalam Gamba 4.1.

Gambar 4.1: Struktur tingkat tinggi dari model

Sumber: Ovum

Setiap kotak yang diperlihatkan pada Gambar 4.1 mewakili sebuah worksheet terpisah di dalam model. Kotak-kotak yang diberi nomor mewakili modul-modul penting yang mengandung data input atau perhitungan. Isi dan perhitungan yang dilakukan dalam setiap worksheet adalah sebagai berikut:

(23)

Gambar 4.2: Worksheet yang ada pada model

Worksheet Tujuan

Modulles Skema model (seperti pada Gambar 4.1 di atas) untuk memudahkan referensi

A. Description Deskripsi setiap modul dan pengertian singkatan yang digunakan di dalam model

B. Results Merangkum hasil-hasil yang dihitung model C. Master files Sheet input untuk data master file yang

digunakan pada sheet-sheet berikutnya di dalam model

1. Coverage & Subs Sheet ini berisi data input cakupan dan

pelanggan per wilayah

2. Traffic Sheet ini berisi data input trafik berdasar jenis

layanan dan wilayah

3. Network design parameters Sheet ini mengandung data input perancangan jaringan yang menentukan bagaimana

switching dan jaringan transmisi dimodelkan.

4. Network design Sheet ini mengandung semua perhitungan

untuk volume sentral dan kapasitas transmisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan trafik

5. Unit investment and operating expenses

Sheet ini mengandung data input satuan

beban biaya kapital dan operasional untuk infrastruktur sentral dan transmisi

6. Network costing Sheet ini mengandung perhitungan

penyusutan dan opex untuk setiap tahun dari model. (Setiap tahun menggunakan satu sheet terpisah, untuk kenyamanan)

7. Economic Costing Sheet ini mengandung output ringkasan dari

perhitungan penyusutan, opex dan pengembalian aset untuk semua tahun

8. Routing factors Sheet ini mengandung faktor ruting dan

(24)

9. Service costing Sheet ini mengandung perhitungan total dan

beban biaya-satuan (LRIC) untuk setiap kategori layanan untuk setiap tahun pada model

10. Mark-ups Sheet ini mengandung common cost dan retail

mark-up

11. Service pricing Sheet ini mengandung output beban biaya

layanan dengan common cost dan retail

mark-up

4.2 Layanan jaringan yang dimodelkan

Layanan-layanan berikut ini dimodelkan: Gambar 4.3: Layanan jaringan yang dimodelkan On-net services

On-net voice - Local

On-net voice - Long distance On-net voice - other traffic On-net SMS

On-net MMS On-net other data

Originating Interconnected Services

Originating interconnected voice - Local (to fixed) Originating interconnected voice - Local (to mobile) Originating interconnected voice - Local (to satellite) Originating interconnected voice - Long distance (to fixed) Originating interconnected voice - Long distance (to mobile) Originating interconnected voice - Long distance (to satellite) Originating interconnected voice - International (to international)

(25)

Originating interconnected SMS (to mobile) Originating interconnected SMS (to satellite) Originating interconnected MMS (to mobile) Originating interconnected MMS (to satellite) Originating interconnected other data (to mobile) Originating interconnected other data (to satellite) Terminating Interconnected Services

Terminating interconnected voice - Local (from fixed) Terminating interconnected voice - Local (from mobile) Terminating interconnected voice - Local (from satellite) Terminating interconnected voice - Long distance (from fixed) Terminating interconnected voice - Long distance (from mobile) Terminating interconnected voice - Long distance (from satellite) Terminating interconnected voice - International (from international) Terminating interconnected SMS (from mobile)

Terminating interconnected SMS (from satellite) Terminating interconnected MMS (from mobile) Terminating interconnected MMS (from satellite) Terminating interconnected other data (from mobile) Terminating interconnected other data (from satellite)

Keterangan dan penjelasan pada Gambar 4.3

Panggilan On-net: Panggilan ini dari trafik yang dimiliki sendiri oleh penyelenggara jaringan bergerak. Panggilan ini dioriginasi dan diterminasi di dalam jaringan bergerak milik penyelenggara.

Panggilan Interkoneksi: adalah panggilan dari penyelenggara baik yang dioriginasi atau diterminasi pada jaringan lain atau dengan arah sebaliknya.

(26)

Sebagai tambahan, pada panggilan interkoneksi juga terdapat layanan transit, yaitu originasi dan/atau terminasi terjadi pada jaringan penyelenggara berijin lainnya (other licensed penyelenggara).

4.3 Elemen jaringan yang dimodelkan

Elemen jaringan yang logis mewakili pengelompokan atau pengsubkelompokan kategori aset yang beban biayanya dapat secara jelas dialokasikan pada layanan tertentu. Elemen-elemen jaringan berikut dimodelkan:

Gambar 4.4: Elemen Jaringan yang dimodelkan Network Element

Abbreviation

Description

TRX Transceiver unit

BTS Base Station

BSC Base Station Controller MSC Mobile Switching Centre

GW Interconnect Gateway

IGW International Gateway

HLR Home Location Register NMS Network management System

PRP Pre-play Platform

VMS Visitor Location register IBIL Interconnect Billing System

DAP Data Platform

TF-BTS-BTS Fibre Transmission - BTS-BTS TF-BTS-BSC Fibre Transmission - BTS-BSC TF-BSC-MSC Fibre Transmission - BSC-MSC TF-MSC-MSC Fibre Transmission - MSC-MSC

(27)

TF-MSC-GMSC Fibre Transmission - MSC-GW TM-BTS-BTS Microwave Transmission - BTS-BTS TM-BTS-BSC Microwave Transmission - BTS-BSC TM-BSC-MSC Microwave Transmission - BSC-MSC TM-MSC-MSC Microwave Transmission - MSC-MSC TM-MSC-IGW Microwave Transmission - MSC-IGW

Elemen jaringan diatas adalah elemen jaringan bergerak selular, penyelenggara jaringan bergerak satelit dan penyelenggara jaringan bergerak teresterial lainnya harus menyesuaikan elemen jaringan yang digunakan. Selanjutnya elemen jaringan tersebut menjadi dasar dalam tahapan perhitungan selanjutnya.

(28)

5 Pengoperasian

Model

5.1 Pendahuluan

Bagian ini menjelaskan bagaimana model beroperasi dan bagaimana menggunakan model dan menyediakan deskripsi rinci tentang perhitungan yang dilakukan dalam setiap worksheet.

Model ini memiliki sejumlah konvensi khusus untuk membantu penyelenggara: a. Cell input menggunakan font tebal berwarna merah (inputan dari yang telah

dilakukan, dimunculkan menggunakan latar belakang berwarna hijau berbeda dengan input dari penyelenggara yang menggunakan latar belakang berwarna putih); cell yang berisi perhitungan memiliki font berwarna hitam.

b. Alur perhitungan adalah dari bagian atas sheet ke bagian bawah dan, dengan sedikit pengecualian, antar sheet dari kiri ke kanan.

Data yang berbasis tahun harus diinput secara bersesuai sesuai dengan penduan.

5.2 Gambaran Umum Pengoperasian Model

Model Bottom Up menggunakan berbagai Network Design Parameters untuk menghitung berbagai elemen jaringan seperti sentral, sistem transmisi dan

platform jaringan yang dibutuhkan untuk menangani kebutuhan trafik dalam

setiap tahun yang dicakup dalam model.

Model ini kemudian mengalokasikan beban-beban biaya setiap elemen jaringan kepada berbagai jenis kategori trafik yang didukung oleh jaringan. Model ini melakukan hal tersebut menggunakan Service routing factor. Service routing

(29)

factor mencerminkan sampai batas tertentu di mana setiap jenis trafik

menggunakan setiap jenis elemen jaringan.

Satuan LRIC untuk setiap kategori layanan kemudian dihitung. Untuk layanan

voice, satuan beban biaya secara umum dinyatakan menggunakan

Rupiah/menit.

Penentuan beban biaya layanan untuk tujuan penentuan biaya interkoneksi perlu mengikutsertakan tidak hanya LRIC untuk layanan tersebut, tetapi juga bagian dari common cost dan overhead cost yang secara wajar dikenakan pada proses pengadaan layanan yang diinginkan. Model ini kemudian menerapkan

mark-up bagi LRIC layanan untuk menghitung beban biaya layanan untuk tujuan

ini. Retail mark-up kemudian dikenakan oleh model untuk menghitung penentuan harga layanan – berdasar pada fully marked up LRIC ditambah beban biaya retail.

5.3 Gambaran

umum

Perhitungan

Gambar 5.1 di bawah menampilkan panduan referensi bagi setiap input dan tahapan perhitungan dari model. Tahap-tahap ini diberi referensi menggunakan nomor bagian yang digunakan dalam model.

Gambar 5.1: Input dan tahapan perhitungan Tabel

No.

Nama Input/ Perhitungan

1a Network coverage by geotype and region Input

1b Pre-paid subscribers Input / Perhitungan 1c Post-paid subscribers Input / Perhitungan 1d Total subscribers Input / Perhitungan 2a Breakdown of traffic origination by region and

geotype

Input 2b Annual traffic by service and region Input 2c Number of call attempts by service and region Input

(30)

2d Number of unsuccessful call attempts by service and region

Input 2e Number of successful call attempts by service

and region

Perhitungan 2f Average call duration by service and region Perhitungan 3a Radio network parameters, 2003 Input

3b Network equipment, 2003 Input 3c Transmission parameters, 2003 Input 3d Call setup/ duration split Input 3e Peak/ Off-peak traffic split Input

3f Utilisation Input

3g Call routing Input

3h Erlang Tabel Input

4a Conversion of billed minutes to network minutes (taking into account holding time and non-billed calls)

Perhitungan

4b Busy hour Erlang Perhitungan

4c Busy hour voice equivalent radio channels (On-net calls are multiplied by 2, as two voice channels in the radio network are required to convey the call)

Perhitungan

4d Utilisation

Perhitungan 4e GSM 900 coverage network

Perhitungan 4f Radio network - available capacity

Perhitungan 4g Traffic network Perhitungan 4h Provisioned GSM 900 network Perhitungan 4i GSM 1800 traffic network Perhitungan 4j Co-located 900&1800 network

Perhitungan 4k Other network elements

Perhitungan 4l Transmission network - capacity dimensioning

Perhitungan 4m Provisioned equipment volumes

Perhitungan

5a Various costs Input

5b Network equipment capex & opex costs, 2003 Input

(31)

5d Transmission costs, 2003 - Cost of building own transmission

Input 5e Summary: transmission costs by network

element

Input / Perhitungan

Sheets

6.1 - 6.5 Network element costing- 2003 to 2007 (respectively Perhitungan 7a Modern Equivalent Asset additions, Installation

costs, Opex Perhitungan

7a.1 MEA, Installation and Opex Additions

Perhitungan 7a.2 Cumulative MEA, Installations and Opex

Perhitungan 7b Depreciation

Perhitungan 7b.1 Depreciation (MEA + Inst. Costs)

Perhitungan 7b.2 Average remaining production value

Perhitungan 7c Return on assets

7c.1 Return on assets

Perhitungan 7c.2 Total annualised capex (Depreciation + ROA)

Perhitungan 7d. Total cost

Perhitungan 7e Total cost (with merged costs for fibre &

microwave transmission) Perhitungan 7f Allocate NMS

Perhitungan 7g Transpose Tabel

Perhitungan 7h Call setup/ duration cost

Perhitungan

8a Routing factors Input

8b-8f Network element usage2003 t0 2007 Perhitungan 9a Call duration LRIC (Rupiahs) Perhitungan 9b Call setup LRIC

10a Mark-ups Input

11a National service & retail costs Perhitungan

(32)

5.4 B.

Hasil

Worksheet ini menampilkan 3 kriteria pilihan untuk menampilkan hasil akhir:

a. Durasi/ Call Set up & durasi (pembebanan satu atau dua bagian) b. Average/ Peak & off peak

c. Retail mark-up untuk layanan on-net and originating; dugunakan atau tidak digunakan

Pilih salah satu dari tiga kombinsa, dan hasilnya akan secara otomatis muncul.

5.5 C. Master files

Masterfile-masterfile berikut ada di dalam worksheet ini:

Gambar 5.2: Master files

Nama Tabel Deskripsi

Services Layanan yang biayanya dimodelkan

Units Unit-unit yang berhubungan dengan setiap jenis layanan

Years Tahun yang termasuk dalam periode dimana model dilakukan

Regions Wilayah ke dalam mana penyelenggara dikelompokan untuk tujuan pengadaan layanan dan administrasi

Geotypes Kategori-kategori yang menjelaskan tingkat kepadatan penduduk dalam mana layanan disediakan

(33)

Network Elements Kombinasi utama dari aset (termasuk aset sentral, transmisi dan sistem) yang membentuk jaringan

Jika penyelenggara bermaksud untuk mengubah data pada masterfile, harus dilakukan pada worksheet ini dan perubahan akan terjadi pada worksheets lainnya secara otomatis. Perubahan harus dicantumkan dalam dokumen pengantar perangkat lunak hasil perhitungan kepada BRTI;

5.6 Tabel 1a: Network coverage by geotype and region

Worksheet ini berisi inputan yang menerangkan cakupan dalam kilo meter per

segi dari jaringan di setiap wilayah, bersama-sama dengan peramalan cakupan luas untuk tahun-tahun mendatang di dalam model.

5.7 Tabel 1b: Pre-paid Subscribers

Worksheet ini digunakan memasukan data mengenai pelanggan pra bayar

untuk setiap tahunnya berdasarkan wilayah.

5.8 Tabel 1c: Post-paid Subscribers

Worksheet ini digunakan memasukan data pada mengenai pelanggan pasca

bayar untuk setiap tahunnya berdasarkan wilayah.

5.9 Tabel 1d: Total Subscribers

Tabel ini digunakan untuk menghitung total pelanggan pra bayar dan pasca bayar untuk setiap tahunnya berdasarkan wilayah.

(34)

5.10 Tabel 2a: Breakdown of traffic origination by region and

geotype

Tabel ini digunakan untuk memasukan nilai persense cakupan jaringan untuk tahun awal untuk setiap geotype disetiap wilayah. Luas cakupan di masa depan dihitung, dengan mempertimbangan bagaimana persentase-persentase ini dapat atau mungkin bertambah di geotype tertentu.

5.11 Tabel 2b: Annual traffic by service and region

Tabel ini berisi inputan data trafik berdasarkan kategori layanan untuk setiap tahunnya, dipisahkan berdasarkan wilayah. Sumber data berasal dari penyelenggara yang terkait.

5.12 Tabel 2c: Number of call attempts by service and region

Tabel ini berisi input data total call attempt tahunan berdasarkan kategori layanan untuk setiap tahun, dipisahkan berdasarkan wilayah. Sumber data berasal dari penyelenggara yang terkait.

5.13 Tabel 2d: Number of unsuccessful call attempts by service

and region

Tabel ini berisi input data untuk call attempts yang tidak berhasil berdasarkan kategori layanan untuk setiap tahun, dipisahkan berdasarkan wilayah. Sumber data berasal dari penyelenggara yang terkait.

5.14 Tabel 2.e: Average call duration by service and region

Tabel ini berisi data durasi panggilan, dan dihitung dengan membagi total menit untuk setiap jenis layanan di tabel 2b berdasarkan call attempt yang berhasil untuk jenis layanan yang terkait dalam tabel 2c.

(35)

5.15 Tabel 3a: Radio Network Parameters, 2003

Tabel ini berisi data berbagai parameter yang dibutuhkan oleh model untuk mendisain sebuah jaringan untuk menangani ramalan trafik. Ketentuan telah dibuat untuk perubahan yang mungkin terjadi dimasa depan pada konfigurasi peralatan BTS, sehubungan dengan jumlah rata-rata TRx per BTS. Data input berasal dari bermacam-macam sumber temasuk dari penyelenggara yang terkait. Jastifikasi dari parameter inputan harus disertakan dalam dokumen pengantar perangkat lunak hasil perhitungan kepada BRTI;

5.16 Tabel 3b: Network Equipment, 2003

Tabel ini berisi data mengenai peralatan jaringan yang sekarang terpasang berdasarkan penyelenggara yang terkait di tahun 2003, tahun awal dari model. Data tersebut dibutuhkan untuk memberikan dasar bagi perhitungan scorched

node. Jumlah node yang mewakili peralatan jaringan yang bukan radio adalah

jumlah node minimum yang akan digunakan selama periode yang dmodelkan. Jastifikasi dari parameter inputan harus disertakan dalam dokumen pengantar perangkat lunak hasil perhitungan kepada BRTI;

5.17 Tabel 3c: Transmission Parameters, 2003

Bagian dari Worksheet ini terdiri dari 2 tabel. Yang pertama berisi data input mengenai proporsi transmisi dalam berbagai kategori dimiliki atau disewa. Persentase sudah berdasarkan atas perkiraan dan telah dibulatkan. Nilai persentase sudah dihitung sedemikian rupa sehingga dapat digunakan juga untuk tahun-tahun berikutnya didalam model, tetapi ada ketentuan dalam merubah asumsi ini. Biaya yang digunakan dalam model untuk kapasitas yang dimiliki atau yang disewa tidak sama dan oleh karena itu pemisahaan ini sangat

(36)

diperlukan. Jastifikasi dari parameter inputan harus disertakan dalam dokumen pengantar perangkat lunak hasil perhitungan kepada BRTI;

Tabel yang kedua menyediakan perkiraan pemisahan antara fiber dan microwave untuk beberapa kategori transmisi. Nilai-nilai ini adalah perkiraan yang dibulatkan yang dikembangkan setelah mempertiimbangkan praktek operasi yang relevan saat sekarang.

5.18 Tabel 3d: Point to Point fibre Link, 2003

Tabel ini berisi input data rata-rata panjang link transmisi fiber. Sumber data diperoleh dari perkiraan-perkiraan yang berdasarkan pengalaman konsultan, yang telah dikonfirmasi pada tingkatan yang mungkin oleh penyelenggara yang terkait. Hal ini tidak berdasarkan sampel, tetapi dapat di perkuat atau di modifikasi dengan melakukan survey sampel jika waktu dan sumber daya memungkinkan.

5.19 Tabel 3e: Call set-up/ duration split

Tabel ini berisi data input mengenai pembagian waktu operasi elemen jaringan antara dilakukannya panggilan -termasuk call attempts yang tidak berhasil, dan panggilan terus menerus (sustaining call) jika panggilan itu sudah terjadi. Aktivitas yang kedua diberi label 'duration' pada tabel. Data bersumber dari perkiraan dari tenaga ahli profesional dalam tim konsultan, dan memperhitungkan fungsi-fungsi khusus dan karakteristik operasi dari setiap elemen jaringan.

5.20 Tabel 3f: Peak/ Off-peak traffic split

Tabel ini berisi data input tentang pembagian trafik antara waktu sibuk (peak) dan non sibuk (off-peak), berdasar pada pengelompokan pukul .08.00 – 18.00 yang berlaku sekarang di Indonesia. Jika tidak didapat data trafik yang terekam,

(37)

sampling trafik bisa digunakan. Namun, waktu dan tenaga yang ada dalam proyek ini tidak cukup untuk melakukan penentuan pembagian tersebut. Data ini maka didasarkan pada perkiraan yang sudah dikonfirmasikan, sampai batas tertentu, kepada penyelenggara yang terkait.

Tabel ini juga memuat rasio tarif retail peak/off-peak untuk setiap jenis layanan. Rasio ini dipersiapkan dengan memperhatikan tarif khusus saat ini dari penyelenggara yang terkait. Beberapa kebijakan diterapkan jika terdapat harga

peak dan off-peak ganda. Rasio 1.15 berarti tarif peak secara khusus berada

15% di atas tarif off-peak. Terdapat asumsi yang mendasarinya yaitu bahwa jika biaya interkoneksi akan dibedakan ke dalam peak dan off-peak maka perbedaannya harus didasarkan pada perbedaan beban biaya. Tidak ada informasi tentang perbedaan beban biaya yang terjadi antara operasi peak dan

off-peak di dalam jaringan penyelenggara yang terkait. Maka dari itu perbedaan

pengganti yang sudah dikembangkan berdasarkan tarif retail. Perbedaan pengganti ini bergantung pada asumsi - yang mungkin dalam kasus ini tidak cukup berdasar - bahwa perbedaan tarif retail secara luas mencerminkan perbedaan beban biaya.

5.21 Tabel 3g: Utilisation

Tabel ini mencakup input yang berdasar pada level penyelenggaraan rata-rata yang dapat dicapai oleh setiap elemen jaringan sebelum kapasitas lain harus ditambah. Penyelenggaraan dinyatakan dengan persentase kapasitas rancangan untuk setiap elemen jaringan seperti yang disebutkan dalam Tabel 3b. Nilai yang tertulis dalam tabel didasarkan pada penilaian praktek terbaik yang dikembangkan oleh konsultan, dengan ikut mempertimbangkan pekerjaan sebelumnya di bidang ini. Namun nilainya adalah nilai rata-rata, dan diketahui bahwa beberapa unit individual dari elemen jaringan yang relevan dapat beroperasi pada penyelenggaraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Penting untuk dicatat bahwa utilisasi adalah karakteristik kunci yang

(38)

berpengaruh kepada efisiensi penyelenggaraan jaringan, dan bahwa Model

Bottom Up berusaha menyamai level operasi terbaik. Oleh karena itu, nilai-nilai

yang diperlihatkan dalam tabel ini tidak dimaksudkan untuk menjadi tingkat penyelenggaraan yang dicapai oleh penyelenggara terkait di Indonesia.

5.22 Tabel 3h: Call routing

Tabel ini berisi data tentang pengaturan call routing untuk setiap jenis layanan.

Call routing adalah sebuah cara bagaimana sebuah panggilan dirutekan melalui

jaringan, dan, secara khusus, elemen jaringan yang terlibat dalam proses pembuatan dan pengiriman panggilan tersebut. Tabel ini juga memperlihatkan apakah sebuah elemen jaringan tertentu terlibat atau tidak di dalam kategori layanan, persentase panggilan yang melibatkan satu, dua atau lebih dari tiap jenis elemen jaringan.

5.23 Tabel 3i: Erlang Tabel

Ini adalah tabel Erlang standar yang memungkinkan perhitungan jumlah kanal yang dibutuhkan untuk membawa volume trafik tertentu pada standar kualitas tertentu.

5.24 Tabel 4.a: Conversion of billed minutes to network

minutes

Idealnya data volume panggilan bisa didapat dari survey trafik dan pengukuran jaringan. Namun, pada studi ini satu-satunya sumber yang lengkap dan tersedia tentang informasi trafik adalah dari catatan tagihan. Catatan tagihan hanya memperhitungkan panggilan dan waktu yang ditagihkan. Sebuah faktor up-lift harus digunakan untuk memperhitungkan waktu pakai yang tidak ditagih pada saat call set-up, dan panggilan yang tidak ditagih. Perhitungan ini dilakukan pada tabel ini menggunakan menit yang ditagih dan faktor up-lift yang ada pada

(39)

parameter perencanaan jaringan, dan bersumber dari penyelenggara dan penyelenggaraan lainnya yang sejenis.

5.25 Tabel 4.b: Busy hour Erlang

Trafik menit jaringan pada Tabel 4a dikonversikan menjadi busy hour erlang (BHE) menggunakan faktor konversi dalam Network Design Parameters. Parameter-parameter ini memasukan jumlah hari dalam mana trafik tahunan diasumsikan bisa terjadi, proporsi trafik jam-jam sibuk, dan konversi dari menit ke erlang. Volume bagi sebagian besar elemen jaringan ditentukan oleh BHE yang harus dibawa.

5.26 Tabel 4.c: busy Hour voice equivalent radio channel

Tabel ini menghitung jumlah voice channels yang dibutuhkan dalam jaringan radio untuk mendukung tingkat trafik BHE yang telah dihitiung, dengan menyertakan standard kualitas layanan dalam parameter perencanaan jaringan (Catatan pada on-net calls dikali 2, dikarenakan untuk mengantarkan panggilan memerlukan 2 voice channels dalam jaringan radio)

5.27 Tabel 4d: Utilisation

Tabel ini menghitung penyelenggaraan efektif untuk setiap peralatan di semua kategori elemen jaringan. Tabel 3g dalam parameter perencanaan jaringan menyediakan penyelenggaraan yang dapat di ekspektasi dari peralatan di setiap kategori elemen jaringan yang di tulis dalam rata-rata. Penyelenggaraan pada tabel tersebut dinyatakan sebagai persentase dari kapasitas perencanaan untuk peralatan.

Tabel 4d mengkombinasikan penyelenggaraan ini dengan faktor yang dibutuhkan untuk meng-cover permintaan perencanaan di masa depan. Semua peralatan jaringan harus di rencanakan, dibeli, dipasang dan di jalankan dalam

(40)

tingkatan yang lebih tinggi dari kebutuhan peramalan kebutuhan trafik dimasa depan yang muncul. Tabel 3g (kolom K dan L) menampilkan masa perencanaan untuk setiap kategori elemen jaringan. Jika masa perencanaan adalah 12 bulan, artinya bahwa peralatan yang disiapkan dalam tahun pertama harus cukup memenuhi permintaan untuk tahun pertama ditambah keseluruhan pertumbuhan ditahun kedua. If masa perencanaan untuk peralatan tertentu adalah 6 bulan, ini artinya bahwa peralatan yang disiapkan di tahun pertama harus memenuhi permintaan di tahun pertama ditambah pertumbuhan dalam 6 bulan pertama di tahun kedua bisa dikatakan setengah dari pertumbuhan di tahun kedua. Sangat penting bagi model untuk mencerminkan penyediaan kebutuhan atas dasar hal di atas karena biaya timbul dengan semestinya di tahun pertama dan harus dipertimbangkan dalam menentukan biaya.

Tabel 4g menggabungkan persentase penyelenggaraan dengan permintaan masa perencanaan di tabel 3g. Rumus yang digunakan adalah

CU = (1 + P) / EU

Dimana: CU = faktor penyelenggaraan gabungan

P = Tingkat pertumbuhan dimasa depan * jumlah tahun masa perencanaan yang diminta.

EU = Penggunaan elemen jaringan

Oleh karena itu, jika tingkat pertumbuhan untuk tahun kedua (tahun berikutnya) adalah 36 %,dan masa perencanaan adalah 12 bulan, dan penyelenggaraan peralatan adalah 70%, penyelenggaraan gabungannya adalah 194.3% = (1+36%)/70%

(41)

5.28 Tabel 4e: GSM 900 coverage network

Tabel ini menghitung jumlah BTS minimum untuk cakupan 900 MHz. Area cakupan di sheet 1 dibagi dengan area maksimum yang mungkin di cover oleh BTS 900 di setiap Geotype.

5.29 Tabel 3f: Radio network – availability capacity

Set tabel ini, yang terdiri dari urutan-urutan perhitungan, digunakan untuk menghitung kapasitas BHE dari BTS 900 dan 1800 MHz di geotype yang berbeda.

Total jumlah TRx untuk setiap freqkuensi dihitung dengan menambahkan semua asumsi-asumsi di parameter perencanaan jaringan yang relevan untuk setiap geotype. Dari perhitungan ini total jumlah ketersediaan kanal dihitung sendiri-sendiri, dengan asumsi setiap BTS memliki 3 sektor. Asumsi untuk kanal suara yang efektif per TRx telah dimasukan kedalam parameter perencanaan jaringan.

Jumlah dari BHE yang dapat didukung oleh setiap Sektor BTS di setiap geotype lalu di hitung dengan menerapkan tabel erlang dalam tabel 3i ke total kanal suara yang telah di hitung. Hal ini membutuhkan pertimbangan bahwa faktor pemblokiran yang akan digunakan sebagai parameter perencanaan jaringan. Asumsi ini termasuk dalam cell C37 di sheet 3.

Perhitungan kapasitas BHE per BTS dihitung dengan mengkalikan hasil sebelumnya dengan jumlah sektor per BTS ( asumsi 3).

Lalu, model ini berada dalam posisi untuk menentukan jumlah BTS yang dibutuhkan untuk mendukung trafik. Jumlah BHE telah dihitung, dan di tabel ini menghitung kapasitas per BTS.

(42)

5.30 Tabel 4g: Traffic Network

Tabel ini menghitung jumlah total BTS GSM 900 yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan trafik.

Hal diatas dijelaskan dalam urutan-urutan berikut ini:

a. pemisahan trafik berdasarkan geotype dari sheet 2, dan gunakan pemisahan ini untuk mengalokasikan total tingkatan BHE berdasarkan geotype.

b. Kebutuhan akan jumlah TRx GSM lalu di hitung untuk setiap geotype dengan membagi tingkat BHE yang telah dihitung dengan kapasitas BHE TRx untuk setiap geotype.

c. Jumlah TRx GSM yang telah ditentukan kemudian di hitung untung setiap geotype untuk memenuhi kebutuhan trafik. Dan hasil ini merupakan nilai maksimum TRx untuk tahun sebelumnya dan jumlah yang dibutuhkan telah ditambahkan dengan kombinasi penyelenggaraan. Perhitungan ini mengabaikan keterbatasan area cell.

d. Terdapat keterbatasan jumlah TRx per BTS. Hal itu digambarkan pada sheet 3 (Parameter Perencanaan Jaringan). Jumlah TRx yang telah di tetapkan kemudian di bagi dengan jumlah TRx per BTS (yang berbeda berdasarkan geotype) untuk menghitung jumlah BTS 900 GSM yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan trafik.

5.31 Tabel 4h: Provisioned GSM 900 network

Urutan pengadaan yang diasumsikan dalam model ini adalah permintaan dipenuhi terlebih dahulu oleh jaringan GSM 900, dengan kapasitas yang berkurang yang kemudian dibuat dengan menggunakan system GSM 1800.

(43)

Tabel ini menghitung apakah kebutuhan trafik dapat terpenuhi dengan menggunakan system GSM 900, dan dilakukan dengan urutan seperti berikut: a. Jumlah maksimum BTS GSM 900 yang akan dipasang dalam area cakupan

ditentukan dengan membagi luas area cakupan dengan area cell minimum di setiap geotype.

b. Model ini kemudian menentukan jumlah BTS GSM 900 untuk ditetapkan menjadi jumlah yang maksimum dari:

o Jumlah yang diberikan ditahun sebelumnya. (Hal ini merefleksikan prinsip scorched node yang ada di model)

o Jumlah yang lebih sedikit yang dibutuhkan untuk mengatasi trafik dan jumlah maksimum yang diijinkan. Jika jumlah yang kedua lebih sedikit, berarti jumlah yang pertama terdapat di dalam model untuk mengatasi kelebihan trafik.

o Jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi cakupan.

c. Gambaran ini kemudian di konversikan menjadi jumlah TRx yang harus disediakan. Perhitungan ini membutuhkan jumlah BTS untuk dikalikan dengan jumlah TRX per BTS untuk setiap geotype.

5.32 Tabel 4i: GSM 1800 Traffic Network

Tabel ini menghitung jaringan GSM 1800 yang dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan trafik. Dalam prakteknya, System GSM 1800 hanya diperhitungkan untuk tingkat kepadatan geotype yang lebih tinggi dimana tambahan kapasitas mungkin dibutuhkan- yaitu untuk daerah geotype metro dan perkotaan.

Di model ini mengihtung jumlah maksimum BTS GSM 1800 yang dapat diakomodasikan di area cakupan geotype metro dan perkotaan. Hal ini diperlukan untuk menentukan penambahan maksimum kapasitas BTS dari GSM 1800 jika kapasitas GSM 900 telah habis.

(44)

Model ini kemudian menghitung jumlah kebutuhan akan BTS GSM 1800 yang harus disediakan dengan membandingkan jumlah maksimum BTS GSM 900 yang diijinkan dengan jumlah yang dibutuhkan, dan jika tidak dapat mencukupi, dilakukan perhitungan ulang atas permintaan berlebih yang menyangkut BTS GSM 1800 dan TRx.

Data trafik yang digunakan dalam model diversi yang sekarang mengusulkan bahwa jumlah kapasitas GSM 1800 dibutuhkan untuk menentukan jumlah ditahun-tahun lain dalam model.

5.33 Tabel 4j: Co-located 900 & 1800 Network

Dalam model ini mengasumsikan bahwa semua BTS GSM 900 & 1800 direlokasi. Artinya jumlah BTS yang dibutuhkan akan menjadi yang terbesar dari dua hasil perhitungan berdasarkan perhitungan kebutuhan BTS di setiap system. Di tabel ini perhitungan dibuat, dan kemudian kebutuhan TRx dihitung.

5.34 Tabel 4k: Other network elements

Model ini menghitung jumlah elemen jaringan pada level yang lebih tinggi dalam struktur jaringan berdasarkan jumlah TRx yang dibutuhkan. Hubungan yang menghasilkan jumlah elemen jaringan dengan level yang lebih tinggi sudah termasuk dalam parameter desain jaringan di Sheet 3.

Urutan-urutan elemen jaringan:

a. Jumlah BSC di tentukan dengan membagi jumlah TRx yang dibutuhkan dengan kapasitas perencanaan BSC dalam hal TRx. Jumlah yang akan di sediakan adalah jumlah maksimum yang dibutuhkan oleh trafik, jumlah yang dibutuhkan setelah digunakan di faktorkan dalam, dan jumlahnya menjadi benar. Hal ini mencerminkan pengaruh dari prinsip scorched nodedi model ini, dan batasan penyelenggaraan yang ada.

(45)

b. Jumlah MSC dihitung dengan menentukan trafik dalam BHE yang mesti di arahkan oleh MSC dan membagi nya dengan kapasitas perencanaan MSC yang dibuat dalam Parameter Perencanaan Jaringan di Sheet3. BHE yang harus di arahkan oleh MSC di hitung dengan cara mengagregat hasil dari BHE untuk setiap kategori layanan dan Routing factor MSC untuk setaip kategori. Proses yang sama untuk menentukan jumlah yang harus di tetapkan dengan mengambil maksimum dari 3 nilai dilakukan seperti halnya dalam kasus BSC.

c. Jumlah gateway interkoneksi, dan semua sentral lainnya dan platform elemen jaringan, yang perlu untuk disediakan dan dihitung pembiayaannya untuk kepentingan model di hitung dengan proses yang sama seperti pada MSC.

5.35 Tabel 4.1k: Transmission network - capacity dimensioning

Kapasitas transmisi yang dibutuhkan sehubungan dengan kanal dihitung di dalam tabel ini untuk setiap kategori rute transmisi dan untuk jenis transmisi fiber dan gelombang mikro.

Untuk setiap kasus, jumlah kanal yang dibutuhkan untuk menangani trafik dihitung dengan mengalikan total trafik dalam BHE dengan routing factor yang terkait dengan setiap elemen jaringan transmisi.

Kanal yang harus disediakan dihitung berdasar pada jumlah kanal yang dibutuhkan dikali dengan faktor penyelenggaraan untuk setiap elemen jaringan transmisi.

Model ini kemudian menghitung jumlah link kapasitas E1 yang dibutuhkan untuk setiap jenis elemen jaringan transmisi dengan membagi jumlah kebutuhan akan kanal yang yang sudah dihitung dengan jumlah kanal yang berasal dari sebuah link E1.

(46)

Jumlah E1 yang dimiliki sendiri dihitung dengan mengkalikan perhitungan E1 yang dibutuhkan dengan persentase yang ada di parameter perencanaan jaringan di sheet 3. model ini mengasumsikan bahwa link E1 yang bagus akan disewakan. Perbedaan ini sangat penting karena biaya bervariasi antara ke dua jenis sumber E1.

5.36 Tabel 4m: Provisioned equipment volumes

Dalam kasus setiap elemen jaringan, volume peralatan yang disediakan akan menjadi yang lebih besar dari jumlah yang dihitung untuk disediakan dan jumlah sudah ada tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan prinsip scorched node, dan realita praktis pengadaan jaringan. Penyelenggara tidak akan mungkin menghilangkan elemen jaringan yang baru saja dipasang dan di operasikan dalam sebagai respon dari penurunan trafik dalam jangka pendek. Dalam jangka waktu yang lebih lama beberapa pengukuran bisa diadopsi, seperti pentidakaktifan dan istalasi ulang, penyusutan awal termasuk pembatalan item dalam pembukuan dan seterusnya.

5.37 Tabel 5a: Top-down model values, 2003

Model Bottom Up selalu dihadapkan pada tantangan dalam menentukan beban biaya retail dan beban biaya operasional, dan secara khusus, mengatasinya dengan menerapkan benchmark berdasarkan studi-studi praktek terbaik.

Benchmark tersebut sering dinyatakan dalam persentase dari nilai kapital

perangkat yang dioperasikan dan dirawat.

Di dalam model yang ada sekarang, kita sudah menggunakan, sebagai perkiraan awal dari beban biaya retail, operasional dan penyusutan, nilai-nilai yang terdapat dalam model Top Down yang terkait. Tabel ini mengandung nilai-nilai dimaksud di atas.

(47)

5.38 Tabel 5b: Network equipment capex & opex costs, 2003

Tabel ini mengandung data tentang biaya-biaya Capex dan Opex, untuk setiap katefori perangkat jaringan yaitu :

a. b. c. d. e. f. g. Umur ekonomis; Harga beli unit;

Perkiraan perubahan tahunan dalam harga beli untuk perioda yang dicakup model;

Beban biaya instalasi;

Perkiraan perubahan tahunan dalam beban biaya instalasi untuk periode yang dicakup model;

Beban biaya operasional dan perawatan ;

Perkiraan perubahan tahunan dalam beban biaya operasional dan perawatan untuk perioda yang dicakup model perhitungan;

5.39 Tabel 5c: Transmission costs, 2003 – cost of building own

transmission

Tabel ini memberikan informasi yang mirip dengan yang ada pada Tabel 5b dalam kaitannya dengan masing-masing tipe transmisi: fiber, gelombang mikro, satelit, kabel laut. Biayanya dinyatakan dalam Rupiah per link E1 per kilometer.

5.40 Tabel 5d: Transmission costs, 2003 – costs of leasing

transmission

Tabel ini menyediakan biaya sewa pertahun untuk type transmisi yang dicakup dalam tabel 5c.

(48)

5.41 Tabel 5e: Summary: transmission costs by network

element

Untuk kenyaman, tabel ini menunjukan kembali biaya unit dan biaya lainnya yang berhubungan dengan sentral dan platform elemen jaringan. Dalam hubungannya dengan elemen jaringantransmisi, tabel ini menghitung biaya unit untuk setiap elemen dengan mengalikan jarak rata-rata per elemen (dari sheet3: Parameter perencanaan jaringan) dengan biaya E1 per unit per kilometer. Hasilnya adalah biaya per unit untuk link E1 untuk setiap elemen jaringan transmisi.

5.42 Tabel 6: Network element costing – 2003 to 2007

(respectively)

Worksheet 6 diulang sebanyak 5 kali, untuk setiap tahunnya yang dicakup oleh

model termasuk dari tahun 2003 – 2007. Alasan berbedanya sheet untuk tiap tahunnya adalah untuk memperbaiki perhitungan komplek saat ini yang dibutuhkan untuk setiap generasi dari elemen jaringan – yaitu, yang digunakan dalam pemberian layanan di tahap awal, yang digunakan dalam pemberian layanan di tahun-tahun berikutnya. Setiap sheet memiliki satu tabel.

Perhitungan-perhitungan ini mengasumsikan bahwa tanggal dimulainya pelayanan untuk jaringan pertama adalah tanggal 1 januari 2003, dan bahwa jaringan tersebut sudah berkembang sejak itu untuk memenuhi kebutuhan trafik. Periode perencanaan peralatan membutuhkan kebutuhan trafik dimasa depan dalam wawasan periode perancangan untuk dipertimbangkan dan juga dalam menghitung peningkatan peralatan jaringan dan transmisi yang dibutuhkan untuk disediakan setiap tahunnya.

Dalam persoalan sheet 6.3, perhitungan-perhitungannya menyangkut tahun 2005. Mulai dari kiri ke kanan sheet, nilai dan perhitungannya adalah :

(49)

a. Kolom B menampilkan sentral, platform dan elemen jaringan transmisi. List awal yang berhubungan dengan peralatan yang telah di instal pada pada tahap awal pelayanan yaitu tanggal 1 Januari 2003. Pengulan pertama dari list ini berhunbungan dengan peralatan yang telah diinstal untuk memenuhi permintaan trafik tahujn 2004. Pengulangan kedua berhubungan dengan peralatan yang telah diinstal untuk memnuhi permintaan trafik tahun 2005 di tahun ini untuk tujuan yang ada di sheet 6.3.

b. Kolom C memperlihatkan tanggal dimulai pelayanan untuk setiap kelompok peralatan. Untuk tahun setelah tahun 2003, rata-rata tanggal mulai pelayanan diasumsikan pada pertengahan tahun.

c. Kolom D menghitung jumlah bulan dimulai dari 1 januari 2003 sampai tanggal dimulainya pelayanan. Periode ini penting untuk tujuan perhitungan selanjutnya mengenai harga beli dan biaya lainnya yang selalu berbeda setiap waktunya. Rata-rata perbedaannya pertahun dalam tiap kasus dapat dilihat di sheet 5.

d. Kolom E menghitung umur dari aset dalam bulan. Gambaran ini akan memungkinkan sisa umur aset secara ekonomis untuk dihitung dan digunakan dalam perhitungan penyusutan ekonomis.

e. Kolom F menyatakan kembali umur ekonomis dari setiap elemen jaringan pada sheet 5.

f. Kolom G menghitung nilai dari penambahan aset dengan menilai pertambahan unit aset di tahun sebelumnya dan mengkalikannya dengan nilai aset untuk tahun yang dibahas.

g. Kolom H menghitung nilai penambahan aset dalam hal MEA (Modern . Perhitungan ini menggunakan nilai aset tambahan kolom G dan menerapkan trend harga MEA dalam kolom K yang disesuaikan untuk waktu yang telah lewat sejak ditetapkannya harga awal unit.

Gambar

Gambar 3.1: Definisi LRIC  Cost Service AService BIncremental cost (LRIC)
Gambar 3.2: Beban biaya historis versus beban biaya forward-looking
Gambar 4.1: Struktur tingkat tinggi dari model
Gambar 4.2: Worksheet yang ada pada model
+6

Referensi

Dokumen terkait

131) Sedangkan Soepomo menyatakan Jaminan sosial merupakan pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh di luar kesalahannya tidak melakukan pekerjaannya, jadi

Namun dalam kenyataannya pengembangan sistem informasi oleh badan publik atau yang dikenal dengan sebutan e-Government negara Republik Indonesia, masih jauh dari

Berdasarkan permasalahan dan kondisi perusahaan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kepuasan Kerja, Lingkungan

PUTU DIMA,SH KETERANGAN PUTUSAN PN PERMOHONAN BANDING PENGIRIMAN BERKAS NO NOMOR PERKARA PN / PT. NAMA HAKIM / MAJELIS

Berdasarkan paparan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan

Sungai-sungai yang terbentuk pada saat yang sama dengan perubahan morfologi dan perkembangan sedimentasi di dalam Laguna Sagara Anakan merupakan sungai pasang surut sebagai

Dalam Letter of Intent (LoI) Indonesia dengan IMF, sudah tertera aturan untuk liberalisasi sektor energi melalui pembuatan UU Migas untuk mengganti UU Nomor 8 Tahun 1971

Sedangkan pusat rotasi lantai tingkat suatu struktur adalah suatu titik pada lantai tingkat itu yang bila suatu beban horisontal bekarja padanya, lantai tingkat