• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Teori Pengemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dasar Teori Pengemasan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SIFAT KIMIA DAN EKSTRAKSI

KEMASAN PLASTIK

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat bahan kimia dari masing-masing pengemas.

II. DASAR TEORI A. Kemasan

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi

kerusakkan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).

Saccharrow dan Griffin (1970) menggolongkan jenis dan bentuk kemasan dalm 3 golongan, yaitu: Pengemasan Tegar (Rigid), Pengemasan Semi Tegar (Semi Rigid), dan Pengemasan Lentur (Flexible).

Pengemasan tegas (rigid) merupakan jenis dan bentuk kemasan yang mempunyai ciri-ciri kaku (tegar), tidak mudah dirubah bentuknya, mudah diatur dalam penyimpanan sesuai dengan bentuknya, dapat disusun dalam keadaaan tegar(berdiri) atau miring dan tidur. Contoh jenis dan bentuk kemasan tegar:

a. Kemasan kaca dengan bentuk botol, jar, dll b. Kemasan logam dengan bentuk kaleng c. Kemasan kayu dalam bentuk kotak d. Kemasan karton bergelombang, dll

Pengemasan semi tegar, jenis dan bentuk kemasan ini dapat dikatakan tegar karena tidak terlalu mudah untuk diubah bentuknya dan dikatakan semi tegar karena tidak dibuat untuk bentuk-bentuk kemasan yang tetap (definite) dan tidak dipengaruhi oleh bentuk atau isinya, tetapi akan mudah menjadi bengkok, berlekuk.

(2)

a. Kemasan alumunium

b. Kemasan kotak kertas karton yang tegak c. Kemasan akrton yang dapat dilipat

d. Kemasan kulit kayu dengan bentuk bervariasi untuk mengemas produk seperti telur, dll.

Pengemasan lentur, kemasan ini terbuat dari kombinasi jenis-jenis kemasan yang lentur. Pada kemasan ini termasuk kombinasi substid laminasi perlindnugan, dekorasi dengan lapisan dan dekorasi dengan tinta, jenis kemasan ini antara lain:

a. Kertas (tisu, kertas minyak, kertas kraft, dll) b. Films, selulosa asetat, polyethilen, dll c. Kertas alumunium

d. Kertas logam

B. Plastik

Kata ‘plastik’ berasal dari bahasa Yunani ‘ plastikos’ yang berarti dapat dibentuk menjadi ukuran yang berbeda-beda (Setyowati 2000). Bahan dasar untuk pembuatan plastik berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara (Setyowati 2000). Plastik memiliki densitas yang berbeda, tergantung pada monomer-monomer penyusunnya. Polyethylene (PE) dan polypropylene (PP) memiliki densitas yang lebih rendah sehingga dapat mengambang di atas permukaan air.

Lain dengan polyvinil chloride (PVC) yang densitasnya lebih tinggi menyebabkan plastik ini tidak dapat mengambang di atas permukaan air (Setyowati 2000). Perbedaan densitas pada berbagai jenis plastik disebabkan oleh perbedaan bobot molekul penyusun serta derajat polimerisasinya. Adanya bahan pengisi atau pemlastis yang mengisi ruangan antar molekul primer dapat meningkatkan densitas plastik (Setyowati 2000).

Umumnya plastik bersifat tahan lama. Namun ada beberapa yang mengalami penurunan karena sinar matahari dan beberapa jenis bahan kimia tertentu. Misalnya minyak mineral (terbuat dari minyak mentah) membuat polyethylene menggelembung dan akhirnya hancur (Setyowati 2000). Saat ini telah ditemukan plastik biodegradabel sebagai solusi pencemaran plastik. Platik ini terbuat dari pati sehingga mudah terurai dalam tanah. Plastik merupakan bahan yang tidak baik dalam menghantarkan listrik maupun panas. Dalam dunia industri, selain sebagai bahan kemasan plastik juga

(3)

dimanfaaatkan untuk menutup dan menyekat kawat tembaga serta sebagai bahan dasar pembuatan kontainer penyimpan makanan dingin dan panas (Setyowati 2000).

Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Bahan pertama pembuatan plastik adalah resin, baik alami atau sintetik. Resin alami misalnya damar, oleoresin, terpentin, dll. Saat ini dasar pembuat plastik banyak dari resin sintetik, seperti polietilena, polipropilena, polivinil chloride, dll. Di dalam pembuatannya biasanya resin sintetik ditambah bahan lain untuk memperbaiki sifat plastik yang diperoleh, misalnya filler, plasticizer, lubricant, antioksidan, zat warna dan sebagainya.

Penggunaan plastik dapat dalam bentuk film atau lembaran dan bentuk wadah yang dapat dicetak. Hal ini ada kaitannya dengan penggolongan kemasan dimana plastik dapat dimasukkan sebagai kemasan tegar dan kemasan lentur (flexibel) karena sifatnya yang termoplastis. Kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu:

1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan. 2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat

polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.

(4)

1 Plastik Selopan (Cellophane)

Selopan berasal dari kata cello dan phane yaitu cellulose dan diaphane (Perancis) dimana cello artinya selulosa dan phane artinya transparan.

Gambar 1. Struktur Selopan

Selopan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a transparan dan sangat terang

b tidak bersifat termoplastik, tidak bisa direkat dengan panas c tidak larut air atau minyak

d mudah retak pada kelembaban dan suhu rendah

e mudah dilaminasi sehingga merupakan pelapis yang baik f mudah robek sehingga perlu dihindarkan dari resiko tertusuk g mengkerut pada suhu dingin

Untuk dapat memberikan sifat kedap air dan dapat direkatkan dengan panas, maka kedua permukaan selopan dilapisi dengan nitroselulosa atau poliviniliden klorida (saran) dengan tebal 0.00125 mm.

2 Sellulose Asetat (CA)

CA adalah bahan kristal termoplastik yang keras dan mudah diproses, memiliki sifat sangat jernih dan kaku. Meskipun terbuat dari selulosa, tapi sifatnya sangat berbeda dengan selopan, karena CA merupakan thermoplastik. Cara pembuatan CA adalah menambahkan selulosa dengan asam asetat dan asetat anhidrid melalui katalisa dan pelarut sehingga diperoleh selulosa triasetat yang jernih. Kemudian dihidrolisa dengan air dan bahan penghidrolisa, dikeringkan dan dihasilkan serpihan selulosa asetat. Persentase dari kombinasi asam asetat dan panjang rantai molekul menentukan sifat fisik dari CA.

Beberapa sifat CA adalah :

(5)

b Sangat jernih, mengkilap, agak kaku dan mudah sobek

c CA lebih tahan terhadap benturan dibandingkan HDPE. Tapi lebih lemah d daripada selulosa propionat

e Tahan abrasi

f Peka terhadap cahaya matahari, oksigen dan uap air, sehingga perlu dicegah dengan penambahan bahan penstabil asam tartarat 0.01%.

g Tahan panas dan rapuh pada suhu rendah, tidak cocok untuk makanan beku h Tahan minyak

i Terurai oleh asam kuat, basa, alkohol, ester dan HCl j Mengembang pada RH tinggi

k Barrier yang buruk terhadap uap air dan gas

3 Poliamida (Nilon)

Terdiri dari molekul-molekul asam amino, sehingga disebut juga polamida. Bahan kemas dari nilon bersifat lembab, tahan panas, dan mempunyai sifat-sifat mekanis istimewa. Tersedia beberapa macam nilon, seperti nilon-6 mempunyai sifat mudah dibawa dan tahan abrasi (lecet, luka), nilon-11, dan nilon-12 sangat baik sebagai penahan oksigen dan air serta dapat dikelim oleh panas. Nilon banyak dipakai untuk mengemas produk yang dapat dimasak di dalam kemasan, misalnya beras sesak, digunakan pula untuk kemasan susu dan produk susu, daging, dan ikan.

Sifat-Sifat dari poliamida atau nilon adalah sebagai berikut

a Secara umum nilon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya. b Berat molekul nilon bervariasi dari 11.000-34.000

c Nilon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570oF. titik leleh erat kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom karbon makin besar, kosentrasi amida makin kecil, titik lelehnyapun menurun.

d Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum dipakai, karena sifat mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga oleh kelembaban relative dari admosfir.

e Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum eter, benzene, CCl 4 maupun xylene.

f Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas dan nitrobenzene panas.

g Nilon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada suhu kamar. Tetapi pada suhu yang lebih tinggi akan teroksidasi menjadi berwarna kuning dan rapuh.

h Demikian juga sinar matahari yang kuat akan kurang baik terhadap sifat mekanikalnya.

(6)

Nilon tahan terhadap suhu tinggi, dan baik digunakan untuk kemasan bahan yang dimasak di dalam kemasannya, seperti nasi instan, serta untuk produk-produk yang disterilisasi, dan untuk kemas hampa. Nilon dilapiskan secara kombinasi dengan bahan lain sehingga diperoleh sifat kemasan yang inert dan permeabilitasnya rendah. Nilon dapat digunakan untuk semua jenis makanan kecuali susu dan produk-produk susu. Nilon juga banyak digunakan sebagai jala dan pembungkus amunisi.

4 Polietilen

Polietilen adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer, dalam bahasa komersil lebih dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut bersifat termoplastik. Jika polietilen diradiasi, maka bahan tersebut akan mengalami perubahan strukturnya, yang pada umumnya akan mengalami perubahan sifat-sifat fisisnya. Perubahan sifat-sifat fisis yang paling menonjol adalah terjadinya pembentukan ikat silang. Sejalan dengan pembentukan ikat silang, beberapa informasi yang dapat diperoleh yaitu:

a Harga derajat kristalinitas yang diuji dengan difraksi sinar-X b Kekuatan tarik, diuji dengan peralatan mesin instron-500 c Titik leleh, diuji dengan alat DSC-40

Pengaruh radiasi terhadap pembentukan ikat silang lebih ditekankan pada permasalahan yang berkaitan dengan struktur molekul, kekuatan tarik dan titik leleh.

Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan member hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Yang digolongkan menjadi polietilen tekanan tinggi, tekanan medium dan tekanan rendah oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing-masing menjadi polietilen massa jenis rendah (LDPE) dengan massa jenis 0,910-0,926, polietilen massa jenis medium (MDPE) dengan massa jenis 0,941-0,965. Menurut massa jenisnya karena sifat-sifatnya erat hubungannya dengan massa jenisnya (kristalinitas). Termasuk polipropilen yang semua disebut polyolefin. Sebagai tambahan, semuanya adalah polietilen dengan berat molekul rendah (1000-12000), polietilen dengan berat molekul sangat tinggi (1-4 juta) demikian juga polietilen yang dikopolimerkan, polietilen yang diikat silangkan dan polietilen dibusakan.

(7)

a Penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak sampai keruh (translusid) tergantung proses pembuatan dan jenis resin.

b Fleksible sehingga mudah dibentuk dan mempunyai daya rentang yang tinggi. c Heat seal (dapat dikelim dengan panas), sehingga dapat digunakan untuk laminasi

dengan bahan lain. Titik leleh 120oC.

d Tahan asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan kimia. e Kedap terhadap air, uap air dan gas.

f Dapat digunakan untuk penyimpanan beku hingga suhu -50oC.

g Transmisi gas tinggi sehingga tidak cocok untuk pengemasan bahan yang beraroma. h Tidak sesuai untuk bahan pangan berlemak

i Mudah lengket sehingga sulit dalam proses laminasi, tapi dengan bahan antiblok sifat ini dapat diperbaiki.

Kemasan polietilen banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan, sayur-sayuran segar, roti, produk pangan beku dan tekstil.

5 Polypropylene (PP)

Polipropilen mempunyai nama populer yaitu: Bexophane, Dynafilm, Luparen, Escon, Olefane dan Profax. Polipropilen adalah polimer dari propilen dan termasuk jenis plastik olefin, dengan rumus bangun sebagai berikut :

(─CH2─ CH ─)n │

CH3

Jenis dari polypropylene ini ada dua yaitu:

1 PP tipis (bening) Ketebalannya 0,0125 mm, warnanya putih transparan, teksturnya mudah kusut, bagian bawah tertutup bagian atas terbuka, lebih kesat daripada jenis LDPE, Untuk mengemas bahan pangan yang kering

2 PP tebal Ketebalannya 0,12 mm, warnanya transparan, lebih kaku dibandingkan dengan PP tipis, lebih besar ukurannya, bagian bawah tertutup, Untuk mengemas bahan pangan kering.

Ciri-ciri plastik jenis ini biasanya transparan tetapi tidak jernih atau berawan, keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140oC. Merupakan pilihan bahan plastik yang baik untuk kemasan pangan, tempat obat, botol susu, sedotan. Polypropylene (PP) lebih kaku, kuat dan ringan dari pada Polyethylene dengan daya tembus uap air

(8)

yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang tidak mengkilat mempunyai daya tahan yang cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik.

6 Poliviniliden Khlorida (PVDC)

Sifat umum PVDC antara lain adalah transparan, luwes, jernih, beragam; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak; sekat lintasan yang baik untuk sinar UV; permeabilitas gas dan uap air sangat rendah; tahan terhadap pemanasan kering atau basah; serta tidak baik untuk kemas beku. Sedangkan sifat umum PVDC cryovac, yakni mempunyai permeabilitas uap air dan gas rendah; mengkerut jika kena panas; tahan suhu rendah (-40°C); tahan tekanan tinggi (vakum); mudah dicetak, licin, transparan; tidak mudah dibakar; mudah dikelim panas. PVDC pada bidang pangan digunakan untuk kemasan produk daging masak, bacon, dan awetan, selain itu juga sebagai pelapis PVC dalam kemasan kopi instan.

7 Polistiren (PS)

Polystyrene adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik. Sifat-sifat umum polistiren adalah :

a kekuatan tariknya tinggi dan tidak mudah sobek b titik leburnya rendah (88◦C), lunak pada suhu 90-95◦C c tahan terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi

d terurai dengan alkohol pada konsnetrasi tinggi, ester, keton, hidrokarbon aromatik dan klorin

e permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, baik untuk kemasan bahan segar f permukaan licin, jernih dan mengkilap serta mudah dicetak

g bila kontak dengan pelarut akan keruh

h mudah menyerap pemlastis, jika ditempatkan bersama-sama dengan plastik lain

i menyebabkan penyimpangan warna

j mempunyai afinitas yang tinggi terhadap debu dan kotoran k baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium).

Polistiren termasuk kemasan sekali pakai, contoh: cup, sendok plastik dan styrofoam. Kandungan kimia pada polistiren berbahaya bagi kesehatan manusia. Styrene bisa bercampur dengan makanan saat makanan panas dan berminyak dimasukkan ke dalam wadah ini (BPOM, 2009), hal ini disebabkan sifat styrene yang lunak pada suhu 90-95 C. Styrene berbahaya untuk jaringan otak, sistem saraf, dan⁰ dianggap sebagai bahan pemicu kanker (karsinogenik) pada tubuh. Polystyrene

(9)

digunakan dalam pembuatan membran fuel cell dari polistirena tersulfonasi. Dimana dapat meningkatkan kemampuan membran s-PS yang sifat mekanik dan sifat hantaran elektriknya lebih baik dibandingkan dengan bahan dasar yang lain.

8 Polivinil Klorida (PVC)

Polimer polivinil klorida (PVC) termasuk ke dalam jenis polimer thermoplastic: suatu substansi yang kehilangan bentuknya ketika dipanaskan dan menjadi rigid kembali ketika didinginkan. Proses ekstrusi dan injection moulding bisa membentuk PVC ke bentuk yang diinginkan. Karena sifatnya yang termoplastik, daur ulang secara fisik PVC dapat dilakukan relatif mudah dimana material bisa dibentuk kembali dibawah proses pemanasan.

III. ALAT DAN BAHAN a. Alat yang digunakan :

- Tabung eaksi - Gunting

b. Bahan yang digunakan

- PVC

- HDPE - LPDE - Cellophan

- Atau kantong plastik gorengan, plastik cup, dan plastik kesek - Minyak goreng

- Asam asetat - NaOH 10%

IV. Prosedur Percobaan

1. Menggunting masing-masing bahan pengemas fleksibel sebanyak 3 buah dan masing –masing berukuran 1 cm x 6 cm.

2. Menimbang masing – masing dan memasukkan ke tes tube (tabung reaksi). 3. Menuang masing – masing pelarut ke tes tube (tabung reaksi) sampai bahan

tersebut terendam, kemudian dibiarkan selama 24 jam.

4. Bahan yang direndam diangkat kemudian dicuci dengan air ( bagi bahan yang diredam NaOH dan asam asetat) sedangkan bagi minyak goreng setelah bahan tersebut dibersihkan dengan kertas, harus dicelup alkohol untuk

(10)

menghilangkan sisa-sisanya dan akhirnya semua bahan pengemas harus dibiarkan dan ditimbang kembali.

V. Data Pengamatan

1. NaOH

Sampel Berat Berat

Selisih % Perubahan Sebelum Sesudah PVC 0.0410 0.0458 0.0048 11.7073 LDPE 0.0610 0.0529 0.0081 13.2786 HDPE 0.0657 0.0667 0.001 1.5220 2. Asam Asetat

Sampel Berat Berat

Selisih % Perubahan Sebelum Sesudah PVC 0.0486 0.0726 0.024 49.3827 LDPE 0.0615 0.0655 0.004 6.5040 HDPE 0.0798 0.0812 0.0014 1.7543 3. Minyak Goreng

Sampel Berat Berat

Selisih % Perubahan Sebelum Sesudah PVC 0.0420 0.0786 0.0366 87.1428 LDPE 0.0613 0.0737 0.0124 20.2283 HDPE 0.0701 0.0739 0.0038 5.4208 Catatan :

(11)

VI. Analisa Percobaan

Pengemasan merupakan suatu bahan yang memiliki kemampuan untuk melindungi pangan, pengemas juga merupakan sarana promosi dan informasi mengenai bahan pangan yang dikemasnya (produk). Banyak berbagai jenis kemasan dengan berbagai bahan kemasan yang berbeda beredar dipasaran, mulai dari kemasan plastik, ketas, gelas/kaca, kaleng, dan kayu. Salah satu jenis pengemasan yang sering digunakan adalah jenis kesaman plastik. Pemilihan bahan pengemas plastik di dasarkan pada berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh plasik, diantaranya haga yang murah , paktis, transparan, dan lain-lain. Namun, dalam proses pembuatannya melibatkan monomer-monomer pembentuk plastik yang apabila karena faktor tertentu dapat memengaruhi kulitas produk yang dikemasnya.

Plastik sebagai suatu material kemasan untuk produk farmasi saat ini sudah banyak digunakan secara luas. Pengemas plastik yang digunakan untuk produkfarmasetis dibuat dari polimer-polimer polietilen, polipropilen, polivinil klorida, polisterin. Salah satu jenis plastik yang banyak digunakan adalah jenis HDPE dan LDPE.

Pada praktikum kami melakukan pengamatan pada pengemasan jenis plastik kresek, plastik gorengan dan plastik cup. Adapun pengamatan yang kami lakukan adalah melihat perubahan yang terjadi ketika jenis-jenis kemasan tersebut sebagai pelaut direndam selama 24 jam di dalam larutan asam cuka, minyak goreng dan NaOH. Setelah melakukan perendaman maka didapat data yang membuktikan bahwa plastik menyerap larutan sehingga didapat %perubahan yang didapat dari :

(berat awal−berat akhir )

berat awal x 100 %

masing- masing jenis plastik mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik dari setiap jenis plastik ini dapat menyebabkan perbedaan jenis bahan pangan yang dapat dikemas. Sifat bahan pangan yang akan dikemas harus cocok dengan karakteristik kemasan plastik yang akan digunakan. Misalnya karena PVC plastik yang tebal, maka cocok untuk mengemas bahan yang mudah menguap karena permeabilitasnya rendah.

(12)

VII. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa : - Pengemasan merupakan suatu metode yang memberikan kenyamanan, identifikasi,

penyajian, dan perlindungan terhadap suatu sediaan obat sampai dikonsumsi.

- Pengemas plastik yang digunakan untuk produkfarmasetis dibuat dari polimer-polimer polietilen, polipropilen, polivinil klorida, polisterin. Salah satu jenis plastik yang banyak digunakan adalah jenis HDPE dan LDPE. - Plastik dapat membahayakan kesehatan karena plastik mengandung

bahan-bahan yang berbahaya, diantaranya bahan-bahan-bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan yang dapat menimbulkan permasalahan bagi pernapasan, dan bahan yang dapat mempengaruhi kinerja organ-organ reproduksi baik pria maupun wanita, serta berbagai macam bahan berbahaya lainnya.

- Plastik dapat membahayakan lingkungan karena plastik terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara alami sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan.

- Masalah plastik diantaranya dapat ditangani dengan 3 cara, yaitu daur ulang, incinerasi, dan penggunaan plastik yang bio-degradable.

(13)

VIII. Daftar Pustaka

- Jobsheet.Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan.2016. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang

- http://maindakon.blogspot.com/2009/09/bahaya-plastik.html

- http://poskota.co.id/gaya-hidup/2010/01/13/penggunaan-plastik-picu-penyakit-jantung

- http://setyablogku.blogspot.co.id/2012/05/plastik-dan-permasalahannya.html

Gambar

Gambar 1. Struktur Selopan

Referensi

Dokumen terkait

adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo kupon dan pokok.. Obligasi Negara Indonesia

Kegiatan ini sangat penting dan akan dilaksanakan oleh Konsultan dengan maksud untuk memperoleh persamaan persepsi terhadap maksud dan tujuan pekerjaan sebagaimana

Petugas urusan administrasi pasien rawat inap Bagian Administrasi Pasien dan Informasi Medis mencatat berkas rekam medis yang diterima dari ruang perawatan pada

Untuk mendapatkan setting yang tepat, maka koordinasi waktu antara rele jarak sebagai proteksi utama dan relel arus lebih sebagai proteksi cadangan lokal pada saluran transmisi

Studi perbandingan model kinetika dan isoterm adsorpsi zat warna naphtol blue black (NBB) dan indigosol blue (IB) pada asam humat (HA) hasil isolasi tanah

Hal ini menunjukkan bahwa walaupun pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang yang diuji tersendiri terhadap laba kotor perusahaan menunjukkan bahwa

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 3 dapat dikemukakan bahwa rata-rata siswa yang awalnya mempunyai kepekaan bilangan dengan kriteria cukup baik menjadi sangat baik

Ketika realitas-realitas yang dapat Ketika realitas-realitas yang dapat dinalar itu terukir dalam jiwa yang dinalar itu terukir dalam jiwa yang rasional maka realitas-realitas