• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMASAN MINUMAN ION ISOTONIK Kemasan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMASAN MINUMAN ION ISOTONIK Kemasan (2)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMASAN MINUMAN ION (ISOTONIK)

(

Kemasan Botol Plastik)

Oleh:

NURSARAH (140305065)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

(3)
(4)

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mempersiapkan botol yang memiliki kadar karbon dan tekanan yang tinggi harus memperhatikan kekuatan dari botol. Untuk membentuk botol yangkuat hal yang terpenting untuk membuat botol yang bagus adalah dengan alat yang baik. Selain itu botol juga harus memiliki ketahanan yang baik untuk menjaga kandungan gizi dari minuman agar tidak bereaksi dengan lingkungan luar dan tetap menjaga kualitasnya (Houghton, 1984).

Hal-hal yang paling diperhatikan untuk kemasan pada bahan pangan adalah kebersihannya, terbebas dari racun, tingkat kecerahannya, tahan terhadap cahay, mudah dibuka dan ditutup serta permiable untuk gas. Umunya yang sering digunakan adalah botol plastik. Variasi dari permeabilitas botol plastik tergantung dari bahan dari produk tersebut. Untuk beberapa bahan pangan kertas film dengan permeabilitas terhadap oksigen yang tinggi tetapi rendah terhadap penguapan air. Pada kasus yang lain permeabilitas yang rendah terhadap nitrogen mungkin diperlukan untuk makanan dan minuman yang memiliki kadar nitrogen. Memiliki resisten yang baik terhadap asam, alkali dan pelarut (Jelen, 1985).

(5)

Penggunaan plastik sebagai kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relatif murah, mudah dibentuk dan dimodifikasi. Kemasan dari plastik ini sifatnya sangat beragam ada yang hanya sekali pakai ada yang bisa dipakai berulang-ulang tergantung dari jenis plastic yang digunakan. Hal ini dikarenakan plastik mengandung senyawa polimer yang sulit diuraikan jika masuk ke dalam tubuh maka dari itu sebaiknya plastik hanya digunakan sekali saja (Susetyarsi, 2012).

Sebagaimana fungsinya kandungan mineral-mineral dalam minuman isotonik dapat mengatur keseimbangan elektrolit tubuh dan lebih cepat menghilangkan haus. Apabila dikonsumsi sebelum latihan ataupun pertandingan mineral-mineral yang terkandung dalam minuman isotonik diperkirakan dapat menggantikan mineral yang keluar lewat keringat. Pergantian mineral-mineral yang sesuai pada waktunya akan membuat cairan dalam tubuh tetap elektrolit. Keadaan ini semestinya membuat proses pemulihan setelah melakukan aktivitas fisik berjalan lebih cepat (Kurniawan, dkk., 2014).

(6)

Minuman olah raga dibuat untuk menggantikan cairan seperti ion-ion dan mineral di dalam tubuh yang telah hilang akibat aktivitas yang keras. Minuman ini sendiri harus memiliki tekanan osmotik yang sama dengan darah manusia agar dapat diserap dengan cepat oleh tubuh. Minuman ion sendiri memiliki kandungan seperti monopotasium posfat, natrium klorida, natrium sitrat, serta garam-garam lain yang dapat menggantikan cairan di dalam tubuh (Bennion dan Scheule, 2004).

(7)

ISI

1. Kemasan

Packaging/kemasan, diartikan secara umum adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan packaging/kemasan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya. Untuk menampilkan image dan pandangan terhadap suatu isi produk, maka packaging biasanya dibentuk atau di desain sedemikian rupa, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat ditangkap oleh pemakai produk dengan baik.

Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalampenyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

(8)

 Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.

 Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.

 Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.

 Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.

 Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :

 Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).

 Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk

(9)

 Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).

 Kuat dan tidak mudah bocor.

 Relatif tahan terhadap panas.

 Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.

Menurut Kaihatu (2014) uk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) :

1. Kain blancu

Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10-50 kg.

2. Kertas

Kertas “greaseproof” dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak

3. Gelas

Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina. Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan). Kuat terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu. Transparan.

4. Metal / Logam

Bahan yang sering dipakai : kaleng (tin plate) dan alumunium. 5. Plastik

(10)

6. Daun

Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung, dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding plastik.

· Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau penyimpanan) :

1. Kayu 2. Karton

Salah satu kemasan yang paling murah dan paling sering kita jumpai adalah kemasan plastik. Baik untuk makanan maupun untuk minuman kemasan plastik memiliki daya tarik sendiri bagi konsumen maupun bagi produsen. Menurut Yuyun dan Gunarsa (2013) kemasan plastik merupakan kemasan yang sebaiknya sebagai pilihan terakhir untuk digunakan. Hal ini disebabkan plastik terdiri dari senyawa-senyawa polimer yang sangat sulit untuk diuraikan apabila telah digunakan dan hal ini lah yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan. 2. Minuman Isotonik

Minuman isotonik adalah cairan yang dibuat untuk dapat diminum dimana konsentrasi air dalam cairan intraselular adalah sama dan zat terlarut tidak dapat masuk atau keluar dari sel.Komponen tersebut akan habis selama kita berolahraga sesuai dengan kecepatan pernafasan dan juga banyaknya keringat yang dikeluarkan. Larutan isotonik dengan menambahkan garam sampai kepekatan larutan sekitar 0,9% yang dibuat larutan garam fisiologis. Jadi larutan ini mengandung elektrolit yang diperlukan tubuh sebagai pengganti keringat.

(11)

jumlah komponen penyusun minuman tersebut, yakni gula, air dan mineral. Jumlah karbohidrat yang dikandung minuman isotonic 6-9% 9 dan elektrolit penting yang harus ada adalah natrium dengan jumlah 20-50 mmol/L. berdasarkan SNI 01-4452-1998 minuman isotonic harus mengandung gula (minimal 5%), asam sitrat dan mineral (Na maksimal 800-1000 mg/Kg; K maksimal 125-175-mg/Kg), pH maksimal 4 dan aman dikonsumsi (memenuhi standar cemaran mikroba dan logam berat).

Formula dasar minuman ini dihitung dengan memperhatikan aspek kandungan elektrolit, nilai osmolalitas, dan rasa Dari beberapa nilai konsentrasi elektrolit tersebut dapat diketahui masing jumlah garam (NaCl, KCI, MgCO3, Ca laktat, dan Na sitrat) yang dibutuhkan untuk memenuhi 17 konsentrasi tersebut. Sementara Natrium benzoat jumlahnya sudah ditentukan sesuai dengan hilang. Hal ini tentulah pasti bahwa larutan ion-ion tersebut bersifat larut dalam tubuh manusia sehingga sangat mudah diserap oleh tubuh.

Seperti yang dilampirkan oleh Pangkalan Ide (2010) salah satu buah yang dapat dijadikan sebagai minuman isotonik adalah buah kelapa. Hal ini dikarenakan di dalam kelapa banyak sekali mineral-mineral yang dapat menggantikan cairan tubuh. Selain itu elektrolit yang tinggi membuat minuman berbahan dasar air kelapa ini sangat cepat untuk menggantikan cairan tubuh.

(12)

konsumsi cairan, meningkatkan penyerapan cairan, mempertahankan volume plasma, dan menjamin rehidrasi yang cepat dan sempurna. Rehidrasi tidak dikatakan sempurna jika natrium dan air yang hilang karena keringat belum digantikan. Seperti halnya dalam keringat, konsentrasi natrium dalam minuman isotonik berkisar antara 20 – 80 mmol/l, hal ini didasarkan pada penggantian natrium yang hilang dalam tubuh ketika berkeringat dan untuk menstimulir penyerapan cairan dengan cepat (Stofan dan Muray, 2002). Selain itu minuman ion juga menganduk rasa asam berupa Acidulant, merupakan zat yang bersifat asam, yang sering ditambahkan pada makanan/minuman dengan berbagai tujuan. Acidulant dapat bertindak sebagai penurn pH, penegas rasa dan warna, atau menyelubungi aftertaste yang tidak disukai. Sifat asam senyawa ini berperan juga dalam mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai bahan pengawet (Winarno, 1992).

PEMBAHASAN

(13)

belum pahami bagaimana sebaiknya mereka memilih kemasan plastik botol khususnya untuk minuman isotonik.

Seperti yang sudah diterangkan pada bagian isi kandungan dari minuman isotonik sendiri sebagian besar adalah garam-garam mineral yang mengandung unsur nitrogen maupun natriun dan klorin. Seperti pernyataan Koswara (2009) Natrium klorida merupakan padatan kristal yang transparan dengan ukuran partikel yang bervariasi, tidak berbau dan memiliki karakteristik rasa asin. Bila disimpan di tempat dengan RH dibawah 75%, bentuknya akan tetap kering namun bila disimpan ditempat dengan RH diatas itu, maka akan basah karena menyerap, air dari udara. Satu gram NaCl dapat larut dalam 2.8 ml air pada suhu 25°C, atau dalam 2.7 ml air panas atau dalam 10 ml gliserin.

Dengan sifat diatas tentulah harus disesuaikan kemasan plastik yang seperti apa yang baik untuk minuman isotonik. Maka dari itu kemasan plastik harus memenuhi syarat-syarat seperti :

 Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.

 Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.

(14)

 Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.

 Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Meskipun mudah untuk dibawa kemana-mana, kemasan botol plastik pada minuman ion harus melindungi isinya dikarenakan apalbila kemasan pkastik ini terbuat dari bahan yang tidak tahan terhadap suhu yang panas maka senyawa-senyawa asam maupun mineral yang ada pada minuman akan melakukan reaksi dengan plastik botol kemasan yang akan membentuk senyawa yang berbahaya. Dan apabila itu dikonsumsi oleh tubuh secara terus-menerus maka tubuh akan sulit untuk menetralisir racun yang sudah terbentuk, akibatnya akan muncul penyakit di dalam tubuh.

(15)

HASIL

(16)

menggunakan kemasan botol plastik yang transparan. Hal ini bisa saja menyebabkan migrasi unsur-unsur plastik kedalam bahan yang dapat menyebabkan muncuknya reaksi kimia yang berbahaya pada produk tersebut. Untuk inilah maka penetapan tanggal kadaluarsa harus benar-benar diperhatikan oleh konsumen agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Gambar 1. Kemasan Minuman Ion (Isotonik)

(17)

KESIMPULAN

1. Kemasan botol plastik yang digunakan untuk minuman ion/ minuman istonik sebaiknya merupakan kemasan yang tahan terhadap permeabilitas bahan-bahan yang terkandung di dalam minuman tersebut.

(18)

3. Pada kemasan botol minuman ion sebaiknya tidak digunakan untuk menutupi keburukan dari isi suatu produk namun kemasan yang dipilih merupakan kemasan yang dapat melindungi nilai-nilai gizi yang diperlukan oleh tubuh sehingga tidak menimbulkan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

A. Y., dan D. Gunarsa. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman. Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan.

Bennion, M., dan B. Scheule. 2004. Introductory Foods. Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

(19)

Hall, C. W., Farral, A. W., dan Rippen, A. L. 1986. Encyclopedia of Food Engineering. 2nd Edition. AVI Publication, USA.

Hariyatmi, N. T. Cahyani, dan Y. Pridayanti. 2015. Pengaruh minuman kemasan gelas terhadap kadar glukosa dan ureum darah mencit (Mus muculus) galur swiss webster. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS. 899-905. Houghton, H. W. 1984. Developments in Soft Drinks Technology-3. Elsevier

Applied Science Publishers, London.

Jelen, P. 1985. Food Processing. Reston Publishing Company, Virginia. Kaihatu, T. S. 2014. Manajemen Pengemasan. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Koswara. 2009. Minuman Isotonik. Ebook Pangan.

Kurniawan, R., Syafrizar, dan W. Welis. 2014. Pengaruh pemberian minuman isotonik terhadap waktu pemulihan pada atlet taekwondo dojang Universitas Negeri Padang. Scientia. 4(2): 81-84.

Murray R dan J. Stofan. 2001. Formulating Carbohydrate-Electrolyte Drinks for Optimal Efficacy. Di dalam. Maughan J.R dan Robert Murray (editor). Sport Drink. CRC Press. Boca Raton-London-New York-Washington DC. Pangkalan Ide. 2010. Agar Jantung Sehat. Kelompk Gramedia, Jakarta.

Salirawati, D., F. M. K., dan J. Suprihatiningrum. 2014. Belajar Kimia Secara Menarik. Grasindo, Jakarta.

Susetyarsi, Th. 2012. Kemasan produk ditinjau dari bahan kemasan, bentuk kemasan dan pelabelan pada kemasan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada produk minuman mizone di kota semarang. Jurnal STIE Semarang. 4(3): 19-28.

Gambar

Gambar 1. Kemasan Minuman Ion (Isotonik)

Referensi

Dokumen terkait

Komposit hibrid dibuat menggunakan ektruder pada temperatur 265 o C dengan mencampurkan limbah botol plastik kemasan minuman dengan pengisi sekam padi dan abu sekam padi

Kemasan ini terbuat dari polypropylene yang merupakan pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan

Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.. PC (polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu

Persyaratan pelanggan terhadap minuman isotonik yang yang dihasilkan dari matriks house of quality yaitu jenis kemasan botol plastik, volume kemasan 500 mililiter, ada

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perancangan Pabrik Minuman Teh Hijau Kemasan Botol

Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah bagaimana pengaruh komposisi antara matriks limbah botol plastik kemasan minuman dengan partikel sekam padi dan abu sekam

perlakuan yang direndam dalam minuman isotonik terjadi pelepasan ion Ni dan Cr karena terdapat kandungan asam sitrat yang memiliki H + cukup tinggi, meningkatnya

Dari tabel persentase penerimaan panelis terhadap keseluruhan minuman sari jagung, diketahui bahwa produk yang dikemas dengan kemasan gelas plastik PP dan disimpan pada suhu 2 – 5