• Tidak ada hasil yang ditemukan

saidi saifi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "saidi saifi"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi lisrik merupakan energi dasar yang memiliki andil besar untuk kehidpan manusia. Berbagai peralatan yang menunjang kehidupan dan mobilitas manusia hamper seluruhnya mmbutuhkan energi listrik seperti misalnya telphone genggam (HP), televise (TV), computer dan lain sebagainya. Dapat kita bayangkan bila kehidupan manusia tanpa didampingi energy listrik tentunya kehidupan manusia akan sangat terganggu.

Energi listrik di prodksi oleh pembangkit-pembangkit tenaga listrik, setelah dihasilkan energy, listrik teganganya akan dinaikan oleh trafo step up untuk ditransmisikan ke gardu induk pada gardu induk tegangan akan kembali diturunkan untuk disalurkan kepada pelanggan melalui saluran distribusi. Untuk pelanggan tegangan rendah tegangan listrik akan kembali diturunka oleh trafo distribusi (step down) baru kemudian dapat digunakan oleh pelanggan bertegangan rendah.

Dalam pendistribusian energy listrik tentunya tidak semudah yang dibayangkan, dalam perjalananya energy listrik memiliki beberapa hal yang dapat mengganggu kelancaran pendistribusiannya diantaranya adalah factor alam berupa cuaca ekstrim dan juga karena factor manusia. Tentunya berbagai gangguan ini akan mengganggu pendistribusian dan juga keandalan energy listrik.

Dalam laporan ini saya menuliskan beberapa hal yang mempengarhi keandalan serta solusi untuk menciptakan keandalan energy listrik sesui dengan ilmu yang saya dapatkan selama saya melakukan kerja praktek di PLN UPJ Purbalingga serta analisis mengenai keandalan energy listrik berdasarkan SAIDI (System Average Interuption Durration Index) dan SAIFI (System Average Interuption Frequency Index) di kabupaten Purbalingga sehingga kita dapat mengetahui sesuatu yang dapat mempengaruhi keandalan serta solusinya khususnya di PLN UPJ Purbalingga.

(2)

1. Mengetahui keandalan energy listrik kota Purbalingga berdasarkan SAIDI(System Average Interuption Duration Index) dan SAIFI (System Average Interuption Frekuensi Index).

2. Mengetahui perbandingan nilai SAIDI dan SAIFI kabupaten Purbalingga pada kurun waktu 2013-2015

3. Mengetahui berbagai hal yang dapat mempengaruhi keandalan energy listrik serta solusi untuk menciptakan keandalan energy listrik yang baik di Kota Purbalingga. 4. Mengetahui intensitas gangguan terbanyak serta solusinya di kota Purbalingga. 1.3 Batasan Masalah

1. Menjelaskan mengenai keandalan energy listrik kota Purbalingga tahun 2013-2015. 2. Menjelaskan factor-faktor gangguan serta solusi yang dilakukan PLN UPJ

Purbalingga untuk menciptakan keandalan energy listrik yang baik. 1.4 Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah :  Metode Observasi

Pada metode ini, langsung diadakan analisa di lapangan sehingga dapat diketahui gangguan-gangguan yang terjadi pada system distribusi saluran listrik.

 Metode wawancara

Pada metode ini, hal-hal yang kurang dimengerti pada metode observasi ditanyakan secara langsung kepada teknisi yang melakukan pengecekan maupun kepada pimpinan apabila teknisi tidak dapat menjelaskan.

 Metode study literatur

Pada metode ini mencari tahu spesifikasi alat , cara kerja maupun fungsi-fungsi dari tiap bagian diketahui dengan membaca manual book maupun internet yang ada di jaringan distribusi listrik di kabupaten Purbalingga.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan

Laporan Kerja Praktek ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan

(3)

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang dilaksanakannya kegiatan , tujuan kerja praktek , batasan masalah dan metodologi serta sistematika penulisan laporan .

BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

Dalam bab ini dibahas mengenai sejarah singkat perusahaan dan Struktur organisasi

BAB III Dasar Teori

Dalam bab ini dijelaskan tentang peralatan-peralatan,system keandalan dan hal-hal yang berkaitan dengan keandalan listrik.

BAB IV Pembahasan Masalah serta Menganalisa Masalah Mengenai SAIFI dan SAIDI Kabupaten Purbalingga.

Di dalam bab ini dijelaskan tentang data-data saidi saifi,penyebab gangguan,penanggulangan gangguan serta penjelasan mengenai data-data tersebut.

BAB V Penutup

Di dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari seluruh isi dari penulisan Laporan Kerja Praktek yang sudah disusun. Bab ini juga memuat saran yang disampaikan..

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

(4)

Sejarah PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan dan organisasinya yang dibentuk dengan Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 195.K/DIR/2010, tanggal 14 April 2010 merupakan pengembangan dari PLN Jasa Enjiniring yang dibentuk berdasarkan SK. Direksi No. 029.K/025/DIR/1996, tanggal 12 Maret 1996 dimana PLN JE sebelumnya merupakan pengembangan dari PLN PPE (Pusat Pelayanan Enjiniring) yang dibentuk berdasarkan SK. Direksi No. 085/DIR/85 tanggal 10 Mei 1985 dimana secara operasional sejak bulan Maret 1988 berperan sebagai in-house Consultant untuk PT PLN (Persero).

Di samping sebagai tugasnya sebagai Unit Penunjang di bidang Enjiniring Ketenagalistrikan PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan bertugas membina dan menyiapkan konsultan nasional, pembinaan dilakukan dengan cara mewajibkan Konsultan Nasional pada setiap kontrak PLN. Dengan demikian Konsultan Nasional tersebut bekerja sama dengan PLN PPE dan Konsultan Asing melaksanakan kegiatan Enjiniring (on the job participation).

Kerjasama dengan konsultan-konsultan lokal seperti (PT. Encona, PT.Arkonin, PT. Mitsa Ewbank Preece, PT. Connusa, PT. Graha Purnalistna, PT.Wiratman, PT. Indra Karya, PT. Kwarsa Hexagon) dan Konsultan Asing (Bechtel Internasional, Inc., Black & Veacth international, Lahmeyer International,Tepsco, Nippon Koei, Genzl, Wesjec, Monenco, Electro Watt, Europe Power System, Sargent & Lundy Integ, Ewbank Preece, Collenco) terus di tumbuh-kembangkan dalam rangka meningkatkan pangsa pasar serta meningkatkan pengembangan kinerja dan bobot pengalaman bidang-bidang keahlian khusus sektor ketenaga listrikan.

Sebagai in-house Consultant PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme khususnya dalam menghadapi tantangan dan tuntutan pasar yang semakin konpetitif. Sebagai kantor yang bergerak dibidang perencanaan PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan merasa perlu untuk memperoleh suatu pengakuan akan kemampuannya.

(5)

Sesuai kondisi dan kemampuan yang, sekaligus untuk memantapkan Prosedur Enjiniring yang telah dimplementasikan secara ekstensif dan intensif sejak Septeember 1996 PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan memprogramkan untuk memperoleh ISO 9001 dibidang desain dan telah berhasil memperoleh sertifikat tersebut dari Badan Sertifikasi Internasional SGS- Yarsley International Certification Services Limited pada tanggal Juni 1997.

Dengan dimilikinya Sertifikat ISO 9001 maka PLN Unit Bisnis Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan dapat disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan Konsultan terkemuka lainya dalam bidang enjiniring ketenaga listrikan. PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan memberikan pelayanan yang handal dan memuaskan pelanggan, mampu bersaing secara internasional dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi serta didukung oleh enjinir yang profesional dan sitem manajeman mutu ISO 9001.

PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan perseroan pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan di Indonesia yang menyediakan kebutuhan listrik bagi seluruh warga Indonesia. Kantor PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, UPJ Purbalingga di timur alun-alun kota Purbalingga.

(6)

Gambar 2.1 Foto Lokasi Kantor Cabang PT. PLN UPJ Purbalingga

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

PT. PLN UPJ Purbalingga dipimpin oleh manager, dan tugas dari manager ditopang oleh tiga supervisor dengan staf-stafnya dan tiga supervisor tersebut adalah supervisor teknik, supervisor pelayanan pelanggan, dan transaksi energy.

Berikut struktur organisasi di PLN UPJ Purbalingga secara umum adalah seperti Gambar 2.2. 6 Manager Prasetyo Transaksi Energi

(7)

Gambar 2.2 Struktur organisasi PLN UPJ Purbalingga 2.3 Sistem Pelayanan Jaringan dan Gangguan PLN UPJ Purbalingga

Fungsi utama dari PLN distribusi adalah menjaga keandalan dan menjamin kelancaran pendistribusian energy listrik kepada pelanggan. Dalam fungsi tersebut kelompok teknik memiliki andil terbesar namun dalam tugasnya kelompok teknik juga dibantu oleh tim pelayanan teknik yang terbagi dalam lima kelompok yang ditempatkan diberbagai wilayah di Purbalingga. Dalam satu tim pelayanan teknik terdapat delapan anggota yang bertugas secara shift dalam satu shiftnya terdiri dari dua orang anggota pelayanan teknik.

Pelayanan gangguan memiliki sistematika sebagai berikut : 1. Laporan pelanggan

2. Pelayanan pelanggan menghubungi petugas pelayanan teknik 3. Petugas pelayanan teknik menuju lokasi gangguan.

Dalam pelayanan gangguan petugas teknik diberi waktu 180 menit untuk recovery gangguan sementara untuk perjalanan ke lokasi atau respon time petugas diberikan waktu 30 menit.

Selain melakukan pelayanan gangguan yang sudah terjadi PLN UPJ Purbalingga juga melakukan serangkaian perawatan terhadap peralatan jaringan distribusi tenaga listrik agar keandalan yang baik. Perawatan tersebut diantaranya adalah pengecekan peralatan distribusi tenaga listrik, penggantian peralatan

Pelayanan Pelanggan Dominius T Teknik Khalwani Staf 1. M. Imron 2. Sutarno 3. Suroso 4. Rizky W 5. Febian A D 6. Dwi L 7. Muslim Staf 1. Gimin Staf 1. Arko 2. Fitri 3. Sri M

(8)

distribusi tenaga listrik yang sudah tidak layak serta melakukan perabasan pohon yang mengganggu jaringan distribusi tenaga listrik.

BAB III DASAR TEORI 3.1 Keandalan Energi Listik

Keandalan energy listrik merupakan ketahanan energy listrik dari berbagai gangguan sehingga sebisa mungkin energy listrik tetap sampai ke pelanggan untuk dinikmati. Keandalan energy listrik sangat erat kaitanya dengan kualitas daya, Kualitas daya sendiri didefinisikan sebagai penyimpangan dari gelombang sinusoinal sempurna (pada tegangan dan/atau arus atau frekuensi) yang menyebabkan cacat atau kesalahan operasi pada peralatan pelanggan.

Berikut beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas daya dan keandalan energy listrik :

1. Voltage sags

Penyebab utama : gangguan, masuknya (terhubungnya beban yang besar) dan brown out recovery.

Akibat yang ditimbulkannya : umur peralatan menjadi lebih pendek/mempercepat penuaan, kehilangan data pada memori komputer, kehilangan stabilitas pada motor dan proses terputus.

2. Capacitor switching transients

(9)

Akibat yang ditimbulkannya: breakdown atau sparkover pada insulasi, kerusakan pada komponen semikonduktor, umur peralatan menjadi lebih pendek/mempercepat penuaan kehilangan data pada memori komputer, kehilangan stabilitas pada motor.

3. Lightning transients

Penyebab utama: sambaran petir

Akibat yang ditimbulkannya: breakdown atau sparkover pada insulasi, kerusakan pada komponen semikonduktor, umur peralatan menjadi lebih pendek/mempercepat penuaan kehilangan data pada memori komputer, kehilangan stabilitas pada motor.

4. High impedance faults

Penyebab utama: konduktor jatuh, gangguan pohon (gagal untuk kembali kearah permanen path)

Akibat yang ditimbulkannya: kebakaran, keamanan personil.

5. Harmonics

Penyebab utama: peralatan elektronika daya, busur api, transformator yang jenuh. Akibat yang ditimbulkannya: pemanasan lebih pada peralatan, tegangan/arus yang tinggi, berpengaruh pada operasi peralatan proteksi.

Selain lima hal di atas juga terdapat beberapa factor lain yang memmpengaruhi kualitas daya terutama keandalan listrik yaitu sebagai berikut :

(10)

Faktor Intern merupakan factor yang mempengaruhi keandalan energy listrik yang berasal dari sitem jaringn listrik itu sendiri, contohnya rusaknya komponen-komponen pada jaringan distribusi seperti trafo, ABSW, LBS dan lain sebagainya.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan factor yang mempengaruhi keandalan energy listrik yang berasal dari luar system jaringan listrik itu sendiri seperti misalnya manusia, alam, pohon tumbang,angin dan lain sebagainya.

3.2 SAIFI (System Average Interrupt Frekuency Index)

SAIFI (System Average Interrupt Frekuency Index) merupakan rata-rata jumlah gangguan perpelanggan . System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) menggunakan realitas indikator oleh peralatan listrik.

Dimana adalah rata-rat gangguan, adalah jumlah pelangggan dan adalah total pelanggan.

SAIFI merupakan ukuran jumlah gangguan per pelanggan dan biasanya dihitung per tahun. Standar IEEE untuk jumlah padam per pelanggan adalah 1.10 kali per tahun.

(11)

SAIDI (System Average Interrupt Durration Index) merupakan factor keandalan yang menunjukan lama padam dari suatu wilayah dalam satuan waktu.

Dimana adalah jumlah pelanggan dan adalah lama padam untuk lokasi , dan adalah jumlah pelanggan.

SAIDI merupakan ukuran lama gangguan per pelanggan dan biasanya dihitung dalam menit maupun jam dan dikalkulasi per tahunnya.Standar IEEE untuk lama padam per pelanggan adalah 1.50 jam per tahun.

3.4 Peralatan pada Jaringan Distribusi a. Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Dengan alat yang bernama trafo maka pilihan tegangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tegangan pada pelanggan.

(12)

Gambar 3.1 Trafo Distribusi Satu Fasa Bagian-bagian transformator : 1. Kumparan 2. Minyak 3. Bushing 4. Arester

b. ABSW (Air Break Switch)

Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan . Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu sebagai penopang pisau ABSw , pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi membuka / memutus dan menghubung / memasukan ABSw , serta stang ABSw yang berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw. Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan, mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika dimasukkan ke peredamnya /

(13)

kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar. Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk : a. Penambahan beban pada lokasi jaringan b. Pengurangan beban pada lokasi jaringan c. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami gangguan. ABSW terdiri dari : 1. Stang ABSW 2. Cross Arm Besi 3. Isolator Tumpu 4. Pisau Kontak 5. Kawat Pentanahan 6. Peredam Busur Api 7. Pita Logam Fleksibel 4. Load Break Switch (LBS)

Gambar 3.2 Air Break Switch Gambar 3.3 Handle ABSW Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk : a. Penambahan beban pada lokasi jaringan

b. Pengurangan beban pada lokasi jaringan

c. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami gangguan.

ABSW terdiri dari : 1. Stang ABSW 2. Cross Arm Besi 3. Isolator Tumpu 4. Pisau Kontak 5. Kawat Pentanahan 6. Peredam Busur Api 7. Pita Logam Fleksibel.

(14)

c. Meter Expor - Impor

Gambar 3.4 Meter Expor-Impor

Meter Kirim – Terima disini berfungsi untuk mengetahui berapa kWH yang dikirim dan diterima antar UPJ.

Pada Meter Ex-Im terdapat CT dan PT yang berfungsi untuk

mentransformasikan tegangan dan arus dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah untuk proses pengukuran.

(15)

LBS (Load Break Switch) atau saklar pemutus beban adalah peralatan hubung yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal. Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban, termasuk memutus pada saat terjadi konsleting.

Di dalam jaringan listrik antar penyulang di GIS Bandara dan GI Nusa Dua baik jaringan spindle maupun radial pasti menggunakan LBS baik manual maupun LBS Motorized lengkap dengan Remote Terminal Unit (RTU). Namun untuk mengatasi masalah lamanya pemadaman, luasnya daerah padam diperlukan pemasangan LBS Motorized lengkap dengan RTU yang dapat dimonitor dan dioperasikan dari pusat kontrol oleh pengatur jaringan (Dispatcher) APD Bali. Dengan langkah-langkah tersebut, maka lamanya pemadaman, luasnya daerah padam dan besarnya kWh yang tidak tersalurkan di GIS Bandara dapat diminimalkan.

Proses pemutusan atau pelepasan jaringan, terjadinya busur api tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Saklar pemutus beban ini tidak dapat bekerja secara otomatis pada waktu terjadi gangguan, dibuka atau ditutup hanya untuk memanipulasi beban.

(16)

Gambar 3.6 Kontruksi LBS ENTEC Type ETR300S e. Recloser

Recloser merupakan cirkuit breaker yang digunakan pada jaringan listrik untuk mengamankan jaringan dan melakukakn penormalan jaringan dengan waktu yang singkat. Pada saat terjadi kesalahan ataupun gangguan recloser akan terbuka dan kemudian menutup kembali secara otomatis saat jaringan sudah aman. Recloser digunakan pada sistem distribusi untuk mendeteksi gangnguan yang waktunya. Recloser dapat menaikan mutu pelayanan secara kontinu dengan otomatis menutup kembali susudah gangguan.

f. APP (Alat Pembatas dan Pembatas)

Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai / pelanggan listrik (untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi), maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik.

APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik.

(17)

g. Fuse Cut Out

Gambar 3.7 Fuse Cut Out Gambar 3.8 Fuse Link

FCO (Fuse Cut Out) merupakaan peralatan pengaman pada jaringan distribusi listrik yang fungsinya seperti seekring pada pelanggan. FCO memutuskan rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan dengan cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya. FCO terdiri dari :

1. Rumah Fuse (Fuse Support). 2. Pemegang Fuse (Fuse Holder). 3. Fuse Link.

(18)

Berdasarkan sifat pemutusannya fuse link terdiri dari dua tipe,yaitu : 1. Tipe K (Pemutus Cepat).

2. Tipe T (Pemutus Lambat).

FCO pada jaringan Distribusi digunakan sebagai pengaman percabangan 1 phasa maupun sebagai pengaman peralatan listrik (trafo Distribusi non CSP, kapasitor).

BAB 4

ANALISIS KEANDALAN ENERGI LISTRIK BERDASARKAN SAIDI-SAFI DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013-2015

4.1 Data Laporan Pemadaman SAIDI-SAIFI PLN UPJ Purbalingga Tahun 2014-2015

Pada data laporan pemadaman SAIDI-SAIFI PLN UPJ Purbalingga Tahun 2014-2015 dapat kita lihat jika pemadaman yang terjadi pada system jaringan listrik dibagi menjadi dua yaitu :

1. Pemadaman karena gangguan

Pemadaman karena gangguan merupakan pemadaman tak terencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan tentunya tidak diinginkan karena dapat mengganggu aktifitas maupun kegiatan manusia. Pemadaman karena gangguan dibedakan menjadi sembilan kelompok yaitu :

a. Kelompok sambungan tenaga listrik dan APP (Alat Pengukur dan Pembatas) Kelompok ini merupakan gangguan-gangguan yang terjadi pada sambungan tenaga listrik ke pelanggan serta pada APP (Alat Pengukur dan Pembatas) yang terpasang untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang dipakai oleh pelanggan. Berikut merupakan gangguan-gangguan yang biasa terjadi pada kelompok ini :

1. Pelebur pembatas putus/rusak. 2. MCB pembatas rusak.

3. Rele dan/atau CB rusak.

4. Pelebur putus dan LBS jatuh atau rusak.

(19)

6. Kerusakan gangguan sambungan luar pelayanan. 7. Gangguan sambungan masuk kabel tanah.

8. Jatuhnya pemutus karena asutan motor, pemakaian lebih pelanggan. 9. Kubikel APP /komponennya rusak atau gagal bekerja.

10. Kubikel TM bukan pengukuran rusak. 11. Kubikel SACO, ACO rusak.

12. CT out door rusak. 13. PT out door rusak. 14. Kerusakan konektor. 15. Lain-lain.

Tabel 4.1 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Sambungan Tenaga Listrik dan APP ( alat pengukur dan pembatas )

Penyebab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (Jam) SAIFI (Kali)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg)

A. PEMADAMAN KARENA GANGGUAN

KELOMPOK SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK DAN APP Pelebur pembatas putus/rusak. 1 2.83 0.00001464 0.00000517 MCB pembatas rusak. 48 36.52 0.0001889 0.00024828 Rele dan/atau CB rusak. 0 0 0 0 Pelebur putus dan LBS jatuh atau rusak. 0 0 0 0

(20)

Kerusakan/G angguan sambungan masuk pelayanan (SMP). 3 4.69 0.00002426 0.00001552 Kerusakan/G angguan sambungan luar pelayanan (SLP). 205 207.67 0.00107417 0.00106036 Gangguan sambungan masuk kabel tanah. 0 0 0 0 Jatuhnya pemutus karena asutan motor, pemakaian lebih pelanggan 1 1.21 0.00000626 0.00000517 Kubikel APP/kompon ennya rusak atau gagal bekerja. 0 0 0 0

(21)

Kubikel TM bukan pengukuran rusak. 0 0 0 0 Kubikel SACO, ACO rusak. 0 0 0 0 CT out door rusak. 0 0 0 0 PT out door rusak. 0 0 0 0 Kerusakan Konektor. 13 8.49 0.00004391 0.00006724 Lain-lain. 76 61.19 0.0003165 0.00039311 JUMLAH 00 347 322.6 0.00166864 0.00179485

Dari tabel 1.1 menunjukan jika gangguan pada kelompok sambungan tenaga listrik dan APP (Alat Pengukur dan Pembatas) yang menyumbang frekusensi serta dursi padam terbanyak adalah kerusakan/gangguan sambungan luar pelayanan (SLP) dengan rincian sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 205 Pelanggan

- Lama padam : 207,67 Jam

Didapat nilai SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan pada kurun waktu 2014-2015 adalah

(22)

sebagai berikut :

- SAIDI : 207,67/193.331 = 0.00107417 jam - SAIFI : 205/193.331 = 0.00106036 kali

Sementara jumlah kesuluruhan pemadaman yang terjadi karena gangguan pada kelompok sambungan tenaga lisrik dan APP pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 347 Pelanggan

- Lama padam : 322,6 Jam

Didapat nilai total SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan yang dikarenakan gangguan pada sambungan tenaga listrik dan APP pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- SAIDI : 0.00166864 jam

- SAIFI : 0.00179485 kali

Dari tabel 1.1 dan hasil hitung manual dapat kita ketahui jika lama atau durasi gangguan yang disebabkan oleh sambungan tenaga listrik dan APP adalah 0.00179485 kali padam dan 0.00166864 jam lama padam di kurun waktu 2014-2015. Dapat diketahui juga dari 15 gangguan yang biasa terjadi kerusakan/gangguan sambungan luar pelayanan (SLP) menyumbang pemadaman hampir 3/4 dari keseluruhan gaangguan pada kelompok sambungan tenaga listrik dan APP.

Solusi dari PLN adalah dengan pembentukan tim P2TL yang fungsinya adalah untuk menertibkan jaringan pelanggan serta pengecekan dari segala pelanggaran yang dilakukan pelanggaran-pelanggaran yang biasanya dilakukan adalah penyambungan listrik tanpa APP atau istilah lainya adalah mencuri listrik,penggunaan pembatas atau MCB yang tidak sesuai,pemasangan instalasi listrik yang tidak baik serta bentk-bentuk pelanggaran lainnya. Jika pelanggan

(23)

terbukti melakukan kecurangan dalam instalasi listrik dirumahnya maka PLN melalui tim P2TL akan memberikan surat teguran bahkan pemutusan tenaga listrik dari pelanggan.

b. Kelompok jaringan tegangan rendah

Kelompok ini merupakan kelompok gangguan yang terjadi pada sambungan tegangan rendah yaitu dari trafo distribusi sampai sambungan pada pelanggan. Berikut ini merupakan gangguan-gangguan yang biasa terjadi pada kelompok ini : 1. Pelebur TR putus.

2. Gangguan dahan, pohon sehingga pelebur TR putus. 3. Gangguan kabel tanah TR .

4. Kerusakan papan hubung bagi TR ( al. di gardu ) karena beban lebih, mutu jelek dlsbnya.

5. Isolator rusak.

6. Penghantar TR putus. 7. Kerusakan Konektor. 8. Jumper SUTR rusak. 9. Lain-lain.

Tabel 4.2 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Jaringan Tegangan Rendah Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI) (b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg) KELOMPOK JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Pelebur TR

(24)

Gangguan dahan, pohon sehingga pelebur TR putus. 0 0 0 0 Gangguan kabel tanah TR . 0 0 0 0 Kerusakan papan hubung bagi TR ( al. di gardu ) karena beban lebih, mutu jelek dlsbnya. 0 0 0 0 Isolator rusak. 0 0 0 0 Penghantar TR putus. 109 130.88 0.00067697 0.0005638 Kerusakan Konektor. 10 8.2 0.00004241 0.00005172 Jumper SUTR rusak. 0 0 0 0 Lain-lain. 91 792.64 0.00409991 0.0004707 JUMLAH 10 221 940.45 0.00486445 0.00114312

(25)

Dari tabel 4.2 menunjukan jika gangguan pada kelompok transformator gardu distribusi adalah yang menyumbang frekusensi serta durasi padam terbanyak adalah pelebur tegangan menengah putus dengan rincian sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 109 Pelanggan

- Lama padam : 130,88 Jam

Didapat nilai SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- SAIDI : 103,88/193.331 = 0.00067697 jam - SAIFI : 109/193.331 = 0.0005638 kali

Sementara jumlah kesuluruhan pemadaman yang terjadi karena gangguan pada kelompok jaringan tegangan rendah pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 221 Pelanggan

- Lama padam : 940,45 Jam

Didapat nilai total SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan yang dikarenakan gangguan pada sambungan tenaga listrik dan APP pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- SAIDI : 0.00486445 jam

- SAIFI : 0.00114312 kali

Dari tabel 4.2 dan hasil hitung manual dapat kita ketahui jika lama atau durasi gangguan yang disebabkan oleh sambungan tenaga listrik dan APP adalah 0.00114312 kali padam dan 0.00486445 jam lama padam di kurun waktu 2014-2015.

Solusi dari PLN adalah melakukan pengamanan serta perabasan pohon-pohon yang dapat mengganggu jaringan listrik serta mengganti peralatan-peralatan

(26)

listrik yang sudah lam dan berfungsi tidak baik.

c. Kelompok transformator gardu distribusi

Kelompok ini merupakan kelompok gangguan yang terjadi pada transformator gardu distribusi yaitu gangguan-gangguan pada trafo serta peralatan-peralatan pada transformator di gardu induk. Berikut ini merupakan gangguan-gangguan yang biasa terjadi pada kelompok ini :

1. Pelebur tegangan menengah putus.

2. Bulusan akhir (terminal) kabel TM di gardu rusak. 3. Kubikel atau komponennya rusak.

4. Transformator rusak. 5. Kabel primer trafo rusak. 6. Kabel secunder trafo rusak. 7. Jamper trafo tiang rusak. 8. Lightning arester rusak. 9. Isolator trafo rusak. 10. PMT/Lastrener terbuka.

11. PMT terbuka/pelebur TM putus karena binatang. 12. Lain-lain.

(27)

Tabel 4.3 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Transformator Gardu Distribusi Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI) (b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg) KELOMPOK TRANSFORMATOR GARDU DISTRIBUSI

Pelebur tegangan menengah putus. 6,876 14,663.4 6 0.0758464 0.03556595 Bulusan akhir (terminal) kabel TM di gardu rusak. 0 0 0 0 Kubikel atau komponenny a rusak. 0 0 0 0

(28)

Transformato r rusak. 0 0 0 0 Kabel primer trafo rusak. 0 0 0 0 Kabel secunder trafo rusak. 0 0 0 0 Jamper trafo tiang rusak. 208 199.55 0.00103217 0.00107588 Lightning arester rusak. 0 0 0 0 Isolator trafo rusak. 0 0 0 0 PMT/Lastren er terbuka. 138 150.42 0.00077804 0.0007138 PMT terbuka/peleb ur TM putus karena binatang. 0 0 0 0 Lain-lain. 0 0 0 0 JUMLAH 20 7,222 15,013.4 3 0.07765661 0.03735563

Dari tabel 4.3 menunjukan jika gangguan pada kelompok transformator gardu distribusi yang menyumbang frekusensi serta durasi padam terbanyak adalah

(29)

Pelebur tegangan menengah putus. Dengan rincian sebagai berikut : Jumlah pelanggan padam : 6.876 Pelanggan

Lama padam : 14.663,46 Jam

Didapat nilai SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

SAIDI : 14.663,46/193.331 = 0.0758464 jam SAIFI : 6.876/193.331 = 0.03556595 kali

Sementara jumlah kesuluruhan pemadaman yang terjadi karena gangguan pada kelompok transformator gardu distribusi pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

Jumlah pelanggan padam : 7.222 Pelanggan

Lama padam : 15.013,43 Jam

Didapat nilai total SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan yang dikarenakan gangguan pada transformator gardu distribusi pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

SAIDI : 0.07765661 jam

SAIFI : 0.03735563 kali

Dari tabel 4.3 dan hasil hitung manual dapat kita ketahui jika lama atau durasi gangguan yang disebabkan oleh gangguan transformator gardu distribusi adalah 0.03735563 kali padam dan 0.07765661 jam lama padam di kurun waktu 2014-2015.

Solusi dari PLN adalah melakukan pengamanan serta perabasan pohon-pohon yang dapat mengganggu jaringan listrik serta mengganti peralatan-peralatan listrik yang sudah lam dan berfungsi tidak baik.

(30)

d. Kelompok tiang listrik TR dan TM

Kelompok ini merupakan kelompok pemadaman yang dikarenakan kerusakan-kerusakan tiang listrik baik tiang listrik TR maupun tiang listrik TM. Biasanya kerusakan pada tiang listrik TR dan TM adalah karena alam seperti tnah longsor, umur tiang listrik dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan gangguan-gangguan yang biasa terjadi pada kelompok ini :

1. Tiang listrik TR roboh dilanggar kendaraan. 2. Tiang listrik TR roboh karena tua.

3. Tiang listrik TR roboh karena sebab lain.

4. Kerusakan bagian - bagian tiang listrik TR kecuali isolator dan penghantar. 5. Tiang listrik TM roboh dilanggar kendaraan.

6. Tiang listrik TM roboh karena tua. 7. Tiang listrik TM roboh karena sebab lain.

8. Kerusakan bagian - bagian tiang listrik TM kecuali isolator dan penghantar. 9. Kelompok tiang listrik TR dan TM (Lain-lain).

Tabel 4.4 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Tiang Listrik TR dan TM Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam

(31)

(Jam)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg) KELOMPOK TIANG LISTRIK TR DAN TM

Tiang listrik TR roboh dilanggar kendaraan. 0 0 0 0 Tiang listrik TR roboh karena tua. 0 0 0 0 Tiang listrik TR roboh karena sebab lain. 0 0 0 0 Kerusakan bagian - bagian tiang listrik TR kecuali isolator dan penghantar. 0 0 0 0 Tiang listrik TM roboh dilanggar kendaraan. 0 0 0 0 Tiang listrik TM roboh karena tua. 0 0 0 0

(32)

Tiang listrik TM roboh karena sebab lain. 0 0 0 0 Kerusakan bagian - bagian tiang listrik TM kecuali isolator dan penghantar. 0 0 0 0 Kelompok tiang listrik TR dan TM (Lain-lain) 0 0 0 0 JUMLAH 30 0 0 0 0

Dari tabel 4.4 menunjukan jika selama kurun waktu 2014-2015 tidak ada satupun gangguan yang terjadi pada kelompok tiang listrik TR dan TM.

Solusi yang dilakukan oleh PLN adalah penggantian tiang listrik yang sudah tua serta menggeser tiang listrik dari tempat yang strktur tanaahnya tidak stabil dan rawan longsor ke tempat yang lebih aman.

e. Saluran Udara TM (SUTM)

Kelompok ini merupakan kelompok pemadaman yang dikarenakan kerusakan-kerusakan maupun gangguan yang terjadi pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) baik berupa saluran kabel tengangan menengah maupun peralatan listrik

(33)

penunjang lainnya pada saluran tegangan menengah. Berikut ini merupakan gangguan-gangguan yang biasa terjadi pada kelompok ini :

1. Pemutus tegangan menengah terbuka,pelebur tegangan menengah putus karena pohon/dahan.

2. Pemutus tegangan menengah terbuka,pelebur tegangan menegah putus karena binatang dalam gardu.

3. Pemutus tegangan menengah terbuka,pelebur tegangan menengah putus karena hujan / petir atau gangguan sementara (intermittent fault yang lain).

4. Pemutus tegangan menengah terbuka,pelebur tegangan menengah putus karena sebab lain.

5. Rele bekerja tanpa penyebab jelas, PMT dapat masuk kembali. 6. Komponen SUTM terbakar tetapi pemutus/pelebur tidak bekerja. 7. Kerusakan konektor

8. SUTM putus.

9. Jumper SUTM rusak. 10. SUTM lepas dari Isolator. 11. Isolator rusak.

12. Cut Out rusak. 13. Pole Switch rusak. 14. Lighning arester rusak. 15. Lain-lain.

Tabel 4.5 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Saluran Udara TM (SUTM) Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg)

SALURAN UDARA TM (SUTM) Pemutus tegangan menengah terbuka,peleb ur tegangan menengah putus karena 142,443 147,037. 42 0.76054756 0.73678303

(34)

pohon/dahan. Pemutus tegangan menengah terbuka,peleb ur tegangan menegah putus karena binatang dalam gardu. 25,939 42,884.6 1 0.22181963 0.13416886 Pemutus tegangan menengah terbuka,peleb ur tegangan menengah putus karena hujan / petir atau gangguan sementara (intermittent fault yang lain). 88,638 128,415. 60 0.66422664 0.45847795 Pemutus tegangan menengah terbuka,peleb ur tegangan 60,611 58,640.6 3 0.30331726 0.31350896

(35)

menengah putus karena sebab lain. Rele bekerja tanpa penyebab jelas, PMT dapat masuk kembali. 0 0 0 0 Komponen SUTM terbakar tetapi pemutus/pele bur tidak bekerja. 0 0 0 0 Kerusakan konektor 0 0 0 0 SUTM putus. 78,725 162,635. 25 0.84122696 0.40720319 Jumper SUTM rusak. 0 0 0 0 SUTM lepas dari Isolator. 0 0 0 0 Isolator rusak. 7,801 3,354.43 0.01735071 0.04035049 Cut Out 0 0 0 0

(36)

rusak. Pole Switch rusak. 0 0 0 0 Lighning arester rusak. 0 0 0 0 Lain-lain. 14,330 16,766.1 0 0.08672225 0.07412158 JUMLAH 40 418,487 559,734. 04 2.89521101 2.16461406

Dari tabel 4.5 menunjukan jika gangguan pada saluran udara TM (SUTM) yang menyumbang frekusensi serta durasi padam terbanyak adalah Pemutus tegangan menengah terbuka,pelebur tegangan menengah putus karena pohon/dahan. Dengan rincian sebagai berikut :.

- Jumlah pelanggan padam : 142.443 Pelanggan

- Lama padam : 147.037,42 Jam

Didapat nilai SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- SAIDI : 147.037,42/193.331 = 0.76054756 jam - SAIFI : 142.443/193.331 = 0.73678303 kali

Sementara jumlah kesuluruhan pemadaman yang terjadi karena gangguan pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 418.487 Pelanggan

- Lama padam : 559.734,04 Jam

Didapat nilai total SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan yang dikarenakan gangguan pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) untuk kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

(37)

- SAIDI : 2.89521101 jam

- SAIFI : 2.16461406 kali

Dari tabel 4.5 dan hasil hitung manual dapat kita ketahui jika lama atau durasi gangguan yang disebabkan oleh gangguan transformator gardu distribusi adalah 2.16461406 kali padam dan 2.89521101 jam lama padam di kurun waktu 2014-2015.

Solusi dari PLN adalah melakukan pengamanan serta perabasan pohon-pohon yang dapat mengganggu jaringan listrik serta mengganti peralatan-peralatan listrik yang sudah lama dan berfungsi tidak baik.

f. Saluran Kabel TM (SKTM)

Kelompok ini merupakan kelompok pemadaman yang dikarenakan kerusakan-kerusakan maupun gangguan yang terjadi pada saluran kabel TM (SKTM) jadi berbeda dengan SUTM karena pada gangguan saluran kabel tegangan menengah(SUTM) lebih menekankan gangguan kabel baik berupa kabel putus maupun gangguan yang terjadi pada kabel tegangan menengah yang mempengaruhi bahkan merusak peralatan listrik lainya pada saluran tegangan menengah. Berikut ini merupakan gangguan-gangguan yang biasanya terjadi pada saluran kabel TM (SKTM) :

1. PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena gangguan kabel.

2. PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena penggalian yang tidak sengaja (misdig) oleh PAM dlsb.

3. PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena kerusakan bulusan penyambung (kotak sambung) kabel.

4. PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena kerusakan bulusan akhir (terminal) kabel.

5. PMT terbuka/pelebur TM putus karena binatang. 6. Rele bekerja karena ikutan (sympthetic tripping). 7. Rele bekerja karena beban lebih.

8. Rele bekerja tanpa penyebab yang jelas, PMT dapat masuk kembali. 9. Lain-lain.

(38)

Tabel 4.6 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Saluran Kabel TM (SKTM) Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg) SALURAN KABEL TM (SKTM) PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena gangguan kabel. 0 0 0 0 PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena penggalian yang tidak sengaja (misdig) oleh PAM dlsb. 0 0 0 0 PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena kerusakan bulusan 0 0 0 0

(39)

penyambung (kotak sambung) kabel. PMT TM terbuka atau Pelebur TM putus karena kerusakan bulusan akhir (terminal) kabel. 0 0 0 0 PMT terbuka/peleb ur TM putus karena binatang. 0 0 0 0 Rele bekerja karena ikutan (sympthetic tripping). 0 0 0 0 Rele bekerja karena beban lebih. 0 0 0 0 Rele bekerja tanpa penyebab yang jelas, 0 0 0 0

(40)

PMT dapat masuk kembali. Lain-lain. 0 0 0 0 JUMLAH 50 0 0 0 0

Dari tabel 4.6 menunjukan jika selama kurun waktu 2014-2015 tidak ada satupun gangguan yang terjadi pada saluran kabel TM (SKTM). Sehingga dapat kita simpulkan jika saluran kabel tegangan menengah di kabupaten Purbalingga memiliki keandalan yang baik terbukti selama kurun waktu 2014-2015 tidak terjadi gangguan satupun.

Solusi dari PLN adalah melakukan pengamanan serta perabasan pohon-pohon yang dapat mengganggu jaringan listrik serta mengganti peralatan-peralatan listrik yang sudah lama dan berfungsi tidak baik

g. Gangguan transmisi dan gardu induk

Kelompok ini merupakan kelompok pemadaman yang dikarenakan kerusakan-kerusakan maupun gangguan yang terjadi pada saluran transmisi 500 kV,150 kV maupun 75 kV dan gardu induk yaitu berupa gangguan yang terjadi pada system transmisi energy listrik ke gardu induk serta gangguan-gangguan lainnya yang terjadi pada gardu induk. Berikut ini merupakan kelompok gangguan yang biasa terjadi pada transmisi dan gardu induk :

1. Padam karena gangguan transmisi 500 kV. 2. Padam karena gangguan transmisi 150 kV. 3. Padam karena gangguan transmisi 70 kV. 4. Pemadaman karena gangguan trafo gardu induk.

5. Pemadaman karena kerusakan alat sakel ( switchgear ) tegangan 500 atau 150 atau 70 kV.

6. Pemadaman karena kerusakan alat sakel ( switchgear ) tegangan menengah. 7. Pemadaman karena Kendala transmisi ( beban lebih ,tegangan turun ). 8. Pemadaman karena trafo gardu induk mengalami beban lebih (over load). 9. lain-lain.

(41)

Tabel 4.7 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Transmisi Gardu Induk. Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg)

GANGGUAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK Padam karena gangguan transmisi 500 kV. 0 0 0 0 Padam karena gangguan transmisi 150 kV. 0 0 0 0 Padam karena gangguan transmisi 70 kV. 0 0 0 0 Pemadaman karena gangguan trafo gardu induk. 0 0 0 0 Pemadaman karena kerusakan 0 0 0 0

(42)

alat sakel ( switchgear ) tegangan 500 atau 150 atau 70 kV. Pemadaman karena kerusakan alat sakel ( switchgear ) tegangan menengah. 0 0 0 0 Pemadaman karena Kendala transmisi ( beban lebih ,tegangan turun ). 0 0 0 0 Pemadaman karena trafo gardu induk mengalami beban lebih ( over load ). 0 0 0 0 lain-lain. 0 0 0 0 JUMLAH 60 0 0 0 0

(43)

Dari tabel 4.7 menunjukan jika selama kurun waktu 2014-2015 tidak ada satupun gangguan yang terjadi pada saluran transmisi maupun gardu induk. Sehingga dapat kita simpulkan jika transmisi maupun gardu induk yang menyuplai tenaga listrik di kabupaten Purbalingga memiliki keandalan yang baik terbukti selama kurun waktu 2014-2015 tidak terjadi gangguan satupun.

Masalah ini bukan merupakan urusan PLN distribsi masalah ini lebih cenderung akan diselesaikan gardu itu sendiri karena mereka yang lebih berhak namun apabila PLN distribusi dimintai bantuan maka mereka baru akan turun tangan.

h. Kelompok padamnya sumber tenaga

Kelompok ini merupakan kelompok pemadaman yang dikarenakan kerusakan-kerusakan maupun gangguan yang terjadi pada gardu induk pusat pembangkit maupun pembangkit tenaga listrik baik kerusakan pada generator maupun peralatan istrik lainnya yang berada pada gardu induk pusat pembangkit maupun peralatan listrik yang terdapat pada pembangkit yang menyebabkan system pembangkitan energy listrik tidak berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan gangguan-gangguan yang biasa terjadi pagda kelompok ini :

1. Padam karena gangguan gardu induk pusat pembangkit.

2. Padam karena gangguan penggerak mula atau generator pusat pembangkit. 3. Padam karena gangguan station service pusat pembangkit.

4. Rele pelepas beban bekerja karena gangguan gardu induk pusat pembangkit. 5. Rele pelepas beban bekerja karena gangguan penggerak mula atau generator

pusat pembangkit.

6. Rele pelepas beban bekerja karena gangguan station service pusat pembangkit.

7. Pemadaman secara manual karena gangguan gardu induk pusat pembangkit. 8. Pemadaman secara manual karena gangguan penggerak mula atau generator

pusat pembangkit.

9. Pemadaman secara manual karena gangguan station service pusat pembangkit.

10. Pemadaman sementara secara manual karena cadangan daya kurang. 11. Lain-lain.

(44)

Tabel 4.8 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Padamnya Sumber Tenaga. Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg)

KELOMPOK PADAMNYA SUMBER TENAGA Padam karena gangguan gardu induk pusat pembangkit. 0 0 0 0 Padam karena gangguan penggerak mula atau generator pusat pembangkit. 0 0 0 0 Padam karena gangguan station service pusat pembangkit. 0 0 0 0 Rele pelepas beban bekerja 0 0 0 0

(45)

karena gangguan gardu induk pusat pembangkit. Rele pelepas beban bekerja karena gangguan penggerak mula atau generator pusat pembangkit. 0 0 0 0 Rele pelepas beban bekerja karena gangguan station service pusat pembangkit. 0 0 0 0 Pemadaman secara manual karena gangguan 0 0 0 0

(46)

gardu induk pusat pembangkit. Pemadaman secara manual karena gangguan penggerak mula atau generator pusat pembangkit. 0 0 0 0 Pemadaman secara manual karena gangguan station service pusat pembangkit. 0 0 0 0 Pemadaman sementara secara manual karena cadangan daya kurang. 0 0 0 0

(47)

Lain-lain. 0 0 0 0 JUMLAH

70 0 0 0 0

Dari tabel 4.8 menunjukan jika selama kurun waktu 2014-2015 tidak ada satupun gangguan yang terjadi pada sumber tenaga. Sehingga dapat kita simpulkan jika sumber pembangkitan energy listrik khususnya yang menyuplai energy listrik di kabupaten Purbalingga memiliki keandalan yang baik terbukti selama kurun waktu 2014-2015 tidak terjadi gangguan satupun.

Masalah ini bukan merupakan urusan PLN distribsi masalah ini lebih cenderung akan diselesaikan gardu itu sendiri karena mereka yang lebih berhak namun apabila PLN distribusi dimintai bantuan maka mereka baru akan turun tangan.

i.Kelompok bencana alam

Kelompok ini merupakan kelompok pemadaman yang dikarenakan kerusakan-kerusakan maupun gangguan yang disebabkan oleh alam seperti hujan,badai dan lain sebagainya yang mempengaruhi penyaluran energy listrik di kota Purbalingga. Berikut ini merupakan factor alaml yang biasanya menyebakan kerusakan atau gangguan pada system tenaga listrik :

1. Angin kencang. 2. Hujan lebat. 3. Banjir. 4. Tanah longsor. 5. Gempa bumi. 6. Kebakaran. 7. Lain-lain.

(48)

Tabel 4.9 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Bencana Alam. Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

SAIDI (JAM) SAIFI (KALI)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg)

KELOMPOK BENCANA ALAM Angin kencang. 0 0 0 0 Hujan lebat. 0 0 0 0 Banjir. 0 0 0 0 Tanah longsor. 0 0 0 0 Gempa bumi. 0 0 0 0 Kebakaran. 0 0 0 0 Lain-lain. 0 0 0 0 JUMLAH 80 0 0 0 0 JUMLAH A 426,277 576,010. 52 2.97940071 2.20490766

Dari tabel 4.9 menunjukan jika selama kurun waktu 2014-2015 tidak ada satupun gangguan yang terjadi karena fakor. Sehingga dapat kita simpulkan jika peralatan-peralatan keamanan seperti arrester, kontruksi tiang listrik baik ataupun selama

(49)

kurun waktu 2014-2015 tidak ada factor alam yang mempengaruhi keandalan energy listrik di kabupaten Purbalingga.

Dari sembilan table yang menunjukan kelompok gangguan di atas didapatkan rincian jumlah sebagai berikut :

 Jumlah pelanggan padam : 426.277 pelanggan  Lama padam : 576.010,52 jam  SAIDI : 2,97940071 jam  SAIFI : 2,20490766 kali

2. Pemadaman terencana

Pemadaman terencana merupakan pemadaman yang sudah direncanakan sebelumnya pemadaman terencana biasanya dilakukan dalam rangka pemeliharaan jaringan listrik serta penggantian peralatan listrik yang sudah lama pada jaringan listrik. Berikut merupakan hal-hal yang mengakibatkan perlunya pemadaman terencana dilakukan :

a. Kelompok Pemadaman Terencana : 1. Karena pembangunan.

2. Karena pemeliharaan.

3. Karena pelaksanaan perubahan tegangan menengah. 4. Karena pelaksanaan perubahan tegangan rendah. 5. Karena pelaksanaan rehabilitasi.

6. Karena pelebaran jalan.

7. Pemadaman bergilir karena cadangan daya kurang. 8. Lain-lain.

Tabel 4.10 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Gangguan Terencana Penyabab Gangguan Jml. Plg Padam Lama Padam (Jam)

(50)

(b) (c) (d) (e)=(d)/(plg) (f)=(c)/(plg) B. PEMADAMAN TERENCANA

KELOMPOK PEMADAMAN TERENCANA Karena pembanguna n. 0 0 0 0 Karena pemeliharaan . 1,598 7,910.10 0.0409148 0.00826562 Karena pelaksanaan perubahan tegangan menengah. 0 0 0 0 Karena pelaksanaan perubahan tegangan rendah. 0 0 0 0 Karena pelaksanaan rehabilitasi. 0 0 0 0 Karena pelebaran jalan. 0 0 0 0 Pemadaman bergilir 0 0 0 0

(51)

karena cadangan daya kurang. Lain-lain. 0 0 0 0 JUMLAH 90 1,598 7,910.10 0.0409148 0.00826562

Dari tabel 4.10 menunjukan jika selama kurun waktu 2014-2015 frekuensi serta durasi pemdaman tertinggi pada kelompok pemadaman terencana adalah pemadaman karena pemeliharaan, pemeliharaan ini biasanya dilakukan untuk pengamanan jaringan listrik dari pohon-pohon yang mengganggu ataupun hal lain yang bisa mengganggu keandalan tenaga listrik tujuan pemeliharaan ini adalah untuk memberikan keandalan yang baik serta menjegah gangguan-gangguan lebih besar yang dapat diakibatkan oleh pohon maupun yang lainnya. Dengan rincian sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 1.598 Pelanggan

- Lama padam : 7.910,1 Jam

Didapat nilai SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- SAIDI : 7.910,1/193.331 = 0.0409148 jam - SAIFI : 1.598/193.331 = 0.00826562 kali

Sementara jumlah kesuluruhan pemadaman yang terjadi karena pemadaman untk pemeliharaan jaringan listrik pada kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- Jumlah pelanggan padam : 1.598 Pelanggan

- Lama padam : 7.910,1 Jam

Didapat nilai total SAIDI dan SAIFI dari jumlah total pelanggan listrik di kabupaten Purbalingga sebanyak 193.331 pelanggan yang dikarenakan

(52)

pemadaman untk pemeliharaan jaringan listrik untuk kurun waktu 2014-2015 adalah sebagai berikut :

- SAIDI : 0.0409148 jam

- SAIFI : 0.00826562 kali

Dari tabel 4.10 dan hasil hitung manual dapat kita ketahui jika lama atau durasi gangguan yang disebabkan oleh pemadaman untuk pemeliharaan jaringan listrik adalah 0.00826562 kali padam dan 0.0409148 jam lama padam di kurun waktu 2014-2015 yang semuaya disebabkan karena pemeliharaan jaringan listrik.

Kelompok pemadaman terencana ini adalah merpakan cara PLN untuk menciptakan keandalan yang baik meskipun disisi lain PLN harus melakukan pemadaman yang mungkin dapat mengganggu aktifitas masyarakat namun hal ini sesungguhnya dilakkan untuk memberikan keandalan yang lebih baik dari sebelmnya.

Dari table data pemadaman terencana didapatkan rincian jumlah sebagai berikut :  Jumlah pelanggan padam : 1.598 pelanggan

 Lama padam : 7.910,10 jam  SAIDI : 0,0409148 jam  SAIFI : 0,0082652 kali

Sementara untuk jumlah total pemadaman tidak terencana dan terencana didapatkan rincian sebagai berikut :

 Jumlah total pelanggan padam : 426.277 + 1.598 = 427.875 pelanggan  Lama padam : 576.010,52 + 7.910,10 = 583.920,62 jam  SAIDI : 0,0409148 +2,97940071 = 3,0193155 jam  SAIFI : 0,0082652 + 2,20490766 = 2,21317286 kali

(53)

Dari jumlah nilai SAIDI sebesar 3,02 jam dalam satu tahun menunjukan jika nilai keandalan energy listrik jika ditinjau dari nilai SAIDI jelek karena menurut standar IEEE nilai SAIDI adalah sebesar 1.50 jam per tahun pada setiap pelanggan. Untuk nilai SAIFI didapatkan nilai sebesar 2,21 kali dalam satu tahun menunjukan jika nilai SAIFI untuk kabupaten Purbalingga jelek selama kurun waktu 2014-2015 karena untuk standar SAIFI menurut IEEE adalah sebesar 1.10 kali dalam satu tahun pada setiap pelanggan

4.2 Data Target dan Reealisa Gangguan,SAIDI-SAIFI serta Response dan Recovery Time Penalangan Gangguan PLN UPJ Purbalingga Tahun 2013-2014.

Tabel 4.11 Data Target dan Reealisa Gangguan,SAIDI-SAIFI serta Response dan Recovery Time Penalangan Gangguan PLN UPJ Purbalingga Tahun 2013-2014.

(54)

Tabel di atas merupakan capaian yang didapatkan oleh PLN UPJ Purbalingga dalam kurun waktu 2013-2014 yaitu berupa target serta realisasi gangguan,SAIDI-SAIFI,response time dan recovery time. Pada tabel di atas gangguan hanya dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu PMT trip,gangguan penyulang per 100, trafo terganggu, recloser trip, JTR dan SR/APP sementara untuk SAIDI-SAIFI, response time dan recovery time dalam kolom sendiri. Berikut ini pembahasan dari tiap kolom :

1. PMT Trip

Dari tabel 1.2 di atas diketahui target gangguan karena PMT trip secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebesar 36 kali sedangkan realisasi di lapangan sendiri mencapai 49 kali gangguan dalam kurun waktu 2013-2014 sehingga gangguan

(55)

karena PMT trip melebihi target yang sudah ditentukan dan gangguan I I tentunya akan mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI.

Untuk tiap bulannya target gangguan dari PMT trip berbeda-beda hal ini ditentukan berdasarkan waktu pemeliharaan,cuaca atau kondisi alam,kebiasaan masyarakat. Dapat kita lihat di bulan januari target gangguan karena PMT trip mencapai 5 kali dan angka ini lebih besar daripada target-target bulan lainnya karena pada bulan Januari bisanya terjadi cuaca ekstrim dan crah hujan yang tinggi.

2. Gangguan Penyulangan per 100 Lms

Dari tabel 1.2 di atas diketahui target gangguan karena PMT trip secara kumulatif di tahun 2013-2013 adalah sebesar 5,83 sementara realisasi dilapangan gangguan penyulangan hanya 5,75 kali sehingga gangguan karena penyulangan per 100 Lms memenuhi target yang ditentukan.

3. Trafo Terganggu

Dari tabel 1.2 di atas diketahui target gangguan karena PMT trip secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebanyak 3 buah trafo sementara realisasi dilapangan banyak trafo yang terganggu adalah sebanyak 2 buah sehingga hal ini sudah baik dan memenuhi target yang telah ditentukan.

Kita lihat pada tabel 1.2 target terbanyak hanya 1 buah yaitu pada bulan April,Juli dan Desember sementara pada bulan-bulan lainya targetnya adalah 0 buah trafo yang terganggu hal ini dipengaruhi oleh waktu penggantian trafo dan peremajaan trafo.

4. Recloser Trip

Dari tabel 4.11 di atas diketahui target gangguan karena Recloser trip secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebanyak 110 kali sementara realisasi yang terjadi di lapangan jumlah padam karena Recloser Trip adalah sebanyak 178 kali nilai ini lebih dari 3/4 dari target yang ditentukan nilai ini menunjukan jika jumlah recloser yang trip melebihi target dan tentunya hasil ini tidak baik dan perlu dilakukan perbaikan dan perhatian tersandiri dali PLN.

5. JTR

Dari tabel 4.11 di atas diketahui target gangguan pada JTR secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebanyak 53 kali sementara realisasi gangguan pada JTR di lapangan sebanyak 93 kali hal ini menunjukan menunjukan jika jumlah recloser yang trip melebihi target dan tentunya hasil ini tidak baik dan perlu dilakukan

(56)

perbaikan dan perhatian tersandiri dali PLN. Sementara target rata-rata untuk tiap bulannya adalah 4-5 kali padam pada JTR tiap bulannya. Dari target dan realisa dapat kita lihat memiliki defisit yang ckup besar juga yaitu sebanyak 40 kali padam karena JTR.

6. SR/APP

Dari tabel 4.11 di atas diketahui target padam karena SR/APP secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebanyak 1733 sementara realisasi padam karena SR/APP yang terjadi di lapangan adalah sebanyak 2425 dari nilai realisasi dan target tersebut deficit padam karena SR/APP hamper 100% dari target yang ditentukan, atau sebesar 1692 kali padam.

Biasanya gangguan pada SR/APP hanya terjadi pada satu pelanggan saja sehingga tak berpengaruh besar untk nilai SAIDI dan SAIFI. Namun dari jumlah di atas tentu diperlukan perhatian khusus dari PLN.

7. SAIDI

Dari tabel 4.11 di atas diketahui target lama padam per pelanggan secara kumulatif adalah 5,27 jam per pelanggan selama kurun waktu 2014-2015 namun realisasi yang terjadi di lapangan lama padam per pelanggan dalam kurun waktu 2013-2014 adalah 16,76 jam per pelanggan.

Lama padam ini tentunya tidak memenuhi target yang ditetapkan, nilai realisasi yang terjadi ditahun 2013-2014 merupakan tiga kali lebih besar dari nilai target dan tentunnya hasil ini sangat buruk. Nilai SAIDI yang sangat jauh melampaui target bisa dipengaruhi karena jumlah padam yang banyak dan tak sesuai target ataupun karena recovery gangguan memerlukan waktu yang lama dan melebihi target PLN yaitu 180 menit atau 3 jam.

8. SAIFI

Dari tabel 4.11 di atas diketahui target jumlah padam per pelanggan secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebesar 7,03 kali per pelanggan namun realisa yang didapatkan dilapangan jumlah padam per pelanggan selama kurun waktu 2013-2014 adalah sebesar 11,44 kali per pelanggan. Nilai realisa ini tentunya tidak sesuai dengan target dan memiliki selisih yang cukup besar yaitu 4,41 kali.

Nilai SAIFI yang tak sesuai target ini dikarenakan karena jmlah padam yang terlalu banyak dan tak sesuai target, sebenarnya nilai SAIFI dan SAIDI yang melebihi target bisa kita ketahui dari nilai target dan realisa ganggan pada kolom

(57)

di atasnya yang kita ketahui dari enam(6) kelompok gangguan hanya dua (2) kelompok saja yang memenuhi target sementara empat (4) gangguan lainnya tidak memenuhi target dan tentunya hal ini sangat mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI.

9. Response Time

Response time merupakan waktu yang dihitung dari saat pelanggan melaporkan terjadinya gangguan disuatu tempat sampai saat tim pelayanan gangguan sampai ke lokasi untuk melkukan perbaikan. Dari tabel 4.11 di atas diketahui target waktu response time secara kumulatif di tahun 2013-2014 adalah sebesar 30 menit sementara realisasi yang terjadi di lapangan tim pelayanan gangguan sampai dilokasi setelah laporan pelanggan adalah selama 24,61 menit.

Jika dilihat antara target dan realisa tentunya hasil ini sudah baik dan cukup memuaskan. Namun, jika kita lihat langsung dilapang terdapat beberapa kendala yang dialami tim pelayanan gangguan diantaranya adalah terdapat lebih dari satu gangguan dalam satu waktu, jarak antara tempat gangguan dengan kantor jaga pelayanan teknik yang jauh dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai ke tempat terjadi gangguan,alamat yang diberikan pelapor tidak jelas serta kondisi jalan yang berlubang,berliku dan tadak baik.

10. Recovery Time

Recovery Time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan yang dihitung dari waktu padam sampai waktu normal atau nyala kembali. PLN menargetkan lama recovery time adalah 180 menit atau 3 jam. Sementara realisasi recovery time dilapangan adalah 50,29 menit dan angka ini menunjukan jika waktu recovery rata-rata adalah 50,29 menit atau tiga kali lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Recovery time yang cepat tentunya sangat mempengaruhi SAIDI (System Average Interupt Duration Index) atau lama padam pelanggan.

4.3 Perbandingan Nilai SAIDI-SAIFI PLN UPJ Purbalingga Tahun 2013-2014 dan 2014-2015.

(58)

Tabel 4.12 Data Perbandingan Nilai SAIDI-SAIFI PLN UPJ Purbalingga Tahun 2013-2014 dan 2014-2015

Periode Tahun SAIFI SAIDI

2013-2014 11,44 16,76

2014-2015 2,21 3,01

Dari table 4.12 Data Perbandingan Nilai SAIDI-SAIFI PLN UPJ Purbalingga Tahun 2013-2014 dan 2014-2015 diketahui jika nilai SAIFI dan SAIDI di kabupaten Purbalingga mengalami penurunan atau perbaikan yang sangat drastis dan mencapai 500 % . Pada kurun waktu 2013-2014 nilai SAIFI sebesar 11,44 kali dan SAIDI 16,76 jam sementara pada kurun waktu 2014-2015 nilai SAIFI sebesar 2,21 dan SAIDI 3,01

Berikut ini merupakan perhitungan nilai kenaikan SAIDI dan SAIFI :  SAIDI

% kenaikan = 11,44 / 2,21 x 100% = 517,64 %

 SAIFI = 16,76 / 3,01 x 100% = 556,81%

Kenaikan nilai SAIDI dan SAIFI yang sangat signifikan menunjukan jika perkembangan dan penanganan gangguan oleh PLN UPJ Purbalingga mengalami kenaikan dan perkembangan yang baik.

Untuk nilai target recovery dan response time pada kurun waktu 2013-2014 dan 2014-2015 sama yaitu untuk recovery time adalah 180 menit dan waktu untuk response time adalah 30 menit sesuai dengan standar target recovery serta response time yang ditetapkan oleh PLN.

(59)

BAB 5 PENUTUP A. Kesimpulan

1. Nilai SAIFI (System Average Interuption Frequency Index) di kota Purbalingga selama kurun waktu 2013-2014 adalah sebesar 11,44 kali perpelanggan selama kurun waktu 2013-2014.

2. Dalam satu tahun rata-rata jumlah padam setiap pelanggan listrik di kota Purbalingga adalah sebanyak 11,44 kali, hasil tersebut sangat jauh dari standar IEEE yang memberikan nilai untuk standar SAIFI yaitu sebanyak 1,10 kali pertahunnya pada setiap pelanggan.

3. Nilai SAIDI (System Average Interuption Duration Index) di kota Purbalingga selama kurun waktu 2013-2014 adalah sebesar 14,64 jam perpelanggan selama kurun waktu 2014-2015.

4. Dalam satu tahun rata-rata lama padam setiap pelanggan listrik di kota Purbalingga adalah selama 14,64 jam, hasil tersebut sangat jauh dari standar IEEE yang memberikan nilai untuk standar SAIDI yaitu sebesar 1,50 jam pertahunnya pada setiap pelanggan. 5. Nilai SAIFI (System Average Interuption Frequency Index) di kota Purbalingga selama

kurun waktu 2015 adalah sebesar 2,21 kali perpelanggan selama kurun waktu 2014-2015.

6. Dalam satu tahun rata-rata jumlah padam setiap pelanggan listrik di kota Purbalingga adalah sebanyak 2,21 kali, hasil tersebut cukup baik jika dilihat dari standar IEEE yang

(60)

memberikan nilai untuk standar SAIFI yaitu sebanyak 1,10 kali pertahunnya pada setiap pelanggan.

7. Nilai SAIDI (System Average Interuption Duration Index) di kota Purbalingga selama kurun waktu 2015 adalah sebesar 3,01 jam perpelanggan selama kurun waktu 2014-2015.

8. Dalam satu tahun rata-rata lama padam setiap pelanggan listrik di kota Purbalingga adalah selama 3,01 jam, hasil tersebut cukup baik jika dilihat standar IEEE yang memberikan nilai untuk standar SAIDI yaitu sebesar 1,50 jam pertahunnya pada setiap pelanggan.

9. Nilai SAIDI kabupaten Purbalingga memiliki kenaikan sebesar 517,64 % dari kurun waktu 2013-2014 sampai 2014-2015.

10. Nilai SAIFI kabupaten Purbalingga memiliki kenaikan sebesar 556,51 % dari kurun waktu 2013-2014 sampai 2014-2015.

B. Saran

1. Sebaiknya saat melakukan penggantian kabel pada jaringan penandaan bagian kabel yang akan dipotong tidak menggunakan cuter ataupun paku karena hal tersebut dapat mengurangi KHA kabel.

2. Penandaan kabel sebaiknya dengan menggunakan solasi atau label tempel karena penandaan dengan solasi atau label tempel lebih aman dan tidak merusak kabel.

3. Perawatan jaringan tidak sepenuhnya mengacu pada peralatan peralatan saja seperti trafo,recloser,absw,lbs dan lain sebagainya perawatan sebaiknya dilakukan terhadap peralatan penunjangnya juga seperti tiang listrik. Banyak nomor pada tiang listrik yang sudah tidak jelas dan sudah selayaknya diperjelas kembali karena nomor tiang listrik sebenarnya bagian yang penting dan menunjukan identitas jaringan listrik tersebut. 4. Penggunaan alat pengaman seperti topi,sepatu,sarung tangan dan sebagainya harus

dilakukan oleh setiap petugas dalam mengerjakan perawatan,penormalan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan listrik.

5. Melakukan pengamanan jaringan sebaiknya dilakukan setiap bulannya agar dapat mengurangi resiko gangguan karena pohon ataupun jaringan yang terganggu agar dapat menghasilkan nilai SAIDI dan SAIFI yang baik.

6. Pada perawatan transformator baik penggantian peralatan maupun penggantian minyak trafo sebaiknya tidak dilakukan saat minyak trafo masih terisi sebaiknya minyak trafo terlebih dahulu dikuras karena minyak trafo sebaiknya bersih tanpa kotoran sedikitpun.

(61)

7. Penggantian peralatan transformator tanpa menguras minyak dikhawatirkan dapat menyebabkan minyak trafo kotor dan memperbesar kemungkinan trafo akan breakdown karena kotoran-kotoran pada minyak trafo dapat menyebabkan hubung singkat peralatan trafo.

Gambar

Gambar 3.5 LBS MOTORIZED ENTEC Type ETR300S
Gambar 3.6 Kontruksi LBS ENTEC Type ETR300S e. Recloser
Tabel 4.1 Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Sambungan Tenaga Listrik dan APP ( alat pengukur dan pembatas )
Tabel 4.2  Data Laporan Pemadaman karena Gangguan Kelompok Jaringan  Tegangan Rendah Penyabab Gangguan Jml
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X SMA Swasta Alhidayah Medan TP 2014/2015 Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Contextual

Laju frekuensi molting udang galah menunjukan bahwa frekuensi molting tertinggi terdapat pada perlakuan C (2%) dengan hasil molting sebesar 0.64 kali/ekor, Frekuensi

Dari tabel 4.1.3 Deskriptif Ekuitas diatas, menunjukan bahwa nilai tertinggi dari Ekuitas pada tahun 2014 yang menjadi sampel penelitian adalah sebesar Rp 22524 milyar pada PT

Dari pada Tabel 8, menunjukan bahwa keanekaragaman jenis hama pasca panen tertinggi ditemukan pada kecamatan Poigar, hal ini menunjukan tingkat kerusakan bijian lebih

D ari tabel 1 diatas menunjukkan Kabupaten Banyuwangi secara umum persentase perubahan terhadap Oktober 2014 (inflasi) sebesar 1,22 persen, tertinggi terjadi pada kelompok

Pada tabel 3 diatas dari hasil uji Mann- Whitney U menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna frekuensi diare pada hari pertama antara kelompok yang diberi probiotik

Dalam kurun waktu satu tahun mulai dari bulan April 2014 sampai dengan Maret 2015, spektrum klinis pasien ditinjau dari jenis kelamin, kelompok usia, hasil pemeriksaan NS1,

Berdasarkan jumlah produksi ikan kembung dengan menggunakan alat tangkap purse seine dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menunjukan bahwa nilai produksi tertinggi terjadi pada tahun 2020