KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI
PENUKAR ION
PENUKAR ION
DASAR PEMISAHAN ANALITIK
DASAR PEMISAHAN ANALITIK
Oleh : Nailys
SEJARAH
SEJARAH
A
Ad
da
am
m d
da
an
n H
Ho
ollm
me
es
s ((1
19
93
35
5)
) m
me
enne
emu
mukka
an
n b
ba
ahha
ann
or
orggananik ik bubuatatan an yyanang g beberurupa pa sesennyyawawa a popolilimemerr y
yanang g dadapapat t di di prprososes es memenjnjadadi i zzat at pepennukukar ar ioionn sintesis yang disebut resin penukar ion.
sintesis yang disebut resin penukar ion.
TTahahun un 191942, 42, reresisin n polpolististirirenena a didigungunakakan an sesebabaggaiai
penukar ion untuk pemisahan ta
PENDAHULUAN
Merupakan suatu metode pemisahan dimana terjadi pertukaran ion-ion yang bermuatan listrik pada suatu larutan dengan menggunakan bahan padat yang sukar larut.
Kromatografi penukar ion merupakan suatu teknik kromatografi yang tergolong dalam kromatografi cair-padatan.
Fasa diam merupakan padatan (resin) yang terdiri dari suatu material yang mengandung ion, dimana ion tersebut dapat digantikan dengan ion lain dalam larutan pada fase gerak.
Resin Penukar Ion
Resin dibuat dengan polimerisasi beberapa monomer seperti stirena dan divinil benzena. Variasi monomer digunakan untuk mengendalikan kerapatan dan kekerasan material, ukuran pori serta kekuatan swelling dari resin.
Swelling Kemampuan resin untuk menerima molekul eluen sehingga strukturnya lebih mudah dilalui oleh molekul senyawa yang dipisahkan. Kemampuan swelling menentukan porositas resin dan kemudahan resin dilewati oleh eluen dan sebagai fungsi pemisahan.
Lanjutan
… Resin penukar kation
Dibuat dengan menambahkan gugus fungsi asam, misalnya dengan cara sulfonasi sehingga gugus sulfonat atau asam karboksilat yang akan terikat di cincin aromatik.
Resin penukar anion
Dibuat dengan menambahkan gugus fungsi basa, misalnya dengan menambahkan gugus fungsi amin yang diikat pada molekul polimer tersebut.
Penukar Ion
Zat padat penukar ion harus mengandung ion-ion
yang dapat dipertukarkan.
Agar pertukaran ion berlangsung cepat dan
ekstensif (luas), maka penukar ion harus mempunyai struktur molekul terbuka dan permeabel (dapat ditembus) sehingga ion-ion dan molekul-molekul pelarut dapat bergerak keluar masuk dengan
Sifat-sifat Resin
Salah satu sifat resin yang menguntungkan adalah mudah menyerap air karena karakternya higroskopis. Sehingga dalam jumlah tertentu menyebabkan elusi dapat terjadi.
Sifat lain resin yang harus terpenuhi :
Ukuran partikel untuk menentukan permeabilitas resin
sehingga mempengaruhi kecepatan pertukaran ion.
Derajat crooslinking (derajat hubungan silang dari
monomer) menentukan porositas dan kekerasan serta kemampuan menyerap air.
Tipe gugus fungsi menentukan jenis pertukaran ion.
Kekuatan gugus fungsi menentukan koefisien distribusi
analit.
Penukar Ion
Sifat khusus penukar ion :
o Tidak larut dalam air dan pelarut organik
o Mengandung ion-ion aktif atau ion-ion lawan
yang akan bertukar secara reversibel dengan ion-ion lain dalam larutan yang mengelilinginya, tanpa perubahan sifat fisik pada resin tersebut. Sumber zat penukar ion :
o Alam (tanah liat, mineral) ex:zeolit
o Sintesis : organik (ex:polistirena, polimer)
Jenis Resin Penukar Ion
• Resin penukar kation dapat berupa suatu tipe asam kuat dengan gugus asam sulfonik atau tipe asam lemah yang mengandung gugus asam karboksilat (RCOOH)
Resin
Penukar
Kation
• Resin penukar anion mengandung gugus fungsi basa amin. (Pada tipe penukar basa kuat mengandung gugus fungsi amina kuarterner, sedangkan tipe basa lemah mengandung amina sekunder dan tersier)
Resin
Penukar
Jenis-jenis Resin Penukar Ion
Dilihat dari bahan dasarnya
Dilihat dari tipe dan kekuatannya
Dasar Ukuran Partikel (μ) Jenis Keuntungan
Polistirena 10 Berpori Selektif, Stabil Silika 5/10 Berpori Efisien
Kaca 40 Partikel Mudah dikemas
Tipe Struktur Kapasitas (Meg/mL) Kation Kuat Polistirena tersulfonasi 1,9
Kation Lemah Asam akrilat terkondensasi 4,2 Anion Kuat Polistirena dengan CH2NMe3Cl 1,2 Anion Lemah Polistirena dengan amina sekunder 2,0
Lanjutan
….
Gugus Fungsi pada resin penukar anion dan
kation
Penukar Kation Penukar Anion
Sulfonic Acid -SO3- H+ Quarternary amine -N(CH
3)3+ OH
-Carboxylic acid -COO- H+ Quarternary amine -N(CH
3)2(EtOH)+ OH
-Phosphonic acid PO3- H+ Tertinary amine – NH(CH
3)2+ OH
-Phosphinic acid HPO2- H+ Secondary amine – NH
2(CH3)2+ OH
-Phenolic -O- H+ Primary amine – NH
3+ OH
-Arsonic -HasO3- H+
Proses Pemisahan Krom.Penukar Ion
Apabila suatu kation seperti Mn+ misalkan (Cu2+), mengalir melalui resin maka kation tersebut akan diikat oleh gugus sulfonat dan dua ion H+ dari setiap gugus sulfonat pada resin akan dilepaskan untuk masing-masing muatan positif yang diikat pada resin. Dalam hal ini untuk setiap pengikatan satu ion Cu2+ maka pada
setiap resin akan dilepaskan sebanyak 2 ion H+. Hal ini dikarenakan muatan ion Cu2+ adalah 2
Proses pertukaran ion dalam resin
Prosesnya kesetimbangan dan berlangsung
stoikiometri (dalam jumlah ekivalen).
Res --- SO3-H+ + Na+ ⇌ Res---SO3-Na+ + H3O+
Prinsip Pemisahan
Terjadinya proses pemisahan pada kolom dikarenakan
adanya interaksi antara resin yang bermuatan dengan analit yang juga memiliki muatan ion. Dimana kekuatan interaksi tersebut sangat bergantung pada muatan analit dan ukuran analit.
Reaksi yang terjadi :
K: xRSO3-H+(s) + Mn+(aq) ⇌ (RSO
3-)x Mn+(s) + xH+(aq)
A: xRN(CH3)3+OH
-(s)+ Ax-(aq) ⇌ [RN(CH3)3+]xAx-(s) + xOH-(aq)
Syarat Utama Resin Penukar Ion
Harus cukup berikatan silang (crosslinked) untuk proses pertukaran ion
Harus cukup hidrofilik untuk memungkinkan difusi larutan melalui strukturnya pada kecepatan/laju yang terukur
Harus mengandung gugus-gugus penukar ion yang cukup banyak dan mudah dicapai
Resin yang sedang mengembang tersebut harus mempunyai kecepatan yang lebih besar daripada air
Bila K semakin besar maka makin kuat ion zat terlarut berantaraksi dengan penukar ion.
K merupakan fungsi dari pH, muatan ion, jari-jari ion, prorositas resin, kekuatan ion, pelarut, suhu, dll.
Kesetimbangan Pertukaran Ion
Contoh :
Resin penukar kation bentuk H+ berada dalam kontak
dengan suatu larutan yang mengandung ion K+.
Res---H+ + K+ ⇌ Res---K+ + H+
Maka konstanta kesetimbangan (koefisien selektivitas): KK/H = [K+]R[H+]/[H+]R[K+] R=fase resin
Lanjutan
…Partisi ion K
+dalam fase resin dan fase larutan
dinyatakan dalam perbandingan distribusi
konsentrasi :
DK = [K+]R/[K+]
Volume eluen yang dibutuhkan untuk memindahkan sampel dalam kolom :
Ve = Vm + D. Vm
Ve = Volume eluen
Resin mempunyai kapasitas tertentu untuk
mengikat suatu ion logam (kation/anion),
dimana setiap resin memiliki kapasitas
tertentu (berbeda-beda) berkaitan dengan
jumlah gugus ionik yang berhubungan
dengan fungsi pH.
Bagaimana Resin Bekerja ??
Pada pH asam
Misalnya, apabila digunakan resin penukar kation asam kuat dan dilakukan pada pH analit asam (ex:pH<2), maka H+ dari resin tersebut akan sulit
terdisosiasi secara sempurna akibatnya tidak semua gugus fungsi resin memiliki muatan (R-SO3-) dengan kata lain beberapa gugus fungsi pada resin akan tetap netral (R-SO3H) sehingga proses pertukaran kation tidak berjalan maksimal.
Bagaimana Resin Bekerja ??
Pada pH basa
Apabila digunakan resin penukar anion basa kuat (ph>10), maka kapasitas penukarannya akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena gugus fungsional (R-N3OH) pada resin semakin sukar untuk melepaskan OH- secara sempurna, sehingga pada pH yang sangat basa menyebabkan kapasitas pertukarannya tidak maksimal.
Dapatkah Resin Digunakan Kembali
Setelah Digunakan Dalam Proses
Pemisahan ??
JAWABAN
BISA,
Dengan cara mengalirkan larutan asam kuat ke dalam kolom penukar kation secara bertahap untuk mengelusi/melepaskan kation yang terikat pada
resin.
Misalnya, digunakan larutan HCl pada konsentrasi
kecil (0,5 M) maka H+ pada HCl dapat
menggantikan Li+ dan Na+ pada resin. Namun jika
ion yang digantikan Cu
2+maka dibutuhkan
JAWABAN
BISA,
Dengan cara mengalirkan larutan basa kuat ke dalam kolom penukar anion secara bertahap untuk mengelusi/melepaskan anion yang terikat pada
resin.
Misalnya, digunakan larutan NaOH pada
konsentrasi kecil (0,5 M) maka OH- pada NaOH
dapat menggantikan Xm- pada resin. Dimana
semakin besar muatan ion X
m-tersebut maka
konsentrasi ion OH- yang dibutuhkan untuk
APLIKASI
Dalam Industri
Untuk keperluan dimeralisasi air
Contoh : zeolit yang mengandung ion-ion Na+ dapat digunakan untuk mengubah air sadah (mengandung banyak ion Ca2+)
menjadi air lunak.
Ca2+ + 2Na+--Zeolit ⇌ 2Na+ + Ca2+ + (Zeolit) 2
dalam air sadah padat dalam air lunak
Ion Ca2+ dalam air sadah ditukarkan dengan ion-ion Na+ dari zeolit dalam jumlah ekivalen sehingga airnya tidak lagi bersifat sadah. Kelemahan zeolit :
Kapasitas pertukaran ionnya rendah sehingga diperlukan banyak
zeolit
Dalam analisis kimia
Memisahkan campuran rumit dari bermacam-macam ion
Penentuan konsentrasi anion/kation
Contoh : penetapan konsentrasi kation dalam larutan garam
Res—SO
3-H+ + MAz ⇌ zHA + (Res—SO3-)zMz+
Konsentrasi ion Mz+ dalam larutan cuplikan semula dapat
ditetapkan dengan jalan mentitrasi asam HA yang terbentuk. Hal ini dapat dilakukan karena reaksi pertukaran berlangsung dalam jumlah yang ekivalen. Untuk setiap mgrek ion logam yang diserap resin akan terbentuk 1 mgrek ion H+.
Dapat ditentukan dengan resin penukar anion OH-. MOH yang
dibebaskan dititrasi dengan larutan standar asam, asalkan MOH tidak mengendap.
Menghilangkan ion-ion penganggu dalam cuplikan yang
dianalisis
Contoh : Ion Fe3+ dan K+ mengganggu pada penetapan kadar
sulfat sebagai BaSO4 karena akan terjadi kopresipitasi pada endapan BaSO4. Gangguan ini dapat diatasi dengan mengalirkan larutan cuplikan melalui resin penukar kation sehingga pengganggu (Fe3+ dan K+) akan tertahan oleh resin.
Pemisahan logam-logam lantanida
Untuk memisahkan kation-kation yang sifatnya sangat mirip, misalnya Hf dan Zr, Nb dan Ta.
STUDI KASUS 2
Dalam suatu proses pemisahan ion logam dengan
kromatografi penukar ion, ada sampel campuran yang didalamnya mengandung LiCl, NaCl dan KCl.
Menurut Anda, ion manakah yang akan keluar
terlebih dahulu ?? Atau apakah ke-3 nya keluar bersamaan ??