• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah mamalia dan terbagi lagi atas Reptil,Aves,Amphibi,dan Pisces Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki Struktur pencernaan yang berbeda pada tubuhnya namaun ada pula yang memiliki struktur pencernaan yang sama di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya.

Proses pencernaan setiap celass berbeda namun pada umunya proses pencernaan merupakan hal yang dilakukan untuk perkemmbang biakan dan pertumbuhan. Dalam Penceranaan disetiap kelas dibantu dengan kelenjar pencernaan untuk membantu proses penyerapan makanan. Oleh karena itu perlulah kita mengetahui tentang karakteristik, struktur tubuh, cara hidup, dan habitat dari setiap celass dalam struktur pencernaanya beserta peranannya dalam kehidupan manusia guna menunjang pengetahuan

Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta membuang CO2 dari dalam tubuh.Kita sering mendengar istilah respirasi eksternal dan internal. Pada dasarnya, pengertian respirasi eksternal sama dengan bernapas, sedangkan respirasi internal atau respirasi seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme sel yang berupa CO2.Penyelenggaraan respirasi harus didukung oleh alat pernapasan yang sesuai, yaitu alat yang dapat digunakan oleh hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.Alat yang dimaksud dapat berupa alat pernapasan khusus ataupun tidak.

Oksigen yang diperoleh hewan dari lingkungannya digunakan dalam proses fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.Sebenarnya, hewan dapat menghasilkan ATP tanpa oksigen.Proses semacam itu disebut respirasi anaerob. Akan tetapi, proses tersebut tidak dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak. Respirasi yang dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak ialah respirasi aerob. Dalam proses anaerob, sebuah molekul glukosa hanya menghasilkan dua molekul ATP, sementara dalam proses aerob, molekul yang sama akan menghasilkan 36 atau 38 molekul ATP.Oleh karena itu, hampir semua hewan sangat sangat bergantung pada proses respirasi(pembentukan ATP) secara aerob.Respirasi sel (internal) akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan air,yang harus segera dikeluarkan dari sel.

(2)

B. Rumusan masalah

1. Bagiamanakah sistem pencernaan pada setiap kelas pada kingdom animalia? 2. Bagaimanakah sistem respirasi pada setiap kelas pada kingdom animalia? 3. Bagaimanakah sistem pencernaan makanan pada kucing?

4. Bagaimanakah sistem respirasi pada kucing? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada setiap kelas kingdom animalia. 2. Untuk mengetahui sistem respirasi pada setiap kelas kingdom animalia. 3. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada kucing.

4. Untuk mengetahui sistem respirasi pada kucing.

BAB II PEMBAHASAN

(3)

1. Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Vertebrata a. Sistem pencernaan ikan

Didalam mulut ikan terdapat lidah pendek yang tidak dapat bergerak. Ikan mempunyai gigi pada rahang atas dan bawah, serta tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai lendir. Ikan mempunyai hati, kantong empedu, dan saluran empedu yang bermuara ke dalam usus. Pankreas ikan bersatu dengan hati, sehingga disebut hepatopankreas. Secara umum alat-alat pencernaan ikan meliputi, rongga mulut, pangkal tenggorokan (faring), kerongkongan (esofagus), lambung, usus, anus. Ikan juga mempunyai kelenjar pencernaan yaitu hati. Mekanisme pencernaan makanan pada ikan, sebagai berikut :

 Makanan pertama kali masuk ke dalam rongga mulut. Gigi ikan dijumpai pada rahang atas sedangkan pada rahang bawah terdapat lidah. Ikan juga mempunyai kelenjar ludah. Setelah melewati mulut makanan bergerak melewati pangkal tenggorokan dan kerongkongan menuju lambung.

 Lambung ikan berukuran agak besar untuk menampung makanan. Selanjutnya makanan bergerak menuju usus dan terjadi proses penyarapan sari sari makanan. Sisa sari sari makanan kemudian dikeluarkan melalui anus.

Seperti yang telah disebutkan di atas ikan mempunyai kelenjar pencernaan. Seperti halnya pada manusia kelenjar pencernaan pada ikan tidak berperan mencerna makanan tetapi memproduksi enzim yang membant proses pencernaan makanan pada ikan.

Kelenjar pencernaan ikan :

 Hati

Hati ikan terletak pada bagian depan rongga dada dan dikelilingi oleh usus. Hati ikan berwarna merah kecoklatan-coklatan.

(4)

Kantong empedu ikan terletak pada bagian depan hati dan berguna untuk menyimpan cairan empedu. Kantong empedu ikan berwarna kehijau-hijauan dan mempunyai saluran yang menghubungkan kantong empedu dengan usus. Cairan empedu pada ikan berguna untuk mencerna lemak. Ikan tidak mempunyai pankreas.

Berdasarkan jenis makanannya ikan dibedakan menjadi ikan herbivora yang memakan tumbuhan dan ikan karnivora yaitu ikan yang memakan ikan-ikan kecil. Sistem pencernaan ikan herbivora tentu saja berbeda dengan ikan karnivora. Berikut perbedaan alat pencernaan ikan herbivora dan ikan karnivora :

 Ikan herbivora mempunyai gigi yang tumpul dan halus sedangkan ikan karnivora mempunyai gigi yang runcing.

 Ikan herbivora tidak memiliki lambung dan usus bagian depan ikan herbivora membesar menyerupai bentuk lambung sedangkan pada ikan karnivora lambungnya memanjang.  Ikan herbivora mempunyai usus yang lebih panjang dari panjang tubuhnya sedangkan ikan

karnivora ususnya lebih pendek dari panjang tubuhnya

 Ikan herbivora mempunyai tapis insang yang panjang dan rapat sedangkan ikan karnivora mempunyai tapis insang yang pendek dan tidak rapat.

b. Sistem pencernaan Amfibi

Mulut amfibi terdapat gigi, lidah (menangkap mangsa), dan kelenjar ludah. Kloaka merupakan muara dari saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus yang menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke dalam vetriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim, yang merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan

(5)

intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum. Hepar yang besar terdiri dari beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yang merupakan sisa di dalam intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya di keluarkan melalui anus.

Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada beberapa amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka kloaka. Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

 Rongga mulut : terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa.

 Esofagus : berupa saluran pendek.

 Ventrikulus : berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus dan saluran keluar menuju anus.

 Intestinum (usus) : dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.

(6)

 Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan

 Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan dan pancreas bewarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

c. Sistem pencernaan pada reptil

Pada mulut reptil terdapat gigi, lidah untuk menangkap mangsa dan kelenjar ludah untuk mempermudah penelanan mangsa. Bentuk lambung sesuai dengan bentuk dan ukuran tubu. Usus sebagai tempat penyerapan dan pengeluaran berupa kloaka. Pada umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan.

 Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.

 Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakangesophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagianfundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.

 Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.

(7)

 Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.

d. Sistem pencernaan burung

Pada mulut burung berupa paruh sebagai adaptasi dari bentuk makanannya. Makananya dari paruh ditelan dan disimpan dalam tembolok. Dari tembolok makanan masuk lambung kemudian lambung mengeluarkan getah lambung. Setelah dari lambung makanan masuk ke dalam empedal makanan dihancurkan/di cerna.

Pada prinsipnya sistem pencernaan burung dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Sistem Pencernaan Secara Mekanis

Secara Mekanis dirongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis oleh lidah menuju kerongkongan (oesophagus) disini bahan pakan tersebut menuju tembolok, selanjutnya didorong menuju empedal dan didalam empedal (ampela) bahan makanan mengalami proses pengecilan partikel secara mekanis agar luas permukaan serapannya menjadi lebih luas atau lebar dan enzim pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih dalam.

2. Sistem Pencernaan Secara Enzimatis

Kelenjar yang banyak didalam tubuh burung mempu mencerna pakan secara enzimatis, di dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh amilase ptyalin untuk

(8)

mengubah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Di dalam lambung, pakan yang dalam proses pencernaan (ingesta) diasamkan oleh keberadaan asam khlorida (HCI) atau asam lambung. Asam ini sangat penting untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin yang sangat dibutuhkan untuk mencerna protein menjadi pepton (senyawa protein yang lebih sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus halus.

Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat pangkreas yang menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase untuk mencerna pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting untuk mencerna lemak menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus. Kemudian mengalami absorbsi nutrien dalam usus halus , ingesta selanjutnya didorong menuju usus besar dan disini sedikit mengalami absorbsi nutrien.

3. Sistem Pencernaan Secara Biologis

Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga proses pencernaan ini kemudian disebut pencernaan secara mikro-biologis. Proses pencernaan secara mikro-biologis terjadi ketika ingesta tertahan didalam usus besar, seperti sekum dan usus besar. Pada Unggas khususnya ayam, guna meningkatkan efektifitas pencernaan secara biologis ini maka pada saat sekarang dikembangkan berbagai macam produk probiotik maupun prebiotik (pakan mikroba) yang tujuannya untuk memperbanyak jumlah mikroorganisme yang menguntungkan didalam saluran pencernaan. Mikroba ini sekaligus mendesak keberadaan mikroba patogen yang dapat merugikan derajat kesehatan unggas. Namun tampaknya pada burung hal ini belum terlalu berkembang.

Burung menghadapi tantangan khusus ketika datang untuk mendapatkan nutrisi dari makanan. Mereka tidak memiliki gigi, sehingga sistem pencernaan mereka harus mampu memproses un-dikunyah makanan. Burung telah berkembang berbagai jenis paruh yang mencerminkan beragam luas dalam diet mereka, mulai dari biji dan serangga untuk buah-buahan dan kacang-kacangan. Karena kebanyakan burung terbang, tingkat metabolisme mereka yang tinggi untuk secara efisien memproses makanan sambil menjaga berat badan

(9)

yang rendah. Perut burung memiliki dua kamar: proventriculus, di mana cairan lambung diproduksi untuk mencerna makanan sebelum memasuki perut, dan rempela itu, di mana makanan disimpan, direndam, dan mekanis tanah. Bahan tercerna membentuk pelet makanan yang kadang-kadang dimuntahkan. Sebagian besar pencernaan kimia dan penyerapan terjadi di usus, sedangkan limbah yang dikeluarkan melalui kloaka.

e. Sistem pencernaan ruminansia (hewan memamah biak)

Hewan memamah biak merupaka hewan herbivora murni, artinya hewan yang makanannya berupa rerumputuan atau tumbuhan hijau. Sistem pencernaannya mempunyai struktur khusus yang berbeda dengan karnivora dan omnivora. Berikut penjelasan struktur khusus pada ruminansia.

 Gigi seri, mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan hijau.

 Gigi geraham terbentuk lebar dan datar yang digunakan untuk mengunyah

 Rahangnya yang bergerak menyamping sehingga makanan tergiling dan tegilas secara mekanik.

 Usus sangat panjang yang didalamnya hidup koloni bakteri yang bersimbiosis mutualisme membantu menghancurkan dinding sel tumbuhan. Koloni bakteri menghasilkan selulase untuk menghancurkan dinding sel tumbuhan yang mengandung selulosa. Bakteri ini akan mati pada pH rendah, namun dapat dicerna sebagai sumber protein (asam amino esensial).

(10)

 Struktur lambungnya yang komplek dengan empat ruangan.

1. Rumen (perut besar), tempat menyimpan sementara makanan. Di dalam rumen terjadi fermentasi selulosa oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Selain itu, rumen juga sebagai tempat pencernaan protein dan polisakarida.

2. Retikulum (perut jala), tempat pembentukan bolus. 3. Omasum (perut kitab), tempat menghaluskan makanan

4. Abomasum (perut masam), tempat pencernaan secara kimiawi.

Untuk membantu mencerna sejumlah besar bahan tanaman, perut ruminansia adalah organ multi-bilik. Empat kompartemen lambung disebut rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Ruang ini mengandung banyak mikroba yang memecah selulosa dan fermentasi makanan tertelan. The abomasum, yang “benar” perut, adalah setara dengan ruang perut monogastrik. Di sinilah cairan lambung yang disekresikan. Ruang lambung empat kompartemen menyediakan ruang yang lebih besar dan dukungan mikroba yang diperlukan untuk mencerna bahan tanaman di ruminansia. Proses fermentasi menghasilkan sejumlah besar gas di dalam ruang perut, yang harus dihilangkan. Seperti pada hewan lain, usus kecil

(11)

memainkan peran penting dalam penyerapan nutrisi, sedangkan usus besar membantu dalam penghapusan limbah.

2. Sistem Pernapasan Pada Hewan a. Sistem Pernapasan pada Mamalia

Hewan mamalia memiliki sistem dan mekanisme pernapasan yang sama dengan manusia. Ala-alat pernapasannya terdiri atas hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Pada paru-paru terdapat gelembung paru-paru (aveolus) yang berdinding tipis dan terdiri atas satu lapis sel. Dinding alveolus berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga terdiri atas Satu lapis sel. Oksigen masuk ke dalam kapiler darah dan karbon dioksida keluar dari kapiler darah melalui proses difusi.

b. Sistem Pernapasan pada Aves

Alat-alat pernapasan pada aves (burung) terdin atas lubang hidung, batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), dan paru-paru. Udara masuk melalui lubang hidung, kemudian ke batang tenggorok, cabang batang tenggorok, dan akhirnya masuk ke dalam paru. Di dalam paru terdapat gelembung paru-paru (alveolus), tempat terjadinya pertukaran gas. Di bagian bawah trakea terdapat alat suara yang disebut siring. Udara bertekanan tinggi yang melalui siring akan menggetarkan selaput suara di dalamnya dan menghasilkan bunyi.nPada umumnya burung yang dapat terbang memiliki alat bantu pernapasan berupa pundi-pundi udara. Sembilan buah pundi-pundi udara itu adalah sebagai berikut:

(12)

 Sepasang pundi-pundi udara di leher;

 Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian depan;  Sepasang pundi-pundi udara di perut;

 Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian belakang;

 Sebuah pundi-pundi udara diantara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk pundi-pundi udara antartulang selangka.

Pundi-pundi udara pada burung berfungsi untuk membantu pernapasan pada waktu terbang, mengatur berat jenis tubuh, dan memperkeras suara yang dihasilkan oleh siring. Pundi-pundi udara dapat mengatur berat jenis tubuh burung. Hal itu dilakukan dengan cara mengisi atau mengosongkan pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara yang berisi udara menyebabkan berat jenis tubuh Secara keseluruhan menurun sehingga membantu dan memudahkan burung untuk terbang. Sebaliknya, apabilah pundi-pundi udara kosong, berat jenis tubuhnya akan naik.mPada waktu burung mengepakkan sayapnya untuk terbang, pengambilan oksigen melalui hidung mengalami hambatan karena kontraksi otot-otot dada menekan paru-paru dan menghambat masuknya udara ke dalam paru-paru. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada waktu terbang, burung menggunakan cadangan udara yang ada di dalam pundi-pundi udara. Selanjutnya, udara tersebut masuk ke dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Oksigen diikat óleh darah, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk proses oksidási. Karbon dioksida dari darah dilepaskan, kemudian dibuang ke luar tubuh melalui hidung. Burung setelah terbang beberapa saat akan menghabiskan udara yang tersimpan dàlam pundi-pundi untuk bernapas. Pundi-pundi udara akan diisi kembali ketika burung hinggap di atas pohon atau melayang di udara tanpa mengepakkan sayapnya. c. Sistern Pernapasan pada Reptilia

Sistèm pernapasan pada reptilia mirip dengan sistem pernapasan pada burung. Alat-alat pernapasan pada reptilia terdiri atas lubang hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Fase pemasukan udara (inspirasi) dan fase pengeluaran udara (ekspirasi) pada reptilia terjadi melalui mekanisme pernapasan yang sama dengan mamalia. Beberapa jenis reptilia yang

(13)

hidup di air, misalnya buaya, memiliki katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan kerongkongannya. Dengan demikian, ketika buaya menyelam, air tidak dapat masuk ke saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

d. Sistem Pernapasan pada Amfibi

Katak adalah hewan amfibi yang selama hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk tubuh. Seiring dengan proses metamorfosis, alat pemapasan pada katak juga mengalami perubahan. Setelah menetas, berudu katak bemapas dengan dua pasang insang luar. Beberapa saat kemudian, terbentuk pasangan insang yang ketiga, sedangkan dua pasang yang lain menjadi bertambah besar. Lembaran-lembaran insang tersebut selalu bergetar sehingga air di sekelilingnya selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air di sekeliling insang berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah pada insang. Selanjutnya, celah-celah insang terbentuk di antara lengkung- lengkung insang bersamaan dengan terbentuknya mata pada waktu berudu berumur sekitar enam sampai sembilan hari.

Kemudian, insang luar segera menunjukkan tanda-tanda mengerut bersamaan dengan terbentuknya insang dalam. Pada umur 12 hari, terbentuklah penutup insang (operkulum) dan lipatan kulit di depan insang pada kedua sisi. Seiring dengan proses metamorfosis katak, insang dalam kemudian menghilang dan berubah menjadi paru-paru. Setelah berudu menjadi katak dewasa, pernapasan dilakukan melalui paru-paru, kulit, dan selaput rongga mulut. Pernapasan melalui paru-paru bagi amfibi merupakan pemapasan yang utama. Pernapasan melalui paru-paru dimulai ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, kemudian menutup lubang hidungnya sebelah dalam.

Hal ini mengakibatkan udara dan rongga mulut terdorong masuk ke dalam paru-paru. Pernapasan melalui kulit dilakukan katak pada saat di dalam air ataupun di darat. Pernapasan ini dapat terjadi karena kulit katak yang tipis itu banyak mengandung kapiler darah dan perkembangan sistem pernapasan insang luar. Kulit tubuh katak yang selalu dijaga agar tetap lembap atau basah itu memudahkan oksigen yang berada di luar tubuh untuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah Agar kulit selalu lembap atau basah, katak memilih habitat di sekitar kolam, rawa, sungai, dan sawah. Selaput rongga mulut katak juga digunakan untuk bemapas. Ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, oksigen yang terkandung dalam udara berdifusi melalui selaput rongga mulut. Selanjutnya, oksigen tersebut diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh katak.

(14)

e. Sistem Pernapasan pada Pisces

Alat pemapasan pisces (ikan) umumnya berupa insang yang berjumlah empat pasang. Letaknya di samping kiri dan kanan kepala. Masing-masing memiliki banyak lembaran yang diselubungi oleh jaringan epitel dengan banyak anyaman pembuluh darah kapiler. Permukaan insang sangat lebar, terutama pada ikan yang aktif bergerak. Gerakan cepat itu meningkatkan kecepatan aliran air pada insang.

Insang memiliki struktur yang baik untuk mengarahkan aliran air dan darah dalam pertemuan/kontak yang sangat dekat. Pertukaran gas secara efisien terjadi ketika air mengalir melalui lembaran insang dan darah yang berada di permukaan insang mengalir dengan arah yang berlawanan (countercurrent). Dengan cara demikian, sekitar 80—90% oksigen sangat efisien masuk ke aliran darah. Pada ikan bertulang keras, misalnya ikan mas, insang dilindungi oleh tutup insang. Sebaliknya, ikan bertulang rawan, misalnya hiu. tidak memiliki tutup insang.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi adalah fase pemasukan air ke dalam rongga mulut. Penutup insang menyamping, tetapi celah belakang masih tertutup selaput sehingga rongga mulut membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara di luar. Kemudian, bersamaan dengan membukanya celah mulut, air masuk ke dalam rongga mulut. Fase ekspirasi ialah fase pengikatan O2 dan air dan pelepasan CO2 dan dalam tubuh. Setelah rongga mulut penuh berisi air, celah mulut tertutup, dan celah insang membuka. Bersamaan dengan itu air didorong melewati lembaran insang sehingga terjadi pertukaran gas. Darah di dalam pembuluh kapiler selaput insang melepaskan CO2, ke dalam air dan mengikat O2 dan air. Sebagian besar jenis ikan memiliki organ gelembung renang yang mempunyai dua

(15)

macam fungsi, yaitu untuk mengatur berat tubuh agar dapat naik turun di dalam air dan sebagai tempat cadangan oksigen.Beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, ikan lele, ikan betok, dan ikan gurami, mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin adalah lipatan-lipatan yang tidak teratur sebagai perluasan rongga insang untuk menyimpan udara. Dengan memiliki labirin, ikan dapat hidup di dalam air yang berkadar oksigen rendah, misalnya pada lingkungan berlumpur.

Ada juga beberapa jenis ikan yang bernapas dengan paru. Misalnya, ikan paru australia (Neoceratodus sp.), ikan paru afrika (Protopterus sp.), dan ikan paru-paru amerika selatan (Lepidosiren sp.). Ikan ini memiliki sebuah atau sepasang gelembung udara yang digunakan sebagai paru-paru, disebut pulmosis

f. Sistem Pernapasan pada Serangga

Sistem pernapasan pada serangga disebut sistem trakea. Bentuknya berupa anyaman-anyaman tabung yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang-cabang kecil pada trakea yang menembus jaringan tubuh disebut trakeol. Trakea bermuara pada Jubang kecil yang disebut stigma (spirakel). Spirakel berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara pernapasan. Belalang adalah serangga yang memiliki sepuluh pasang spirakel, dua pasang spirakel terletak di bagian dada dan delapan pasang lainnya terletak di sisi samping perut. Spirakel tersebut dilindungi oleh bulu yang membantu menepiskan debu dan benda-benda asing lain dan udara sebelum masuk ke trakea. Spirakel memiliki katup yang dapat membuka dan menutup. Pada waktu belalang menarik napas, otot pada kerangka luar mengendur, tubuh serangga mengembang. Keadaan ini menyebabkan udara dan luar masuk melalui spirakel menuju ke dalam trakea, kemudian melalui trakeol sampai ke sel-sel tubuh. Pada waktu otot kerangka luar berkontraksi, tubuh belalang mengempis. Akibatnya, udara dan trakea terdesak menuju spirakel untuk dikeluarkan.

Mekanisme pernapasan pada serangga meliputi tiga fase, yaitu fase inspirasi, pertukaran gas, dan ekspirasi. Fase inspirasi memerlukan waktu seperempat detik, spirakel daerah dada membuka. Fase pertukaran gas memerlukan waktu sekitar satu detik, spirakel daerah dada ataupun perut menutup. Fase ekspirasi memerlukan waktu sekitar sath detik, spirakel daerah perut terbuka selama kurang lebih sepertiga detik.

Serangga yang hidup di air rnempunyai alat pernapasan yang berupa insang trakea. Insang trakea merupakan alat pernapasan yang berbentuk tabung, berdinding tipis

(16)

dengan banyak trakeol,dan memiliki permukaan luas. Perrnukaan yang luas akan meningkatkan proses difusi oksigen dan dalam air menuju sistem trakea. Larva nyamuk yang hidup di air mempunyai tabung pernapasan yang dapat dijulurkan ke permukaan air. Tabung tersebut berhubungan dengan sistem trakea dalam tubuhnya. Beberapa serangga air dewasa, misalnya kumbang air, memiliki cadangan udara yang tersimpan di bawah sayapnya. Kumbang air berenang ke permukaan air untuk bernapas. Sebagian udara yang diisap akan disimpan untuk digunakan pada waktu berada di dalam air.

Darah serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak dapat mengikat oksigen. Oleh karena itu, darah serangga tidak berwarna merah. Setelah masuk ke dalam trakea, oksigen menuju ke trakeol, kemudian masuk ke dalam sel-sel tubuh secara difusi. Karbon dioksida yang merupakan sisa dan pernapasan, dikeluarkan juga rnelalui sistem trakea yang bermuara pada spirakel.

g. Sistem Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-Laba

Alat pernapasan kalajengking dan laba-laba adalah paru-paru buku. Paru-paru buku tersebut terletak di sisi tubuh bagian bawah. Biasanya, paru-paru buku berupa dua buah kantong. Masing-masing terdiri atas lipatan serupa lembaran daun yang berjumlah lima belas hingga dua puluh lembar. Lipatan tersebut terbentuk dari lapisan epitel permukaan tubuh yang melekuk ke arah dalam dan membentuk helaian-helaian dalam suatu rongga. Setiap helaian itu berhubungan dengan udara luar rnelalui lubang spirakel. Melalui lipatan-lipatan itu, darah mengalir di dalam paru-paru buku. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar di dalam ruang-ruang di antara lipatan-lipatan sehingga berhubungan langsung dengan darah. 3. Contoh Sistem Pencernaan dan Pernapasan

a. Sistem Pencernaan Pada Kucing

Secara umum, sistem pencernaan pada kucing sangat mirip dengan kita, karena pada dasarnya baik manusia maupun kucing adalah mamalia. Namun ada perbedaan mencolok antara kita dan kucing, yaitu pencernaan kucing didesain sebagai karnivora, sementara manusia bisa memakan segalanya.

Kucing adalah salah satu hewan mamalia karnivora yang memiliki diet tersempit. Diet atau makanan mereka harus terdapat vitamin tertentu, asam lemak, dan asam amino, serta bahan kimia lainnya yang disebut taurin yang hanya dapati ditemukan dalam daging. Kucing tidak dapat memproduksi taurin ini dari sumber makanan lain seperti tanaman, sedangkan zat ini sangat penting bagi kucing karena tanpa taurin, kucing tidak dapat

(17)

bertahan hidup. Tidak seperti hewan herbivora yang sulit mengurai nutrisi tanaman, daging relatif mudah diurai dan diserap nutrisinya di usus. Oleh karena itu sistem pencernaan kucing relatif singkat dan sederhana, dibandingkan dengan sistem pencernaan hewan herbivora seperti domba dan kuda.

Sistem pencernaan kucing domestik sedikit lebih panjang dibandingkan kucing liar leluhurnya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pencernaan kucing telah beradaptasi dengan jenis makanan sehari-harinya (mungkin dari sisa-sisa makanan manusia yang mengandung daging dan sereal) sejak pertama kali berinteraksi dengan manusia beberapa ribu tahun silam. Pola makan kucing adalah sedikit-sedikit namun sering. Mereka membutuhkan waktu sekitar 20 jam sejak makanan tersebut dimakan hingga dikeluarkan melalui buang air besar.

Mulut Kucing

Mulut adalah pintu masuk sistem pencernaan pada kucing. Biasanya kucing menelan makananannya dalam bentuk potongan dibandingkan dengan mengunyahnya, karena gigi kucing tidak memiliki permukaan datar seperti manusia. Selain itu rahang kucing hanya bergerak nbaik dan turun, sementara rahang manusia bisa bergerak dari sisi ke sisi untuk membantu mengunyah sayuran dan materi lainnya. Lidah kucing yang kasar juga berfungsi untuk memarut dan merobek daging dan mencampurkannya dengan air liur untuk memulai pemecahan karbohidrat serta membantu agar makanan mudah ditelan.

(18)

Esofagus dan lambung

Setelah lidah kucing membantu menelan makanan, maka selanjutnya makanan tersebut akan melewati esofagus menuju lambung. Pada saat di lambung, makanan kucing akan dicerna dengan bantuan enzim asam lambung untuk memudahkan kucing untuk menyerap nutrisi yang ada di makanan — terutama protein. Asam lambung pada kucing cukup kuat hingga bisa melunakkan tulang. Keren kan catlovers? Kontraksi dan sekresi enzim yang ada di lambung kucing dapat melunakkan makanan hingga berbentuk cairan sebelum menuju tahap pencernaan selanjutnya.

Duodenum (usus dua belas jari), hati dan pankreas

Dari lambung, makanan yang telah menjadi bubur ini akan melewati sphincter menuju ke duodenum (usus dua belas jari). Di dalam duodenum terjadi dua hal, yaitu kantung empedu akan mengeluarkan cairan empedu dan pankreas akan mengeluarkan

(19)

beberapa enzim. Empedu adalah sebuah zat kimia yang diproduksi oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu. Fungsi empedu adalah untuk memecah molekul lemak besar menjadi lebih kecil sehingga dapat diserap dalam tahap pencernaan selanjutnya. Sedangkan enzim-enzim yang disekresikan oleh pankreas berfungsi untuk menetralkan asam dalam makanan yang telah menjadi bubur tersebut, dan membantu mencerna gula, lemak dan protein. Salah satu enzim yang paling dikenal adalah insulin, yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam tubuh kucing kita.

Usus kecil dan usus besar

Usus kecil adalah bagian terpanjang dari sistem pencernaan kucing. Semua nutrisi yang ada pada makanan akan diserap di sini. Pada usus kecil ini terdapat vili yang akan menyerap protein, enzim, elektrolit dan air. Dalam usus besar, atau yang disebut dengan kolon, air dan elektrolit yang tersisa akan diserap dari makanan. Feses yang padat akan mulai terbentuk dan bakteri bermanfaat akan menghasilkan enzim untuk memecah materi yang sulit dicerna.

(20)

Di sini lah feses akan terbentuk dan terkumpul hingga mereka siap dikeluarkan oleh kucing ke litter box. Waktu transit yang dibutuhkan makanan dari mulut hingga anus membutuhkan waktu sekitar 20 jam.

b. Sistem Pernapasan pada Kucing

Bernafas adalah fungsi normal badan yang dilakukan oleh binatang tanpa perlu berfikir mengenainya. Proses ini dikawal secara automatik oleh otak dan sistem sarafnya. Sistem pernafasan binatang mempunyai dua bagian yaitu bagian atas dan bawah. Hidung dan leher membentuk sistem pernafasan atas atau upper respiratory tract , sedangkan trakea dan paru-paru membentuk sistem pernafasan bawah atau lower respiratory tract. Anatomi pernafasan kucing adalah hampir sama dengan manusia, walaupun hidung kucing berbeda dan lebih berbulu namun fungsinya sama.

Udara memasuki tubuh badan melalui lubang hidung (dan juga mulut). Mukus (sejenis lendiran) dan bulu-bulu kecil yang melitupi saluran hidung akan memerangkap kotoran dan bakteria dari udara. Udara itu kemudiannya menjadi lebih suam dan lembab sebelum ia memasuki paru-paru. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).

(21)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Struktur Pencernaan merupakan hal yang dilakukan dalam sistem pencernaan untuk perkemmbang biakan dan pertumbuhan. Dalam Penceranaan disetiap kelas dibantu dengan kelenjar pencernaan untuk membantu proses penyerapan makanan. pada hewan vertebrata memiliki organ pencernaan makanan yang struktur pencernaannya hampir sama, walaupun ada bagian dari organ tersebut yang memiliki fungsi yang berbeda. Itu dapat kita ketahui dari perbedaan jenis makanan, cara mengambil makanan , dan teknik dalam sistem pencernaan makanannya. Struktur pencernaan dari masing-masing saluran pencernaan ini sangat berkaitan erat dengan makanan yang ingin dicerna, contohnya pada hewan aves yang memiliki struktur atau permukaan lambung yang halus sehingga hewan tersebut memakan pasir dan kerikil untuk memperlancar proses pencernaan makanan di dalam lambung. Sistem pencernaan antara reptilia (tokek) ini hampir sama dengan sistem pencernaan yang dimiliki oleh amfibi (kodok), yang membedakan itu hanya kelenjara pencernaan, dimana pada tokek mempunyai kantung empedu sedangkan kodok tidak memiliki kantong empedu.

(22)

Sistem respirasi ada dua macam, yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi seluler adalah proses masuknya O2 ke dalam sel dan dikeluarkan CO2 dan ATP yang dimana CO2 dibuang dan ATP digunakan. Organ respirasi hewan hewan akuatik menggunakan kulit dan insang, Hewan terrestrial menggunakan paru-paru difusi, paru-paru buku, paru-paru alveolar dan trakea. Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak memngandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.

Sistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam dan keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah oksigen, sedangkan yang dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan berfungsi untuk memasok oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk membakar sari-sari makanan supaya dihasilkan tenaga. Tenaga berguna untuk melakukan segala aktivitas hidup. Udara yang dihasilkan dari proses pembentukan energi ini adalah karbon dioksida. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organism yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh. B. Saran

Makalah ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karenanya kritik dan saran sangat ddiharapkan untuk sempurnanya makalah ini.

Referensi

Dokumen terkait

2.Delesi jaringan tubuh, jika disertai kekurangan lemak... Skema Proses

proses yang terjadi dalam peredaran aliran darah pada tubuh hewan. vertebrata begitu kompleks dan tidak dapat dilihat dengan

Jaringan Epitel Ø Terdiri atas lembaran sel Ø Terdapat pada permukaan eksternal tubuh, Ø Melapisi rongga internal dan organ, Ø Membentuk berbagai organ dan kelenjar Ø