• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR ASAM NUKLEAT.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR ASAM NUKLEAT.pdf"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR ASAM NUKLEAT

Sekar Hanun Ulwani – Adenine -- 1306370556

ABSTRAK

Asam nukleat adalah polinukleotida yang tersusun dari monomernya yaitu nukleotida. Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, gula aldopentosa, dan basa nitrogen; dan dihubungkan dengan ikatan fosfodiester. Terdapat dua jenis asam nukleat, yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonukleat acid (RNA). Menurut Watson-Crick DNA memiliki bentuk heliks ganda dan dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu DNA tipe B, A, dan Z. RNA memiliki bentuk untai tunggal yang dapat dibagi menjadi 3 jenis sesuai kegunaannya, yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA. DNA dan RNA dapat dibedakan dari gula aldopentosa dan basa nitrogennya. Struktur asam nukleat dapat dibedakan menjadi bentuk primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur asam nukleat ini dipengaruhi oleh ikatan hidrogen dan gaya Van der Waals antar nukleotida. DNA dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tipe A, B, dan Z sementara RNA dibedakan menjadi tiga jenis yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA. Kata kunci : asam nukleat,DNA,RNA, struktur DNA, struktur RNA, nukleosida,

nukleotida, Watson-Crick, Firedrich Miescher, double helix, single helix PENGERTIAN ASAM NUKLEAT

Asam nukleat ditemukan oleh ilmuwan muda Swiss yang bernama Friedrich Miescher. Dia membuat penemuan dimana ia mengisolasi dan mengidentifikasi jenis keempat molekul biologis dari sel-sel darah putih yang terkandung dalam nanah yang ia dapatkan dari perban bekas rumah sakit. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. Kemudian zat ini dinamakan nuclein sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein atau asam nukleat. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

Asam nukleat dinamakan asam karena menunjukan gugus fosfat pada struktur asam nukleat menyumbangkan sifat asam yang pada keadaan netral akan mudah melepaskan proton sehingga sering disebut anion asam kuat, dan nukleat yang menunjukan hampir semua asam nukleat terdapat pada nukleus

Asam nukleat terdiri dari dua jenis yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonukleat acid (RNA). DNA dan RNA memungkinkan makhluk hidup menurunkan sifat-sifat genetik secara turun temurun. Masing-masing kromosom memiliki satu untaian panjang molekul DNA yang mengandung ratusan atau bahkan ribuan gen. DNA dan RNA keduanya merupakan anion yang terikat pada protein dan basa nitrogen. Asam nukleat ini merupakan biopolimer yaitu polinukleotida. Polinukleotida adalah polimer yang disintesis dari monomer-monomer organik yaitu nukleotida.

STRUKTUR ASAM NUKLEAT

Struktur asam nukleat, baik DNA atau RNA memiliki beberapa persamaan. Untuk melihat struktur asam nukleat lebih jauh, maka dapat digolongkan menjadi 4 jenis golongan struktur, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.

 Struktur Primer Asam Nukleat (DNA dan RNA)

Struktur utama asam nukleat adalah urutan linear nukleotida, yang dihubungkan satu sama lain dengan sambungan fosfodiester. Nukleotida ini dibentuk oleh nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat.

(2)

Nukleosida adalah gula aldopentosa yang berikatan dengan basa purin atau pirimidin pada atom nitrogen dari basa tersebut. Nukleosida adalah senyawa yang memiliki purin atau pirimidin yang berikatan secara kovalen dengan D-ribofuranosa (Deoksiribonukleosida) dalam suatu ikatan N-beta-glikosidik. Dapat juga diartikan bahwa nukleosida adalah senyawa N-glikosida dari basa purin dan pirimidin yang dihubungkan oleh ikatan glikosida antara atom karbon-1 dari pentosa dan atom nitrogen 1(N –1) dari pirimidin atau nitrogen 9 (N -9) dari purin.

Basa Ribonukleosida Deoksiribonukleosida

Adenin Adenosin Deoksiadenosin

Guanin Guanosin Deoksiguanosin

Urasil Uridin Deoksiuridin

Sitosin Sitidin Deoksistidin

Timin Ribotimidin Deoksitimidin/ timidin Tabel 1. Tabel Nama Nukleosida

Nukleotida adalah ester fosfat (asam fosforik) dari nukleosida. Nukleotida terbentuk ketika gugus –OH pada gula aldopentosa dari sebuah nukleosida diubah menjadi ester fosfat. Beberapa jenis-jenis nukleotida muncul karena ester fosfat dapat berada pada karbon 2’-, 3’- atau 5’- dari sebuah ribonukelotida atau pada karbon 3’- atau 5’- dari sebuah deoksiribonukleotida. Nukleotida yang terdapat secara alamiah lazimnya merupakan 5’- monofosfat.

Ribonukleosidase 5’-fosfat Deoksinukleosidase 5’-fosfat

Adenosin 5’-monofosfat Deoksiadenosin 5’-monofosfat Asam 5’-adenilat, AMP Asam 5’-deoksiadenilat, dAMP Guanosin 5’-monofosfat Deoksiguanosin 5’-monofosfat

Asam guanilat, GMP Asam 5’-deoksiguanilat, dGMP

Sitidin 5’-monofosfat Deoksistidin 5’-monofosfat Asam 5’-sitidilat, CMP Asam 5’-deoksistidilat, dCMP Uridin 5’-monofosfat Deoksitimin 5’-monofosfat Asam 5’-uridilat, UMP Asam 5’-deoksitimidilat, dTMP

Gambar 1. Gambar Nukleotida dan Nukleosida

(3)

Gambar 2. deoxyadenosine monophosphate(dAMP)

Nukleotida terdiri dari tiga komponen dasar yaitu, gula 5-karbo/gula aldopentosa, basa nitrogen, dan fosfat. Gula aldopentosa yang terdapat pada DNA dan RNA berbeda. DNA memiliki struktur gula yang berupa D-2-deoksiribosa, RNA memiliki struktur gula D-ribosa. Pada struktur gula DNA, karbon nomor 2 tidak berikatan dengan gugus hidroksil tetapi hidrogen, tetapi pada struktur gula RNA, yaitu ribosa, karbon nomor 2 berikatan dengan gugus hidroksil.

Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau asam ortofosfat. Fosfat ini berupa kristal berbentuk orto-rombik, tak stabil dan melebur pada suhu 42,350C. Fosfat ini tergolong asam lemah atau sedang dan bervalensi tiga jenis garam natrium. Garam natrium tersebut dapat terbentuk pada suhu kamar yaitu, natrium fosfat Na3PO4, natrium hidrogen fosfat Na2HPO4, dan natrium dihidrogen

fosfat NaH2PO4.

Basa nitrogen pada asam nukleat terbagi menjadi dua, purin dan pirimidin. Purin atau pirimidin yang terdapat pada asam nukleat ada 5 jenis, yaitu adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur purin, dan sitosin (C), timin (T) serta urasil (U) yang memiliki struktur pirimidin.

Gambar 3. Gula Aldopentosa DNA dan RNA

(4)

Gambar 5. Struktur Basa NItrogen Pirimidin

Gambar 6. Perbedaan Struktur Thymin dan Urasil

Dasar purin, membentuk ikatan glikosidik antara mereka nitrogen dan 9 '9 - OH kelompok molekul gula. Dasar pirimidin, mereka membentuk ikatan glikosidik antara 1 'nitrogen dan 9' OH dari deoksiribosa tersebut. Dalam kedua purin dan pirimidin basis kelompok fosfat membentuk ikatan dengan molekul gula antara satu kelompok oksigen bermuatan negatif dan 5 'OH dari gula. Nukleotida membentuk hubungan fosfodiester antara 5 'dan 3' atom karbon, ini membentuk asam nukleat. Urutan nukleotida saling melengkapi satu sama lain. Contoh komplementer urutan AGCT adalah TCGA, atau 5'-AGGTCCG-3’ dan 3'-TCCAGGC-5'. Perbedaan sub unit dari DNA dan RNA yaitu :

(5)

Nukleotida yang satu diikatkan dengan nukleotida yang lain membentuk rantai polinukleotida dengan ikatan kovalen fosfodiester. Ikatan ini terbentuk antara gugus hidroksil (OH) pada C3′ dari satu nukleotida dengan gugus fosfat pada C5′ dari nukleotida lainnya, sehingga membentuk ikatan fosfodiester 3′- 5′. Nukleotida yang baru dapat ditambahkan pada gugus OH dari C3’pada rantai nukleotida yang sedang tumbuh.

Jadi, penambahan nukleotida pada rantai polinukleotida selalu terletak pada gula yang melibatkan gugus fosfat, sedangkan basa nitrogennya bebas, sehingga bentuk polinukleotida merupakan rantai yang tersusun dari tulang punggung yang berupa gula-fosfat dengan nitrogen sebagai percabangannya. Menurut Watson dan Crick, DNA mempunyai utas ganda, dan kedua utas tersebut saling berpilin. Masing-masing utas tersusun dari rantai polinukleotida. Antara polinukleotida yang satu dengan polinukleotida yang lainnya diikat dengan ikatan-ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen, yang merupakan ikatan-ikatan yang lemah, terbentuk antara dua basa nitrogen.

Struktur primer dari asam nukleat, baik DNA maupun RNA, hampir mirip. Dari segi penyusun fosfat, keduanya memiliki fosfat yang sama yaitu asam ortofosfat. Perbedaan struktur primer keduanya terletak pada gula aldopentosa dan basa nitrogen. Gula DNA adalah deoksiribosa dan RNA adalah ribosa. Basa nitrogen yang berbeda antara DNA dan RNA adalah basa purimidin dimana DNA adalah thymin dan RNA adalah urasil.

Gambar 9. Struktur Polinukleotida

STRUKTUR DNA

 Struktur Sekunder DNA

Struktur sekunder untuk asam nukleat berupa interaksi antara bentuk dasar. Struktur ini menunjukkan tiap tiap untaian nukleotida terikat satu sama lain. Dua untai DNA dalam heliks ganda DNA terikat satu sama lain dengan batas hidrogen. Struktur sekunder DNA didominasi pasangan dasar dua helai polinukleotida membentuk heliks ganda. Dalam bentuk sekunder ini, bentuk DNA dan RNA dapat dibedakan dari bentuk untaian atau heliksnya, dimana DNA memiliki untaian ganda atau heliks ganda dan RNA memiliki untaian tunggal atau single helix.

Struktur sekunder ini terjadi karena adanya pemasangan dari basa basa nitrogen dimana pada DNA adenine & thymine selalu berpasangan dan guanine &

(6)

cytosine selalu berpasangan. Akibatnya akan terjadi bonding seperti gambar dibawah ini.

Gambar 10. Ikatan Hidrogen pada DNA

Kombinasi dari untaian tiap tiap dari basa nitrogen, gula, dan fosfat akan menghasilkan struktur heliks ganda. Menurut Watson dan Crick, DNA adalah untai ganda yang terdiri atas dua rantai polinukleotida yang antiparalel. Anti paralel adalah susunan rantai yang saling melengkapi dan komplementer. DNA adalah polinukleotida, sehingga untuk membuatnya nukleotida-nukleotida saling berikatan satu sama lain membentuk rantai polinukleotida. Ikatan yang terjadi antarnukleotida itu disebut dengan ikatan fosfodiester.

Ikatan ini adalah ikatan antara gugus fosfor yang terikat pada atom karbon gula nomor 5 (C5’) suatu nukleotida dengan gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon gula nomor 3 (C3’) nukleotida lainnya. Ini pun yang disebut sebagai antiparalel dimana ujung C5’ sejajar dengan ujung C3’.

Gambar 11. Struktur DNA Heliks Ganda

(7)

Pada struktur sekunder asam nukleat jenis DNA, gula dan fosfat terletak pada bagian di luar heliks, dan basa nitrogen yang berada di bagian dalam heliks. Ikatan heliks ganda ini terjadi selain karena adanya ikatan hidrogen yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat gaya Van der Waals.

Gambar 13. Gambar aliran gaya Van Der Waals Gambar 5. Skema Polinukleotida Sekunder

(8)

Gambar 6. Gambar DNA Double Helix

(9)

Dari model DNA usulan Watson dan Crick diatas, dapat dilihat bahwa terdapat lengkungan lengkungan (grooves). Besar-kecilnya lekukan ini tergantung pada panjang-pendeknya lengkungan (arc) dari ikatan glikosida antara nitrogen dan karbon pada suatu nukleotida. Menurut James Watson & Francis Cric ukuran jarak antara pasangan basa dalam DNA sebesar 0,34 nm (3,4 oA). Jarak dari

setiap putaran untaian yang terdiri dari 10 pasangan basa dan jarak satu putar heliks sekitar 3,4 nm, dan diameter untaian DNA adalah 2,0 nm.

Bentuk DNA dari arah putaran heliks dibagi menjadi dua tipe, yaitu DNA putar kanan (right-handed) dan DNA putar kiri (left-handed).

Gambar 14. Struktur DNA Putar Kanan dan Putar Kiri

Putaran double helix dari struktur DNA dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :  Bentuk B.

DNA bentuk ini disebut juga DNA putar kanan. DNA dengan bentuk B memiliki lekukan mayor yang lebih besar daripada bentuk-bentuk DNA lainnya. DNA ini memiliki kedalaman 0,85 nm dan lebar 1,1-1,2 nm. Lekukan minornya memiliki kedalaman 0,75 nm dan lebar 0,6 nm. DNA bentuk B ini merupakan bentuk DNA yang paling banyak ditemukan di alam dibandingkan dengan bentuk yang lain. DNA bentuk B juga tahan pada keadaan kelembaban yang tinggi hingga sekitar 93%.

(10)

 Bentuk A.

DNA bentuk ini juga merupakan DNA putar kanan. DNA bentuk A merupakan DNA bentuk B yang berubah bentuk pada kelembaban 75%. DNA bentuk A memiliki pasangan basa yang menjadi miring dengan sudut 13° dari sumbu heliks. Dibandingkan bentuk B, lekukan mayor bentuk A lebih dalam, yaitu sekitar 1,35 nm, dan lebih sempit, yaitu sekitar 0,27 nm. Sementara itu, lekukan minor bentuk A berukuran lebih lebar (sekitar 1,1 nm) dan lebih dangkal (sekitar 0,28 nm) daripada bentuk B. DNA bentuk A memiliki diameter sebesar 2,3 nm dan dalam satu putaran terdapat 11 pasang nukleotida.

 Bentuk Z.

DNA bentuk Z merupakan DNA putar kiri. Bentuk Z ini merupakan perubahan dari DNA bentuk B yang berada dalam konsentrasi NaCl yang tinggi. Bentuk Z ini memiliki gugus berulang (repeating unit) yang terdiri dari 2 pasangan basa nitrogen, sebagai anak tangga, dan susunan fosfat-gula, sebagai tulang punggung, yang berbentuk zigzag. DNA bentuk Z memiliki diameter 1,8 nm dan dalam satu putaran terdapat 12 pasang nukleotida.

Gambar 16.Gambar Struktur DNA Bentuk A

(11)

 Bentuk Tersier DNA

Struktur tersier adalah bentuk tiga dimensi di mana seluruh rantai DNA sekunder dilipat. Bentuk tersier dari DNA yaitu ketika bentuk helix ganda dari DNA kemudian memutar dan bergabung menjadi bentuk lain yang lebih kompleks. Struktur DNA tersier digolongkan berbeda berdasarkan empat bentuk :

 Arah putaran heliks ganda DNA, kiri atau kanan  Panjang heliks

 Jumlah pasangan basa per satu putaran heliks

 Perbedaan ukuran antara lekukan mayor dan lekukan minor Struktur DNA yang double helix tidak selamanya ditemukan dalam kondisi linear di dalam sel makhluk hidup. Ada struktur tersier DNA yang mungkin ditemukan di sel. Berdasarkan penelitian, DNA tersier telah digolongkan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu superkoil, sirkuler dan cruciform.

 Superkoil

Struktur superkoil pada DNA merupakan model DNA kromosomal. Pada double stranded DNA, setiap 10 bp dapat terjadi puntiran antara kedua strand DNA tersebut membentuk struktur superkoil. Bentuk superkoil DNA sendiri ada dua jenis, yaitu superkoil negatif dan superkoil positif. Pada superkoil negatif, tekanan puntirannya lebih tinggi daripada superkoil positif. Bentuk superkoil seperti ini membuat DNA lebih kompak dan lebih mudah mengendap selama sentrifugasi dibandingkan DNA yang non superkoil.

Gambar 18. Struktur DNA Superkoil

(12)

 Sirkuler

DNA Sirkuler biasanya ditemukan dalam bentuk sirkuler terbuka, dimana ada “nick” di strukturnya. Namun, bisa juga ditemukan pada bentuk yang sirkulernya tertutup dengan bantuan ikatan kovalen. Untuk membedakan struktur sirkuler terbuka dan tertutup ini, tidak dapat hanya menggunakan gel elektroforesis.

Gambar 20. Struktur DNA Sirkuler

 Cruciform

Bentuk tersier DNA yang terakhir adalah cruciform, atau biasa disebut bentuk silang. Salah satu strand DNA dapat berikatan dengan dirinya sendiri, terutama bila ditemukan basa yang komplementer atau biasa disebut palindrom. Hal ini dapat membuat DNA tampak seperti loop. Struktur cruciform ini mempunyai dua sumbu simetri pada pusatnya dan menciptakan situs pengenalan yang spesifik untuk DNA mengikat protein.

Gambar 21. Struktur Cruciform

 Bentuk Kuartener DNA

Struktur kuartener DNA adalah tingkat yang lebih tinggi dari organisasi asam nukleat. Struktur ini mengacu pada interaksi asam nukleat dengan molekul lain. Organisasi paling sering terlihat adalah bentuk kromatin yang menunjukkan interaksi dengan protein histon kecil. Protein histon kecil biasa ditemukan di kromosom.

Di dalam kromosom terdapat kromatid yang didalamnya ada bagian bernama telomer. Telomer ini jika diteliti lebih dalam maka akan beruba benang yang mengikat suatu bola kecil. Bola kecil ini ada protein histon kecil atau biasa dikenal histon. Benang yang mengikat histon adalah heliks ganda DNA.

(13)

Gambar 22. Perbesaran DNA Kuartener STRUKTUR RNA

Seperti pada DNA, molekul RNA juga terbentuk dari nukleotida yang saling berhubungan menjadi satu untai. Struktur primer RNA telah dijelaskan diatas, maka pembahasan selanjutnya adalah struktur RNA yang lebih kompleks. RNA pada umumnya dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsi, yaitu m-RNA (messenger), r-RNA (ribosomal), dan t-RNA (transfer).

(14)

RNA merupakan polinukleotida dengan untai tunggal yang dapat memiliki bentuk yang kompleks yang terdiri atas banyak tonjolan (bulges) dan lipatan (loops). RNA memiliki bentuk yang kompleks dengan banyak tonjolan dan simpul. Ujung lipatan jepit (hairpin loop) yang biasa terjadi pada RNA dapat terdiri atas 3 atau lebih nukelotida. Selain lipatan jepit, ada juga yang disebut pseudoknot yang lebih kompleks. Pseudoknot ini dapat terbentuk ketika susunan nukleotida memilih untuk membentuk formasi yang terdiri atas dua batang RNA pendek yang saling tumpang tindih.

 Struktur Pra mRNA

Pra mRNA merupakan RNA yang baru saja di transkripsi dari DNA dan tergolong dalam RNA yang belum matang. RNA ini mengandung intron dan ekson. Bagian intron tidak mengandung kode untuk asam amino, sehingga akan dibuang pada saat pematangan RNA ini untuk menjadi mRNA. Bagian ekson merupakan bagian yang mengandung kode untuk asam amino. Bagian-bagian ekson yang terputus karena penghilangan intron akan menyatu kembali dan menjadi kesatuan mRNA yang utuh.

Gambar 24. Gambar Pra mRNA

 Struktur Sekunder RNA  mRNA

RNA yang memiliki struktur sekunder adalah mRNA. mRNA berbentuk rantai untai tunggal yang lurus dan panjang. Pada RNA sekunder tidak terdapat tonjolan atau pun lipatan. mRNA merupakan salinan dari salah satu untaian rantai DNA dengan intron yang telah dipotong. RNA ini berfungsi sebagai pembawa pesan genetik dari DNA ke ribosom.

Gambar 25. Struktur mRNA

Bagian bagian pada mRNA memiliki keterangan sebagai berikut :  5’ cap adalah gugus guanosin trifosfat termetilasi yang berikatan dengan gula

ribose di atom karbon nomor 5

(15)

5’ UTR ( 5’ Untranslated Region) adalah rantai polinukleotida yang tidak

ditranslasi oleh ribosom menjadi protein karena bagian ini terletak sebelum start

codon. 3’ UTR terletak setelah stop codon sehingga juga tidak ditranslasi oleh

ribosom.

Start codon adalah triplet basa nitrogen yang biasanya memiliki kode AUG. Coding region adalah daerah yang mengandung kodon yang akan ditranslasi

menjadi protein.

Stop codon adalah triplet basa nitrogen penanda selesainya translasi. Kode basa yang biasanya dimiliki stop codon adalah UAA, UAG, dan UGA.

Poly(A) tail hanya memiliki basa nitrogen berupa adenin.  Struktur Tersier RNA

RNA yang tergolong memiliki bentuk tersier adalah tRNA dan rRNA karena bentuknya merupakan RNA untaian tunggal yang kemudian melipat membentuk suatu bentuk tertentu.

Gambar 27. Struktur Tersier RNA

 tRNA

RNA jenis ini berfungsi untuk membaca kode genetik dan meletakkan asam amino di urutannya yang tepat pada protein. Seluruh tRNA biasanya berbentuk seperti clover leaf dengan tiga atau empat lipatan jepit. Pada tRNA, terdapat antikodon yang merupakan pasangan triplet basa dari triplet kodon yang terdapat pada mRNA.

Struktur tersier tRNA biasanya terjadi karena ikatan hidrogen antara basa-basa pada lingkar D dengan basa-basa pada lingkar . Contohnya seperti pada gambar di bawah yang merupakan tRNA fenilalanin dari yeast. Struktur tersier tRNA ini menggabungkan struktur sekunder seperti hairpin loop ataupun stem loop.

(16)

Gambar 29. Struktur Tersier tRNA oleh Difraksi Sinar X

Gambar 30. Gambar 3D tRNA yang didifraksi

 rRNA

Struktur tersier dari rRNA biasanya membentuk subunit ribosom baik subunit besar maupun subunit kecil yang membentuk kesatuan ribosom. Biasanya struktur tersier rRNA berbentuk pseudoknot, yang tidak stabil. Pada dasarnya pula pseudoknot akan berbentuk menyerupai tRNA.

RNA ini disebut ribosomal RNA karena merupakan materi yang menyusun ribosom bersama dengan protein-protein penyusun lainnya. RNA ini

(17)

terdiri atas untai tunggal yang berbentuk cukup kompleks. RNA ini menyediakan material struktural dan pusat katalitik untuk membentuk ikatan peptida dalam pembentukan protein.

Gambar 31. Struktur rRNA

KESIMPULAN

Asam nukleat ditemukan oleh ilmuwan muda Swiss yang bernama Friedrich Miescher. Asam nukleat terbagi menjadi dua jenis, yaitu DNA dan RNA. DNA dan RNA memiliki penyusun yang hampir sama. Struktur primer keduanya disusun dari nukleosida yang saling berikatan yang disebut nukleotida.

Nukleotida tersusun dari 3 komponen, yaitu asam fosfat, gula aldopentosa, dan basa nitrogen. Asam fosfat pada DNA dan RNA sama yaitu asam ortofosfat. Hal yang membedakan yaitu dari gula aldopentosa dimana DNA adalah deoksiribosa dan RNA adalah ribosa. Basa purin dari keduanya sama yaitu adenin dan guanin, tetapi basa pirimidin DNA adalah sitosin dan thymin, RNA adalah sitosin dan urasil.

Struktur DNA dapat dibagi menjadi struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener, sementara struktur RNA dibagi menjadi primer, sekunder, dan tersier. Menurut Watson-Chick, DNA dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu bentuk B, bentuk A, dan bentuk Z. Sementara RNA berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA.

DNA berperan sebagai materi genetik yang bertanggung jawab dalam penurunan sifat genetika, yaitu mengendalikan proses pembentukan rantai protein dengan cara menyandikan protein tersebut. RNA berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik, yaitu untuk mentransfer kode genetik guna pembentukan protein.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). DNA dan RNA. [Online] Available from :

http://www.sciencemag.org/content/311/5758/195 [Diakses pada 26 Februari 2015]

Berg, et al. (2007). Biochemistry: Sixth Edition. New York: W.H. Freeman and Company

Campbell. (2002). Biologi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga

Garret, Grisham. (2012). Biochemistry. [Online] Available

from:http://www.web.virginia.edu/heidi/chapter12/chp12frameset.htm [diakses tanggal 26 Februari 2015]

McMurry, John. (2007). Organic Chemistry: A Biological Approach. USA: Thomson Brooks/Cole.

Rahmawan, et al. (2011). Makalah Biokimia Asam Nukleat. Malang : Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Gambar

Gambar 2. deoxyadenosine monophosphate(dAMP)
Gambar 5. Struktur Basa NItrogen Pirimidin
Gambar 9. Struktur Polinukleotida
Gambar 11. Struktur DNA Heliks Ganda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Unit unit nukleotida tersebut berhubungan satu sama lain melalui jembatan ester fosfat antara gugus hidroksil C%3’ pada nukleotida yang satu dengan gugus hidroksil C%5’

Asam ; ialah zat (gugus) yang menerima pasangan elektron bebas Basa ; ialah zat (gugus) yang member i pasangan elektron bebas Reaksi asam-basa menurut Lewis akan

Ujung bebas tRNA memiliki tiga basa nitrogen pada salah satu sisi yang dapat mengikat asam amino tertentu yang telah diaktifkan.. Bagian itu disebut antikodon,

Gula ribosa yang berikatan dengan basa nitrogen (dalam contoh di samping adalah suatu pirimidin, urasil dan sitosin) pada atom karbon nomor 1„nya disebut ribonukleosida

Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa nitrogen pada.. RNA sama dengan DNA, kecuali

Deoksi ribonukleotida terdiri atas tiga omponen yaitu basa purin atau pirimidin, gula 5-karbon (deoksiribosa) dan gugus fosfat. 3) enzim polimerase, yaitu enzim utama

Kemudian kalau dihitung menurut struktur molekuler asam nukleat yang mengandung nukleotida ditemukan dalam tubuh manusia atom-atom yang terdiri dari 26,52 % atom karbon, 10,16 %

Atau dengan kata lain basa kuat akan diubah menjadi air oleh garam buffer fosfat yang mengalami perubahan bentuk dari asam lemah menjadi basa