• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengemasan vakum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pengemasan vakum"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

L

Laappoorraan n pprraakkttiikkuum m kkee--99 TTaannggggaal l MMuullaai i : : 226 6 AApprriil l 22001122 M

M..KK. . PPeennggeemmaassaan n ppaannggaan n TTaannggggaal l SSeelleessaai i : : 226 6 AApprriil l 22001122

KEMASAN VAKUM

KEMASAN VAKUM

Oleh: Oleh: Kelompok 6/A-P1 Kelompok 6/A-P1 M

Miirraanndda Da Dwwi Si Seeppttaarriiaannii JJ33EE111111002200 S

Shhaaffiiyyuuddddiin n SShhaaddiiqqiinn JJ33EE111111006600 Rika

Rika Fauziah Fauziah J3E111071J3E111071 D

Diiaah h SSrri i LLeessttaarrii JJ33EE111111110066 Z

Zaakky y SSaattrriio o PPaammuunnggkkaas s JJ33EE221111116600

Asisten Praktikum: Asisten Praktikum: Sofiatul Andariah Sofiatul Andariah Penanggung Jawab: Penanggung Jawab: Dwi Yuni Hastuti, STP, DEA Dwi Yuni Hastuti, STP, DEA

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU

PANGAN

PANGAN

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 

2012

2012

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pangan dan hasil pertanian merupakan bahan yang rentan terhadap  perubahan sifat sensoris, seperti perubahan rasa, tekstur, dan bentuk. Pengemasan adalah suatu cara untuk menjamin pengiriman suatu produk yang aman kepada konsumen dengan kuantitas dan kualitas yang tetap terjaga baik. Fungsi  pengemasan makanan adalah untuk memberikan proteksi sehingga lebih awet, mempermudah penyimpanan, distribusi, promosi, dan sekaligus jaminan kepada konsumen serta berwawasan lingkungan . Selain itu pengemasan juga merupakan suatu sistem terkoordinasi dalam menyiapkan peralatan untuk transportasi, distribusi, penyimpanan, retailing, dan penggunaan akhir. Pengemasan juga merupakan sebuah fungsi tekno-komersial yang ditujukan untuk mengoptimalkan harga pengiriman dan memaksimalkan penjualan. Salah satu dari sistem  pengemasan yang komersial adalah pengemasan vakum.

Pengemasan vakum didasarkan pada prinsip pengeluaran udara dari kemasan sehingga tidak ada udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk yang dikemas menjadi rusak. Mekanismenya kemasan yang telah berisi bahan dikosongkan udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, maka kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran  produk yang dikemas akan lebih bertahan 3 – 5 kali lebih lama daripada produk 

yang dikemas dengan pengemasan nonvakum.

Pengemasan bertekanan digunakan untuk mengemas bahan pangan dengan  prinsip memberi tekanan pada kemasan hingga kemasan tersebut menggembung. Sebelum dilakukan pengemasan, dilakukan penambahan gas nitrogen yang berguna untuk melindungi bahan agar tidak rusak ketika diberi tekanan. Mekanisme  pengemasannya yaitu dengan meletakkan pengemas yang berisi bahan secara horizontal pada alas pengemas bertekanan, posisi saluran gas berada diantara  plastik, kemudian alat ditutup. Secara otomatis alat tersebut akan menambahkan

(3)

Heat sealing merupakan proses penutupan kemasan berbahan plastik  menggunakan panas dengan menggabungkan dua jenis plastik berbahan sama. Beberapa alat pengemas yang menggunakan metode heat sealing yaitu hand sealer, vertical sealer, dan cup sealer. Hand sealer merupakan mesin pengemas untuk   bahan plastik secara manual yang berdasar pada penggunaan panas untuk  menggabungkan dua lapis plastik. Hand sealer digunakan secara manual dengan cara meletakkan bagian yang akan digabungkan kemudian menekannya dengan head dari mesin tersebut. Panas yang terdistribusi pada bagian alas dan head mesin yang mengakibatkan plastik tersebut lengket dan bergabung.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan produk pangan yang dikemas dengan kemasan vakum dan kemasan non vakum serta untuk mengetahui standar mutu produk.

(4)

BAB II

METODOLOGI

2.1Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau, gunting, alat  pengemas vakum, dan double seamer. Bahan-bahan yang digunakan dalam  praktikum ini adalah buncis, bolu gulung, tempe, bakso dan plastik pp.

2.2 Prosedur Kerja

2.2.1 Tidak Diberi Perlakuan

Disiapkan bahan-bahan (bakso, buncis, tempe dan bolu gulung).

Untuk sampel bolu dan tempe dibagi menjadi 12 bagian.

Sampel dimasukan ke dalam plastik untuk bakso (4 buah),buncis (6 buah),  bolu dan tempe ( 1 buah).

(5)

Kemasan yang sudah siap lalu di seal

vakum non vakum

Disimpan dalam suhu 100C dan 300C selama 3 minggu.

2.2.2 Diberi Perlakuan dengan Cara memotong

Disiapkan bahan-bahan (bakso, buncis, tempe dan bolu gulung).

Untuk sampel bolu dan tempe dibagi menjadi 12 bagian.

Sampel dimasukan ke dalam plastik untuk bakso (3 bakso dibagi menjadi 12  bagian),buncis (4 buah dibagi menjadi 12 bagain), bolu dan tempe ( 12 bagian).

Bahan-bahan dimasukkan kedalam plastik lalu diberi head space sebesar 2 cm.

Kemasan yang sudah siap lalu di seal

vakum non vakum

Disimpan dalam suhu 100C dan 300C selama 3 minggu.

2.3 SNI

(6)

Pada praktikum kali ini, salah satu sampel yang digunakan adalah buncis.  Namun, karena tidak ditemukan Standaar Nasional Indonesia dari bucis, tetapi  pada pengumpulan data diperoleh literatur yang memungkinkan dapat digunakan untuk standar mutu buncis. Syarat mutu buncis dianggap sama dengan syarat mutu wortel sehingga kami melampirkan syarat mutu wortel.

Syarat Mutu Buncis

Standar Mutu : Warna Hijau

Bentuk Bulat panjang Panjang 9 – 14 cm Sifat & Penampilan :

• Segar dan getas

• Tidak ada kerusakan akibat serangan hama & penyakit • Tanpa kerusakan mekanis

• Tanpa benda asing

Tabel 1. Syarat mutu wortel

Karakteristik  Syarat Cara

Pengujian Mutu I Mutu II

Kesamaan sifat varietas Seragam Seragam Organoleptik  

Kekerasan Keras Keras Organoleptik 

Warna Normal Normal Organoleptik  

Kerataan permukaan Cukup rata Cukup rata Organoleptik   Tekstur Tidak mengayu Tidak mengayu Organoleptik  

Kerusakan, % (jumlah/jumlah)

maks. 5 5

SP-SMP-310-1981

(7)

Daging adalah semua jaringan hewan dan semua produk hasil  pengolahan jaringan- jarinagn yang sesuai untuk makanan serta tidak 

menimbukan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Definisi bakso menurut standar Indonesia (1995) produk makanan berbentuk bulat atau yang lainya yang diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati atau serealia dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain serta bahn makanan lain yang dijinkan. Kulaitas baso ditentukan banyak  sedikitnya campuran tepung atau yang ditambahkan. Semakin banyak  campuran maka kualitasnya akan semkin rendah. Adapun syarat mutu baso daging menurut standar nsional Indonesia (SNI) 01-3818-1995 (Dewan Standarisasi Nasional 1995) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Syarat Mutu Bakso

No Kriteria uji Satuan Pernyataan

1 keadaan 1.1 Bau - Normal, khas daging 1.2 Rasa - Gurih 1.3 Warna - Normal 1. 4 Tekstur - Kenyal 2 Air %b/b Maks70,0 3 Abu %b/b Maks3,0 4 Protein %b/b Min9,0 5 Lemak %b/b Maks2,0

6 Boraks - tidakbolehada

7

Bahan tambahan makanan

sesuai dengan SNI 01-0222-1995

8 Cemaran logam :

8.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 2,0

8.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks20,0

8.3 Seng (Zn) mg/kg Maks 40,0

8.

4 Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0

8.5 Raksa (Hg) mg/kg Maks 0,03

9 Cemaran arsen (As) mg/kg Maks 1,0

10 Cemaran mikroba :

10 Angka lempeng total Koloni/g Maks 1 x 10^5

10 Bakteri bentuk koli APM/g Maks 10

(8)

10 enterococci Koloni/g Maks 1 x 10^3 11 Clostridium perfrigents Koloni/g Maks 1 x 10^2

11 Salmonella - Negatif  

11 Staphylococcus aureus Koloni/g Maks 1 x 10^2

2.3.3 Syarat Mutu Roti Kering

Roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang , dan atau dengan penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang dijinkan. Syarat mutu roti sesuaia mutu tabel di  bawah ini :

Tabel 3 Syarat Mutu Roti Kering  No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan: 1.1. Warna 1.2. Bau l-.3. Bentuk   putih kekuning-kuningan sampai putih kecoklateoklatan. normal

serbuk atau butiran 2 Benda asing tidak boleh ada 3 Bentuk sel lonjong (khas S.

cerevisiae). 4 Air,%,b/b maks.8,0 5 Jumlah Nitrogen, %,

 b/b

6,0 – 7,5

6 Keaktifan dapat mengembangkan adonan2-Skkali setelah 90 menit. 7 Cemaran logam : 7.1. Timbal (Pb), me,/kg 7.2. Tembaga (Cu), mglkg maks. 5,0 maks.60,0 maks.40.0

(9)

7.3. Seng (Zn),rngkg

8 Arsen (As), mg/kg maks. 2,A 9 Cemaran mikroba

9.1. E. coli 9.2. Salmonella

APM/e <3

negatifl25 g

2.3.4 Syarat Mutu Tempe Kedelai

Standar Nasional Indonesia (SNI) ini merupakan revisi SNI 01 – 3144 –  1998, Tempe kedele.

Tujuan Penyusunan Standar ini adalah :

-

Melindungi kesehatan konsumen .

- Menjamin perdagangan pengan yang jujur dan bertanggung jawa. - Mendukung perkembangan industry tempe kedele.

Syarat mutu tempe kedelai sesuai tebel di bawah ini :

Tabel 4. Syarat Mutu Tempe Kedelai

 No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan

1.1 Bau - normal,khas

1.2 Warna - normal

1.3 Rasa - normal

2 Kadar air (b/b) % maks. 65 3 Kadar abu (b/b) % maks. 1,5 4 Kadar lemak (b/b % min. 10 5 Kadar protein (N x 6,25)

(b/b)

% min. 16

6 Kadar serat kasar (b/b) % maks. 2,5 7 Cemaran logam

(10)

7.2 Timbal (Pb) mg/kg maks. 0,25 7.3 Timah (Sn) mg/kg maks. 40 7.4 Merkuri (Hg) mg/kg maks. 0,03 8 Cemaran arsen (As) mg/kg maks. 0,25 9 Cemaran mikroba

9.1 Bakteri coliform APM/g maks. 10 9.2 Salmonella sp - negatif/25 g

Gambar

Tabel 1. Syarat mutu wortel
Tabel 2. Syarat Mutu Bakso
Tabel 3 Syarat Mutu Roti  Kering  No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Tabel 4. Syarat Mutu Tempe Kedelai

Referensi

Dokumen terkait

FAI(IUIAS tr,MU

Penelitian konsumsi kukis ubi jalar ungu ini dilakukan agar dapat menambah kandungan zat besi pada anak selain anak tersebut mengkonsumsi makanan utama.. Kukis ini

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem

Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian Ket. 1 Mengosongkan nama kategori, lalu mengklik tombol ‘Simpan’ Data kategori: Sistem akan menampilkan pesan “Please select

Hasil dari penelitian tentang interpretasi bawah permukaan yang berdasarkan karakteristik kelistrikan bumi di daerah Rampa Manunggul Kotabaru adalah berupa grafik

Mencermati paparan di atas, maka ada tiga permasalahan fital yang menjadikan peneliti tertarik untuk membahas disiplin ilmu ini, pertama: pendidikan Islam selalu

Upaya membangun unsur kemanusiaan yang sangat gaib ini porsi investasi fisiknya sangat kecil hanya 1% namun hanya akan terjadi bila upaya dasar yang mengawalinya

Segenap kemampuan penulis telah tercurahkan demi penyelesaian skripsi yang berjudul “PENGARUH MOTIVAI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH