• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN MIKROORGANISME"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MATAKULIAH MKROBIOLOGI

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

PRORAM

STUD

I

PE

TER

NAKA

N

UNIV

ERSIT

AS

SYIA

H

KUA

LA

DR. ZURAIDA HANUM, S.Pt, M. Si

DR. Ir. YUSDAR ZAKARIA, MS

DR. Ir. YURLIASNI, M. Sc

(2)

PERTUMBUHAN

PRO

RAM

STUDI

PE

TERNAKA

N

UNIV

ERSIT

AS

SYIAH

KUA

LA

Pada MH bersel tunggal

(uniseluler), pembelahan atau

perba- nyakan sel merupakan

pertambahan jumlah individu.

Pada MH bersel banyak (multiseluler),

pembelahan sel tidak menghasilkan

pertambahan jumlah individunya,

tetapi hanya merupakan

pembentukan jaringan atau

bertambah besar jasadnya.

(3)

Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan

pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah menjadi 2 sel

baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya

jumlah sel.

Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi

dua sel sempurna disebut Waktu Generasi.

Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel menjadi

dua

kali jumlah/massa sel semula disebut Doubling Timeatau

Waktu Penggandaan.

Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikrobia, dari

bebe- rapa menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung

kecepatan pertumbuhannya.

Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa

sel per unit waktu.

(4)

A.

Pembelahan Sel Bakteri

• Pembelahan transversal/biner.

Dalam persiapan pembelahan, sel memajang

periode

disebut

replikasi

untuk

periode inisiasi (I), setlah I masuk

kromosom

(C).

Protein

yang dibutuhkan

pembelahan dibuat saat periode C. Setelah bahan inti

terbagimenjdai 2 bagianperiode pembelahan(D) dimulai.

• Beberapa spesies bakteri bertunas, beberapa yang lain

(5)
(6)

B.W

AKTU

G

ENERASI

(G

ENERATION

T

IME

)

(7)

Jadi waktu generasi = t/n = 2/1 = 2 jam.

Waktu generasi juga dapat dihitung dari slope garis

dalam plot semilogaritma kurva pertumbuhan

eksponensial, yaitu dengan rumus, slope = 0,301/ waktu

generasi.

Dari grafik pertumbuhan tersebut diketahui

bahwa slope = 0,15, sehingga juga diperoleh

waktu generasi = 2 jam.

(8)
(9)
(10)

C.P

ERTUMBUHAN

P

OPULASI

M

IKROBA

Suatu bakteri yang dimasukkan ke dalam medium

baru yang sesuai akan tumbuh memperbanyak diri.

Jika pada waktu-waktu tertentu jumlah bakteri

dihitung dan

dibuat grafik hubungan antara jumlah

bakteri dengan waktu maka akan diperoleh suatu

grafik atau kurva pertumbuhan.

Pertumbuhan populasi mikrobia dibedakan menjadi

dua

yaitu biakan sistem tertutup (batch culture)

(11)

Kurva Pertumbuhan Mikroba

Ada 4 fase kurva

pertumbuhan

mikroorganisme,

yaitu:

1. Fase lag /

Adaptasi.

2. Fase log /

Exponential.

3. Fase Stationer.

4. Fase Death /

Kematian.

(12)

Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Medium dan lingkungan pertumbuhan.

Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkungan

sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu

penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim. 2. Jumlah inokulum.

Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:

(1) Kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya terbatas,

(2) Mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan kompo-sisi sama seperti sebelumnya.

(13)

FASE LOG/PERTUMBUHAN

EKSPONENSIAL

Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti

kurva logaritmik.

Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medi- um tempat

tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kon-

disi lingkungan

termasuk suhu dan kelembaban udara.

Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada

fase lainnya.

Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap keadaan lingkungan.

Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun dikarena- kan :

1)

Nutrien di dalam medium sudah berkurang.

2)

Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat

menghambat pertumbuhan mikroba.

(14)

FASE STATIONER

Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena

jumlah sel yang tum- buh sama dengan jumlah sel

yang mati.

Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena

sel tetap membe-lah meskipun zat-zat nutrisi sudah

habis.

Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan

mempunyai kompo-sisi yang berbeda dengan sel yang

tumbuh pada fase logaritmik.

Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan

ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan

bahan-bahan kimia..

(15)

FASE DEATH / KEMATIAN :

Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami Kematian

karena beberapa sebab, yaitu:

1). Nutrien di dalam medium sudah habis.

2). Energi cadangan di dalam sel habis.

Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan

jenis mikroba.

(16)

PENGARUH PENGAWETAN MAKANAN

TERHADAP PERTUMBUHAN JASAD RENIK

Tujuan pengawetan makanan sebagai berikut:

1. Mengurangi jumlah awal sel jasad renik di dalam

makanan.

2. Memperpanjang fase adaptasi semaksimum

mungkin sehingga pertumbuhan jasad renik

diperlambat.

3.

Memperlambat fase pertumbuhan logaritmik.

4.

Mempercepat fase kematian sel jasad renik.

(17)

G

AMBAR

P

ENGARUH PENGAWETAN

TERHADAP KURVA PERTUMBUHAN

(18)

P

RINSIP PENGAWETAN

:

1. Mengurangi kontaminasi awal pada makanan, misalnya dengan cara pembersihan/pemotongan

bagian-bagian yang kotor, pencucian.

2. Membuat lingkungan yang tidak cocok utuk pertumbuhan jasad renik, dapat dilakukan dengan

beberapa cara misalnya dengan:

a. menurunkan kelembaban (RH) atau aw dengan cara pengeringanatau penambahan garam/gula

b. menurunkan suhu sehingga tercapai suhu pendinginan atau pembakuan

c. menurunkan pH makanan dengan cara penambahan asam atau fermentasi

d. menghilangkan oksigen dengan cara pengepakan vacum untuk

menghambat pertumbuhan jasad renik yang bersifat aerobik.

e. penambahan zat penghambat jasad renik.

3. memberikan perlakuan yang mempercepat kematian sel, misalnya dengan cara pemanasan, pengeringan atau irradiasi.

(19)

Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan

lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba.

Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor

lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut.

Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan

faktor biotik.

A. FAKTOR ABIOTIK 1. Suhu

a. Suhu pertumbuhan mikroba.

Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu.

Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan

suhu maksimum.

*) Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. *) Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. *) Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba.

(20)

1. Mikroba psikrofil (kriofil). Psikrofil adalah kelompok

mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 0-30 0C dengan suhu

optimum sekitar 15 0C.

2. Mikroba mesofil, Mesofil adalah kelompok mikroba pada umumnya, mempunyai

suhu minimum 150C suhu optimum 25-37 0C dan suhu

maksimum 45-55 0C.

3. Mikroba termofil, yaitu Mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi.

Mikroba ini mempunyai membran sel yang mengandung

lipida jenuh, sehingga titik didihnya tinggi.

Dapat memproduksi protein termasuk enzim yang tidak

terdenaturasi pada suhu tinggi.

PENGELOMPOKKANMIKROBA BERDASARKAN

(21)
(22)

Bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi ada juga yang dapat hidup diatas 500 C (termotoleran).

Contoh bakteri termotoleran adalah Methylococcus capsulatus.

Contoh bakteri termofil adalah Bacillus, Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri pereduksi sulfat/sulfur.

Bakteri yang hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi (Gallionella) termasuk bakteri psikrofil.

(23)

.

Apabila mikroba dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu

maksimum, akan memberikan beberapa macam reaksi :

(1) Titik kematian thermal, adalah suhu yang dapat mematikan spesies mikroba

dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.

(2) Waktu kematian thermal, adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu spesies mikroba pada suatu suhu yang tetap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah

waktu, suhu, kelembaban, spora, umur mikroba, pH dan komposisi medium.

Contoh waktu kematian thermal (TDT/ thermal death time) untuk

(24)

Suhu rendah.

Apabila mikroba dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan

gangguan metabolisme.

Akibat-akibatnya adalah :

(1) Cold shock , adalah penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik,

(2) Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es di dalam air intraseluler,

(3) Lyofilisasi , adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam

keadaan vakum secara bertingkat. Proses ini dapat digunakan untuk mengawetkan mikroba karena air protoplasma langsung diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi).

(25)

Kandungan air (pengeringan).

Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk

hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity)

atau kelembaban relatif.

Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. bakteri

umumnya memerlukan aw 0,90-0,999.

Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6)

misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Aspergillus glaucus dan

jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0,8.

Bakteri umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih

dari 0,98, tetapi bakteri halofil hanya memerlukan aw 0,75.

Mikroba yang tahan kekeringan adalah yang dapat membentuk

spora, konidia atau dapat membentuk kista. Tabel berikut ini

memuat daftar aw yang diperlukan oleh beberapa jenis bakteri

dan jamur :

(26)

Tekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan

kandungan air.

Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka

selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma.

Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba

akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.

Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat

dikelompok-kan menjadi :

(1) Mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi,

(27)

(2) Mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi,

(3) Mikroba halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.

Contoh mikroba osmofil adalah beberapa jenis khamir. Khamir osmofil

mampu tumbuh pada larutan gula dengan konsentrasi lebih dari 65 % wt/wt (aw = 0,94).

Contoh mikroba halofil adalah bakteri yang termasuk Archae-bacterium,

misalnya Halobacterium.

Bakteri yang tahan pada kadar garam tinggi, umumnya mempunyai

kandungan KCl yang tinggi dalam selnya.

Selain itu bakteri ini memerlukan konsentrasi Kalium yang tinggi untuk

stabilitas ribosomnya.

Bakteri halofil ada yang mempunyai membran purple bilayer, dinding

(28)

Buffer.

Untuk menumbuhkan mikroba pada media memerlukan pH

yang konstan, teruta- ma pada mikroba yang dapat

menghasilkan asam.

Misalnya Enterobacteriaceae dan beberapa

Pseudomonadaceae.

Oleh karenanya ke dalam medium diberi tambahan buffer

untuk menjaga agar pH nya konstan.

Buffer merupakan campuran garam mono dan dibasik, maupun

senyawa-senyawa organik amfoter.

Sebagai contoh adalah buffer fosfat anorganik dapat

mempertahankan pH diatas

7,2. Cara kerja buffe adalah

garam dibasik akan mengadsorbsi ion H+ dan garam

monobasik akan bereaksi dengan ion

(29)

OH-I

ON

-

ION LAIN

Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah

dapat bersifat meracun (toksis).

Logam berat mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh

logam berat pada kadar rendah.

Selain logam berat, ada ion-ion lain yang dapat mempengaruhi

kegiatan fisiologi mikroba, yaitu ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan

benzoat. Ion-ion tersebut dapat mengurangi pertumbuhan mikroba

(30)

L

ISTRIK

Listrik dapat mengakibatkan terjadinya elektrolisis

bahan penyusun medium pertumbuhan.

Selain itu arus listrik dapat menghasilkan panas

yang dapat mempengaruhi Pertum-buhan mikroba.

Sel mikroba dalam suspensi akan mengalami

elektroforesis apabila dilalui arus listrik.

Arus listrik tegangan tinggi yang melalui suatu

cairan akan menyebabkan terjadinya shock karena tekanan hidrolik listrik.

Kematian mikroba akibat shock terutama

disebabkan oleh oksidasi.

Adanya radikal ion dari ionisasi radiasi dan

terbentuknya ion logam dari elektroda juga menyebabkan kematian mikroba.

(31)

K

EBUTUHAN

O

KSIGEN

.

Oksigen tidak mutlak diperlukan

mikroorganisme karena ada juga kelompok

yang tidak memerlukan oksigen bahkan

oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan.

Mikroorganisme terbagi atas empat

kelompok berdasarkan kebutuhan akan

oksigen, yaitu :

(1) Mikroorganisme aerob, yang memerluka

noksigen sebagai akseptor elektron dalam

proses respirasi.

(32)

(2) Mikroorganisme

anaerob

adalah

mikroorganisme

yang

tidak

memerlukan O2 karena oksigen akan membentuk H2O yang

bersifat toksik dan menyebabkan kematian.

Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim katalase yang

dapat menguraikan H2O2 menjadi air dan oksigen.

(3) Mikroorganisme fakultatif anaerob adalah mikroorganisme yang tetap

tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif anaerob.

(4) Mikroorganisme mikro aerofilik adalah mikroorganisme yang

memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah oksigen

yang berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan

(33)

FAKTOR BIOTIK

1. Interaksi dalam satu populasi mikroba

Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada dua macam, yaitu

interaksi positif maupun negatif.

Interaksi positif menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan sebagai

efek sampingnya.

Meningkatnya kepadatan populasi, secara teoritis meningkatkan kecepatan

pertumbuhan.

Interaksi positif disebut juga kooperasi. Sebagai contoh adalah pertumbuhan

satu sel mikroba menjadi koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi).

Interaksi negatif menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan dengan

meningkatnya kepadatan populasi. Misalnya populasi mikroba yang ditumbuh-kan dalam substrat terbatas, atau adanya produk metabolik yang meracun.

Interaksi negatif disebut juga kompetisi. Sebagai contoh jamur Fusarium dan

Verticillium pada tanah sawah, dapat menghasilkan asam lemak dan H2S yang bersifat meracun.

(34)

2. Interaksi antar berbagai macam populasi mikroba.

Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan

timbul berbagai macam interaksi.

Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh positif, negatif,

ataupun tidak ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu

dengan yang lain. Nama masing-masing interaksi adalah sebagai

berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah prodi ilmu komunikasi UMY berinisiatif untuk mengadakan program pengabdian masyarakat bekerjasama dengan Pimpinan Ranting Tantirto Utara, Tamantirto,

*Analisis data dilakukan dengan uji Anova 1 arah pada kelompok dengan distribusi data normal Setelah dipastikan tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah folikel ovarium

Perikanan tangkap di sumba timur memiliki ciri armada tangkap skala kecil, one day fishing, kapal skala besar merupakan kapal andon yang datang dalam musim-musim

Dalam melaksanakan proyek hendaknya mencermati faktor biaya dan waktu supaya dapat mencapai hasil yang maksimal, dalam menggunakan metode Earned Value untuk pengendalian

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Di sisi lain, Bupati juga menginformasikan bahwa pada bulan Juli 2020 mendatang Kabupaten Labuhanbatu akan menjadi tuan rumah Hari Keluarga Nasional tingkat Provinsi

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa respon karyawan mengenai program BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari aspek persepsi karyawan memiliki

• Metode ini mengurangi permusuhan (antagonis) yang ditimbulkan oleh konflik, dengan mengelola tingkat konflik melalui "pendinginan suasana", akan tetapi tidak