Regulasi Terkait Pembiayaan di Era JKN-KIS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Potret JKN-KIS
3. Kebijakan Pembiayaan dalam JKN-KIS
4. Penutup
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Visi dan Misi Presiden
4 3 D IM E N SI P E M B A N G U N A N : P E M B A N G U N A N M A N U SI A , S E K T O R UN G G ULA N , P E M E R A T A A N DA N K E W ILA Y A H A N NUSANTARA SEHAT 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dalam budaya
PROGRAM INDONESIA
SEHAT
PROGRAM INDONESIA
PINTAR
PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA RENSTRA 2015-2019 NO R M A P EM B A NG U NA N K A B INE T K ER JA PENDEKATAN KELUARGAPARADIGMA SEHAT
PENGUATAN YANKES
JKN
KELUARGA SEHATDTPK
GERMASRENSTRA 2015-2019
Program
• Promotif – preventif
sebagai landasan
pembangunan kesehatan
• Pemberdayaan
masyarakat
• Keterlibatan lintas sektor
Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBITanda kepesertaan àKIS
D T P KKELUARGA
SEHAT
Penerapan pendekatan continuum of careIntervensi berbasis resiko kesehatan (health risk)
PENDEKATAN
KELUARGA
PROGRAM INDONESIA SEHAT
5 Pilar 1. ParadigmaDesain Jaminan Kesehatan Nasional
Regulator
BPJS
Kesehatan
Peserta
Jaminan Kes
Kesehatan
Fasilitas
Mencari Pelayanan
Memberi Pelayanan
Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll)
Regulasi (standarisasi)
Kualitas Yankes, Nakes,
Obat, Alkes
Regulasi Tarif
Pelayanan Kesehatan,
Ke
nd
al
i B
ia
ya
&
k
ua
lit
as
Y
an
ke
s
Pemerintah
Sistem Rujukan Berjenjang
Pembayar tunggal, regulasi, kesetaraan
Biaya Pelayanan Kesehatan
67,2 T
80% di RS Jumlah Kunjungan192,9
juta
30% di RS Jumlah Provider FKRTL2.068
FKRTL
57% Swasta Cakupan Kepesertaan175,7 juta
jiwa
53% PBI APBN Jumlah Provider FKTP20.708
FKTP
47% PuskesmasPotret JKN Tahun 2016
Rp
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
RealisasiCakupan Kepesertaan
• 2015: 158,3 juta (per 8 Jan 2016) • 2016: 171,8 juta (per 23 Des 2016)
Target dan Capaian Kepesertaan JKN (dalam %)
2015 2016* 2017* 2018** 2019 Target Capaian 95 85 61,9 66,4 77 68 60
Realisasi Cakupan Kepesertaan JKN
* Target RKP
** Exercise Target RPJMN (Bappenas)
Ket: Pada Rancangan Renstra BPJS-Kesehatan 2016-2021, 95% cakupan dicapai pada 2018
53% 9% 23% 15%
Proporsi Kepesertaan JKN
Bulan April 2017
Non PPU PBI-APBN PPU Peserta yg didaftarkan PemdaTrend Peningkatan Penyakit Katastrofik
Penyakit Tahun 2015 Tahun 2016 kasus Biaya (dlm juta ) Kasus Biaya (dlm Juta) Jantung 6.341.845 6.938.440 6.513.524 7.423.000 Gagal Ginjal 2.217.566 2.784.047 2.124.154 2.586.657 Kanker 1.394.327 2.469.933 1.308.061 2.295.619 Stroke 860.736 1.155.270 836.206 1.274.228 Thalasemia 119.111 448.197 122.474 476.655 Hepatitis Kronis 128.503 255.253 119.265 230.398 Leukemia 66.472 188.830 66.601 182.093 Hemofilia 28.331 100.787 34.250 119.437 Grand Total 11.156.911 14.340.761 11.124.535 14.568.0902014
(Laporan Audited Des)
2015
(Laporan Audited Des)
2016
(Laporan Non- Audited Des)
Pemanfaatan di FKTP (Puskesmas/ Dokter
Praktik Perorangan/Klinik Pratama). 66,8 Juta 100,6 Juta 134,9 Juta
Pemanfaatan di Poliklinik Rawat Jalan
Rumah Sakit 21,3 Juta 39,8 Juta 50,4 Juta Pemanfaatan Rawat
Inap Rumah Sakit
4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta
TOTAL PEMANFAATAN 92,3 JUTA 146,7 JUTA 192,9 JUTA
Jumlah Kunjungan JKN
JKN-KIS telah nyata meningkatkan akses masyarakat yang tergambarkan secara nyata dari kunjungan pemanfaatan pelayanan kesehatan baik di FKTP maupun FKRTL (Rawat Jalan
Biaya Pemanfaatan JKN
RJTP 14,458,933,000,000 2,112,274,887,483 RITP 1,304,417,000,000 92,635,023,456 RJTL 22,320,772,000,000 3,555,362,122,548 RITL 48,718,253,000,000 7,040,771,340,315 Total Pelkes 86,802,375,000,000 12,801,043,373,802 Promotif dan Preventif 417,960,000,000 6,612,981,438 Total Pelkes+Promprev 87,220,335,000,000 12,807,656,355,240NAMA AKUN Alokasi 2017 Realisasi Februari 2017
Dalam juta Rp
Biaya Pemanfaatan JKN Tahun 2016
Biaya Pemanfaatan JKN Tahun 2017
- Dari Total 67. 2 Trilyun biaya pemanfaatan JKN sebanyak 54 Trilyun atau 80% di
habiskan di FKRTL
- Dari 54 Trilyun biaya pemanfaatan JKN di FKRTL sebanyak 14, 5T atau 25% digunakan untuk pembiayaan penyakit katastrofik
- Tahun 2017 Alokasi Biaya pelayanan
kesehatan : 86 Trilyun atau meningkat 29% di banding 2016
HUBUNGAN PEMBIAYAAN KESEHATAN dg
DERAJAT KESEHATAN
Biaya Kesehatan
TINGGI
Derajat Kesehatan
BAIK
1
Kepesertaan
- Pendataan Kepesertaan PBI
- Perluasan Cakupan JKN terutama dari sector informal
- Integrasi Jamkesda ke dalam JKN
2
Supply Side Readiness
- Kualitas dan Kuantitas Faskes yang bekerja sama- Distribusi Faskes dan SDM Kesehatan - Pemenuhan Obat dan Alkes
3
Pembiayaan
- Kecukupan Iuran dengan Tarif - Pengembangan Tarif JKN
- Kolektabilitas Iuran terutama sector PBPU
4
Optimalisasi Peran Pemda
- Peningkatan sisi supply- Monitoring dan Evaluasi
- Sistem Informasi dan Pendataan
Tantangan Program JKN KIS
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
PEMBERDAYAAN
PEMERINTAH
DAERAH
PENGUATAN
SISTEM
RUJUKAN
PENINGKATAN
KUALITAS
PEMERATAAN
AKSES
Akreditasi Puskesmas Tahun 2017 di targetkan 2800 Kecamatan memiliki minimal 1 Puskesmas terakreditasi - Akreditasi RS Tahun 2017 di targetkan 287 Kab/kota memiliki minimal 1 RSUD terakreditasi- Wajib Kerja Dokter
Spesialis - Program Dokter Layanan Primer - Penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan di FKTP Pemerintah FKRTL 1. Pengembangan 104 RS Rujukan Regional, Pembangunan 23 RS Pratama, Penguatan 4 RSUD Provinsi Rujukan Nasional. 2. Tahap perencanaan pembangunan 3 RS Vertikal Maluku,Papua, NTT FKTP Pembangunan 124
Puskesmas Perbatasan &
362 Puskesmas di daerah tertinggal Optimalisasi Peran Pemerintah daerah dalam: 1. Peningkatan Cakupan Kepesertaan 2. Pendataan PBI 3. Penyiapan Infrastruktur, SDM Kesehatan dan ketersediaan obat 4. Sistem Informasi
Skema Pembiayaan JKN KIS
BPJS KesehatanIuran
Peserta
PBI
Biaya Pelayanan Kesehatan di FKTP (Kapitasi & Non Kapitasi) Dana Operasional
Iuran
Peserta
Non PBI
Biaya Pelayanan Kesehatan di FKRTL( INA-CBG & Non INA CBG
Dana Jaminan Sosial
Kendali Mutu dan Kendali Biaya: 1. Standar tarif 2. HTA
3. DPK 4. Monev
Kebijakan Iuran Program JKN
Perpres 19 & Perpres 28 Tahun 2016
Tantangan :
• Penetapan iuran lebih kecil daripada
kebutuhan iuran menurut perhitungan
actuarial
• Belum optimalnya keikutsertaan
kelompok PPU)
• Belum optimalnya kolektabilitas iuran
pada segmen peserta tertentu
• Belum seluruh Jamkesda terintegrasi
kedalam program JKN-KIS nasional
• Ketergantungan tinggi pada
Ketentuan Tarif Yang Berlaku Untuk Program
JKN SAAT INI
•
PMK 52 Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
•
PMK 64 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas PMK 52 Tahun 2016
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan
•
PMK 4 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua PMK 52 Tahun 2016
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan
KEBIJAKAN TARIF FKTP DALAM JKN
Permenkes No. 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan JKN, Pasal 4 :
Besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP (Norma Kapitasi) ditentukan berdasarkan seleksi dan kredensial yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, dinas kesehatan, kabupaten/kota, dan/atau Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan mempertimbangkan kriteria sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan
prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan.
1
Puskesmas
Ketersediaan SDM Dokter Dokter Gigi Besaran Kapitasi
- - 3,000 - 1 3,500 1 - 4,500 1 1 5,000 =2 - 5,500 =2 1 6,000 2 Klinik 1 - 8,000 =2 - 9,000 =2 1 10,000
3Dokter Praktek Mandiri 8,000
4Dokter Gigi 2,000
5RS Kelas D Pratama 10,000
6 FKTP daerah Terpencil &
kepulauan
dengan dokter 10,000
7 (Bidan/Perawat) Tanpa Dokter 8,000
Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan :
Pemenuhan indikator yang meliputi : 1. Angka Kontak
2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik 3. Rasio Peserta Prolanis Berkunjung
4. Pelaksanaan kunjungan rumah dalam rangka pendekatan keluarga
Pada Tahun 2017 diterapkan di seluruh
FKTP milik Pemerintah, kecuali DTPK
21
INA-CBG Saat ini………
INA-CBG
(1075 klpk
kasus RI & RJ)
Special CMG (Drugs,Procedure s, Investigation, Prothesis, Subacute, Chronic) Top Up Payment,, FFS (some medical supplies, chemoteraphy, chronic cases medicine, CAPD., Petscan) Additional payment•
DAFTAR TARIF INA-CBG saat ini meliputi :
o 289 kelompok kasus rawat jalan
o 786 kelompok kasus rawat inap à kelas 1, 2,
3
o 32 item Top Up Special CMG
•
Pengelompokkan Tarif INA-CBG :
o berdasarkan klasifikasi & kepemilikan RS
o berdasarkan regionalisasi
•
Perbedaan Tarif RS pemerintah dan Swasta
•
Rasionalisasi Tarif INA-CBG yang dianggap terlalu
terlalu rendah dan terlalu tinggi
•
Pengaturan Pembiayaan pada Rawat Jalan Eksekutif
•
Pengaturan Tambahan Biaya pada peserta yang
naik kelas ke VIP
Pengelompokkan
Tarif INA-CBG 2016
berdasarkan Klasifikasi RS
1.Tarif RSUPN Cipto
Mangunkusumo
2.Tarif RSJP Harapan Kita,
RSAB Harapan Kita, RSK
Dharmais
3.Tarif RS Pemerintah dan
Swasta Kelas A
4.Tarif RS Pemerintah dan
Swasta Kelas B
5.Tarif RS Pemerintah dan
Swasta C
6.Tarif RS Pemerintah dan
Swasta D
Regiona
l 1
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa TimurPengelompokkan Tarif INA-CBG 2016
berdasarkan Regionalisasi
*perbedaan tarif antar wilayah akibat adanya perbedaan harga obat/ alkes, dsb dg acuan Indeks Harga Konsumen (BPS)
Regional 2 Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat Regional 4 Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara Kalimantan Tengah Regional 3 Aceh, Sumatra Utara, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo. Regional 5 Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat
Perkembangan fitur Aplikasi
INA-CBG 5.1
N O K E T E R AN GAN AP L IK AS I 4.1 AP L IK AS I 5.1
1 Tarif P M K 59 Tahun 2014 P M K 64 Tahun 2016
2 Grouper versi 3 V ersi 4
3 F itur
P enam bahan V ariable Input x v
a. P erawaran Intensif x v
b. P engunakan V entilator x v
c. K eterangan Naik K elas x v
d. K eterangan P oli E ksekutif x v
e. P enghitungan Tarif Naik K elas x v
4 B isnis P roses
a. TX T encrypted (secure) untuk klaim x v
Update Informasi
•
Semua Informasi terbaru dapat di akses melalui website : inacbg.kemkes.go.id
•
Untuk mengetahui jumlah data klaim rumah sakit yg terkirim ke pusat data
Pengaturan Selisih Biaya
pada naik kelas
peserta JKN yang menginginkan naik kelas ke kelas diatas kelas VIP, harus membayar selisih biaya antara tarif RS dengan tarif Ina CBG yang menjadi haknya
1. Kelas 1 ke kelas VIP: pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 75% dari
tarif Ina CBG di kelas 1
2. Kelas 2 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 2 + pembayaran tambahan biaya
paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG di kelas 1
3. Kelas 3 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 3 + pembayaran tambahan biaya
paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG di kelas 1
Ketentuan mengenai tambahan biaya ditetapkan direktur/kepala RS, kepala daerah, atau pemilik RS sesuai status kepemilikannya
RS wajib menginformasikan ketentuan mengenai selisih biaya atau tambahan biaya seblm peserta menerima pelayanan diatas kelas yg menjadi haknya
Hak Peserta Selisih Biaya Penetapan Tarif Kewajiban RS Permenkes 4/ 2017
Kebijakan Pengembangan Tarif
INA-CBG
Updating Tarif dilakukan Setiap 2 Tahun sekali Proses Pengumpulan data costing akan dimulai Tahun ini
- proses pengelompokan ulang diagnosis dan prosedur merujuk pada icd 10 dan icd-9-cm update 2010 dan disesuaikan dengan kondisi lokal indonesia
Data Sebagai
Komponen Utama
Grand Design
Penyusunan
INA-Grouper
Re-klasifikasi INA-CBG
v
Tahun 2016 telah dimulai dengan pengembangan re-klasifikasi melibatkan perwakilan
organisasi terkait pada beberapa mdc (main diagnostic category), diantaranya :
Mata,
THT, Gigi-mulut, Respirasi, Psikiatri
v
K
endala yang ditemukan :
o masih belumnya tercapai kesamaan persepsi dari perwakilan organisasi profesi o data billing rs untuk uji statistic alur logic hasil reklasifikasi masih belum memadai
Hasil Reklasifikasi terhadap Tarif INA-CBG
TARIF INA-CBG =
Hospital Base rate x Cost Weight x Adjusment Factor
Re-Klasifikasi
NO. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes 1 Central nervous system Groups G 2 Eye and Adnexa Groups H 3 Ear, nose, mouth & throat Groups U 4 Respiratory system Groups J 5 Cardiovascular system Groups I 6 Digestive system Groups K 7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B 8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M 9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L 10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E 11 Nephro-urinary System Groups N 12 Male reproductive System Groups V 13 Female reproductive system Groups W 14 Deleiveries Groups O 15 Newborns & Neonates Groups P 16 Haemopoeitic & immune system Groups D
CMG = MDC
NO. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes 17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C 18 Infectious & parasitic diseases Groups A 19 Mental Health and Behavioral Groups F 20 Substance abuse & dependence Groups T 21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S 22
Factors influencing health status & other contacts with
health services Groups Z 23 Ambulatory Groups-Episodic Q 24 Ambulatory Groups-Package QP 25 Sub-Acute Groups SA 26 Special Procedures YY 27 Special Drugs DD 28 Special Investigations I II 29 Special Investigations II IJ 30 Special Prosthesis RR 31 Chronic Groups CD 32 Errors CMGs X
Langkah Pembentukan
Tarif INA-CBG
DATA DASAR
DATA PEMBIAYAAN TEMPLATE TXTFILE
CBGS-N-LOS (21 VAR) CLEANING EKSPLORING UNIT COST ANALISA REKAP VARIABEL CMI COST WEIGHT PRELEMINARY TARIF TARIF INPUT CCM TRIMING AF HBR Data
Costing CodingData
CBGs COST
Tarif = HBR x CW x Af
Keterangan :
HBR = Hospital Base Rate ; CW = Cost Weight ;
Af = Adjustment factors
Perpres 19 Tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan, Pada Pasal 39 ayat 5 dijelaskan :
Peninjauan besaran Tarif dilakukan dengan memperhitungkan:
1. kecukupan iuran dan
2. kesinambungan program sampai dengan 2 tahun ke depan
Peninjauan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan BPJS Kesehatan, DJSN, dan Kementeri Keuangan
BPRS Tim Pencegah an Fraud Dewan Pertimbangan Klinis Komite HTA MKEK Cabang MKEK Wilayah MKEK Pusat MKDKI Kemenkes IDI KKI Makersi PERSI BPJS Kesehatan PUSAT PROVINSI KAB/KOTA TKMKB DPM TKMKB TPF TPF Tim Monev JKN Tim Monev Tim Monev Tim Tarif Tim Pertimbangan Klinis TKMKB Pusat PusatDPM BPRS Pusat Permenkes 5 /2015
Tim Pertimbangan Klinis
Fungsi
• Penguatan Sistem Dalam Penyelenggaraan JKN • Penyelesaian Sengketa Klinis
Sengketa Klinis
• Sengketa klinis dlm arti luas sepanjang menyangkut tripartit :
BPJS – provider kes - pasien
• Mekanisme penyelesaian : berjenjang 2 tahap dg mendayagunakan fungsi/kewenanganlembaga/unit terkait di jenjang provinsi
Keanggotaa TPK
• Tim dibentuk oleh Gurbenur terdiri dari Unsur Dinas Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan
Akademisi.
• TPK sebagai perwakilan DPK dalam membantu menyelesaikan permasalahan klinis yang menjadi
sengketa di tingkat Provinsi
Prospektif Payment
BENEFIT
1. Improve hospital management 2. Improve hospital data system
3. Reduct of excess hospital capacity 4. Shorter LOS
5. Fewer Unneccesary test/services
UNINTENDED CONSEQUENCES
1. Increase unneccessary admission, readmission, transfer
2. Increase in hospital casemix due to change in coding (DRG creep)
3. Separate provision of services which previously were considered part of routin in patient care (Unbundling)
• Pencegahan kecurangan pada penerapan pembayaran Kapitasi dan Ina CBG
• Pengendalian utilisasi (utilization review, audit coding, audit medis)
• Optimalisasi pengendalian Tim Kendali Mutu & Kendali
Biaya (KMKB),Dewan
kecurangan/fraud dalam pembayaran ina cbg
Tindak Kecurangan di FKRTL: 1. Upcoding 2. Cloning 3. Phantom billing 4. Inflated bills 5. Services unbundling 6. Selfs referral 7. Repeat biling 8. Prolonged LOS9. Type of room charge 10. Cancelled services 11. No medical value 12. Standar of care 13. Unnecessary treatment 14. Phantom visit 15. Phantom procedur 16. Readmisi
17. Cost sharing tdk sesuai ketentuan 18. dll
Kecurangan (Fraud) adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas
BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan
untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program JKN melalui perbuatan curang yang
tidak sesuai dengan ketentuan
1. Pemahaman & penggunaan system koding yang berlaku 2. Edukasi & pemahaman
kecurangan dlm JKN
3. Meningkatkan ketaatan pada SOP
4. Menulis resume medis dgn jelas, lengkap & tepat waktu
Peningkatan kemampuan Dokter & petugas lain
1. penguatan Koder sebagai pendamping pada SPI 2. audit data rutin
3. Sistem IT untuk pencegahan Kecurangan
4. membuat PPK /CP.
5. membentuk tim edukasi kepada pasien dan tenaga kesehatan.
6. membuat kebijakan prosedur dan pengendalian efektif untuk mencegah, kecurangan Peningkatan Manajemen Faskes 1. Meningkatkan akurasi koding 2. Edukasi pengetahuan kecurangan JKN 3. Pelatihan coder
4. Penyesuaian Beban kerja Coder dgn jumlah
tenaga kerja & kompetensi 5. Meningkatkan
koordinasi dgn tim klinis untuk memastikan dx primer & sekunder
Peningkatan
Kemampuan Coder
Pencegahan kecurangan/fraud dalam pembayaran ina cbg
Tim Bersama Kemenkes-BPJS Kesehatan – KPK untuk melakukan pencegahan dan
penanganan Fraud dalam JKN
software verifikasi (pada saat verifikasi klaim) dan software Defrada (pada saat audit oleh SPI)
Perangkat Pencegahan Kecurangan dalam JKN
Permenkes No 36 Tahun 2015 Tentang PENCEGAHANKECURANGAN (FRAUD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN PADA SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
1
2 Peraturan BPJS Kesehatan No 7 tahun 2016 SISTEM PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN