BAB II
BAB II
ISI
ISI
2.1
2.1 Definisi Definisi DepresiDepresi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.
berdaya, serta bunuh diri.33 Maslim berpendapat bahwa depresi adalah suatu kondisi yangMaslim berpendapat bahwa depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (terutama pada sistem limbik). (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (terutama pada sistem limbik). Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan
Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan mood mood yang ditandai oleh hilangnyayang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood Mood adalah keadaanadalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu.
emosional saat itu.33
2.2
2.2 Epidemiologi Epidemiologi DepresiDepresi
Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun.
pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health OrganizationWorld Health Organization menyatakan bahwamenyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Di Indonesia berdasarkan gangguan depresif berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Di Indonesia berdasarkan Studi Proporsi Gangguan Jiwa oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Departemen Kesehatan, di 16 Studi Proporsi Gangguan Jiwa oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Departemen Kesehatan, di 16 kota selama kurun waktu 1996-2000 menjumpai gangguan disfungsi mental kota selama kurun waktu 1996-2000 menjumpai gangguan disfungsi mental (kecemasan,depresi, dsb) sebanyak 16,2 %. Perempuan mempunyai kecenderungan dua kali (kecemasan,depresi, dsb) sebanyak 16,2 %. Perempuan mempunyai kecenderungan dua kali lebih besar mengalami gangguan depresif daripada laki-laki. Gangguan depresif mengenai lebih besar mengalami gangguan depresif daripada laki-laki. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam kehidupan. Alasan dalam sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam kehidupan. Alasan dalam penelitian di negara barat dikatakan karena masalah hormonal, dampak melahirkan, stressor penelitian di negara barat dikatakan karena masalah hormonal, dampak melahirkan, stressor dan pola perilaku yang dipelajari. Ada kecenderungan hubungan famili dengan kejadian dan pola perilaku yang dipelajari. Ada kecenderungan hubungan famili dengan kejadian depresi
depresi 8-18% pasien depresi memiliki sedikitny8-18% pasien depresi memiliki sedikitnya satu keluarga dekat (ayah, ibu, kakaa satu keluarga dekat (ayah, ibu, kakak atauk atau adik) yang memiliki sejarah depresi. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita adik) yang memiliki sejarah depresi. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat dan akan menempati urutan
gangguan depresif semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di kedua penyakit di dunia.dunia. Banyak orang mengalami gangguan depresif terkait dengan penggunaan napza dan Banyak orang mengalami gangguan depresif terkait dengan penggunaan napza dan alkohol karena napza terdiri dari substansi kimia yang mempengaruhi fungsi otak, terus alkohol karena napza terdiri dari substansi kimia yang mempengaruhi fungsi otak, terus menggunakan napza akan membuat zat kimiawi otak mengalami ketidakseimbangan, menggunakan napza akan membuat zat kimiawi otak mengalami ketidakseimbangan,
sehingga mengganggu proses pikir, perasaan dan perilaku. Pasien depresi juga beresiko sehingga mengganggu proses pikir, perasaan dan perilaku. Pasien depresi juga beresiko terhadap terjadinya alcoholism, penyalahgunaan obat, kejadian bunuh diri, gangguan terhadap terjadinya alcoholism, penyalahgunaan obat, kejadian bunuh diri, gangguan kecemasan
kecemasan, , dll.dll.
2.3
2.3 Etiologi Etiologi dan dan Patofisologi Patofisologi DepresiDepresi
Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat secara buatan dibagi Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologi, faktor genetik, dan f
menjadi faktor biologi, faktor genetik, dan faktor psikososial.aktor psikososial.
a. Faktor biologi a. Faktor biologi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik amin biogenik ,, seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydro
methoxy-0-hydroksi phenil glikol), ksi phenil glikol), di dalam darah, di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada pasienurin dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan dalam patofisiologi
bahwa norepineprin berperan dalam patofisiologi depresi.depresi. 33 Selain itu aktivitas dopamin padaSelain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah menurun. Hal
depresi adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasitersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, parkinson, adalah disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala d
seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala d epresi.epresi. 33 Disregulasi neuroendokrin
Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin biogenik. neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak diteliti. Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat paling banyak diteliti. Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminoge
monoaminogenik dan nik dan neuromodulator yang mengatur CRH.neuromodulator yang mengatur CRH. 33 Sekresi CRH dipengaruhi olehSekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH. limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH.
Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase.
oxidase.
Kehilangan saraf atau penurunan neurotransmiter
Kehilangan saraf atau penurunan neurotransmiter . Sistem saraf pusat mengalami. Sistem saraf pusat mengalami kehilangan secara selektif pada sel
kehilangan secara selektif pada sel
–
–
sel saraf selama proses menua. Walaupun adasel saraf selama proses menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh otak selama rentang hidup, degenerasi kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh otak selama rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada sel-sel di dalam lokus seroleus, neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum dan bulbus olfaktorius. Bukti menunjukkan bahwa ada substansia nigra, serebelum dan bulbus olfaktorius. Bukti menunjukkan bahwa ada ketergantungan dengan umur tentang penurunan aktivitas dari noradrenergik, serotonergik, ketergantungan dengan umur tentang penurunan aktivitas dari noradrenergik, serotonergik, dan dopaminergik di dalam otak. Khususnya untuk fungsi aktivitas menurun menjadi dan dopaminergik di dalam otak. Khususnya untuk fungsi aktivitas menurun menjadi setengah pada umur 80-an tahunsetengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengadibandingkan dengan umur n umur 60-an tahun.60-an tahun.
b. Faktor Genetik b. Faktor Genetik
Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan bahwa angka resiko di antara anggota Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan bahwa angka resiko di antara anggota keluarga tingkat pertama dari individu
keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi berat (unipolar) diperkirakan 2yang menderita depresi berat (unipolar) diperkirakan 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan populasi umum. Angka keselarasan sekitar 11% pada sampai 3 kali dibandingkan dengan populasi umum. Angka keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40% pada kembar monozigot. Oleh Lesler (2001), Pengaruh genetik kembar dizigot dan 40% pada kembar monozigot. Oleh Lesler (2001), Pengaruh genetik terhadap depresi tidak disebutkan secara khusus,
terhadap depresi tidak disebutkan secara khusus, hanya disebutkan bahwa terdapat penurunanhanya disebutkan bahwa terdapat penurunan dalam ketahanan dan kemampuan dalam menanggapi stres. Proses menua bersifat individual, dalam ketahanan dan kemampuan dalam menanggapi stres. Proses menua bersifat individual, sehingga dipikirkan kepekaan seseorang terhadap penyakit adalah
sehingga dipikirkan kepekaan seseorang terhadap penyakit adalah genetik.genetik.
c. Faktor Psikososial c. Faktor Psikososial
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah kehilangan Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah kehilangan objek yang dicintai.
objek yang dicintai. 33 Ada sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebabAda sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. gangguan mental pada lanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian Faktor psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif
finansial, dan penurunan fungsi kognitif 33 Sedangkan menurut Kane, faktor psikososialSedangkan menurut Kane, faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk
meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakamengadakan hubungan intim, n hubungan intim, penurunanpenurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik.
jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik. Faktor psikososial yangFaktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, mempengaruhi depresi meliputi peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegaga
Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan
Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan . Peristiwa kehidupan yang menyebabkayang menyebabkann stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah
episode depresi adalah kehilangan pasangan.kehilangan pasangan. 33Stressor psikososial yang bersifat akut, sepertiStressor psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama, kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat
berlangsung lama, kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkanmenimbulkan depresi.
depresi.
Faktor kepribadian
Faktor kepribadian. Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu,. Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu, seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai resiko tinggi untuk seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya depresi. Sedangkan kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang terjadinya depresi. Sedangkan kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme defensif) mempunyai resiko
memakai proyeksi sebagai mekanisme defensif) mempunyai resiko yang rendah.yang rendah.33 Faktor psikodinamika dan psikoanalitik
Faktor psikodinamika dan psikoanalitik . Berdasarkan teori psikodinamika Freud,. Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa kehilangan objek yang dicintai dapat menimbulkan depresi.
dinyatakan bahwa kehilangan objek yang dicintai dapat menimbulkan depresi. 33Dalam upayaDalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmud Freud mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek untuk mengerti depresi, Sigmud Freud mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi secara internal karena identifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia mungkin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi membedakan melankolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian.
dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian. 33 Ketidakberdayaan yang dipelajari (Learned helplessness)
Ketidakberdayaan yang dipelajari (Learned helplessness). Dalam percobaan binatang. Dalam percobaan binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa dihindari, secara berulang-ulang, binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa dihindari, secara berulang-ulang, binatang akhirnya menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk menghindari. Disini terjadi proses akhirnya menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk menghindari. Disini terjadi proses belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang menderita depresi juga ditemukan belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang menderita depresi juga ditemukan ketidakberday
ketidakberdayaan yang aan yang mirip.mirip.33 Faktor kognitif
Faktor kognitif . Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan. Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negatif tersebut menyebabkan perasaan pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi.
Daftar pustaka Maslim Daftar pustaka Maslim Anonim. 2011. Depresi.
Anonim. 2011. Depresi. http//Repository.ushttp//Repository.usu.ac.id/bitstream/123456u.ac.id/bitstream/123456789/2141, 789/2141, diakses diakses padapada tanggal 30 Oktober 2011.