KONTRIBUSI KECEPATAN REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN PASSING BAWAH
BOLA VOLI MINI DI SEKOLAH DASAR NEGERI CINDAI ALUS 1 MARTAPURA
Hendra Erwanto, Syamsul Arifin, Perdinanto PJKR JPOK FKIP
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
Abstrack
This study aims to determine: 1). the contribution rate of reaction of the accuracy of the passing volleyball mini.2). arm muscle strength contributed to the accuracy of passing under a volleyball mini. 3). contribution reaction speed and strength of arm muscles for the accuracy of passing under a volleyball mini.
The method used in this research is ex post facto by the data retrieval technique is done through tests and measurements. The population in this study were all students of State Elementary School Cindai Alus 1 which follows extracurricular activities Volleyball Mini totaling 30 people. The sample of this study of 20 people, while the technique of sampling using purposive sampling. In this case consideration by researchers is the students who take extra curricular activities volleyball mini, sex male, between grades 5 and 6.
The study concluded that: 1). No contribution rate of reaction of the accuracy of passing down the volleyball mini State Primary School Cindai Alus 1 Martapura 2). No contribution arm muscle strength of the accuracy of passing down the volleyball mini State Primary School Cindai Alus 1 Martapura 3). No contributions between the three variables, namely the reaction speed and strength of arm muscles for the accuracy of passing down the volleyball mini State Primary School Cindai Alus 1 Martapura.
PENDAHULUAN
Prestasi yang maksimal pada cabang olahraga bola voli harus dilakukan pemanduan bakat sejak usia dini agar potensi yang ada pada diri anak dapat berfungsi secara optimal. Melalui klub bola voli dengan bimbingan dan arahan pelatih yang baik maka diharapkan melahirkan atlet-atlet berprestasi. Permainan yang diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 tersebut, dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1928. Bolavoli merupakan suatu permainan yang dimainkan dalam bentuk team work atau kerjasama tim, dimana dari masing-masing tim dibatasi oleh net. Setiap tim berusaha untuk melewatkan bola secepat mungkin ke daerah lawan, dengan menggunakan teknik dan taktik yang sah dalam memainkan bolanya, Mawarti (2009:69).
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Roesdiyanto dalam Kharisma (2014:9),” mengemukakan bahwa keterampilan melakukan passing dengan baik merupakan modal utama dalam bermain bolavoli. Oleh karena itu teknik dasar yang harus diajarkan untuk pertama kali adalah passing bawah dan service bawah.
Dapat disimpulkan bahwa teknik dasar yang harus dikuasai adalah passing bawah dan service bawah untuk dapat melakukan permainan bolavoli. Di sekolah permainan bola voli sesuaikan dengan karakteristik anak sekolah dasar yakni melalui pendidikan jasmani dengan sedikit modifikasi permainan agar dapat di mainkan oleh anak sekolah dasar yang diberi nama permainan bolavoli mini. Menurut Puspitasari dalam Kharisma (2014:9),”permainan bolavoli mini merupakan permainan yang dibuat dari modifikasi permainan bolavoli yang sebenarnya dengan menjadikannya lebih mudah memainkan dan lebih menarik untuk dilaksanakannya, hal ini dibuktikan dengan peraturan yang lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti karena permainan ini ditujukan untuk anak usia dini.
Di SDN Cindai Alus 1 Martapura Permainan bolavoli mini merupakan permainan yang sangat disukai sebagian besar siswa dan siswi, untuk mewadahi hal tersebut maka diadakan kegiatan ekstrakurikuler bola voli mini yang di laksanakan pada hari Rabu dan Sabtu, pukul 15.30 wita sampai 17.30 wita. Kegiatan tersebut dibina oleh guru PJOK Bapak Fahmi S.Pd. Passing adalah teknik yang selalu jadi pondasi permainan yang selalu dilatih pada setiap kali latihan
dengan berbagai variasi latihan seperti passing bawah bola berpasangan dan passing bawah sendiri bergantian. Dari beberapa sesi latihan terlihat masih ada kesalahan dalam melakukan passing yakni rendahnya penguasaan passing bawah, koordinasi antar pemain kurang padu, selain itu terlihat ketika melakukan
passing bawah bola tidak dapat
dikembalikan kepada regu lawan, karena ketika melakukan passing bola tidak melambung tinggi sehingga membentur net dan jatuh di lapangan sendiri. Dalam sesi game ketika service ke regu lainnya, ada siswa yang pergerakan lambat dalam melakukan passing bola yang menyebabkan bola jatuh di lapangan regu sendiri dan tidak bisa di kembalikan ke regu lawan serta kegagalan passing yang menyebabkan bola keluar lapangan walaupun mampu melakukan passing bola tetapi karena pergerakan yang kurang tepat menyebabkan perkenaan bola ketika melakukan kurang baik dan tidak terarah. Selain masalah teknik passing kondisi kesiapan atlet ketika hendak melakukan passing juga sangat penting seperti, posisi tubuh yang seimbang pandangan, koordinasi, serta mental siswa dan siswi pada saat memainkan permainan bola voli mini dilapangan. Anak usia dini memiliki berbagai macam karakteristik unsur fisik
terutama di SDN Cindai alus 1, ada yang tinggi, kuat, cepat, reaksi dan lain sebagainya yang belum terukur. Selain masalah teknik passing peneliti juga menemukan beberapa masalah lain diantara kurangnya bola voli untuk kegiatan ekstrakurikuler yang menyebabkan kurang efektifnya latihan yang dilakukan.
Dari latar belakang di atas ada beberapa masalah yang membuat ketertarikan peneliti untuk meneliti tentang permainan bola voli mini yakni unsur fisik yang belum di ketahui ukurannya yakni kekuatan otot lengan dan kecepatan reaksi kaki yang mana unsur fisik tersebut sangatlah penting dalam permainan bola voli mini. Maka dari itu peneliti berniat melakukan tes dan pengukuran yang memuat masalah tersebut. Demi melengkapi kejelasan penelitian peneliti membuat judul penelitian “Kontribusi Kecepatan Reaksi dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Passing Bawah Bola Voli Mini Sekolah Dasar Negeri Cindai Alus 1 Martapura” .
Kecepatan Reaksi
Secara umum kecepatan reaksi memilik dua kata yakni kecepatan dan reaksi yang menjadi satu arti, dalam hal ini menurut Wahjoedi (2001:87), “ mengemukakan kecepatan (speed) adalah
kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatknya. Sementara itu Ismaryati (2006:57),” kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat. Kecepatan adalah salah satu kemampuan biomotor yang penting untuk melakukan aktivitas olahraga Bompa dalam Ismaryati (2006:57).
Sedangkan reaksi Menurut Maksum, “reaksi (reaction): adalah kemampuan tubuh atau anggota badan untuk bereaksi secepat-cepatnya ketika ada rangsangan yang diterima reseptor somatic, kinestetik atau vestibular (2007:56 Lebih lanjut Wahjoedi (2001:87),” kecepatan reaksi (reaction
speed) adalah waktu yang diperlukan
untuk memberikan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus atau rangsang.
Sementara itu rangsangan (stimulus) untuk bereaksi tersebut dapat bersumber dari pendengaran, pandangan (visual), rabaan maupun gabungan antara pendengaran dan rabaan. Lebih khusus Ismaryati (2006:72) menuliskan waktu reaksi adalah periode antara diterimanya rangsang (stimulus) dengan permulaan munculnya jawaban (respon). Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh dalam
menerima rangsangan dalam waktu yang cepat.
Kekuatan Otot Lengan
Secara umum kekuatan (strength) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk menerima/menahan beban yang seberat-beratnya sewaktu bekerja, Riadi (2010:8). Sedangkan menurut Lutan, (2000:66) dalam Yane,” kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan juga memegang peranan penting dalam melindungi dari kemungkinan cidera, kekuatan juga bisa menjadikan bisa berlari lebih cepat, melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, memukul dan menendang lebih keras. Sehingga dengan kekuatan otot lengan maka pemain bola voli mampu melakukan gerakan pukulan yang maksimal. Lebih lanjut Nurhasan (2011:14),” besarnya tenaga yang digunakan oleh otot atau sekelompok otot saat melakukan kontraksi disebut dengan kekuatan (strength). Secara mekanis, kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh alat atau sekelompok otot dalam satu kontraksi maksimal.
Jadi berdasarkan defenisi di atas kekuatan otot lengan dapat di artikan sebagai kemampuan otot-otot untuk menerima tahanan atau beban pada saat tertentu dalam hal ini pada saat menerima
bola dalam permainan bola voli atau pada saat memainkan bola.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expost
facto”, Adalah penelitian sesudah
kejadian”. Dan pengambilan data dilakukan setelah tes dan pengukuran, (Lelono 2005:68). Lebih lanjut Dantes,2012:59 “ penelitian noneksperimen (expost facto) adalah
suatu pendekatan pada subyek penelitian untuk meneliti yang telah dimiliki oleh subyek penelitian secara wajar tanpa adanya usaha sengaja memberikan perlakuan untuk memunculkan variabe-variabel yang ingin diteliti.
Untuk lebih jelasnya penelitian ini dibuat suatu desain penelitian, Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1: Desain Penelitian
Keterangan :
1. X1 : Kecepatan reaksi
2. X2 : Kekuatan otot lengan
3. Y : Ketepatan passing bawah
HASIL PENELITIAN
Data hasil pengukuran yakni kecepatan reaksi (x1), kekuatan otot lengan(x2), dan ketepatan pasing bawah (y) sebagai berikut ;
(X1)
(Y) (X2)
Gambar 4.1. Grafik data hasil pengukuran kecepatan reaksi (X1)
Dari tabel 4.1. menunjukan bahwa rata-rata kecepatan reaksi peserta didik SDN Cindai Alus 11 adalah 2,4 s, Standar deviasi 0,51, data tertinggi 3,46 s, data terendah 1,19 s
Gambar 4.2. Grafik data hasil tes kekuatan otot lengan (X2)
Dari tabel 4.1. menunjukan bahwa rata-rata kekuatan otot lengan peserta didik SDN Cindai Alus 11 adalah 19,15 kali, Standar deviasi 3,34, data tertinggi 24 kali, data terendah 14 kali. 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 M N az ril Ilh am Dim as Y u d a P ra ta m a Ad ity a N u groh o Ah m ad Ba sit Rom y Faj ar Re n al d i D w i M Zu rk an i Raf lian sy ah Re h an M au lan a M Bas ir M Faq ih Rid h an i M Ram ad h an M Ran gga M Su p ian i Ap rian sy ah Did h an Rifan sy ah Diky H en d ra w an G an gs ar Ba gas Jo ki S u san to Re n d y Cah ya
Kecepatan Reaksi (X
1
)
second ( s)Nama peserta didik
0 5 10 15 20 25 30 M N az ril Ilh am Di m as Y u d a P ra ta m a Ad ity a N u groh o Ah m ad Ba sit Rom y Faj ar Re n al d i D w i M Zu rk an i Raf lian sy ah Re h an M au lan a M Bas ir M Faq ih Rid h an i M Ram ad h an M Ran gga M Su p ian i Ap rian sy ah Di d h an Rifa n sy ah Diky H en d ra w an G an gs ar Ba gas Jo ki S u sa n to Re n d y Cah ya
Kekuatan Otot Lengan (X
2
)
K
al
i
Gambar 4.3. Grafik data hasil tes ketepatan passing bawah
Dari tabel 4.1. menunjukan bahwa rata-rata ketepatan passing bawah peserta SDN Cindai Alus 1 adalah 7,5 , Standar deviasi 2,06, data tertinggi 11 kali, data terendah 4 kali.
Tabel 4.1. Data hasil pengukuran dan penghitungan t-score
No Nama Kecepatan Reaksi X1 (second) Kekuatan Otot X2 Lengan ( kali) Ketepatan Y Passing Bawah
Hasil T-Score Hasil T-Score Hasil T-Score
1 M Nazril Ilham 2,43 49,40 20 52,54 10 62,10
2 Dimas Yuda Pratama 1,19 73,88 17 43,57 9 57,26
3 Aditya Nugroho 2,37 50,59 20 52,54 8 52,42 4 Ahmad Basit 2,23 53,35 24 64,50 10 62,10 5 Romy Fajar 2,16 54,73 14 34,60 7 47,57 6 Renaldi Dwi 3,46 29,07 16 40,58 8 52,42 7 M Zurkani 2,86 40,91 17 43,57 4 33,04 8 Rafliansyah 2,92 39,73 17 43,57 4 33,04 9 Rehan Maulana 1,79 62,04 14 34,60 7 47,57 10 M Basir 2,35 50,98 24 64,50 11 66,95 11 M Faqih Ridhani 2,48 48,42 17 43,57 6 42,73 12 M Ramadhan 2,97 38,74 18 46,56 5 37,89 0 2 4 6 8 10 12 M N az ril Ilh am Dim as Y u d a P ra ta m a Ad ity a N u groh o Ah m ad Ba sit Rom y Faj ar Re n al d i D w i M Zu rka n i Raf lian sy ah Re h an M au lan a M Bas ir M Faq ih Rid h an i M Ram ad h an M Ran gga M Sup ian i Ap rian sy ah Did h an Rifan sy ah Diky H en d ra w an G an gs ar Ba gas Jo ki S u san to Re n d y Cah ya
Ketepatan Passing Bawah (Y)
13 M Rangga 2,40 50,00 23 61,51 7 47,57 14 M Supiani 2,68 44,47 20 52,54 7 47,57 15 Apriansyah 2,14 55,13 21 55,53 8 52,42 16 Didhan Rifansyah 2,48 48,42 24 64,50 10 62,10 17 Diky Hendrawan 2,02 57,50 16 40,58 7 47,57 18 Gangsar Bagas 2,68 44,47 20 52,54 7 47,57 19 Joki Susanto 2,72 43,68 17 43,57 5 37,89 20 Rendy Cahya 1,67 64,41 24 64,50 10 62,10 Rata-rata 2,4 50 19,15 50 7,5 50 Standar Deviasi 0,51 10 3,34 10 2,06 10 Tertinggi 3,46 73,89 24 64,50 11 66,95 Terendah 1,19 29,07 14 34,60 4 33,05 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis maka dilakukan penafsiran dengan cara statistik. Hasil dari pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi kecepatan reaksi
terhadap ketepatan passing bawah
bola voli mini.
Ho : Kx1y = 0 Hi : Kx1y > 0
Kritera Uji :Tolak Ho terima Hi apabila Fhitung > F (tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut = 18) = 4,41 Kritera Uji :Terima Ho tolak Hi apabila Fhitung < Ftabel
Hasil pengujian hipotesis regresi berarti kecepatan reaksi terhadap kemampuan passing
bawah (Fo= 4,67 > Ftabel(1/18) = 4,41), maka ada kontribusi kecepatan reaksi terhadap ketepatan
passing bawah. Dari hasil
perhitungan dapat disimpulkan bahwa: diperoleh kontribusi efektif sebesar 18,85% antara kecepatan reaksi terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini dan diperoleh kontribusi relatif sebesar 34,26% antara kecepatan reaksi terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini dan kontribusinya cukup signifikan.
2. Kontribusi kekuatan otot lengan
terhadap ketepatan passing bawah
bola voli mini.
Ho : Kx2y = 0 Hi : Kx2y > 0
Kritera Uji :Tolak Ho terima Hi apabila Fhitung > F (tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut = 18) = 4,41 Kritera Uji :Terima Ho tolak Hi apabila Fhitung < Ftabel
Hasil pengujian hipotesis regresi berarti kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing
bawah sepak bola (Fo= 11,77 > Ftabel(1/18)= 4,41), maka ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi efektif sebesar 36,15% terhadap ketepatan
passing bawah dan kekuatan otot
lengan memberikan kontribusi relatif sebesar 65,74% terhadap ketepatan passing bawah dan kontribusinya cukup signifikan.
3. Kontribusi kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap ketepatan
passing bawah bola voli mini.
Ho : Kx1x2y = 0
Hi : Kx1x2y > 0
Kritera Uji :Tolak Ho terima Hi apabila Fhitung > F (tabel (a = 0.05) dk pembilang = 2, dk penyebut = 17) = 3,59 Kritera Uji :Terima Ho tolak
Hi apabila Fhitung < Ftabel
Syarat-syarat untuk pengujian hipotesis telah terpenuhi, dengan demikian dapat dilakukan
pengujian hipotesis penelitian secara aman. Langkah selanjutnya akan menguji kontribusi antara kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini. Hasil pengujian hipotesis regresi berarti kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini (Fo = 10,39 > Ftabel(2/17) = 3,59), karena Fo lebih besar dari Ftabel, maka ada kontribusi kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kemampuan passing
bawah bola voli mini .
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan secara bersama-sama memberikan kontribusi efektif 55% terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini, sedangkan kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi relatif 100% terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini dan kontribusinya cukup signifikan. PEMBAHASAN
1. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi
kecepatan reaksi terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini di SDN Cindai Alus 1
Martapura, dengan kontribusi efektif sebesar 18,85% sedangkan kontribusi relatif 34,26% serta Fhitung = 4,67 > Ftabel = 4,41. Jadi ada kontribusi kecepatan reaksi (X1) terhadap ketepatan passing bawah (Y). Hal ini sesuai dengan hipotesis kecepatan reaksi merupakan faktor yang sangat menunjang akan terlaksananya keberhasilan dalam passing. Peran kecepatan reaksi sangatlah penting, Ismaryati (2006:72-73),” dalam banyak cabang olahraga, khususnya permainan dan lari cepat, kemampuan seorang atlet untuk mereaksi munculnya rangsang seperti, seperti misalnya datangya bola dari lawan pada permainan tenis, suara pistol dari starter pada lari 100 meter akann mempengaruhi penampilan. Dalam permaina bola voli seorang atlet harus menentukan reaksi yang tepat dalam berbagai kondisi misalnya ketika menerima bola dari lawan harus cepat dan tepat mengarakan bolanya agar dapat menghalau serangan lawan dan mendapatkan point.
2. Hasil analisis ternyata ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap ketepatan passing bawah
bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura, dengan kontribusi efektif sebesar 36,15% sedangkan kontribusi relatif 65,74% serta Fhitung = 11,77 > Ftabel = 4,41. Jadi ada kontribusi kekuatan otot lengan (X2) terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura (Y). Berdasarkan teori kekuatan (strength) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk menerima/menahan beban yang seberat-beratnya sewaktu bekerja, Riadi (2010:8). Kekuatan otot lengan dalam menahan dan mendorong bola dipukul balik ke atas untuk mengumpan ke kawan. Dengan otot yang kuat maka bola yang datang akan mudah untuk dipassing, karena bola yang datang memiliki gaya dorong yang kuat, sehingga apabila otot lengan tidak kuat, maka bola akan tidak terkontrol arah pergerakannya. Karena itu setiap pemain perlu didukung unsur fisik ini dan unsur fisik lainnya yang saling berkaitan untuk menghasilkan passing bawah yang akurat.
3. Hasil analisis dari penelitian ini ditemukan terdapat kontribusi antara ketiga variabel yaitu kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura, dengan kontribusi efektif sebesar 55% sedangkan kontribusi relatif 100% karena Fhitung = 10,39 lebih besar dari Ftabel = 3,59, jadi ada kontribusi antara kecepatan reaksi (X1) dan kekuatan otot lengan (X2) terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura (Y). Passing bawah adalah gerakan yang dilakukan pemain untuk mempertahankan bola ke arah yang dikehendaki pada temannya yang akan digunakan sebagai sarana serangan terhadap regu lawan. Pada passing terdapat beberapa sikap yang harus dikuasai dengan tepat agar bola dapat tepat sasaran Kharisma (2014:10). Ketepatan passing
bawah pada pemain bola voli mini
SDN Cindai Alus 1 Martapura sangat dipengaruhi fisik pemain jika fisiknya yaitu kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan baik maka kemampuan passing bawah akan baik pula, dengan kecepatan reaksi yang baik maka tubuh akan berada diposisi yang tepat untuk menerima bola dan kekuatan otot lengan yang baik maka akan menghasilkan ketepatan passing bawah pada pemain bola voli mini SDN Cindai Alus 1 Martapura yang lebih baik. Permainan bola voli dalam hal teknik pukulan yang paling dasar dalam bola voli adalah passing bawah. Dalam
passing bawah seorang pemain
bola voli sangat memerlukan kecepatan dalam bereaksi yaitu kaki yang cepat bergerak kepada arah bola yang datang sehingga posisi pada saat hendak melakukan
passing berada pada posisi yang
enak dan memudahkan untuk kemana pemain ingin menempatkan bola yang diarahkannya,
KESIMPULAN
1. Ada kontribusi kecepatan rekasi terhadap ketepatan passing bawah
bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura.
2. Ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap ketepatan passing
bawah bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura.
3. Ada kontribusi secara bersama – sama antara kecepatan reaksi dan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan passing bawah bola voli mini di SDN Cindai Alus 1 Martapura
SARAN
1. Bagi peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura yang ingin meningkatkan prestasi khususnya dalam bola voli mini hendaknya mempunyai reaksi yang cepat dan otot lengan yang kuat.
2. Bagi guru penjaskesrek agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evalusi kegiatan ekstrakurikuler yang di adakan. 3. Bagi peneliti sendiri hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan pengetahuan, berkenaan dengan pengembangan materi khususnya dalam cabang olahraga bola voli. 4. Bagi peneliti lain dapat dijadikan
sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis lebih lanjut dengan variabel – variabel dan sampel yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nuril. 2007. Panduan Olahraga
Bola Voli. Surakarta: Era
Pustaka Utama
Alwi, Hasan dkk. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode
Penelitian. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.
Harsono. 2000. Pemanduan Dan Pembinaan Bakat Usia Dini.
Jakarta: KONI.
Hartomo, Pandoyo Edi & Widyastuti,
Endang. 2010. Permainan Bola
Besar. Semarang: Aneka Ilmu.
Irwansyah. 2013. Penyelenggaraan Ektrakurikuler Bola Basket Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Barabai. Banjarbaru: JPOK
FKIP ULM.
Ismaryati. 2006. Tes & Pengukuran
Olahraga. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Lelono, Djoko. 2014. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah
Makalah. Banjarbaru: JPOK FKIP Unlam.
Riadi, Mastur. 2010. Raih Kebugaran
Jasmani Melalui Latihan Beban (Weight Training). Mataram:
Insitut Keguruan Ilmu Pendidikan Mataram.
Maulidyawati. 2014. Kontribusi Tinggi
Badan Dan Kelincahan
Terhadap Ketepatan Passing Bawah Pemain Bola Voli SDN
Pasar Arba Kabupaten
Tabalong. Banjarbaru: JPOK
FKIP ULM.
Muthohir, Toho Cholik. 2007. Sport
Development Index: Konsep,
Metodologi dan Aplikasi.
Jakarta: PT. INDEKS
Nurhasan. 2011. Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani. Gresik:
ABIL PUSTAKA.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Viera, Barbara L. & Ferguson, Bonnie Jill. 2000. Bola Voli Tingkat
Pemula. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Wahjoedi. 2001. Tes Pengukuran Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Makassar: BKS-PTN-INTIM.
Winarno dkk. 2015. Teknik Dasar Dan
Taktik Bermain Bola Voli.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Wiriawan, Oce. 2009. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar Dan Sekolah Olahraga Khusu Olahragawan.
________ .2014. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah. Banjarbaru: JPOK
FKIP ULM.
________.2014. Jurnal Olahraga
Pendidikan. Jakarta.
Kementerian Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia. Volume 1, Nomor 1, Mei 2014
________.2016. Peraturan Resmi Bola
Voli 2015-2016. Bandung.
PBVSI.
Kharisma, Tegar Bayu. 2014.
Pengembangan Pembelajaran
Permainan Bola Voli Mini Siswa Kelas V SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten
Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia. Jurnal Olahraga Pendidikan. Volume 1, Nomor
1, Mei 2014.
https://www.google.com/url? diakses pada 16/07/2016, 17.30 wita.
Mawarti, Sri. 2009. Permainan Bola Voli
Mini Untuk Anak Sekolah
Dasar. Yogyakarta: JPO FIK
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 6, Nomor 2, November 2009.https://www.google.com/ur l?saPermainan%2520Bolavoli% 2520Mini%2520utk%2520Anak %2520SD% &bvm=bv.142059868,d.c2I
diakses pada 17/06/2016, pukul 15.05 wita.
Regard. 2016. Gambar dan Ukuran lapangan Bola Voli Lengkap.
http://www.pojokilmu.com/wp- content/uploads/2016/01/ukuran-bola-voli.png di akses pada selasa, 03/01/2016 pukul 20.30 wita.
Stephani Yane. 2014.Hubungan Antara
Waktu Reaksi Dan Kekuatan
Otot Lengan Dengan
Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Pada Mahasiswa Putra
Semester II STIP-PGRI
Pontianak. Pontianak:
IKIP-PGRI Pontianak. Jurnal Pendidikan Olah Raga, Vol. 3,
No. 1, Juni 2014
http://journal.ikippgriptk.ac.id/in dex.php/olahraga/article/view/13 9/136 diakses pada selasa, 03/01/2016 pukul 08.35 wita.