• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER PADA PESERTA DIDIK SDN CINDAI ALUS 1 MARTAPURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER PADA PESERTA DIDIK SDN CINDAI ALUS 1 MARTAPURA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER PADA PESERTA

DIDIK SDN CINDAI ALUS 1 MARTAPURA

Rendy Depriyanto I, Drs. H. Athar, M.Kes, Drs. H. Sarmidi

PJKR JPOK FKIP

Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru

Rendy.depriyanto@gmail.com

ABSTRACT

RENDY DEPRIYNTO INFNTRIYUDA. 2017. “Contributions Height and Explosive Muscle Power Of Limbs Running Speed 40 Meters On Students SDN Cindai Alus 1 Martapura ". Thesis, Department of Education and Health, the Faculty of Education, University Mangkurat. Supervisor: (i) Drs. Athar, M.Kes, (II) Drs. H. Sarmidi, M.Kes.

This study aims to determine whether there is: 1) the contribution of height to the escape velocity of 40 meters on the learner SDN Cindai Alus 1 Martapura. 2) the contribution of leg muscle explosive power to the running speed of 40 meters on the learner SDN Cindai Alus 1 Martapura. 3) the contribution of height and leg muscle explosive power to the running speed of 40 meters on the learner SDN Cindai Alus 1 Martapura.

The method used in this research is ex post facto, with test and measurement techniques mengg. The population in this study were students of SDN Cindai Alus 1 Martapura Grade 5 totaling 96 students. While the sample of 20 people were taken by using purposive sampling.

The study concluded that: 1) There Height contribution towards the running speed of 40 meters learners SDN Cindai Alus 1 Martapura. 2) There's contribution Explosive Power

limb muscles against the running speed of 40 meters learners SDN Cindai Alus 1 Martapura. 3) There were contributions Height and Explosive Power limb muscles against

the running speed of 40 meters on the learner SDN Cindai Alus 1 Martapura.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan olahraga lari cepat sering kali ditandai dengan perkembangan prestasi olahraga disekolah-sekolah. Sekolah dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui maju tidaknya prestasi olahraga yang ada disekolah itu termasuk olahraga lari cepat. Kebanyakan dari prestasi yang maju hingga ke tingkat nasional dimulai dari bibit-bibit yang berasal dari sekolah –sekolah secara umum. Berkenaan

dengan prestasi lari cepat di sekolah, sesungguhnya siswa-siswa sekolah secara umum telah memiliki syarat umum untuk menjadi pelari cepat. Salah satunya ditandai dengan betuk fisik yang mendukung untuk menjadi seorang atlet yang handal. Beberapa ciri yang dimaksud seperti postur tubuh yang tinggi, dan tegap, tungkai yang panjang, dan proporsi bentuk tubuh yang tidak

gemuk dan tidak kurus. Selain itu unsur fisik kecepatan, kekuatan, daya ledak otot, fleksibilitas,dan reaksi sangat menentukan dalam keberhasilan lari cepat yang maksimal. Menjadi peserta didik berprestasi dibidang olahraga adalah harapan semua siswa terlebih bagi seorang atlet.

Untuk menjadi atlet lari jarak pendek 40 meter yang berprestasi ada

beberapa aspek yang harus

dikembangkan melalui latihan (Bompa, 1994:49), aspek-aspek tersebut yaitu: 1) persiapan fisik, 2) persiapan taktik, 3),persiapan teknik dan, 4) persiapan mental. Aspek kemampuan biomotor yang meliputi : kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan dan koordinasi juga harus dilatihkan dan dikembangkan, terutama pada atlet muda. Dalam lari 40 meter diperlukan penguasaan teknik start, teknik lari, teknik melewati garis

(3)

finish (aip syaifudin, 1992:41). Dalam melakukan gerakan lari 40 meter tersebut tidak lepas dari latihan yang baik dan teratur, jika ingin mencapai hasil yang maksimal.

Selama dalam pengamatan peneliti masalah yang terjadi adalah meski unsur postur tubuh yang baik, bahkan serta tidak jarang juga memiliki kekuatan, kecepatan dan daya ledak otot yang juga merupakan bagian yang harus dikembangkan lagi, namun tidak semua peserta didik dapat memahaminya dengan baik dan benar untuk kemudian melatihnya dengan memberikan program latihan yang tepat. Dengan kondisi kurangannya pemahaman mengenai hal ini seri kali prestasi peserta didik dalam bidang olahraga termasuk dalam hal ini lari cepat kurang maksimal, demikian pula dengan pengembangan cabang olahraganya sendiri juga kurang terarah.

Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk mendapatkan seorang pelari jarak pendek maka kegiatan seperti ekstrakulikuler hendaknya lebih ditingkatkan dengan dukungan dari pihak sekolah agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya sehingga meraka mampu berlatih dengan baik dan bisa mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti merasa tertartik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kontribusi

tinggi badan dan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter pada peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura”

Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan salah satuan yang utuh yang berkaitan langsung dengan postur tubuh secara keseluruhan. Tinggi badan menurut Nurhasan (2000:51) diartikan sebagai “

(4)

kepala, tanpa memakai alas kaki pada posisi berdiri tegak dengan posisi berdiri tegak dengan membelakangi skala ukur. Berdasarkan penjelasan diatas, pengertian tinggi badan dalam penelitian ini adalah ukuran tinggi atau panjang badan seseorang yang diukur dari atas kepala sampai batas telapak kaki (keseluruhan dari telapak kaki sampai kepala bagian atas).

Daya ledak Otot Tungkai

Otot kaki/tungkai merupakan otot yang memperkuat bagian bawah tubuh dan digunakan untuk menopang badan. Jadi sangat jelas otot kaki/tungkai dianggap sebagai otot yang paling banyak bekerja. Contohnya, saat kita berjalan, duduk, bahkan berlari itu sudah menguras energi dari otot kaki. Latihan yang rutin juga diharuskan untuk memperkuat otot kaki.

Daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi tahanan beban dalam suatu gerakan yang utuh (M. Sajoto, 1988:17). Daya ledak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya ledak otot tungkai yaitu merupakan kekuatan otot tungkai dalam mengatasi tahanan atau beban dalam suatu gerakan yang utuh dengan kecepataan yang singkat. Daya ledak ini merupakan suatu unsur diantara unsur-unsur komponen kondisi fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia yang dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan melakukan latihan tertentu yang sesuai.

Kecepatan lari 40 meter

Istilah kecepatan lari sering juga disebut dengan speed. Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan inti dan amat diperlukan agar dapat dengan segera memindah tubuh atau menggerakan anggota tubuh dari satu tempat dari ke tempat lainnya.menurut

(5)

M. Sajoto (1988:54) “kecepatan adalah

kemampuan untuk menempuh jarak tertentu, terutama jarak pendek dalam waktu sesingkat-singkatnya”.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Expost Facto, dengan teknik tes dan pengukuran.

Menurut Nyoman Dantes (2012:59)

Expost facto adalah suatu pendekatan pada suatu subjek penelitian untuk meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian secara wajar tanpa adanya usaha yang disengaja untuk memberikan perlakuan yang memunculkan variabel-variabel yang ingin diteliti oleh peneliti.

Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan : X1 = Tinggi badan (variabel bebas)

X2 = Daya ledak otot tungkai (variabel bebas) Y = Kecepatan lari 40 Meter (variabel terikat) Tinggi badan

X1

G G

X1

Daya ledak otot tungkai X2 X2 Kecepatan lari 40 Meter Y

(6)

HASIL PENELITIAN

Variabel bebas yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah tinggi badan (X1)

dan daya ledak otot tungkai (X2). Sebagai variabel terikat adalah kecepatan lari 40 meter

(Y).

Table 1 : Data Pengukuran dan Tes Tinggi Badan (X1), Daya Ledak Otot Tungkai

(X2) dan Kecepatan Lari 40 Meter pada Peserta Didik SDN Cindai Alus 1

Martapura Martapura (Y)

No Nama

Tinggi Badan (cm)

Daya Ledak Otot Tungkai (cm)

Lari 40 Meter (detik)

1 Tio Adi Nugruho 132 155 7,63

2 M Aruin Candra 134 151 7,03 3 Iqbal Muzaki 134 150 7,23 4 Abdi 129 152 7,87 5 Zainuri Bagus 133 152 7,25 6 M Haris Fadilah 131,3 151 7,52 7 M Junaidi 130,5 156 7,89 8 Rohman 131 141 9,22 9 M Satria 134 148 8,09 10 Putra Bayu 133,7 152 7,70 11 M Rezi 133 155 7,58 12 Arif Rahman 131 146 8,70 13 Bagus Hendra K 130 153 7,67 14 M Firhansyah 129 150 7,77 15 Rifki Bagus A 128,8 138 9,19

(7)

16 Ahmad Farizi 133 140 8,97

17 Herdiansyah 140 157 7,56

18 M Riefqi 134 149 7,84

19 Rycho Kurrniawan 139 154 6,78

20 M zaini 134 153 7,21

Untuk menghitung analisa hubungan dari variabel-variabel bebas dan terikat yaitu tinggi badan (X1) dan daya ledak otot

tungkai (X2) dan kecepatan lari 40 meter

(Y) di atas, maka data diolah menjadi T-Score dapat dilihat pada lampiran 23 Tabel 4.2. T-Score Tinggi badan (X1), Daya ledak Otot Tungkai (X2) dan

Kecepatan lari 40 meter (Y)

No Subyek

Tinggi Badan

Daya Ledak Otot

Tungkai

Kecepatan Lari 40 Meter

X1 T-Score X2 T-Score Y T-score

1 132 47,5784523393 155 59,1955032135 7,63 52,9700952940 2 134 54,3520122293 151 51,6115830374 7,03 61,6630571300 3 134 54,3520122293 150 49,7156029934 7,23 58,7654031847 4 129 37,4181125044 152 53,5075630814 7,87 49,4929105596 5 133 50,9652322843 152 53,5075630814 7,25 58,4756377902 6 131,3 45,2077063779 151 51,6115830374 7,52 54,5638049639 7 130,5 42,4982824219 156 61,0914832575 7,89 49,2031451650 8 131 44,1916723944 141 32,6517825972 9,22 29,9337464284 9 134 54,3520122293 148 45,9236429054 8,09 46,3054912197 10 133,7 53,3359782458 152 53,5075630814 7,70 51,9559164131 11 133 50,9652322843 155 59,1955032135 7,58 53,6945087803 12 131 44,1916723944 146 42,1316828173 8,70 37,4676466864

(8)

13 130 40,8048924494 153 55,4035431254 7,67 52,3905645049 14 129 37,4181125044 150 49,7156029934 7,77 50,9417375322 15 128,8 36,7407565154 138 26,9638424652 9,19 30,3683945202 16 133 50,9652322843 140 30,7558025532 8,97 33,5558138601 17 140 74,6726918992 157 62,9874633015 7,56 53,9842741749 18 134 54,3520122293 149 47,8196229494 7,84 49,9275586514 19 139 71,2859119542 154 57,2995231695 6,78 65,2851245617 20 134 54,3520122293 153 55,4035431254 7,21 59,0551685792

Berdasarkan table diatas memperlihatkan bahwa data dari tinggi badan (X1) skor terendah 128,8 dan skor tertinggi 140, diperoleh rata - rata 132,715 dan standar deviasi 2,95, daya ledak otot tungkai bahwa data didapat

skor terendah 138 dan skor tertinggi 157, diperoleh rata - rata 150,15, kecepatan lari 40 meter bahwa didapat skor terendah 9,22 dan skor tertinggi 6,78 diperoleh rata – rata 7,835.

Pengujian Hipotesis

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: tinggi badan dan daya ledak otot tungkai secara bersama-sama memberikan kontribusi efektif 67% terhadap kecepatan lari 40 meter sepak bola, sedangkan tinggi badan dan daya ledak otot tungkai memberikan

kontribusi relatif 100% terhadap kecepatan lari 40 meter dan kontribusinya cukup signifikan.

Tabel 4.10 Hasil uji hipotesis kontribusi (X1, X2, Y), tinggi badan,

daya ledak otot tungkai dan kecepatan lari 40 meter

(9)

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan statistik dan analisis maka dapat dijelaskan, sebagai berikut

ada kontribusi tinggi badan terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura dinyatakan Signifikan, karena Fhitung =

5,79 > Ftabel = 4,41. Jadi ada kontribusi

tinggi badan (X1) terhadap kecepatan lari

40 meter (Y).

ada kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura dinyatakan Signifikan, karena Fhitung =

38,20 > Ftabel = 4,41. Jadi ada kontribusi

daya ledak otot tungkai (X2) terhadap

kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura (Y).

Hasil analisis dari penelitian ini ditemukan terdapat kontribusi antara ketiga variabel yaitu tinggi badan dan

Variabel Hipotesis Fo Ftabel Kesimpulan Kontribusi

KX1Y Ho: Kx1y = 0 5,79 4,41 Signifikan Efektif: 17,66% Hi: Kx1y ≠ 0 Relatif: 26,36% KX2Y Ho: Kx2y = 0 38,20 4,41 Signifikan Efektif: 49,34% Hi: Kx2y ≠ 0 Relatif: 73,64% KX1X2Y Ho: Kx1x2y = 0 16,97 3,59 Signifikan Efektif: 67 % Hi:Kx1x2y ≠ 0 Relatif: 100 %

(10)

daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura dinyatakan Signifikan, karena Fhitung =

16,97 lebih besar dari Ftabel = 3,59, jadi

ada kontribusi antara tinggi badan (X1)

dan daya ledak otot tungkai (X2)

terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura (Y).

Dengan melihat hasil perhitungan kontribusi antara tinggi badan dan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura, maka hal ini sejalan dengan pendapat dari buku Lumintuarso (2002,5) yang menyatakan bahwa “kecepatan lari itu ditentukan oleh

panjang langkah dan juga frekuensi langkah untuk bisa berlari cepat. Panjang langkah sangat ditentukan oleh ukuran tubuh seperti postur tubuh, tinggi badan dan panjang tungkai serta unsur biomotor seperti kecepatan, power dan

koordinasi. Sedangkan frekuensi langkah itu ditentukan oleh tingkat koordinasi dan teknik”. Sehingga pendapat tersebut

dapat diterima karena sesuai dengan hasil yang telah dianalisa oleh peneliti.

Melihat hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa lari cepat 40 meter akan semakin baik apabila seseorang mempunyai badan yang tinggi dan juga mempunyai daya ledak otot tungkai yang besar beserta tugas dan fungsi motorik lainnya maka akan terlihat hasil kecepatan lari yang bagus.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada kontribusi tinggi badan terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura.

2. Ada kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 40

(11)

meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura.

3. Ada kontribusi secara bersama – sama antara tinggi badan dan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura.

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, dapat disarankan beberapa hal, antara lain:

1. Bagi peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura yang ingin meningkatkan prestasi khususnya dalam lari cepat 40 meter hendaknya mempunyai badan yang tinggi dan daya ledak otot tungkai yang besar.

2. Bagi guru penjas dengan penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembinaan prestasi peserta didik kearah yang lebih baik salah satu masukan dan bahan ilmu pengetahuan dalam kegiatanbelajar

khususnya mengenai lari cepat 40 meter.

3. Bagi sekolah: hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas peserta didik dalam bidang olahraga khususnya lari cepat 40 meter.

4. Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan pengetahuan, berkenaan dengan pengembangan materi khususnya dalam cabang atletik. 5. Bagi peneliti lain dapat dijadikan

sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis lebih lanjut dengan variabel – variabel dan sampel yang lebih beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Yusuf. (1992). Olahraga Pilihan Atletik. Departemen pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

(12)

Syarifuddin Aip. (1992). Atletik.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ismaryati. (2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. LPP dan UPT Penerbitan dan percetakan UNS.

Lumintuarso, Ria. 2002. Instrumen Pemanduan Bakat Atletik. Jakarta: Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa. Ali Lukman. (1991). Kamus Besar

Bahasa Indonesia Edisi Perdana Jakarta : Balai Pustaka

Sajoto Mochamad. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.

Munasifah. (2008). Atletik cabang lompat. Jakarta : Aneka Ilmu Norperdie. (2007). Hubungan Antara

Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Dengan Prestasi Lari 50 Meter Pada Siswa SLTP Negeri 1 Martapura : Depdiknas JPOK FKIP Unlam.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga.

Bandung : Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Dantes Nyoman. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Sudjana. (2005). Metode Statistika Edisi Ke. 6. Bandung : Tarsito. Sugiono. (2011). Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Wahjoedi. (2000). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta : PT. Rajagrafiindo Persada

Gambar

Table 1 : Data Pengukuran dan Tes Tinggi Badan (X 1 ), Daya Ledak Otot Tungkai
Tabel  4.2.  T-Score    Tinggi  badan  (X 1 ),  Daya  ledak  Otot  Tungkai  (X 2 )  dan
Tabel  4.10  Hasil  uji  hipotesis  kontribusi (X 1 , X 2 , Y), tinggi badan,

Referensi

Dokumen terkait

Judul Proposal Skripsi : Hubungan Minat dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika kelas VII di MTs N 2 Surakarta Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi,

(4) Dengan berdasarkan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tentang Organisasi BUMDES yang terdiri dari pemilik, komisaris dan pengelolah Usaha/Manajer serta membuat dan

Rapat Bidang Ke-2 pada hari Minggu ini, 31 Mei 2015 agar kiranya Tuhan senantiasa memberikan hikmat dan kepekaan bagi setiap Majelis Jemaat untuk dapat merumuskan dan

Hasil penelitian Pada hasil tes Tinggi Badan dan Berat Badan dapat diketahui bahwa atlet sepak bola LSA persiapan mengikuti elite pro academy persela yang masuk kategori

Sedangakan apabila Matrik_logika watermark tidak sama dengan Matrik_logika citra ber-watermark, hasil proses deteksi memberikan nilai 0 yang mengindikasikan bahwa

Ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap kualitas layanan dan kepuasan konsumen secara bersama- sama dengan loyalitas konsumen, semakin tinggi