Potret Politik Anggaran Untuk Perlindungan
Lingkungan dan Usulan Kebijakan Insentif Fiskal
berbasis Ekologi Daerah
Roy Salam
Direktur IBC
Komitmen Pemerintah Memiliki Target Yang Ambisius Dalam Menjaga
Lingkungan dan Penurunan Emisi
• RPJMN 2020-2024 diklaim sebagai RPJMN Hijau yang pertama di Indonesia dimana
mencantumkan kebijakan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim sebagai salahsatu prioritas pembangunan nasional.
• Target penurunan emisi, gas rumah kaca pada tahun 2024 sebesar 27,3% menuju 29% ditahun 2030 dan intensitas emisi gas rumah kaca sebesar 31,6%.
• RPJMN telah menetapkan beberapa indikator dan target spesifik pembangunan mengenai lingkungan hidup untuk dicapai di tahun 2024, antara lain:
1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) mencapai 69,7 di tahun 2024;
2. Luas area dengan nilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV) dipertahankan secara nasional dari 52 juta ha (2019) menjadi 70 juta ha (2024);
3. Luas kawasan konservasi yang dikelola atau dipertahankan seluas 27 juta ha;
Meskipun mengalami pertumbuhan rerata
9,8%
pertahun, namun proporsi belanja
fungsi perlindungan lingkungan hidup
relatif kecil rerata hanya
0,9%
dari total belanja
pemerintah setiap tahunnya
.
9.33 9.87 8.85 10.61 13.71 16.09 13.91 16.69 0.8% 0.8% 0.8% 0.8% 0.9% 1.1% 0.7% 0.9% -11.9% 5.9% -10.4% 20.0% 29.2% 17.4% -13.6% 20.0% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 0 5 10 15 20 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Outlook 2021 APBN Pe rsen tase T ril iu n Ru pi ah
Grafik. Perkembangan Belanja Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup, 2014 - 2021
Fungsi Perlindungan Lingkungan Proporsi dari Belanja Pusat Pertumbuhan
15,5% Belanja Pemerintah Disedot Untuk Fungsi Pertahanan, Ketertiban
dan Keamanan
Pelayanan UmumRp526,2 T
(26.9%)
Ekonomi Rp511,3 T (26.2%) Perlindungan Sosial Rp260,1 T (13.3%) Pendidikan Rp175,2 T (9.0%)Ketertiban dan Keamanan Rp166,6 T (8.5%) Pertahanan Rp137,2 T (7.0%) Kesehatan Rp111,7 T (5.7%)
Perumahan dan Fasilitas Umum
Rp33,2 T (1.7%)
Perlindungan Lingkungan Hidup Rp16,7 T (0.9%) Agama Rp11,1 T (0.6%) Pariwisata, Rp5,3 T (0.3%)
Total Belanja
Pemerintah Pusat
Rp1.954,5 T
53% Belanja Fungsi PLH Berasal Dari Anggaran Kementerian ATR/BPN.
Sementara 64% Digunakan Untuk Jenis Belanja
KLHK
Rp6,00 T
(36%)
KKP,Rp103,9 M
(1%)
Kemen ATR/BPNRp8,93 T
(53%)
BIGRp1,27 T
(8%)
BA BUN (Hibah)Rp387,8 M
(2%)
K/L Yang Membelanjakan Fungsi
Perlindungan LH
Total Belanja
Fungsi PLH
Rp16,7 T
Pegawai
Rp3,53 T
(21%)
Barang
Rp10,58 T
(64%)
Modal
Rp2,2 T
(13%)
Hibah
Rp387,8 M
(2%)
Komposisi Jenis Belanja
Fungsi PLH
Total Belanja
Fungsi PLH
Rp16,7 T
Anggaran PLH Paling Besar Dialokasikan Untuk Dukungan Manajemen
Sebesar 39,82%
No
Nama Program
Pagu (Rp)
Proporsi
1
Dukungan Manajemen
6,645,769,420,000
39.82%
2
Kualitas Lingkungan Hidup
917,198,889,000
5.50%
3
Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
2,960,964,361,000
17.74%
4
Ketahanan Bencana & Perubahan Iklim
200,949,088,000
1.20%
5
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
5,520,000,000
0.03%
6
Pengelolaan Perikanan dan Kelautan
19,800,000,000
0.12%
7
Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan
4,239,239,784,000
25.40%
8
Penyelenggaraan Penataan Ruang
221,337,000,000
1.33%
9
Penyelenggaraan Informasi Geospasial
1,090,543,800,000
6.53%
10
Pengelolaan Hibah Air Limbah dan Sanitasi
387,785,000,000
2.32%
Jumlah
16,689,107,342,000
100.00%
Belanja Transfer Ke Daerah Tahun 2021 Untuk Sektor Sumber Daya Alam
Jumlahnya Lebih Rendah 8,4% Dibandingkan Sebelum Adanya Pandemi Covid-19
5,028.8 4,916.4 3,386.9 4,504.6 0.0 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0 6,000.0 2019 2020 2020-P 2021
Tren TKDD SDA, 2019-2021
Terjadi Penurunan Alokasi DBH SDA Ditahun 2020 Namun Meningkat
Kembali Di APBN 2021
2,673.5 2,413.7 1,719.9 1,897.6 1,798.2 1,890.5 1,565.3 1,854.0 530.2 612.2 48.7 700.0 26.9 0.0 53.1 53.1 0.0 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0 6,000.0 2019 2020 2020-P 2021Tren TKDD SDA, 2019-2021
PBB - Kebun Hutan SDA Kehutanan DAK Fisik LHK DAK Non Fisik - Sampah
Namun demikian alokasi TKDD selama ini dihasilkan dari sumber-sumber
Ditingkat Daerah, Alokasi APBD untuk Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup
Relatif Kecil, Terutama Pada Tingkat Provinsi
0.10% 0.53% 0.30% 1.66% 0.50% 0.25% 1.62% 0.15% 9.23% 0.62% 0.83% 1.24% 0.17% 0.04% 0.28% 1.29% 0.26% 0.28% 0.35% 0.23% 0.33% 0.24% 1.31% 0.25% 0.23% 0.09% 0.63% 0.42% 0.87% 1.57% 0.78% 0.31% 0.49% 0.27% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% Ac eh Sum ut Sum ba r Ri au J am bi Sum s el Beng k ul u Lam p ung J ak arta J abar J
ateng DIY Jati
m Kal bar Kal teng Kal s e l Kal ti m Sul ut Sul teng Sul s e l Sul tra Bal i NT B NT T Mal uk u Papu a Mal ut Bant en Babe l G oron tal o Kepr i Papu a Barat Sul bar K al ta ra
Proporsi Belanja Daerah Provinsi Untuk Fungsi Lingkungan Hidup Dari Total APBD TA 2019
Daerah Provinsi: rata-rata sebesar
2,3%
termasuk Jakarta dan sebesar0.5%
tanpa memasukan DKI JakartaDaerah Kabupaten/Kota: rata-rata sebesar
2,0%
Melaku skema penyaluran TKDD berbasis kinerja dan peningkatan akuntabilitas.
Redesain Pengelolaan TKDD
Pendanaan infrastruktur daerah melalui creative financing
Mendukung Target RPJMN dalam Pencapaian
Pembangunan Infrastruktur melalui implementasi Standar Harga Satuan
Regional (SHSR) dan Penyusunan Bagan Akun Standar (BAS) Meningkatkan Kinerja TKDD dan Reformasi APBD
Terutama mendukung sektor Pendidikan dan Kesehatan Sinergi TKDD dan Belanja K/L
melalui: (a) Pembangunan aksesibilitas dan konektivitas sentra pertumbuhan; dan (b) Dukungan insentif kemudahan investasi, dan dukungan UMKM Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional
APBN 2021: Arah dan Focus Kebijakan TKDD
1
2
3
Peningkatan quality control
anggaran TKDD Peningkatan peran daerah dalam pemulihan ekonomi
Peningkatan kualitas
kesehatan dan Pendidikan
Alokasi Dana Insentif Daerah (DID) Cenderung Meningkat Namun Kriteria Penilaian DID
Perlu Diperluas Bagi Daerah Yang Berprestasi Dalam Menjaga Lingkungan dan Menurunkan
Emisi
1.20 1.39 1.39 1.39 1.39 1.66 5.00 7.50 8.50 10.00 18.50 13.50 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021Perkembangan Anggaran Dana Insentif Daerah (DID) Pada APBN 2010-2021
• Anggaran DID di APBN terus meningkat
hingga 11 kali lipat sejak pertama di tetapkan tahun 2010 lalu
• Total anggaran DID mulai tahun 2010 s.d 2021 mencapai Rp71,42 Trilyun.
• Namun selama ini kategori kinerja dan
indicator yang dikembangkan sebagai basis pengalokasian DID,, belum memberikan
perhatian kepada Daerah yang memiliki kinerja baik dalam menjaga lingkungan hidup termasuk mengurangi ketimpangan gender.
• Perlu upaya untuk mendorong kolaborasi
pemerintah (pusat dan daerah) untuk bersama-sama melakukan perlindungan lingkungan, salah satunya adalah dengan memberikan insentif daerah dengan basis kinerja perlindungan lingkungan.
Catatan Penutup
• Target pembangunan yang ambisius dalam RPJMN Hijau 2020-2024 perlu
didukung dengan komitmen politik anggaran yang mendorong kontribusi dari
kinerja daerah.
• Perlindungan Lingkungan Hidup harus dimainstreaming dalam pembangunan
sectoral dan diikuti dengan peningkatan alokasinya.
• Pemerintah dan DPR perlu memberikan penghargaan berupa insentif anggaran
kepada daerah yang memiliki inovasi dan prestasi dalam menjaga lingkungan
dan menurunkan emisi.
• Reformasi TKDD yang diusung pemerintah perlu dintegrasikan dalam Perubahan
UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah.
13