• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TERHADAP PERHITUNGAN DAN LAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR SKRIPSI OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TERHADAP PERHITUNGAN DAN LAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR SKRIPSI OLEH"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH

ROSLINDAH

105730519215

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIDANBISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

ANALISIS TERHADAP PERHITUNGAN DAN LAPORAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA

MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh :

ROSLINDAH

105730519215

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku, saudara-saudaraku serta keluarga dan orang-orang yang kusayangi lainnya yang selalu mendoakanku dan menyemangatiku dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

MOTTO HIDUP

”Jangan Ingat Lelahnya Mengerjakan Skripsi Tapi Ingat Buah Manis Yang Akan Dipetik Kelak Ketika Sukses”

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Roslindah, Tahun 2019. Analisis Terhadap Perhitungan Dan Laporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Ansyarif Khalid dan Ibu Pembimbing II Endang Winarsih

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hasil perhitungan dan laporan pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif Kualitatif. Dalam mengumpulkan data tersebut menggunakan teknik wawancara dan Dokumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perhitungan dan laporan pajak penghasilan pasal 21 pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, sudah sesuai dengan dengan peraturan perpajakan yang baru akan tetapi Perusahaan Daerah Air Minum kurang teliti dalam memperhatikan status pegawai untuk perhitungan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji karyawan.

(8)

viii ABSTRACT

Roslindah, 2019. Analysis of Income Tax Reports and Income Tax Article 21 Employees at Makassar Municipal Water Supply Company (PDAM), Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Supervisor I Ansyarif Khalid and Supervisor II Endang Winarsih

This study aims to determine the results of calculation and income tax article 21 article on employee income in the Regional Drinking Water Company (PDAM) Makassar City in accordance with Law No. 36 of 2008. The type of research used in this research is a case study research with a descriptive approach Qualitative. In collecting the data using interview techniques and documents. Data collection in this study was carried out by going directly to the research location. The results showed that the calculation and report of income tax article 21 at the Makassar Municipal Water Supply Company was in accordance with the new tax

regulations but the Regional Water Supply Company was not careful in paying attention to employee status for calculating Article 21 income tax on employee salaries.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

مي ِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Bantaeng” dapat terselesaikan.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Secara khusus ucapan sayang dan terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis bapak Rusli dan ibu Nurliah yang tak pernah berhenti memberikan doa, harapan, restu, semangat, cinta dan kasih sayang yang begitu tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendukung dan memberi perhatian penuh dan selalu memberikan semangat hingga penulis bisa sampai ditahap ini.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis sejak awal proses penyusunan skripsi dan mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd.Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

(10)

x

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE, M.Si.Ak.CA.CSP selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Dr. Ansyarif Khalid, SE., M.Si. Ak. CA selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta memberkan motivasi dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini

5. Ibu Endang Winarsih, SE.,M.Ak selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini

6. Bapak dan Ibu dosen, serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang banyak membantu dan memberikan ilmu yang tak terhingga kepada penulis selama menempuh studi

7. Seluruh Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang telah memberi izin dan memberikan informasi kepada penulis terkait data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian

8. Seluruh teman-teman jurusan Akuntansi angkatan 2015 khususnya Ak.15A yang selalu belajar bersama, berbagi dan menciptakan kenangan selama masa perkuliahan.

9. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

(11)

xi

Mudahan-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikumWr.Wb

Makassar, 28 Oktober 2019 Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv HALAMAN PENGESAHAN ... v SURAT PERNYATAAN ... vi ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Masalah ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

B. Tinjauan Empiris ... 20

C. Kerangka Konsep ... 28

BAB III Metode Penelitian... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

(13)

xiii

C. Sumber Data ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data... 31

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Metode Analisis ... 31

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 33

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 33

1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

2. Visi Misi Organisasi ... 34

3. Struktur Organisasi ... 36

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 54

1. Penghasilan karyawan pada kantor PDAM Kota Makasssar ... 55

2. Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan ... 56

3. Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Undang-Undang ... 69

4. Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan dan Menurut Undang-Undang ... 82

5. Analisis Penyetoran dan Pelaporan PPh 21... 86

BAB V Penutup ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tarif pph 21 ... 12

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 4:1 Penghasilan Karyawan PDAM Kota Makassar ... 55

Tabel 4:2 Daftar Nama Karyawan PDAM ... 56

Tabel 4:3 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan A PDAM ... 59

Tabel 4:4 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan B PDAM ... 61

Tabel 4:5 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan C PDAM ... 63

Tabel 4:6 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan D PDAM ... 66

Tabel 4:7 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan E PDAM ... 68

Tabel 4:8 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan A Menurut Undang- Undang ... 71

Tabel 4:9 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan B Menurut Undang- Undang ... 73

Tabel 4:10 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan C Menurut Undang- Undang ... 76

Tabel 4:11 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan D Menurut Undang- Undang ... 78

Tabel 4:12 Data Hasil Perhitungan PPh 21 Karyawan E Menurut Undang- Undang ... 80

Tabel 4:13 Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan Dan Menurut Undang-Undang ... 82

Tabel 4:14 Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan Dan Menurut Undang-Undang ... 83

Tabel 4:15 Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan Dan Menurut Undang-Undang ... 84

Tabel 4:16 Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan Dan Menurut Undang-Undang ... 84

Tabel 4:17 Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Perusahaan Dan Menurut Undang-Undang ... 85

Tabel 4:18 Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan PDAM Kota Makassar ... 86

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 29 Gambar 4:1 Struktur Organisasi ... 36 Gambar 4:2 Flowchat Proses Transaksi ... 54

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa tau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama (Eva 2017:3)

Peran pajak bagi negara Indonesia berfungsi sebagai alat penerima negara dan berfungsi sebagai pengatur atau sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa yang akan datang. Salah satu pendapatan negara yang paling besar adalah dari sektor pajak. Bagi negara pajak adalah sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Dari sektor ekonomis pajak merupakan pemindahan sumber daya sektor privat ke sektor publik. Pemindahan tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja sektor privat agar tidak terjadi gangguan yang serius terhadap jalannya perusahaan maka

(17)

pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik (Suandy 2011:1).

Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Dan yang menjadi subjek pajaknya adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi dan badan maupun Bentuk Usaha Tetap yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Salah satu pajak yang dibebankan pemerintah kepada masyarakatnya adalah pajak penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun (Muljono 2006:27).

Perusahaan sebagai wajib pajak badan/pemilik perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak (PPh Pasal 21) atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan pegawai atau bukan pegawai. Apabila perusahaan tidak melaksanakan kewajiban pemotongan pajak dikenakan sanksi perpajakan yang berlaku wewenang yang diberikan kepada perusahaan hanya memotong pajak yang terutang karyawan, bukan menarik atau menerima pajak. Kewajiban perusahaan untuk memotong pajak harus sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan yang terkait sehingga pajak yang dipotong perusahaan untuk karyawan tidak terlalu besar dan tidak

(18)

terlalu kecil yang nantinya akan mempengaruhi take home pay karyawan (Eva 2017).

Untuk melaksanakan kewajiban perpajakan, wajib pajak harus memahami ketentuan-ketentuan umum perpajakan. Salah satu ketentuan tersebut yaitu mengenai Self Assessment System. Dalam self Assessment System seluruh proses pelaksanaan kewajiban perpajakan dimulai dari menghitung dan menetapkan besarnya pajak terutang, menyetorkan pajak terutang ke kas negara, melaporkan perhitungan dan penyetoran serta mempertangungjawabkan semua kewajibna yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Salah satu jenis pajak penhghasilan yang menggunakan Withholding System yaitu pajak peghasilan (PPh) Pasal 21. PPh Pasal 21 merupakan pajak terutang atas penghasilan yang menjadi honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribai dalam negeri. Undang-undang yang dipakai untuk menagatur besarnya tarif pajak, tata cara pembayaran dan pelaporan pajak yaitu Undang-undang No.36 tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan bagi Undang-Undang terdahulu yaitu Undang-Undang No.17 tahun 2000, yang sah diberlakukan per tanggal 1 Januari 2009 (Nabella 2017)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil Judul

“Analisis Terhadap Perhitungan dan Laporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan adalah. Apakah perhitungan dan laporan pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil perhitungan dan laporan pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sebuah referensi dalam penelitian-penelitian berikutnya dengan topik yang sejenis dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan atau menambah pemahaman dan pengetahuan dengan topik perpajakan 2. Manfaat bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan atau menambah pemahaman dan pengetahuan tentang mekanisme perpajakan atas kepatuhan wajib pajak terhadap aturan-aturan mengenai pajak penghasilan dan dapat digunakan sebagai acuan, masukan, atau pedoman bagi suatu perusahaan sebagai suatu bahan alternatif dalam

(20)

menyelesaikan atau memecahkan suatu permasalahan terutama dalam bidang perpajakan.

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Defenisi Pajak

Pajak menurut Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran raky at. Sedangkan menurut beberapa ahli dalam buku Waluyo (2011:2).

2. Pajak Penghasilan

Undang-Undang pajak penghasilan (PPh) mengatur pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak penghasilan menrima atau memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang PPh disebut wajib pajak. Wajib pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak (Mardiasmo 2011:135).

(22)

3. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan (Sumarsan 2017:5).

4. Konsep Pajak

Defenisi pajak menurut Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasaerkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo 2011:1)

5. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008, pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Pajak penghasilan merupakan pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan progresif, proporsional atau regresif.

(23)

6. Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

a. Tujuan Perhitungan Pajak

Perhitungan pajak dimaksudkan untuk mengetahui besaran pajak setiap tahun. Untuk pegawai yang tidak mempunyai gaji tambahan dapat menyerahkan perhitungan ini ke bagian payroll officer dan tinggal menunggu formulir bukti potong PPh yang sudah dipotong oleh perusahaan setiap bulannya. Seseorang harus menghitung utang pajak penghasilannya bilamana mempunyai penghasilan diluar gaji atau penghasilan dari isteri yang bekerja sendiri/wiraswasta, dengan cara perhitungan di atas, dikurangi dengan penghasilan yang sudah dipungut perusahaan atau pihak lain.

b. Penyetoran Pajak

Penyetoran pajak wajib dilakukan oleh para Wajib Pajak dalam memenuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam menyetor pajak dibutuhkan Surat Setoran Pajak (SSP), yaitu surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran.

c. hal-hal yang harus diisi denga lengkap dan benar dalam pembayaran pajak

1) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2) Nama dan alamat Wajib Pajak

3) Kode MAP (Mata Anggaran Penerimaan) dan KIS (Kode Jenis Setoran) yang menunjukkan jenis pajak

(24)

5) Nomor STP/skp (khusus untuk pembayaran STP/skp) 6) Jumlah Pembayaran

d. Tempat Pembayaran

1) Tempat pembayaran dan penyetoran pajak adalah Kantor Pos dan Giro serta Bank-Bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Anggran.

2) Direkotrat Jenderal Pajak tidak dibenarkan menerima setoran gaji dan Wajib Pajak

3) Untuk pembayaran fiskal luar negeri selain ditempat-tempat tersebut diatas, dapat dilakukan pada loket-loket pembayaran yang telah disediakan di pelabuhan keberangkatan

e. Pelaporan Pajak

Pelaporan Pajak wajib dilakukan oleh Wajib Pajak untuk memenuhi dan mentaati perundang-undangan yang sudah ditentukan. Praktik peraturan pajak di Indonesia ini menggunakan system self assessment yang berarti Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Dalam pelaporan pajak ini dibutuhkan Surat Pemberitahuan (SPT).

Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(25)

7. Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Objek Pajak PPh Pasal 21 penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah: (Mardiasmo 2016:203)

a. Penghasilan yang diterima tau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.

c. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminanan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 (dua) tahun sejak pegawai berhenti bekerja

d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan.

e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan jasa yabg dilakukan.

f. Imbalan kepada peserta kegiatan, anatara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

g. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebaai pegawai tetap pada perusahaan yang sama.

(26)

h. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh manta pegawai.

i. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

j. Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diperole oleh:

1) Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus

2) Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus

Penghasilan sebagaimana tersebut di atas yang diterima atau diperoleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri merupakan penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21. Sedangkan apabila diterima atau diperoleh orang pribadi Subjek Pajak luar negeri merupakan penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26.

8. Tarif Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan peraturan Direkrorat Jenderal Pajak Nomor PER-31/JP/2009 tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan pelapoan Pajak Penghasilan Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi. Peraturan tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Menteri Keuangan-252/PMK.03/2008, tentang petunjuk pemotongan atas penghasilan

(27)

sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi. Untuk menghitung pajak penghasilan pasal 21, terlebih dahulu diketahui dasar pengenaan pajaknya. Untuk Wajib Pajak dalam negeri dan Badan Usaha Tetap, yang menjadi dasar pengenaan pajaknya adalah Penghasilan Kena Pajak. Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak dihitung dengan cara mengalihkan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak sesuia dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 didasarkan pada tarif progresif, yaitu tarif yang didasarkan pada lapisan Penghasilan Kena Pajak, yang artinya persentase tarif yang digunakan semakin besar jika jumlah yang dikenakan pajak semakin besar. Adapun tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan, yaitu:

Tabel 2.1

Tarif Penghasilan Pasal 21

No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

1 Rp 0 – Rp 50.000.000 5%

2 Diatas Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15% 3 Diatas Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%

4 Diatas Rp 500.000.000 30%

Sumber : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Tarif berdasarkan pasal 17 ayat (1) huruf “a” Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2008, diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak dari:

a. Pegawai tetap

b. Penerima pensiun berkala yang dibayarkan secara bulanan

c. Penerima tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulanan.

(28)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) dapat dihitung sebesar: a. Bagi Pegawai Tetap

Besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) bagi pegawai tetap adalah sebesar penghasilan netto dikurangi PTKP, sedangkan penghasilan netto dihitung seluruh penghasilan bruto dikurangi dengan:

1) Biaya jabatan

2) Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjamgan hari tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

b. Bagi Penerima Pensiun Berkala:

Besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah bagi penerima pensiun berkala sebesar penghasilan netto dikurangi PTKP. Besarnya penghasilan netto adalah seluruh jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun.

9. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ini tidak sama dari tahun ke tahun. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menetapkan perubahan PTKP berdasarkan sejumlah pertimbnagan seperti kondisi perekonomian nasional, pergerakan upah minimun dan biaya hidup manusia. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dapat dilihat dibawah ini:

(29)

b. Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin Rp 4.500.000

c. Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp 54.000.000

d. Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 4.500.000 untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

10. Wajib Pajak PPh Pasal 21

Penerimaan penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan: (Mardiasmo 2016:201)

a. Pegawai

b. Penerimaan uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya, c. Bukan pegawai yang menrima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:

1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan akuntaris

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, dan seniman lainnya

3) Olahragawan

4) Penasihat, pengajar, pe;atih penceramah, penyuluh, dan moderator

(30)

5) Pengarang, peneliti, dan penerjamah

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan

7) Agen iklan

8) Pengawas atau pengelola proyek

9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara

10) Petugas penjaja barang dagangan

11) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya

d. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama e. Mantan Pegawai

f. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain:

1) Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya

2) Peserta rapat, konforensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja

3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu

(31)

4) Peserta pendidikan dan pelatihan 5) Peserta kegiatan lainnya

11. Bukan Subjek Pajak PPh Pasal 21

Yang tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: (Waluyo 2011:209)

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indoneia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaan tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. b. Pejabat perwakilan organisasi internaional sebgaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (1) huruf “c” Undang-Undang Pajak Penghasilan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghsilan dari Indonesia.

12. Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 sebagai berikut: (Waluyo 2011:211)

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, suransi jiwa, asuransi dwiguna, asuransi beasiswa.

(32)

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan?atau kenikmatan dalam bentuk apaun yang diberikan oleh wajib pajak atau pemerintah, kecuali penghasilan dimaksud diberikan oleh:

1) Bukan Wajib Pajak

2) Wajib Pajak yang dikenakan pajak penghsilan yang bersifat final 3) Wajib Pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan

norma perhitungan khusus

c. Iuran Pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari iuran jaminan hari tua kepada jamsostek yang dibayarkan oleh pemberi kerja

d. Zakat yang diterima oleh pribadi yang berhak dari badan atau terhadap amal zakat yang bentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak yang bersangkutan.

e. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) “i” Undang-Undang Pajak Penghasilan

13. Dasar Pengenaan Pajak

Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah Penghasilan Kena Pajak, sedangkan untuk Wajib Pajak luar negeri adalah penghasilan bruto (Mardiasmo 2016)

(33)

14. Cara Menghitung Penghasilan Kena pajak

Penghitungan besarnya penghasilan netto bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

a. menggunakan pembukuan

b. Menggunakan norma penghitungan penghasilan netto

15. Jenis-Jenis Pajak Penghasilan

Terdapat beberapa jenis pajak penghasilan yaitu: (Siti 2016) a. Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh oran pribadi subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak penghasilan.

b. Pajak penghasilan Pasal 26

PPh pasal 26 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh oran pribadi subjek pajak luar negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak penghasilan

c. Pajak Penghasilan Pasal 22

Pajak penghasilan pasal 22 merupakan pembayaran pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh:

(34)

1) Bendahara pemerintah, termasuk bendahara pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkaitan dengan pembayaran atas penyerahan barang, termasuk juga dalam pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama;

2) Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain seperti kegiatan usaha produksi barang tertentu antara lain otomotif dan semen;

3) Wajib Pajak teruntuk memungut d. Pajak Penghasilan Pasal 24

Ketentuan pasal 24 Undang-Undang PPh mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri. Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia.

e. Pajak Penghasilan Pasal 25

Ketentuan pasal 25 Undang-Undang pajak penghasilan mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan.

(35)

B. Tinjauan Empiris

Untuk melakukan penelitian ini, tdak terlepas dari penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari yang sedang dilakukan oleh peneliti, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

Franko Kalangi (2014) yang berjudul tentang Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Hotel Sahid Kawanua Manado. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaittu mengenai bagaimana penerapan Tax Planning atas pajak penghasilan karyawan Hotel Sahid Kawanua Manado. Analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, menyusun, mengimplementasikan informasi yang ada dan menganalisis data. Langkah-langkah dalam perencanaan pajak yaitu menganalisis informasi yang ada, membuat satu atau lebih kemungkinan jumlah pajak, mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak, mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak, memutahirkan rencana pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hotel Sahid Kawanua Manado telah menerapkan perencanaan dengan baik yaitu dengan memberikan tunjangan pajak kepada karyawan yang dapat mengurangi penghasilan bruto perusahaan untuk meminimalkan beban pajak tanpa melanggar Undang-Undang yang berlaku.

Vinry Y Pangandaheng, Inggriani Elim, dan Heince R.N Wokas (2017) yang berjudul Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap Atas Berlakunya PMK RI NO: 101/PMK.010/2016 Tentang PTKP Studi

(36)

Kasus Pada PT. Bank Sulutgo Cabang Tahuna. Dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada PT. Bank Sulutgo Cabang Tahuna sesuai dengan Undang-Undang No 36 Tahun 2008 dan prosedur yang diatur dalam Peraturan Perpajakan yang berlaku di Indonesia, dan PT. Bank Sulutgo Cabang Tahuna melakukan perhitungan PTKP sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 101/PMK.010/2016.

Desi, Edison Sagala, dan Elidawati (2018) yang berjudul tentang Analisis PPh 21 Terhadap Gaji Karyawan Pada PT. Kencana Utama Sejati. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesalahan pada status atau jumlah tanggungan beberapa karyawan, dimana kesalahan tersebut terjadi kesalahan pada perhitungan yang mengakibatkan jumlah yang dilaporkan lebih besar dari yang seharusnya, dan penyetoran PPh Pasal 21 menjadi tidak sesuai dikarenakan jumlah yang disetorkan lebih banyak yang dikarenakan adanya kesalahan status karyawan PT. Kencana Utama Sejati.

Nugrahini Kusmawati dan Novi Liana (2013) tentang Penerapan Perencanaan Pajak Atas Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Karyawan Primkokas (Primer Koperasi Karyawan Krakatau Stell) Cilegon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan sebenarnya berdasarkan apa yang dampak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan PPh Pasal 21 Primkokas sudah melakukan perhitungan pasal

(37)

21 sesuai dengan Undang-Undang perpajakan hanya saja dalam perhitungan PPh Pasal 21 karyawan Primkokas menggunakan Groos Up Method yaitu dengan memberikan tunjangan pajak kepada karyawan sebesar pajak terutangnya.

Renald Runtuwarow dan Inggriani Elim (2016) tentang Analisis Penerapan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Penerapan Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Perhitungan PPh Pasal 21 gaji PNS pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulut telah dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008.

Nabella L Baguna, Sifrid S Pangemanan, dan Treesje Runtu (2017) tentang Analisis Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Pada PT. Metode penelitian ini adalah metode analisi deskriptif, Bank Rakyat Indonesia menjelaskan bahwa Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Manado, belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan karena kurang teliti dalam memperhatikan status pegawai untuk perhitungan PPh Pasal 21 terhadap gaji pegawai tetap.

Nosevira, Lintje Kalangi, dan Dhullo Afandy (2018) tentang Analisis Sistem Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Karyawan di

(38)

Kantor Kesyhabandaran Dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Bitung. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitiannya ketentuan objek PPh Pasal 21 menurut PER-16/PJ/2016, masih terdapat objek PPh Pasal 21 yang belum dipungut oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Bitung yaitu fee atas jasa servis AC, komputer dan pemeliharaan gedung kantor dan gaji cleaning service, sedangkan untuk Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasian Pasal 21 telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Eva Elisa Setiawati (2017) tentang Evaluasi Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) 21 Atas Penghasilan Karyawan Pada PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif,dan hasil penelitian ini membuat kesimpulan bahwa secara umum pelaksanaan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 pada PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten Sukabumi selaku pemotong pajak telah melakukan perhitungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(39)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti/Tah un Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Franko Kalangi (2014) Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Hotel Sahid Kawanua Manado Metode Deskriftip

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hotel Sahid Kawanua Manado telah menerapkan perencanaan dengan baik yaitu dengan memberikan tunjangan pajak kepada karyawan yang dapat mengurangi penghasilan bruto perusahaan untuk meminimalkan beban pajak tanpa melanggar Undang-Undang yang berlaku. 2 Vinry Y Pangandahe ng, Inggriani Elim, dan Heince R.N Wokas (2017) Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap Atas Berlakunya PMK RI NO: 101/PMK.010/2 016 Tentang PTKP Studi Kasus Pada PT. Bank Sulutgo Cabang Tahuna Metode Deskriptif Kualitatif Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada PT. Bank Sulutgo Cabang Tahuna sesuai dengan Undang-Undang No 36 Tahun 2008 dan prosedur yang diatur dalam Peraturan Perpajakan yang berlaku di indonesia, dan PT Bank Sulutgo Cabang Tahuna melakukan perhitungan PTKP sesuai dengan Peraturan Menteri

(40)

Keuangan Republik Indonesia No: 101/PMK.010/2016. 3 Desi, Edison Sagala, dan Elidawati (2018) Analisis PPh 21 Terhadap gaji Karyawan pada PT. Kencana Utama Metode Kuantitatif

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesalahan pada status atau jumlah tanggungan beberapa karyawan, dimana kesalahan tersebut terjadi kesalahan pada perhitungan yang mengakibatkan jumlah yang dilaporkan lebih besar dari yang seharusnya dan penyetoran PPh Pasal 21 menjadi tidak sesuai dikarenakan jumlah yang disetorkan lebih banyak yang dikarenakan adanya kesalahan status karyawan PT. Kencana Utama Sejati 4 Nugrahini Kusumawati dan Novi Liana (2013) Penerapan Perencanaan Pajak Atas Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Karyawan Primkokas (Primer Koperasi Karyawan Krakatau Stell) Cilegon. Metode Deskriptif Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pasal 21 Primkokas sudah melakukan perhitungan pasal 21 sesuai dengan Undang-Undang perpajakan hanya saja dalam perhitungan PPh pasal 21 karyawan

(41)

Primkokas menggunakan Groos Up Method yaitu dengan memberikan tunjangan pajak kepada karyawan sebesar pajak terutangnya. 5 Renald Runtuwarow dan Inggriani Elim (2016) Analisi Penerpan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas gaji Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara Metode deskriptif Perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji PNS pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulut telah dilakukan dengan benar seuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan No.36 tahun 2008. 6 Nabella L Baguna, Sifrid S. Pangemanan , dan Treesje Runtu (2017) Analisis Perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Metode Deskriptif Hasil ini menjelaskan bahwa perhitungna pajak penghasilan Pasal 21 pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Manado, belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan

karena kurang teliti dalam

(42)

memperhatikan status pegawai untuk perhitungan PPh Pasal 21 terhadap gaji pegawai tetap. 7 Nosevira H.K. Rumondor, Lintje Kalangi, dan Dhullo Afandy (2018) Analisis Sistem Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Karyawan di Kantor Kesyhabandaran Dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Bitung Metode Kuantitatif Hasil penelitiannya ketentuan objek PPh Pasal 21 menurut PER-16/PJ/2016, masih terdapat objek PPh Pasal 21 yang belum dipungut oleh Kantor Kesyhabandaran dan otoritas Pelabuhan Kelas I bitung yaitu fee atau jasa servis AC, komputer dan pemeliharaan gedung kantor dan gaji cleaning service, sedangkan untuk perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku 8 Eva Elisa Setiawati (2017) Evaluasi Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) 21 Atas Penghasilan Karyawan Pada Metode Deskriptif Eksploratif

Hasil penelitian ini membuat kesimpulan bahwa secara umum pelaksanaan perhitungan pajak penghasilan (PPh)

(43)

PDAM Tirta Jaya Mandiri

Kabupaten Sukabumi

Pasal 21 pada PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten Sukabumi selaku pemotong pajak telah melakukan perhitungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. C. Kerangka Konsep

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang, sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Pemungutan adalah pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain. Dalam setiap penyetoran yang akan dilakukan oleh Wajib pajak harus adanya Pelaporan pada Departemen Perpajakan, mengenai besarnya jumlah pajak yang harus dibayar. Pelaporan adalah pemberitahuan yang berfungsi sebagai sarana bagi Wajib Pajak didalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak terutang yang sebenarnya. Setelah itu, tahap selanjutnya Wajib Pajak harus melaksanakan pembayaran , dimana pembayaran tersebut bisa melalui bankpemerintah maupun bank swasta, kantor pos atau pembayaran secara elektronik (online).

(44)

Seluruh ketentuan diatas diatur dalam PPh Pasal 21, dimana pemotongan pajak merupakan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan dengan penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah dapat digambarkan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar

Laporan Pajak

Pajak Penghasilan Pasal 21

(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsi masalah yang telah di indentifikasikan dan terbatas pada sejauh mana usaha untuk mengungkap masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga merupakan pengungkapan fakta-fakta yang ada.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, yang bertempat di Jl. DR. Ratulangi No.3, Mangkura, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245 sedangkan waktu untuk penelitian ini dilakukan selam 2 (dua) bulan.

C. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah Data Sekunder

yaitu berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku, internet, Undang-Undang dan data perusahaan.

(46)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) bagian sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yaitu tanya jawab secara langsung kepada pihak perusahaan yang menangani pajak penghasilan pegawai dalam memperoleh data yang diperlukan.

2. Dokumen

Dokumen yang dijadikan sumber informasi bagi penulis adalah dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat penulis. Dokumen tersebut dapat berupa catatan, arsip gaji, serta perundang-undangan dan dokumen lain yang mendukung pencairan informasi yang diperoleh dari objek penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan peniliti dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Perekam Suara 2. Buku Catatan 3. Alat Tulis

4. Daftar Pertanyaan Wawancara

F. Metode Analisis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif karena memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, yaitu

(47)

dengan cara mengumpulkan, menguraikan, dan menghitung dan membandingkan suatu keadaan serta menjelaskan suatu keadaan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang meliputi perhitungan dan laporan pajak penghasilan pasal 21.

(48)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar , terus menerus meningkatkan pembangunan melalui pembangunan demi pembangunan lintasan sejarah yang cukup panjang, berawal pada tahun 1924 dengan membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama Waterleidjding Bedrijf kapasitas produksi dapat diakses 50 L/detik, dimulai pada jaman pendudukan Jepang tahun 1937ditingkatkan menjadi 100 I/detik. Air baku diambil dari sungai berjarak 7 km disebelah selatan kota, dipompa melalui saluran tertutup ke Instalasi Ratulangi.

Tahun 1974 berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madya Ujung Pandang. Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-angsur menigkatkan kapasitas produksi.

Tahun 1976 perubahan status PDAM, dari Dinas Air Minum Perusahaan, Air Minum Kodya Ujung Pandang sesuai dengan Perda No.21/P/II/1976. Dengan kapasitas produksi terpasang PDAM naik menjadi 50 L/detik, turunkan akibat kenaikan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makasssar yang semakin meningkat, maka pada tahun1977 dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) II Panaikang dengan kapasitas terpasang pertama

(49)

500 L/detik. Sumber air baku diambil dari Bendung Lekopancing Sungai Maros mencapai 29,6 km dari Kota Makassar, kemudian tahun 1989 IPA Panaikang meningkatkan kapsitasnya menjadi 1000 L/detik.

Tahun 1985 melalui paket pengembangan Perumnas Intalasi Pengolahan Air (IPA) III Antang dengan kapasitasawal 20 L/detik, awal tahun 1992 dibangun IPA Antang 2 (dua) dengan demikian total kapasitas IPA ntang menjadi 40 L/detik, dari dua Instalasi Pengolahan Air. Untuk memenuhi kebutuhan udara bersih sesuai wlayah pelayanan IPA Antang dimana jumlah pelanggan terus bertambah, maka 2003 PDAM Kota Makassar menambah kapsitas produksi dari 40 L/detik menjadi 90 L/detik.

Tahun1993 lewat paket bantuan pemerinth pusat, dibangun Pengolahan Air (IPA) IV Maccini Sombala Kapasitas terpasang sumber air baku Sungai Jeneberang.

Tahun 1998 di bangun IPA V Somba opu dengan kapasitas produksi tahap awal 1.000 L/detik yang terletak di Kab. Gowa yang memanfatkan sumber air bendungan dan dioperasikan awal tahun 2001.

2. Visi Misi Organisasi

Adapun Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar :

a. Visi

Mewujudkan menjadi salah satu perusahaan air minum terbaik, mandiri dan professional berwawasan global

(50)

1) Memberikan pelayanan air minum sesuai standar kesehatan dengan tersedianya air baku yang optimal

2) Menyediakan air minum yang berkualitas, kuantitas, dan kontinuitas

3) Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada masyarakat

4) Menjadikan perusahaan yang profesional dengan sumber daya yang berkompetensi & berdaya saing global

5) Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri & produktifitas yang efisien serta berdaya saing global

(51)

3. Struktur Organisasi dan Job Description a. Struktur organisasi

(52)

b. Job Description 1) Dewan Pengawas

Dewan pengawas, mempunyai tugas:

a) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM

b) Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau tidak minta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani laporan Triwulan dan Laporan Tahunan;

c) Memeriksa dan menyampaikan rencana strategis bisnis( Busenis Plan/Coorporate Plan), dan Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan;

d) Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut bidang masing-masing untuk masa 12 (dua belas) bulan dan sesuai dengan tahun buku PDAM; e) Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6

(enam) bulan sekali untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah yang di hadapi oleh PDAM dan bilamana di perlukan sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat untuk menentukan keputusan mengenai hal-hal yang mendesak;

(53)

f) Merumuskan kebujaksanaan PDAM secara terarah dalam bidang perencanaan modal, penggunaan dana , pemanfaatan dan pengamanan air baku, peningkatan kapasitas produksi air, perluasanmaupun rehabilitasi jaringan transmisi distribusi air minum sesuai kebijaksanaan pemerintah untuk untuk jangka pendek danjangka panjang;

g) Mengadakan penilaian atas prestasi kerja anggota Direksi PDAM atas hasil-hasil yang telah di capai dan mengusulkan penggatian dan pengangkatan anggota direksi baru kepada Walikota;

h) Menyelenggarakan pembinaan dan pengarahan kepada direksi PDAM berdasarkan kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan dalam keputusan rapat Dewan pengawas mengenai pelaksanaan ketentuan ketentuan yang dimaksud.

2) Direktur Utama

Direktur utama mempunyai tugas :

a) Menyusun rencana kegiatan anggaran PDAM, koordinasi dan kepegawaian seluru kegiatan operasional PDAM b) Pembinaan kepegawaian, pengurusab dan pengelolaan

kekayaan PDAM serta penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;

(54)

c) Menyusun rencana strategis bisnis 5 (lima) tahunan (busines Plan/coorporate Plan) yang disahkan pleh Walikota melalui usul Dewan Pengawas;

d) Menyusun RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana strategis bisbis (busines Plan/coorporate Plan) kepada Walikota melalui Dewab Pengawas;

e) Penandatanganan bersama Direktur Utama dan direktur keuangan untuk persetujuan pembayaran atas dokumen tagihan dan atau pengeluaran perusahaan ;

f) Menyusun laporan triwulan dan laporan tahunan PDAM.

3) Direktur Umum

Direktum umum mempumyai tugas :

a) Menyusun rencana kegiatan, pegendalian dan pengawasan penyelenggaraan administrasi umum, kepegawain dan Perlengkapan PDAM;

b) Menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan teknis pengelolaan urusan ketatausahaan umum dan ruma tangga PDAM;

c) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program pelaksanaan pendayagunaan pegawai PDAM;

d) Penyiapan rumusan pelaksanaan kebijaksanaan dibidang pengelolaan data elektronik, kehumasan, hukim dan protokol serta pelayanan pengaduan pelanggan;

e) Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis dalam pengelolaan meliputi pengadaan, pencatatan, inventarisasi,

(55)

pengawasan dan pengendalian terhadap asset/barang milik PDAM;

f) Melaksanakan koordinasi dengan direktur lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

g) Menyusun laporan kegiatan sesuai bidang tugas. Dalam melaksanakan tugas Direktur Umum dibantu oleh:

Bagian Umum dan Kepegawaian

Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas tugas; a) Penyusunan rencana kerja pembinaan ketatausahaan,

pengolahan data elektronik, kearsipan, kerumahtanggaandan protokol/perjalanan dinas;

b) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dan dan peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan pegawai PDAM sesuiai dengan norma, standar dan prosedur yang di tetapkandalam peraturan,perundang-undangan;

c) Pelaksanaan pembinaan mental, spiritual dan jasmani bagi egawai dan keluarga;

d) Pelaksanaan pembinaan Kesehatan dan-Keselamatan Kerja (K3);

e) Penyusunan lapor hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagaian dan Kepegawaian di bantu oleh:

(56)

b) Seksi Pendayagunaan Pegawai; c) Seksi Rumah Tangga

Bagian Hubungan Langganan

Hubungan langganan mempunyai tugas:

a) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya;

b) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis perumusan program standarisasi kinerja perencanaan pelayanann hubungan langganan yang meliputi bidang hukum dan bidang kehumasan serta pembinaan tenaga pengamanan kantor (security);

c) Pelaksanaan kegiatan dan penyusunan pedoman serta petunjuk tekispembinaan di bidang perumusan peraturan perusahaan, telaahan hukum, memfasilitasi pemberian bantuan hukum, mempulikasikan dan mendokumentasikan produk hukum PDAM;

d) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pogram telaahan dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan penyiapan bahan rancangan peraturan PDAM;

e) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dan pengembangan hubungan masyarakat untuk memperjelas kebijakan PDAM serta penyelenggaraan pelayanan pengaduan pelanggan;

(57)

f) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program hubungan antara PDAM dengan pelanggan termasuk memperjelas kebijakan PDAM;

g) Penyiapan bahan bimbingan pengumpulan informasi melalui media cetak/elektronik untuk memperoleh data/informasi yang benar serta distribusi bahan-bahan penerbitan;

h) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Hubungan Langganan di bantu oleh:

a) Seksi Hukum; b) Seksi Humas.

Bagian Perlengkapan

Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas:

a) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsi ; b) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis perumusan

program standarisasi di bidang perencanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan barang inventaris dan pembinaan administrasi pengelolaan asset/barang serta asuransi barang milik PDAM;

c) Penyimpanan bahan dan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana kegiatan pengadaan barang dan jasa baik dan yang dilaksanakan secara langsung maupun

(58)

melalui pelelangan elektronik (E-Procurement) sesuai ketentuan yang berlaku;

d) Penyiapan bahan dan penyusunan rencana dan program pengelolaan asset/barang milik PDAM serta pelaksanaan pensertifikatan tanah milik PDAM;

e) Penyelenggaraan pengelolaan pergudangan; f) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Perlengkapan dibantu oleh:

a) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan b) Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan

4) Direktur Keuangan

Direktur Keuangan, mempunyai tugas:

a) Pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan di bidang keuangan;

b) Perencanaan dan pengendalian sumber-sumber pendapatan, serta mengatur penggunaan kekayaan perusahaan;

c) Penyusunan RKAP dan penetapan besarnya modal kerja perusahaan, merumuskan kebijaksanaan mengenai penggunaan keuangan;

d) Penandatanganan bersama Direktur Keuangan dan Direktur Utama untuk persetujuan pembayaran atas dokumen tagihan dan atau pengeluaran perusahaan;

(59)

e) Penyelenggaraan pembukuan dan pembuatan laporan keuangan ;

f) Penilaian terhadap usulan untuk penetapkan kebijakan pembelian barang/jasa kebutuhan perusahaan sesuai perkembangan dan kemampuan;

g) Penyiapan rencana pembiayaan investasi dan tambahan modal perusahaan;

h) Penyiapan data/bahan penetapan dan atau penyesuaian tarif rekening air PDAM;

i) Pelaksanaan koordinasi dengan direktur lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

j) Penyusunan laporan kegiatan sesuai bidang Tugas. Dalam Melaksanakan tugas Direktur Keuangan di bantu Oleh:

a) Bagian Anggaran dan Perbendaharaan; b) Bagian Verfikasi dan Akuntansi.

Bagian Anggaran dan Perbendaharaan

Bagian Anggaran dan Perbendaharaan,mempunyai tugas: a) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan

fungsinya;

b) Penyiapan dokumen Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (Busines plan/Coorporate plan);

c) Penyusunan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Bisnis (Busines plan/Coorporate plan);

(60)

e) Penyiapan dokumen pencarian dana berupa Surat Perintah Membayar untuk di setujui bersama oleh Direktur Keuangan dan di rektur Utama;

f) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian pengujian kebenaran penagihan dan penerbitan dokumen pencarian dana dan mengadakan keuangan serta membina perbendaharaan;

g) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Anggararan dan Perbendaharaan di bantu oleh:

a) Seksi Anggaran;

b) Seksi Perbendaharaan.

Bagian Verifikasi dan Akuntansi

Bagian Verifikasi dan Akuntansi, mempunyai tugas:

a) Penyusunan rencana kerja sesuai Tugas pokok dan fungsinya;

b) Pelaksanaan verfikasi terhadap dokumen-dokumen keuangan;

c) Penyiapan pembukuan secara sistematis dan kronologis serta penyiapan Laporan tahunan pelaksanaan RKAP serta pelaksanaan pemeriksaan/penelitian terhadap realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan PDAM;

d) Pelayanan kegiatan pemeriksaan oleh pihak auditor internal dan eksternal ;

(61)

f) Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan keuangan secara berkala terhadap realisasi anggaran dari Unit/satuan kerja;

g) Penyiapan bahan penyusunan rekonsiliasi pinjaman secara berkala;

h) Pelaksanaan pengawasan, pencatatan dan analisa terhdap transaksi dan biaya;

i) Melakuakan pencatata, mutasi dan realisasi anggaran berdasarkan RKAP;

j) Penyusunan laporan hasil Pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Verfikasi dan Akuntansi di bantu oleh:

a) Seksi Verfikasi;

b) Seksi Akuntansi dan Pelaporan.

5) Direktur Teknik

Direktur Teknik, mempunyai tugas:

a) Menyususn rencana kegiatan pengendalian dan pemgawasan penelenggaraanadministrasi bidang perencanaan teknik, produksi dan istalasi, pemeliharaan serta pengendalian kehilangan air;

b) Pengkajian secara berkala terhadap business plan dan corporate plan perusahaan dan perumusan strategi perusahaan serta kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan;

(62)

c) Penyiapan dan rencana pengusulan pendidikan dan pelatihan tenaga teknik;

d) Pengkoordinasian dan pengendalian sumber air baku, instalasi/meter produksi dan sistem distribusi;

e) Pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia;

f) Perumusan dan penetapan kebijaksanaan mengenai peningkatan hasil produksi, distribusi dan operasional teknik lainnya;

g) Pelaksanaan kuantitas, kualitas dan kontiounitas (3k) pelayanan air kepada pelanggan;

h) Menyusun rencana dan penyiapan data kehilangan airpada jaringan distribusi;

i) Pengendalian dan pengawasan kehilangan air pada jaringan distribusi;

j) Pengendalian koordinasi dengan Direktur lainnya untuk rencana pelaksanaan tugas;

k) Menyusun laporan kegiatan sesuai bidang tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Direktur bidang Teknik dibantu oleh:

a) Bagian perencanaan teknik b) Bagian produksi dan istalasi;

c) Bagian distribusi dan kehilangan air.

Bagian Perencanaan Teknik

(63)

a) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

b) Penyiapan rencana/desain tentang jaringan pipa, kontruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal, pengembangan sumber air baku dan perencanaan lainya sesuai kebutuhan;

c) Pelaksanaan koordinasi dan perencanaan pengembangan pelanggan meliputi survey, pengukuran serta pembuatan rencana anggaran biaya;

d) Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan;

e) Penataan dan pengelolaan data teknik menyangkut jaringan pipa, kontruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal.

Dalam melaksanakan tugasnya bagian perencanaan teknik dibantu oleh:

a) Seksi perencanaan dan pemetaan; b) Seksi pegawaian teknik.

Bagian Produksi Dan Istalasi

Bagian produksi dan istalasi, mempunyai tugas :

a) penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan funsinya;

b) menyusun rencana kegiatan dan pengawasan perencanaan tugas seksi IPA I dan II, III, IV, V dan seksi laboratorium;

(64)

c) pengedalian dan pengawasan secara berkalah terhadap kuantitas ( jumlah), kualitas (mutu) dan kontiunitas (keberlanjutan) produksi air minum serta penyusunan laporan produksi air scara berkala;

d) Pelaksanaan pemeliharaan/perawatan dan perbaikan peralatan meliputi, intake dan IPA serta pengujian peralatan produksi;

e) Penyusunan rencana kebutuhan material produksi dan pengadaan bahan-bahan kimia dan mengontrolkulitas air; f) Pelaksanaan kegiatan produksi air minum meliputi

penyiapan air baku, intake, kinenrja IPA dan pengujian laboratorium;

g) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Produksi dan Instalasi di bantu oleh:

a) Seksi IPA I dan IPA II; b) Seksi IPA III;

c) Seksi IPA IV; d) Seksi IPA V

e) Seksi Laboratorium.

Bagian Industri dan Kehulangan Air

Bagian Distribusi dan Kehilangan Air,mempunyai tugas:

a) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan tanggung jawab;

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep .....................................................................
Tabel 2.2  Penelitian Terdahulu  No  Nama  Peneliti/Tah un  Judul  Metode  Penelitian  Hasil Penelitian  1  Franko  Kalangi  (2014)  Perencanaan Pajak Penghasilan  Pasal  21  pada  Hotel  Sahid  Kawanua  Manado  Metode  Deskriftip
Gambar 2.1  Kerangka Konsep
Tabel  diatas  menunjukkan  data  hasil  perhitungan  pajak  penghasilan  pasal  21  yang  harus  dipotong  oleh  masing-masing  karyawan Perusahaan Daerah Air Minum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan skema ini terlihat bahwa dana yang diberikan oleh pemerintah/ lembaga penaung akan membuat perpustakaan (dengan citra baru hasil kerjasama) berkembang sehingga

Besarnya zona yang rusak “ Crushed Zone ” yang dibentuk oleh Gun Perforasi yang mengakibatkan adanya hambatan aliran atau skin, sehingga dapat diketahui

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 30 hari terhadap jumlah individu larva ikan botia yang mati setiap harinya, maka dapat dilakukan penghitungan terhadap sintasan

Peningkatan Kemahiran Menulis Teks Berita Dengan Menggunakan Teknik JIGSAW Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Miftahul’Ulum Tanjungpinang Tahun Pelajaran

Pratama ini dikatakan sangat jelas dan terlaksana dengan baik, Herry menjelaskan bahwa pada tiap organ perusahaan telah tertulis terperinci masing- masing tugas

1 Sproket 20 Engkol Data Buah Kelapa Setelah Dilakukan Penambahan Engkol dengan jarak antara mata pisau 215 mm. Sehingga dalam pengujian dengan menggunakan

Siswa 3 : “Ya keluar kelas cari temen, kalau pas pelajaran ya ngobrol sama temen.” Peneliti : “Kalau di suruh ngerjain latihan soal itu kamu lebih suka sendiri atau

Dalam penyusunan skripsi ini objek penelitian yang diambil adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Setiabudi Satu yang terletak di Jakarta selatan, karena merupakan daerah