SISTEM KETATANEGARAAN
DALAM
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
OLEH :
KISNU HARYO KARTIKO, SH. MA.
BIODATA
NAMA :
KISNU HARYO KARTIKO, SH, MA
TEMPAT/TGL.LAHIR : YOGYAKARTA, 1 JANUARI 1956 ALAMAT : KOMP. DPA-RI No. 59, MERUYA SELATAN, JAKARTA BARAT JABATAN : TENAGA PROFESIONAL BIDANG POLITIK
LEMHANNAS RI
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
a) SD KINTELAN 2 YOGYAKARTAb) SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA
c) SMA NEGERI 1 (TELADAN) YOGYAKARTA
d) SARJANA HUKUM, FAKULTAS HUKUM UNIV. GAJAH MADA
e) MASTER OF ART (I.R), FAKULTAS SOSPOL UNIV. GAJAH MADA
f) CANDIDATE DOCTOR INTERNATIONAL RELATIONS UNIV. PADJADJARAN
RIWAYAT PENDIDIKAN LAIN-LAIN :
a) ALUMNI PPRA XLII LEMHANNAS RI (2008)b) DIKLATPIM TK II LAN
c) PELATIHAN PENELITI DI LIPI DAN UGM d) PELATIHAN PANITERA
.
RIWAYAT PEKERJAAN :
a) PENGACARA LPPH GOLKAR b) SEKRETARIS KETUA DPA-RI
c) DIREKTUR PROGRAM & PENGEMBANGAN DEPTAPLAI LEMHANNAS RI d) PUREK III UNIVERSITAS KEBANGSAAN INDONESIA
e) DIREKTUR PT. BUDI KARSA EDUKASI
f) DIRUT PT. GRIYA ARTISSA & PT. STARNESIA SENI INDONESIA g) SEKJEN ASSOSIASI IMPRESARIAT INDONESIA (ASPINDO)
h) PENGAJAR MATERI “TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN” i) TENAGA AHLI PENGAJAR BIDANG POLITIK LEMHANNAS RI k) KETUA UMUM LKBH KORPRI NASIONAL
RIWAYAT ORGANISASI :
a) DEWAN MAHASISWA UNIVERSITAS GAJAH MADA b) LPPH GOLKAR
c) HIMAMI YOGYAKARTA
d) KETUA DEPARTEMEN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN HUKUM DEWAN PENGURUS KORPRI NASIONAL
RIWAYAT KELUARGA :
OTORIANISME
(NEGARA-NEGARA BLOK
TIMUR)
DEMOKRASI
(NEGARA-NEGARA BLOK
BARAT)
VS
F FUKUYAMA
THE END OF HISTORY AND LAST MAN
SP HUNTINGTON
THE CLASH OF CIVILIZATIONS AND THE REMAKING OF WORLD ORDER
DENIEL BELL
THE END OF IDIOLOGI
JOHN NAISBITT
GLOBAL PARADOKS
DAVID HELD
MODELS OF DEMO-CRACY
JEAN FRANCOISN R
CIRI DEMOKRASI
(LARRY DIAMONT, SERGENT, ARBI SANIT, HENDARDI)
1. BEBAS BERSERIKAT, BEREKSPRESI & KAN PENDAPAT
2. AKUNTABILITAS PUBLIK 3. TRANSPARANSI
4. PRINSIP MAYORITAS HARUS DIJUNJUNG TINGGI 5. PEMILU YANG BERKALA DAN TERATUR
6. PERSAMAAN KEDUDUKAN DAN PERLAKUAN UNTUK SEMUA WARGA NEGARA
7. PARTISIPASI YANG TERBUKA UNTUK SEMUA RAKYAT 8. ADANYA LEMBAGA PENGONTROL YANG INDEPENDEN 9. ADANYA CIVIL SOCIETY YANG TUMBUH SUBUR
10. SIRKULASI KEPEMIMPINAN SECARA RUTIN/BERKALA 11. PENYELESAIAN KONFLIK SECARA DAMAI
12. MENGAKUI ADANYA PERBEDAAN (DIVERSITY)
13. PERADILAN YANG BEBAS, MANDIRI UNTUK MENJAMIN TEGAKNYA KEADILAN
SEBAGAI CALON PIMPINAN NASIONAL :
WAJIB MEMPUNYAI PENGETAHUAN MENGENAI SISTEM NASIONAL
YANG TELAH DISEPAKATI OLEH SELURUH KOMPONEN BANGSA
(YANG TELAH DIATUR DALAM KONSTITUSI NEGARA DAN
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
LAINNYA)
DALAM
RANGKA
MENGELOLA
KEHIDUPAN
BERBANGSA
DAN
BERNEGARA.
APABILA PEMIMPIN NASIONAL TIDAK MEMPUNYAI
PENGETAHUAN DAN KESADARAN TERHADAP SISTEM
NASIONAL :
MAKA
PENGELOLAAN
KEHIDUPAN
BERBANGSA
DAN
SEJARAH KONSTITUSI
INDONESIA
DAN SISTEM PEMERINTAHAN
UUD TAHUN 1945
(TAHUN 1945 – 1949)
KONSTITUSI RIS
(TAHUN 1949 – 1950)
UNDANG-UNDANG DASAR
SEMENTARA TAHUN 1950
(TAHUN 1950 – 1959)
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
(DEKRIT 5 JULI 1959 DAN ORDE BARU)
UUD NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945
(TAHUN 2002 - SEKARANG)
PRESIDENSIIL
PARLEMENTER
PARLEMENTER
PRESIDENSIIL &
PARLEMENTER
SEBAGAI KONTRAK SOSIAL / KONSENSUS BANGSA
SEBAGAI PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SISTEM KENEGARAAN
SEBAGAI SUMBER HUKUM
DASAR
SEBAGAI LANDASAN MEWUJUDKAN CITA-CITA NASIONAL SUATU BANGSA
SEBAGAI ALAT MEMBATASI KEKUASAAN
SEBAGAI PENGATURAN
HAK DAN KEWAJIBAN
NEGARA DAN WARGA
NEGARA
KEDUDUKAN
REZIM
ORDE LAMA
REZIM
ORDE BARU
TRANSFER
KEKUASAAN
PRINSIP :
STABILITAS
PERTUMBUHAN
PEMERATAAN
AGENDA UTAMA STABILITAS EKONOMI
STABILITAS POLITIK
POLITICAL
ORDER
SOCIAL
ORDER
ECONOMIC
ORDER
LEGAL
ORDER
SECURITY
ORDER
MAHASISWA CIVIL SOCIETY
PRD PETISI 50
PDI VS
PDI-P
PERISTIWA 27 JULI 96
PERISTIWA TRISAKTI
PERISTIWA SEMANGGI
98
RUSUH MEI 98
MUNDURNYA 14 MENTERI
KOMITMEN KETUA MPR/DPR HARMOKO
PROLOOG
REZIM
ORDE BARU
REZIM
ORDE
REFORMASI
TRANSFER
KEKUASAAN
AGENDA UTAMA
PEMULIHAN EKONOMI
REFORMASI POLITIK &
DEMOKRATISASI
PENATAAN KELEMBAGAAN
NEGARA
STABILISASI EKONOMI
PENATAAN KEHIDUPAN
POLITIK
STABILITAS KEAMANAN
AMANDEMEN KONSTITUSI
LIBERALISASI SWASTANISASI
LIBERALISASI
PEMILU LANGSUNG PENGUATAN POLRI
PENATAAN
KELEMBAGAAN
PENGHAPUSAN PERAN LEMBAGA TERTINGGI DAN TINGGI NEGARA
MPR MENGANUT QUASI DUA KAMAR
PENGUATAN LEMBAGA
PERWAKILAN (LEGISLATIVE HEAVY)
PRINSIP SPARATION OF POWER DAN CHECK AND BALLANCES
SYSTEM
PENGHAPUSAN PERWAKILAN GOLONGAN
PERWAKILAN DAERAH UNTUK MENJAMIN KEPENTINGAN RAKYAT
DAERAH
DESENTRALISASI KEKUASAAN DAN OTONOMI DAERAH
SELUAS-LUASNYA
KEDUDUKAN MPR-RI SBG LEMBAGA NEGARA TERTINGGI DAN PEMEGANG MANDAT KEDAULATAN RAKYAT, DAN LEMBAGA LAINNYA ADALAH SBG LEMBAGA TINGGI NEGARA YG BERTANGGUNGJAWAB KEPADA MPR-RI, PRINSIP
DISTRIBUTION OF POWER
DPR-RI
UTUSAN GOLONGAN
PRESIDEN
BPK-RI
MA
DPA
UNDANG UNDANG DASAR
TAHUN 1945
MPR-RI
KEDUDUKAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA YANG DIATUR DALAM
UUD NRI TAHUN 1945 ADALAH SEJAJAR, TERPISAH (SPARATION), DAN DALAM MENJALANKAN FUNGSINYA DIDASARKAN PADA PRINSIP CHECK AND BALLANCES
DPR-RI
MPR-RI
DPD-RI
PRESIDEN
BPK-RI
MA
MK
KY
UNDANG UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK
KEKUASAAN
LEGISLATIF
MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT (MPR)
DPR + DPD
(SOFT BICAMERAL)
BERSIDANG MINIMAL 5 TH SEKALI DI IBUKOTA NEGARA
KEPUTUSAN DG SUARA TERBANYAK
MENGUBAH DAN MENETAPKAN UUD
MELANTIK PRESIDEN/ WAKIL PRESIDEN
MEMBERHENTIKAN
PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN
(IMPEACHMENT)
MEMILIH PRESIDEN DAN/ ATAU WAKIL PRESIDEN BILA TERJADI
DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT
(DPR)
ANGGOTA DPR : DIPILIH LANGSUNG
SETIAP 5 TH
FUNGSI DPR : LEGISLASI ANGGARAN PENGAWASAN
HAK LEMBAGA INTERPELASI ANGKET
MENYATAKAN PENDAPAT
HAK ANGGOTA :
MENGAJUKAN PERTANYAAN
MENYAMPAIKAN USUL/PENDAPAT
IMMUNITAS
MENGUSULKAN RUU
KEKUASAAN DPR
-MEMBENTUK UU BERSAMA RINTAH
- MENGAJUKAN USULAN RUU
- MERATIFIKASI PERANJIAN TERNASIONAL
- BAHAS PERPU
KEWENANGAN DPR
MEMILIH (F&PT) : ANGGOTA LEMBAGA
NEGARA INDEPENDENCE HAKIM AGUNG DAN
HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI KEPALA KEPOLISIAN
NEGARA PANGLIMA TNI
MEMBERI
PERTIMBANG-AN :
PENGANGKATAN DUTA BESAR
PENERIMAAN DUTA BESAR NEGARA
LAIN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
(DPD)
ANGGOTA DARI PROPINSI
MASA JABATAN
5 TH
SIDANG MINIMAL 1
TAHUN SEKALI
KEWENANGAN DPD :
1. MENGAJUKAN DAN MEMBAHAS RUU (OTDA,
PEMBENTUKAN/PEMEKARAN/PEN GGABUNGAN DAERAH, SDA,SDE,
HUB KEU PUSAT-DAERAH)
2. MEMBERI PERTIMBANGAN ATAS RUU APBN, PAJAK, PENDIDIKAN
DAN AGAMA.
3. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN UU
TERSEBUT DI ATAS.
4. BERSAMA DPR DAN PEMERINTAH MENYUSUN PROLEGNAS.
INDEPENDENCE
(NON-PARTISAN)
SOFT
BICAMERAL
KEWENANGAN LEBIH KECIL
KEKUASAAN
EKSEKUTIF
PRESIDEN/
WAKIL
PRESIDEN
EXECUTIVE POWER
DIPILIH LANGSUNG
KEPALA NEGARA
WNI, TAK PERNAH JADI
WNA, TAK KHIANAT
USULAN PARPOL/ GABUNGAN
PARPOL JABATAN 5
TAHUN (MAX.2.X)
LEGISLATIF POWER (TERBATAS)
DILANTIK MPR-RI
MENGANG-KAT SUMPAH/
JANJI
TAK BERHAK BUBARKAN
DPR
DIBANTU OLEH PARA
MENTERI
BERHALAN-GAN DIGANTI
OLEH WAPRES
KEKUASAAN PRESIDEN
1. BERHAK MENGAJUKAN RUU 2. MEMEGANG KEKUASAAN
TERTINGGI ATAS TNI
3. DENGAN PERSETUJUAN DPR-RI MENYATAKAN PERANG, MEMBUAT PERDAMAIAN DANPERJANJIAN DENGAN NEGARA LAIN
4. MENYATAKAN NEGARA DALAM KEADAAN BAHAYA
5. MENGANGKAT DUTA DAN KONSUL SERTA MENERI- MA DUTA NEGARA LAIN
6. MEMBUAT PERATURAN PENGGANTI UNDANG-UNDANG
7. MEMBUAT PERATURAN PEMERINTAH
8. BERHAK MEMBERIKAN GRASI, REHABILITASI, AMNESTI DAN ABOLISI
9. BERHAK MEMBERI GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN
10. BERHAK MEMBENTUK DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN
11. MEMPUNYAI HAK PRERO-GRATIF UNTUK MENGANG- KAT MENTERI-MENTERI NEGARA
12. MENGANGKAT HAKIM PADA MAHKAMAH KONSTITUSI 13. MENGANGKAT DAN MEM-
BERHENTIKAN GUBERNUR 14. MENGESAHKAN
LANGKAH IMPEACHMENT TERHADAP PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN :
1. PRESIDEN/WAPRES DAPAT DIBERHENTIKAN OLEH MPR ATAS USUL DPR
2. ALASAN : MELANGGAR HUKUM (PENGKHIANAT-AN TERHADAP NEGARA, KORUPSI, PENYUAPAN, PIDANA BERAT), BER-BUAT TERCELA, DAN TAK MEMENUHI SYARAT LAGI. 3. DPR MEMINTA MK UNTUK
MEMERIKSA, MENGADILI, DAN MEMUTUS ATAS SANGKAAN DPR TERHA-DAP PRESIDEN/WAPRES
4. PERMINTAAN DPR KPD MK HARUS DIDUKUNG MINIMAL 2/3 ANGGOTA DPR YG HADIR DALAM SIDANG PARIPURNA YANG DIHADIRI 2/3 SELURUH ANGGOTA DPR
5. MK WAJIB MEMERIKSA DAN MEMUTUSKAN USULAN DPR MAKSIMUN 90 HARI
6. BILA MK MENYETUJUI USULAN DPR, MAKA DPR MENGADAKAN SIDANG PARIPURNA.
7. MPR WAJIB MENGADAKAN SIDANG ISTIMEWA PALING LAMBAT 30 HARI SESUDAH PERMINTAAN DPR DITERIMA.
8. PRESIDEN/WAPRES DIBERI KESEMPATAN UNTUK MENYAMPAIKAN
PENJELASAN.
KEKUASAA
N
KEHAKIMAN
MAHKAMA
H AGUNG
KEKUASAAN MERDEKA
PENYELENG-GARA PERADILAN
PERADILAN UMUM, MILITER, AGAMA, TUN
TINGKATAN PERADILAN :
PN : TINGKAT I
PT : TINGKAT BANDING
MA: TINGKAT KASASI
WEWENANG MA
1. MENGADILI TKT KASASI DAN PK 2. YUDICIAL REVIEW
DIBAWAH UU 3. MEMBERI
PERTIMBANGAN UNTUK PEMBE-RIAN GRASI & REHABILITA-SI 4. SELESAIKAN
SENGKETA ANTAR LEMBAGA
PERADILAN
HAKIM AGUNG :
DIUSULKAN OLEH KOMISI
YUDISIAL KPD DPR
DISELEKSI DPR
DITETAPKAN
OLEH PRESIDEN
KETUA DAN WAKIL KETUA
MAHKAM
AH
KONSTIT
USI
MAHKAMAH
KONSTITUSI
PERADILAN TKT PERTAMA
& TERAKHIR
YUDISIAL REVIEW UU
SENGKETA LEMBAGA
PEMBUBAR-AN PARPOL
SENGKETA HASIL PEMILU
WAJIB MEMBERI PUTUSAN THDP PANDANGAN DPR
MENGENAI DUGAAN PELANGGARAN PRESIDEN/
WAPRES
HAKIM MK
- 3 : USUL DPR - -3 : USUL MA
- -3 : USUL PRESISDEN
KETUA & WAKIL KETUA MK DIPILIH DARI DAN OLEH HAKIM-HAKIM
MK
HAKIM MK HRS BERINTEGRITAS, TIDAK TERCELA, ADIL,
NEGARAWAN YG KUASAI KONSTITUSI
DAN
KETATANEGARAAN
MAHKAMAH KONSTITUSI LAHIR DALAM RANGKA MEMBANGUN KEHIDUPAN DEMOKRATIS DENGAN SISTEM SPARATION OF POWER DAN MEMBANGUN CHECK AND
KOMISI YUDISIAL
LEMBAGA PELAKSANA KEKUASAAN KEHAKIMAN YG
BERSIFAT NON-PERADILAN
SYARAT ANGGOTA KY
1. PUNYA PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN DI BIDANG HUKUM
2. MEMILIKI INTEGRITAS DAN KEPRIBADIAN YG TIDAK TERCELA
LEMBAGA PENGAWASAN TERHADAP
HAKIM-HAKIM DI LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG
DAN PERADILAN DIBAWAHNYA (HAKIM MK TIDAK
TERMASUK, SEHINGGA MENIMBULKAN KONTROVERSI) BERHAK MENGUSULKAN
CALON HAKIM AGUNG (DARI JALUR KARIER MAUPUN
NON-KARIER)
LEMBAGA YANG MANDIRI
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
ANGGOTA KY
1. DISELEKSI OLH PRESIDEN (TIM SELEKSI)
2. DIAJUKAN DAN DISILEKSI OLEH DPR-RI
3. DIANGKAT OLH PRESIDEN 4. DIBERHENTIKAN OLEH
BADAN
PEMERIKSA
KEUANGAN
BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN
KEDUDUKAN BEBAS DAN MANDIRI
HASIL PEMERIKSAAN DISERAHKAN KEPADA
DPR-RI DPD-RI DPRD
(DALAM RANGKA MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA
LEGISLATIF)
KEDUDUKAN DI IBUKOTA NEGARA DAN MEMILIKI PERWAKILAN
DI SETIAP PROVINSI
TINDAKLANJUT HASIL PEMERIKSAAN
1. LANGKAH POLITIK OLEH DPR, DPD, DAN DPRD
2. LANGKAH HUKUM OLEH POLRI, JAKSA, DAN KPK
ANGGOTA BPK : 1. DISELEKSI DAN
DIPILIH OLEH DPR 2. MEMPERHATIKAN
PERTIMBANGAN DPD 3. DISAHKAN OLEH
PRESIDEN.
BERTUGAS MEMERIKSA PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
NON-KEMENTERIAN
DI LUAR UUD NRI TAHUN 1945
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
NON-STRUKTURAL
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
INDEPENDENCE
DI LUAR UUD NRI TAHUN 1945
BANK
INDONESIA KOMNAS HAM
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
LEMBAGA PENGAWASAN JASA KEUANGAN
KOMNAS PEREMPUAN
LPSK
KPK KPU BAWASLU
ONBUSMAN
DAN LAIN-LAINNYA YG MASING2 LEMAGA MELAKSANAKAN SEBAGIAN
OTONOMI
DAERAH
EFFIC
OTONOMI
DAERAH
PIMPINAN
SESUAI
KEINGINAN
RAKYAT
DAERAH
PEMBANGUNAN
SESUAI ASPIRASI
DAN POTENSI
DAERAH
MENDEKATKAN
PELAYANAN PD
RAKYAT
EFISIENSI
ALOKASI
SUMBER DAYA
GOOD
GOVERNANCE & GOOD
GOUVERNMENT
MELAKSA-NAKAN & MENGATUR
EFFIC
OTONOMI
DAERAH
PIMPINAN DAERAH
SPT RAJA KECIL
KORUPSI
KOLUSI NEPOTISME
BERPINDAH
RAKYAT DIBELI
HAK POLITIKNYA
DIGADAIKAN
EGO
KEDAERAHAN
EGO KESUKUAN
ANGGARAN RUTIN LEBIH BESAR DP
ANGGARAN PEMBANGU-NAN
PAD
LEBIH KECIL DARI
DAU & DAK
EUFORIA
OTONOM
BARU
KEWENANGAN ABSO-LUT
YG
DIMILIKI
OLH
PEMERINTAH PUSAT
1. POLITIK LUAR NEGERI
2. PERTAHANAN
3. KEAMANAN
4. YUSTISI/KUKUM
5. MONETER DAN FISKAL
6. AGAMA
KEWENANGAN WAJIB
PEMERINTAH DAERAH
1. PENDIDIKAN
2. KESEHATAN
3. PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
4. PERUMAHAN RAKYAT DAN
KAWASAN PEMU-KIMAN
5. KETENTRAMAN,
KETER-TIBAN
UMUM,
KEWENANGAN WAJIB YG
BUKAN
PELAYANAN
DASAR
PEMERINTAH
DAERAH
1. TENAGA KERJA
2. PEMBERDAYAAN
PEREM-PUAN DAN PERLINDUNG-AN
ANAK
3. PANGAN
4. PERTANAHAN
5. LINGKUNGAN HIDUP
6. ADM. KEPENDUDUKAN &
CATATAN SIPIL
7. PEMBERDAYAAN MASY. DAN
DESA
8. PENGENDALIAN
PENDU-DUK DAN KB
9. PERHUBUNGAN
10. KOMINFO
11. U.K.M.
12. PENANAMAN MODAL
13. PEMUDA & OLAHRAGA
14. STATISTIK
SKPD PEMERINTAH
DAERAH PROPINSI
1. SEKRETARIS DAERAH
2. SEKRETARIS DPRD
3. INSPEKTORAT
4. DINAS-DINAS
5. BADAN-BADAN
SKPD PEMERINTAH
DAERAH
KABUPA-TEN/KOTA
1. SEKRETARIS DAERAH
2. SEKRETARIS DPRD
3. INSPEKTORAT
PERAN PARTAI POLITIK
1. ALAT UNTUK MENCAPAI KEKUA-SAAN
SECARA DEMOKRATIS
2. LEMBAGA PENDIDIKAN POLITIK
3. LEMBAGA KONTROL POLITIK
4. LEMBAGA REKRUITMEN DAN
PELA-TIHAN KADER
5. ALAT KOMUNIKASI DAN SOSIALI-SASI
POLITIK
SEJARAH PARTAI POLITIK DI
INDONESIA
SIDANG PPKI TANGGAL 22 AGTS ‘45 MEMUTUS-KAN
UNTUK MEMBENTUK PARTAI PELOPOR
SIDANG PPKI TANGGAL 31 AGTS ‘45 MEMBATALKAN
KEPUSAN SIDANG PPKI TGL 22 AGTS ‘45
PADA MASA KONSTITUSI RIS PERANAN PARPOL TIDAK
SIGNIFIKAN KRN PERANAN ADA DI NEGARA-NEGARA
BAGIAN
PADA MASA UUDS 1950 PERANAN PARTAI POLITIK
SANGAT
BESAR
KRN
SISTEM
PEMERIN-TAHAN
PARLEMENTER, DAN PEMILU PERTAMA DILAKSANAKAN
YG DIIKUTI LEBIH DARI 40 PARPOL DAN 100
PERKEUMPULAN DAN PRIBADI.
PADA MASA ORDE BARU DIADAKAN
PENYEDER-HANAAN PARPOL MELALUI FUSI (DARI 10 PARPOL
MENJADI 2 PARPOL DAN 1 GOLKAR)
PADA MASA REFORMASI KEBEBASAN BERSERI-KAT
DAN BERKUMPUL SANGAT DIJAMIN, SEHINGGA
TUMBUH PARPOL SEPERTI “JAMUR DI MUSIM HUJAN”
PEMILIHAN UMUM TAHUN
1953
BERDASAR : PASAL 57 UUDS 1950 DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1953
PEMILU DIIKUTI : 30 PARTAI POLITIK DAN
100 LEBIH PERKUMPULAN DAN PRIBADI
PEMILU TIDAK MENGHASILKAN ADANYA
PARTAI PEMENANG MAYORITAS (4 PARTAI
PNI
PARTAI KATOLIK
PSI
57 KURSI
57 KURSI
45 KURSI
39 KURSI
8 KURSI
8 KURSI
6 KURSI
5 KURSI
4 KURSI
4 KURSI
2 KURSI
22 KURSI
PEMILIHAN UMUM
MASA ORDE BARU
TELAH DILAKSANAKAN SEBANYAK 6 KALI
TAHUN 1971 : PEMILU DIIKUTU 0LEH 10 PESERTA (9
PARPOL DAN 1 GOLKAR)
PEMILU TAHUN 1977, 1982, 2987, 1992, 1997 DIIKUTI
OLEH 2 PARPOL (HASIL FUSI) DAN 1 GOLKAR
PEMILIHAN UMUM
MASA ORDE REFORMASI
TELAH DILAKSANAKAN SEBANYAK 4 KALI
TAHUN 1999 DIIKUTI OLEH 48 PARTAI POLITIK (ADA
141 PARPOL YG TERDAFTAR)
PEMILU TAHUN 2004 PESERTANYA SEMAKIN
PEMILU
1999
48 PARPOL
PEMILU
2004
39 PARPOL
2015
PEMILUKADA SERENTAK I
SEKARANG
158 PARPOL LEBIH TERDAFTAR
PEMILU
2009
38 PARPOL NASIONAL DAN
6 PARPOL LOKAL
PEMILU
2014
12 PARPOL NASIONAL DAN
4 PARTAI LOKAL
