• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1103981 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1103981 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Rini Rizki Rahayu, 2015

Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tunalaras Melalui Permainan Sepakbola di SLB E Prayuwana Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV,

maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan keterampilan sosial pada anak tunalaras melalui permainan

sepakbola di SLB E Prayuwana di nilai mampu membina keterampilan sosial

bagi anak.

2. Program untuk membina keterampilan sosial siswa di SLB E Prayuwana

terdapat pada saat kegiatan pembelajaran di sekolah. Program yang sudah

dilakukan yaitu sepakbola, menari, dan outbond (Peer Relationship Skills),

sepakbola, melukis, renang, outbond, dan upacara (Self Management Skills),

melukis, renang, sepakbola, dan menari (Akademic Skills), menari, sepakbola,

outbond, dan upacara (Compliance Skills), menari, sepakbola, outbond, dan

upacara (Asertion Skills). Kegiatan yang paling diminati yaitu kegiatan

sepakbola.

3. Pelaksanaan pembinaan keterampilan sosial siswa melalui permainan

sepakbola di SLB E Prayuwana. Dilaksanakan sebanyak dua babak dengan

alokasi waktu 2 x 25 menit dan diikuti oleh dua regu yang beranggotakan 3

orang. Pembinaan yang nampak pada saat kegiatan yaitu saat berdiskusi

menentukan posisi serta strategi yang akan digunakan, melakukan operan

bola, dan kerjasama akan memasukkan bola kedalam gawang (Peer

Relationship Skills). Saat terpilih menjadi ketua regu dan memilih anggota,

melakukan celebrasi, menerima hasil baik itu kalah ataupun menang, dan

mendengarkan instruksi guru (Self Management Skills). Mampu mencetak

gol, mampu menjalankan strategi yang sudah ditentukan sebelumnya, dan

menerima hasil (Akademic Skills). Saat melakukan tugas diposisi yang sudah

ditentukan, terpilih menjadi ketua dan memilih anggotanya, mendengarkan

instruksi guru dan melakukan instruksi yang diberikan oleh regu (Compliance

Skills). Saat berinteraksi dengan regu dalam permainan dan mengikuti

(2)

63

Rini Rizki Rahayu, 2015

Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tunalaras Melalui Permainan Sepakbola di SLB E Prayuwana Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor media, sarana dan waktu, faktor

lingkungan, dan faktor evaluasi.

4. Hambatan yang ditemui dalam membina keterampilan sosial melalui

permainan sepakbola di SLB E Prayuwana yaitu pada saat suasana hati siswa

yang mudah berubah dan berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan, emosi

yang tidak terkendali, sulit untuk langsung menyukai kegiatan. Pada saat

pelaksanaan yaitu waktu pelaksanaan yang harus menyesuaikan dengan

jadwal yang tersedia dan banyaknya materi yang harus disampaikan, tidak

adanya team ahli yang mendampingi atau menjadi rekan untuk berkonsultasi.

5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang ditemukan dalam

membina keterampilan sosial melalui permainan sepakbola di SLB E

Prayuwana yaitu untuk siswa dengan pengalihan dan diberikan waktu untuk

sendiri memisahkan diri dari kelompok sampai dirinya merasa tenang dan

saat pelaksanaan guru memanfaatkan waktu pada saat istirahat atau kegiatan

lain. Guru maupun kepala sekolah memanfaatkan internet dan buku yang

tersedia sebagai referensi.

B.SARAN

Penelitian ini telah berupaya untuk menggambarkan pembinaan keterampilan

sosial anak tunalaras melalui permaianan sepakbola di SLB E Prayuwana. Setelah

melakukan penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti mengusulkan beberapa saran

bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai pembinaan

keterampilan sosial untuk diterapkan di lembaga pendidikan kebutuhan khusus:

1. Melakukan berbagai metode penelitian lain untuk menemukan dan

memperkaya referensi program pembinaan keterampilan sosial pada anak

tunalaras.

2. Mengoptimalkan waktu dan kegiatan disekolah dalam pengembangan

pembinaan pada anak tunalaras

3. Meminimalisir permasalahan yang dihadapi anak dengan cara kerjasama

Referensi

Dokumen terkait

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Di kawasan SA khususnya daerah klaces (sekitar laguna), kolonisasi vegetasi mangrove relatif muda dibandingkan dengan daerah di bagian timur (Sapuregel), hal ini

Dari beberapa perbedaan antara fiqih dan syariah diatas, dan juga beberapa contoh aplikasinya, ada satu hal yang tentu kita sepakati bersama, yaitu bahwa hasil

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan

Seorang pemegang saham atau lebih yang (bersama-sama) mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang

 Aceh. Alat musik : SERUNE KALEE Cara memainkan : ditiup serta terdapat lubang yang dimainkan dengan jari sebagai pengatur