Agitha Navtalie, 2014
Penerapan Question Formulation Technique Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Sistem Imun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengajukan pertanyaan adalah komponen yang esensial dalam pembelajaran
sains (Keeling et al., 2009) dan merupakan alat intelektual yang paling penting
yang dimiliki manusia (Postman, 1999 dalam Rothstein & Santana, 2011).
Bertanya atau questioning juga merupakan salah satu komponen Assessment for
Learning (AfL) atau asesmen formatif (Hodgson, 2010). Di balik pentingnya
questioning dalam berpikir ilmiah dan pembelajaran bermakna, ternyata cara
membelajarkan sains kepada siswa yang digunakan sering kali tidak menstimulasi
mereka untuk bertanya (Dillon, 1988 dalam Brill & Yarden, 2003). Pada
pembelajaran sehari-hari, pertanyaan juga sebagian besar diajukan oleh guru (Dori
& Herscovitz, 1999). Salah satu cara untuk menstimulasi siswa bertanya adalah
dengan Question Formulation Technique (QFT) (Rothstein & Santana, 2011).
Asesmen memainkan peranan yang krusial dalam proses pembelajaran, tetapi
saat ini asesmen lebih fokus pada Assessment of Learning daripada asesmen
Assessment for Learning (AfL) (Wu, 2009). Menurut Hodgson (2010), terdapat
beberapa komponen dalam AfL, salah satunya adalah questioning, untuk
menstimulasi siswa berpikir lebih mendalam. Pertanyaan siswa mengindikasikan
sejauh mana siswa berpikir tentang suatu ide sehingga guru dapat melanjutkan
atau mengaitkannya dengan pengetahuan yang baru atau tujuan pembelajaran
yang akan dicapai (Chin, 2002). Dengan kata lain, melalui questioning guru dapat
mengetahui kebutuhan siswa sehingga guru dapat membuat keputusan yang tepat
untuk mengambil langkah lanjutan dalam pembelajaran (Harrison, 2004 dalam
Hodgson & Pyle, 2010).
Pertanyaan yang dibuat sendiri oleh siswa memiliki kontribusi dalam
pembelajaran yang bermakna karena saat mengajukan pertanyaan, siswa sedang
Agitha Navtalie, 2014
Penerapan Question Formulation Technique Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Sistem Imun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki kelebihan dalam pembelajaran mendiri, memonitor pemahaman diri,
pengkonstruksian pengetahuan, memicu berpikir mendalam, memperbaiki
pemahaman dalam pembelajaran, membantu evaluasi diri, memicu kegiatan
diskusi, dan meningkatkan kualitas dialog (Chin & Osborne, 2008). Semua
kelebihan tersebut sangat penting dalam pembelajaran sains (Black et al., 2002;
Rosenshine et al., 1996).
Studi yang dilakukan oleh Good et al. (1987 dalam Marbach-Ad & Sokolove,
2000) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kelas, siswa semakin sedikit
bertanya di kelas. Pada pembelajaran, pertanyaan sebagian besar diajukan oleh
guru (Dori & Herscovitz, 1999), sedangkan frekuensi pertanyaan siswa di kelas
relatif rendah (Dillon, 1988; Graesser & Person, 1994; Van der Meij, 1988 dalam
Hu & Chiou, 2012). Penelitian tentang keterampilan bertanya siswa, khususnya
dalam pembelajaran biologi, sebelumnya pernah dilakukan juga oleh Widodo
(2006), Farihah (1997), Rahayu (2001), dan Syukur (2013). Widodo (2006) pada
penelitiannya menemukan bahwa dari seluruh pertanyaan yang muncul saat
pembelajaran, 95%-nya adalah pertanyaan guru dan pertanyaan siswa 5%. Selain
itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Farihah (1997), Rahayu (2001), dan
Syukur (2013) ditemukan bahwa sebagian besar pertanyaan yang diajukan siswa
dalam pembelajaran biologi merupakan pertanyaan pada jenjang kognitif rendah.
Sebagian besar, fokus dari penelitian-penelitian tersebut adalah hanya tentang
seberapa besar frekuensi bertanya siswa serta jenis pertanyaan yang siswa ajukan,
sedangkan tentang bagaimana cara meningkatkan keterampilan bertanya siswanya
belum tertalu diperhatikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai upaya untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswanya.
Chin (2002), mengemukakan bahwa siswa juga membutuhkan latihan khusus
dalam strategi bertanya seperti mempelajari syntax pembuatan pertanyaan.
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi untuk
menstimulasi siswa bertanya, seperti dengan memberi tugas siswa untuk membuat
pertanyaan setelah membaca buku teks, setelah melakukan suatu observasi, atau
Agitha Navtalie, 2014
Penerapan Question Formulation Technique Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Sistem Imun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam Ciardiello, 1998) menemukan pada penelitiannya bahwa pelatihan strategi
bertanya menerima dampak yang positif yang lebih besar jika menggunakan
instruksi langsung atau model strategi kognitif instruksional dibandingkan model
pembelajaran berbasis inkuiri atau berbasis kasus. Strategi tersebut ditemukan
pada Question Formulation Technique (QFT). Teknik ini ditemukan oleh Annie E.
Casey Foundation pada era 1990-an serta dikembangkan oleh Dan Rothstein serta
Luz Santana pada tahun 2011 (Rothstein & Santana, 2011). Rothstein dan Santana
(2011) menjelaskan bahwa QFT adalah proses bertahap yang didesain untuk
memfasilitasi seseorang agar mengajukan banyak pertanyaan. Tetapi tidak hanya
itu saja, QFT juga merangsang siswa melalui proses yang bertahap agar mereka
berpikir lebih dalam mengenai pertanyaan yang mereka buat, menyaringnya, dan
memprioritaskannya sesuai dengan keperluan. Saat siswa melalui tahapan QFT,
tiga kemampuan berpikir mereka juga dilatih, yaitu berpikir divergen, berpikir
konvergen, dan metakognisi.
Terdapat enam tahap dalam QFT, yaitu (1) guru menentukan Question Focus
(QFocus), (2) siswa membuat pertanyaan, (3) siswa mengimprovisasi
pertanyaannya, (4) siswa memprioritaskan pertanyaannya, (5) siswa dan guru
menentukan tahap lanjutan, dan (6) siswa melakukan refleksi terhadap apa yang
telah dipelajari. Dengan teknik ini siswa diberi kesempatan belajar membuat
pertanyaan sendiri, mengimprovisasinya, memprioritaskannya dan menentukan
strategi dalam menggunakannya (Rothstein & Santana, 2011). QFT telah
dikembangkan, diuji, disederhanakan, diperbaiki secara susah payah selama dua
dekade terakhir (Rothstein & Santana, 2011), namun belum pernah ada
penelitiannya di Indonesia.
Sistem Imun merupakan suatu sistem dalam tubuh yang bekerja
mempertahankan tubuh dari serangan suatu bibit penyakit (Ferdinand & Ariebowo,
2009). Materi Sistem Imun merupakan materi pembelajaran yang baru
dimasukkan ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata
pelajaran Biologi SMA Kelas 11 IPA pada tahun 2009 (Dewi, 2012). Sistem Imun
Agitha Navtalie, 2014
Penerapan Question Formulation Technique Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Sistem Imun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Biologi Universitas Pendidikan Indonesia (Widodo, 2009). Selain itu, menurut
Fitriyani (2011 dalam Vernia, 2013) materi Sistem Imun adalah materi yang sulit
untuk dipelajari karena materi ini menyangkut hal yang objeknya sulit untuk
diperlihatkan langsung di hadapan siswa sehingga dapat menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran Sistem Imun (Vernia, 2013).
Melalui pertanyaan siswa, diharapkan akan terungkap apa yang mereka pahami,
yang tidak mereka pahami, dan yang mereka ingin ketahui lebih jauh mengenai
Sistem Imun sehingga guru akan mengetahui solusi terbaik untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan siswa dapat memahami serta memaknai materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian tentang
“Penerapan Question Formulation Technique (QFT) dalam Upaya Meningkatkan
Keterampilan Bertanya Siswa pada Pembelajaran Sistem Imun”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan Question Formulation Technique (QFT) dalam upaya meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada
pembelajaran Sistem Imun?”. Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi dua
pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana perbedaan keterampilan bertanya siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen yang diajari QFT pada pembelajaran Sistem Imun?
2. Bagaimana persepsi siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tentang
keterampilan bertanya yang mereka miliki dan tentang pembelajaran Sistem
Imun?
3. Bagaimana persepsi siswa kelas eksperimen tentang penerapan QFT pada
pembelajaran Sistem Imun?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, maka pada penelitian
Agitha Navtalie, 2014
Penerapan Question Formulation Technique Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Sistem Imun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Keterampilan bertanya siswa pada penelitian ini diukur berdasarkan jumlah
pertanyaan, level pertanyaan, serta skor pertanyaan yang siswa ajukan secara
tertulis. Level pertanyaan siswa ditentukan berdasarkan kategorisasi hasil
adaptasi dari klasifikasi yang disusun oleh Graesser et al. (1992); Hu & Chiou
(2012); dan Ciardiello (1998). Skor pertanyaan merupakan hasil kali antara
kuantitas (jumlah) dan kualitas (level) pertanyaan.
2. Pertanyaan siswa yang diukur adalah pertanyaan berbasis pengetahuan
(knowledge-based question) karena distimulus oleh suatu hal yang bukan
merupakan teks melainkan suatu trigger yang dapat berupa situasi informasi
anomali, issue, dan lain-lain yang diajukan secara spontan. Pada penelitan ini,
hal yang menstimulusnya disebut Question Focus (fokus atau topik pertanyaan)
berbentuk gambar yang terkait dengan materi Sistem Imun. Qfocus pada
posttest keterampilan bertanya siswa adalah „Cacar‟ yang terkait dengan
Sistem Imun Spesifik.
D. Tujuan Penetlitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan Question
Formulation Technique (QFT) dalam upaya meningkatkan keterampilan bertanya
siswa pada materi Sistem Imun, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran mengenai jumlah, level, dan skor pertanyaan siswa di
kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diajari QFT pada pembelajaran
Sistem Imun
2. Mengetahui perbedaan keterampilan bertanya siswa kontrol dan kelas
eksperimen yang yang diajari QFT pada pembelajaran Sistem Imun.
3. Memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa kontrol dan eksperimen
tentang materi Sistem Imun serta tentang keterampilan bertanya yang mereka
miliki.
4. Memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa kelas eksperimen tentang
Agitha Navtalie, 2014
Penerapan Question Formulation Technique Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Sistem Imun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah:
1. Dengan meningkatnya keterampilan bertanya siswa, pembelajaran siswa lebih
bermakna karena mereka mengkonstruk pengetahuannya sendiri.
2. QFT dapat diterapkan pada tahapan menanya dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik, yang dikembangkan di Kurikulum 2013.
3. Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi bagi peneliti, pembaca, peneliti