PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi
PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PADA
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH JEPARA
KABUPATEN JEPARA
Triana Widiastuti *
*Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Anggota UPM
Abstract
PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PADA AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH JEPARAKABUPATEN JEPARA
Triana Widiastuti[1]
Pendahuluan
Sistem penjaminan Internal salah satu kebijakan mutu yang terdokumentasi secara tertulis berisi tentang penjelasan dalam memahami, merancang, dan melaksanakan sistem penjaminan mutu internal dalam pelayanan pendidikan di Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara. Dalam hal ini Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara membutuhkan berbagai aturan penyelenggaraan pendidikan untuk menuju kearah penjaminan kualitas. Berbagai aturan yang dibuat idealnya merupakan sesuatu yang disepakati bersama oleh semua unit kerja dilingkungan perguruan tinggi. Berdasarkan UU Dikti No.12 Tahun 2012 dan Permendikbud No.50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, sekalipun setiap perguruan tinggi dapat mengembangkan SPMI secara otonom, namun terdapat hal mendasar yang harus ada di dalam SPMI setiap perguruan tinggi. Hal ini diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU Dikti yang menetapkan bahwa penjaminan mutu dilakukan melalui 5 (lima) langkah utama yang disingkat PPEPP, yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan Standar Pendidikan Tinggi (Standar Dikti).
Kebijakan pada pelaksanaan penjaminan mutu internal bermanfaat untuk menjelaskan kepada pemangku kepentingan di Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara secara ringkas, jelas dan menyeluruh, dipakai untuk menjamin mutu proses dan jasa serta peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai pelanggan utama yang dilayani Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara adalah
mahasiswa dan pelanggan lain yaitu direktur, alumni, orang tua mahasiswa dan masyarakat pengguna lulusan. Implementasi Salah satu dasar payung bagi seluruh standar manual internal Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara sehingga dapat meninggatkan mutu dan terbukti bahwa SPMI terdokumintasi dengan baik. Dari HELTS 2003 2010 yang dikemukan bahwa penjaminan mutu sangat penting sekali untuk menjawab tantangan kedepan melalui penerapan jaminan mutu disemua sektor pendidikan
unit kerja di lingkungan Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara. Pendidikan dipandang sebagai investasi sumber daya yang tidak pernah rugi dan sekaligus memiliki nilai tambah yang dipastikan memiliki nilai balik yang menguntungkan. Fenomena demikian mulai menguat pada masyarakat Indonesia yang semakin sadar atas investasi sumber daya manusia untuk kepentingan kompetisi maupun upaya meningkatkan kompetisi serta keunggulan terutama dalam memasuki globalisasi dan kompetisi. Mobilisasi status individu melalui pencapaian keunggulan keilmuan dan teknologi serta keunggulan financial. ISI Penerapan SPMI yang sekarang berjalan di Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah bukan hal yang mudah, butuh proses yang panjang dengan kesadaran dan komitmen. Awal berdirinya SPMI yang pertama kali dirilis hanya beranggotakan ketua dan sekretaris yang akan mengkover semua kegiatan SPMI. Anggota tersebut tidak hanya mengurusi SPMI tetapi juga dibebankan pekerjaan yang lain sehingga kegiatan di SPMI sering terbengkelai. Alhasil tahun pertama pelaksanaan belum mendapatkan hasil yang bermakna. Berikut tahun kedua anggota SPMI yang beranggotakan dua orang harus melanjutkan studi untuk dapat mencapai kualifikasi seorang dosen, sedangkan pelaksana hanya satu orang yang pada akhirnya dibagi keberbagai sub ke bagian akademik, bagian kemahasiswaan dimana sentral pada ketua unit penjaminan mutu (penjamu). Pelaksanaan tersebut juga tidak efektif, adanya keterbatasan sumber daya manusia serta dukungan dari yayasan yang masih kurang. Bukan suatu pekerjaan yang mudah jika komitmen dari berbagai pihak sangat rendah bahkan penjamu hanya tugas segaian orang saja, itu bukan tugas saya. Tugas orang-orang tertentu yang harus diselesaikan sesuai dengan jobdisk yang telah dibagikan disini penerapan tersebut berasa sangat berat untuk dilaksanakan. Mulailah team penjamu memutar strategi yang pertama mulai mengikuti kegiatan pelatihan dan workshop yang dilaksanakan dari kopertis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Melalui kegitan studi banding yang dilakukan untuk menambah khasanah tentang pelaksanaan SPMI. Kegiatan tidak hanya sebatas tesebut diatas ada beberapa kegiatan yang dilakukan dengan pendekatan perpersonal untuk mendapatkan poin-poin standar yang jelas dan menggerakkan seluruh elemen yang bertanggung jawab dan sadar akan pentingnya SPMI. Agar berbagai program tersebut relevan dengan kondisi perguruan tinggi dalam mengimplementasikan SPMI, maka perlu dilakukan pemetaan tentang kondisi impelemntasi SPMI pada saat ini. Hal ini sejalan dengan penegasan oleh Stevenson, Michael bahwa perguruan tinggi yang baru berkembang cenderung memperkuat kapasitas penyelenggaraan sedangkan mekanisme penjaminan mutu kurang diperhatikan. Memberikan penguat atas pandangan di atas bahwa perguruan tinggi lebih mementingkan efisiensi. Melalui akreditasi akan melibatkan sejumlah prosedur yang didesain untuk mengumpulkan bukti yang dijadikan pendukung
pengambilan keputusan apakah lembaga atau program diberi status akreditasi. Dalam penyelenggaraan akreditasi lembaga dibebani untuk membuktikan kemampuan untuk dapat menyesuaikan dan memenuhi kriteria minimal. Metode yang digunakan untuk membuktikannya melalui audit, asesmen dan pengujian ekternal. Sedangkan komponen metode mencakup evaluasi diri, analisis dokumen, penelitian atas indikator kinerja, peervisit, inspeksi, surve oleh stakeholder
seperti survey kepuasan mahasiswa, serta surve tenagakerja mendapatkan hasil yang kurang baik dan dapat masukan untuk lebih dikembangkan dan dijalankan sesuai dengan arahan dari asesor. Dimulai dari sini penerapan SPMI benar-benar terlaksana dan berjalan dengan baik. Karena mutu kini semakin populer dianggap sebagai langkah terbaik untuk membantu memperoleh sistem pendidikan yang efektif dan efisien. Jika didalami lebih jauh maka sesungguhnya fokus pendidikan yang efektif dan efisien intinya adalah pembelajaran. Penjaminan mutu dalam pembelajaran (quality assurance inteaching) dalam proses pelaksanaannya dipengaruhi oleh sumber-sumber mutu
mengevaluasi dan mengembangkan berbagai standar. Pendekatan botomup atau upstream
management diyakini akan lebih efektif. Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara dapat mencoba memperoleh sertifikasi ISO dan/atau yang sejenis sebagai pendukung aspek keterbatasan
administrasi SPMI. Keterbukaan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan atau dinamika dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing Penerapan akhirnya dapat berjalan Komitmen dari semua unsur termasuk unsur badan penyelenggara.
Perubahan paradigm atau pola pikir dari paradigma yang selalu tergantung pada pengawasan dan pengendalian vertical oleh Pemerintah, ke paradigm baru Yaitu kemandirian/otonomi dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan penjaminan mutu oleh Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah sendiri. Perubahan sikap dari para pengelola perguruan tinggi yang awalnya bekerja tanpa didasarkan pada perencanaan dan tanpa memerhatikan visi perguruan tinggi, menjadi sikap yang konsisten pada prinsip merencanakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang telah direncanakan . Alhamdulillah awal dan akhir dari SPMI yang berjalan di Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara sampai dapat berperan dengan baik. Penutup Hal ini disadari bahwa pelaksanaan SPMI tidak ada format baku. Kemenristek Dikti pun tidak menetapkan format baku yang harus diikuti. Peraturan Pemerintah mewajibkan perguruan tinggi melaksanakan SPMI tetapi format pelaksanaannya sepenuhnya menjadi wewenang perguruan tinggi. Oleh karena itu, diharapkan model dasar dan pokok-pokok pengetahuan yang diuraikan dalam dapat menjadi dasar
pengembangan SPMI yang sesuai dengan kebiasaan, potensi, dan kondisi khas perguruan tinggi.