Manajemen Keuangan
Daerah
Pertemuan ke-10:
“Sistem Pengadaan Pemerintah dan Perlindungan Terhadap Korupsi”
Pendahuluan
• Pengadaan fasilitas publik memiliki nilai yang cukup
besar. Di US, jumlahnya mencapai 30% dari gross national product
• Studi literatur menunjukkan bahwa permasalahan
korupsi seringkali ditangani dengan menjalankan strategi yang bersifat umum (one size fits all) sehingga menjadi tidak efektif
• Dalam praktek, korupsi seringkali terjadi pada
Public Procurement
• Para pejabat publik di tingkat pemerintah daerah biasanya
ingin memiliki wewenang untuk mengendalikan keputusan pengadaan:
– Mereka merasa paling mengetahui semua hal terkait barang dan jasa
yang dibutuhkan
– Namun mereka tidak menguasai seluk beluk proses pengadaan
barang dan jasa seperti penyusunan kontrak, proses administrasi, dsb
• Kompetensi khusus dibutuhkan bagi petugas publik yang
bertanggung jawab terhadap proses pengadaan:
• Selain itu, perlu juga didukung oleh beberapa hal lain agar
proses pengadaan berjalan dengan baik:
– Regulasi yang efektif
Public Procurement
,
Good Governance
, dan
Korupsi
• Kata korupsi biasa digunakan untuk mengistilahkan berbagai bentuk aktivitas ilegal, namun definisi yang umum adalah “penyalahgunaan wewenang publik untuk mendapatkan keuntungan pribadi”
• Menurut Asian Development Bank, definisi korupsi adalah: “involves behavior on the part of officials in the public and private sectors, in which they improperly and unlawfully enrich themselves and/or those close to them, or induce others to do so, by misusing the position in which they are placed”
Public Procurement
,
Good Governance
, dan
Korupsi
• Dari berbagai definisi tentang korupsi, disimpulkan
bahwa pratek korup merupakan penyalahgunaan wewenang publik untuk mendapatkan keuntungan ilegal
• Korupsi juga merupakan privatisasi atas fungsi
pemerintah dan biasanya bertentangan dengan kepentingan publik
• Korupsi lebih banyak terjadi pada negara
berkembang atau negara miskin. Untuk
Public Procurement
,
Good Governance
, dan
Korupsi
• Governance menggambarkan proses pengambilan
keputusan dan implementasinya
– Menggambarkan berbagai pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan implementasinya
– Mencakup seluruh wewenang terkait dengan politik, ekonomi, dan administrasi
• Good governance akan menjamin terciptanya
manajemen publik yang efektif dengan meningkatkan partisipasi publik, akuntabilitas, dan transparansi
• Sehingga dapat disimpulkan korupsi merupakan
Peluang Korupsi Pada
Public Procurement
• Dalam literatur, korupsi dibedakan menjadi 2 bentuk,
yaitu:
1. Grand corruption 2. Pretty corruption
• Grand corruption biasanya dilakukan oleh elit dan
cenderung merusak sistem dimana korupsi tersebut terjadi
• Pretty corruption biasanya dilakukan oleh para birokrat sehingga menyebabkan lembaga pemerintah tidak berfungsi dengan baik
• Keduanya saling berhubungan, pretty corruption jika
Peluang Korupsi Pada
Public Procurement
• Pada negara-negara berkembang, biasanya bentuk
utama korupsi pada proses pengadaan publik adalah “speed of money exchange”.
• Para petugas pengadaan barang dan jasa publik
cenderung akan memperlambat, mempersulit, menunda keputusan pengadaan kecuali jika diberikan uang (suap)
• Atau dapat juga berupa adanya perlambatan proses
Peluang Korupsi Pada
Public Procurement
• Sebagai contoh apa yang terjadi pada proses tender
proyek konstruksi
– Setiap proposal tender biasanya dinilai apakah sudah lengkap atau tidak lengkap
– Aplikasi yang lengkap seharusnya dilanjutnya sementara yang tidak lengkap ditunda
– Adanya diskresi pada pejabat berwenang akan membuat waktu proses menjadi lebih lama
– Tidak ada transparansi mengenai proses yang sedang berlangsung, proposal dikembalikan tidak disertai dengan alasan jelas
Peluang Korupsi Pada
Public Procurement
• Bentuk lain korupsi pada public procurement adalah
“kickback”:
– Dilakukan oleh kontraktor untuk mempercepat proses persetujuan proposal biasanya karena waktu pengerjaan
proyek tidak terlalu panjang
– Dilakukan oleh kontraktor untuk membujuk petugas pengadaan tidak menerima proposal lain atau membuat mekanisme yang menyulitkan masuknya proposal lain
• Kickback membuat kompetisi menjadi tidak sehat – Kualitas barang atau jasa yang didapatkan tidak terjamin
• Dalam jangka panjang, praktek kickback
Peluang Korupsi Pada
Public Procurement
• Proses pengadaan dapat memicu terjadinya korupsi:
– Pencurian secara terang-terangan melalui manipulasi transaksi (lewat kuitansi kosong) atau pencurian uang secara terang-terangan
– Mark up biaya proyek
– Menyuap petugas pengadaan
– Pemerasan dari pihak petugas pengadaan terhadap vendor
• Dalam kondisi tertentu beberapa bentuk fraud berikut ini dapat terjadi:
– Terdapat insider trading dalam proses pengadaan
– Illegal commissions
– Preferensi petugas pengadaan untuk memenangkan satu vendor tertentu saja
– Nepotisme
Peluang Korupsi Pada
Public Procurement
• Kecenderungan yang terjadi saat ini, proses pengadaan didesentralisasi karena dianggap dapat meningkatkan efisiensi
• Proses pengadaan didelegasikan pada level birokrasi yang lebih rendah:
– Biasanya disertai kebijakan untuk membeli barang dan jasa dari perusahaan-perusahaan lokal
– Terlalu banyak diskresi yang diberikan kepada petugas pengadaan ditingkat lokal
– Praktek di atas memperbesar peluang terjadinya korupsi pada
Sistem Pemerintahan dan Korupsi
• Sistem pemerintahan yang berlaku cenderung
berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya korupsi
• Fakta membuktikan bahwa korupsi yang terjadi di
banyak negara biasanya terjadi karena banyaknya kelemahan yang terdapat pada institusi publik, tingkat pendidikan yang rendah pada masyarakat, dan lain-lain
• Mekanisme distribusi kekuasaan/wewenang antara
Sistem Pemerintah dan Korupsi
• Beberapa pihak berpendapat bahwa cara untuk
mengurangi terjadinya korupsi adalah dengan
mengurangi keterlibatan pemerintah dalam
perekonomian
• Namun pendapat tersebut disanggah:
– Denmark, Finland, Netherlands, Norway, Sweden, dan Switzerland memiliki nilai tertinggi pada Transparency International’s Corruption Perception Index
– Negara-negara tersebut tidak menerapkan perekonomian bebas, pemerintah masih turut campur dalam perekonomian – Mekanisme distribusi wewenang dalam pemerintahan lebih
Sentralisasi vs Desentralisasi
• Desentralisasi merupakan sistem pemerintahan dimana
kekuasaan/wewenang didistribusikan kepada pemerintah daerah
• Dengan membagi kekuasaan untuk masing-masing
pemerintah lokal, desentralisasi dianggap cara terbaik untuk meningkatkan kompetisi antar pemerintah daerah, meningkatkan check and balances, meningkatkan akuntabilitas, dan mengurangi peran pusat secara umum
• Disisi lain, desentralisasi cenderung meningkatkan
potensi terjadinya korupsi:
– Pemerintah daerah memiliki kapasitas yang lebih rendah dalam hal manajerial dan sistem auditing
Proses Pengadaan Sebagai Pencegah
Korupsi
• Menentukan kebijakan proses pengadaan yang tepat
dapat mereduksi terjadinya korupsi
• Gangguan terhadap proses pengadaan akan berkurang
seiring dengan dijalankannya proses pengambilan keputusan yang terbuka, fair, kompetitif, dan berbagai stakeholder dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan
• Menurut Hinson dan McCue (2004), perencanaan proses
pengadaan terdiri dari 4 hal berikut:
a. Penyusunan procurement strategic plan
b. Formalisasi perencanaan proses pengadaan
c. Implementasi rencana melalui proses administrasi kontrak yang baik
Penyusunan
procurement plan
• Procurement plan berfungsi sebagai guidelines atas
proses procurement yang akan dijalankan
• Di dalamnya berisi segala hal terkait dengan proses
procurement yang akan dijalankan
• Kompleksitas dari procurement planning sangat
Formalisasi Proses Pengadaan
• Sebelum kontrak dibuat, tahap yang harus diperhatikan adalah identifikasi berbagai spesifikasi dan standar yang dibutuhkan dalam pengadaan barang dan jasa.
• Agar antar vendor tidak terjadi bias terkait dengan persyaratan proyek, sebaiknya spesifikasi dan standar yang dibutuhkan dilegalkan dalam bentuk dokumen resmi.
• Contohnya adalah dengan membuat statement of work
(SOW)
– Berisi seluruh spesifikasi dan standar yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan kontrak
Formalisasi Proses Pengadaan
• Konten dari SOW adalah sebagai berikut: – Cakupan pekerjaan
– Lokasi pekerjaan – Periode pengerjaan – Deliverable schedule – Kriteria penerimaan
– Kriteria khusus yang dibutuhkan
• Setelah SOW disusun langkah selanjutnya adalah membuat
draft kontrak. Isu-isu kontraktual yang harus diperhatikan adalah:
– Periode awal kontrak dan berakhirnya kontrak – Semua biaya yang relevan
– Invoice dan jadwal pembayaran – Batas waktu pengiriman hasil
Administrasi Kontrak
• Administrasi kontrak merupakan manajemen kontrak
untuk proses pengadaan barang-jasa setelah vendor atau kontraktor dipilih
– Pre contract review – Eksekusi kontrak
– Dan evaluasi setelah kontrak
• Pemerintah dapat menunjuk seseorang (project