• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home stri prakrti. stri prakrti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Home stri prakrti. stri prakrti"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

STRI PRAK

ٶ

TI

SKRIP KARYA SENI

OLEH :

NI PUTU WIDIASIH KURNIA DEWI NIM : 2007.01.015

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

(2)

STRI PRAK

ٶ

TI

SKRIP KARYA SENI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S-1)

OLEH :

NI PUTU WIDIASIH KURNIA DEWI NIM : 2007.01.015

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

(3)

STRI PRAK

ٶ

TI

SKRIP KARYA SENI

Disetujui untuk diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S-1)

MENYETUJUI :

Pembimbing I Pembimbing II

I Gde Sukraka, SST., M.Hum Tjokorda Raka Tisnu, SST., MSi

(4)

SKRIP KARYA SENI

Skrip Karya Seni ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Sarjana Seni (S1), Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada :

Hari/Tanggal : Senin, 24 Mei 2011

Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (……….)

NIP. 19681231 199603 1 007

Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP.,M.Hum (……….)

NIP. 19641231 1999002 1 040

Dosen Penguji :

1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd. (……….)

NIP. 19541231 198303 1 016

2. Drs. I Nengah Sarwa, M. Pd. (……….)

NIP. 19501231 197503 1 005

3. I Wayan Sutirtha, S.Sn., M.S.n (……….)

NIP. 19730619 200312 1 008

Disahkan pada tanggal : ...

Mengetahui

Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Ketua Jurusan Tari

Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia Denpasar

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Mahaesa / Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulisan skrip karya tari yang

berjudul Stri Prakٷti dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Skrip karya tari ini merupakan uraian dari garapan tari Stri Prakٷti yang

diujikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh sarjana seni program Strata

Satu (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar.

Penata menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak

yang terkait kegiatan ini tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan. Dalam

kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. I Wayan Rai S.Ma., selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar

telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam penggunaan fasilitas,

sarana dan prasarana yang tersedia.

2. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan fasilitas.

3. Bapak I Nyoman Cerita, S.S.T., M.F.A., selaku Ketua Jurusan Seni Tari,

Institut Seni Indonesia Denpasar dan yang selalu memberikan dorongan serta

semangat untuk menyelesaikan garapan karya tari Stri Prakٷti .

4. Ibu Ni Nyoman Mulyati, S.S.T., M.Hum., selaku Pembimbing Akademik

yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dari mulai terdaftar sebagai

mahasiswa hingga menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI)

(6)

5. Dosen pengajar mata kuliah bimbingan penulisan skrip yang telah

memberikan materi tentang cara penulisan skrip dan memberikan kesempatan

lebih awal dalam tugas pembuatan proposal.

6. Bapak I Gde Sukraka, S.S.T., M.Hum., selaku pembimbing pertama yang

telah membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Stri Prakٷti .

7. Bapak Tjokorda Raka Tisnu, S.S.T., Msi., selaku Pembimbing II yang telah

membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Stri Prakٷti .

8. Panitia ujian tugas akhir ISI Denpasar periode 2010/2011.

9. I Gede Arsana, S.Sn, yang telah membantu dalam penggarapan musik iringan

tari dan selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan

karya seni tari Stri Prakٷti .

10.Para pendukung tari, Ni Putu Chandra Jayantie, Ni Luh Putu Ika Agustini,

Luh Indrayani, Ni Putu Anik Duasti Hartini, pendukung karawitan Sekaa

Gong Kusuma Sari, Desa Penatih-Denpasar, dan stage crew yang telah

meluangkan waktu untuk membantu mensukseskan garapan ini.

11. Ketut Suardana, S.Sn., yang telah membantu membuat Topeng.

12.Bapak Lila yang bertugas di bagian tata lampu yang telah membantu dalam

proses pementasan karya tari Stri Prakٷti .

13.Orang tua tercinta Bapak I Wayan Suarka dan Ibu Ni Wayan Wirati serta

kekasih I Gusti Putu Arioka, S.Sn, yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan moral serta material yang mampu mempermudah proses garapan

ini.

14.Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah

(7)

Penata menyadari bahwa skrip karya seni dan karya tulis ini masih jauh

dari sempurna, oleh sebab itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati

dimohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan

selanjutnya. Semoga apa yang dipersembahkan dapat bermanfaat.

Denpasar, 16 Mei 2011

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Ide Garapan ... 4

1.3Tujuan Garapan ... 5

1.3.1 Tujuan Umum... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4Manfaat Garapan ... 6

1.5Ruang Lingkup ... 7

1.6Struktur Garapan ... 7

1.6.1 Flask Back ... 7

1.6.2 Pepeson ... 8

1.6.3 Pengawak ... 8

1.6.4 Pengecet ... 8

(9)

BAB II KAJIAN SUMBER ... 9

2.1Sumber Literatur... 9

2.2Sumber Tidak Tertulis ... 10

2.2.1 VCD ... 10

2.2.2 Wawancara ... 10

BAB III PROSES KREATIF ... 12

3.1Tahap Eksplorasi (Penjajagan) ... 12

3.2Tahap Improvisasi (Percobaan) ... 16

3.3Tahap Forming (Pembentukan) ... 18

BAB IV WUJUD GARAPAN ... 23

4.1Deskripsi Garapan ... 23

4.2Analisis Pola Struktur ... 24

4.2.1 Flash Back ... 24

4.2.2 Pepeson ... 24

4.2.3 Pengawak ... 24

4.2.4 Pengecet ... 25

4.2.5 Pekaad ... 25

4.3Analisis Simbol ... 25

4.4Analisis Materi ... 26

4.4.1 Motif Desain Kelompok ... 26

4.4.2 Perbendaharaan Gerak ... 27

4.5Analisis Penyajian ... 33

4.5.1 Tempat Pertunjukan ... 32

(10)

4.5.3 Properti ... 58

4.5.4 Tata Rias... 58

BAB V PENUTUP ... 65

5.1Kesimpulan ... 65

5.2Saran-saran ... 66

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Denah Stage ... 33

Gambar 2 Arah Hadap Penari ... 34

Gambar 3 Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Depan ... 51

Gambar 4 Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Belakang ... 52

Gambar 5 Foto Kostum Penari Remaja Putri Tampak Depan ... 53

Gambar 6 Foto Kostum Penari Remaja Putri Tampak Belakang ... 54

Gambar 7 Foto Kostum Penari Ibu-ibu Tampak Depan ... 55

Gambar 8 Foto Kostum Penari Nenek-nenek Tampak Depan ... 56

Gambar 9 Foto Kostum Penari Bersama ... 57

Gambar 10 Foto Topeng Remaja & Nenek-nenek ... 58

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tahap Eksplorasi (Penjajagan) ... 14

Tabel 2 Tahap Improvisasi (Percobaan) ... 16

Tabel 3 Tahap Forming (Pembentukan) ... 19

Tabel 4 Rancangan Proses Kreativitas ... 22

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lamipran 1 Daftar Informan

Lamipran 2 Daftar Nama Pendukung

Lampiran 3 Susunan Panitia

Lampiran 4 Foto Pementasan

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia mempunyai siklus atau tahapan dalam perkembangan

hidupnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Sejak masih bayi, balita,

menanjak remaja, menjadi remaja yang dewasa, menikah, memiliki keturunan,

menjadi orang tua, menjadi lansia, dan meninggal. Siklus perkembangan ini,

tentunya membutuhkan proses dalam waktu yang cukup lama. Faktor ekologis,

fisik, dan perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan hidup manusia.

Untuk rencana Tugas Akhir, penata tertarik untuk menuangkan tentang

siklus kehidupan ini ke dalam sebuah tarian berjudul Stri Prakٷti. Dalam Kamus

Jawa Kuno, kata stri berarti wanita sedangkan Prakٷti berarti kodrat (kemauan

alam) dengan demikian judul tarian ini dapat diartikan dengan, kodrat wanita

dalam kehidupan.

Garapan ini memakai tema kehidupan wanita, karena di jaman modern ini

derajat wanita telah dikesampingkan oleh kaum pria, sekaligus ingin menonjolkan

emansipasi wanita di kalangan masyarakat. Hal yang mendorong untuk menata

tari kreasi putri bertopeng dan mengambil tema siklus kehidupan, karena ingin

memadukan tarian putri bertopeng dengan gerak-gerak lincah di dalam karakter

putri tersebut, serta fisik penata mencirikan karakter ganjen atau centil. Oleh

karena itu, digarap sebuah tari kreasi putri keras yang diberi judul tari Stri Prakٷti.

Garapan ini penata mengangkat siklus pertumbuhan hidup seorang wanita

(15)

nenek-nenek. Masa-masa kecil memiliki rasa ingin tahu, masa-masa bermain, dan

belajar. Aktivitas yang sering dilakukan anak-anak untuk mengisi luwang waktu

yaitu bermain, sebab dengan bermain seorang anak dapat memuaskan kebutuhan

emosionalnya.1 Seorang remaja wanita memiliki lekuk-lekuk tubuh yang indah,

memiliki karakter wajah yang centil dan memikat. Masa-masa pubertas yang

menjadi faktor utama seorang wanita dewasa mengalami perubahan psikologis,

fisik, sifat, dan cara berpikirnya.2 Setiap wanita dewasa memiliki naluri

keibuannya, namun di sisi lain menjadi seorang ibu masih memiliki naluri

remajanya yaitu ingin selalu tampil cantik agar menjadi kebanggaan suami,

bergaul bercanda tawa sesama ibu-ibu lainya. Karakter yang dimiliki seorang ibu

tidak hanya lembut, karena itu tergantung oleh faktor lingkungan dan keluarga

serta kepribadiannya. Seiring berjalannya waktu manusia pasti akan bertambah

usianya dan menjadi tua renta, begitu pula wanita setelah menjadi ibu-ibu

selanjutnya akan menjadi nenek-nenek serta mengalami masa menopouse (masa

akhir wanita bereproduksi). Sebuah karya seni pada hakikatnya adalah sarana

komunikasi emosional.3 Dari fenomena kehidupan inilah, digarap garapan tari Stri

Prakٷti.

Anak kecil memiliki rasa ingin tahu, lebih cenderung selalu ingin bermain

bersama teman-teman sepergaulannya dibandingkan dengan remaja putri yang

pada umumnya memiliki sikap yang agresif, kritis, dan dengan perasaannya

remaja putri lebih cendrung sensitif kepada lawan jenisnya. Seorang ibu memiki

1Diah Ayuningsih, M. Psi, 2010. Psikologi Perkembangan Anak, Yogyakarta, Pustaka Larasati. p 108.

2Aden. R. 2010. Ketika Remaja dan Pubertas tiba., Yogyakarta : Percetakan Hanggar Kreator. p. 14.

(16)

naluri keibuan dan lembut pada umumnya namun tidak sedikit juga ibu-ibu yang

memiliki sikap yang jenaka, ceria, dan pekerja keras. Pergaulan dan masalah

ekonomi yang menjadi faktor terbetuknya sikap tersebut. Wanita yang sudah

lanjut usia biasanya mengalami perubahan fisik, psikologis, dan biasanya akan

mengalami gangguan oleh panca ideranya, terkadang sikapnya kembali menjadi

seperti anak kecil.

Tarian ini memakai riasan wajah anak kecil, topeng kreasi cantik sebagai

properti dan selendang bagian dari kostumnya. Selain itu, adanya pengembangan

dari segi kostum yang dibuat semeriah mungkin, namun tetap berpijak pada

kostum tari putri tradisi yang telah ada seperti menggunakan petitis, prakapat,

badong, properti topeng dan selendang, sebagai identitas tari Stri Prakٷti .

Tarian ini digarap karena penata ingin memadukan empat karakter yaitu

anak-anak, remaja, ibu-ibu,dan nenek-nenek maka dibuat topeng berwajah cantik

dan memakai riasan berwajah seperti anak-anak yang terkesan lucu menor

(berlebihan) serta topeng berwajah nenek-nenek. Tarian ini ditarikan oleh 5 orang

penari putri secara berkelompok.

Tari Stri Prakٷti terwujud untuk menyampaikan pesan-pesan penata, karena

mengandung nilai-nilai di dalamnya. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah nilai

estetis dan moral. Menyampaikan pesan bahwa kecantikan itu tidak mutlak karena

dapat hilang seiring berjalannya waktu.

Berpijak dari latar belakang di atas, ide tersebut dapat ditransformasikan dari

unsur-unsur gerak tari tradisi Bali yang dipadukan dengan gerak tari modern dan

tari Jaipongan yang sekaligus menjadi ciri khas dalam tarian ini. Timbulnya gerak

(17)

dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak

murni dan gerak maknawi. Diharapkan karya tari ini dapat memberi kesan,

menghibur dan mudah dicerna oleh masyarakat penikmat seni.

1.2. Ide Garapan

Ide garapan tari Stri Prakٷti muncul melalui proses pengamatan penata

terhadap seseorang ibu yang memiliki postur tubuh yang besar, lalu

membandingkan dengan masa remajanya yang cantik dan langsing. Sedangkan

masa tua atau nenek-nenek, penata terinspirasi dari pragina Jero Puspawati yang

masih kuat menari diusia lanjut. Melalui proses perenungan dan pengalaman yang

pernah penata alami sehingga tertarik untuk menggarap tari Stri Prakٷti .

Garapan ini menggunakan topeng, karena ada keinginan untuk

mengembangkan tarian topeng wanita yang sudah sangat jarang terlihat. Topeng

secara arti kata suatu benda penutup muka yang dibuat dari kayu, kertas, kain dan

bahan lainnya.4 Menari dan mengekspresikan menggunakan topeng, penata rasa

lebih menantang karena harus dapat menguasai serta memainkan karakternya

melalui gerak tubuh.

Garapan ini pada awalnya menunjukan aktivitas anak-anak kecil berusia 7

s.d. 10 tahun yang sedang bermain petak umpet dilanjutkan, memakai topeng yang

dibuat khusus centil dengan memadukan gerak-gerak anggun, humor, dilanjutkan

dengan adegan berubah menjadi ibu-ibu dengan melepaskan topengnya. Akhirnya

penari berubah menjadi nenek-nenek dengan memakai topeng nenek-nenek. Pada

babak menjadi ibu-ibu tersebut penari berias dengan riasan seperti ibu-ibu cantik.

Fungsi tata rias antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi

(18)

karakter peran yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk

menambah daya tarik penampilannya. Gerak tari ini berpijak dari gerak-gerak tari

tradional Bali yang dipadukan dengan gerakan tari Jaipongan yang dikembangkan

menjadi motif gerakan baru.

Karya tari kreasi putri keras dengan judul tari Stri Prakٷti, bertemakan

kehidupan wanita. Tarian ini tarian kelompok yang ditarikan oleh lima orang

penari putri yang berdurasi kurang lebih dua belas menit dengan diiringi

seperangkat Gamelan Semara Pegulingan. Garapan tari Stri Prakٷti ini

menggunakan struktur pepeson, pengawak, pengecet, dan pekaad.

1.3. Tujuan Garapan

Untuk mewujudkan suatu garapan, perlu adanya tujuan yang ingin dicapai.

Adapun tujuan dari penggarapan tari kreasi Stri Prakٷti ini, dapat dibedakan

menjadi 2 (dua), yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.1.1Ingin melestarikan seni dan budaya Bali khususnya dibidang seni

tari.

1.3.1.2Ingin meningkatkan kemampuan berkreativitas dengan membuat

garapan tari.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1Ingin memadukan empat karakter dalam sebuah garapan tari kreasi

topeng yang menggambarkan tokoh putri.

1.3.2.2Ingin memberikan kesan dan pesan kepada masyarakat bahwa

garapan ini memiliki gerak-gerak yang bersifat humor dan

(19)

1.3.2.3Ingin menampilkan gerak-gerak baru dan mengembangkan

perbendaharaan gerak yang ada.

1.3.2.4Ingin menampilkan sebuah garapan tari yang inovatif dan

memadukan gerak-gerak yang mengandung nilai estetika dan nilai

etika.

1.3.2.5Ingin menuangkan potensi diri dalam penggarapan tari Stri Prakٷti.

1.3.2.6Ingin menyampaikan pesan moral dan menghimbau kaum wanita

harus dapat menjaga dan merawat diri dengan baik, agar tidak

menjadi penyesalan di kemudian hari.

1.4. Manfaat Garapan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam garapan ini adalah :

1.4.1 Tari kreasi Stri Prakٷti dapat memberikan pengalaman pada penata dalam

menata sebuah tarian putri keras.

1.4.2 Memperoleh pengetahuan metode penciptaan seni tari secara terperinci

mengenai teori-teori seni tari dan cara menuangkannya ke dalam bentuk

karya seni tari.

1.4.3 Menambah keberanian dalam menciptakan suatu garapan tari topeng

sehingga dapat menjembatani para seniman dalam menciptakan suatu

garapan baru.

1.4.4 Memberikan contoh garapan tari yang inovatif sekaligus menghibur

(20)

1.5. Ruang Lingkup

Tari kreasi Stri Prakٷti merupakan jenis tari rakyat yang bertemakan siklus

kehidupan wanita. Garapan ini bersumber dari perubahan yang terjadi pada fisik

dan sifat wanita yang mengalami siklus kehidupan dari faktor usia diantaranya ;

masa kanak-kanak (usia 7-13 tahun), remaja (usia 14-25 tahun, menjadi seorang

ibu (25-50 tahun), dan menjadi nenek-nenek (usia 60-80 tahun). Garapan ini

masuk ke dalam tari putri keras karena gerak-gerak yang terdapat pada garapan ini

lebih banyak menggunakan gerak energik dan lincah.

Garapan tari kreasi Stri Prakٷti ini masih berpijak pada pola-pola tradisi,

namun demikian motif-motif geraknya dihasilkan dari pepaduan gerak-gerak tari

Jaipongan dan Bali. Properti yang dipakai yaitu topeng dan selendang. Tari Stri

Prakٷti berbentuk tari kelompok yang di tarikan oleh 5 (lima) orang penari putri.

Tari Stri Prakٷti di iringi musik gamelan Semara Pegulingan. Ada pun

pendukung karawitan dari Sekeha Gong Kusuma Sari, Banjar Batan Poh, Penatih,

penata karawitan I Gede Arsana, S.Sn.

1.6. Struktur Garapan

Struktur garapan Tari Stri Prakٷti adalah terdiri dari pepeson, pengawak,

pengecet dan pekaad. Adapun pembagian struktur tari Stri Prakٷti , terdiri dari:

1.6.1. Flash back

Menggambarkan tiga orang anak kecil yang sedang bermain petak umpet

(21)

1.6.2. Pepeson

Menggambarkan sekelompok remaja putri yang sedang menunjukan

pesona tubuhnya. Rasa kegembiraan muncul dalam menikmati masa-masa

mudanya.

1.6.3. Pengawak

Muncul rasa ketertarikan oleh remaja putri kepada lawan jenis dan mulai

memadu kasih, ada keinginan untuk bercinta, serta kemudian menjadi ibu-ibu

yang penuh semangat dalam menjalani aktivitasnya.

1.6.4. Pengecet

Menggambarkan keceriaan para ibu-ibu yang sedang berkumpul sibuk

mengatur kegiatan rumah tangganya, terdapat gerak-gerak humor dan riang

gembira. Tarian ini mengutamakan ekspresi wajah yang menggambarkan sosok

ibu-ibu jenaka dan kelincahan gerak ibu-ibu. Pada bagian ini para penari melepas

topengnya.

1.6.5. Pekaad

Terjadi perubahan menjadi nenek-nenek yang sudah lanjut usia, tua renta.

Pada bagian ini penari memakai topeng nenek dan bergerak seperti

(22)

BAB II KAJIAN SUMBER

Pada kajian sumber Skrip karya tari Stri Prakٷti akan dikemukakan

konsep-konsep atau teori-teori yang dianggap relevan dalam menunjang penulisan ini.

Beberapa hal yang diketahui sehubungan dengan hal tersebut di atas antara lain:

2.1Sumber Pustaka

2.1.1 Aden. R. 2010, menulis Ketika Remaja dan Pubertas Tiba. Buku ini

menjabarkan pengertian pubertas serta ciri remaja mengalami pubertas .

Hal ini berkaitan dengan ide garapan tari Stri Prakٷti.

2.1.2 Diah Ayuningsih, M. Psi, menulis Psikologi Perkembangan Anak. Buku

ini menjabarkan tentang karakteristik dan perkembangan anak-anak pada

umumnya. Hal ini berkaitan dengan ide garapan tari Stri Prakٷti.

2.1.3 Sal Murgianto 1992, menulis Koreografi. Jakarta. Pada buku ini banyak

terdapat suatu penjelasan tentang penciptaan suatu tarian yang membantu

penata untuk dapat mencari perbendaharaan gerak tari yang mudah

dipahami penonton.

2.1.4 M. Jazuli, menulis Telaah Teoritis Seni Tari. 1994. Semarang. Pada buku

ini terdapat bagaimana koreografer menciptakan sebuah tarian, serta

banyak berisikan pengertian mengenai gerak-gerak yang berkaitan dengan

garapan tari Stri Prakٷti. Timbulnya gerak tari berasal dari proses

pengolahan yang mengalami proses stilirisasi (digayakan) dan distorsi

(pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak

(23)

2.1.5 I Wayan Dibia, 1979, menulis Sinopsis Tari Bali. Lebih lanjut dijabarkan

fungsi sebuah topeng yang digunakan sebagai properti tari Stri Prakٷti

secara umum. Topeng, secara demokratis berarti suatu benda penutup

muka yang dibuat dari kayu, kertas, kain dan bahan lainnya.

2.2 Sumber Tidak Tertulis 2.2.1 VCD

Mengamati sebuah karya tari Parade Nusantara 2006, di Sasane Langen

Budaya Taman Mini Indonesia Indah, yang dikemas dalam bentuk VCD dengan

judul tari Gelang Room. Tarian ini memilki berbagai macam pola lantai dan gerak

yang unik. Penampilan dari tarian ini juga menjadi inspirasi penata untuk

menggarap tarian kelompok.

2.2.2 Wawancara

Sumber wawancara yang penggarap dapatkan berdasarkan hasil wawancara

dan konsultasi garapan yang ingin digarap, dari segi karakter, judul, serta

pengetahuan tentang tari .

2.2.2.1Nama informan : I Nyoman Cerita, SST., M.FA

Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan

Pakar : Seni Pertunjukan

Alamat : Br. Sengguan, Singapadu, Gianyar.

2.2.2.2Nama informan : Dra. Dyah Kustiyanti., M. Hum

Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan

Pakar : Sastra

(24)

2.2.2.3Nama Informan : I Komang Dediana, S.Sn

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Seniman Tari

Pakar : Seni Pertunjukan

Alamat : Br. Buda Ireng, Batubulan Kangin,

(25)

BAB III

PROSES KREATIVITAS

Penggarapan sebuah karya seni tari kreasi diperlukan persiapan, baik itu

persiapan material maupun moral serta kreativitas yang tinggi. Terkait dengan

penggarapan tari secara konseptual diperlukan proses yang bertahap seperti tahap

eksplorasi (penjajaan), tahap improvisasi (percobaan) atau bergerak secara bebas,

tahap forming (pembentukan).5 Demikian pula dalam penggarapan tari kreasi baru

dengan judul Stri Prakٷti penata juga mempergunakan tahapan tersebut.

3.1 Tahap Eksplorasi (Penjajagan)

Eksplorasi termasuk berpikir berimajinasi, merasakan dan merespon.6

Tahapan ini merupakan langkah awal dari tari Stri Prakٷti, yang dimulai dari

mencari sebuah ide dan tema yang nantinya akan dituangkan ke dalam sebuah

garapan karya tari. Garapan tari Stri Prakٷti ini ditampilkan pada saat mengikuti

mata kuliah koreografi VI, dengan masing-masing mahasiswa disarankan

menggarap yang nantinya dipakai dalam tugas akhir. Setelah ujian koreografi VI,

akan dimantapkan tari lagi Stri Prakٷti yang sudah digarap untuk dipakai sebagai

garapan tugas akhir. Skrip karya seni tari ini ditulis untuk memaparkan proses

garapan dan seluk beluk mengenai tari Stri Prakٷti tercipta.

Pada awal bulan September 2010 dilaksanakan bimbingan bersama, pada

saat itu muncul imajinasi untuk membuat tarian rakyat dengan ciri khas memakai

5Y. Sumandiyo Hadi, Mencipta Lewat Tari (terjemahan Alma M. Hawkins dengan judul Creating Through Dance), Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2003, p. 18

6

(26)

tatarias humor. Beberapa lama kemudian, penata memberikan properti topeng

untuk memainkan karakter putri. Setelah itu melakukan pencarian Judul oleh

kerabat serta orang tua. Sebelumnya disampaikan terlebih dahulu ide, tema dan

konsep dari garapan sehingga diperoleh judul yang digunakan dalam karya tari

yaitu tari Suba Kadung. Judul tersebut tidak disetujui oleh para komentator pada

saat ujian proposal, dengan demikian penata melakukan konsultasi kepada Ibu

Dra. Dyah Kustiyanti, M. Hum, akhirnya judul karya tari ini menjadi Stri Prakٷti.

Setelah itu, penata melakukan wawancara dengan seorang seniman tari, yaitu I

Komang Dediana, S.Sn. Berdasarkan wawancara tersebut, penata diarahkan

mencari teknik permainan karakter jenaka dan topeng yang belum pernah

digunakan dalam seni tari dengan tujuan mengadakan pengembangan dari

fenomena yang sudah pernah ada sebelumnya.7

Setelah mewujudkan suatu konsep dan mencari pendukung tari serta

karawitan, lalu menuangkan ke dalam bentuk tulisan berstruktur, yang langsung di

membagikan ke para pendukung tari dan karawitan. Konsep itu dibagikan, agar

garapan yang akan digarap mudah dipahami dan para pendukung memahami

maksud penggarap menggarap tari tersebut. Sebelum memulai proses dalam

sebuah penggarapan perlu dicari hari baik atau nuasen. Upacara nuasen,

pendukung karawitan dan tari dilakukan pada tanggal 28 Desember 2010 di Pura

Padmasana Balai Banjar Batan Poh Penatih.

(27)

Tabel 1

Tahap Eksplorasi (Penjajagan)

Bulan November tahun 2010 sampai dengan Januari tahun 2011

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Minggu II (September)

Memikirkan dan mencari ide untuk membuat sebuah karya tari dalam mata kuliah

Koreografi VI serta sekaligus ditujukan sebagai karya Tugas Akhir (TA). Minggu III

(September)

Dalam usaha terus

melakukan pencarian ide, penata mencari suatu hal yang baru dalam tari sesuai dengan potensi penata.

Berdasarkan inspirasi yang penata dapatkan, penata menemukan ide sesuai keinginan, potensi diri dan pengalaman yang penata miliki selama untuk tari kreasi. Minggu IV

(September)

Mencari tema yang akan diangkat dalam garapan ini.

Menemukan beberapa tema yang harus dipertimbangkan, dan diseleksi.

Minggu I (Oktober)

Melakukan diskusi dengan I Nyoman Cerita , seorang seniman tari sekaligus dosen di ISI Denpasar mengenai konsep yang akan digarap.

Diarahkan mengobservasi siklus kehidupan wanita yang menjadi inspirasi penata, namun agar dapat berbeda dari yang sudah ada. Penata akhirnya memilih menggarap tari rakyat memakai properti topeng berkarakter lucu.

Minggu II (Oktober)

Melakukan bimbingan dan diskusi dengan dosen mata kuliah Koreografi VI mengenai ide garapan.

Memantapkan ide garapan dan mencari beberapa referensi serta melakukan

observasi yang mendukung ide garapan.

Wujud dan karakter remaja yang bersifat

centil menjadi ibu-ibu jenaka sebagai ide yang digarap dalam tari kreasi putri monyer, ditarikan secara berkelompok.

Menemukan buku, video, dan melakukan

(28)

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Menentukan karakter topeng dan ekspresi yang sesuai dengan inspirasi.

Minggu II (November)

Menentukan alur dan struktur garapan agar sesuai dengan ide garapan.

Menetapkan struktur garapan yang akan

digunakan yaitu pepeson,

pengawak, pengecet, dan

pekaad.

Minggu IV (November)

Memikirkan dan mencari elemen pendukung terkait dengan garapan yang akan dibuat, seperti pendukung tari, pendukung karawitan, penata iringan, dan iringan yang akan digunakan.

Melakukan diskusi dengan penata iringan mengenai ide dan konsep garapan,

pendukung karawitan, serta iringan yang digunakan.

Menemukan pendukung tari yang sesuai dengan keinginan penata, dan penata iringan yang didapat setelah melakukan diskusi dengan beberapa kerabat jurusan karawitan, yaitu I Gusti Putu arioka, S.Sn dan I Gede Arsana,S.Sn.

Menetapkan pendukung

karawitan dari Sekaa

Gong Kusuma Sari,

Penatih, denpasar, dan iringan yang digunakan

adalah gamelan Semar

Pegulingan sebagai gamelan yang mengiringi tari kreasi putri.

Minggu I (Desember)

Memberikan rancangan alur dan struktur garapan kepada penata iringan.

Melakukan upacara nuasen

di Banjar Batan Poh, Penatih, Denpasar

Mulai melakukan latihan

iringan pada bagian pepeson

yang dipusatkan di Banjar Batan Poh, penatih

Terbentuk bagian

(29)

3.2 Tahap Improvisasi (Percobaan)

Tahapan ini merupakan penuangan ide garapan ke dalam wujud tari,

untuk itu dilakukan gerak-gerak spontanitas dan improvisasi. Gerak yang

didapat sedikit demi sedikit dicatat dengan tujuan untuk mempermudah

mengingatnya dan lebih mudah dalam merangkai gerak tari sesuai dengan

konsep garapan.

Sebelum proses latihan dimulai penata menjelaskan kepada pendukung

tari tentang judul, ide dan konsep garapan yang akan dituangkan ke dalam tari

Stri Prakٷti.. Setelah itu dilanjutkan dengan latihan yaitu penata menuangkan

gerak-gerak pokok tanpa menggunakan musik iringan.

Tabel 2

Tahap Improvisasi (Percobaan)

Bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2010

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Minggu II (Desember)

Mencoba bergerak dengan bebas dan spontanitas sesuai keinginan.

Mencari dan mencoba menyesuaikan gerak dengan tema, konsep serta ide garapan.

Latihan iringan tari untuk dilanjutkan pada bagian

pengawak dan pengecet.

Mendapatkan beberapa

karakter anak-anak pada bagian pepeson.

Memperoleh gerakan yang sesuai untuk digunakan pada bagian

pepeson.

Minggu III (Desember)

Mencoba menyesuaikan gerakan yang telah disusun dengan musik iringan pada

bagian pepeson.

Terbentuknya bagian

(30)

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Kembali dilakukan latihan iringan tari untuk

memantapkan bagian

pepeson dan pengawak.

Terbentuknya iringan tari

pada bagian pepeson dan

bagian pengawak

Minggu IV (Desember)

Mencoba untuk selalu mendengarkan iringan pada

bagian pepeson dan

pengawak.

Mencari dan menyesuaikan gerakan-gerakan yang akan digunakan pada bagian

pepeson dan pengawak.

Bagian pengawak

terbentuk.

Minggu IV (Januari)

Ujian Proposal, Ujian komposisi

Minggu II (Februari)

Kembali mengevaluasi dan mencari gerakan yang akan digunakan pada bagian

pepeson dan pengawak.

Terbentuknya bagian

pepeson dan pengawak

dari garapan tari ini. Menambahkan karakter anak-anak di bagian

pepeson.

Minggu III (Februari)

Mendengarkan kembali iringan tari yang sudah terstruktur agar dapat lebih menghayati dan merasakan nafas yang ada dalam

gending tersebut.

Melakukan latihan iringan tari untuk melanjutkan

bagian pengecet, dan pekaad.

Mendapatkan perbaikan pola gerak yang

disesuaikan dengan

angsel dan nafas gending.

Terbentuk iringan tari

pada bagian pengecet,

dan pekaad.

Minggu IV (Februari)

Mendengarkan iringan tari

pada bagian pengecet dan

pekaad.

Mencoba mencari gerakan yang akan digunakan pada

bagian pengecet dan pekaad.

Terbentuk bagian

(31)

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Minggu I (Maret)

Kembali melanjutkan latihan iringan untuk menambah

bagian pekaad.

Memantapkan kembali

iringan tari dari pepeson

hingga pekaad

Mendengarkan iringan tari dan mencari-cari gerak yang akan digunakan pada bagian

pekaad

Terbentuknya iringan tari

pada bagian pekaad.

Secara umum iringan tari kreasi Putri rakyat ini telah terbentuk.

Bagian pekaad dari

garapan tari ini telah terbentuk.

3.3 Tahap Forming (Pembentukan)

Dalam tahapan ini diperlukan penyesuaian gerak dan musik agar menjadi

satu kesatuan yang nantinya akan menghasilkan suatu keharmonisan dalam

garapan ini. Gerak dan musik harus dihafal dengan benar oleh pendukung tari,

sehingga penjiwaan dan ekspresinya dapat dilakukan dengan baik. Begitu pula

kekompakan gerak dan pola lantai sangat menentukan keutuhan suatu karya

tari.

Tahapan ini merupakan tahap yang sangat penting dalam memberi kesan

dan bentuk yang akan diangkat agar mendapatkan hasil garapan yang

sempurna. Pada tahap pembentukan tari Stri Prakٷti ini sesuai dengan ide,

konsep dan motif-motif gerak yang telah didapatkan. Proses kreatif sampai

pada tahap pembentukan garapan tari Stri Prakٷti dapat di lihat pada tabel di

(32)

Tabel 3

Tahap Forming (Pembentukan)

Bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2011

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Minggu I (Maret)

Mengumpulkan pendukung tari serta memberikan pemahaman mengenai ide dan konsep garapan.

Melakukan latihan awal dengan pendukung tari dan penuangan gerak pada

bagian pengawak serta

pepeson .

Pendukung tari dapat mengetahui ide dan konsep garapan yang mereka bawakan.

Terbentuk bagian

pengawak dan pepeson

dari garapan tari ini.

Minggu I (Maret)

Latihan ditiadakan karena terbentur hari raya Nyepi.

Minggu IV (Maret)

Melakukan latihan untuk memantapkan bagian

pepeson dan penuangan gerak dan pola lantai pada

bagian pengawak disertai

dengan iringannya.

Pembentukan karakter ibu-ibu.

Kembali melakukan penuangan gerak dan pola lantai pada bagian

pengawak.

Bagian karakter

anak-anak dan pepeson telah

dikuasai.

Bagian pengawak,

karakter ibu-ibu telah dikuasai dengan baik.

Minggu I (April)

Melakukan latihan untuk memantapkan bagian

pepeson, pengawak dan pengecet disertai pola lantai serta iringannya.

Latihan dilanjutkan untuk penuangan gerak dan pola

lantai pada bagian pekaad

dengan iringannya.

Pendukung tari sudah menguasai bagian

pepeson sampai dengan

pengawak.

Bagian pekaad sudah

(33)

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

Minggu II (April)

Melakukan latihan untuk memantapkan bagian

pepeson sampai dengan

pengecet memakai properti topeng.

Latihan dilanjutkan untuk penuangan gerak dan pola lantai pada bagian

pengecet, dan pekaad

disertai dengan iringannya.

Bagian pepeson sampai

dengan pengecet karakter

topeng sudah dikuasai dengan baik oleh pendukung tari.

Garapan tari kreasi putri rakyat ini telah terbentuk.

Minggu III (April)

Mengadakan latihan untuk memantapkan seluruh bagian garapan.

Melakukan latihan untuk memantapkan dan

mengingat perubahan gerak yang sebelumnya.

Beberapa gerakan dan pola lantai ada yang dirubah dan ada yang disederhanakan (motif gerakannya dikurangi) agar lebih sesuai dengan

angsel gending.

Garapan tari kreasi Putri rakyat sudah terbentuk dan dikuasai dengan baik.

Minggu IV (April)

Mengadakan latihan untuk memantapkan gerakan, pola lantai, dan kesesuaian gerak dengan iringan tari.

Mengadakan latihan lebih padat untuk lebih

memantapkan yang disertai dengan penguasaan

ekspresi pembawaan karakter topeng pada setiap gerakan yang dibawakan.

Pendukung tari telah menguasai seluruh bagian garapan. gabungan antara penari dengan iringan tari.

Latihan dengan percobaan kostum yang akan

Garapan sudah terwujud secara utuh dengan menyesuaikan rasa antara penari dan iringan tari.

(34)

Periode Waktu

per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai

digunakan.

Tahap finishing

menggunakan kostum.

Minggu III (Mei)

16-20 Mei 2011

Gladi bersih

Minggu IV (Mei)

24-27 Mei 2011

Ujian Tugas Akhir

Tabel-tabel yang digambarkan di atas merupakan kegiatan yang

dilaksanakan selama proses kreativitas berlangsung dan dilakukan selama 8 bulan

dari bulan September tahun 2010 hingga bulan Mei tahun 2011. Hal ini

membuktikan bahwa sebuah karya tidak dapat dihasilkan dengan mudah, karena

diperlukan suatu proses yang cukup lama untuk mewujudkan apa yang

diharapkan.

Selama proses kreativitas berlangsung, ada hambatan dan halangan yang

didapatkan karena terkadang apa yang diharapkan tidak selalu berjalan

sebagaimana yang diinginkan. Hambatan tersebut antara lain pendukung tari yang

sempat diganti, karena tiba-tiba berhalangan mendukung, namun penata akhirnya

mendapat pengganti yang siap mendukung garapan ini, dan sulitnya mengatur

waktu karena setiap pendukung memiliki jadwal kegiatan yang berbeda-beda.

Penata selalu mencoba mengatur jadwal latihan sesuai kesepakatan.

Perbaikan selalu didapatkan selama proses tersebut berlangsung melalui

(35)

proses perbaikan dan bimbingan inilah yang digunakan untuk menyempurnakan

dan sangat bermanfaat bagi penggarapan tari kreasi ini agar keutuhan garapan

dapat diwujudkan.

Tabel 4

Rancangan Proses Kreativitas

Tahap-tahap Januari Februari Maret April Mei

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap Penjajagan

Tahap Percobaan

Tahap Pembentukan X T

KETERANGAN :

: Pencarian pendukung

: Latihan ringan selama ± 2 jam sehari

: Latihan sedikit padat selama ± 2 jam sehari

: Latihan padat ± 2-3 jam sehari

X : Gladi Bersih

(36)

BAB IV

WUJUD KARYA / GARAPAN

Wujud garapan merupakan rangkaian dari keseluruhan unsur-unsur tari

yang terdiri dari rangkaian gerak, pola lantai, tata rias dan busana, iringan tari

dan tata lampu yang membutuhkan keutuhan serta kesempurnaan sehingga

dapat dinikmati oleh penonton. Supaya diperoleh gambaran yang jelas

mengenai wujud karya tari Stri Prakٷti , berikut disajikan bagian-bagian tari ini

secara terperinci.

4.1 Deskripsi Garapan

Garapan tari Stri Prakٷti adalah garapan kreasi baru yang mengambil tema

siklus kehidupan wanita. Tari kreasi ini ditarikan oleh lima orang penari putri.

Garapan tari Stri Prakٷti merupakan garapan tari kreasi yang masih berpijak pada

pakem-pakem tari tradisi dan perpaduan gerak-gerak tari Jaipongan, juga berpijak

pada struktur tari tradisi yang terdiri dari pepeson, pengawak, pengecet dan

pekaad.

Tari kreasi Stri Prakٷti mengangkat tentang siklus kehidupan wanita.

Digambarkan sekelompok remaja yang menjadi ibu-ibu dan kemudian menjadi

nenek-nenek karena menjalani kodratnya sebagai wanita. Garapan ini yang

difokuskan adalah karakter putri yang centil beserta gerakannya dan permainan

ekspresi karakter ibu-ibu yang humor serta gerakan nenek-nenek yang sudah tua

renta. Tari ini diiringi oleh seperangkat gamelan Semara Pagulingan yang ditata

(37)

4.2 Analisis Pola Struktur

Struktur dari suatu karya seni adalah menyangkut keseluruhan yang meliputi

peranan masing-masing bagian untuk mencapai sebuah bentuk garapan tari, kata

struktur mengandung arti bahwa di dalam karya seni itu terdapat suatu

pengorganisasian penataan, ada hubungan tertentu antara bagian-bagian yang

tersusun itu.8 Demikian pula pada garapan tari Stri Prakٷti, merupakan

pengorganisasian gerak sehingga jalinan gerak yang satu dengan yang lain saling

berhubungan.

Tari Stri Prakٷti mempergunakan struktur garapan yang terdiri dari empat

bagian dengan maksud untuk mempermudah penggarapan, penghayatan dan

memperjelas pembabakan, sehingga apa yang disajikan dapat dimengerti oleh

penonton. Bagian-bagian tersebut yakni flash back, pepeson, pengawak, pengecet

dan pekaad. Dibawah ini diuraikan mengenai struktur dari tari Stri Prakٷti.

4.2.1 Flash back

Menggambarkan tiga orang anak kecil yang sedang bermain petak umpet.

4.2.2 Pepeson

Menggambarkan sekelompok remaja putri yang sedang menunjukan pesona

tubuhnya. Rasa kegembiraan muncul dalam menikmati masa-masa mudanya.

Pada bagian awal para penari memakai properti topeng putri remaja cantik.

4.2.3 Pengawak

Muncul rasa ketertarikan oleh remaja putri kepada lawan jenis dan mulai

memadu kasih, ada keinginan untuk bercinta, serta kemudian menjadi ibu-ibu

(38)

yang penuh semangat dalam menjalani aktivitasnya. Pada bagian ini para penari

masih menggunakan topeng putri remaja.

4.2.4 Pengecet

Menggambarkan keceriaan para ibu-ibu yang sedang berkumpul sibuk

mengatur kegiatan rumah tangganya, terdapat gerak-gerak humor dan riang

gembira. Tarian ini mengutamakan ekspresi wajah yang menggambarkan sosok

ibu-ibu jenaka dan kelincahan gerak ibu-ibu, para penari melepas topengnya.

4.2.5 Pekaad

Terjadi perubahan menjadi nenek-nenek yang sudah lanjut usia, tua renta.

Pada bagian ini penari memakai topeng nenek dan bergerak seperti

nenek-nenek.

4.3 Analisis Simbol

Seni tari menekankan berbagai macam simbol dalam menyampaikan

maksud dan tujuan kepada para penikmatnya. Simbol-simbol tersebut dapat

berupa motif-motif gerak, ekspresi wajah, permainan garis atau pola lantai yang

dapat memberikan informasi dengan maksud-maksud tertentu saat itu bentuk dan

warna-warni kostum yang digunakan dapat pula merupakan simbol yang memiliki

makna-makna tertentu yang ingin disampaikan pada penonton.

Melihat garapan Stri Prakٷti merupakan garapan yang bertemakan siklus

kehidupan wanita, yang menggunakan beberapa gerak yang memiliki makna

tertentu yang dapat dijadikan simbol gerak. Pada adegan gembira dipergunakan

motif gerak yang sifatnya enerjik seperti jalan, ulap-ulap, dan ngegol, dengan

(39)

dipergunakan motif gerak yang keras dan tegas seperti nelik dengan irama musik

lebih memuncak dan diikuti dengan ekspresi lucu.

Garapan tari ini mempergunakan tata rias karakter ibu-ibu yang dapat

ditunjukkan dengan bentuk alis agak tebal meruncing, make-up dibuat lucu, cantik

dan berlebihan namun bersih baik ronse (merah pipi) , eye shadow yang ditata dan

bentuk bibir yang disesuaikan dengan bentuk muka. Rias kepala menggunakan

gelungan yang sudah dimodifikasikan lagi. Riasan ini dipilih karena mengacu

pada tema yang diangkat dan sesuai dengan karakter yang ada dalam garapan Stri

Prakٷti ini.

Penggambaran pola lantai dapat juga menjadi suatu simbol yang memiliki

maksud dan makna.

4.4 Analisis Materi

Analisa materi dalam garapan tari Stri Prakٷti ini terdapat beberapa yang

dibahas, diantaranya adalah :

4.4.1 Motif Desain Kelompok

Ada beberapa motif gerak yang ada dalam garapan tari Stri Prakٷti ini yang

disesuaikan dengan suasana dalam setiap adegan. Garapan tari kreasi Stri Prakٷti

ini mempergunakan beberapa desain kelompok. Desan kelompok yang dilakukan

oleh semua penari dan membentuk motif-motif desain sebagai berikut :

4.4.1.1Desain Kompak (Unison)

Pada desain ini yang diutamakan adalah kekompakan dari gerak secara

keseluruhan yang dilakukan oleh para penari, untuk memberikan kesan

teratur dan rapi pada garapan. Garapan tari Stri Prakٷti ini, unison terdapat

(40)

4.4.1.2Desain Berimbang (Balance)

Desain ini merupakan pola lantai dengan membagi kelompok menjadi dua

bagian, desain ini terdapat pada gerak-gerak pengecet dan pekaad.

4.4.1.3Desain Bergantian (Cannon)

Desain cannon dilakukan secara bergantian dimana para penari

melakukan gerakan bergantian antara penari yang satu dengan penari

yang lainnya. Desain ini terdapat pada pepesok, pengawak, pegecet.

4.4.1.4Desain Selang-seling (Alternasi)

Desain ini memberikan kesan kesatuan yang terkadang pecah yang ada

pada bagian pepeson, pengecet dan pekaad.

4.4.1.5Desain terpecah (broken)

Desain terpecah atau broken merupakan desain yang memberikan kesan

ketidak beraturan. Desain ini digunakan pada bagian pengecet.

4.4.2 Perbendaharaan Gerak

Penciptaan sebuah garapan tari tidak bisa lepas dari gerak, karena gerak

merupakan unsur pertama pembentuk sebuah tarian. Penamaan istilah gerak

dalam garapan Stri Prakٷti menggunakan bahasa penata agar mudah diingat,

masih berpijak pada dasar-dasar tari tradisi yang sudah ada kemudian

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan garapan. Perbendaharaan gerak ini juga

didukung dengan desain koreografi untuk dapat mewujudkan keutuhan dalam

garapan. Adapun pengembangan gerak terdapat pada gerak murni, yaitu gerak tari

(41)

Atas dasar itulah perlu untuk mencantumkan pengertian dari motif-motif

gerak yang digunakan pada tari Stri Prakٷti ini. Berikut ini adalah beberapa motif

gerak yang digunakan dalam garapan tari Stri Prakٷti :

Agem Stri Prakٷti : Sikap pokok yang dilakukan dengan posisi kaki

serong menyudut baik ke kanan maupun ke kiri

dengan jarak satu sama lainnya lebih kurang

satu sampai dua tapak kaki. Dapat dilakukan

dengan level rendah dan tinggi dimulai dengan

tangan silang di tengah perut

Matimpuh Stri Prakٷti : Posisi duduk dengan melipat kedua kaki ke

belakang.

Piles Stri Prakٷti : Gerakan sebelah kaki kiri atau kaki kanan yang

diputar kearah tengah dengan merendahkan

badan.

Nyeregseg Stri Prakٷti : Posisi agem kedua kaki bergeser dengan

berjinjit ke samping secara cepat.

Egol Stri Prakٷti : Gerakan pinggul yang digoyangkan ke kiri dan

ke kanan dengan tempo sedang maupun cepat

yang mempunyai makna gerakan erotis dan

centil.

Sledet Stri Prakٷti : Merupakan gerakan mata ke samping/sudut kiri

atau kanan diikuti dengan gerakan kepala

(42)

Ulap-ulap Stri Prakٷti : Gerakan maknawi di dalam tari Bali yang

gerakannya seolah-olah melihat sesuatu yang

jatuh.

Tanjek Stri Prakٷti : Salah satu kaki yang menghentak ke lantai di

anggkat bersamaan dengan mengambil

selendang dengan mengangkat dagu, gerakan

ini dengan posisi menghadap ke samping.

Gendong anak Stri Prakٷti : Pose seperti menimang anak bayi dengan

menekuk kedua tangan di gerakan ke kanan

dan ke kiri .

Enjot-enjot Stri Prakٷti : Gerakan kaki melangkah ke belakang di akhiri

dengan hentakan badan naik turun.

Nyalud Stri Prakٷti : Merupakan gerakan tangan yang diikuti dengan

gerakan kepala.

Angsel Stri Prakٷti : Merupakan perubahan dinamikai dalam tari.

Berfungsi untuk mengubah posisi dari kiri ke

kanan atau sebaliknya, juga berfungsi untuk

mengajukannya suatu tarian. Angsel pendek

biasanya hanya mengambil suatu gong,

sedangkan angsel panjang bisa terdiri dari

empat sampai enam kali gong. Istilah angsel

berlaku juga menyebutkan perubahan dinamika

(43)

Ngotag Stri Prakٷti : Gerakan leher ke kiri dan ke kanan dengan

cepat ataupun lambat.

Ngelier Stri Prakٷti : Gerakan mata dikecilkan satu dengan

pandangan tetap ke depan diikuti dengan

gerakan kepala.

MetayunganStri Prakٷti : Gerakan ayunan tangan memegang kain yang

merupakan gerakan imbang sewaktu berjalan.

Penekanan gerakan metayungan itu adalah pada

pengolahan gerakan tangan pada kain ke kanan

dan ke kiri, kepala, namun gerakan itu muncul

justru akibat adanya gerakan berjalan.

Ngembad manisStri Prakٷti : Gerakan tangan bergantian naik dan turun,

tangan kanan di tekuk di dekatkan ke pipi,

tangan kiri luru ke samping melengkung ke arah

pinggul.

Piles Stri Prakٷti : Gerakan kaki yang dilakukan dengan mutar ke

dalam.

Mecuk Alis Stri Prakٷti : Pangkal alis mata didekatkan keduanya

sehingga menyatu sebagai ungkapan dan rasa

marah, kadang-kadang disertai dengan mata

mendelik.

Angguk Stri Prakٷti : Gerakan kepala maju mundur.

Kipekan Stri Prakٷti : Gerakan menoleh ke arah kiri dan kanan.

(44)

Jeriring Stri Prakٷti : Gerakan jari tangan bergetar.

Getar bahu lambat : Bahu di getarkan ke kanan ke kiri dengan

tempo yang lambat.

Getar bahu cepat : Gerakan bahu yang di getarkan dengan tempo

cepat.

Mungkah Stri Prakٷti : Ke dua tangan di dekatkan di depan muka lalu

jari-jari tangan di getarkan dan di buka perlahan

hingga melewati batas bahu.

Loncat Stri Prakٷti : Hentakan kaki kanan melangkah di akhiri

dengan kaki kiri, pada waktu proses melangkah

ke dua tangan di silang dan di buka.

LompatStri Prakٷti : Melompat dengan kedua kaki menghadap

diagonal di akhiri dengan pose.

Nyeleog selendang Stri Prakٷti : Gerakan kepala ke samping kanan da kekiri

dengan menempelkan selembaran selendang

dengan jarak tangan dari bahu kanan ke bahu

kiri.

Putar Leher Stri Prakٷti : Dagu dan leher di putar penuh di akhiri

anggukan sekali.

Putar pinggul Stri Prakٷti : Pinggul di putar setengah lingkaran di akhiri

dengan hentakan pinggul.

Nyeleog Stri Prakٷti : Gerakan leher ke samping kanan dan ke kiri

(45)

Mejalan dadong-dadong Stri Prakٷti : Berjalan membungkuk sambil

menggetarkan bahu dan dagu sperti

nenek-nenek.

Bahu patah-patah Stri Prakٷti : Bahu digerakkan pata-patah seiring dengan

hentakan kaki.

4.5 Analisis Penyajian 4.5.1.Tempat Pertunjukan

Karya tari Stri Prakٷti ini dipentaskan dan disajikan di panggung

Prosenium Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, dimulai hari Selasa, tanggal 24

Mei 2011 pada pukul 20.00 wita sampai selesai. Terdapat juga penataan lampu

untuk menciptakan suasana yang diinginkan. Pada bagian pepeson lampu yang

digunakan adalah lampu general 50%. Pada bagian pengawak dan pengecet masih

menggunakan lampu general. Bagian pekaad menggunakan lampu general,

kemudian berubah menggunakan lampu ungu pada saat suasana mulai tenang dan

diakhiri dengan lampu polo spot.

Berikut ini adalah gambar denah panggung (gambar 1) seperti yang

ditawarkan oleh La Meri dalam buku Dance Compotion the Basic Element yang

diterjemahkan oleh Soedarsono dalam buku Komposisi Tari dan Elemen-elemen

(46)

20.89 m

113,70 m

Pit Orchestra Sisi panggung

bagian kiri Panggung bagian belakang

Menggunakan layar hitam

(47)

5

Berdasarkan buku notasi laban dijelaskan tentang 8 arah hadap penari,

lintasan perpindahan serta setting panggung.9 Dalam garapan ini digunakan 8 arah

hadap yang disesuaikan dengan pola lantai penyajian.

Gambar 2 Arah Hadap Penari

Keterangan :

: Penari menghadap ke depan stage

1. : Penari menghadap ke depan stage.

2. : Penari menghadap ke diagonal kanan belakang stage.

3. : Penari menghadap ke kanan stage.

4. : Penari menghadap ke diagonal kanan depan stage.

5. : Penari menghadap ke belakang stage.

6. : Penari menghadap ke diagonal kiri belakang stage.

7. : Penari menghadap ke kiri stage.

8. : Penari menghadap ke diagonal kiri depan stage.

Lintas Perpindahan :

= Lintasan penari ke segala arah.

9Soedarsono, 1978, Notasi Laban, Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesenian Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, p. 10.

4 6

1

8 7

(48)

= Arah putaran.

Setting Panggung :

= Layar.

1,2,3,4,5 = Penari.

Adapun pola lantai, layar, suasana, lighting, dan rangkaian gerak yang

digunakan dalam tari kreasi Stri Prakٷti , adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Pola Lantai, Layar, Suasana, Tata Lampu (Lighting), dan Rangkaian Gerak Tari Kreasi Stri Prakṛti

Lighting : fokus ke T1

Satu orang penari

menuju center stage

melakukan gerak murni dengan peran anak kecil yang sedang menunggu teman-temannya

bermain.

(49)

No Pola Lantai

dengan mengejutkan T1

yang sedang melamun,

ketika dikejutkan T1

meloncat ke bekalang.

3

T1 T2 T3 memulai

permainan dengan Hom, Pim, Pa, dengan mem-bentuk lintasan meling-kar sebanyak dua kali.

4

T1 kalah hompimpa, ditugaskan untuk berjaga dengan menutup mata-nya dengan tangan-mata-nya, T2 dan T3 sudah mulai bersembunyi. T2 menuju layar berwarna hitam di

pojok kiri belakang

stage sedangkan T3

berlari menuju layar

berwarna hitam di

sebelah kanan tengah panggung stage.

5

idem

(50)

No Pola Lantai lagi ketika T1 muncul

7 ekspresi penasaran dan

membangunkan T1,

namun T1 menangis ,

berontak, menjatuhkan

T2,

9

idem T2 akhirnya menangis

dan mengejar T1 T1 dan T3 berlari ke pojok kiri

belakan stage.

10

Bagian :

Pepeson

Layar : Candi

Bentar

Suasana : penuh pesona

(gadis-Penari bergerak secara

bergantian (canon)

dimulai dari penari T2

dan T3 menghadap ke

pojok belakang dalam

posisi agem tengah

menutup muka dengan selendang bergerak kaki

(51)

No Pola Lantai

enjot pinggul. Dilanjut-kan penari T1, dari arah tengah belakang, T4,T5, dari arah pojok kanan

kebelakang, sambil

mengalun ke kanan dan

kekiri, agem tengah

menutup muka dengan selendang. T1, T2, T3, berlari sambil mengalun,

agem tengah menutup

muka. saling bertemu

secara bergantian

sebanyak 4 kali.

12

idem

Penari melakukan

gerakan kompak agem tengah menutup muka

dengan selendang,

mengalun, melepaskan

selendang, piles kanan ,

agem kanan Stri

Prakٷti, 13

idem Di lanjutkan nyeregseg

pojok kiri tangan di bahu

membentuk pose centil

oleh T1, T5, T4, ber-gantian dengan T3 dan

T2, seluruh penari

membentuk posisi dua

(52)

No Pola Lantai

mungkah dan tanjek atas

Stri Prakٷti kiri, ke depan pelan, mengalun

kanan kiri, ulap-ulap

Stri Prakٷti , ileg-ileg, metayungan manis 5 kali bergantian kanan dan

kiri, tanjek bawah Stri

Prakٷti kiri, angsel kiri

kanan nyeregseg.

14

idem Nyeregseg dengan kedua

tangan sirang dada, stage bebaris berurut-an,T4 dan T5 menuju ke pojok kanan dan kiri tengah stage, menaruh tangan kanan kiri, agem tengah, hentakan dagu, patah-patah bahu kanan kiri, getar bahu, loncat

Stri Prakٷti , ileg-ileg

kanan kiri,

angguk-anguk, berimbang menaruh tangan kanan

(53)

No Pola Lantai kanan kiri,kipek kanan kiri satu kali loncat Stri Prakٷti . Piles kiri ,

agem kiri Stri Prakٷti, di lanjutkan nyeregseg pojok kiri tangan di bahu

membentuk pose centil

oleh T1, T2 level bawah

Gerakan rampak

mungkah dan tanjek atas

Stri Prakٷti kiri, ke depan pelan, mengalun

kanan kiri, ulap-ulap

Stri Prakٷti , ileg-ileg, metayungan manis 5 kali bergantian kanan dan

kiri, tanjek bawah Stri

Prakٷti kiri, angsel kiri

kanan nyeregseg.

(54)

No Pola Lantai

melakukan gerakan

rampak, nyeregseg T1,

T2, menuju ke tengah

stage bebaris

berurut-an,T4, T3 dan T5

menuju ke depan stage kanan dan kiri tengah

stage, menaruh tangan kanan kiri, agem tengah, hentakan dagu, patah-patah bahu kanan kiri bergantian, getar bahu, loncat Stri Prakٷti ambil

selendang nyeregseg

mundur. 19

idem Nyeregseg mundur.

20

idem T3 nyregeseg maju,

melakuan goyangan

pinggul satu putaran

penuh, kemudian

mundur.

21

idem T3 nyeregseg mundur ke

belakang stage, berganti-an dengberganti-an T5 dberganti-an T1

nyeregseg bertukar tempat, ketika bertemu di tengah stage

(55)

No Pola Lantai

melakukan gerakan

rampak goyang pinggul pelan kanan dan kiri

sebanyak tiga kali,

melakukan langkah

patah.

23

idem NyeregsegStri Prakٷti.

24

idem Ke lima penari

nyeregseg jadi satu membentuk 1 barisan ke belakang stage, dengan tangan simetris di atas, romantic (satu orang penari T1 sedang tengah stage melakukan

gerakan asmara Stri

Prakٷti, T2,T3, T4,T5,

melakukan gerakan

ber-gantian matimpuh santai

dan rampak background,

melakukan gerakan

mengalun badan ke

kanan dan ke kiri,

ulap-ulap bergantian,

(56)

No Pola Lantai

melakukan gerakan

nyeregseg jongkok

menghadap ke kanan

dan kiri panggung

meninggalkan T1 ke luar stage dari sisi kiri dan kanan belakang stage, T1 melakuakan gerakan baling-baling tangan di sisi kiri atas, agem acuh

kiri, nyeledet kanan,

ileg-ileg.

27 idem T1 tampes kaki kanan

berputar merendah, T2, T3, T4, T5 datang dari

sisi kiri dan kanan

belakang stage

nyeregseg

28

idem

ke lima penari

melakukan gerakan

rampak, merendah, ileg-ileg, sirang kanan sirang kiri tiga kali berputar,

alunan badan agem

tengah, balik kanan

tampes kaki kanan belakang alunan badan agem tengah menghadap

ke belakang, ileg-ileg

agem manja kanan kiri tiga kali, agem tengah

bergantian pose lucu

enam kali, loncat

(57)

No Pola Lantai

tayung tinggi rendah

badan, ke pojok kiri

depan stage, rampak,

30

idem T1 melakukan gerakan

goyang dangdut2,

berputar dengan badan berputar, goyang pinggul

kanan kiri, T2, T3, T4,

T5 melakukan

improvisasi atau broken

level bawah dengan

ekspresi tertawa, T1

melakukan gerakan

goyang dangdut2, di

ikuti, T2, T3, T4, T5,

ketika T1 berputar T2, T3, T4, T5 kaget dan diam sejenak.

31

idem Dilanjutkan goyang

dangdut 3 oleh semua penari T1 mundur.

32

idem

Kelima penari

melakukan tayung

(58)

No Pola Lantai

merendah saling

menghadap, T5 dan T2

nampis selendang,

menghadap berlawanan kanan dan kiri.

34

idem Ke lima penari

nyeregseg membentuk

posisi diagonal, nampis

selendang Stri Prakٷti

delapan kali, maju

mundur menghadap ke kanan stage.

36

idem Dilanjutkan agem tengah

getar pipi, angguk,

nyeregseg, nampis

selendang membentuk

posisi sejajar,

baling-baling selendang

permainan level, putar selendang ke tangan,

seperti menggendong

bayi ibu yang sedang menggendong bayi)

Lighting : 100 %

Kelima penari

bergantian berbaris,

nyregseg, menaruh

(59)

No Pola Lantai

gerakan mencuci baju dan menggendong anak secara bergantian.

Kelima penari

melakukan tayung

selendang membentuk

posisi berimbang.

41

idem Kelima penari

melakuk-an gerakan ileg-ileg

bungkuk sambil bertukar tempat, agem kanan

ileg-ileg, nyeledet Stri

Prakٷti.

Dilanjutkan dengan

gerakan meng-gendong bayi permainan level.

(60)

No Pola Lantai

gerakan menggendong

bayi, permainan level.

43

Para penari melakukan

agem dadong

bergantian, kipek bawah

kanan, dilanjutkan

improvisasi.

46

idem T4 dan T5, melakukan

(61)

No Pola Lantai batuk ke depan, memutar ke belakang, T2 dan T3

melakukan gerakan

nenek-nenek sedang

menyirih, menuju ke pojok kanan depan stage.

48

idem

T2, T3, T4, T5, berada di pojok kanan depan

stage melakukan

improvisasi seperti

sekelompok

nenek-nenek yang sedang

berkumpul dan

bersantai.

Lighting : redup

T1 menuju tengah stage

dengan gerakan

memangggil-memanggil

bergerak seolah-olah

sakit dada dan pingsan. T2, T3, T4, T5, kaget

menengok ke tengah

stage.

4.5.2 Kostum

Kostum tari yang baik bukan sekedar berguna sebagai penutup tubuh penari,

tetapi merupakan pendukung desain ke ruangan yang melekat pada tubuh penari.

Kostum mengandung elemen-elemen wujud, garis, warna, kualitas, tekstur dan

dekorasi.10

10

Sal Murgianto. Koreografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(62)

Kostum merupakan faktor pendukung yang sangat penting pada tari Bali,

karena melalui kostum yang digunakan dapat membedakan setiap jenis tarian

yang ditampilkan. Dalam menunjang keberhasilan suatu pementasan penataan

kostum dapat mempengaruhi nilai artistik dari karya seni. Maka perlu

dipertimbangkan mengenai pemilihan warna dan desain kostum yang harus sesuai

dengan konsep garapan.

Warna kostum antara lain merubah penampilan seorang penari, pelengkap

sebuah pertunjukan, penutup bagian-bagian tubuh, membedakan peran yang satu

dengan yang lain, menumbuhkan rasa keindahan lewat warna dan hiasan yang

menyertai, memperkuat kesan karakter peran itu sendiri, serta menghidupkan

perwatakan pelaku baik dari umur, kepribadian maupun status sosial yang

dibawakannya.

Kombinasi warna memiliki kekuatan untuk menampilkan suasana tertentu

kepada penonton. Warna-warna ini harus dipilih sesuai dengan jenis tarian yang

dibawakan.

Adapun rincian kostum yang digunakan pada tari kreasi Stri Prakٷti ini

adalah :

 Kostum Penari Putri

- Kain berwarna emas dengan motif daun paku di modifikasi menjadi

rok dominan berwarna ungu tua.

- Angkin berwarna biru tua kombinasi ungu di prade motif prada

kembang bun.

- Kain segitiga bermote untuk lapisan di dalam rok.

(63)

- Kalung segitiga modifikasi tersambung dengan lengan berbentuk

terompet berwarna ungu yang berhiaskan manik-manik.

- Ampok-ampok kain bermote.

- 2 Kantong belakang yang telah di modifikasi berwarna pink.

- 1 pasang gelang kaki dan tangan bermote emas.

 Riasan Kepala Penari Putri

- Gelungan dengan hiasan Petitis dan Prakapat

(64)

Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Depan

Gambar 3

Selendang

Gelungan

Gelang tangan

Angkin

Stiker modifikasi

(65)

Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Belakang

Gambar 4

Kantong topeng

Kain ampok-ampok

Gelang kaki

Antol/cemara

Rok modifikasi

Angkin Hiasan Lengan

(66)

Foto Kostum Remaja Tampak Depan

Gambar 5

(67)

Foto Kostum Penari Remaja Tampak Belakang

(68)

Foto Kostum Penari Ibu-ibu

(69)

Foto Kostum Penari Nenek-nenek

Gambar 8

(70)

Foto Kostum Penari Bersama

Gambar

Tabel 2 Tahap Improvisasi (Percobaan)
Tabel 3 Tahap Forming (Pembentukan)
Tabel 4 Rancangan Proses Kreativitas
Gambar 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memantapkan ide dengan mencari property yang dapat mendukung ide dan konsep garapan seni yang akan digarap dengan tema siklus kehidupan. Sebuah keputusan untuk

Tari kreasi putri keras Agni Krodha , menggunakan sumber-sumber acuan baik berupa sumber pustaka (literatur), untuk mendukung konsep garapan yang akan dibuat, dan

- Peserta pelatihan menyajikan tari kreasi yang telah dibuat bersama kelompoknya berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung dan iringan secara bergiliran yang

Untuk membangun sistem pendukung keputusan untuk mencari jumlah produksi tembikar ini, akan dibuat aplikasi dengan interface seperti pada Gambar 1. Input yang diberikan oleh

Gadget adalah hal yang sangat populer saat ini. Hampir setiap orang menggunakan gadget untuk berbagai keperluan. Salah satu fungsinya adalah berkomunikasi dan mencari informasi dengan cepat. Gadget membutuhkan sebuah program yang berfungsi untuk mengatur berjalannya perangkat tersebut. Menurut Yulikuspartono (2009:29) mengemukakan bahwa “ program merupakan sederetan instruksi atau statement dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer yang bersangkutan”. Program merupakan sebuah elemen inti untuk kinerja suatu perangkat. Program inilah yang akan mengolah dan menjalankan perintah yang diberikan oleh user agar dapat di kelola oleh perangkat/device. Program juga dibuat oleh manusia, dan orang yang membuat program ini disebut dengan Programmer. Seorang programmer membuat program dengan menggunakan bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman inilah yang disusun dengan berdasarkan logika atau algoritma menusia yang di terjemahkan ke algoritma manusia yang di terjemahkan ke perangkat. Bahasa pemrograman ini dibuat untuk memudahkan manusia dalam membuat suatu aplikasi atau program. Bahasa pemrograman bisa di klasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Salah satu pengklasifikasian bahasa pemrograman adalah pendekatan dari notasi bahasa pemrograman tersebut, apakah lebih dekat ke bahasa mesin atau ke bahasa manusia. Dengan cara ini, bahasa pemrograman dapat di kelompokan menjadi dua yakni bahasa tingkat rendah (low level languages) dan bahasa tingkat tinggi (high level language). Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa yang mudah dipahami oleh manusia, C++ merupakan salah satu contoh dari bahasa tingkat tinggi. Contoh lain dari bahasa tingkat tinggi ini seperti Pascal, Perl, Java, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan bahasa tingkat rendah adalah bahasa mesin atau bahasa assembly. Secara sederhana sebuah komputer hanya dapat mengeksekusi program yang ditulis dalam bentuk bahasa mesin. Oleh karena itu, jika suatu program ditulis dalam bahasa tingkat tinggi maka program tersebut harus diproses terlebih dahulu sebelum bisa dijalankan dengan komputer. Hal ini merupakan salah satu kekurangan bagi bahasa tingkat tinggi dimana diperlukan waktu untuk memproses suatu program sebelum program tersebut di jalankan. Sebagai bahasa yang beraras tinggi, yang menggunakan perintah-perintah yang mudah dimengerti oleh manusia, C++ mempunyai keunggulan yakni bersifat universal. Sebagai bahasa yang universal, C++ bisa dijumpai di berbagai platform (Linux, Unix, Windows, Mac, dan lain-lain). Artinya, jika kita menguasai C++ di platform PC, sangat mudah untuk berpindah di Linux ataupun system operasi yang lain.