• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum PDT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum PDT"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 004/PER-M/PDT/III/2005

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Kantor Kementerian Negara Republik

Indonesia dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia,

dipandang perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan;

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8/M Tahun 2005; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Kementerian Negara Republik Indonesia;

5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi

dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia.

Memperhatikan : Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

(2)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL.

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya dalam Peraturan ini

disebut Meneg PDT, adalah unsur pelaksana pemerintah di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal.

(2) Kementerian Negara PDT dipimpin oleh Menteri Negara yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Presiden.

Pasal 2

Kementerian Negara PDT mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Negara PDT

menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan nasional di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal; b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal;

c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

d. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

e. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya

kepada Presiden.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4 Kementerian Negara PDT terdiri dari:

a. Sekretariat Kementerian Negara PDT, selanjutnya disebut Setmeneg PDT;

(3)

c. Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur, selanjutnya disebut Deputi II;

d. Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha, selanjutnya disebut Deputi III;

e. Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosial dan Budaya, selanjutnya disebut Deputi IV; f. Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, selanjutnya disebut Deputi V.

g. Staf Ahli Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, selanjutnya disebut Staf Ahli Meneg

(4)

BAB III

SEKRETARIAT KEMENTERIAN NEGARA PDT

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 5

(1) Sekretariat Kementerian Negara adalah unsur pembantu Meneg PDT yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Meneg PDT.

(2) Sekretariat Kementerian Negara PDT dipimpin oleh Sekretaris Menteri Negara yang

selanjutnya disebut Sesmeneg PDT.

Pasal 6

Sekretariat Kementerian Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada Meneg PDT.

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat Kementerian

Negara PDT menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi kegiatan Kementerian Negara PDT;

b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan

tugas dan fungsi Kementerian Negara PDT;

c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan Kementerian Koordinator,

Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Lembaga

lain yang terkait;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Meneg PDT.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 8 Sekretariat Kementerian Negara PDT terdiri dari :

a. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri;

b. Biro Umum.

(5)

Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

penyusunan rencana dan program, evaluasi dan pelaporan, penyusunan peraturan

perundang-undangan, bantuan hukum, informasi hukum dan perpustakaan, dan kerjasama luar negeri Kementerian Negara PDT.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:

a. pengkoordinasian penyusunan rencana, program dan pengembangan sistem informasi;

b. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan.

c. pelaksanaan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian bantuan

hukum, penyajian informasi hukum dan pengelolaan perpustakaan;

d. pelaksanaan koordinasi administrasi kerjasama luar negeri.;

Pasal 11

Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri terdiri dari : a. Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data;

b. Bagian Program dan Pelaporan;

c. Bagian Hukum dan Perundang-Undangan;

d. Bagian Kerjasama Luar Negeri.

Pasal 12

Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data, mempunyai tugas melaksanakan pengembangan

sistem informasi, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian Sistem Informasi dan

Pengolahan Data menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengembangan sistem informasi,

b. pengumpulan dan pengolahan data;

c. penyajian data dan informasi

Pasal 14 Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data, terdiri dari :

(6)

c. Sub Bagian Penyajian Data;

Pasal 15

(1) Sub Bagian Pengembangan Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pengembangan sistem informasi;

(2) Sub Bagian Data, mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan data;

(3) Sub Bagian Penyajian Data, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyajian data

dan informasi serta materi sidang kabinet.

Pasal 16

Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyusunan program, anggaran,

evaluasi dan laporan.

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Bagian Program dan

Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan program dan anggaran;

b. penyiapan penyusunan evaluasi dan laporan;

c. penyiapan laporan kinerja Kementerian Negara PDT.

Pasal 18

Bagian Program dan Pelaporan terdiri dari:

a. Sub Bagian Penyusunan Program;

b. Sub Bagian Penyusunan Anggaran;

c. Sub Bagian Evaluasi dan Laporan.

Pasal 19

(1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan program kegiatan di lingkungan Kementerian Negara PDT;

(2) Sub Bagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan anggaran Kementerian Negara PDT;

(3) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi,

laporan kegiatan dan laporan kinerja Kementerian Negara PDT.

(7)

Bagian Hukum dan Perundang-Undangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rancangan peraturan perundang-undangan, pemberian bantuan hukum dan penyajian informasi

hukum dan perpustakaan.

Pasal 21

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian Hukum dan

Perundang-Undangan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;

b. pemberian bantuan hukum;

c. penyajian informasi hukum dan penyelenggaraan perpustakaan.

Pasal 22

Bagian Hukum dan Perundang-Undangan terdiri dari:

a. Sub Bagian Penyiapan Rancangan Peraturan Perundang-Undangan;

b. Sub Bagian Bantuan Hukum;

c. Sub Bagian Informasi Hukum dan Perpustakaan.

Pasal 23

(1) Sub Bagian Penyiapan Rancangan Peraturan Perundang-Undangan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;

(2) Sub Bagian Bantuan Hukum mempunyai tugas mengkaji dan pemberian bantuan

penyelesaian masalah-masalah hukum yang timbul dalam pelaksanaan Pembangunan Daerah Tertinggal;

(3) Sub Bagian Informasi Hukum dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan penyajian

informasi hukum, penomoran produk-produk hukum selain produk hukum bidang kepegawaian, dan penyelenggaraan perpustakaan.

Pasal 24

Bagian Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi kerjasama luar negeri.

Pasal 25

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian Kerjasama Luar

(8)

b. pelaksanaan kegiatan administrasi kerjasama multilateral.

c. pelaksanaan evaluasi kerjasama luar negeri.

Pasal 26

Bagian Kerjasama Luar Negeri terdiri dari:

a. Sub Bagian Administrasi Kerjasama Bilateral;

b. Sub Bagian Pengembangan Kerjasama Multilateral; c. Sub Bagian Evaluasi Kerjasama

Pasal 27

(1) Sub Bagian Administrasi Kerjasama Bilateral mempunyai tugas melakukan administrasi

kerjasama luar negeri dalam lingkup bilateral;

(2) Sub Bagian Administrasi Kerjasama Multirateral mempunyai tugas melakukan administrasi

kerjasama luar negeri dalam lingkup multilateral;

(3) Sub Bagian Evaluasi Kerjasama Luar negeri mempunyai tugas melakukan evaluasi kerjasama

luar negeri dalam lingkup bilateral dan multilateral.

Pasal 28

Biro Umum mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan administrasi, kepegawaian dan kerumahtanggaan kepada seluruh unsur di lingkungan Kementerian Negara PDT.

Pasal 29

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Biro Umum

menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan administrasi kepegawaian, pendidikan dan pelatihan pegawai, persuratan,

kearsipan dan urusan ketatausahaan;

b. pengelolaan kegiatan penyusunan program anggaran, kas, perbendaharaan dan pembukuan

serta verifikasi;

c. pengelolaan urusan perlengkapan, pemeliharaan, rumah tangga dan pengadaan;

d. pelaksanaan kegiatan kehumasan, keprotokolan dan dokumentasi.

Pasal 30

Biro Umum terdiri dari :

a. Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha;

b. Bagian Keuangan ;

c. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga;

(9)

Pasal 31

Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi

kepegawaian, surat menyurat, kearsipan dan ketatausahaan.

Pasal 32

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Bagian Kepegawaian dan

Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;

b. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai;

c. pelaksanaan urusan surat menyurat dan kearsipan Kantor Meneg PDT; d. pelaksanaan kegiatan unit tata usaha pimpinan.

Pasal 33 Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha terdiri dari:

a. Sub Bagian Administrasi Kepegawaian;

b. Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai; c. Sub Bagian Persuratan dan Arsip;

d. Unit Tata Usaha Pimpinan.

Pasal 34

(1) Sub Bagian Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan administrasi

kepegawaian;

(2) Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melakukan urusan kesejahteraan

pegawai;

(3) Sub Bagian Persuratan dan Arsip mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat,

ekspedisi dan kearsipan;

(4) Unit Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada

Meneg PDT, Sesmeneg PDT, para Deputi dan Staf Ahli Meneg PDT.

Pasal 35

(1) Unit Tata Usaha Pimpinan adalah jabatan setingkat Sub Bagian yang meliputi: a. Sub Bagian Tata Usaha Meneg PDT;

b. Sub Bagian Tata Usaha Sesmeneg PDT;

c.Sub Bagian Tata Usaha Deputi I; d. Sub Bagian Tata Usaha Deputi II;

(10)

g.Sub Bagian Tata Usaha Deputi V;

h.Sub Bagian Tata Usaha Staf Ahli Menteri;

(2) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara administratif bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha.

Pasal 36

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelaksanaan anggaran, kas, perbendaharaan dan pembukuan serta verifikasi;

Pasal 37

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bagian Keuangan

menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan anggaran;

b. pengelolaan kas dan perbendaharaan;

c. pelaksanaan verifikasi dan pembukuan.

Pasal 38

Bagian Keuangan terdiri dari:

a. Sub Bagian Pelaksanaan Anggaran;

b. Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan;

c. Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan.

Pasal 39

(1) Sub Bagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pemantauan, evaluasi, revisi, realisasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran;

(2) Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan kas dan

perbendaharaan, administrasi keuangan, penyiapan bahan laporan hasil pemeriksaan dan pengawasan;

(3) Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan mempunyai tugas melakukan verifikasi dan

pembukuan.

Pasal 40

Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan,

(11)

Pasal 41

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian Perlengkapan dan

Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:

a. pengadaan alat tulis dan perlengkapan kantor;

b. pemanfaatan dan pemeliharaan gedung serta perlengkapan dan kendaraan;

c. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan kantor dan urusan dalam;

Pasal 42

Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga terdiri dari:

a. Sub Bagian Pengadaan;

b. Sub Bagian Pemeliharaan;

c. Sub Bagian Rumah Tangga.

Pasal 43

(1) Sub Bagian Pengadaan mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan, pendistribusian

peralatan dan perlengkapan kantor;

(2) Sub Bagian Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan urusan pemeliharaan gedung,

peralatan dan kendaraan;

(3) Sub Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan

kerumahtanggaan dan urusan dalam.

Pasal 44

Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat, pelayanan kegiatan keprotokolan dan pengelolaan dokumentasi.

Pasal 45

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian Hubungan

Masyarakat dan Protokol menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat;

b. pelaksanaan kegiatan keprotokolan;

c. pelaksanaan dokumentasi.

Pasal 46

Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol terdiri dari :

a. Sub Bagian Hubungan Masyarakat;

b. Sub Bagian Protokol;

(12)

Pasal 47

(1) Sub Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan kegiatan hubungan

masyarakat, penyiapan bahan sambutan/pidato Menteri, dan Press Release; (2) Sub Bagian Protokol mempunyai tugas melakukan kegiatan keprotokolan;

(3) Sub Bagian Dokumentasi mempunyai tugas melakukan urusan dokumentasi kegiatan

Kementerian Negara PDT.

BAB IV

DEPUTI I BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 48

Deputi I adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Meneg PDTyang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Meneg PDT.

Pasal 49

Deputi I mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan di bidang Pengembangan Sumber Daya.

Pasal 50

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Deputi I menyelenggarakan

fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang meliputi Sumber

Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan

Teknologi;

b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya yang meliputi

Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan

Hidup dan Teknologi;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang Sumber Daya Manusia, Sumber Daya

Hayati, Sumber Daya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup dan Teknologi;

d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya dengan Departemen dan

lembaga lainnya sesuai dengan petunjuk Meneg PDT;

(13)

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 51

Deputi I terdiri dari :

a. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Manusia, selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/I;

b. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Hayati, selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/I;

c. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi, selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/I; d. Asisten Deputi Urusan Lingkungan Hidup, selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/I;

e. Asisten Deputi Urusan Teknologi, selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/I.

Pasal 52

Asisten Deputi 1/I mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyiapan dan perumusan,

pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang pengembangan sumber daya manusia.

Pasal 53

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Asisten Deputi 1/I

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang

sumber daya manusia;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta

pemanfaatan bidang sumber daya manusia;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber daya manusia; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 54 Asisten Deputi 1/I terdiri dari:

a. Bidang Analisis Pendidikan dan Pelatihan;

b. Bidang Pemanfaatan.

Pasal 55

Bidang Analisis Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang analisis pendidikan dan

(14)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Bidang Analisis Pendidikan

dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan sumber daya manusia;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan pendidikan dan pelatihan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 57

Bidang Analisis Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari: a. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan;

b. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian.

Pasal 58

(1) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan;

(2) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Keahlian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan keahlian.

Pasal 59

Bidang Pemanfaatan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfaatan sumber daya manusia.

Pasal 60

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Bidang Pemanfaatan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan sumber daya manusia;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang keahlian dan

ketrampilan;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pemanfaatan keahlian dan ketrampilan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 61

(15)

a. Sub Bidang Pemanfaatan Ketrampilan;

b. Sub Bidang Pemanfaatan Keahlian.

Pasal 62

(1) Sub Bidang Pemanfaatan Ketrampilan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang

pemanfaatan ketrampilan;

(2) Sub Bidang Pemanfaatan Keahlian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang

pemanfaatan keahlian.

Pasal 63

Asisten Deputi 2/I mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang

sumber daya hayati.

Pasal 64

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, Asisten Deputi 2/I

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang

sumber daya hayati;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta

pemanfaatan bidang sumber daya hayati;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber daya hayati;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 65

Asisten Deputi 2/I terdiri dari: a. Bidang Analisis Potensi;

b. Bidang Pengembangan ;

c. Bidang Pemanfaatan .

Pasal 66

(16)

Pasal 67

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Bidang Analisis Potensi

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis potensi sumber daya hayati;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis potensi sumber

daya hayati;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang analisis potensi sumber daya hayati;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 68

Bidang Analisis Potensi terdiri dari:

(1) Sub Bidang Analisis Potensi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan; (2) Sub Bidang Analisis Potensi Kelautan dan Perikanan.

Pasal 69

(1) Sub Bidang Analisis Potensi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan

evaluasi kebijakan di bidang analisis potensi pertanian, perkebunan dan kehutanan;

(2) Sub Bidang Analisis Potensi Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di

bidang analisis potensi kelautan dan perikanan;

Pasal 70

Bidang Pengembangan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya hayati.

Pasal 71

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Bidang Pengembangan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan sumber daya hayati;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pengembangan sumber

daya hayati;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan sumber daya hayati;

(17)

Pasal 72

Bidang Pengembangan terdiri dari:

a. Sub Bidang Pengembangan hasil pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;

b. Sub Bidang Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Pasal 73

(1) Sub Bidang Pengembangan Hasil Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan

evaluasi kebijakan di bidang pemanfaatan pengembangan hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan;

(2) Sub Bidang Pengembangan Hasil Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang pengembangan hasil kelautan dan perikanan.

Pasal 74

Bidang Pemanfaatan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfaatan sumber daya hayati.

Pasal 75

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 74, Bidang Pemanfaatan

menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan sumber daya hayati;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan sumber

daya hayati;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pemanfaatan sumber daya hayati;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 76

Bidang Pemanfaatan terdiri dari:

a. Sub Bidang Pemanfaatan Hasil Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;

b. Sub Bidang Pemanfaatan Hasil Kelautan dan Perikanan.

Pasal 77

(18)

evaluasi kebijakan di bidang pemanfaatan pengembangan hasil pertanian, perkebunan dan

kehutanan;

(2) Sub Bidang Pemanfaatan Hasil Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi

kebijakan di bidang pemanfaatan hasil kelautan dan perikanan.

Pasal 78

Asisten Deputi 3/I mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan

kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang

sumber daya mineral dan energi.

Pasal 79

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Asisten Deputi 3/I menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang

sumber daya mineral dan energi;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta

pemanfaatan bidang sumber daya mineral dan energi;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang sumber daya mineral dan energi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 80

Asisten Deputi 3/I terdiri dari:

a. Bidang Analisis Potensi;

b. Bidang Pemanfaatan.

Pasal 81

Bidang Analisis Potensi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang analisis potensi sumber daya mineral dan

energi.

Pasal 82

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Bidang Analisis Potensi Sumber Daya Mineral dan Energi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan analisis potensi sumber daya mineral dan

(19)

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis sumber daya

mineral dan energi;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang analisis sumber daya mineral dan energi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 83 Bidang Analisis Potensi terdiri dari:

a. Sub Bidang Analisis dan Potensi Sumber Daya Energi;

b. Sub Bidang Analisis dan Potensi Sumber Daya Mineral.

Pasal 84

(1) Sub Bidang Analisis dan Potensi Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di

bidang analisis dan potensi sumber daya energi;

(2) Sub Bidang Analisis dan Potensi Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi

kebijakan di bidang analisis dan potensi sumber daya mineral.

Pasal 85

Bidang Pemanfaatan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfatan sumber daya mineral dan energi .

Pasal 86

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Bidang Pemanfaatan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan sumber daya mineral dan

energi;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan sumber

daya mineral dan energi;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pemanfaatan sumberdaya mineral dan energi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/I sesuai dengan bidangnya.

(20)

a. Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Energi;

b. Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Mineral.

Pasal 88

(1) Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Energi mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di

bidang pemanfaatan sumber daya energi;

(2) Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di

bidang pemanfaatan sumber daya mineral. Pasal 89

Asisten Deputi 4/I mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan

kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang lingkungan hidup.

Pasal 90

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, Asisten Deputi 4/I

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang

lingkungan hidup;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta

pemanfaatan bidang lingkungan hidup;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang lingkungan hidup;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 91

Asisten Deputi 4/I terdiri dari:

a. Bidang Pelestarian; b. Bidang Pemanfaatan.

Pasal 92

Bidang Pelestarian mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi

dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pelestariaan lingkungan hidup.

Pasal 93

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Bidang Pelestarian

(21)

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pelestarian lingkungan hidup;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pelestarian lingkungan

hidup;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pelestarian lingkungan hidup;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 4/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 94 Bidang Pelestarian terdiri dari:

a. Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Alam;

b. Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Sosial.

Pasal 95

(1) Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Alam mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang

pelestarian lingkungan alam;

(2) Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang

pelestarian lingkungan sosial.

Pasal 96

Bidang Pemanfaatan mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfatan lingkungan hidup.

Pasal 97

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bidang Pemanfaatan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan lingkungan hidup;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan lingkungan

hidup;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pemanfaatan lingkungan hidup;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 4/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 98

Bidang Pemanfaatan terdiri dari:

a. Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Alam;

(22)

Pasal 99

(1) Sub Bidang Pemanfaatan Lingkungan Alam mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang

pemanfaatan lingkungan alam;

(2) Sub Bidang Lingkungan Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi

penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang pemanfaatan lingkungan sosial.

Pasal 100

Asisten Deputi 5/I mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyiapan dan perumusan

kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, hubungan kerja dan penyusunan laporan di bidang

teknologi.

Pasal 101

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, Asisten Deputi 5/I menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan di bidang

teknologi;

b. pemantauan dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan serta

pemanfaatan bidang teknologi;

c. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program bidang teknologi; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 102 Asisten Deputi 5/I terdiri dari:

a. Bidang Analisis Kebutuhan Teknologi;

b. Bidang Pemanfaatan Teknologi.

Pasal 103

Bidang Analisis Kebutuhan Teknologi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang analisis kebutuhan teknologi.

Pasal 104

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103, Bidang Analisis Kebutuhan

Teknologi menyelenggarakan fungsi:

(23)

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang analisis kebutuhan

teknologi;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang analisis kebutuhan teknologi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 105 Bidang Analisis Kebutuhan Teknologi, terdiri dari:

a. Sub Bidang Analisis Data Kebutuhan Teknologi;

b. Sub Bidang Analisis Teknologi Tepat Guna.

Pasal 106

(1) Sub Bidang Analisis Kebutuhan Teknologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang analisis data kebutuhan teknologi;

(2) Sub Bidang Analisis Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang analisis teknologi tepat guna.

Pasal 107

Bidang Pemanfaatan Teknologi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, penyusunan,

pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kebijakan di bidang pemanfaatan teknologi.

Pasal 108

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Bidang Pemanfaatan

Teknologi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan kebijakan pemanfaatan teknologi;

b. pengumpulan dan pengolahan data penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan teknologi;

c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pemanfaatan teknologi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/I sesuai dengan bidangnya.

Pasal 109

Bidang Pemanfaatan Teknologi terdiri dari:

a. Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna;

(24)

Pasal 110

(1) Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di

bidang pemanfaatan teknologi tepat guna;

(2) Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tinggi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi penyusunan kebijakan, pemantauan, analisis dan evaluasi kebijakan di bidang pemanfaatan teknologi tinggi.

BAB V

DEPUTI II BIDANG PENINGKATAN INFRASTRUKTUR

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 111

Deputi II adalah unsur pelaksana Meneg PDT yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Meneg PDT.

Pasal 112

Deputi II mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan infrastruktur.

Pasal 113

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112, Deputi II menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan infrastruktur yang meliputi transportasi,

informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;

b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang peningkatan infrastruktur yang

meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah serta kegiatan di bidang

peningkatan infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial,

ekonomi dan energi;

d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, LPND dan lembaga lain yang terkait di bidang peningkatan

infrastruktur yang meliputi transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan

(25)

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Meneg PDT sesuai dengan bidangnya.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 114

Deputi II terdiri dari :

a. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Transportasi, selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/II;

b. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Informasi dan Telekomunikasi, selanjutnya disebut Asisten

Deputi 2/II;

c. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Sosial, selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/II; d. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Ekonomi, selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/II;

e. Asisten Deputi Urusan Infrastruktur Energi, selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/II.

Pasal 115

Asisten Deputi 1/II mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi

pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi.

Pasal 116

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115, Asisten Deputi 1/II

menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat, laut dan udara;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat, laut dan udara;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat, laut dan udara;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 117

Asisten Deputi 1/II terdiri dari:

a. Bidang Infrastruktur Transportasi Darat;

b. Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara.

Pasal 118

Bidang Infrastruktur Transportasi Darat mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di

(26)

Pasal 119

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang Infrastruktur Transportasi Darat menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi darat;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

transportasi darat;

c. pelaksanan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

transportasi darat;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 120

Bidang Infrastruktur Transportasi Darat terdiri dari : a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 121

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur transportasi darat;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur transportasi darat.

Pasal 122

Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara mempunyai tugas menyiapkan penyusunan

kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.

Pasal 123

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122, Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

transportasi laut dan udara;

(27)

Pasal 124

Bidang Infrastruktur Transportasi Laut dan Udara terdiri dari :

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 125

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.

Pasal 126

Asisten Deputi 2/II mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur informasi dan telekomunikasi.

Pasal 127

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Asisten Deputi 2/II menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi dan

telekomunikasi;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan

informasi, dan telekomunikasi;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi, dan telekomunikasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 128

Asisten Deputi 2/II terdiri dari:

a. Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi; b. Bidang Infrastruktur Telekomunikasi.

Pasal 129

Bidang Infrastuktur Pos dan Jaringan Informasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan

kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi.

Pasal 130

(28)

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

pos dan jaringan informasi;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pos dan

jaringan informasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 131

Bidang Infrastruktur Pos dan Jaringan Informasi terdiri dari :

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 132

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pos dan jaringan informasi.

Pasal 133

Bidang Infrastruktur Telekomunikasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di

bidang infrastruktur telekomunikasi.

Pasal 134

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Bidang Infrastruktur

Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

telekomunikasi;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

telekomunikasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 2/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 135

Bidang Infrastruktur Telekomunikasi terdiri dari : a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

(29)

Pasal 136

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data kebijakan di bidang infrastruktur telekomunikasi;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur telekomunikasi.

Pasal 137

Asisten Deputi 3/II mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta fasilitasi

pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur sosial.

Pasal 138

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 137, Asisten Deputi 3/II menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan

permukiman;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan

dan permukiman;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan, kesehatan dan permukiman;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 139

Asisten Deputi 3/II terdiri dari:

a. Bidang Infrastruktur Pendidikan;

b. Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman.

Pasal 140

Bidang Infrastruktur Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan.

Pasal 141

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 140, Bidang Infrastruktur

Pendidikan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pendidikan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

(30)

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

pendidikan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 142

Bidang Infrastruktur Pendidikan terdiri dari :

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 143

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pendidikan;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pendidikan.

Pasal 144

Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman mempunyai tugas menyiapkan penyusunan

kebijakan pembangunan di bidang infrastruktur kesehatan dan permukiman.

Pasal 145

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Bidang Infrastuktur

Kesehatan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur kesehatan dan permukiman;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

kesehatan dan permukiman;

c. pelaksanan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur kesehatan

dan permukiman;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 3/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 146

Bidang Infrastruktur Kesehatan dan Permukiman terdiri dari : a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 147

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

(31)

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur kesehatan dan permukiman.

Pasal 148

Asisten Deputi 4/II mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun kebijakan, koordinasi serta

fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur ekonomi.

Pasal 149

Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam pasal 148, Asisten Deputi 4/II

menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur industri dan perdagangan, dan

pertanian;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur industri dan

perdagangan, dan pertanian;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur

industri dan perdagangan, dan pertanian;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 150 Asisten Deputi 4/II terdiri dari:

a. Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan;

b. Bidang Infrastruktur Pertanian.

Pasal 151

Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan.

Pasal 152

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 151, Bidang Infrastruktur Industri

dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur industri dan perdagangan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

industri dan perdagangan;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur industri dan perdagangan;

(32)

Pasal 153

Bidang Infrastruktur Industri dan Perdagangan terdiri dari :

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 154

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur industri dan perdagangan;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur industri dan perdagangan.

Pasal 155

Bidang Infrastruktur Pertanian, mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian.

Pasal 156

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155, Bidang Infrastruktur

Pertanian menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur pertanian;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

pertanian;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

pertanian;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 4/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 157

Bidang Infrastruktur Pertanian terdiri dari :

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis; b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 158

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur pertanian;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur pertanian.

(33)

Asisten Deputi 5/II mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta

fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur energi.

Pasal 160

Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Asisten Deputi 5/II

menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang infrastruktur kelistrikan, migas dan energi alternatif;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur kelistrikan, migas dan

energi alternatif;

c. pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur

kelistrikan, migas dan energi alternatif;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 161

Asisten Deputi 5/II terdiri dari : a. Bidang Infrastruktur Kelistrikan;

b. Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif.

Pasal 162

Bidang Infrastruktur Kelistrikan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang

infrastruktur kelistrikan.

Pasal 163

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 162, Bidang Infrastruktur Kelistrikan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur kelistrikan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur kelistrikan;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

kelistrikan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 164

Bidang Infrastruktur Kelistrikan terdiri dari : a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

(34)

Pasal 165

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur kelistrikan;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

memanfaatkan data hasil analisis di bidang infrastruktur kelistrikan.

Pasal 166

Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif, mempunyai tugas menyiapkan penyusunan

kebijakan di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif.

Pasal 167

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 166, Bidang Infrastruktur Migas

dan Energi Alternatif menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif;

b. pelaksanan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur

migas dan energi alternatif;

c. pelaksanaan evaluasi hasil analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang infrastruktur migas

dan energi alternatif;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 5/II sesuai dengan bidangnya.

Pasal 168

Bidang Infrastruktur Migas dan Energi Alternatif terdiri dari : a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis;

b. Sub Bidang Evaluasi.

Pasal 169

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

identifikasi dan analisis data di bidang infrastruktur migas dan energi alternatif;

(2) Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dengan

(35)

BAB VI

DEPUTI III BIDANG PEMBINAAN EKONOMI DAN DUNIA USAHA

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 170

Deputi III adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Meneg PDT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Meneg PDT.

Pasal 171

Deputi III mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha.

Pasal 172

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 171, Deputi III menyelenggarakan

fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan investasi, pemberdayaan masyarakat di sekitar industri, usaha mikro, kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan pengembangan pariwisata;

b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang

meliputi urusan investasi, pemberdayaan masyarakat di sekitar industri, usaha mikro, kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan pengembangan pariwisata;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang

pembinaan ekonomi dan dunia usaha yang meliputi urusan investasi, pemberdayaan

masyarakat di sekitar industri, usaha mikro, kecil dan menengah serta kemitraan usaha dan

pengembangan pariwisata.

d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang teknis dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara lain, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan lembaga terkait;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Meneg PDT sesuai dengan bidangnya.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 173

(36)

2. Asisten Deputi Urusan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Industri, selanjutnya disebut Asisten

Deputi 2/III;

3. Asisten Deputi Urusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/III; 4. Asisten Deputi Urusan Kemitraan Usaha, selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/III;

5. Asisten Deputi Urusan Pengembangan Pariwisata, selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/III.

Pasal 174

Asisten Deputi 1/III mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta

fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang investasi.

Pasal 175

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 174, Asisten Deputi 1/III

menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang promosi investasi, insentif investasi dan

pembiayaan dan program pembinaan dan pengembangan investasi;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang promosi investasi, insentif investasi dan pembiayaan;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang promosi

investasi, insentif investasi dan pembiayaan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi III sesuai dengan bidangnya.

Pasal 176 Asisten Deputi 1/III terdiri dari :

a. Bidang Promosi Investasi;

b. Bidang Insentif Investasi dan Pembiayaan.

Pasal 177

Bidang Promosi Investasi mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di bidang promosi investasi.

Pasal 178

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 177, Bidang Promosi Investasi

menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang promosi dan potensi investasi;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang promosi dan

(37)

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang promosi dan potensi

investasi;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/III sesuai dengan bidangnya.

Pasal 179

Bidang Promosi Investasi terdiri dari :

a. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis Potensi; b. Sub Bidang Identifikasi dan Analisis Promosi.

Pasal 180

(1) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis Potensi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang potensi investasi;

(2) Sub Bidang Identifikasi dan Analisis Promosi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang promosi investasi.

Pasal 181

Bidang Insentif Investasi dan Pembiayaan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan kebijakan di

bidang insentif investasi dan pembiayaan.

Pasal 182

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 181, Bidang Insentif Investasi dan

pembiayaan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi dan pembiayaan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang insentif

investasi dan pembiayaan;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang insentif investasi dan

pembiayaan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi 1/III sesuai dengan bidangnya.

Pasal 183

Bidang Insentif Investasi dan Pembiayaan terdiri dari : a. Sub Bidang Insentif Fiskal dan Non Fiskal;

b. Sub Bidang Pembiayaan Investasi.

Pasal 184

(38)

(2) Sub Bidang Pembiayaan Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang pembiayaan investasi;

Pasal 185

Asisten Deputi 2/III mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan kebijakan, koordinasi serta

fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat di sekitar industri.

Pasal 186

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 185, Asisten Deputi 2/III

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyiapan kebijakan di bidang industri pertambangan, kehutanan, pertanian,

kelautan dan pengolahan dan program pembinaan dan pengembangan masyarakat di sekitar

industri;

b. koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang industri pertambangan, kehutanan,

pertanian, kelautan dan pengolahan;

c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang industri

pertambangan, kehutanan, pertanian, kelautan dan pengolahan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi III sesuai dengan bidangnya.

Pasal 187

Asisten Deputi 2/III terdiri dari :

a. Bidang Industri Pertambangan dan Kehutanan; b. Bidang Industri Pertanian, Kelautan dan Pengolahan;

Pasal 188

Bidang Industri Pertambangan dan Kehutanan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan

kebijakan di bidang industri pertambangan dan kehutanan.

Pasal 189

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 188, Bidang Industri Pertambangan dan

Kehutanan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang industri pertambangan daan kehutanan;

b. pelaksanaan identifikasi dan analisis data untuk penyusunan kebijakan di bidang industri

pertambangan dan kehutanan;

c. pelaksanaan evaluasi, analisis untuk penyusunan kebijakan di bidang industri pertambangan

dan kehutanan;

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Bisnis dan Kewirausahaan Syariah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rekomendasi, penyiapan, perumusan dan pelaksanaan koordinasi, serta pelaksanaan pemantauan

Seksi Administrasi Perizinan Bidang Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi

Apa yang dimaksud undang-undang dengan penahanan? Hal tersebut dapat dilihat dari penjelasan yang diberikan Pasal 1 butir 21 KUHAP, yang menerangkan: “penahanan adalah

Pendiri dan tim manajemen memiliki pengalaman panjang dan jaringan yang luas dalam lanskap investasi di Indonesia yang memberikan peluang bisnis yang mungkin tidak dimiliki

Berdasarkan Pasal 253 ayat (1) huruf a yang menerangkan bahwa pemeriksaan ditingkat Kasasi dengan alasan judex facti tidak menerapkan peraturan hukum itu dengan

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat seberapa seberapa kuat pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi

Pengukuran debit air yang akan dilakukan adalah dengan menam- pung jumlah aliran yang keluar dari pipa sehingga akan diketahui jumlah air yang ke- luar tiap detiknya, kedua

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 5 Banjarmasin dan beberapa siswa di kelas yang akan dilakukan penetian dapat diperoleh